Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
GEGER
Nglandung 1, Ngalndung Kecamatan Geger, Madiun

Kode Pos. 63171

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021

A Komponen Layanan Layanan Dasar

B Bidang Layanan Sosial

C Topik Layanan Stop Cyberbullying

D Fungsi Layanan Pemahaman

Peserta didik/konseli mampu menyadari dan


E Tujuan Umum
menghidari perilaku cyberbullying

F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli mampu mendeteksi (C-4)


perilaku cyberbullying
2. Peserta didik/konseli mampu mengidentifikasi (C-
4) apa dampak dari cyberbullying
3. Peserta didik/konseli memiliki (cara untuk
bertindak) kemandirian untuk bertindak jika
menjadi korban cyberbullying
4. (1 tujuan harus dicapai sesuai dengan sub materi)
G Sasaran Layanan Siswa Kelas 12 AKL 2

H Materi Layanan 1. Pengertian Cyberbullying


2. Faktor yang Melatar Belakangi Cyberbullying
3. Dampak Cyberbullying
4. Contoh – Contoh Cyberbullying
5. Cara menghadapi Cyberbullying
I Waktu 1 x 45 menit

J Sumber 1. https://www.unicef.org/indonesia/id/child-
protection/apa-itu-cyberbullying#10 (di akses pada
2 April 2021).
2. Pandie, Mirla Marleni & Weismann, Ivan Th. J.
2016. “Pengaruh Cyberbullying Di Media Sosial
Terhadap Perilaku Reaktif Sebagai Pelaku Maupun
Sebagai Korban Cyberbullying Pada Siswa Kristen
Smp Nasional Makassar ”. Jurnal JAFFRAY. Vol
14, no 1

Penyampaian materi dengan Power point dan curah


K Metode/Teknik
pendapat

Kertas, laptop, bolpoin, kertass materi “Stop


L Media/Alat
Cyberbullying”, dan lembar kerja

M Pelaksanaan

1. Tahap Awal/Pendahuluan
a. Pernyataan Tujuan 1. Guru BK membuka dengan salam dan berdoa
bersama
2. Guru BK membina hubungan baik dengan peserta
didik/ siswa untuk menanyakan kabar dan
mempresensi siswa
3. Peserta didik/siswa menjawab dengan
menyampaikan kabar dan memperhatikan guru Bk
yang sedang mempresensi
4. Guru BK menyampaikan tujuan layanan bimbingan
dan konseling klasikal tentang stop cyberbullying
saat sekolah daring/online
5. Peserta didik/siswa memperhatikan dan
mendengarkan tujuan layanan yang disampaikan
guru BK
1. Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan,
b. Penjelasan tentang
tugas dan tanggungjawab peserta didik
langkah-langkah
2. Guru Bk memberikan kontrak layanan dengan
kegiatan
murid untuk menjalani layanan dengan baik

c. Mengarahkan
Guru BK mengajak peserta didik/siswa untuk berbagi
kegiatan
pengalaman terhadap topic yang bicirakan
(konsolidasi)
1. Guru BK Guru BK menjelaskan kegiatan yang
akan ditempuh siswa pada tahap selanjutnya
d. Tahap Peralihan
2. Guru Bk menanyakan kesiapan peserta didik/siswa
(Transisi)
untuk melanjutkan ketahap inti
3. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan diri siswa

2. Tahap Inti
a. Kegiatan Peserta 1. Peserta didik menyimak materi layanan yang
Didik dipaparkan melalui powerpoin
2. Peserta didik mengklasifikasikan materi stop
cyberbullying
3. Peserta didik merefleksikan diri dengan meteri stop
cyberbullying
4. Peserta didik membuat simulasi perencanaan
menghadapi cyberbullying saat sekolah daring

b. Kegiatan Guru BK 1. Guru BK memberikan penjelasan terkait materi


stop cyberbullying
2. Guru BK memberikan penjelasan menenai faktor
dan cyberbullying
3. Guru Bk merefleksikan cyberbullying
4. Guru BK mengajak siswa untuk menstimulasikan
cyberbullying agak mengetahui cara untuk
menghadapinya.

3. Tahap Penutup
1. Guru BK mengajak peserta didik untuk membuat
kesimpulan terkait layanan stop cyberbullying
2. Guru Bk merefleksikan peserta didik dengan
menanyakan manfaat/makna dari layanan yang
telah dilalui secara lisan
3. Guru Bk memberikan penguatan dan
menyampaikan materi yang akan datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa
bersama dan salam
N Evaluasi

1. Evaluasi Proses Guru BK :

Selama proses bimbingan klasikal konselor sangat


baik seperti mengucapkan salam dan juga berdoa.
Kemudian dalam penyamapaian materi konselor
menggunakan media power point, konselor juga
mengajak para peserta didik untuk ikut interaktif
dalam proses penyampaian materi, serta
mempersilahkan peserta didik menyampaikan
pertanyaan terkait materi yang belum jelas.
Siswa :
Selama proses bimbingan klasikal para siswa cukup
kondusif dan memperhatikan power point yang
disampaikan konselor, siswa juga ikut aktif dalam
bimbingan seperti menanyakan materi yang di
anggap belum jelas.
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara
lain:

1. Merasakan pengalaman baru dan mendapat


pengetahuan tentang stop cyberbullying
2. Siswa bisa membuat pecencanaan dalam
menghadapi cyberbullying
3. Menrencanakan kegiatan/layanan selanjutnya
setelah mendapat materi stop cyberbullying

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Uraian materi layanan


2. Lembar kerja peserta didik
3. Instrument penilaian hasil dan proses
4. Link materi power point

Mengetahui: Madiun, 18 Oktober 2021

Guru pamong Guru BK

Drs. Komari Afif Dzulfiqar R


Lampiran 1 Uraian Materi

A. PENGERTIAN CYBERBULLYING
Menurut Unicef Cyberbullying (perundungan dunia maya)
ialah bullying/perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini
dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game,
dan ponsel. Adapun menurut Think Before Text, cyberbullying adalah
perilaku agresif dan bertujuan yang dilakukan suatu kelompok atau
individu, menggunakan media elektronik, secara berulang-ulang dari
waktu ke waktu, terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah
melakukan perlawanan atas tindakan tersebut. Jadi, terdapat perbedaan
kekuatan antara pelaku dan korban. Perbedaan kekuatan dalam hal ini
merujuk pada sebuah persepsi kapasitas fisik dan mental.
Dalam Pandie dan Weismann (2016) Cyberbullying adalah bentuk
intimidasi yang pelaku lakukan untuk melecehkan korbannya melalui
perangkat teknologi. Pelaku ingin melihat seseorang terluka, ada banyak
cara yang mereka lakukan untuk menyerang korban dengan pesan kejam
dan gambar yang mengganggu dan disebarkan untuk mempermalukan
korban bagi orang lain yang melihatnya.
B. FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI
Sepertihalnya perilaku Bullying maupun perilaku-perilaku antisosial lain
yang lebih umum pastinya memiliki faktor-faktor risiko latar serupa:
biologis, personal, keluarga, kelompok sebaya, sekolah/institusi dan
masyarakat. Ada beberapa faktor yang memengaruhi motif perilaku
cyberbullying yaitu:
1. Predictor Keluarga

Khatrin mengutip pendapat Schwartz, Shields dan Cicchetti


(Pandie dan Weismann, 2016) menjelaskan bahwa keterlibatan dalam
membullying orang lain berkaitan dengan prediktor-prediktor
keluarga, seperti kelekatan yang insecure, pendisiplinan fisik yang
keras dan korban pola asuh orang tua yang overprotektif.

Secara tidak sadar anak atau remaja memproyeksikan


kekacauan batinnya keluar (disebabkan oleh berantakannya keluarga
dan lingkungan rumah sendiri) dalam bentuk konflik terbuka dan
perkelahian individual maupun massal.

Perlakuan tak semestinya dan penganiayaan oleh orang tua


kemungkinan besar adalah risiko-risiko faktor pada bully (pelaku
bullying) atau korban atau kelompok korban agresi. Di sisi lain, situasi
keluarga yang kisruh, kacau, acak-acakan, liar sewenang-wenang,
main hakim sendiri, tanpa aturan dan disiplin yang baik, tidak
mendidik dan tidak memunculkan iklim manusiawi maka anak secara
otomatis dan tidak sadar akan mengoper adat kebiasaan tingkah laku
buruk orang tua serta orang dewasa yang ada di dekatnya. Sehingga
anak ikut-ikutan menjadi sewenang-wenang, liar, buas, agresif, suka
menggunakan kekerasan dan perkelahian sebagai senjata penyelesaian.

2. Faktor Internal
Kartini Kartono (dalam Pandie dan Weismann, 2016)
menjelaskan Tingkah laku yang menjurus pada kriminalitas,
merupakan kegagalan sistem pengontrol diri anak terhadap dorongan-
dorongan instinktifnya. Dengan kata lain, anak muda tidak mampu
mengendalikan naluri (instink) dan dorongan-dorongan primitifnya
dan tidak bisa menyalurkannya ke dalam perbuatan yang bermanfaat
dan lebih berbudaya.
3. Faktor Eksternal
Faktor eksternal atau eksogen dikenal pula sebagai pengaruh
alam sekitar, faktor sosial atau faktor sosiologis yang adalah semua
perangsang dan pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu
pada anak-anak remaja (tindak kekerasan, kejahatan, perkelahian
massal dan seterusnya). Kelompok sebaya dan lingkungan atau iklim
sekolah secara umum juga memiliki efek kuat bagi seorang siswa
menjadi pelaku bullying.
C. DAMPAK CYBERBULLYING
Dampak dari cyberbullying antara lain :
1. Secara Mental akan merasa kesal, malu, bodoh, hingga bahkan marah.
2. Secara Emosional dampak dari cyberbullying ini adalah merasa malu
atau kehilangan minat pada hal-hal yang kamu sukai.
3. Secara Fisik ialah lelah (kurang tidur), atau mengalami gejala seperti
sakit perut dan sakit kepala.

Cyberbullying dapat mempengaruhi kita dengan berbagai cara,


tetapi tentunya masalah ini dapat diatasi dan orang-orang yang terdampak
juga dapat memperoleh kembali kepercayaan diri dan kesehatan mental
mereka. Baik dari pihak pembully, korban bahkan penonton atau
bystanders akan mendapatkan dampak. Dampaknya antara lain:

Dampak bagi korban:

1. Dampak psikologis: mudah depresi, marah, timbul perasaan gelisah,


cemas, menyakiti diri sendiri, dan perfobaan bunuh diri.

2. Dampak sosial: menarik diri, kehilangan kepercayaan diri, lebih agresif


kepada teman dan keluarga .

3. Dampak pada kehidupan sekolah: penurunan prestasi akademik,


rendahnya tingkat kehadiran, perilaku bermasalah di sekolah. 

Dampak bagi Pelaku:


Cenderung bersifat agresif, berwatak keras, mudah marah,
impulsif, lebih ingin mendominasi orang lain, kurang berempati, dan dapat
dijauhi oleh orang lain.

Dampak bagi yang menyaksikan (bystander):

Jika cyberbullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka orang yan


menyaksikan dapat berasumsi bahwa cyberbullying adalah perilaku yang
diterima secara sosial. Dalam kondisi ini, beberapa orang mungkin akan
bergabung dengan penindas karena takut menjadi sasaran berikutnya dan
beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja tanpa melakukan apapun
dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu menghentikannya.

D. CONTOH - CONTOH CYBERBULLYING


Cyberbullying merupakan perilaku antisosial yang dilakukan
secara digital. Perilaku berulang ini yang ditujukan untuk menakuti,
membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran.
Contohnya termasuk:
 Menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto
memalukan tentang seseorang di media sosial
 Mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui
platform chatting, menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom
komentar media sosial, atau memposting sesuatu yang
memalukan/menyakitkan
 Meniru atau mengatasnamakan seseorang (misalnya dengan akun palsu
atau masuk melalui akun seseorang) dan mengirim pesan jahat kepada
orang lain atas nama mereka.
 Trolling - pengiriman pesan yang mengancam atau menjengkelkan di
jejaring sosial, ruang obrolan, atau game online
 Mengucilkan, mengecualikan, anak-anak dari game online, aktivitas,
atau grup pertemanan
 Menyiapkan/membuat situs atau grup (group chat, room chat) yang
berisi kebencian tentang seseorang atau dengan tujuan untuk menebar
kebencian terhadap seseorang
 Menghasut anak-anak atau remaja lainnya untuk mempermalukan
seseorang
 Memberikan suara untuk atau menentang seseorang dalam jajak
pendapat yang melecehkan
 Membuat akun palsu, membajak, atau mencuri identitas online untuk
mempermalukan seseorang atau menyebabkan masalah dalam
menggunakan nama mereka
 Memaksa anak-anak agar mengirimkan gambar sensual atau terlibat
dalam percakapan seksual.

E. CARA MENGHADAPI CYBERBULLYING


1. Pencegahan informasi pribadi yang disalahgunakan untuk digunakan
sebagai bahan cyberbullying.
Berpikirlah dua kali sebelum memposting atau membagikan
sesuatu secara online, karena postingan itu dapat tetap berada di
internet selamanya dan dapat digunakan untuk membahayakan dirimu
nanti. Jangan memberikan detail pribadi seperti alamat, nomor telepon,
atau nama sekolahmu. Mempelajari pengaturan privasi sosial media
yang sedang digunakan juga hal yang baik untuk mencegah
penyalahgunaan informasi pribadi.

2. Melaporkan jika terjadi pembullyian


Jika terdapat perilaku pembullyan, langkah pertama yang perlu
dilakukan adalah mencari bantuan dari seseorang yang kamu percaya
seperti orang tua, anggota keluarga terdekat atau orang dewasa
terpercaya lainnya. Saat di sekolah, jika terdapat perilaku tersebut bisa
menghubungi guru yang dapat dipercaya seperti guru BK, guru
olahraga, atau guru mata pelajaran. Jika merasa tidak nyaman
berbicara dengan seseorang yang dikenal, korban dapat menghubungi
Telepon Pelayanan Sosial Anak (TePSA) di nomor telepon 1500 771,
atau nomor handphone / Whatsapp 081238888002 dan akan dapat
berbicara dengan konselor profesional yang ramah.
Jika bullying terjadi di media sosial, maka memblokir akun
pelaku dan melaporkan perilaku mereka di media sosial itu sendiri
sangat bisa dilakukan. Media sosial juga berkewajiban menjaga
keamanan penggunanya. Mengumpulkan dan menyimpan bukti-bukti
dapat membantu korban dalam menunjukkan apa yang telah terjadi
misalnya seperti pesan dalam chatting dan screenshot postingan di
media sosial.
Agar bullying berhenti, kuncinya ialah perlu diidentifikasi dan
dilaporkan lebih lanjut. Hal ini juga dapat menunjukkan kepada
pelaku bully bahwa tindakan mereka tidak dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai