Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen
Tatap Muka
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi.
Perencanaan bahan baku meliputi semua anggaran yang berhubungan dan merencanakan
secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan baku ataupun suku cadang untuk
proses produksi selama periode yang akan datang. Perencanaan bahan baku secara umum
membutuhkan keempat sub anggaran beikut:
a) Anggaran kebutuhan bahan baku
b) Anggaran pembelian bahan baku
c) Anggaran persediaan bahan baku
d) Anggaran bahan baku yang digunakan untuk produksi
Kebutuhan Bahan Baku = Unit Produksi x SUR (Standar Pemakaian Bahan baku/unit)
Contoh:
Untuk 1unit barang A diperlukan SUR 2 kg bahan baku X, berarti untuk membuat 1 unit
barang A diperlukan 2 kg bahan baku X
Berdasarkan data tersebut diminta menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Baku pada
Tahun 2A11 secara terinci
Penyelesaian Kasus:
Formula:
Kebutuhan Bahan Baku xxx
Persediaan akhir bahan bakuxxx +
Jumlah kebutuhan sementara xxx
Persediaan Awal bahan baku xxx -
Unit bahan Baku yang Dibeli xxx
Pembelian Bahan Baku = Unit Beli Bahan Baku x Harga Beli per unit
Triwulan 1 5.000
Triwulan 2 6.500
Triwulan 3 5.000
Triwulan 4 6.000
b. Standar pemakaian bahan mentah per unit, harga bahan baku dan persediaan awal
masing-masing bahan baku
c. Rencana persediaan akhir bahan baku perusahaan untuk setiap triwulan tahun 2A11
Penyelesaian Kasus:
Anggaran ini menentukan tingkat persediaan bahan baku dan suku cadang yang
direncanakan dalam bentuk biaya dan jumlahnya. Selisih jumlah unit antara kebutuhan
bahan baku dengan pembelian bahan baku ditunjukkan sebagai peningkatan atau
penurunan anggaran persediaan anggaran bahan baku.
Formula:
Nilai bahan baku = unit persediaan bahan baku x harga bahan baku
Penyelesaian kasus:
PT MITRA GARMENT
Anggaran Persediaan Bahan Baku “Kulit Super”
Tahun 2A11
BULAN Jumlah (m) Harga (Rp/m) Jumlah (Rp/m)
Januari 1.500 Rp.60.000,- 90 jt
Februari 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Maret 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
April 1.800 Rp.60.000,- 108 jt
Mei 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Juni 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Juli 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Agustus 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
September 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Oktober 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Nopember 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Desember 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Persediaan Akhir 1.000 Rp.60.000,- 60 jt
Anggaran ini menentukan biaya yang direncanakan untuk bahan baku dan suku cadang
yang akan dipakai dalam proses produksi. Jika dalam anggaran kebutuhan bahan baku
merencanakan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi, maka dalam
anggaran biaya bahan baku merencanakan jumlah biaya bahan baku yang diperlukan
untuk produksi. Anggaran ini dapat diartikan sebagai rencana tentang besarya biaya
bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi di masa yang akan datang.
Formula:
Biayan bahan baku = unit kebutuhan bahan baku x harga bahan baku/unit
Berdasarkan data tersebut diminta menyusun anggaran biaya bahan baku yang habis
dipakai tahun 2A11
PENYELESAIAN KASUS:
PT MITRA GARMENT
ANGGARAN BIAYA BAHAN MENTAH YANG HABIS DIPAKAI
TAHUN 2A11
PERIODE Kebutuhan bahan baku Harga bahan baku/unit Biaya bahan baku
(m) (Rp/u) (Rp)
Januari 500 m Rp100.000,- Rp50 jt
Februari 500 m Rp100.000,- Rp50 jt
Maret 800 m Rp100.000,- Rp80 jt
TW1 1.800 m Rp100.000,- Rp180 jt
TW2 2.200 m Rp100.000,- Rp220 jt
TW3 2.000 m Rp100.000,- Rp200 jt
Total 7.800 m Rp780 jt
Kesimpulan
Anggaran Bahan Baku merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang pembelian- pembelian bahan mentah selama periode yang akan datang, yang
berguna secara khusus sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya bahan mentah,
penyusunan budget utang dan budget kas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran pembelian bahan mentah
ialah:
1. Anggaran unit kebutuhan bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas)
dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang dibutuhkan dari waktu ke waktu selama
periode yang akan datang.
2. Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan pada setiap melakukan
pembelian bahan mentah (set up cost). Bila setiap kali melakukan pembelian bahan
mentah, biayanya terlalu besar, akan mendorong perusahaan untuk tidak sering
melakukan transaksi pembelian bahan mentah, begitu juga sebaliknya sehingga
perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil.
3. Biaya yang dianggap oleh perusahaan sehubungan penyimpanan barang di gudang.
Bila biaya-biaya dan resiko penyimpanan yang harus ditanggung cukup mahal maka
akan mendorong perusahaan untuk mempunyai persediaan bahan mentah dalam
jumlah yang kecil dan apabila biayanya kecil akan mendorong perusahaan
melakukan penyimpanan dalam jumlah yang besar.
4. Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu yang akan datang. Bila ada
kecendrungan harga bahan mentah naik akan mendorong perusahaan melakukan
pembelian dalam jumlah yang besar dan bila harga cenderung murah maka
perusahaan akan mengurangi pembelian.
5. Tersedianya bahan mentah di pasar. Bilamana bahan mentah tidak selalu tersedia
dalam jumlah yang tidak banyak di pasar maka cenderung akan mendorong
pembelian yang besar, dan jika persediaan bahan mentah sedikit maka perusahaan
akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil
6. Modal kerja yang tersedia. Bilamana perusahaan mempunyai modal yang cukup
akan memberikan kemungkinan untuk melakukan pembelian-pembelian bahan
mentah dalam jumlah yang sangat besar, begitu juga sebaliknya.
7. Kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan bahan mentah (inventory policy).
Bila persediaan bahan mentah yang ditetapkan oleh perusahaan besar akan
mendorong pembelian bahan mentah juga dalam jumlah yang besar.
Kebijaksanaan di bidang persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh beberapa faktor
pertimbangan:
1. Fluktuasi Produksi
2. Fasilitas tempat penyimpanan
3. Biaya-biaya yang timbul selama masa penyimpanan
4. Tingkat perputaran persediaan bahan mentah
5. Lamanya lead time (waktu tunggu)
6. Modal kerja
Welsch,Hilton, Gordon (2000). Anggaran, Perencanaan & Pengendalian Laba, Buku 1 -
2 Edisi I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Gunawan Adisaputra dkk (1990). Anggaran Perusahaan, Buku 1-2 , Pener. BPFE
Yogyakarta