Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN - 2

MEKANIKA FLUDA
3 SKS
Sifat-sifat Zat Cair :
Rapat Massa (density), Viskositas, Kemampatan
(compressibility), Tegangan permukaan (surface tension),
Kapilaritas (capillarity), Tekanan Uap

Fakultas : Teknik E-learing Kode Mata Kuliah : W5119002

Program Studi : Teknik Mesin


ABSTRAK 02 Disusun Oleh
TUJUAN : Ir. Komarudin, MT.
Semua fluida nyata (gas dan zat cair) Tujuannya Mahasiswa diharapkan
memiliki sifat-sifat khusus yang dapat dapat merencanakan suatu
diketahui, antara lain: rapat massa bangunan air berdasarkan
(density), kekentalan (viscosity), konsep mekanika fluida, teori
kemampatan (compressibility), tegang hidrostatika dan hidrodinamika.
an permukaan (surface tension), dan
kapilaritas (capillarity). Beberapa sifat
fluida pada kenyataannya merupakan
kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya.
Sebagai contoh kekentalan kinematik
melibatkan kekentalan dinamik dan
rapat massa.

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
PEMBAHASAN
2. Sifat-Sifat Zat Cair

2.1. Pendahuluan
Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinyu
apabila mengalami geseran atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser
sekecil apapun. Semua fluida nyata (gas dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus
yang dapat diketahui, antara lain: rapat massa (density), kekentalan (viscosity),
kemampatan (compressibility), tegangan permukaan (surface tension), dan
kapilaritas (capillarity). Beberapa sifat fluida pada kenyataannya merupakan
kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh kekentalan kinematik
melibatkan kekentalan dinamik dan rapat massa.
Sejauh yang kita ketahui, fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul-
molekul dengan jarak pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair.
Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak
bebas terhadap satu sama lain.

2.2. Rapat Massa (density) dan Berat Jenis (specific weight)


Rapat massa (ρ) adalah ukuran konsentrasi massa zat cair dan dinyatakan
dalam bentuk massa (m) persatuan volume (V).

m
 (1)
v
Dimana:
m = massa (kg)
V = volume (m3)

Catatan :
• Fluida dapat berbeda dan sangat bervariasi dalam kepadatannya
• Kepadatan cairan tidak berubah banyak pada tekanan dan temperatur
• Kepadatan gas bisa bervariasi pada tekanan dan temperatur
3
• Kerapatan air pada 4 ° C pada tekanan atamosfir (patm): 1000 kg/m
• Kepadatan udara pada 4 ° C: 1.20 kg/m3
1
Volume Specifik ;  (2.2.)

Sedangkan Berat jenis (γ) spesific weight adalah berat benda persatuan
2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
volume pada temperatur dan tekanan tertentu, dan berat suatu benda
adalah hasil kali antara rapat massa (ρ) dan percepatan gravitasi (g).
  g (2.3)

g = percepatan grafitasi local, 9.807 m/s2

Catatan :
• Merupakan ciri berat sistem fluida
• Berat Spesifik air pada 4° C : 9.80 kN/m3
• Berat spesifik udara pada 4° C : 11.9 N/m3

Rapat relatif (s) atau specific gravity adalah perbandingan antara rapat
massa suatu zat (ρ) dengan rapat massa air (ρair), atau perbandingan
antara berat jenis suatu zat (γ) dengan berat jenis air (γair).

SG 
 
Atau SG  (2.4)
 H 2O  H 2O
Karena pengaruh temperatur dan tekanan pada rapat massa zat cair
sangat kecil, maka dapat diabaikan sehingga rapat massa zat cair dapat
dianggap tetap.

2.3. Kekentalan (viscosity)


Kekentalan adalah sifat dari zat cair yang menentukan besarnya perlawanan
terhadap gaya atau tegangan geser (τ) yang terjadi terutama karena adanya
interaksi antara molekul-molekul cairan pada waktu bergerak atau mengalir.
Kekentalan disebabkan adanya kohesi antara partikel zat cair sehingga
menyebabkan adanya tegangan geser antara molekul-molekul yang bergerak.

Gambar 2.1. Prilaku zat cair terhadap gaya/tegangan akibat pengaruh


kekentalan
Dalam Hukum Newton menyatakan bahwa untuk iaju perubahan bentuk sudut
fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
Besar tegangan geser pada sutu bidang/permukaan fluida :

 2.5.
t

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
Gambar 2.2. Tegangan gesar yang menimbulkan regangan geser dalam
fluida
Jika besaran lain konstan, maka besar gaya geser menjadi :
AU
F  2.6
t
dimana :

τ = Tegangan geser
μ = Viskositas dinamik
U
= perubahan sudut atau kecepatan sudut dari garis
t
F U
Jika tegangan geser (τ) :   ; maka :  
A t
du
Jadi besar tegangan geser yang ditimbulkan adalah :   2.7
dy
Dimana  adalah viskositas absolut atau viskositas fluida dinamika, u adalah
kecepatan fluida dan y adalah koordinat vertical terlihat pada gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3 Grafik Viskositas Vs Suhu


Zat cair ideal tidak memiliki kekentalan. Kekentalan zat cair dapat
dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan dinamik (µ) atau kekentalan absolute
dan kekentalan kinematis (ν).

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
Dalam beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan dinamik
dihubungkan dengan kekentalan kinematik (ν) yaitu perbandingan antara
viskositas dinamik atau kekentalan absolut dengan massa jenis atau kerapatan
massa,
μ
ν 2.8
ρ
Satuan Viskositas dinamik (µ) dlm SI, yaitu Newton sekon permeter kwadrat
(N.s/m2) atau (kg/ms), Satuan Viskositas dalam BG yaitu (1 lb s/ft 2) atau (1 slug
/ft s).
Satuan yang lazim dalam satuan cgs, yang dinamakan poise (P) adalah (1 dyne
s/cm2) atau (1 g/cm. s). Satuan SI tersebut 10 kali Iebih besar dari pada satuan
poise.
Sedangkan Satuan SI untuk viskositas kinematik (ν) adalah 1 m2/s, dan dalam
satuan BG/USC adalah ft2/s, serta dalam satuan cgs dinamakan stoke (St),
adalah 1 cm2/s.
Viskositas kinematis dari cairan sangat dipengaruhi oleh temperatur, pada
temperatur yang tinggi kekentalan kenematik zat cair akan relatif kecil dan
dapat diabaikan, demikian pula dengan viskositas dinamik. Oleh karena itu
harga-harga viskositas dinamik dan viskositas kinematis temperatur dapat
dinyatakan dalam bentuk grafik atau dalam bentuk tabel (2.1) berikut.
Tabel 2.1 Sifat-sifatAir

Modulus
Temp Kerapatan Viscositas dinamis Viscositas kinematis Tegangan Tinggi tekanan
elastisitas
oC permukaan uap p /γ (m)
ρ (kg/m3) μ (m2/det) υ (m2/det) τ (N/m) u K
(N/m2)
0 999,87 1,787x10-3 1,787x10-6 0,0757 0.06 1,98x109
1 999,93 1,728 x10-3 1,728 x10-6 0,0755
2 999,97 1,671 x10-3 1,671 x10-6 0,0753
3 999,99 1,618 x10-3 1,618 x10-6 0,751
4 1000 1,567 x10-3 1,567 x10-6 0,0749
0.
5 999,99 1,519 x10-3 1,159 x10-6 0,0748 2,03x109
0
6 999,97 1,472 x10-3 1,472 x10-6 0,0747 9
8 999,88 1,386 x10-3 1,386 x10-6 0,0745
0.
10 999,73 1,307 x10-3 1,307 x10-6 0,0742 2,09x109
1
12 999,52 1,234 x10-3 1,235 x10-6 0,0740 2

14 999,27 1,168 x10-3 1,169 x10-6 0,0737 2,14x109


16 998,97 1,108 x10-3 1,109 x10-6 0,0734
18 998,62 1,052 x10-3 1,052 x10-6 0,0730

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
20 998,23 1,000 x10-3 1,002 x10-6 0,0728 0.25 2,19x109
25 997,08 0,887 x10-3 0,890 x10-6 0,0720 0.33
30 995,68 0,795 x10-3 0,798 x10-6 0,0712 0.44 2,25x109
35 994,06 0,715 x10-3 0,719 x10-6 0,0704 0.58 35
40 992,25 0,648 x10-3 0,653 x10-6 0,0696 0.76 2,26x109
45 990,25 0,590 x10-3 0,596 x10-6 0,0689 0.98
50 988,07 0,540 x10-3 0,547 x10-6 0,0680 1.26 2,26 x109
60 983,24 0,459 x10-3 0,467 x10-6 0,0661 2.03 2,25 x109
70 977,81 0,395 x10-3 0,404 x10-6 0,0643 3.20 2,22 x109
80 971,83 0,345 x10-3 0,355 x10-6 0,0626 4.86 2,17 x109
90 965,34 0,304 x10-3 0,315 x10-6 0,0607 7.18
100 958,38 0,270 x10-3 0,282 x10-6 0,0589 10.33

Pengukuran Viskositas.
Pengukuran kekentalan atau viskositas secara sederhana dapat dilakukan
dengan menggunakan capiler viscometer tube yaitu suatu cara mengukur
kekentalan atau viskositas fluida/zat cair. Angka kekentalan atau viskositas
bervariasi antar fluida dan tergantung pada suhu.

Gambar 2.4. Pengukuran Angka Kekentalan/viskositas Fluida

Suatu cairan dimana viskositas dinamiknya tidak tergantung pada temperatur,


dan tegangan gesernya proposional (mempunyai hubungan liniear) dengan
gradient kecepatan dinamakan Cairan Newton.

Dengan demikian maka untuk cairan ini grafik hubungan antara tegangan geser
dan gradient kecepatan merupakan garis lurus yang melalui titik pusat salib
sumbu seperti pada gambar 2.5. Kemiringan garis tersebut menunjukkan
besarnya viskositas.

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
Gambar 2.5. Prilaku viskositas cairan
Cairan yang perilaku viskositasnya tidak memenuhi pada keterangan diatas
dinamakan cairan Non Newton. Cairan Non Newton mempunyai tiga sub grup
yaitu :

i. Cairan dimana tegangan geser hanya tergantung pada gradient kecepatan


saja, dan walaupun hubungan antara tegangan geser dan gradient
kecepatan tidak linier, namun tidak tergantung pada waktu setelah cairan
menggeser.
ii. Cairan dimana tegangan geser tidak hanya tergantung pada gradient
kecepatan tetapi tergantung pula pada waktu cairan menggeser atau pada
kondisis ebelumnya
iii. Cairan visco-elastis yang menunjukkan karakteristik dari zat pada elastis
dan cairan viskos.

2.4. Kemampatan (compressibility)


Telah diuraikan diatas cairan merupakan zat yang tidak termampatkan
(incompressible). Namun perlu diperhatikan bahwa cairan dapat berubah bentuk
karena tegangan geser atau termampatkan oleh tekanan pada suatu volume
cairan tersebut.
Dengan demikian maka untuk kondisi-kondisi dimana terjadi perubahan tiba-tiba
atau perubahan besar dalam tekanan maka kemampatan cairan menjadi penting.
Kemampatan dinyatakan dengan harga K.
Kemampatan adalah perubahan volume karena adanya perubahan
(penambahan) tekanan, yang ditunjukan oleh perbandingan antara perubahan
tekanan dan perubahan volume terhadap volume awal. Perbandingan tersebut
dikenal dengan modulus elastisitas (K).
Harga K untuk air pada temperature 20oC adalah sekitar 2,18 x 109 N/m2 pada
tekanan atmosfer dan bertambah secara linier sampai sekitar 2,86 x 10 9 N/m3
pada suatu tekanan 1000 atmosfer jadi dalam kondisi pada temperature 20 oC.
K = (2,18 x 109 + 6,7P) N/m2 2.9
Dimana P adalah tekanan terukur (gage pressure) dalam N/m2. Untuk keperluan

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
praktis air dapat dipertimbangkan sebagai cairan taktermampatkan
(incompressible fluid). Namun ada pengecualiannya, yaitu fenomena “water
hammer” yang terjadi di dalam saluran tertutup apabila terjadi penutupan katub
turbin secara tiba-tiba.
Besar kemampatan (modulus elastisitas) (K) adalah :

2.10

dimana :
K = modulus elastisitas
dp = penambahan tekanan
dV = pengurangan volume
V = volume awal
Tanda (-) di dalam persamaan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan
tekanan mengurangi volume. Karena dV/V tidak berdimensi maka : K dinyatakan
dalam satuan dari tekanan p atau gaya tiap satuan luas. Apabila yang
dipertimbangkan adalah satuan massa cairan maka modulus elastisitas K dapat
dinyatakan dalam persamaan :

2.11

Karena ρV = tetap dan d (ρV) = 0 atau dV/V = -dρ/ρ

2.5. Tegangan permukaan (surface tension)


Kekuatantan tarik persatuan panjang pada bagian permukaan bebas dimana pada
setiap bagian menarik bagian yang lain sehingga permukaan cairan cenderung
menyusut oleh sebuah film elastis yang diregangkan.

Gambar 2.6. Titik embun yang membentuk bola

Seperti ditunjukan pada gambar, sebuah titik embun yang muncul pada daun
tanaman membentuk bola yang cenderung menyusut karena tegangan permukaan.

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
Molekul-molekul pada zat cair akan saling tarik menarik secara seimbang
diantara sesamanya dengan gaya berbanding lurus dengan massa (m) dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (r) antara pusat massa.
Tegangan permukaan untuk suatu permukaan air-udara adalah 0,073 N/m pada
temperature ruangan. Adanya tegangan permukaan tersebut menaikkan tekanan
didalam suatu tetesan cairan. Untuk suatu tetesan cairan dengan diameter D,
tekanan internal p diperlukan untuk mengimbangi gaya tarik karena tegangan
permukaan σ, dihitung berdasarkan gaya yang bekerja pada suatu belahan tetesan
cairan seperti pada gambar 2.6.

Gambar 2.6. Gaya-gaya yang bekerja pada tetesan air

2.12

2.13

dimana:

p = tekanan, dalam(N/m2)
σ = tegangan permukaan dalam (N/m2)
d = diameter tetesan dalam (m)

Besarnya tegangan permukaan air pada beberapa temperatur ditunjukkan dalam


tabel 2.1. diatas.

2.6. Kapilaritas (capillarity)


Kapilaritas terjadi akibat adanya gaya kohesi dan adesi antar molekul, jika
kohesi lebih kecil dari pada adesi maka zat air akan naik dan sebaliknya jika
lebih besar maka zat cair akan turun. Kenaikan atau penurunan zat cair di
dalam suatu tabung dapat dihitung dengan menyamakan gaya angkat yang
dibentuk oleh tegangan permukaan dengan gaya berat.

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
Gambar 2.5. Kenaikan dan Penurunan Kapilaritas

Keseimbangan tercapai apabila :

2.14

Sehingga kenaikan kapilaritas dapat dihitung yaitu:

2.15

dimana:
h = tinggi kenaikan kapilaritas (m)
σ = tegangan permukaan (N/m2)
ρ = kerapatan cairan (kg/m3)
g = gaya gravitasi (m/det2)
d = diameter pipa kapilar (m)
θ = sudut antara tegangan permukaan dan dinding pipa vertikal

Pers (2.15) tersebut berlaku untuk d < 3 mm (lihat gambar 2.6).

2.7. Kompresibiltas (Modulus Bulk)


Modulus Bulk diukur berdasarkan besaran tekanan dengan perubahan densitas zat
cair.

2.16
Dimana : P adalah tekanan dan ρ = densitas
 Bagaimana mengukur tekanan kompressi pada volume/kerapatan
yang tetap
 Unit dari modulus bulk adalah N/m2 (Pa) atau lb/inc2 (psi)
 Besar nilai dari modulus bulk menunjukan tekanan tak
mampumampat
 Tekanan tak mampu mampat menunjukan besar yang diperlukan
menekan volume sedikit

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
Tabel 2.2. Sifat Fisik Air

2.8. Kecepatan Suara


Sebagai konsekuensi dari kompressibilitas dari cairan adalah gangguan kecil pada
sebuah titik yang merambat pada kecepatan terbatas. Tekanan gangguan dalam
menyebarkan cairan sebagai suara, dan kecepatnnya dikenal dengan kecepatan
suara atau kecepatan akustik.

2.17

Pada proses isentropik (tidak ada gesekan dan tidak ada perubahan panas.

2.18

Untuk gas ideal pada proses isentropic adalah :

2.19

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
2.9. Tekanan Uap
Salah satu cara untuk menjelaskan besarnya tekanan uap, diambil suatu pipa
diameter kecil berisi cairan yang ditutup disalah satu ujungnya (tube). Ujung yang
satu lagi terbuka dan dibenamkan didalam suatu bak berisi cairan yang sama
dengan cairan didalampipa, seperti pada gambar 2.6.

Gambar 2.6. Penjelasan terjadinya tekanan uap

Tekanan atmosfer menahan kolom cairan didalam pipa, tetapi apabila pipa ditarik
lebih tinggi, tekanan diujung atas pipa menurun sampai dibawah tekanan uap.
Dalam hal ini cairan akan melepaskan diri dari ujung pipa. Dengan tekanan pada
permukaan dasar pipa sama dengan tekanan atmosfir, keseimbangan gaya dapat
digunakan untuk menunjukkan hubungan antara tekanan uap, tekanan atmosfer
dan panjang dari kolom cairan :

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
2.16

dimana :
Pu = tekanan uap dalam Pa (Pascal)
Patm = tekanan atmosfer
A = luas penampang pipa
γ = berat jenis cairan
Tekanan uap jenuh cairan pada temperatur 20 oC ditunjukkan di dalam tabel (2.2)
dan untuk air pada temperatur berbeda ditunjukkan di dalam tabel (2.3).

Tabel 2.2. Tekanan uap jenuh cairan pada temperatur

Tabel 2.3. Tekanan uap jenuh air (dalam satuan absolut)

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
1. S. Friedlander and D. Serre, Handbook of Mathematical Fluida Mechanics ,
Volume IV, North‐Holland is an imprint of Elsevier Radarweg 29, The
Netherlands The Boulevard, Langford Lane, Kidlington, Oxford, UK, 2007
2. DR.Ir.Harinaldi dan Ir. Budiharso M.Eng, Mekanika Fluida Jilid Edisi Keempat,
Erlangga, 2003
3. Rjucsh K. Kundu and Ira M. Cohen, Fluid Mechanics, Second Editions,
Academic Press, 2002
4. SL. Dixon B. Eng PHD, Fluid Mechanics, Thermodynamics of
Turbomachinery, fourth edition, Butterworth‐Heinemann, Linacre House,
Jordan Hill, A division of Reed Educational and Professional Publishing Ltd,
1998
5. Robert W. Fox and Allan T. Mc Donald, Introduction Fluid Mechanics, Edisi
keempat, Jhon Willey, 1994.
6. Frank M. White, alih bahasa Ir. Manahan Hariandja, Mekanika Fluida Jilid 1. PT.
Gelora Aksara Pratama, 1988
7. Ronald V. Gilles, Mekanika Fluida and Hidrolika, seri Schaum Eries, Erlangga,
1990
8. Jack B. Evvert, Cheng Lin, Fulid Mechanics and Hidrolics. Mc Graw‐Hill, 1989
Crane, Flow of Fluid, Crane, 1989
9. Robert Lotness, Energy Handbook; Von Nostrand, 1978
10. Bruce R. Munson, Donald F. Young, Theodore H. Okiishi, alih bahasa

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai