Anda di halaman 1dari 10

PENGANGGARAN

ANGGARAN BAHAN BAKU

Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen

Tatap Muka

Kode Matakuliah : 11243303


Disusun oleh : Ika Puji Saputri, SE., MM
ANGGARAN BAHAN BAKU

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi.
Perencanaan bahan baku meliputi semua anggaran yang berhubungan dan merencanakan
secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan baku ataupun suku cadang untuk
proses produksi selama periode yang akan datang. Perencanaan bahan baku secara umum
membutuhkan keempat sub anggaran beikut:
a) Anggaran kebutuhan bahan baku
b) Anggaran pembelian bahan baku
c) Anggaran persediaan bahan baku
d) Anggaran bahan baku yang digunakan untuk produksi

1. Anggaran kebutuhan bahan baku


Anggaran ini merencanakan secara terperinci tentang jumlah unit bahan baku yang
dibutuhkan untuk diproduksi selama periode yang akan datang. Anggaran in harus
menentukan jumlah tiap bahan baku menurut waktu, produk dan pusat tanggung jawab.
Untuk menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Baku digunakan formula berikut:

Kebutuhan Bahan Baku = Unit Produksi x SUR (Standar Pemakaian Bahan baku/unit)
Contoh:
Untuk 1unit barang A diperlukan SUR 2 kg bahan baku X, berarti untuk membuat 1 unit
barang A diperlukan 2 kg bahan baku X

Contoh kasus Penyusunan Anggaran Kebutuhan Bahan Baku


Berikut ini adalah data “MITRA GARMENT” pad atahun 2A11. Perusahaan selama 2
tahun terakhir memproduksi 2 macam produk, yakni jas dan kemeja, dan selama tahun
tersebut perusahaan merencanakan akan memproduksi 600 unit jas dan 900 kemeja.

Secara rinci produksi tiap triwulan adalah sebagai berikut:


Triwulan Jas Kemeja
TW 1 (20%) 120 unit 160 unit
TW2 (30%) 180 unit 270 unit
TW3 (25%) 150 unit 225 unit
TW4 (25%) 150 unit 225 unit

Standar pemakaian bahan baku:


Jenis Produk SUR
Kain Motif Kain Polos
Jas 2m 3m
Kemeja 1m 2m

Berdasarkan data tersebut diminta menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Baku pada
Tahun 2A11 secara terinci

Penyelesaian Kasus:

Perusahaan MITRA GARMENT


Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Tahun 2A11
Keteranga Kain motif Kain Polos
n
Produksi SUR Kebutuhan produksi SUR Kebutuhan
Jas
Triwulan 1 120 unit 2 m/u 240 m 120 unit 3 m/u 360 m
Triwulan 2 180 unit 2 m/u 360 m 180 unit 3 m/u 540 m
Triwulan 3 150 unit 2 m/u 300 m 150 unit 3 m/u 450 m
Triwulan 4 150 unit 2 m/u 300 m 150 unit 3 m/u 450 m
Total 600 unit 2 m/u 1.200 m 600 unit 3 m/u 1.800 m
Kemeja
Triwulan 1 160 unit 1 m/u 160 m 160 unit 2 m/u 360 m
Triwulan 2 270 unit 1 m/u 270 m 270 unit 2 m/u 540 m
Triwulan 3 225 unit 1 m/u 225 m 225 unit 2 m/u 450 m
Triwulan 4 225 unit 1 m/u 225 m 225 unit 2 m/u 450 m
Total 900 unit 900 m 900 unit 2 m/u 1.800 m
Jumlah 2.100 m 3.600 m

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku


Anggaran pembelian bahan baku ini menentukan jumlah yang direncanakan untuk
bahan baku yang dibeli, biaya yang diperkirakan dan tanggal waktu pengiriman.
Anggaran ini dapat diartikan sebagai rencana kuantitas (jumlah) bahan baku yang harus
dibeli oleh perusahaan dalam periode mandating.

Formula:
Kebutuhan Bahan Baku xxx
Persediaan akhir bahan bakuxxx +
Jumlah kebutuhan sementara xxx
Persediaan Awal bahan baku xxx -
Unit bahan Baku yang Dibeli xxx

Pembelian Bahan Baku = Unit Beli Bahan Baku x Harga Beli per unit

Contoh kasus penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Baku


PT MITRA GARMENT adalah sebuah perusahaan yang memproduksi dan menjual jaket
kulit yang menggunakan dua macam bahan baku yakni kain satin dan kulit. Pada saat ini
pimpinan perusahaan mulai menyusun rencana pembelian bahan baku untuk tahun 2A11.
Sebagian dari rencana yang telah disusun:
a. Rencana Produksi

Periode Produksi (unit)

Triwulan 1 5.000

Triwulan 2 6.500

Triwulan 3 5.000

Triwulan 4 6.000
b. Standar pemakaian bahan mentah per unit, harga bahan baku dan persediaan awal
masing-masing bahan baku

Jenis kain SUR (m) Harga / unit (Rp/u) Persediaan Awal


(m)
Kain satin 3 20.000 1.000
Kulit 2 50.000 2.000

c. Rencana persediaan akhir bahan baku perusahaan untuk setiap triwulan tahun 2A11

Periode Kain satin (m) Kulit (m)


Triwulan 1 2.000 1.500
Triwulan 2 1.500 3.000
Triwulan 3 3.000 5.000
Triwulan 4 4.000 4.000
Berdasarkan data di atas diminta menyusun anggaran pembelian untuk kedua bahan baku
tersebut selama tahun 2A11 secara terperinci

Penyelesaian Kasus:

PT. MITRA GARMENT


Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Periode 2A11
Periode Unit Kain Satin Kulit
Produksi SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan
Triwulan 1 5.000 unit 3 m/u 15.000 m 2 m/u 10.000 m
Triwulan 2 6.500 unit 3 m/u 19.500 m 2 m/u 13.000 m
Triwulan 3 5.000 unit 3 m/u 15.000 m 2 m/u 10.000 m
Triwulan 4 6.000 unit 3 m/u 18.000 m 2 m/u 12.000 m
Total 22.500 unit 67.500 m 45.000 m

PT. MITRA GARMENT


Anggaran Kebutuhan Bahan Baku “kain Satin”
Periode 2A11
Periode Kebutu Persediaa Kebutuha Persediaa Pembelian
han n Akhir n n Awal Unit (m) Harga Jml Rp
bahan (m) (m) (Rp/m)
baku Sementar
(m) a (m)
Triwulan 1 15.000 2.000 17.000 1.000 16.000 20.000 320jt
Triwulan 2 19.500 1.500 21.000 2.000 19.000 20.000 380jt
Triwulan 3 15.000 3.000 18.000 1.500 16.500 20.000 330jt
Triwulan 4 18.000 4.000 22.000 3.000 19.000 20.000 380jt
Total 67.500 78.000 70.500 1.410jt

PT. MITRA GARMENT


Anggaran Kebutuhan Bahan Baku “Kulit”
Periode 2A11
Periode Kebutu Persediaa Kebutuha Persediaa Pembelian
han n Akhir n n Awal Unit (m) Harga Jml Rp
bahan (m) Sementar (m) (Rp/m)
baku a (m)
(m)
Triwulan 1 10.000 1.500 11.500 2.000 9.500 50.000 475jt
Triwulan 2 13.000 3.000 16.000 1.500 14.500 50.000 725jt
Triwulan 3 10.000 5.000 15.000 3.000 12.000 50.000 600jt
Triwulan 4 12.000 4.000 16.000 5.000 11.000 50.000 550jt
Total 45.000 58.500 47.000 2.350jt

3. Anggaran Persediaan Bahan Baku

Anggaran ini menentukan tingkat persediaan bahan baku dan suku cadang yang
direncanakan dalam bentuk biaya dan jumlahnya. Selisih jumlah unit antara kebutuhan
bahan baku dengan pembelian bahan baku ditunjukkan sebagai peningkatan atau
penurunan anggaran persediaan anggaran bahan baku.
Formula:
Nilai bahan baku = unit persediaan bahan baku x harga bahan baku

Contoh kasus Penyusunan Anggaran Persediaan Bahan Baku


PT MITRA GARMENT pada awal tahun 2A11 memiliki persediaan 1.000 m dan harga
bahan baku stabil selama tahun tersebut sebesar Rp.60.000/m.

Diketahui Persediaan akhir sebagai berikut:


Bulan Jumlah (m) Bulan jumlah (m)
Januari 1.500 Juli 2.000
Februari 2.000 Agustus 2.000
Maret 2.000 September 2.000
April 1.800 Oktober 2.000
Mei 2.000 Nopember 2.000
Juni 2.000 Desember 1.000

Penyelesaian kasus:
PT MITRA GARMENT
Anggaran Persediaan Bahan Baku “Kulit Super”
Tahun 2A11
BULAN Jumlah (m) Harga (Rp/m) Jumlah (Rp/m)
Januari 1.500 Rp.60.000,- 90 jt
Februari 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Maret 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
April 1.800 Rp.60.000,- 108 jt
Mei 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Juni 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Juli 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Agustus 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
September 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Oktober 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Nopember 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Desember 2.000 Rp.60.000,- 120 jt
Persediaan Akhir 1.000 Rp.60.000,- 60 jt

4. Anggaran Biaya Bahan Baku yang habis untuk di produksi

Anggaran ini menentukan biaya yang direncanakan untuk bahan baku dan suku cadang
yang akan dipakai dalam proses produksi. Jika dalam anggaran kebutuhan bahan baku
merencanakan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi, maka dalam
anggaran biaya bahan baku merencanakan jumlah biaya bahan baku yang diperlukan
untuk produksi. Anggaran ini dapat diartikan sebagai rencana tentang besarya biaya
bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi di masa yang akan datang.
Formula:
Biayan bahan baku = unit kebutuhan bahan baku x harga bahan baku/unit

Contoh kasus penyusunan anggaran biaya bahan baku


PT MITRA GARMENT memproduksi Kemeja Sutra, untuk keperluan pengolahan produk
diperlukan bahan baku berupa kain sutera dengan SUR 2 m dengan harga beli bahan baku
seharga Rp.100.000/m
Diketahui rencana produksi tahun 2A11 sebagai berikut:
Periode Jumlah (m)
Januari 250
Februari 250
Maret 400
Triwulan 1 900
Triwulan 2 1.100
Triwulan 3 1.00

Berdasarkan data tersebut diminta menyusun anggaran biaya bahan baku yang habis
dipakai tahun 2A11

PENYELESAIAN KASUS:
PT MITRA GARMENT
ANGGARAN BIAYA BAHAN MENTAH YANG HABIS DIPAKAI
TAHUN 2A11
PERIODE Kebutuhan bahan baku Harga bahan baku/unit Biaya bahan baku
(m) (Rp/u) (Rp)
Januari 500 m Rp100.000,- Rp50 jt
Februari 500 m Rp100.000,- Rp50 jt
Maret 800 m Rp100.000,- Rp80 jt
TW1 1.800 m Rp100.000,- Rp180 jt
TW2 2.200 m Rp100.000,- Rp220 jt
TW3 2.000 m Rp100.000,- Rp200 jt
Total 7.800 m Rp780 jt

Kesimpulan

Anggaran Bahan Baku merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang pembelian- pembelian bahan mentah selama periode yang akan datang, yang
berguna secara khusus sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya bahan mentah,
penyusunan budget utang dan budget kas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran pembelian bahan mentah
ialah:
1. Anggaran unit kebutuhan bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas)
dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang dibutuhkan dari waktu ke waktu selama
periode yang akan datang.
2. Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan pada setiap melakukan
pembelian bahan mentah (set up cost). Bila setiap kali melakukan pembelian bahan
mentah, biayanya terlalu besar, akan mendorong perusahaan untuk tidak sering
melakukan transaksi pembelian bahan mentah, begitu juga sebaliknya sehingga
perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil.
3. Biaya yang dianggap oleh perusahaan sehubungan penyimpanan barang di gudang.
Bila biaya-biaya dan resiko penyimpanan yang harus ditanggung cukup mahal maka
akan mendorong perusahaan untuk mempunyai persediaan bahan mentah dalam
jumlah yang kecil dan apabila biayanya kecil akan mendorong perusahaan
melakukan penyimpanan dalam jumlah yang besar.
4. Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu yang akan datang. Bila ada
kecendrungan harga bahan mentah naik akan mendorong perusahaan melakukan
pembelian dalam jumlah yang besar dan bila harga cenderung murah maka
perusahaan akan mengurangi pembelian.
5. Tersedianya bahan mentah di pasar. Bilamana bahan mentah tidak selalu tersedia
dalam jumlah yang tidak banyak di pasar maka cenderung akan mendorong
pembelian yang besar, dan jika persediaan bahan mentah sedikit maka perusahaan
akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil
6. Modal kerja yang tersedia. Bilamana perusahaan mempunyai modal yang cukup
akan memberikan kemungkinan untuk melakukan pembelian-pembelian bahan
mentah dalam jumlah yang sangat besar, begitu juga sebaliknya.
7. Kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan bahan mentah (inventory policy).
Bila persediaan bahan mentah yang ditetapkan oleh perusahaan besar akan
mendorong pembelian bahan mentah juga dalam jumlah yang besar.
Kebijaksanaan di bidang persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh beberapa faktor
pertimbangan:
1. Fluktuasi Produksi
2. Fasilitas tempat penyimpanan
3. Biaya-biaya yang timbul selama masa penyimpanan
4. Tingkat perputaran persediaan bahan mentah
5. Lamanya lead time (waktu tunggu)
6. Modal kerja
Welsch,Hilton, Gordon (2000). Anggaran, Perencanaan & Pengendalian Laba, Buku 1 -
2 Edisi I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Supriyanto.Y (1995). Anggaran Perusahaan, Perencanaan & Pengendalian Laba Edisi


I, Penerbit STIE YKPN Yogyakarta

Nafarin,M (2000). Penganggaran Perusahaan Edisi I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Gunawan Adisaputra dkk (1990). Anggaran Perusahaan, Buku 1-2 , Pener. BPFE
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai