Anda di halaman 1dari 25

WILAYAH, PENDUDUK

WARGA NEGARA &


PERTAHANAN
KEAMANAN NEGARA
PENDIDIKAN PANCASILA
&
KEWARGANEGARAAN
WILAYAH NEGARA
1) WILAYAH DARAT (Berbatasan dengan 3
negara)
2) WILAYAH UDARA (Memiliki batas yang
sama dengan wilayah darat)
3) WILAYAH LAUT (Berdasarkan Konvensi
UNCLOS atau United Nations
Convention on the Law of the Sea yang
diadakan pada tahun 1982
- LAUT TERITORIAL
- LAUT ZEE
PETA INDONESIA BESERTA BATAS WILAYAHNYA
WILAYAH LAUT INDONESIA

Pada 21 Maret 1980, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan


Undang-Undang Nomor 5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia.

Dikeluarkannya UU ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan


bangsa Indonesia dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati maupun
non hayati. Dalam pemanfaatannya, sumber daya laut harus dikelola
secara tepat dan bijaksana.
CONTOH KASUS PELANGGARAN WILAYAH PERAIRAN
INDONESIA
PENDUDUK
Penduduk adalah orang yang bertempat
tinggal atau menetap dalam suatu negara

Bukan Penduduk adalah orang yang


berada di suatu wilayah suatu negara dan
tidak bertujuan tinggal atau menetap di
wilayah negara tersebut
WARGA NEGARA
Warga Negara adalah orang yang secara
hukum merupakan anggota dari suatu
negara

Bukan warga negara adalah orang asing


atau warga negara asing
PENGERTIAN WARGA NEGARA
INDONESIA
Pasal 26 Ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa “Yang menjadi warga
negara ialah orang-orang Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara”.
PENDUDUK INDONESIA
Menurut Pasal 26 ayat 2 UUD 1945
“Penduduk ialah Warga Negara Indonesia
dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.”
ASAS
KEWARGANEGARAAN
A. Asas Ius Soli (Asas Kelahiran)
Penentuan status kewarganegaraan
seseorang berdasarkan tempat dimana ia
dilahirkan. (Negara Inggris, Mesir, Amerika)
B. Ius Sanguinis (Asas Keturunan)
Penentuan status kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan dari
negara mana seseorang berasal. (Negara
RRC)
UU no. 12 tahun 2006
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan/atau berdasarkan
perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan
negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku
sudah menjadi Warga Negara Indonesia
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari
seorang ayah dan ibu warga negara Indonesia.
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari
seorang ayah warga negara Indonesia dan ibu
warga negara asing. (begitu pula sebaliknya)
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang
sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal
ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
e. Anak yang lahir dalam tenggang waktu
300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah
dan ayahnya warga negara Indonesia.
f. Anak yang lahir di luar perkawinan yang
sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia.
g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang
sah dari seorang ibu warga negara asing
yang diakui oleh seorang ayah warga
negara Indonesia sebagai anaknya dan
pengakuan itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun
atau belum kawin.
h. Anak yang lahir di wilayah negara Republik
Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya.
i. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah
negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya
tidak diketahui.
k. Anak yang lahir di wilayah negara Republik
Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
j. Anak yang dilahirkan di luar wilayah
negara Republik Indonesia dari seorang
ayah dan ibu Warga Negara Indonesia
yang karena ketentuan dari negara tempat
anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan.
k. Anak dari seorang ayah atau ibu yang
telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah
atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.
STATUS
KEWARGANEGARAAN
a. Apatride : penduduk yang sama sekali
tidak memiliki kewarganegaraan
Contoh : seorang keturunan bangsa A (ius
soli) lahir di negara B (ius sanguinis) maka
orang tersebut tidak menjadi warga negara A
dan menjadi warga negara B juga.
b. Bipatride : seorang penduduk yang
mempunyai dua kewarganegaraan
Contoh : seorang keturunan bangsa B (ius
sanguinis) lahir di negara A (ius soli)
NATURALISASI BIASA
a. Berusia 18 tahun atau sudah menikah
b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal
di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat lima tahun
berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana
yang dengan ancaman pidana penjara satu tahun lebih.
f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.
g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
h. Membayar uang kewarganegaraan ke kas negara.
NATURALISASI ISTIMEWA
Naturalisasi Istimewa diberikan kepada
orang asing yang telah berjasa kepada
negara Republik Indonesia atau dengan
alasan kepentingan negara setelah
memperoleh pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
PERTAHANAN KEAMANAN
NEGARA
 Tiap-tiap warga berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara
 Pertahanan utama negera yaitu TNI
 Penjaga keamanan utama yaitu POLRI
 Rakyat sebagai kekuatan pendukung

Tertuang dalam pasal 30 ayat 1 sampai


ayat 5 UUD NRI 1945
SISTEM PERTAHANAN DAN
KEAMANAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
SISHANKAMRATA
Sistem Pertahanan Rakyat Semesta

Segala upaya menjaga pertahanan dan


keamanan negara meliputi seluruh rakyat
Indonesia, segenap sumber daya nasional,
sarana dan prasarana nasional, serta seluruh
wilayah negara sebagai satu kesatuan yang
utuh dan menyeluruh.
Ciri Sistem Pertahanan dan Keamanan
yang Bersifat Semesta
 Kerakyatan (berorientasikan rakyat)
 Kesemestaan (seluruh sumber daya
nasional didayagunakan bagi upaya
pertahanan)
 Kewilayahan (upaya pertahanan dan
keamanan dilaksanakan secara
menyebar namun tetap menjadi satu
kesatuan utuh di setiap wilayah yang
terbagi menjadi pulau-pulau)
Kesadaran Bela Negara Dalam Konteks Sistem
Pertahanan dan Keamanan Negara
 Pasal 27 ayat 3 UUD NKRI Tahun 1945
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.”

 Pasal 30 ayat 1 UUD NKRI Tahun 1945


“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.”
Wujud Bela Negara Dalam Keidupan
Sehari-hari
 Belajar dengan tekun dan giat di
sekolah
 Mengikuti kegiatan esktrakulikuler
 Pengabdian sesuai profesi keahlian
 Mengikuti wajib militer
 Bergabung menjadi anggota TNI
ataupun POLRI
Tugas Individu
 Bacalah kembali seluruh materi yang
sudah dijelaskan melalui powerpoint
 Buatlah peta konsep atau mindmaping
sesuai dengan materi yang sudah
dijelaskan
 Dikumpulkan setelah jam pelajaran

Anda mungkin juga menyukai