Anda di halaman 1dari 1

HENDRIKUS SIMANULLANG

2203010096

RESUME JURNAL
MANFAAT MAKANAN BERGIZI DALAM PENCEGAHAN STUNTING
Stunting merupakan suatu keadaan gagal pertumbuhan yang dialami anak balita bahkan di
negara berkembang saat ini seperti Indonesia. Stunting ditandai dengan anak yang masih dalam
kandungan hingga berusia dua tahun dan dikatakan terlalu pendek untuk usianya dan memiliki
keterlambatan dalam berpikir. Gejala fisik terlihat lebih jelas pada usia 24 hingga 59 bulan.
Stunting menjadi penyebab salah satu faktor penyebab tingkatnya grafik kematian,
menurunnya kondisi mental pada anak, kemampuan IQ, dan ketidakmampuan kegunaan tubuh
dimasa yang akan datang. Faktor ibu dan pola asuh bisa mempengaruhi faktor penyebab anak
mengalami stunting. Bahkan, di waktu kehamilan ibu yang kurang mengonsumsi makanan
yang berigizi bisa menyebabkan perhambatan pertumbuhan otak dan tubuh anak. Rendahnya
status gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur sering disebut dengan
stunting/pendek/sangat pendek. Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, 12,8%
balita di Indonesia dengan uia 0-23 bulan masuk dalam kategori sangat pendek dan 17,1%
pendek. Sedangkan pada balita usia 0-59 bulan 11,5% merupakan balita yang sangat pendek
dan 19,3% pendek. MPASI adalah makanan yang diberikan pada bayi ketika ASI saja sudah
tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi anak untuk tumbuh kembang optimalnya. MPASI
harus diberikan pada waktu yang tepat, adekuat, aman dan responsif. Pemberian MPASI yang
optimal ini dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, mencegah stunting,
mencegah obesitas, menurunkan risiko anemia, defisiensi zat gizi mikro maupun risiko diare
pada anak (Hanindita, 2019). Berdasarkan permasalahan diatas, Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) dan pemberian Vitamin A pada balita merupakan salah satu cara yang
mempunyai potensi cukup besar dalam penurunan angka prevalensi stunting. Selain itu,Ikan
merupakan salah satu jenis protein heme yang memiliki tingkat penyerapan besi yang baik.
Kandungan protein dalam ikan mencapai 18% dan terdiri dari asam amino esensial. Ikan
merupakan sumber protein yang dapat dengan mudah diperoleh namun konsumsinya masih
cukup rendah di kalangan masyarakat Salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan gizi
cukup tinggi dan lengkap adalah labu kuning. Labu kuning mengandung zat besi, vitamin A,
vitamin B1, vitamin C, kalsium, karbohidrat, protein, fosfor, lemak, dan hidrat arang
(Hendrasty, 2003). Selain itu, labu kuning juga merupakan bahan lokal yang dapat
dimanfaatkan menjadi MPASI yang bergizi bagi anak. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa pemberian labu kuning sebagai MPASI dapat meningkatkan asupan gizi pada balita
(Kusumawati,2015). Selain penggunaan labu yang kaya nutrisi, pembuatan kudapan MPASI
juga disarankan untuk ditambahkan probiotik ke dalamnya. Probiotik merupakan
mikroorganisme hidup berupa bakteri yang berada di sistem pencernaan manusia. Telah
banyak penelitian yang meneliti mengenai manfaat probiotik yang berkaitan dengan
pencegahan stunting. Seperti penelitian yang telah dilakukan helmiyati dkk yang meneliti
mengenai keadaan mikrobiota saluran cerna anak sekolah dasar yang mengalami stunting di
lombok barat, menunjukkan bahwa jumlah bakteri Lactobacillus pada kelompok stunting lebih
rendah(6,96±0,94logCFU/g) jika dibandingkan Kelompok normal

Anda mungkin juga menyukai