Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

KETENTUAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945


DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Guru Mata Pelajaran :
Anisya Wicita Rahayu, S.Pd.

KD. 3.2 Menelaah ketentuan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang
wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan
keamanan.
KD 4.2 Menyaji hasil telaah tentang ketentuan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta
pertahanan dan keamanan.

A. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia


1. Memetakan Wilayah NKRI
Pasal 25A UUD Negara Republik Indonesia berisi “NKRI adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh
undang-undang”. Hal ini untuk mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI.

Tanggal 13 Desember 1957 Pemerintah RI mengeluarkan Deklarasi Juanda. RI menganut


konsep negara kepulauan yang berciri Nusantara (Archipelagic State). Konsep ini diakui dalam
Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (UNCLOS 1982: UNITED NATIONS CONVENTIO ON
THE LAW OF THE SEA) ditandatangani di Montego Bay, Jamaika, tahun 1982 lalu diratifikasi
dengan menerbitkan UU No. 17 tahun 1985 dan Indonesia diakui sebagai negara kepulauan.
Wilayah laut Indonesia:
a) Zona Laut Teritorial : garis khayal berjaraj 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas.
Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal/perairan dalam
(laut Nusantara).
b) Zona Landas Kontinen : dasar laut secara geologis dan morfologis lanjutan dari kontinen
(benua) kedalamannya kurang dari 150 m, batas landas kontinen paling jauh 200 mil laut.
c) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tgl 21 Maret 1980 : jarak laut selebar 200 mil laut ke
arah laut terbuka diukur dari garis dasar.

2. Batas Wilayah NKRI


a) Utara : Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan.
b) Selatan : Wilayah darat Timor Leste, Perairan Australia dan Samudra Hindia.
c) Barat : Samudra Hindia dan Perairan India.
d) Timur : Daratan Papua Nugini dan Perairan Samudra Pasifik.

B. Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia


1. Rakyat, Penduduk dan Warga Negara
Salah satu syarat berdirinya negara adalah adanya rakyat. Pasal 26 UUD NRI Tahun 1945 :
a. Warga Negara : Orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
dipisahkan dengan UU sebagai warga negara.
b. Penduduk : WNI dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
c. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dalam UU.

UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI.


Orang yang menjadi WNI :
a. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU
b. Anak dari perkawinan yang sah dari Ayah Ibu WNI
c. Anak dari Ayah WNI dan Ibu WNA, maupun sebaliknya
d. Anak dari Ibu WNI dan Ayah tanpa Kewarganegaraan/negaranya tidak memberikan
Kewarganegaraan
e. Anak dalam tenggang 300 hari setelah Ayah WNI meninggal
f. Anak dari Ibu WNI di luar perkawinan
g. Anak dari Ibu WNA dan Ayah WNI di luar pernikahan, mendapat gelar WNI saat berumur
18 tahun.

2. Asas Kewarganegaraan Indonesia


Yakni dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya seseorang dalam golongan warga
negara.
a. Asas ius sanguinis (keturunan) : berdasarkan keturunan/ mengikuti orangtuanya.
b. Asas ius soli (kedaerahan/tempat kelahiran) : berdasarkan tempat kelahiran tanpa
terpengaruh orangtuanya.

3. Status Kewarganegaraan
a. Apatride : penduduk yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaraan.
b. Bipatride : penduduk yang memiliki 2 kewarganegaraan.

4. Cara dan Bukti Memperoleh Kewarganegaraan


a. Stelsel Aktif : Melakukan tindakan hukum secara aktif untuk menjadi warga negara
(naturalisasi biasa) dan Memiliki hak opsi (hak memilih kewarganegaraan).
b. Stelsel Pasif : dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa melakukan
tindakan hukum (naturalisasi istimewa) dan memiliki hak repudiasi (hak menolak
kewarganegaraan).
UU No. 12 Tahun 2006 : Cara memperoleh kewarganegaraan.
a. Permohonan
b. Pernyataan
c. Pemberian

5. Syarat menjadi WNI


Permohonan kewarganegaraan ada 2 jenis :
a. Naturalisasi Biasa (Pasal 9 UU RI No. 12 Tahun 2006)
 Berusia 18 Tahun/ sudah kawin
 Bertempat tinggal di Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut/ 10 tahun tidak
berturut-turut
 Sehat jasmani rohani
 Mampu berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945
 Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana
 Tidak boleh memiliki kewarganegaraan ganda
 Mempunyai pekerjaan/penghasilan tetap
 Membayar uang kewarganegaraan ke kas negara
b. Naturalisasi Istimewa (Pasal 20 UU RI No. 12 Tahun 2006)
Diberikan kepada orang asing yang berjasa/ alasan kepentingan negara setelah
dipertimbangkan oleh DPR RI serta tidak diberikan kepada orang kewarganegaraan ganda.

6. Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan


 Memperoleh kewarganegaraan lain sesuai keinginan sendiri
 Tidak menolak/melepas kewarganegaraan lain
 Dinyatakan oleh Presiden saat berusia 18 tahun dan tinggal di luar negeri atas kemauannya
sendiri
 Masuk dinas tentara asing tanpa izin Presiden
 Masuk dinas negara asing atas kemauan sendiri
 Turut serta dalam pemilihan yang bersifat ketatanegaraan asing
 Mempunyai paspor sebagai tanda kewarganegaraan asing
 Bertempat tinggal di luar wilayah Indonesia selama 5 tahun berturut-turut

C. Kemerdekaan Beragama dan Kepercayaan di Indonesia


Makna dari kemerdekaan beragama dan berkepercayaan adalah setiap manusia bebas memilih dan
melaksanakan ajaran agama yang diyakini. Hal ini tercantum dalam UUD RI Tahun 1945 Pasal 28E
Ayat (1) dan (2). Pasal 29 Ayat (2) UUD Tahun 1945 : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-
tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya”.

Di Indonesia mengenal konsep Tri Kerukunan Umat Beragama : Kerukunan internal umat
seagama (kesepahaman dan kesatuan), kerukunan antarumat berbeda agama (cara mempersatukan
dan mempererat hubungan), kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah (adanya aturan
pemerintah yang harus ditaati).

D. Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia


Usaha pertahanan dan keamanan negara menggunakan Sistem Pertahanan dan Keamanan
Rakyat Semesta (Sishankamrata). Bercirikan :
a. Kerakyatan : diabdikan oleh dan untuk seluruh rakyat
b. Kesemestaan : sumber daya nasional didayagunakan untuk pertahanan
c. Kewilayahan : posisi wilayah yang silang memberikan keuntungan dan ancaman bagi
Indonesia

Kesadaran bela negara diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3) dan Pasal 30 Ayat (1) bahwa
setiap warga negara harus memiliki kesadaran bela negara. Contoh bela negara selain perang :
mengikuti siskamling, membantu korban bencana alam, mengikuti ekstrakurikuler, pengabdian
sesuai profesi.

Anda mungkin juga menyukai