MEKANIKA FLUDA
3 SKS
Sifat-sifat Zat Cair :
Rapat Massa (density), Viskositas, Kemampatan
(compressibility), Tegangan permukaan (surface tension),
Kapilaritas (capillarity), Tekanan Uap
2.1. Pendahuluan
Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinyu
apabila mengalami geseran atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser
sekecil apapun. Semua fluida nyata (gas dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus
yang dapat diketahui, antara lain: rapat massa (density), kekentalan (viscosity),
kemampatan (compressibility), tegangan permukaan (surface tension), dan
kapilaritas (capillarity). Beberapa sifat fluida pada kenyataannya merupakan
kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh kekentalan kinematik
melibatkan kekentalan dinamik dan rapat massa.
Sejauh yang kita ketahui, fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul-
molekul dengan jarak pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair.
Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak
bebas terhadap satu sama lain.
m
(1)
v
Dimana:
m = massa (kg)
V = volume (m3)
Catatan :
• Fluida dapat berbeda dan sangat bervariasi dalam kepadatannya
• Kepadatan cairan tidak berubah banyak pada tekanan dan temperatur
• Kepadatan gas bisa bervariasi pada tekanan dan temperatur
3
• Kerapatan air pada 4 ° C pada tekanan atamosfir (patm): 1000 kg/m
• Kepadatan udara pada 4 ° C: 1.20 kg/m3
1
Volume Specifik ; (2.2.)
Sedangkan Berat jenis (γ) spesific weight adalah berat benda persatuan
2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
volume pada temperatur dan tekanan tertentu, dan berat suatu benda
adalah hasil kali antara rapat massa (ρ) dan percepatan gravitasi (g).
g (2.3)
Catatan :
• Merupakan ciri berat sistem fluida
• Berat Spesifik air pada 4° C : 9.80 kN/m3
• Berat spesifik udara pada 4° C : 11.9 N/m3
Rapat relatif (s) atau specific gravity adalah perbandingan antara rapat
massa suatu zat (ρ) dengan rapat massa air (ρair), atau perbandingan
antara berat jenis suatu zat (γ) dengan berat jenis air (γair).
SG
Atau SG (2.4)
H 2O H 2O
Karena pengaruh temperatur dan tekanan pada rapat massa zat cair
sangat kecil, maka dapat diabaikan sehingga rapat massa zat cair dapat
dianggap tetap.
τ = Tegangan geser
μ = Viskositas dinamik
U
= perubahan sudut atau kecepatan sudut dari garis
t
F U
Jika tegangan geser (τ) : ; maka :
A t
du
Jadi besar tegangan geser yang ditimbulkan adalah : 2.7
dy
Dimana adalah viskositas absolut atau viskositas fluida dinamika, u adalah
kecepatan fluida dan y adalah koordinat vertical terlihat pada gambar 2.3 berikut.
Modulus
Temp Kerapatan Viscositas dinamis Viscositas kinematis Tegangan Tinggi tekanan
elastisitas
oC permukaan uap p /γ (m)
ρ (kg/m3) μ (m2/det) υ (m2/det) τ (N/m) u K
(N/m2)
0 999,87 1,787x10-3 1,787x10-6 0,0757 0.06 1,98x109
1 999,93 1,728 x10-3 1,728 x10-6 0,0755
2 999,97 1,671 x10-3 1,671 x10-6 0,0753
3 999,99 1,618 x10-3 1,618 x10-6 0,751
4 1000 1,567 x10-3 1,567 x10-6 0,0749
0.
5 999,99 1,519 x10-3 1,159 x10-6 0,0748 2,03x109
0
6 999,97 1,472 x10-3 1,472 x10-6 0,0747 9
8 999,88 1,386 x10-3 1,386 x10-6 0,0745
0.
10 999,73 1,307 x10-3 1,307 x10-6 0,0742 2,09x109
1
12 999,52 1,234 x10-3 1,235 x10-6 0,0740 2
Pengukuran Viskositas.
Pengukuran kekentalan atau viskositas secara sederhana dapat dilakukan
dengan menggunakan capiler viscometer tube yaitu suatu cara mengukur
kekentalan atau viskositas fluida/zat cair. Angka kekentalan atau viskositas
bervariasi antar fluida dan tergantung pada suhu.
Dengan demikian maka untuk cairan ini grafik hubungan antara tegangan geser
dan gradient kecepatan merupakan garis lurus yang melalui titik pusat salib
sumbu seperti pada gambar 2.5. Kemiringan garis tersebut menunjukkan
besarnya viskositas.
2.10
dimana :
K = modulus elastisitas
dp = penambahan tekanan
dV = pengurangan volume
V = volume awal
Tanda (-) di dalam persamaan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan
tekanan mengurangi volume. Karena dV/V tidak berdimensi maka : K dinyatakan
dalam satuan dari tekanan p atau gaya tiap satuan luas. Apabila yang
dipertimbangkan adalah satuan massa cairan maka modulus elastisitas K dapat
dinyatakan dalam persamaan :
2.11
Seperti ditunjukan pada gambar, sebuah titik embun yang muncul pada daun
tanaman membentuk bola yang cenderung menyusut karena tegangan permukaan.
2.12
2.13
dimana:
p = tekanan, dalam(N/m2)
σ = tegangan permukaan dalam (N/m2)
d = diameter tetesan dalam (m)
2.14
2.15
dimana:
h = tinggi kenaikan kapilaritas (m)
σ = tegangan permukaan (N/m2)
ρ = kerapatan cairan (kg/m3)
g = gaya gravitasi (m/det2)
d = diameter pipa kapilar (m)
θ = sudut antara tegangan permukaan dan dinding pipa vertikal
2.16
Dimana : P adalah tekanan dan ρ = densitas
Bagaimana mengukur tekanan kompressi pada volume/kerapatan
yang tetap
Unit dari modulus bulk adalah N/m2 (Pa) atau lb/inc2 (psi)
Besar nilai dari modulus bulk menunjukan tekanan tak
mampumampat
Tekanan tak mampu mampat menunjukan besar yang diperlukan
menekan volume sedikit
2.17
Pada proses isentropik (tidak ada gesekan dan tidak ada perubahan panas.
2.18
2.19
Tekanan atmosfer menahan kolom cairan didalam pipa, tetapi apabila pipa ditarik
lebih tinggi, tekanan diujung atas pipa menurun sampai dibawah tekanan uap.
Dalam hal ini cairan akan melepaskan diri dari ujung pipa. Dengan tekanan pada
permukaan dasar pipa sama dengan tekanan atmosfir, keseimbangan gaya dapat
digunakan untuk menunjukkan hubungan antara tekanan uap, tekanan atmosfer
dan panjang dari kolom cairan :
dimana :
Pu = tekanan uap dalam Pa (Pascal)
Patm = tekanan atmosfer
A = luas penampang pipa
γ = berat jenis cairan
Tekanan uap jenuh cairan pada temperatur 20 oC ditunjukkan di dalam tabel (2.2)
dan untuk air pada temperatur berbeda ditunjukkan di dalam tabel (2.3).