Anda di halaman 1dari 95

Tadbir Muwahhid p-ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Vol 2 No 2, Oktober 2018

Volume 2 Nomor 2 Oktober 2018

STRATEGI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DALAM


MENINGKATKAN KUANTITAS SISWA
Eldi Kustian, Omon Abdurakhman, Wilis Firmansyah 87-97

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PEMBENTUKAN


KARAKTER DISIPLIN SANTRI
Resma Ulfah, R. Siti Pupu Fauziah, Rusi Rusmiati Aliyyah 98-110

PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK DAN LAYANAN


BIMBINGAN DAN KONSELING
Imas Kania Rahman, Hasbi Indra, Rusdi Kasman 111-119

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU


Susan Febriantina, Febi Nur Lutfiani, Nuryetty Zein 120-131

PENGELOLAAN PROGRAM ULANGAN HARIAN BERSAMA (UHB)


SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Irman Suherman 132-143

PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU TERHADAP DISIPLIN


BELAJAR PESERTA DIDIK
Riki Rais, Amir Mahruddin, Asmil Ilyas 144-155

STANDAR PENDIDIKAN ISLAM DAN STANDAR PROSES PADA


ANAK DALAM QS. LUQMAN (31):12-19 DAN QS. AL-KAHFI (18):
60-82
Aset Sugiana 156-166

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
i Dewan Redaksi Tadbir Muwahhid p-ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470

TADBIR MUWAHHID
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2018

Ketua Dewan Editor


Dr. Widyasari, M.Pd.

Editor Ahli
Dr. Rasmitadila, ST., M.Pd.
Sobrul Laeli. M.Pd
Novi Maryani. M.Pd.I
Afridha Sesrita, M.Pd.
Ratna Wahyu Wulandari, M.Pd.

Editor Pelaksana
Megan Asri Humaira, S.S., M.Hum.

Reviewer
Dr. Siti Masitoh, M.Pd.
Dr. H. Mulyono, MA.
Dr. Abdillah, S.Ag., M.Pd.
Bashori, M.Pd.I.

Tentang Jurnal
Tadbir Muwahhid adalah jurnal ilmiah yang memuat aspek-aspek ilmu pendidikan, terbit dua kali
dalam satu tahun (April dan Oktober). Tadbir Muwahhid mulai diterbitkan pada tahun 2012 dengan
nama awal Ta’dibi. Kemudian seiring waktu berubah nama menjadi Tadbir Muwahhid (tahun 2017)
yang diinisiasi Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Djuanda Bogor. Redaksi
menerima naskah dengan ketentuan sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor.

Alamat Redaksi
Tadbir Muwahhid
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Djuanda Bogor
Jl. Raya Tol Jagorawi No. 1 Ciawi Bogor 16720
Telp. 0251-8243872 Email: tadbir.muwahhid@unida.ac.id
http://ojs.unida.ac.id/index.php/JTM

Semua isi dan akibat yang ditimbulkan dari artikel yang dimuat pada jurnal
Tadbir Muwwahhid ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya penulis bukan
dewan redaksi
Tadbir Muwahhid p-ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Vol 2 No 2, Oktober 2018 ii

DAFTAR ISI

STRATEGI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN


KUANTITAS SISWA
Eldi Kustian, Omon Abdurakhman, Wilis Firmansyah 87-97

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN


SANTRI
Resma Ulfah, R. Siti Pupu Fauziah, Rusi Rusmiati Aliyyah 98-110

PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK DAN LAYANAN BIMBINGAN DAN


KONSELING
Imas Kania Rahman, Hasbi Indra, Rusdi Kasman 111-119

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU


Susan Febriantina, Febi Nur Lutfiani, Nuryetty Zein 120-131

PENGELOLAAN PROGRAM ULANGAN HARIAN BERSAMA (UHB) SEBAGAI


UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Irman Suherman 132-143

PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU TERHADAP DISIPLIN BELAJAR PESERTA


DIDIK
Riki Rais, Amir Mahruddin, Asmil Ilyas 144-155

STANDAR PENDIDIKAN ISLAM DAN STANDAR PROSES PADA ANAK DALAM


QS. LUQMAN (31):12-19 DAN QS. AL-KAHFI (18): 60-82
Aset Sugiana 156-166
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 87

STRATEGI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN


KUANTITAS SISWA

MARKETING STRATEGY OF EDUCATION SERVICES IN INCREASING THE


QUANTITY OF STUDENTS
E Kustian1a, O Abdurakhman1, dan W Firmansyah2
1 Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor 16720
2 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor 16720
a Korespondensi: Eldi Kustian, Email: eldieldikustian@gmail.com

(Diterima: 09-07-2018; Ditelaah: 10-07-2018; Disetujui: 27-07-2018)

ABSTRACT
This research aims to describe and to know the application of marketing strategy of
educational services through the management functions and trought the theory og
marketing mix in MA Daarul Uluum Bantar Kemang and find the factor endowments and a
barrier that exists in MA Daarul Uluum in the marketing of educational services. The
methods used in this research in descriptive qulitative approch, data collection techques,
namely as for observation, interview, and documentation study. For observations done with
the related observations of the activities of the marketing strategy of of educational services
in increasing the number of new students. Parties in the interview is the principal, vice
principal, administrative head, chairman of PAPENSIBA, theachers, students, and the student
trustee. The study documentation is carried out by shooting directly and ask for documents
or files which related to the marketing of educational service to the staff of TU. The result of
this research show that: first, the marketing strategy of educational services to increase the
quantity of students in the MA Daarul Uluum Bantar Kemang using management function
that there are four stages. (1) the palnning stages namely; do segmentasi the market, and
determining the target market, and determine the target market. (2) organizing stages
namely; forming new student admission committee ( PAPENSIBA). (3) the stages of
implementation, namely; marketing directly and indirectly. (4) the evaluation, namely; the
time of implementation of the evaluation every year. Second, the implementation of the
marketing strategy of educational services in MA Daarul Uluum Bantar Kemang to increase
the quantity of students trough marketing mix namely; product, place, price, promotion,
people, pysical evidence and processowned by MA Daarul Uluum quite management to
increase the number of animo registrant learners every year. Third, the supporting factors in
the marketing starategy of educational services in MA Daarul Uluum Bantar Kemang namely,
the qualified educators, the geographical location of the school, are home to many activities
of ektrakulikuler, directly under the auspices of the Foundation Daarul Uluum, and budgeting
affordable school bugget by any other circles. Fourt, an inhibitor of factor in the marketing
strategy of educational services in MA Daarul Uluum Bantar Kemang namely; the rivalry
between instutions that increasingly tight, yet there are experts in the field of marketing, a
very limited vehicle parking, lack of land owned by the school, and the students in out MA
Daarul Uluum Bantar kemang.
Keywords: education services, marketing, strategy.
88 Kustian et al. Strategi pemasaran jasa pendidikan

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan mengetahui penerapan strategi
pemasaran jasa pendidikan melalui fungsi manajemen dan teori bauran pemasaran di MA
Daarul Uluum Bantar Kemang dan menemukan Faktor pendukung dan penghambat yang ada
di MA Daarul Uluum dalam pemasaran jasa pendidikan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif, adapun teknik
pengumpulan data yaitu dengan observasi., wawancara, dan studi dokumentasi. Untuk
observasi dilakukan dengan pengamatan terkait kegiatan strategi pemasaran jasa
pendidikan dalam meningkatkan jumlah siswa baru. Pihak yang di wawancarai adalah
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kemahasiswaan, kepala tata usaha, ketua
PAPENSIBA, guru, siswa, dan wali siswa. Studi dokumentasi dilakukan dengan pengambilan
gambar secara langsung dan meminta dokumen-dokumen atau berkas-berkas yang terkait
dengan pemasaran jasa pendidikan kepada staf tata usaha. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa: Pertama, strategi pemasaran jasa pendidikan untuk meningkatkan kuantitas siswa di
MA Daarul Uluum Bantar Kemang dengan menggunakan fungsi manajemen itu ada empat
tahapan. (1) tahap perencanaan yaitu; melakukan segmentasi pasar, penentuan target pasar,
dan menentukan target pasar. (2) tahapan pengorganisasian yaitu; membentuk panitia
penerimaan siswa baru (PAPENSIBA). (3) tahapan pelaksanaan yaitu; pemasaran secara
langsung dan pemasaran secara tidak langsung. (4) evaluasi yaitu; waktu pelaksanaan
evaluasi yaitu setiap tahun sekali. Kedua , implementasi strategi pemasaran jasa pendidikan
di MA Daarul Uluum Bantar Kemang untuk meningkatkan kuantitas siswa melalui bauran
pemasaran yaitu; produk, tempat, harga, promosi, people, pysical evidence, dan prosesyang
dimiliki oleh MA Daarul Uluum cukup berhasil untuk meningkatkan jumlah animo pendaftar
peserta didik di setiap tahunnya. Ketiga,Faktor pendukung dalam strategi pemasaran jasa
pendidikan di MA Daarul Uluum yaitu, tenaga yang berkualitas, letak sekolah yang geografis,
memiliki banyak kegiatan ektrakulikuler, langsung berada dibawah naungan Yayasan Daarul
Uluum, dan anggaran pembiyaiaan sekolah yang terjangkau oleh kalangan manapun.
Keempat, Faktor penghambat dalam strategi pemasaran jasa pendidikan di MA Daarul
Uluum bantar Kemang yaitu; persaingan antar lembaga yang semakin ketat, belum adanya
tenaga ahli dibidang pemasaran, parkiran kendaraan yang terbatas, kurangnya lahan untuk
olahraga, kurang luasnya tanah yang dimiliki oleh sekolah, dan sering terjadi keluar
masuknya siswa-siswi MA Daaarul Uluum Bantar Kemang.
Kata kunci: jasa pendidikan, pemasaran, strategi.

Kustian, E., Abdurakhman, O., & Firmansyah, W. (2018). Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan
dalam Meningkatkan Kuantitas Siswa. Tadbir Muwahhid, 2(2), 87-97.

penting bagi masyarakat yang mau


PENDAHULUAN meningkatkan kemampuan mengikuti
Laju perkembangan ilmu pengetahuan dan persaingan yang kompetitif dalam krisis
teknologi menuntut masyarakat untuk multidemensi. Pendidikan dipercaya
melakukan perubahan sehingga mampu sebagai salah satu alat strategi dalam
mengikuti perkembangan zaman, zaman meningkatkan taraf hidup manusia melalui
dimana iklim kompetitif sudah masuk di pendidikan, manusia menjadi cerdas,
semua lini kehidupan. Dampaknya turut mempunyai kemampuan atau skill, sikap
menciptakan persaingan yang semakin hidup yang baik, sehingga dapat bergaul
tinggi pada semua aspek kehidupan dengan baik di masyarakat.
masyarakat. Di zaman modern ini sangat
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 89

Sekolah merupakan lembaga pendidikan dipenuhi dalam rangka mendukung proses


yang bergerak dalam bidang jasa pembelajaran dan kompetisi antar sekolah.
pendidikan. Selain itu kompetisi antar Pemasaran menjadi sesuatu yang mutlak
sekolah semakin ketat. Maka dalam ini harus dilakukan oleh setiap sekolah, karena
penyelenggara pendidikan dituntut untuk untuk memperkenalkan dan
kreatif dalam menggali keunikan dan mempromosikan dalam menarik sejumlah
keunggulan sekolahnya agar dibutuhkan calon siswa baru. Maka dari itu sekolah
dan diminati oleh pelanggan jasa dituntut untuk melakukan strategi
pendidikan. Munculnya sekolah pemasaran yang sangat baik guna
berwawasan internasional serta lahirnya mempertahankan dan menambah kuantitas
sekolah negeri dan swasta yang siswa.
menawarkan keunggulan fasilitas, program Saat ini, dunia pendidikan harus
pembelajaran yang menarik, bahkan dengan diperlakukan dan dikelola secara
biaya yang terjangkau, dapat menambah profesional, karena semakin ketatnya
maraknya kompetisi pendidikan. persaingan, lembaga pendidikan akan
Tidak bias dipungkiri bahwa persaingan ditinggalkan oleh pelanggan pendidikan
antar sekolah semakin ketat. Hal ini atau masyarakat jika dikelola seadanya.
tentunya menjadi sinyal positif bagi sekolah Setiap lembaga pendidikan mengetahui
dalam meningkatkan mutu pendidikan. bahwa proses pembelajaran di sekolah tidak
Tentunya ini bias dibuktikan dengan adanya akan pernah statis, akan tetapi senantiasa
upaya-upaya yang sangat kreatif yang dinamis mengikuti kemajuan ilmu dan
dilakukan oleh penyelenggara pendidikan teknologi yang semakin hari semakin
untuk menggali keunikan dan keunggulan berkembang pesat. Oleh karena itu sekolah
sekolah agar dibutuhkan dan diminati oleh sangat dituntut untuk lebih meningkatkan
masyarakat. Lahirnya sekolah-sekolah mutu dari semua sektor.
negeri dan swasta yang menawarkan Lembaga pendidikan adalah sebuah
berbagai keunggulan fasilitas, program kegiatan yang melayani konsumen berupa
pembelajaran yang menarik, bahkan dengan siswa dan masyarakat umum yang dikenal
biaya yang sangat terjangkau, sangatlah sebagai stakeholder. Lembaga pendidikan
berpengaruh terhadap maraknya kompetisi pada hakikatnya bertujuan untuk
pendidikan. memberikan layanan dan pihak yang
Aktivitas pemasaran jasa pendidikan dilayani ingin memperoleh kepuasan dari
yang terdahulu dianggap tabu karena layanan tersebut, karena mereka sudah
berbau bisnis dan cenderung berorientasi membayar cukup mahal kepada lembaga
pada laba (profit oriented), sekarang ini pendidikan (Alma, 2005). Pemasaran jasa
sudah dilakukan secara terbuka dan terang pendidikan disini tergolong dalam
terangan (Wijaya, 2012). Konsep input, marketing jasa. Dimana lembaga pendidikan
proses dan output menjadi kajian yang telah tidak mencari keuntungan semata, demi
dimantapkan dan inovasi-inovasi tersebut kemakmuran para pengurus atau pemilik
akan menjadi sebuah kajian pemasaran lembaga.
yang menarik. Upaya untuk mendapatkan Sebuah lembaga yang ingin sukses untuk
calon siswa sebagai input yang cakap dan masa depan dalam menghadapi persaingan
matang, telah menjadi tuntunan yang wajib diera melenial ini harus mempraktikan
pemasaran secara terus menerus agar
90 Kustian et al. Strategi pemasaran jasa pendidikan

mendapatkan jumlah siswa yang MA Daarul Uluum adalah lembaga


dikehendaki, karena semakin meningkatkan pendidikan islam berbasis asrama dengan
atau calon siswa yang masuk dapat sistem yang moderen dan merupakan
mengangkat citra positif pada sebuah lembaga pendidikan menengah atas yang
lembaga di masyarakat. berada di bawah naungan Yayasan Daarul
Sekolah-sekolah yang memposisikan Uluum Uluum. MA Daarul Uluum
dirinya sebgai sekolah unggulan, andalan, merupakan sekolah yang berkualitas dan
ataupun pavorit yang diregulasi pemerintah bernuansa pesantren di Kota Bogor yang
kota bukan menjadi pilihan utama bagi mempunyai Visi ” Menjadi lembaga
masyarakat saat ini, karena tren siswa pendidikan islam terpadu yang unggul,
dewasa ini ternyata tidak hanya melihat sehat, berdisiplin, dan berwawasan global”
keadaan sekolah unggulan, andalan dan (dokumen pesantren 2017-2018). Selain itu
favorit sebagai salah satunya pertimbangan juga MA Daarul Uluum Merupakan sekolah
untuk memutuskan bersekolah di lembaga menegah satu-satunya yang berada di Kota
tersebut, akan tetapi pertimbangan keadaan Bogor dimana semua siswanya harus
sekolah gaul dan dapat dipercaya ternyata memukim atau tinggal di asrama. MA Daarul
menjadi fenomena baru dalam pemasaran Uluum Bantar Kemang ini menawarkan
lembaga pendidikan, hal ini sangat penting berbagai keunggulan dalam kegiatan
mendapatkan respon dari manajemen Belajar Mengajar (KBM) dan Mendidik
sekolah. Berkualitas, disiplin namun tetap meliputi etika, aqidah, dan perilaku sesuai
gaul cenderung pula menjadi idealisme ajaran Islam. Mengajar meliputi
remaja serta sekolah dapat dipercaya pengetahuan dasar, wawasan keilmuan, dan
dengan infrastruktur yang lebih akademis praktisi. MA Daarul Uluum pula
mendukung, dan fasilitas teknologi yang mengutamakan keunggulan dalam Kegiatan
memadai. ektrakurikuler, terdapat banyak sekali
kegiatan ektrakurikuler disana yang
Hal ini ternyata merupakan prilaku
menjadi keunggulan dalam berprestasi baik
konsumen pendidikan, siswa relatif ingin
ditingkat regional dan nasional. Contohnya:
suasana dinamis dalam lingkungan
Pramuka, jamiatul quro, kitab kuning,
sekolahnya, para wali siswa pun ingin
marawis, hadroh, teater, drum band, bahasa
anaknya tahu banyak tentang teknologi
persia, latihan pidato 3 bahasa, MHQ dan
pendidikan mutakhir, sehingga sekolah lagi-
lain sebagainnya. Prestasi dan inovasi
lagi dituntut menawarkan inovasi dalam
tersebutlah yang menjadi salahsatu senjata
program-program sekolah apa saja yang
lembaga ini dalam menerapkan strategi
akan ditawarkan.
pemasaran untuk merekrut siswanya.
Namun tidak hanya itu, yang lebih
Namun, dibalik semua itu, MA Daarul
penting sebagai sikap yang harus
Ulum juga dituntut untuk terus bisa
dikembangkan yaitu membangun persepsi
berkembang dan eksis mengikuti
dan citra yang positif terlebih dahulu,
perkembangan zaman sehingga dapat
mempunyai tujuan yang baik, saling
memenuhi tuntunan dan permintaan
mempercayai satu sama lain, saling
stakeholder yaitu menghasilkan lulusan
menghargai, saling pengertian antar kedua
yang berkualitas dan berkarakter, baik
belah pihak dan memiliki rasa toleransi.
secara intelektualitas, moralitas maupun
Untuk membangun citra positif dari
kemandirian hidup yang berkarakter.
masyarakat luas.
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 91

Terlebih dengan semakin ketatnya MATERI DAN METODE


persaingan antar lembaga pendidikan yang Metode yang digunakan pada penelitian ini
memiliki sistem pendidikan yang sama adalah metode penelitian studi kasus
dengan MA Daarul Uluum, maka dari itu jika dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
tidak diimbangi dengan strategi pemasaran studi kasus yaitu penelitian yang berusaha
jasa pendidikan yang matang, menggambarkan dan menginterprentasikan
pengembangan kualitas yang semakin baik, objek sesuai dengan apa adanya (Sukardi
juga tentunya pelayanan yang sangat 2009). Penelitian kualitatif adalah penelitian
memuaskan, maka lambat laun sekolah MA yang menekankan pencarian makna,
Daarul Uluum akan tertinggal dengan pengertian, konsep, karakteristik, gejala,
lembaga-lembaga yang baru yang simbol, maupun deskripsi tentang suatu
menawarkan berbagai keunggulan dan penomena fenomena; pokus dan multi
kelebihan. metode, bersifat alami dan holistik. Dari sisi
Hal ini yang perlu di catat oleh pihak Ma lain tujuan penelitian kualitatif adalah
Daarul Uluum, sehubungan dengan menemukan jawaban terhadap suatu
perkembangan lembaga ini, sebagaimana fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi
hasil wawancara dengan kepala Tata Usaha. prosedur ilmiah secara sistematis dengan
Setidaknya dalam tiga tahun terakhir ini menggunakan pendekatana kualitatif
jumlah siswa dari tahun ke tahun selalu (Yusuf, 2015).
naik. Adapun jumlah siswa di MA Daarul
Uluum dari tahun 2015/2016 jumlah siswa Teknik Pengumpulan Data
adalah 98 orang dengan rincian kelas X Teknis pengumpulan data pada penelitian
jumlah siswa laki-laki 21 dan perempuan ini menggunakan penelitian ini
berjumlah 21, kelas XI jumlah siswa laki-laki menggunakan teknik observasi, wawancara,
berjumlah 10 dan siswa perempuan dan studi dokumentasi. Jenis observasi yang
berjumlah 17, kelas XII jumlah siswa laki- digunakan dalam penelitian ini adalah
laki berjumlah 13 dan siswa perempuan observasi berperan serta terlibat dengan
berjumlah 16, Pada tahun 2016/2017 kegiatan sehari-hari orang yang sedang atau
jumlah siswa 93 orang dengan rincian kelas yang digunakan sebagai sumber dan
X jumlah siswa laki-laki 12 dan perempuan penelitian. Wawancara dengan
berjumlah 19, kelas XI jumlah siswa laki-laki menggunakan tidak terstruktur dan
berjumlah 18 dan siswa perempuan struktur. Dokumen yang digunakan berupa
berjumlah 17, kelas XII jumlah siswa laki- dokumen-dokume seperti, buku panduan,
laki berjumlah 10 dan siswa perempuan koran, brosur, catatan, transkip, buku, surat
berjumlah 17. Dan pada tahun 2017/2018 kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan
jumlah siswa 119 orang dengan rincian sebagainnya (Arikunto, 2013).
kelas 10 jumlah siswa laki-laki 20 dan
perempuan 27 orang, kelas II jumlah siswa Teknik Analisis Data
laki-laki 14 dan perempuan 26, dan kelas 12 Teknik analisi data dalam penelitian ini
jumlah siswa laki-laki 13 dan perempuan menggunakan teknik analisis data kualitatif.
19. Komponen analisis dalam penelitian ini
berupa reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi.
92 Kustian et al. Strategi pemasaran jasa pendidikan

Pemeriksaan Keabsahan Data MA Daarul Uluum melakukan open


Pemeriksaan keabsahan data dilakukan rekruetmen siswa baru.
dengan teknik triangulasi, serta
Strategi Pengelompokan Pasar
menggunakan jenis triangulasi metode dan
triangulasi sumber. Segmentasi sekolah MA Daarul uluum
sangat jelas, karena MA Daarul Uluumini
berbasis pesantren. Segmentasinya adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN bagi siswa yang mau sekolah sambil
pesantren, kemudian siswa yang mau
Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan meningkatkan pemahaman dan
di MA Daarul Uluum Bantar Kemang pengetahuan tentang keislaman yang lebih
Dalam hal strategi pemasaran jasa kuat dan mendalam. Karena Ma Daarul
pendidikan MA Daarul Uluum Bantar Uluum ingin berusaha mencetak alumni-
Kemang selalu memperhatikan manajemen alumni yang memiliki ilmu amaliyah dan
pemasaran, unsur-unsur strategi pemasaran beramal ilmiyah ( hasil wawancara dengan
dan memperkuat bauran pemasaran, yakni kepala sekolah MA Daarul Uluum, Ustad
melakukan perencanaan, pengorganisasian, Hasbulloh).
pelaksanaan, evaluasi, segmentasi,
targeting, positioning dan tentunya Strategi Target Pasar Sasaran
memperhatikan persaingan pasar yang ada Menurut panitia penerimaan mahasiswa
pada saat itu dan selalu mengikuti baru (PAPENSIBA) Bapak Rizal Azizi S. Pd.
perkembangan zaman. Dari hasil Telah mengatakan bahwa menentukan
wawancara dengan wakil kepala bidang target pasar itu sangatlah penting sebelum
kesiswaan menyatakan bahwa MA Daarul melaksanakan strategi pemasaran, karena
Uluum bantar kemang telah melakukan bertujuan untuk merekrut calon siswa baru
perumusan unsur strategi dulu sebelum yang akan mendaftar ke Ma Daarul Uluum
melakukan strategi pemasaran, agar segala Bantar Kemang. Target pasar yang diambil
hambatan yang ada dalam pelaksanaan oleh MA Daarul Uluum adalah siswa siswi
strategi pemasaran dapat teratasi. Sebagai MTS dan SMP yang berada di daerah Jawa
solusi MA Daarul Uluum telah meluruskan Barat seperti, Bogor, Sukabumi, Cianjur,
langkah-langkah atau tahapan-tahapan Bekasi, Karawang, bahkan sampai ke luar
penting dalam strategi pemasaran jasa Jawa Barat, dan lain sebagainya.
pendidikan, antara lain yaitu sebagai
berikut. Stategi Penentuan Pasar
Banyaknya sekolah menengah atas yang ada
Perencanaan Penyusunan Strategi di wilayah Kota Bogor, menunjukan bahwa
Pemasaran MA Daarul Uluum persaingan antar sekolah masih tetap ada
Langkah awal yang dilakukan oleh sekolah dan semakin ketat. Setiap lembaga
Ma Daarul Uluum adalah perencanaan pendidikan yang berada di Kota Bogor ini
penyusunan strategi pemasaran, proses mempunyai keunggulan dan kekuatan
penyusunan strategi pemasaran ini tersendiri dalam mempertahankan
dilakukan pada jauh-jauh hari sebelum eksistensi lembaganya. Begitu halnya
penerimaan mahasiswa baru, biasanya dengan MA Daarul Uluum Bantar Kemang
dilakukan delapan bulan sebelum sekolah mempunyai Brand tersendiri yang
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 93

membedakan dengan sekolah lainnya yang terpola secara baik dan benar. Adapun
berada di kota bogo, perbedaan tersebut struktur kepanitian mahasiswa baru
yaitu dengan adanya brand pondok (PAPENSIBA) MA Daarul Uluum seperti
pesantren moderen yang mempunyai ciri pada Tabel 1.
khas seluruh siswa dan siswinya semuanya
Tabel 1 Struktur PEPENSIBA
wajib bermukim atau tinggal diasrama,
kemudian program ngaji kitab kuning setiap No Nama Jabatan
hari, bahasa sehari-hari bahasa inggris dan 1 Mudir al- Penanggung jawab
bahasa arab, mengahsilkan alumni- alumni MA’had
yang berkualitas, meskipun MA Daarul 2 Rizal Azizi, Koordinator Umum
Uluum ini lebih mengusung unsur S. Pd
keagaamaan yang kuat, namun MA Daarul
3 Alphi Parati Urusan informasi,
Uluum pun sangat memperhatikan dan
keuangan,
tidak melupakan kegiatan intrakulikuler
administrasi
dan ekstrakulikuler, bahkan MA Daarul
Uluum ini mempunyai 23 jenis kegiatan 4 Hasbulloh, Urusan penggalangan
intrakulikuler dan mempunyai 23 jenis SE, MA, Ek. santri
kegiatan ektrakulikuler. Jadi ini yang 5 Lulu Zahroh Urusan testing dan
membedakan antara MA Daarul Uluum , S. Psi. penjaringan
dengan Madrasah-madrasah lainnya, 6 Yaser Al- Urusan
sehingga sekolah ini masih tetap eksis di Arusyi, ST. kerumahtanggaan dan
kalangan masyarakat. Tentunya pihak Ma asrama
Daarul Uluum ingin dan berharap agar 7 Pembantu Seluruh dewan guru,
semua siswa-siswinya berhasil dan sukses Umum karyawan, pengurus
di dunia dan di akhirat. hisada, dan alumni.

Pengorganisasian Panitia PAPENSIBA


Pelaksanaan Strategi Pemasaran MA
Pengorganisasian merupakan proses Daarul Uluum
penyusunan dan pengelompokkan manusia Setelah melaksanakan perumusan dalam
yang terbentuk dalam sebuah struktur. melaksanakan strategi pemasaran, maka
Kemudian dalam struktur tersebut
langkah selanjutnya MA Daarul Uluum baru
dijelaskan tugas dan fungsi yang harus
bisa menerapkan strategi pemasaran, ada
dilaksanakan berdasarkan rencana yang
dua cara strategi pemasaran jasa
telah dirumuskan dan ditetapkan. Hal ini
pendidikan yang dilakukan oleh pihak MA
sangtlah perlu karena agar tidak terjadi
Daarul Uluum Bantar Kemang, yaitu
tumpang tindih dalam melaksanakan tugas pemasaran secara langsung dan pemasaran
dan fungsinya. secara tidak langsung.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh
pihak MA Daarul Uluum Bantar Kemang Evaluasi dalam Panitia Penerimaan
yaitu pengorganisasian sumber daya Siswa Baru (PAPENSIBA)
manusia yang ada yaitu dengan membentuk Evaluasi merupakan langkah terkahir yang
kepanitian penerimaan siswa baru dilakukan oleh pihak MA Daarul Uluum
(PAPENSIBA). Agar proses pemasaran dalam strategi pemasaran. Evaluasi ini
sekolah MA Daarul Uluum bisa terarah dan dilaksanakan setiap tahun satu kali, dan
94 Kustian et al. Strategi pemasaran jasa pendidikan

melibatkan seluruh stake holder yang wajib tinggal dipondok (asrama) dan
berada di MA Daarul Uluum. Agar semua hidup dalam ritme kegiatan yang sudah
rencana dan program kerja yang telah diatur selam 24 jam, wajib mnggunakan
disusun dengan baik, maka selanjutnya bahasa arab dan inggris dalam
evaluasi dalam menjalankan tugas Panitia berkomunikasi sehari-hari, baik didalam
penerimaan siswa baru (PAPENSIBA) kelas maupun diluar kelas, berdisiplin
menjadi hal yang sangat penting untuk dalam segala hal, sesuai dengan
dilaksanakan oleh MA Daarul Uluum Bantar ketentuan masing masing.
Kemang. Evaluasi ini dilakukan agar 2. Ektrakulikuler, seperti kajian kitab salafi
program kerja yang telah dibuat tidak ba’da subuh sampai jam 06.00 WIB,
keluar dari hal yang telah direncanakan. pembinaan tahfidz Al-Quran dan seni
Menurut bapak Fikri Aziz, S. Pd. selaku tilawahnya, training metode pengajaran
waka kesiswaan mengatakan bahwa dalam Al-Qur’an, latihan berceramah dalam
persaingan pada saat ini pun sangatlah ketat tiga bahasa: Arab, Inggris, dan
khususnya di kota Bogor ini, maka dalam Indonesian, pelatihan menulis, Forum
mengatasi dan menghadapi persaingan yang diskusi Ilmiah dan lain sebainnya.
sangat ketat ini evaluasi merupakan hal Dari program-program diatas, sekolah
yang sangat penting yang harus dilakukan telah berupaya memberikan program yang
oleh pihak MA Daarul Uluum Bantar terbaik bagi siswa yang sesuai dengan
Kemang, yaitu dengan cara tetap menjaga kebutuhannya. Dengan adanya program-
kualitas dan meningkatkan pelayanan jasa program tersebut, maka sangat memberikan
yang dimiliki oleh MA Daarul Uluum Bantar nilai tambah tersendiri bagi MA Daarul
Kemang agar bisa bertahan dan lebih maju Uluum Bantar Kemang dalam meningkatkan
dibanding sekolah lainnya. kualitas yang dimiliki dibandingkan dengan
sekolah swasta lainnya. Program-program
Implementasi Strategi Pemasaran tersebuat juga menjadi strategi pemasaran
Jasa Pendidikan di MA Daarul Uluum
jasa pendidikan untuk meningkatkan
Bantar Kemang dengan Menggunakan
kuantitas siswa setiap tahunnya dan agar
Bauran Pemasaran
lebih dikenal oleh masyarakat lebih luas.
Produk
Harga (Price)
Keunggulan sekolah MA Daarul Uluum
Bantar Kemang dalam hal produk yaitu ada Sekolah MA Daarul Uluum dalam
dua keunggulan yakni dalam bidang menentukan kebijakan anggaran
intrakulikuler dan bidang ektrakulikuler. pembayaran siswa sudah ditentukan setiap
tahun sekali dirapat tahunan, dan besar
1. Intrakulikuler, mempunyai guru yang
anggaran siswanya 650.000/bulan, besar
profesional dalam dalam menyampaikan
anggaran ini cukup sesuai dengan
ilmunya dan sesuai dengan bidangnya
pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh
masing-masing, guru di MA Daarul
pihak MA Daarul Uluum. Rincian biaya MA
Uluum 95% sudah sertifikasi guru.
Daarul Uluum Bantar Kemang terdapat pada
Adanya program pendukung seperti:
Tabel 2.
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 95

Tabel 2 Rincian biaya pendaftaran mempromosikan sekolah melalui media


No Variabel Jumlah cetak, yaitu melalui brosur, pamplet,
bener, dan spanduk.
1 Infaq Pendaftaran 250.000
2. Promosi secara tidak langsung: a)
2 Infaq pengembangan 2.000.000
mempererat tali silaturahmi dengan
pesantren
masyarakat melalui masjid yaitu dengan
3 Sarriyah/ Bulanan 650.000 cara ikut terlibat dalam kegiatan-
4 Kaos Olahraga 200.000 kegiatan yang ada di masyarakat
5 Seragam bela diri 250.000 khususnya daerah bantar kemang,
6 Seragam khusus 200.000 seperti santri diikut sertakan dalam
meninggalkan pesantren kepanitiaan peringatan-peringatan hari
besar, menjadi khotib dalam sholat
7 Lemari pakaian 625.000
jumat, ikut mensholati jenazah ketika
8 Kasur dan bantal 425.000
ada yang meninggal dan menghadiri
Jumlah 4.600.000 undangan untuk menjadi pengisi acara
di nikahan (marawis, hadroh, qori dan
Promosi (Promotion) sebagainnya). b) mengadakan bakti
Promosi merupakan bagian terpenting sosial kepada masyarakat, berupa:
dalam memasarkan jasa pendidikan. pembagian daging qurban, santunan
Promosi yang dilakukan oleh pihak MA anak yatim dan pakir miskin, dan lain
Daarul Uluum itu ada 2 cara yaitu promosi sebagainnya.
secara langsung dan promosi secara tidak
langsung. Tempat (Place)
1. Promosi secara langsung, seperti: a) Lokasi MA Daarul Uluum sangatlah strategis
melakukan kunjungan-kunjungan ke karena berada di tengah-tengah Kota Bogor,
MTS dan SMP maupun negeri atau lokasinya tepat berada di pinggir jalan raya,
swasta yang bertujuan untuk dan mudah dijangkau oleh seluruh stake
mempromosikan MA Daarul Uluum holder baik yang menggunakan kendaraan
Bantar Kemang kepada siswa-siswi agar pribadi atau pun menggunakan kendaraan
mereka tertarik dan melanjutkan ke MA umum.
Daarul Uluum, b) promosi melalui media
online seperti wibsite (http://
Sumber Daya Manusia (People)
www.Daarululuum.co.id), facebook, ig, Sumber daya manusia yang dimiliki oleh MA
dan lain sebagainnya, yang berisi fakta- Daarul Uluum Bantar Kemang sangatlah
fakta, seperti lokasi, prestasi siswa, kuat dan berkualitas karena 95% guru yang
kegiatan siswa dan lain sebagainnya. c) berada di MA Daarul Uluum sudah
mempromosikan sekolah dengan cara sertifikasi, mengajar di bidang ahlinya
ikut serta diberbagai ajang perlombaan masing-masing dan srata pendidikannya
yang dilakukan oleh pihak-pihak minimal S1 dan bahkan sudah banyak yang
tertentu yang lingkupnya tingkat sudah S2. Hal ini pun menjadi salah-satu
provinsi bahkan nasional. d) keunggulan yang dimiliki oleh pihak Ma
mempromosikan sekolah dengan cara Daaru Uluum dalam strategi pemasaran jasa
mengadakan perlombaan-perlombaan pendidikan.
tingkat SMP dan MTS tingkat provinsi. e)
96 Kustian et al. Strategi pemasaran jasa pendidikan

Sarana dan Prasaran (Pysical yang cukup murah sehingga terjangkau


Evidance) oleh kalangan manapun. 5) memiliki
Keaadaan bukti fisik yang dimiliki oleh MA kegiatan ektrakulikuler yang banyak dan
Daarul Uluum Bantar Kemang cukup beragam. 6) tenaga pendidik yang
menunjung bagi berlangsungnya proses berkualitas
pembelajaran. Adapun keaadaan fakta bukti
Faktor Penghambat Strategi
fisik dimiliki oleh MA Daarul Uluum Bantar
Pemasaran Jasa Pendidikan di MA
kemang adalah: kantor yayasan, ruang
Daarul Uluum Bantar Kemang
kelas, ruang kamar, ruang guru, ruang tata
usaha, laboratorium, perpustakaan, ruang 1. Persaingan antar lembaga yang semakin
seni, ruang BP, ruang UKS, ruang aula, kuat dan semakin ketat, solusinya MA
mesjid, kantin, koperasi, kantor osis, rumah Daarul Uluum selalu mengikuti
kamad, asrama guru, asrama siswa. perkembangan zaman, menciptakan
inovasi-inovasi baru yang tidak dimiliki
Proses (Process) oleh sekolah lain, mempertahankan dan
mengembangkan prestasi yang sudah
Proses ini merupakan aktivitas kegiatan
ada baik dibidang akademik maupun
secara menyeluruh dari awal sampai akhir.
bidang non akademik, menjalin
Mulai dari proses strategi pemasaran
hubungan yang baik dengan masyarakat
(pendaptaran, penyambutan), proses
dan selalu menjaga kepercayaan
marxeting mix (dari sisi produk, tenmpat
masyarakat.
harga, promosi, orang, sarana, melakukan
penyesuaian, perencanaan yang matang), 2. Belum ada tenaga ahli yang khusus
kemudian proses pendidikan (menjalankan menangani dibidang strategi pemasaran.
reword and panismen sesuai dengan 3. Parkiran kendaraan yang terbatas,
ketentuan yang sudah dimiliki sekolah, sehingga ada acara-acara yang sifatnya
kemudian di akhir sekolah memberikan mengundang banyak orang dari luar, itu
sebuah penghargaan kepada siswa-siswi sangat susah untuk dikondusifkan.
yang berprestasi. 4. Kurangnya lahan untuk olahraga, lahan
yang dimiliki oleh MA Daarul Uluum
Faktor Pendukung Strategi Bantar Kemang sekarang ini baru
Pemasaran Jasa Pendidikan di MA
memiliki satu buah lapangan yang
Daarul Uluum Bantar Kemang
berada didepan ruangan kelas.
Dalam melaksanakan pemasaran jasa
5. Kurang luasnya tanah yang dimiliki
pendidikan di MA Daarul Uluum Bantar
sekolah sehingga sulit untuk menambah
Kemang tentunya tedapat beberapa faktor
ruangan baru, karena letaknya berada di
pendukung, diantaranya adalah: 1) letak
Kota sehingga tidak ada lagi tanah yang
sekolah yang sangat strategis, berada di
kosong untuk dapat dibeli.
tengah-tengah Kota Bogor mudah dijangkau
6. Keluar masuknya siswa-siswi MA Daarul
oleh transfortasi pribadi atau transfortasi
Uluum, sehingga bagi yang memang
umum, berada disisi jalan raya, dan dekat
cocok tinggal dilingkungan pondok
dengan instansi-instansi pemerintahan. 2)
pesantren pasti bertahan sedangkan
berada langsung di bawah naungan Yayasan
yang tidak cocok di lingkungan
Daarul Uluum. 3) kepercayaan masyarakat
pesantren pasti akan keluar.
yang begitu tinggi. 4) Anggran Pembiaian
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 97

7. Sering hilangnya banner dan baliho yang MA Daarul Uluum Bantar Kemang yaitu :
sudah disebar di titik-titik tertentu. persaingan antar lembaga yang semakin
ketat, belum ada tenaga ahli dibidang
pemasaran, parkiran kendaraan yang
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI sangat terbatas, kurangnya lahan untuk
olahraga, kurang luasnya tanah yang
Kesimpulan dimiliki oleh sekolah, dan keluar
1. Strategi pemasaran jasa pendidikan di masuknuya siswa-siswi MA Daarul
MA Daarul Uluum Bantar Kemang cukuk Uluum Bantar Kemang.
baik, karena pihak sekolah memiliki
tahapan-tahapan yang ideal yaitu Implikasi
dengan menggunakan prinsip-prinsip Bagi Pihak Lembaga, agar lebih mendalami
manajeman dalam pelaksanaan strategi tentang strategi pemasaran jasa pendidikan.
pemasaran. Untuk pihak Umum, diharapkan dapat
2. Implementasi strategi pemasaran melakukan penelitian yang lebih mendalam
dengan menggunakan bauran dengan obyek yang berbeda, lebih menggali
pemasaran di MA Daarul Uluum Bantar informasi dan data-data pada orang-
Kemang sangat berhasil dan efektif, orang/lembaga yang terkait dengan strategi
karena dengan produk, promosi, tempat, pemasaran jasa pendidikan dalam
harga, orang, sarana dan prasarana, dan meningkatkan kuantitas siswa.
proses yang dimiliki pihak MA Daarul
Uluum bisa meningkatkan jumlah animo
pendaftar peserta didik disetiap DAFTAR PUSTAKA
tahunnya. Sehingga MA Daarul Uluum Alma, B. (2005). Pemasaran strategik jasa
masih tetap eksis di dunia pendidikan pendidikan. Alfabeta: Bandung.
dan menjadi alternatif orang tua untuk Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian
menyekolahkan anaknya. (Suatu Pendekatan Praktik). Rineka Cipta:
3. Faktor pendukung dalam strategi Jakarta.
pemasaran jasa pendidikan di MA Daarul Sukardi. (2009). Metodologi penelitian
Uluum diantaranya, tenaga pendidik pendidikan kompetensi dan praktiknya.
yang berkualitas, letak sekolah yang Bumi Aksara: Jakarta.
geografis, memilki banyak kegiatan Wijaya, D. (2012). Pemasaran Pendidikan.
ektrakulikuler, langsung berada dibawah Salemba Empat : Jakarta.
naungan Yayasan Daarul Uluum, dan Yusuf, A. M. (2015). Metode penelitian
anggaran pembiaiaan sekolah yang kuantitatif, Kualitatif, dan penelitian
terjangkau oleh kalangan manapun. gabungan. Pranada Media Group :
4. Faktor penghambat dalam pelaksanaan Jakarta.
strategi pemasaran jasa pendidikan di
98 Ulfah et al. Pembetukan karakter disiplin santri

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN


SANTRI

REWARD AND PUNISHMENT IN THE FORMATION OF DISCIPLINE CHARACTERS


SANTRI
R Ulfah1a, RSP Fauziah1, dan RR Aliyyah2
1 Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor 16720
2 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor 16720
a Korespondensi: Resma Ulfah, Email: resmaulfah@gmail.com

(Diterima: 19-07-2018; Ditelaah: 20-07-2018; Disetujui: 18-09-2018)

ABSTRACT
Education efforts in the formation of one discipline character is by using reward and
punishment methods. It is rare for educational institutions that combine reward and
punishment methods in one container. But Pondok Pesantren Moderm is an Islamic
educational institution that is able to combine the two methods in one container and make it
a culture in every modern pesantern hut. as applied in Pondok Pesantren Modern Daarul
Uluum Bantarkemang. Pondok Pesantren this method of reward and punishment in
disciplining santri. The purpose of this research is to understand reward and punishment in
the formation of santri characters. This study used qualitative methods with ethnographic
research used to examine the natural cultural values. Technique of collecting data is done by
using; interviews, observation, and documentation. Data analysis using; Spradley model
analysis, data collection, data reduction, display / data presentation and verification. The
validity check of data uses source triangulation and uses reference material. The results of
this study show: (1) Modern Boarding School Daarul Uluum Bantarkemang combining the
concept of salafi and general learning, that is by studying the traditional books and madrasah
schools; (2) the effort of pesantren in shaping the character of discipline of santri that is by
applying educative everyday activities and reward and punishment method; (3) rewards
given to students in the form of material and non-material. Reward of material is given every
semester; and (4) the punishment given has a level of level I, level II, level III and preferential
level. Reward and punishment given by boarding school and HISADA as the right hand
caretaker.
Keywords: discipline character of santri, modern boarding school, reward and punishment.

ABSTRAK
Upaya pendidikan dalam pembentukan karater disiplin salah satunya yaitu dengan
menggunakan metode reward dan punishment. Masih jarang lembaga pendidikan yang
menggabungkan antara metode reward dan punishment dalam satu wadah. Namun Pondok
Pesantren Moderm merupakan lembaga pendidikan islam yang mampu menggabungkan dua
metode tersebut dalam satu wadah dan menjadikannya budaya disetiap pondok pesantern
modern. seperti yang diterapkan di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum Bantarkemang.
Pondok pesantren ini menerapkan metode reward dan punishment dalam mendisiplinkan
santri. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami reward dan punishment dalam
pembentukan karakter disiplin santri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
jenis penelitian etnografi digunakan untuk meneliti nilai budaya yang alamiah. Teknik
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 99

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan; wawancara, observasi, dan


dokumentasi. Analisis data menggunakan; analisis model Spradley, pengumpulan data,
reduksi data, display/penyajian data dan verifikasi. Pemeriksaan keabsahan data
menggunkanan triangulasi sumber dan menggunakan bahan referensi. Hasil penelitian ini
menunjukkan: (1) Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum Bantarkemang menggabungkan
konsep pembelajaran salafi dan umum, yaitu dengan mempelajari kitab-kitab tradisional dan
sekolah madrasah; (2) upaya pesantren dalam membentuk karakter disiplin santri yaitu
dengan memerapkan kegiatan sehari-hari yang edukatif dan metode reward dan punishment;
(3) reward yang diberikan kepada santri berupa materi dan non materi. Reward berupa
materi diberikan setiap satu semester; dan(4) punishment yang diberikan memiliki tingkatan
yaitu tigkat I, tingkat II, tingkat III dan tingkat istimewa. Reward dan punishment diberikan
oleh pengurus pesantren dan HISADA sebagai tangan kanan pengurus.
Kata kunci: karakter disiplin santri, pondok pesantren modern, reward dan punishment.

Ulfah, R., Fauziah, R. S. P., & Aliyyah, R. R. (2018). Reward dan Punishment dalam
Pembentukan Karakter Disiplin Santri. Tadbir Muwahhid, 2(2), 98-110.

bangsa, dan negara (Undang-Undang RI No


PENDAHULUAN 20 Tahun 2003).
Mencetak generasi yang memiliki Metode pendidikan karakter dalam
kepribadian yang tangguh, mandiri , trampil, pendidikan islam dibahas secara sempurna
dan berahlakul karimah adalah tujuan mulai dari keteladanan, perintah, nasihat
pendidikan karakter. Pendidikan diyakini cerita, ganjaran bahkan metode-metode
sebagai salah satu jalan terbaik dalam larangan atau hukuman dan yang lainnya.
mewujudkan sumberdaya manusia yang Reward and punishment adalah salah satu
berkualitas, keyakinan tersebut memicu metode dalam pendidikan karakter yang di
tumbuh kembangnya berbagai model pesantren yang disebut juga dengan istilah
pendidikan yang mengangkat pendidikan Hadiyah dan hukuman. Konsep hadiah dan
kerakter sebagai visi dan misinya. hukuman atau reward dan punishment
Pesantren adalah salah satu lembaga dalam pandangan islam adalah konsep yang
pendidikan tertua di Indonesia yang sudah jelas tertera secara eksplisit di dalam
memiliki komotmen yang kuat dalam Alquran dan Hadist .
menerapkan pendidikan karakter . Melihat Dasar agama Islam membolehkan
kepada sejarah pendidikan di tanah air penerapan hukuman dan penghargaan yang
pesantren telah membuktikan eksistensinya dilakukan secara adil dan seimbang.
dalqam membantu mewujudkan Cita cita Pesantren sebagai lembaga pendidikan
Bangsa yang di tuangkan dalam Undang- islam tertua memiliki kemapuan dalam
Undang RI yang menyebutkan maksud dan menerapkan reward dan punishment
tujuan untuk mewujudkan suasana belajar namun kadang tidak seimbang seperti
dan proses pembelajaran agar peserta didik lembaga pendidikan lain. hal tersebut
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk dikarenakan hukuman lebih dominan
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, dibanding penghargaan dalam pendidikan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, kedisiplinan. Walaupun penghargaan
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan sebagai motivasi dalam
diperlukan untuk dirinya, masyarakat, pembelajaran.
100 Ulfah et al. Pembetukan karakter disiplin santri

Visi dan kiprah pesantren dalam yang diperbuat oleh seseorang yang sah
kerangka pengabdian sosial yang pada (Chaplin, 2006).
mulanya diletakan kepada pembentukan
nilai keagamaan, salah satunya dengan
menerapkan metode reward dan MATERI DAN METODE
punishmen. sehingga menumbuhkan Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
karakter kedisiplinan dalam jiwa santri, kualitatif. Sedangkan pendekatan yang
baik disiplin dalam belajar, disiplin waktu, digunakan adalah pendekatan Etnografi.
maupun disiplin peraturan. Menurut Sugiyono, jenis penelitian kualitatif
Pondok Pesantren modern Daarul Uluum adalah cara yang digunakan dalam
Bantarkemang memiliki visi di dalamnya, penelitian suatu objek ilmiah, dimana
yaitu menjadi lembaga pendidikan Islam peneliti semagai instrumen kunci, dan
terpadu yang unggul, sehat, berdisiplin, dan teknik yang digunakan secara triangulasi
berwawasan global. Untuk mencapai misi atau gabungan, serta analisis data bersifat
pendidikannya, Pondok pesantren Daarul induktif (Sugiyono, 2015).
Uluum berkomitmen untuk menerapkan Sedangkan pendekatan etnografi yaitu
budaya disiplin bagi seluruh santri. Dalam suatu studi tentang kebudayaan yang
segala bidang di Pondok Pesantren Daarul mempelajari kebudayaan lain. Etnografi
Uluum ini menerapkan reward dan bermakna membangun suatu pengertian
punishment yang tertulis. Pesantren tidak yang sistematik dari suatu kebudayaan
hanya berfokus pada kemampuan akademik manusia dari perspektif orang yang telah
santri, akan tetapi pendidikan harus mempelajari kebudayaan tersebut
dipahami sebagai upaya mengiring individu (Spradley, 1997).
kearah perubahan perilaku ke arah yang
Sumber data diperoleh dari subyek
lebih baik yaitu dengan adanya peraturan
dalam penelitian yaitu kepala madrasah,
yaitu melalui metode reward dan
ketua asrama putra, ketua asrama putri,
punishment.
HISADA bagian keamanan, HISADA bagian
Dafid. L Sills mendefinisikan hadiah yaitu peribadatan dan sntri teladan 2017. Peneliti
salah satu alat pendidikan yang diberikan menggunakan teknik pengumpulan data
pada peserta didik sebagai penghargaan melalui observasi, wawancara, dan
terhadap prestasi atau prilaku baik yang dokumentasi. Selanjutnya untuk
dicapainya (Purwanto, 1985). Sedangkan menganalisis data yang telah dikumpulkan
punishment adalah: 1) suatu sejak awal sampai akhir peneliti
penderitaanrasa jera atau rasa tidak senang menggunakan analisis model Miles dan
pada seorang subjek, karena kegagalan Huberman serta analisis model Spradley.
dalam menyesuaikan diri terhadap suatu Analisis model Miles dan Huberman
rangkaian perbuatan yang sudah ditentukan meliputi; reduksi data, penyajian data, dan
terlebih dahulu dalam satu percobaan, 2) verifikasi kesimpulan (Yusuf, 2016).
Suatu perangsang dengan valensi negative, Sedangkan analisis model Spradley
atau satu perangsang yang mampu meliputi; analisis domain, analisis
menimbulkan kesakitan atau taksinomi, analisis komponensial, analisis
ketidaksenangan, 3) beban yang diberikan tema budaya (Spradley, 1997).
dalam periode tertentu atas pelanggaran
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 101

HASIL DAN PEMBAHASAN Islam sebagai tuntunan dalam bersikap,


bertindak dan berperilaku.
Hasil
Data atau informasi yang akan di paparkan
Visi dan Misi Pondok Pesantren Daarul
di bawah ini merupakan hasil temuan
Uluum Bantarkemang
penelitian yang didapatkan melalui proses
observasi, wawancara dan dokumentasi Pondok Pesantren modern Daarul Uluum
kepada orang-orang yang ada di Pondok Bantarkemang memiliki visi di dalamnya,
Pesantren Daarul Uluum Bantarkemang yaitu menjadi lembaga pendidikan Islam
yakni kepala madrasah, kepala asrama terpadu yang unggul, sehat, berdisiplin, dan
putri, kepala asrama putra, HISADA bagian berwawasan global. Untuk mencapai misi
keamanan, HISADA bagian peribadatan, dan pendidikannya, Pondok pesantren Daarul
santri teladan. Uluum berkomitmen untuk menerapkan
budaya disiplin bagi seluruh santri.
Konsep Pesantren di Pondok
Pesantren Daarul Uluum Pembentukan Karakter Disiplin
Bantarkemang Santri
Konsep pesantren di Pondok Pesantren Menurut informasi yang peneliti dapatkan
Daarul Uluum Bantarkemang dari hasil wawancara dengan para pengurus
mengkombinasikan pembelajaran kitab- Pondok Pesantren Daarul Uluum
kitab klasik seperti ta’lim muta’lim, Bantarkemang mengenai pembentukan
akhlakulil banat dan lain-lain. Mewajibkan karakter disiplin santri. “Upaya pesantren
para santri mengikuti pembelajaran formal dalam menumbuhkan karakter disiplin pada
di sekolah dengan mengadakan madrasah diri santri yaitu dengan membiasakan diri
jenjang MTs dan MA. Bahasa yang melalui kegiatan-kegiatan pesantren.
digunakan santri dalam keseharian yaitu Dengan kegiatan pesantren yang sangat
menggunakan bahasa Arab dan Inggris. padat santri akan sulit menyianyakan
waktunya untuk hal yang tidak penting.
Dalam buku MAPENPO (masa
Selain itu santri yang tidak mengikuti
pengenalan pondok) terdapat penjelasan
kegiatan pun akan dihukum sesuai dengan
secara rinci sejarah dan karakteristik
pelangaran yang telah diperbuat”.
pondok Pesantren Daarul Uluum
Bantarkemang. Berikut adalah tujuan dan Kekurangan dari peraturan pesantren
Visi Misi Pondok Pesantren Daarul Uluum yang telah dibuat adalah tidak mencakup
Bantarkemang. seluruh kegiatan santri, karna santri
biasanya melanggar tidak terduga
Tujuan Pondok Pesantren Daarul Uluum sebelumnya. Maka setiap satu semester
Bantarkemang
diadakan evaluasi untuk memperbaharui
Pondok Pesantren Daarul Uluum setiap pelanggaran yang belum tercantum
Bantarkemang adalah sebuah pondok sebelumnya. Evaluasi ini memperbaharui
pesantren modern yang bertanggung jawab hukuman sesuai dengan situasi dan keadaan
untuk menjaga dan memperjuangkan santri. Misalnya saja pada zaman sekarang
kelangsungan dan kelestarian syari’at islam ini sedang viral jual beli online yang dulu
di tengah masyarakat. Sehingga seluruh belum diketahui oleh masyarakat umum.
santri Pondok pesantren Daarul Uluum
berkewajiban untuk menjadikan syari’at
102 Ulfah et al. Pembetukan karakter disiplin santri

Maka dengan itu hukuman melakukan jual ST juga berpendapat hal yang sama pada
beli online diberlakukan untuk sekarang ini. hari Selasa tanggal 10 April 2018 pukul
Sistem evaluasi yang diterapkan untuk 21:00. ....mudir selalu memberikan tedalan
memperbaharui peraturan di lakukan setiap yang baik kepada santri. Beliau mengajarkan
satu semester dan 5 tahun sekali untuk bagaimana menjadi santri yang disiplin ilmu,
perbaharuan keseluruhan. Hasil revisi atau bahasa dan tatakrama. Setiap ba’da Solat
evaluasi punishment diberikan kepada Subuh mudir mengajarkan kitab kuning
kepala sekolah dan diketik ulang oleh Ta’limuta’lim atau kitab Akhlaqulil Banat.
bidang administrasi. Selain itu beberapa pengurus juga
memberikan contoh yang baik walaupun
Hasil revisi akan berbentuk menjadi
kadang beberapa pengurus HISADA ada yang
peraturan dasar pesantren dalam buku
melanggar peraturan juga....
MAPENPO 2017 dan paper point
punishment. Peraturan dasar ini yang jadi Reward
pedoman kedisiplinan untuk semua bidang Uluum Bantarkemang dilakukan pada setiap
tidak dalam satu bidang saja namun seluruh satu semester dan satu tahun sekali. Kyai
bidang yg berkaitan dengan aktifitas atau mudir ikut serta dalam kegiatan
pesantren. Adanya pedoman ini adalah pemberian reward disetiap akhir tahun
salah satu bukti bahwa pendisiplinan ajaran. Setiap bagian diberi tanggung
karakter santri sangat diutamakan di jawabb untuk memberikan reward kepada
Pondok Pesantren Daarul Uluum santri. Proses seleksi pemilihan santri untuk
Bantrarkemang. diberikan reward dilakukan oleh HISADA.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat KM Setelah HISADA menseleksi lalu ketua
dari hasil Wawancara pada hari Senin bagian pada struktural mengambil alih
tanggal 5 Maret 2018 pukul 8:30 untuk pemberian reward. Khusus Untuk
WIB. .....Kekurangan dari peraturan reward yang berkaitan dengan pengajaran
pesantren adalah tidak mencakup seluruh sekolah diseleksi dan diberikan oleh guru
kegiatan santri, karna santri biasanya atau ustdaz wali kelasnya
melanggar tidak terduga sebelumnya seperti Bentuk reward yang diberikan adalah
pelanggaran jual beli online yang sedang berupa materi dan non materi. Contohnya
viral sekarang ini..... reward berupa materi yaitu piagam,
Adapun pendapat dari BAA pada hari makanan dan bingkisan berupa alat tulis
Kamis tanggal 5 April 2018 pukul 13:00 atau kebutuhan santri lainnya. Untuk
WIB. .....Evaluasi ini memperbaharui reward non materi ini berupa pujian,
hukuman sesuai dengan situasi dan keadaan ucapan motivasi, dan lain sebagainya, hal ini
santri. Misalnya saja pada zaman sekarang diberikan disetiap hari. Selain itu pengurus
ini sedang viral jual beli online yang dulu juga memberikan reward yang sesuai
belum diketahui oleh masyarakat umum. dengan keinginan santri pada umumnya
Maka dengan itu hukuman melakukan jual yaitu mengajak santri jalan-jalan atau
beli online diberlakukan untuk sekarang ini. makan diluar lingkungan pesantren. Reward
Dan Revisi atau evaluasi punishment ini tentunya hanya diberikan kepada santri
diberikan kepada kepala sekolah. teladan dalam bidang asrama.
Diperbaharui setiap satu semester dan 5 Hal tersebut sesuai dengan pendapat KM
tahun sekali untuk perbaharuan dari hasil Wawancara pada hari Senin
keseluruha.....
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 103

tanggal 5 Maret 2018 pukul 8:30 HISADA selama satu tahun sekali. Reward
WIB. .....Sama seperti punishment, reward diberikan sesuai dengan bidangnya. Yaitu
pun dilakukan oleh setiap bidang. Reward bagian keamanan, bahasa, peribadatan,
dilakukan setiap satu semester dan khusus perpustakaan, dan lain-lain. Bentuk
untuk santri teladan dilakukan satu tahun rewardnya berupa materi seperti; alat tulis,
sekali..... pakaian dan vocer belanja di supermarket.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Reward dalam bentuk lain yaitu diajak
BAI pada hari Senin tanggal 5 Maret 2018 studytour ke pare untuk bagian bahasa.
pukul 10:00 WIB. ....Reward diberikan oleh Reward ini khusus untuk santri yang
pengurus HISADA seperti santri teladan menggunakan bahasa yang telah ditentukan
dalam bidang ibadah, santri teladan dalam dengan tertib....
bidang keamanan dan lain sebagainya. Punishment
Untuk reward yang berkaitan dengan
Pemberian Punishment dilakukan oleh
pengajaran sekolah diberikan oleh guru atau
kepala bagian dan HISADA sebagai tangan
ustdaz wali kelasnya. Reward yang diberikan
kanan pengurus. Khusus untuk Punishment
setiap satu semester yang berhubungan
di kelas diberikan oleh guru kelas masing-
dengan nilai. Bentuk rewardnya itu berupa
masing dan staf pengajaran. Bentuk
materi dan non materi. Contohnya reward
hukumanya yaitu (1) dibotak, dicepak,
berupa materi adalah piagam, makanan dan
dipitak; (2) dijemur beserta pamplet yang
bingkisan berupa alat tulis atau kebutuhan
telah ditentukan sesuai pelanggarannya; (3)
santri lainnya. Untuk reward non materi ini
putri memakai jilbab warna merah; (4)
berupa pujian, ucapan motivasi, dan lain
bersih-bersih lingkungan pesantren; (5)
sebagainya, hal ini diberikan disetiap hari.
menghafal surat pilihan. Perbedaan
Selain itu pengurus juga memberikan reward
punishment santri putra adalah dibotak
yang sesuai dengan keinginan santri pada
kepalaya untuk yang keluar pesantren tanpa
umumnya yaitu mengajak santri jalan-jalan
izin dan hubungan lawan jenis (pacaran).
atau makan diluar lingkungan pesantren.
Hukuman diberikan secara tersusun,
Reward ini tentunya diberikan kepada santri
tidak langsung diberikan hukuman berat.
teladan dalam bidang asrama. Kyai atau
Punishment di Pondok Pesantren Daarul
mudir ikut serta dalam kegiatan pemberian
Uluum Bantarkemang ini ada beberapa
reward disetiap akhir tahun ajaran....
tingkatan yang tertulis di peraturan dasar
Adapun pendapat dari BAA pada hari
pesantren. Tahapannya adalah pelanggaran
Kamis tanggal 5 April 2018 pukul 13:00
tingkat 1, pelanggrana tinggkat 2,
WIB. ....Reward secara materi diberikan
pelanggaran tingkat 3 dan pelanggaran
setiap setahun sekali. Reward diseleksi oleh
istimewa dalam bentuk point. Contoh
masing-masing bagian dan HISADA. Hadiah
pelanggaran istimewa adalah tidak
diberikan oleh bagian asrama dan HISADA
melakukan puasa ramadan. Santri yang
sebagai tanggan kanan pengurus. Bentuk
melakukan pelanggaran berat wajib
riward secara materi yaitu alat-alat yang
membuat BAP (Berita Acara Pelanggaran).
diperlukan oleh santri seperti alat tulis, jam
Adapun pelanggaran yang ringan bisa jadi
beker, atau pakaian....
sedang bahkan berat bila terlalu sering
HKA pun berpendapat hal yang sama dilakukan, contohnya telat
pada hari selasa tanggal 10 April 2018 pukul berjamah/masbuk adalah pelanggaran
20:30 WIB. ....Reward yang diberikan oleh ringan tapi sudah masbuk sebanyak 3 kali
104 Ulfah et al. Pembetukan karakter disiplin santri

berturut maka akan berubah menjadi nilai point dan kifarat. Jika santri melakukan
pelanggaran sedang. Contoh lain yaitu tidak kifarat secara otomatis point akan
mengikuti kegiatan ta’lim pagi adalah berkurang. Tujuan diberikan hukuman yaitu
pelanggaran sedang namun sudah sering untuk mendisiplinkan santri....
dilanggar maka pelanggarannya berubah Adapun pendapat dari BAA pada hari
menjadi berat. Selain dalam bentuk point, Kamis tanggal 5 April 2018 pukul 13:00
punishment pun ada dalam bentuk kifarat WIB. ....HISADA bagian keamanan sebagai
contohnya menghafal satu surat yang dipilih tangan kanan para ustadz yang mengurus
sesuai ketentuan dan sesuai dengan bidang reward dan punishment dalam lingkup
pelanggarannya. Setelah santri dihukum asrama. Untuk punishmen di kelas
atau diberi kifarat maka point pelanggaran punishment dikelola oleh bagian pengajaran.
akan otomatis berkurang Perbedaan punishment santri putra adalah
Untuk mengetahui santri yang tidak ikut dibotak kepalaya untuk yang keluar
kegiatan atau tidak mematuhi tata tertib pesantren tanpa izin dan hubungan lawan
adalah dengan mengabsen setiap kegiatan jenis. Jenis punisment lain seperti hafalan,
sehingga santri yang tidak hadir tanpa diberikan tugas membangunkan santri lain
alasan akan dikenakan hukuman. Pada untuk ta’lim subuh dengan jangka waktu
setiap kegiatan pembelajaran baik di kelas tertentu....
maupun peribadatan ada pengawasan rutin HPI pun berpendapat hal yang sama pada
sebelum kegiatan dimulai. Bila ada santri hari selasa tanggal 10 April 2018 pukul
yang telat mengikuti kegiatan akan di scots 20:30 WIB. ....pemberian hukuman adalah
jump atau push up sesuai waktu telatnya. cara yang paling berpengaruh dalam
Miasalkan telat lima belas menit berarti 15 kedisiplinan santri, sebab santri menjadi
scots jump. merasa tidak nyaman ketika diberi hukuman
Adanya punishment tentu agar ada walaupun beberapa santri ada yang sulit
dampak positif kepada santri. Dampak untuk dikendalikan dengan hukuman....
positif dari pemberian punishment adalah
menjadikan rabu-rambu waspada kepada Pembahasan
santri yang lain agar tidak melakukan
Konsep Pesantren
pelanggaran, sehingga para santri dapat
mengikuti peraturan yang ada. Adapun Pondok pesantren Daarul Uluum
dampak negatif dari pemberian pinishment Bantarkemang termasuk kedalam jenis
yaitu santri yang dihukum merasa sudah Pesantren modern. Hal ini dikarenakan
tercoreng nama baiknya sehingga dia pembelajarannya yang mengkombinasikan
melakukan pelanggaran yang sama pun pendidikan salafi dan mengadopsi
tidak ia takuti. Dengan adanya punishment pendidikan umum dengan kurikulum
santri bisa dikit demisedikit mematuhi nasional dan kurikulum lokal seperti
peraturan yang ada. Karena pada dasarnya penanaman bahasa arab dan lain-lain.
kebiasaan baik diawali dengan dibiasakan Tujuan dari pembelajaran pesantren
lalu biasa melakukan setelah itu terbiasa modern ini adalah supaya santri mampu
melakukan. hidup dalam situasi sosial apapun.
Hal serupa disampaikan oleh BAI pada Pernyataan di atas sesuai dengan teori
hari Senin tanggal 5 Maret 2018 pukul konsep pesantren modern yaitu (Efrizal,
10:00 WIB. ...hukuman diberikan berupa 2012): “Modern Islamic boarding schools
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 105

interpreted as educational institutions, “Basically, discipline is a basic requirement


where the students usually stay in the lodge for the development of children’s behavior
(dormitory) with Islamic teaching materials because this period is very effective to
of classical books and general books of create the moral behavior. Discipline is
scientific knowledge, aiming to master the needed to help the child’s personal and
science of the Islamic religion in detail and social adjustment. Through discipline,
along with general sciences such as mastery children can learn to behave through
of foreign language and apply it as well as manner approved by the social
guidance in daily lives by emphasizing the environment” yang artinya pada dasarnya,
importance of morality in social life” yang disiplin merupakan persyaratan dasar
artinya Pesantren Modern diartikan sebagai untuk perkembangan perilaku anak-anak
lembaga pendidikan, di mana para siswa karena periode ini sangat efektif untuk
biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan menciptakan perilaku moral. Disiplin
bahan pengajaran Islam, buku klasik dan diperlukan untuk membantu penyesuaian
buku umum pengetahuan ilmiah, bertujuan pribadi dan sosial anak. Melalui disiplin,
untuk menguasai ilmu agama Islam secara anak-anak dapat belajar untuk berperilaku
rinci dan bersama dengan ilmu-ilmu umum melalui cara yang disetujui oleh lingkungan
seperti penguasaan bahasa asing dan sosial.
menerapkannya serta bimbingan dalam Selain dengan pembuatan program
kehidupan sehari-hari dengan menekankan kegiatan santri yang edukatif, menjalin
pentingnya moralitas dalam kehidupan komunikasi dan hubungan baik dengan
sosial. orang tua merupakan hal penting. Pada awal
pendaftaran santri baru, orangtua wali
Pembentukan Karakter Disiplin santri wajib melakukan ijab kabul
Santri
penyerahan pendidikan anaknya kepada
Karakter disiplin santri merupakan hal pihak pesantren dan melakukan perjanjian
mendasar dalam penetapan peraturan yang tertulis. Saat santri berada di pesantren,
ada di Pondok Pesantren Daarul Uluum kedua pihak yaitu pengurus pesantren dan
Bantarkemang. Upaya yang dilakukan dalam orangtua saling berkomunikasi agar
pembentukan karakter disiplin yaitu dengan orangtua tau kondisi anaknya seperti apa
membuat program kegiatan yang mendidik dan mempermudah penyelesaian masalah
dan berkarakter. Sehingga santri akan jika anaknya melanggar peraturan
terbiasa dan terlatih dalam dirinya untuk pesantren. Ketika masa liburan pihak
melakukan kegiatan positif baik di dalam pesantren menyerahkan tanggung jawab
pesantren maupun di luar pesantren. santri kepada orangtuanya namun
Pembentukan karakter disiplin dan hubungan baik dengan pesantren masih
kemandirian santri yang dilakukan melalui tetap terjalin. Komunikasi dan hubungan
aturan yang dibuat oleh stakeholders baik dengan orangtua merupakan hal
pondok pesantren modern Daarul Uluum terpenting dalam pembentukan kedisiplinan
Bantarkemang juga sesuai dengan konsep santri.
yang diterapkan oleh pondok pesantren Hal tersebut serupa dengan yang
Darussyifa Al-fitroh Yaspida Sukabumi dikemukakan Vladimir (Efrizal, 2012):
(Aliyyah & Rahmah, 2017). Hal tersebut juga “parents and teachers have significant roles
sesuai dengan pendapat (Efrizal, 2012):
in instilling the discipline towards children
106 Ulfah et al. Pembetukan karakter disiplin santri

because parents and teachers are the closest santri. Maka pengurus harus memilih santri
children neighborhoods. The disciplinary mana yang berhak mendapatkan reward
rules that were implemented must form a baik di asrama maupun dalam
new agreement between house and school” pembelajaran.
yang artinya orang tua dan guru memiliki Reward yang dilakukan di Pondok
peran penting dalam menanamkan disiplin Pesantren Daarul Uluum sesuai dengan
terhadap anak-anak karena orang tua dan teori prinsip pemberian reward yang
guru adalah lingkungan anak-anak terdekat. dikemukanan oleh Tom sebagai berikut
Aturan pendisiplinan yang diterapkan harus (Kelishadroky, Sahmsi, Bagheri,
membentuk perjanjian baru antara rumah Shahmirzayi, & Mansorihasanabadi, 2016):
dan sekolah. “Principle One: Choosing the right
Peraturan di Daarul Uluum reinforcing agents Different agents have
Bantarkemang tidak sertamerta dibuat different results for various individuals.
begitu saja, namun peraturan dibuat Even the same agent yields differing results
tersusun dan sesuai dengan situasi yang on the same person under various
ada. Agar peraturan konsisten dan conditions. This should be carefully
terorganisir maka sertiap satu tahun sekali considered in any situation and with any
dilakukan evaluasi untuk memperbaharui individual” yang artinya prinsip satu:
peraturan dan direvisi setiap lima tahun Memilih agen penguat yang tepat. Agen yang
sekali. Hasil revisi akan dikelola oleh kepala berbeda memiliki hasil yang berbeda untuk
madrasah dan bidang administrasi agar berbagai individu. Bahkan agen yang sama
peraturan yang diperbaharui masuk menghasilkan hasil yang berbeda pada
kedalam buku pedoman pesantren. orang yang sama dalam berbagai kondisi. Ini
Hal tersebut serupa dengan yang harus dipertimbangkan dengan saksama
dikemukakan oleh (Rahayuningsih & dalam situasi apa pun dan dengan individu
Sholikhan, 2016): “the rule that was already mana pun.
implemented should be consistent and well- Pemberian reward diberikan dan
organized in order to become a clear ditetapkan setiap satu semester tepatnya
guidelines for children to behave” yang setiap pergantian semester dan kenaikan
artinya aturan yang sudah dilaksanakan kelas. Momen pemberian reward ini sangat
harus konsisten dan terorganisasi dengan cocok dikarenakan setiap pergantian
baik agar menjadi pedoman yang jelas bagi semester merupakan pembagian rapot hasil
anak-anak untuk berperilaku. belajar, dan setiap kenaikan kelas
merupakan waktu untuk libur panjang
Reward
santri di akhir pembelajaran baik
Reward di Daarul Uluum Bantarkemang
pembelajran pesantren maupun sekolah.
dilakukan untuk mendidik santri terpacu
Hal tersebut juga sesuai dengan prinsip
kearah yang lebih baik lagi. Dengan
pemberian reward yang kedua, yaitu:
memahami perasaan tiap individu santri
“Principle Two: Reward immediately after
dan memacu santri lain agar melakukan hal-
the behavior to have the best result The
hal positif. Melakukan pendekatan sehingga
biggest mistake any parent can make is to
santri tidak merasa iri hari kepada santri
delay the reward for an appropriate
yang mendaptkan reward dan Melakukan
behavior. A reward will be most effective if
analisis dari catatan-catan pelanggran
it immediately follows the behavior so that
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 107

the desirable behavior is validated” yang (tinggi) dan tingkat istimewa. Setiap
artinya Prinsip Dua: Hadiahi segera setelah tingkatan jenis hukumannya berbedabeda
perilaku untuk mendapatkan hasil terbaik disesuaikan dengan pelanggaran yang
Kesalahan terbesar yang dapat dilakukan dilakukan.
orangtua adalah menunda hadiah untuk Pemberian punishment di Daarul Uluum
perilaku yang sesuai. Hadiah akan sangat sudah memenuhi syarat yang dikemukanan
efektif jika segera mengikuti perilaku oleh Milton (Kelishadroky, Sahmsi, Bagheri,
sehingga perilaku yang diinginkan Shahmirzayi, & Mansorihasanabadi, 2016),
divalidasi. sebagai berikut.
Bentuk dari reward yang diberikan pun “1) Punishment must be appropriate to the
sesuai dengan kebutuhan santri, segingga fault and immediately follow it so that the
santri merasa kebutuhannya tercukupi dan student understands his fault” yang artinya
semakin bersemangat untuk melakukan hukuman harus sesuai dengan kesalahan
kegiatan di pesantren. Bentuk yang dan segera mengikutinya sehingga siswa
diberikan misalnya alat tulis, peratalan memahami kesalahannya.
solat, pakaian muslim dan lain sebagainya. Hukuman diberlakukan apabila cara lain
Hal tersebut juga sesuai dengan prinsip tidak efektif diberikan kepada santri. Upaya
pemberian reward yang ketiga, yaitu: sebelum diberi hukuman yaitu dengan
“Principle five: Reward must make the child a memberikan nasihat terutama kepada santri
better person and guide that person toward yang melakukan pelanggaran berat dan
goals. It must also lead to increased effort istimewa.
and overall create a better human being. The Pernyataan tersebut sesuai dengan
toys given to a child must enable him/her to syarat yang kedua yaitu:
think and become actively involved in
“2) Before punishment, the reason for the
innovation. For instance, instead of a winding
undesirable behavior should be identified and
car, the child should be able to play with
appropriate guidance must be given. If all
building blocks” yang artinya hadiah harus
else fails, punishment must be resorted to as a
membuat anak menjadi orang yang lebih
last measure” yang artinya sebelum
baik dan membimbing orang itu menuju
hukuman, alasan untuk perilaku yang tidak
tujuan. Itu juga harus mengarah pada
diinginkan harus diidentifikasi dan
peningkatan upaya dan secara keseluruhan
bimbingan yang tepat harus diberikan. Jika
menciptakan manusia yang lebih baik.
semuanya gagal, hukuman harus digunakan
Mainan yang diberikan kepada seorang
sebagai langkah terakhir”
anak harus memungkinkan dia berpikir dan
menjadi aktif terlibat dalam inovasi. Peraturan yang ditetapkan di pesantren
Misalnya, daripada mobil yang berliku, anak disetujui dan dilakukan oleh tiap bidang
harus bisa bermain dengan balok bangunan. didalam struktur organisasi pesantren.
Dalam evaluasi peraturan pesantren setiap
Punishment bidang memastikan hukuman yang berlaku
Hukuman atau punishment di Daarul Uluum harus sesuai dengan keadaan santri baik
tertulis dalam pedoman pesantren. Adapun keadaan fisik maupun mental satri. Misalnya
empat tingkat pelanggran yang tertera saja hukuman bagi santri putra yang
dalam pedoman pesantren yaitu tingkat I berpacaran yaitu dibotak agar santri merasa
(sederhana), tingkat II (sedang), tingkat III
108 Ulfah et al. Pembetukan karakter disiplin santri

enggan untuk bertemu dengan lawan Bantarkemang maka disimpulkan sebagai


jenisnya lagi. berikut.
Hal diatas selaras dengan syarat 1. Konsep pesantren di Pondok Pesantren
pemberian punishment yang ke tiga dan modern Daarul Uluum Bantarkemang
kesempat, yaitu: Konsep pesantren di Pondok pesantren
“3) The teacher must make certain that Daarul Uluum Bantarkemang
the effect and result of the punishment must mengkombinasikan antara pendidikan
justify its application: 4) The teacher must be pesantren salafi dan pendidikan umum.
permitted by the parts to punish the student” Mempelajari kitab kuning Ta’limu ta’lim
yang artinya guru harus memastikan bahwa dan kitab Akhlakulil banat. Mewajibkan
efek dan hasil dari hukuman harus para santri mengikuti pembelajaran
membenarkan penerapannya: 4) Guru harus formal di sekolah dengan mengadakan
diizinkan oleh bagian-bagian untuk madrasah jenjang MTs dan MA. Bahasa
menghukum siswa. yang digunakan dalam kehidupan
Untuk menetapkan santri yang sehari-hari yaitu menggunakan bahasa
diberihukuman, pengurus oesantren Arab dan Inggris. Pondok pesantren
berkoordinasi dengan pengurus HISADA Daarul Uluum Bantarkemang termasuk
agar tidak salah dalam menetapkan. Setiap kedalam jenis Pesantren modern. Hal ini
kegiatan santri diawasi oleh pengurus dikarenakan pembelajarannya yang
HISADA berbidangnya. Sehingga yang tahu mengkombinasikan pendidikan salafi
persis seperti apa pelaksanaan dan keadaan dan mengadopsi pendidikan umum
kegiatan dipesantren adalah HISADA. Selain dengan kurikulum nasional dan
itu HISADA pun membuat catatan santri kurikulum lokal seperti penanaman
yang melanggar peraturan yang ada. bahasa arab dan lain-lain.
Senada dengan pendapat tom dalam 2. Pembentukan karakter disiplin santri di
syarat pemeberian punishment yang kelima Pondok Pesantren modern Daarul
dan ke enam, yaitu: Uluum Bantarkemang
“5) The negative reinforcement agent Metode yang digunakan dalam
must be identified carefully; 6) Prior to pembentukan karakter disiplin santri
punishment, necessary information regarding yaitu dengan membuat program
possible interventions must be gathered” kegiatan yang mendidik dan
yang artinya agen penguat negatif harus berkarakter. Kegiatan dari awal santri
diidentifikasi dengan hati-hati; 6) Sebelum mendaftar masuk ke pesantren sudah
hukuman, informasi yang diperlukan diberikan kegiatan pendisiplinan yaitu
mengenai kemungkinan intervensi harus dengan ijab kabul dengan orangtua wali
dikumpulkan. santri. Kegiatan pendisiplinan sehari-
hari santri mengunakan metode reward
dan punishment. Selain reward dan
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI punishment terdapat kegitan lain seperti
pengajian kitab kuning mengenai adab-
Kesimpulan adab seorang santri.
Penelitian yang telah dilakukan di Pondok 3. Reward di Pondok Pesantren modern
Pesantren Modern Daarul Uluum Daarul Uluum Bantarkemang
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 109

Reward di Pondok Pesantren Daarul tanpa izin dan hubungan lawan jenis
Uluum Bantarkemang dilakukan pada (pacaran).
setiap satu semester dan satu tahun
sekali. Setiap bagian diberi tanggung Implikasi
jawabb untuk memberikan reward Penelitian ini hanya mencakup penerapan
kepada santri. Proses seleksi pemilihan reward dan punishment dalam
santri untuk diberikan reward dilakukan pemebentukan karakter santri, sehingga
oleh HISADA. Setelah HISADA penelitian masih banyak informasi lain yang
menseleksi lalu ketua bagian pada harus digali baik dari administrasinya
struktural mengambil alih untuk maupun implementasi lainya. Namun
pemberian reward. Bentuk reward yang penelitian ini diharapkan dapat menjadi
diberikan adalah berupa materi dan non sumber referensi untuk penelitian yang
materi. Contohnya reward berupa relevan bagi penelitian lain.
materi yaitu piagam, makanan dan Selain itu wujud adanya penelitian ini
bingkisan berupa alat tulis atau memberikan masukan terhadap lembaga
kebutuhan santri lainnya. Untuk reward pendidikan lain dan memberikan
non materi ini berupa pujian, ucapan pengalaman berharga bagi peneliti. Maka
motivasi, dan lain sebagainya, hal ini sangat diharapkan pula lembaga pendidikan
diberikan disetiap hari. Selain itu lain dapat memiliki metode reward dan
pengurus juga memberikan reward yang punishment yang baik dalam pembentukan
sesuai dengan keinginan santri pada karakter disiplin peserta didiknya. Sehingga
umumnya yaitu mengajak santri jalan- memberikan nilai lebih untuk lembaga
jalan atau makan diluar lingkungan tersebut sekaligus memiliki kualisan
pesantren. Reward ini tentunya hanya pendidikan yang sesuai dengan harapan
diberikan kepada santri teladan dalam masyarakat.
bidang asrama.
4. Punishment di Pondok Pesantren
modern Daarul Uluum Bantarkemang DAFTAR PUSTAKA
Punishment di Pondok Pesantren Daarul Aliyyah, R. R., & Rahmah, S. (2017).
Uluum Bantarkemang ini ada beberapa Pendidikan Kemandirian Berbasis
tingkatan yang tertulis di peraturan Kewirausahaan. Tadbir Muwahhid, 1(2),
dasar pesantren. Tahapannya adalah 142-152.
pelanggaran tingkat 1, pelanggrana Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap
tinggkat 2, pelanggaran tingkat 3 dan Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
pelanggaran istimewa dalam bentuk Efrizal, D. (2012). Improving Student's
poin. Bentuk hukumanya yaitu (1) Speaking Through Communicative
dibotak, dicepak, dipitak; (2) dijemur languange Teaching Method at Mts Ja-
beserta pamplet yang telah ditentukan alhaq, Sentot Ali Basa Islamic Boarding
sesuai pelanggarannya; (3) putri School of Bengkulu, Indoneis.
memakai jilbab warna merah; (4) Internasional Journal of Humanities and
bersih-bersih lingkungan pesantren; (5) Scocial Science, 2(20), 127-134.
menghafal surat pilihan. Perbedaan Kelishadroky, A. F., Sahmsi, A., Bagheri, M.,
punishment santri putra adalah dibotak Shahmirzayi, B., & Mansorihasanabadi, M.
kepalaya untuk yang keluar pesantren (2016). The Role of Reward and
110 Ulfah et al. Pembetukan karakter disiplin santri

Punishment in Learning. Internasional Spradley, J. P. (1997). Metode Etnografi.


Journal of advanced Biotechnology and Yogya: Tiara Wacana Yogya.
Research, 780-788. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Purwanto, M. N. (1985). Ilmu Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif dan R7D. Bandung:
Teoritis dan Praktis. Bandung: Remadja Alfabeta.
Karya. Yusuf, A. M. (2016). Metode Penelitian
Rahayuningsih, S., & Sholikhan. (2016). Kualitatif, Kuantitatif dan Penelitian
Disciplinary Character Educatin at Early Gabungan. Jakarta: Prenada Media.
Age. Journal of Reserach & Method in
Education (IOSR-JRME), 6(5), 122-135.
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 111

PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK DAN LAYANAN BIMBINGAN DAN


KONSELING

BEHAVIOUR OF ACADEMIC PROCRASTINATION AND GUIDANCE AND


COUNSELING SERVICES
IK Rahman1a, H Indra1, dan R Kasman2
1 Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam, Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun
(UIKA) Bogor, Jl. K.H. Soleh Iskandar Km.2 Kota Bogor 16162
2 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Jl. K.H. Soleh Iskandar Km.2 Kota Bogor 16162
a Korespondensi: Imas Kania Rahman, Email: imas.kania@uika-bogor.ac.id

(Diterima: 15-10-2018; Ditelaah: 15-10-2018; Disetujui: 27-10-2018)

ABSTRACT
This study aimed to describe the forms of student behavior in cases of academic
procrastination and the pattern of guidance and counseling services for these students at
Islamic University. Field qualitative research was conducted at UIKA Bogor , UIN Bandung
and UIN Yogyakarta. Technique of collecting data trough interviews, observations and
documents. Primary data source are vice rector, dean, head of study program, Guidance and
Counseling lecturer, and students. Secondary data are risult of observation and documents.
The results showed that the behaviours of academic procrastination at Islamic University
students could be described as follows: late entering class and not being disciplined
according to schedule, procrastinating carrying out academic assignments from subject
lecturers, avoiding certain tasks, choosing other activities and learning permits in class, the
number of attendance did not meet the minimum requirements, the grade was below
standard or not passed, IPK was below standard, and threatened Drop Out (DO). The
implementation of guidance and counseling services at Islamic University had not run
synergistically between the Intruksional Kurikuler (IK), AdministrasiPendidikan (AK) and
Guidance and Counseling (BK). Guidance and counseling services had not had specially aim
for helping students in cases of academic procrastination, more focused on career services
(career center). The lack of support from the leadership, professional human resources was
not available, and there was no regulation governing the comprehensive guidance and
counseling services at Islamic University.
Keywords: academic procrastination, guidance and counselings.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang bentuk-bentuk perilaku mahasiswa kasus
prokrastinasi akademik dan pola pelayanan bimbingan dan konseling bagi mahasiswa
tersebut di PTAI. Penelitian kualitatif lapangan (field research) dilaksanakan di Universitas
Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Teknik pengambilan data melalui wawancara, pengamatan dan dokumen.
Sumber data primer adalah wakil rektor, pimpinan fakultas, pimpinan program studi, dosen
Bimbingan dan Konseling dan mahasiswa. Data sekunder diperoleh melalui pengamatan dan
dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku prokrastinasi akademik yang paling
sering ditemukan di lingkungan mahasiswa PTAI dapat dideskripsikan sebagai berikut:
terlambat masuk kelas dan tidak disiplin sesuai jadwal, menunda-nunda melaksanakan
tugas akademik dari dosen pengampu mata kuliah, menghindari tugas tertentu, memilih
112 Rahman et al. Perilaku prokrastinasi akademik & layanan BK

melakukan aktivitas lain dan izin belajar di kelas, jumlah kehadiran tidak memenuhi syarat
minimal, nilai mata kuliah di bawah standar atau tidak lulus, IPK di bawah standar, dan
terancam DO. Penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di PTAI belum memiliki
pola yang utuh sesuai standar, yang berjalan secara sinergis antara Intruksional Kurikuler
(IK), Administrasi Kependidikan (AK) dan Bimbingan dan Konseling (BK). Pelayanan
bimbingan dan konseling belum memiliki pola dan pendekatan yang bertujuan khusus untuk
membantu mahasiswa kasus prokrastinasi akademik. Wadah layanan bimbingan dan
konseling lebih fokus pada pelayanan bidang karir (career center). Minimnya dukungan dari
pimpinan, SDM profesional tidak tersedia, dan belum ada regulasi yang mengatur pelayanan
BK komprehensif yang merupakan faktor tidak berkembanganya layanan bimbingan dan
konseling di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI).
Kata kunci: pelayanan bimbingan dan konseling, prokrastinasi akademik.

Rahman, I. K., Indra, H., & Kasman, R. (2018). Perilaku Prokrastinasi Akademik dan Layanan
Bimbingan dan Konseling. Tadbir Muwahhid, 2(2), 111-119.

bahwa tidak sedikit mahasiswa yang drop


PENDAHULUAN out diakibatkan oleh kasus prokrastinasi
Penelitian tentang fenomena mahasiswa akademik. Penyebab mahasiswa yang
prokrastinasi akademik yang dilakukan di terkena drop out bukan karena kemampuan
Sekolah Tinggi Agama Islam Sufyan Tsauri berpikir yang lemah atau dinilai sebagai
di Majenang, Jawa Tengah menunjukan hasil mahasiswa tidak potensial, tetapi lebih
yang memprihantinkan. Hal tersebut dapat disebabkan masalah prokrastinasi
dijadikan potret keadaan mahasiswa di akademik yang tidak ditangani dengan baik
semua perguruan tinggi di Indonesia. sehingga mahasiswa tidak tertolong dan
Peneliti melakukan eksperimen dalam pada akhirnya masuk ke dalam kategori
upaya untuk membantu mahasiswa kasus mahasiswa drop out (DO).
prokrastinasi akademik dengan Penelitian di Universitas Muhammadiyah
menggunakan pendekatan Solution Focused Surakarta tahun 2016 diperoleh data jumlah
Brief Therapy (SFBT) berbasis Islam. Hasil mahasiswa yang sudah mengambil skripsi
penelitian menunjukan bahwa pendekatan sebanyak 4.937 dari jumlah 24.493
tersebut efektif untuk meningkatkan mahasiswa aktif tingkat S1 (semua fakultas).
regulasi diri mahasiswa kasus prokrastinasi Banyak mahasiswa yang tidak mampu
akademik. menuntaskan skripsinya tepat waktu dan
Regulasi yang diterbitkan oleh pada akhirnya tidak mampu menuntaskan
Kemenristekdikti No.44 Tahun 2015 studinya tepat waktu dan akhirnya
tentang Standar Nasional Pendidikan mahasiswa tersebut terkena sanksi drop
Tinggi (SN Dikti) mengatur tentang out (DO).
pemberlakukan Sistem Kredit Semester Prokrastinasi berasal dari Bahasa Latin
(SKS), lama studi, kualitas pembimbing dan yaitu procrastination. Pro bergerak maju
promotor, jumlah maksimal mahasiswa dan crastinus berarti keputusan hari esok.
yang dibimbing, dan standar publikasi Apabila digabungkan, maka akan bermakna
ilmiah yang diberlakukan sama untuk menunda sampai hari esok (Ilyas & Suryadi,
semua perguruan tinggi di Indonesia. 2015). Prokrastinasi lebih mudah dimaknai
Regulasi ini menyadarkan banyak pihak dengan perilaku menunda-nunda.
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 113

Prokrastinasi dapat dilakukan dan terjadi cenderung menunda-nunda untuk


pada sebagian hal atau dilakukan pada menyelesaikan tugas paper, tugas power
berbagai hal. Prokastinasi akademik adalah point, laporan observasi, dll tanpa disertai
prokastinasi yang sifatnya situasional yang dengan alasan yang jelas.
hanya berkorelasi dengan tugas akademik. Sementara itu, prokrastinasi sebagai
Prokrastinasi akademik dapat didefiniskan suatu trait yakni perilaku prokrastinasi
sebagai: 1) kecenderungan atau selalu yang dipengaruhi dan melibatkan
menunda tugas kuliah, 2) kecenderungan komponen-komponen lain dalam struktur
atau selalu mengalami kebimbangan mental yang saling berkaitan. Penelitian
menghadapi tugas kuliah (Basri, 2017). yang dilakukan Sujarwo (2015) terhadap
Vargas (2017) menyatakan bahwa mahasiswa semester 4 dan 6 Program Studi
terdapat empat aspek dalam prokrastinasi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI
akademik yaitu: Melibatkan unsur Palembang menunjukan hasil adanya
penundaan, baik untuk memulai tugas hubungan yang erat dan signifikan antara
terkait akademik maupun regulasi diri dengan prokrastinasi
menyelesaikannya; Berakibat pada perilaku akademik. Begitu pula halnya dengan hasil
buruk lain yang lebih memprihatinkan; penelitian Djamarah (2002), yang
Berimplikasi pada situasi emosional yang menunjukan hasil bahwa mahasiswa kasus
tidak nyaman dan tidak menyenangkan prokrastinasi adalah mahasiswa dengan
seperti rasa cemas, rasa bersalah, marah, regulasi dirinya rendah dan tidak memiliki
dan panik. kemampuan mengatur waktu dengan baik.
Sejalan dengan hasil penelitian Fauziah Khan, Arif, Noor, dan Muneer (2014) juga
(2017), perilaku prokrastinasi akademik berpandangan sama bahwa bentuk prilaku
mahasiswa berhubungan dengan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa adalah
individu yang cemas takut tidak berhasil tidak lulus tepat waktu, menunda tugas
dalam membuat makalah (tidak bagus) atau membuat paper, tidak siap menghadapi
gagal dalam mempresentasikannya di kelas, ujian-ujian akademik yang diselenggarakan
tidak menyukai tugas yang diberikan oleh (UTS dan UAS), malas membaca literatur
dosen, tidak mampu mengontrol dirinya yang disarankan oleh dosen pengampu mata
terutama bertahan untuk menuntaskan kuliah, terlambat dalam tugas-tugas
tugas dari dosen, bahkan cenderung administratif seperti mengurus KRS atau
menentang aturan dari dosen, selalu mengurus KHS, dalam pembelajaran rutin
bergantung (dependen) kepada teman satu karena sering bolos, dan kinerja akademik
kelompok dalam mengerjakan dan dilakukan beberapa saat menjelang
mempresentasikan tugas, dan sulit dalam deadline, mengabaikan aktivitas akademik
mengambil sebuah keputusan. seperti menghadiri seminar ilmiah dan lebih
Menurut Safaati, Halim, dan Iliyati memilih aktivitas yang menyenangkan dan
(2017), membagi makna prokrastinasi tidak bermanfaat.
menjadi tiga kategori, yaitu prokrastinasi: Fenomena prokrastinasi akademik
(1) sebagai perilaku penundaan, (2) sebagai terjadi di semua perguruan tinggi dan di
suatu kebiasaan yang mengarah kepada semua tingkatan (S1, S2, dan S3). Demikian
trait, (3) sebagai suatu trait kepribadian. pula terjadi pada mahasiswa di Universitas
Prokrastinasi sebagai prilaku penundaan Ibn Khaldun (UIKA) Bogor. Dari hasil
merupakan perilaku mahasiswa yang penelitian diperoleh data bahwa jumlah
114 Rahman et al. Perilaku prokrastinasi akademik & layanan BK

mahasiswa aktif tahun ajaran 2016/2017 perkembangannya. Kemandirian dapat


sebanyak 5.149 mahasiswa. Apabila dilihat upaya individu dalam mencapai
mengacu pada regulasi Permenristek Dikti kebahagian dan kesejahteraan hidup yang
di atas sejatinya mahasiswa angkatan selearas dengan nilai-nilai yang dianutnya
tahun 2012/2013 adalah mahasiswa yang selalu didasarkan dengan kemampuan
seharusnya siap dan sudah menuntaskan pemahaman, penerimaan dirinya dan selalu
studi. Namun jumlah wisudawan tahun bertanggung jawab atas keputusan yang
2016/2017 hanya 835 mahasiswa (dari diambil.
berbagai tahun angkatan masuk). Hal ini Tujuan pelayanan bimbingan dan
mengidentifikasan bahwa tingginya jumlah konseling yang diselenggarakan di
mahasiswa yang terindikasi prokrastinasi Indonesia telah dirumuskan oleh
akademik dan memprihatinkan. Hal ini juga pemerintah dalam dua katageri tujuan yaitu
menunjukan bahwa jumlah sumber daya tujuan umum dan tujuan khusus. Secar
manusia Indonesia usia produktif telah terperinnci tujuan-tujuan tersebut
gagal menuntaskan studi di jenjang termaktub dalam Permendikbud No.111
perguruan tinggi karena prokrastinasi Tahun 2014.
akademik yang tidak terselesaikan. Layanan bimbingan dan konseling yang
Faktor penyebab kasus prokrastinasi diselenggarakan di Universitas Ibn Khaldun
akademik mahasiswa di antaranya (UIKA) Bogor telah mengarah kepada
kecanduan game, video porno, pergaulan layanan bimbingan dan konseling
bebas, kecanduan NAFZA. Hasil penelitian komprehensif, terutama di dua fakultas dari
tentang penggunaan gadget menunjukan tujuh fakultas yang ada. Kedua fakultas
hasil bahwa durasi penggunaan gadget di tersebut adalah Fakultas Keguruan yaitu
lingkungan perguruan tinggi sudah begitu FKIP dan FAI yang menanungi Program
memprihatinkan dan cenderung tidak bisa Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
dikontrol. Penggunaan gadget secara rutin Program Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
dan dalam durasi waktu yang relatif lama Terbentuknya Unit Layanan BK pada kedua
berakibat terhadap perkembangan motorik fakultas tersebut sejatinya atas kesadaran
mereka. Aplikasi yang sering memerangkap buttom-up dengan kata lain merupakan
mahasiswa dalam jeratan gadget adalah kesadaran dari fakultas tentang pentingnya
games dan video porno. Kecanduan untuk menyelenggarakan layanan
menonton video porno dan bermain game bimbingan dan konseling.
online berakibat kemunduran akademik Dalam upaya pengembangan dan
pada mahasiswa tersebut (prokrastinasi peningkatkan bantuan layanan bimbingan
akademik). dan konseling di perguruan tinggi perlu
Layanan bimbingan dan konseling diperhatikan tigal hal yaitu komitmen
merupakan layanan yang dilakukan oleh institusi, pertimbangan perencanaan, dan
konselor secara terprogram, sistematis, dan pelayananan yang komprehensif. Hal itu
kontinyu dengan tujuan menjembatani dan dapat dilakukan dengan pendekatan
memfasilitasi perkembangan konseli dalam preventif, kuratif, dan pengembangan
mencapai tingkat kematangan dan (Wahyuni, Nurihsan, & Yusuf, 2018).
kemandirian. Kematangan bermakna bahwa Amti dan Prayitno (1999) menjelaskan
setiap konseli sampai kepada tugas-tugas bahwa Unit Pelaksana Bimbingan dan
perkembangan sesuai fase Konseling (UPBK) selain bertugas melayani
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 115

bidang karir juga penting melayani bidang Konseling tiga PTAI, dan mahasiswa pada
pribadi, sosial, dan akademik terhadap tiga perguruan tinggi tersebut.
individu atau sekelompok individu. Data yang diperoleh dari dokumen
Layanan bimbingan dan konseling di adalah data terkait jumlah mahasiswa,
perguruan tinggi berperan penting dalam nama-nama mahasiswa, absensi kehadiran
membantu mahasiswa kasus prokrastinasi mahasiswa, dan nilai indek prestasi
akademik. Dibutuhkan pendekatan kumulatif (IPK). Visi dan misi, program dan
bimbingan dan konseling komprehensif dokumen kegiatan yang telah
yang efektif dan efisien. Target penelitian ini diselenggarakan career center dan layanan
adalah untuk memperoleh deskripsi atau BK fakultas. Observasi dilakukan pada tiga
gambaran yang lebih jelas tentang bentuk- PTAI dan beberapa fakultas yang
bentuk perilaku prokrastinasi akademik dinaunginya.
mahasiswa dan layanan bimbingan dan Teknik analisis data menggunakan model
konseling yang sudah diupayakan dan analisis Miles dan Hubarman dengan
dilakukan oleh Perguruan Tinggi Agama tahapan sebagai berikut: reduksi data,
Islam (PTAI) saat ini, agar dapat dilakukan pengumpulan data, display data, dan
evaluasi dan pengembangan terhadap verifikasi. Untuk menguji kebenaran data
layanan bimbingan dan konseling tersebut. dilakukan triangulasi data. Moleong (2012),
menyatakan trianggulasi data yang dapat
digunakan dalam teknik pemeriksaan
MATERI DAN METODE adalah sumber, metode, penyidik, dan teori.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian ini menggunakan triangulasi
kualitatif dengan metode field research, sumber dengan cara melakukan
yaitu pengumpulan data yang dilakukan perbandingan dan melakukan cross check
dengan penelitian di tempat terjadinya terhadap derajat kepercayaan informasi
gejala-gejala yang diselidiki (Hadi, 2009). atau data yang diperoleh dengan sumber
Penelitian dilakukan di lingkungan informasi atau data dari sumber yang lain.
Perguruan Tinggi Agama Islam pada tiga
universitas yaitu Universitas Ibn Khaldun
(UIKA) Bogor, UIN Sunan Gunung Djati HASIL DAN PEMBAHASAN
Bandung, dan UIN Sunan Kalijaga Hasil penelitian diperoleh kesimpulan
Yogyakarta. bahwa persentase jumlah mahasiswa
Teknik pengumpulan data dilakukan prokrastinasi akademik di lingkungan PTAI
dengan wawancara, dokumen dan relatif sama. Sebagai gambaran persentase
observasi. Wawancara digunakan untuk mahasiswa kasus prokrastinasi akademik
menggali data tentang bentuk perilaku Tahun Ajaran 2017/2018 pada salah satu
prokrastinasi akademik mahasiswa dan fakultas di Universitas Ibn Khaldun (UIKA)
layanan BK dari sumber data primer, yaitu Bogor relatif sama dengan persentase
wakil rektor dua PTAI, dekan dua PTAI, mahasiswa prokrastinasi akademik hasil
kepala program studi tiga PTAI, dosen penelitian lainnya.
pengampu mata kuliah Bimbingan dan
116 Rahman et al. Perilaku prokrastinasi akademik & layanan BK

Tabel 1 Persentase mahasiswa prokrastinasi akademik tahun ajaran 2017/2018


Jumlah Mahasiswa
Program Jumlah IPK ≤ 2 Terancam DO
No Prokrastinasi
Studi Mahasiswa
Total % Total % Total %
1 PAI 473 24 5,7 35 7,9 59 12,5
2 PGMI 122 - - 21 17,2 21 17,2
3 KPI 87 9 10,3 5 5,7 14 16,1
4 Esy 307 6 2 6 24,8 82 26,7
5 Asy 58 7 12,1 6 10,3 13 22,4

Tabel 1 mendeskripsikan bahwa jumlah kesulitan yang dialami mahasiswa dalam


mahasiswa kasus prokrastinasi akademik merencanakan, melaksanakan, dan
sebanyak 186 orang dari jumlah total 1.047 mengoptimalkan perkembangan belajarnya.
mahasiswa atau sebesar 17,76%. Jumlah Perilaku-perilaku prokrastinasi akademik
mahasiswa kasus prokrastinasi akademik yang banyak dijumpai adalah: masuk kelas
satu fakultas sudah menunjukan jumlah tidak tepat waktu dan tidak disiplin sesuai
yang memprihatinkan apalagi jika ditambah jadwal yang telah ditetapkan, menunda-
dengan jumlah mahasiswa kasus nunda melaksanakan tugas akademik,
prokrastinasi akademik dari berbagai menghindari tugas tertentu seperti
fakultas lingkungan Perguruan Tinggi presentasi, mendahulukan kegiatan yang
Agama Islam dan diakumulasi pada seluruh tidak berkaitan dengan tugas dan izin
Perguruan Tinggi Agama Islam. belajar di kelas, jumlah kehadiran tidak
Hasil penelitian Nur Fitriana Anisa Putri susuai aturan minimal, memperoleh nilai
di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) tidak lulus, IPK di bawah standar, dan
menunjukan prokrastinasi akademik terancam DO karena melewati batas
mahasiswa Prodi Psikologi UNS Solo maksimal lama studi.
mencapai 13,68% prokrastinasi katagori Rahmat Aziz (2015), hasil penelitiannya
tinggi, 74,74% katagori sedang, dan 11,58% di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,
prokrastinasi katagori rendah. Pengaruh menunjukan ada korelasi yang tinggi antara
self efficacy terhadap prilaku prokrastinasi prokrastinasi akademik mahasiswa (S2)
akademik mahasiswa sebesar 23,8%. dengan konsep diri sebesar 33%. Bentuk
Sedangkan prokastinasi akademik prilaku prokrastinasi akademik di
mahasiswa yang dipengaruhi oleh faktor antaranya terbiasa melakukan prilaku tidak
lain sebesar 76,2%. menyegerakan untuk menyelesaikan tugas
Bentuk perilaku prokrastinasi akademik yang diberikan dosen, tidak maksimal dalam
di lingkungan Perguruan Tinggi Agama melakukan presentasi di kelas, terlambat
Islam relatif sama, baik di tiga perguruan mengumpulkan makalah, malas untuk
tinggi yang menjadi lapanagn penelitian melakukan pertemuan dan diskusi dengan
juga di PTAI lainnya dari hasil penelitian dosen pembimbing tesis. Aziz
sebelumnya. Ditemukan bahwa lebih menyampaikan pentingnya strategi
banyak jenis prokrastinasi akademik menyelesaikan masalah prokrastinasi
disfungsional. Bentuk-bentuk perilaku akademik karena beranggapan bahwa
prokrastinasi akademik mahasiswa di masalah ini akan memberikan akibat buruk
Perguruan Tingi Agama Islam bermula dari terhadap citra perguruan tinggi dalam
jangka panjang dan tidak tercapinya tujuan
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 117

pendidikan nasional. Menurut Rahmat memiliki layanan karir juga memiliki divisi
(2015), dalam jangka panjang mahasiswa Bimbingan dan Konseling, namun tidak ada
kasus prokrastinasi memiliki pelayanan dan pendekatan khusus kuratif
kecenderungan menjadi pembohong, developmental yang fokus bagi mahasiswa
dengan berbagai alasan yang dicari-cari. kasus prokrastinasi akademik. Sebagian
Wolters (2003) menegaskan bahwa kecil Perguruan Tinggi Agama Islam
mengabaikan perilaku prokrastinasi memiliki unit pelayanan bimbingan dan
akademik berarti membiarkan konseling di fakultas tertentu (fakultas
prokrastinator menuju kepada perilaku keguruan dan dakwah) dan tidak ada
curang dalam memenuhi tugas layanan khusus yang fokus membantu
akademiknya seperti plagiarisme, jasa mahasiswa kasus prokrastinasi akademik.
pembuatan skripsi, dan jual beli gelar
akademik. Jelas bahwa prokrastinasi
akademik urgen untuk ditangani serius. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Pada umumnya Perguruan Tinggi Agama Kesimpulan
Islam belum mampu menyelenggarakan
Mahasiswa kasus prokratinasi akademik di
layanan bimbingan dan konseling
salah satu program studi lingkungan PTAI
profesional yang menyentuh semua bidang
mencapai kurang lebih 17,8%, jumlah yang
(pribadi-sosial, akademik, dan karir) yang
hampir sama dengan mahasiswa kasus
sejajar, sejalan dan sinergis dengan Bidang
prokrastinasi akademik program studi di
Intruksional Kurikuler (IK), Bidang
PTU. Dapat diprediksi bahwa jumlah
Administrasi dan Kependidikan (AK) karena
mahasiswa kasus prokrastinasi akademik di
belum ada regulasi khusus yang mengatur
lingkungan PTAI pada setiap fakultas
penyelenggaraan BK di perguruan tinggi,
dengan kisaran yang sama. Dengan
tidak tersedianya SDM konselor profesional
demikian mahasiswa kasus prokrastinasi
di PTAI, tidak tersedia unit pelaksana
akademik di PTAI seluruh Indonesia
bimbingan dan konseling profesional di
mencapai taraf yang memprihatinkan. Hal
tingkat universitas. Kondisi ini
ini berpengaruh nyata pada peningkatan
mempertegas belum ditemukan pola dan
jumlah drop out dan jumlah usia produktif
pendekatan khusus untuk penanganan
yang tidak memiliki keahlian.
kasus prokrastinasi akademik mahasiswa.
Mayoritas di Perguruan Tinggi Agama Islam, Bentuk perilaku prokrastinasi akademik
pelayanan masalah akademik mahasiswa mahasiswa ditunjukan dengan kebiasaan
ditangani oleh Dosen Pembimbing terlambat masuk kelas dan tidak disiplin
Akademik (DPA) yang lebih dominan pada sesuai jadwal, menunda-nunda
layanan yang bersifat administratif, aspek melaksanakan tugas akademik dari dosen
pribadi dan sosial mahasiswa yang pengampu mata kuliah, menghindari tugas
ditangani pada batas masalah umum. tertentu, memilih melakukan aktivitas lain
Mayoritas DPA belum dibekali pemahaman dan izin belajar di kelas, jumlah kehadiran
dan pelatihan tentang prinsip-prinsip, asas, tidak memenuhi syarat minimal, nilai mata
dan jenis pendekatan layanan bimbingan kuliah di bawah standar atau tidak lulus, IPK
dan konseling dasar yang tepat dan efektif. di bawah standar, dan terancam DO. Apabila
perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa
Diperoleh data bahwa terdapat beberapa
tidak segera ditangani dan diselesaikan
Perguruan Tinggi Agama Islam yang
118 Rahman et al. Perilaku prokrastinasi akademik & layanan BK

secara komprehensif dan baik, maka akan DAFTAR PUSTAKA


berpengaruh nyata pada perilaku buruk Amti, E., & Prayitno. (1999). Dasar-Dasar
lainnya yang lebih serius. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Penyelenggaraan pelayanan bimbingan Cipta.
dan konseling di Perguruan Tinggi Agama Basri, A. H. (2017). Prokrastinasi Akademik
Islam belum sesuai standar, belum berjalan Mahasiswa Ditinjau dari Religuitas.
secara sinergis antara Intruksional Hisbah: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Kurikuler (IK), Administrasi Kependidikan Islam, 4(2), 54-77.
(AK) dan Bimbingan dan Konseling (BK). Djamarah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta:
Sejatinya pelayanan bimbingan dan Rineka Cipta.
konseling di PTAI memiliki program yang Fauziah, H. H. (2015). Faktor-Faktor yang
dikhususkan untuk mencapai standar Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik
kompetensi kemandirian (SKK) yang sejalan pada Mahasiswa di Fakultas Psikologi
dengan Bidang Intruksional Kurikuler. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Layanan bimbingan dan konseling yang Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(2),
diselenggarakan saat ini tidak memiliki pola 123-132.
dan pendekatan yang bertujuan khusus Hadi, S. (2009). Metode Research.
untuk membantu mahasiswa kasus Yogyakarta: Andi Offset.
prokrastinasi akademik. Wadah layanan Ilyas, M., & Suryadi. (2015). Perilaku
bimbingan dan konseling yang tersedia Prokrastinasi Akademik pada Siswa-
lebih fokus pada pelayanan bidang karir Siswi di SMA Islam Terpadu (IT)
(career center). Hal ini disebabkan oleh Boarding School Abu Bakar Yogyakarta.
minimya dukungan dari pimpinan, tenaga Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 41(1),
profesional (konselor) tidak tersedia, dan 123-132.
tidak ada regulasi yang mengatur pelayanan Khan, M. J., Arif, H., Noor, S. S., & Muneer, S.
BK komprehensif di tingkat perguruan (2014). Procrastination Among Male and
tinggi. Female University and College Student.
FWU Journal of Social Science, 8(2), 65-70.
Moleong, L. (2012). Metodologi Penelitian
Implikasi Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda
Penting dirumuskan regulasi yang mengatur Karya.
penyelenggaraan layanan BK di perguruan Rahmat, A. (2015). Perilaku Prokrastinasi
tinggi sehingga dapat difasilitasi tersedianya Akademik pada Mahasiswa Pascasarjana.
SDM profesional (konselor) di semua Journal of Islamic Education, 1(2).
fakultas di Perguruan Tinggi Agama Islam Safaati, E., Halim, M. I., & Iliyati, Z. (2017).
(PTAI). Penting adanya upaya yang serius Peran Regulasi Diri dan Conformitas
untuk dikaji dan ditemukan pola pelayanan Teman Sebaya dengan Prokrastinasi
bimbingan dan konseling komprehensif di Akademik pada Mahasiswa di Universitas
Perguruan Tinggi Agama Islam. Penting Muria. Jurnal Insight, 7(1), 96-106.
untuk ditemukan pendekatan bimbingan Sujarwo, S. (2015). Hubungan Antara
dan konseling islami yang efektif dan efisien Regulasi Diri dengan Prokratinasi
untuk membantu mahasiswa kasus Akademik Mahasiswa Semester 4 dan
prokrastinasi akademik. Semester 6 Program Studi Bimbingan
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 119

dan Konseling Universitas PGRI Terhadap Program Konseling di


Palembang. Journal PSYCHE, 9(1), 41-48. Perguruan Tinggi. Insiht: Jurnal
Vargas, M. A. (2017). Academic Bimbingan dan Konseling, 7(2), 96-106.
Procrastination: The Case of Mexican Wolters, C. (2003). Understanding
Researcher in Psichology. American Procrastination From a Self-Regulated
Journal of Education and Learning, 2(2), Learning Perspektif. Journal of Education
103-120. Psycology, 95(1).
Wahyuni, E., Nurihsan, J., & Yusuf, S. (2018).
Kesejahteraan Mahasiswa: Implikasi
120 Febriantina et al. Pengaruh budaya organisasi

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU

THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL CULTURE ON TEACHER PERFORMANCE


S Febriantina1a, FN Lutfiani1, dan N Zein1
1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
a Korespondensi: Susan Febriantina, Email: susanfebriantina@unj.ac.id

(Diterima: 22-09-2018; Ditelaah: 23-09-2018; Disetujui: 28-10-2018)

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine whether there is a positive and significant
influence of organizational culture on teacher performance in SMK Negeri 40 Jakarta. The
research methodology used was survey method which was selected by saturated sample
technique. The result shows that there is positive influence between teacher’s performance
and organizational culture with Tcount of 6.81 and Ttabel of 1.70. It is also expressed normal
and linearly distribution with regression equation Ŷ = 27.24 + 0.408X. Based on correlation
coefficient of organizational culture variables with teacher performance obtained a strong
influence that is equal to 0.741. Based on the calculation of coefficient of determination made
to produce 0.5497 or equal to 54.97%, this means that as much as 54.97% of organizational
culture affects teacher performance, while the remaining 45.03% was influenced by other
variables not described in this model.
Keywords: organizational culture, teacher performance, vocational school.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan
antara budaya organisasi terhadap kinerja guru di SMK Negeri 40 Jakarta. Metodologi
penelitian yang digunakan adalah metode survei yang dipilih dengan teknik sampel jenuh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kinerja guru dan
budaya organisasi dengan Thitung 6,81 dan Ttabel 1,70. Dari uji persyaratan analisis yang
dilakukan, dapat dinyatakan bahwa penelitian ini terdistribusi normal dan linier dengan
persamaan regresi Ŷ = 27,24 + 0,408X. Berdasarkan koefisien korelasi variabel budaya
organisasi dengan kinerja guru, diperoleh pengaruh yang kuat yaitu sebesar 0,741.
Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi yang dibuat menghasilkan 0,5497 atau
sebesar 54,97%, ini berarti bahwa sebanyak 54,97% budaya organisasi mempengaruhi
kinerja guru, sedangkan sisanya 45,03% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam model ini.
Kata kunci: budaya organisasi, kinerja guru, sekolah kejuruan.

Febriantina, S., Lutfiani, F. N., & Zein, N. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Guru. Tadbir Muwahhid, 2(2), 120-131.

belum menunjukkan hasil yang signifikan.


PENDAHULUAN Secara kuantitatif, sebenarnya jumlah guru
Secara kuantitas jumlah guru di Indonesia di Indonesia relatif tidak terlalu rendah, hal
cukup memadai, namun secara kualitas ini dapat dilihat dari rasio guru dengan
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 121

siswa. Tetapi dalam hal distribusi guru tergantung kebutuhan dan penduduk yang
ternyata masih mengandung kelemahan, tinggal di daerah tersebut. Jakarta Timur
diantaranya belum meratanya penyebaran merupakan salah satu wilayah di DKI
jumlah guru di daerah. Apabila diukur dari Jakarta dengan jumlah SMK sebanyak 12
persyaratan akademis, baik menyangkut sekolah. Adapun peringkat sekolah di kota
pendidikan minimal maupun kesesuaian Jakarta Timur tertera pada Tabel 1.
bidang studi dengan pelajaran yang harus
Tabel 1 Daftar peringkat SMK Negeri se-
diberikan kepada anak didik, ternyata masih
Jakarta Timur tahun 2017
banyak guru yang belum memenuhi kualitas
mengajar. Hal itu dapat dibuktikan dengan Peringkat Nama SMKN
masih banyaknya guru yang belum sarjana 1 SMKN 48
namun bisa mengajar di SMA/SMK, serta 2 SMKN 50
banyak guru yang mengajar yang tidak 3 SMKN 10
sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka 4 SMKN 51
miliki. Keadaan seperti ini terjadi lebih dari 5 SMKN 46
setengah guru di Indonesia, baik di SD, SMP, 6 SMKN 40
dan SMA/SMK. Artinya lebih dari 50 persen 7 SMKN 52
guru SD, SMP, dan SMA/SMK di Indonesia 8 SMKN 7
ternyata belum memenuhi kelayakan 9 SMKN 22
mengajar. 10 SMKN 24
11 SMKN 5
Rendahnya kinerja guru dapat
12 SMKN 58
diakibatkan oleh berbagai faktor,
diantaranya ketidakdisplinan perilaku guru
dan rendahnya kesejahteraan. Hal ini Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa
dikarenakan banyak guru-guru yang tidak SMKN 40 Jakarta hanya menduduki
hanya fokus pada satu profesi saja. peringkat 6 se-Kota Jakarta Timur. Hal ini
Contohnya seorang guru mencari pekerjaan membuktikan bahwa SMKN 40 Jakarta
sampingan seperti berdagang. Masalah ini belum dapat bersaing secara maskimal
berdampak kepada rendahnya mutu dengan sekolah yang di favoritkan di
pendidikan di Indonesia. Alasan seorang wilayah Kota Jakarta Timur lainnya.
guru mencari pekerjaan sampingan ialah Peringkat pada suatu sekolah dapat
minimnya gaji guru sehingga seorang guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
memutuskan untuk mencari mata pencarian satunya ialah faktor dari kinerja guru dan
lain guna mencukupi kebutuhannya. budaya organisasi yang diterapkan di
sekolah.
Walaupun guru bukan satu-satunya
faktor penentu keberhasilan Pendidikan, Sebagian guru di SMKN 40 Jakarta masih
tetapi pengajaran merupakan titik sentral banyak yang belum memiliki pengalaman
pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin lapangan yang mumpuni. Hal ini dapat
kualitas, tenaga pengajar memberikan andil dilihat dari survei yang peneliti lakukan
sangat besar pada kualitas pendidikan yang kepada 10 orang guru di SMKN 40 Jakarta.
menjadi tanggung jawabnya. Di Provinsi DKI Rata-rata guru di SMKN 40 Jakarta memiliki
Jakarta terdapat 63 SMK Negeri yang pengalaman mengajar kurang dari 5 (lima)
tersebar di 5 kota yang setiap kota memiliki tahun. Di samping itu, sebagian besar guru
sekolah dengan jurusan yang berbeda-beda juga mengaku masih belum mampu
122 Febriantina et al. Pengaruh budaya organisasi

menunjukkan kinerja yang maksimal, Dalam satuan pendidikan, guru memiliki


terbukti dari masih kurang tepat waktunya peran yang sangat menentukan dalam
para guru dalam menyelesaikan tugas proses pembelajaran di sekolah. Tidak
administratif, dan pengelolaan hanya sebagai pendidik, namun juga juga
pembelajaran yang dirasa masih bersifat sebagai pengajar, pelatih, dan pembimbing.
konvensional. Demikian juga dengan budaya Seorang guru yang memiliki kinerja yang
organisasi yang dibangun, di SMKN 40 tinggi merupakan hasil dari kombinasi
Jakarta masih banyak terjadi guru yang upaya dalam melaksanakan pekerjaan,
sering datang terlambat, guru tidak masuk bagaimana kompetensi yang tinggi untuk
ke kelas pada saat jam mengajar, dan guru melakukan pekerjaan, serta sejauh mana
yang kurang menerapkan kerjasama tim dari tujuan pekerjaan dipahami dengan
pada saat ada acara atau kegiatan sekolah. baik. Husaini (2009) menjelaskan bahwa
Berbagai permasalahan yang muncul guru memiliki peran sangat penting dalam
tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru menentukan kuantitas dan kualitas
dan pembiasaan budaya organisasi belum pembelajaran. Prinsip-prinsip pekerjaan
menunjukkan hasil yang maskimal. dalam berkinerja baik adalah untuk
menjunjung tinggi kejujuran, untuk
melakukan proses pembelajaran yang
MATERI DAN METODE maksimal, memiliki rasa tanggung jawab
yang tinggi, memiliki tujuan yang jelas,
Materi untuk berkonsentrasi pada hasil dan untuk
bekerja sama, memiliki pola kerja yang
Kinerja Guru
terus menerus, dan selalu melakukan
Robbins dan Coulter (2010) menyatakan perbaikan terus menerus. Peraturan
bahwa performance is the end result of an Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35
activity, hasil dari sebuah aktifitas yang bisa Tahun 2010 menyatakan bahwa kinerja
didefinisikan sebagai prestasi kerja. guru merupakan hasil penilaian terhadap
Sementara Bernardin dan John (2007) proses dan hasil kerja yang dicapai guru
memberikan definisi tentang performance dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan
sebagai the record of autcomes produced on menurut Supardi (2013), kinerja guru
a specified job function or activity during a merupakan kemampuan seorang guru
specified time period, yang berarti kinerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran di
adalah catatan tentang hasil-hasil yang madrasah dan bertanggung jawab atas
diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan peserta didik di bawah bimbingannya
tertentu atau kegiatan tertentu selama dengan meningkatkan prestasi belajar
kurun waktu tertentu. Veithzal (2005) peserta didik. Rusyan (2005) berpendapat
menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil bahwa kinerja guru artinya melaksanakan
atau tingkat keberhasilan seseorang secara proses pembelajaran baik dilakukan di
keseluruhan selama periode tertentu di dalam kelas maupun di luar kelas di
dalam melaksanakan tugas dibandingkan samping mengerjakan kegiatan-kegiatan
dengan berbagai kemungkinan, seperti lainnya, seperti mengerjakan administrasi
standar hasil kerja, target atau sasaran, atau sekolah dan administrasi pembelajaran,
kriteria yang telah ditentukan terlebih melaksanakan bimbingan dan layanan pada
dahulu dan telah disepakati bersama. para siswa, serta melaksanakan penilaian.
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 123

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, Siswandi (2012) mengemukakan bahwa


dapat disintesiskan bahwa kinerja guru budaya organisasi adalah “norma,
merupakan tingkat keberhasilan guru dalam keyakinan, sikap dan filosofi organisasi”.
melaksanakan tugas pendidikan sesuai Sementara itu, budaya organisasi di
dengan tanggung jawab dan wewenangnya definisikan sebagai sebuah corak dari
berdasarkan standar kinerja yang telah asumsi-asumsi dasar yang ditemukan atau
ditetapkan selama periode tertentu dalam dikembangkan oleh sebuah kelompok
rangka mencapai tujuan pendidikan. Kinerja tertentu untuk belajar mengatasi problem-
guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan problem kelompok dari adaptasi eksternal
spesifikasi kompetensi yang harus dimiliki dan integrasi internal yang telah bekerja
oleh setiap guru. dengan baik (Muchlas, 2008). Sedangkan
Sutrisno (2010) mendefinisikan budaya
Budaya Organisasi organisasi sebagai perangkat sistem nilai-
Manusia baik secara individu, dalam nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs),
kelompok, dan organisasi memiliki naluri asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-
untuk dikenal oleh manusia lainnya atau norma yang telah lama berlaku, disepakati,
lingkungannya. Oleh karena itu, manusia dan diikuti oleh para anggota suatu
akan selalu berusaha melakukan sesuatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan
yang berbeda, baik dalam sikap ataupun pemecahan masalah-masalah organisasinya.
perilaku yang khas maupun dalam bentuk Sedangkan menurut Tampubolon (2004),
hasil karya tertentu. Perilaku tertentu atau budaya organisasi merupakan kesepakatan
hasil karya tersebut akan menjelma menjadi perilaku anggota dalam organisasi yang
identitas dan citra manusia, baik secara selalu berusaha menciptakan efisiensi,
individu, kelompok organisasi, bahkan kreatif, bebas dari kesalahan dan berfokus
komunitas masyarakat terentu. Robbins dan pada hasil. Budaya organisasi juga disebut
Coulter (2010) mengemukakan bahwa, budaya perusahaan, yaitu seperangkat nilai-
“budaya organisasi atau organizational nilai atau norma-norma yang telah relatif
culture adalah sehimpunan nilai, prinsip, lama berlakunya, dan dianut bersama oleh
tradisi, dan cara bekerja yang dianut para anggota organisasi (karyawan) sebagai
bersama yang mempengaruhi perilaku serta norma perilaku dalam menyelesaikan
tindakan para anggota organisasi”. Dalam masalah-masalah organisasi (perusahaan).
kebanyakan organisasi, nilai-nilai dan Budaya organisasi identik dengan studi
praktik-praktik yang dianut Bersama ini individu dan kelompok dalam sebuah
telah berkembang pesat seiring dengan organisasi yang senada sengan pendapat
perkembangan zaman dan benar-benar Devi (2009), bahwa organizational culture
sangat mempengaruhi bagaimana sebuah marked by teamwork, pleasant working
organisasi dijalankan. Kreitner (2005) conditions, attention of employees,
menyebutkan “organizational culture can be development opportunities, flexible-working
defined as the similarity in perception, practices, and good leadership and
perspective, value, and behavior that are management practices may influence work
believed, studied, applied, and developed engagement.
simultaneously by all of the organization Demikian pula dalam sebuah organisasi
members resulting in an organization pendidikan bernama sekolah, akan banyak
identity”. ditemukan budaya, perilaku khas setiap
124 Febriantina et al. Pengaruh budaya organisasi

sekolah unik. Yang dalam Maslowski (2006) antar variabel X dan Y ditunjukkan pada
menyebutkan the elements of organizational Gambar 1.
culture in schools used in this study
encompass formality, rationality,
achievement orientation, participation and
collaboration, communication, professional
orientation, and teacher autonomy.
Dari paparan menurut para ahli di atas,
dapat disintesiskan bahwa budaya Gambar 1 Konstelasi hubungan antar
organisasi merupakan sistem nilai dan variabel X dan Y
kepercayaan yang dianut bersama oleh Adapun yang menjadi populasi target
anggota organisasi yang membedakan adalah seluruh tenaga pendidik dan
organisasi itu dengan organisasi lainnya. kependidikan SMKN 40 Jakarta yang
Interaksi orang dalam sebuah organisasi berjumlah 60 orang pada tahun 2017/2018.
menggambarkan budaya pada organisasi Populasi terjangkau dari penelitian ini
tersebut. Budaya organisasi yang kuat adalah guru yang berjumlah 40 orang.
mendukung tujuan-tujuan perusahaan, Dalam pengambilan sampel digunakan
sebaliknya yang lemah atau negatif sampling jenuh, yaitu teknik penentuan
menghambat atau bertentangan dengan sampel dengan semua anggota digunakan
tujuan sebuah organisasi. sebagai sampel. Data-data yang diperoleh
dalam penelitian ini diambil dari instrumen
Metode penelitian berupa kuesioner, sehingga
Metode yang digunakan dalam penelitian ini respondennya adalah semua guru yang ada
adalah metode survei. Metode ini dipilih di SMK Negeri 40 Jakarta yang berjumlah 40
karena sesuai dengan tujuan dari penelitian guru.
yaitu untuk memperoleh data yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan
informasi dan fakta yang diperlukan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian. Melalui metode ini, peneliti
mendapatkan data melalui pengamatan
Hasil
dengan pendekatan korelasional. Alasan Kinerja Guru
peneliti menggunakan metode ini karena
Berdasarkan hasil penelitian, variabel
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
kinerja memperoleh jumlah skor
yaitu untuk mengetahui pengaruh antar
keseluruhan sebesar 3.180,5, skor rata-rata
variabel bebas dengan variabel terikat. Data
sebesar 79,5125, nilai terendah 67,5, nilai
yang digunakan oleh peneliti untuk kedua
tertinggi 90, varians (S2) sebesar 30,032,
veriabel penelitian ini terdiri dari variabel
dan nilai standar deviasi (S) sebesar 5,480
bebas yaitu Budaya Organisasi (X) dan
dengan data rentang sebesar 22,5, interval
variabel terikat yaitu Kinerja Guru (Y).
sebesar 6 dan panjang kelas sebesar 4. Data
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan
yang didapatkan menghasilkan deskripsi
bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
data variabel kinerja guru yang dapat dilihat
signifikan antara budaya organisasi dengan
pada Tabel 2.
kinerja guru. Maka, konstelasi hubungan
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 125

Tabel 2 Deskripsi data kinerja guru (Y) Dari data yang ada dibuatkanlah
Jumlah Sampel 40 distribusi frekuensi untuk variabel Y dengan
Jumlah Skor Keseluruhan 3180,5 cara menghitung range, banyaknya kelas
interval, panjang kelas interval dan juga
Rata–rata Skor Keseluruhan 79,5125
panjang kelas dengan rumus Sturges. Range
Skor Terendah 67,5
dari variabel Y adalah sebesar 22,5 dengan
Skor Tertinggi 90
banyaknya kelas interval (K) sebanyak 6
Varians 30,032
dengan menggunakan rumus Sturges (K =
Standar Deviasi 5,480
1+ 3,3 log n) dan panjang kelas 4. Data
Median 80 selengkapnya tentang kinerja guru dapat
Modus 80 dilihat dalam Tabel 3 tentang distribusi
frekuensi dan histogram.
Tabel 3 Distribusi frekuensi variabel kinerja guru
Kelas Interval Batas Bawah Batas Atas Frek. Absolut Frek. Relatif
67 – 70 66.5 70.5 3 8%
71 – 74 70.5 74.5 4 10%
75 – 78 74.5 78.5 10 25%
79 – 82 78.5 82.5 13 33%
83 – 86 82.5 86.5 7 18%
87 - 90 86.5 90.5 3 8%
Jumlah 40 100%

Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa 151, varians (S2) sebesar 99, nilai standar
frekuensi kelas tertinggi variabel Kinerja deviasi (S) sebesar 10 dengan data rentang
Guru yaitu 13 guru yang terletak pada sebesar 41, interval sebesar 6, dan panjang
interval kelas keempat yaitu berada kelas sebesar 7. Untuk lebih jelas informasi
diantara 79 – 82 dengan frekuensi relatif mengenai deskripsi data variabel budaya
sebesar 33%. Sedangkan frekuensi terendah organisasi dapat dilihat pada Table 4.
variabel kinerja guru yaitu 3 guru yang
terletak pada interval kelas kesatu dan Tabel 4 Deskripsi data budaya organisasi
keenam yaitu di antara 67 – 70 dan 87 – 90 Jumlah Sampel 40
dengan frekuensi relatif sebesar 8%. Jumlah Skor Keseluruhan 5127
Rata – rata Skor Keseluruhan 128,175
Budaya Organisasi Skor Terendah 110
Data mengenai budaya organisasi Skor Tertinggi 151
merupakan data primer yang diperoleh Varians 99
melalui pengukuran dengan skala likert Standar Deviasi 10
sebanyak 40 butir pernyataan dan diisi oleh Median 126
40 responden yang berasal dari semua guru Modus 126
di SMK Negeri 40 Jakarta. Berdasarkan data
yang tekumpul, diperoleh jumlah skor Dari data yang ada, dibuatkanlah
keseluruhan sebesar 5,127, skor rata-rata distribusi frekuensi untuk variabel X dengan
128,175, nilai terendah 110, nilai teringgi cara menghitung range, banyaknya kelas
126 Febriantina et al. Pengaruh budaya organisasi

interval, panjang kelas interval, dan juga rumus Sturges (K = 1 + 3,3 log n) dan
panjang kelas dengan menggunkan rumus panjang kelas 7. Data selengkapnya tentang
Sturges. Range dari variabel X adalah budaya organisasi dapat dilihat dalam Tabel
sebesar 41 dengan banyaknya kelas interval 5.
(K) sebanyak 6 dengan menggunakan
Tabel 5 Distribusi frekuensi variabel X (budaya organisasi)
Kelas Interval Batas Bawah Batas Atas Frek. Absolut Frek. Relatif
110 – 116 109.5 116.5 4 10%
117 – 123 116.5 123.5 7 18%
124 – 130 123.5 130.5 15 38%
131 – 137 130.5 137.5 6 15%
138 – 144 137.5 144.5 5 13%
145 – 151 144.5 151.5 3 8%
Jumlah 40 100%

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa sebesar 38%. Sedangkan frekuensi kelas
frekuensi kelas tertinggi variabel budaya terendah variabel budaya organisasi yaitu 3
organisasi yaitu 15 guru yang terletak pada guru yang terletak pada interval kelas ke- 6
interval kelas ke- 3 (tiga) yaitu berada (enam) yaitu berada diantara 145 – 151
diantara 124 - 130 dengan frekuensi relatif dengan frekuensi relatif sebesar 8%.
Tabel 6 Rata-rata hitung skor indikator pada variabel budaya organisasi
Total Total
No Indikator Sub Indikator Butir Skor Mean %
Skor Butir
1 Inovasi dan Dorongan 1 174 605 4 151.25 11.87%
Pengambilan mengembang 2 173
resiko kan ide 3 152
4 106
Jeli terhadap 5 179 617 4 154.25 12.11%
masalah 6 112
7 160
8 166
2 Memberikan Kecermatan 9 164 326 2 163.00 12.80%
perhatian pada 10 162
setiap masalah Ketelitian 11 154 470 3 156.67 12.30%
secara detail 12 152
13 164
3 Berorientasi Fokus 14 165 841 5 168.20 13.21%
terhadap hasil terhadap 15 166
yang akan dicapai target hasil 16 165
17 166
18 179
Kecepatan 19 160 313 2 156.50 12.29%
20 153
4 Agresif dalam Disiplin 21 166 490 3 163.33 12.82%
bekerja 22 166
23 158
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 127

24 156 321 2 160.50 12.60%


Rajin 25 165

5 Berorientasi pada Kerjasama 26 167 662 4 165.50 12.99%


Anggota 27 170
28 161
29 164
Fokus 30 167 482 3 160.67 12.61%
terhadap 31 155
target 32 160
organisasi
Total 3983 25 1273.70 100%

Berdasarkan perhitungan Tabel 6, total


rata-rata hitung skor variabel budaya
organisasi terbesar adalah sub indikator
target hasil sebesar 13,21%. Sedangkan
skor rata-rata hitung terendah adalah sub
indikator dorongan mengembangkan ide
sebesar 11,87%. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa budaya organisasi yang kuat dapat
dilihat dari target hasil yang dilakukan oleh Gambar 2 Grafik persamaan regresi
gurunya. Uji Persyaratan Analisis
Uji prasyarat analisis dilakukan dengan uji
Pengujian Hipotesis normalitas galat taksiran dan uji linieritas
Persamaan Regresi regresi. Untuk pengujian normalitas galat
Persamaan regresi yang digunakan adalah taksiran, data digunakan untuk mengetahui
regresi linear sederhana, pengujian apakah galat taksiran Y dan X berdistribusi
hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui normal atau tidak. Pengujian galat taksiran
apakah terdapat pengaruh diantara variabel dilakukan dengan menggunakan uji liliefors
X dan variabel Y atau sebaliknya. Dari pada taraf signifikan α = 0,05 untuk sampel
perhitungan yang dilakukan, diperoleh sebnayak 40 guru, dengan kriteria
persamaan regresi linier Ŷ = 27,24 + 0,408X pengujian data berdistribusi normal, apabila
dimana a = 27,24 dan b = 0,408. Persamaan Lhitung < Ltabel dan jika sebaliknya maka galat
Ŷ = 27,24 + 0,408X dapat diinterpretasikan taksiran regresi Y atas X tidak berdistribusi
seperti pada Gambar 2. normal. Dari hasil perhitungan uji
Persamaan regresi tersebut menunjukan normalitas data dapat diperoleh nilai Lhitung
bahwa setiap kenaikan 1 (satu) skor budaya terbesar 0,120 dan Ltabel untuk n = 40 pada
organisasi (X) dapat menyebabkan kenaikan taraf signifikan α = 0,05 adalah 0,140.
kinerja guru sebesar 0,408 pada konstanta Karena Lhitung < Ltabel maka Ho diterima,
27,24. artinya galat taksiran Y atas X berdistribusi
normal dan penelitian dapat dilanjutkan
pada pengujian hipotesis.
128 Febriantina et al. Pengaruh budaya organisasi

Tabel 7 Perhitungan uji normalitas


N Galat Taksiran Lhitung Ltabel α = 0,05 Keputusan Keterangan
40 Y atas X 0,120 0,140 Terima Ho Normal

Selanjutnya dilakukan uji linieritas keberartian koefisien korelasi (uji t). Uji
regresi. Uji kelinieran regresi bertujuan keberartian regresi bertujuan untuk
untuk mengetahui apakah regresi yang mengetahui apakah model regresi yang
digunakan linier atau tidak. Kriteria digunakan berarti atau tidak. Kriteria
pengujian, terima Ho jika Fhitung (Fh) < Ftabel pengujian yaitu Ho diterima jika Fhitung (Fh) <
(Ft) dan tolak jika (Fh) > (Ft). dimana Ho Ftabel (Ft) dan ditolak Ho jika Fhitung (Fh) >
adalah model regresi linier dan Ha adalah Ftabel (Ft), dimana Ho adalah model regresi
model regresi berarti/signifikan, maka tidak berarti dan Ha adalah model regresi
dalam hal ini kita harus menolah Ho. Hasil berarti/signifikan, maka dalam hal ini kita
perhitungan menunjukan (Fh) 0,62 < (Ft) harus menolak Ho. Berdasarkan hasil
2,30 ini berarti Ho diterima. Pengujian ini perhitungan Fh sebesar 46,40 dan untuk Ft
dilakukan dengan menggunakan tabel adalah 4,03, sehingga dalam pengujian ini
ANAVA. dapat disimpulkan (Fh) 46,40 > (Ft) 4,03 ini
berarti Ho ditolak dan sampel dinyatakan
Uji Hipotesis
memiliki regresi berarti. Pengujian ini
Dalam uji hipotesis terdapat uji keberartian
dilakukan dengan tabel ANAVA.
regresi, uji koefisien korelasi, dan uji
Tabel 8 Tabel ANAVA untuk uji keberartian dan uji kelinieran regresi
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Rata-rata Jumlah
Fhitung Ftabel
Varians Kebebasan (Dk) (JK) Kuadrat (RJK)
Total 40 254060.75
Regresi (a) 1 252889.51
Regresi (b/a) 1 643.88 643.88
46.40 4.03
Sisa 38 527.36 13.88
Tuna Cocok 23 256.31 11.14
Galat 0.62 2.30
15 271.05 18.07
Kelinieran

Uji hipotesis selanjutnya adalah uji interprestasi nilai dapat dilihat pada Tabel
koefisien korelasi. Perhitungan koefisien 9.
korelasi dilakukan dengan menggunakan
Tabel 9 Tabel interpretasi nilai R
rumus rxy Product Moment dari Pearson.
Berdasarkan perhitungan dengan Interval Koefisien Tingkat Hubungan
menggunakan rumus tersebut, diperoleh 0,8000 – 1,0000 Sangat kuat
nilai rxy sebesar 0,741. Dengan mengacu 0,6000 – 7,9999 Kuat
0,4000 – 0,5999 Sedang / Cukup Kuat
pada tabel interprestasi nilai r, maka
0,2000 – 0,3999 Rendah
koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar 0,0000 – 1,9999 Sangat rendah (tidak
0,741 termasuk pada kategori kuat. Jadi berkorelasi)
terdapat pengaruh yang kuat antara budaya
organisasi dengan kinerja guru. Tabel
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 129

Tahap terakhir dalam uji hipotesis adalah model regresi adalah berdistribusi normal,
uji keberartian koefisien korelasi atau uji t. berbentuk linier dan berarti.
Pengujian keberartian koefisien korelasi Hasil yang telah dilakukan juga
digunakan untuk mengetahui pengaruh menunjukan bahwa adanya pengaruh yang
yang terjadi positif atau negatif, signifikan positif antara budaya organisasi dengan
atau tidak signifikan antara variabel X dan kinerja guru. Hal ini dapat dilihat dari
variabel Y dengan menggunakan uji t thitung lebih besar dari ttabel (46,40 > 4,10)
dengan taraf dk = 40. Kiriteria pengujiannya yang menandakan adanya hubungan yang
yaitu, tolak Ho jika thitung > ttabel maka signifikan antara budaya organisasi dengan
terdapat korelasi yang signifikan, terima kinerja guru. Hal ini sebagaimana
jika thitung < ttabel maka korelasi yang terjadi Bernardin dan John (2007) sampaikan
tidak berarti (tidak signifikan). Dari hasil bahwa budaya organisasi yang baik akan
perhitungan diperoleh thitung (th) sebesar menciptakan kinerja yang optimal seperti
6,81 sedangan ttabel (tb) dengan taraf 0,05 halnya kinerja adalah sebagai catatan hasil
dan dk = 38, diperoleh nilai sebesar 1,70, keluaran pada fungsi kerja tertentu atau
karena thitung 6,81 > ttabel 1,70 maka Ho aktifitas selama periode waktu tertentu.
ditolak. Sejalan dengan pernyataan tersebut Arifin
Perhitungan Koefisien Determasi (2014) berpendapat bahwa organizational
culture will relate positively to teacher’s
Koefisien determinasi merupakan ukuran
performance. Inayatullah dan Jehangir
(besaran) untuk menyatakan tingkat
(2012) berpendapat, when organization do
kekuatan pengaruh antara suatau variabel
not make a proper culture in organization so
dengan variabel lainnya dalam bentuk
definitely employees will feel stress because
persen (%). Dari hasil perhitungan
of bad communication in between
diperoleh koefisien determinasai sebesar
employees and their superiors and their
54,97%, sehingga dapat dikatakan bahwa
performance towards their job will not meet
variabel kinerja guru ditentukan oleh
the set standards. This study found that the
variabel budaya organisasi sebesar 54,97%
bad working and living conditions have an
dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
adverse effect on the teacher’s performance.
Pembahasan Bentuk hubungan antara variabel kinerja
Berdasarkan hasil penelitian yang telah guru dengan budaya organisasi di SMK
dilakukan, rata-rata kinerja guru di SMK Negeri 40 Jakarta memiliki persamaan
Negeri 40 Jakarta sebesar 79,51 sementara regresi Ŷ = 27,24 + 0,408X. Adapun
rata-rata budaya organisasi sebesar 128,18. persamaan regresi tersebut dapat dimaknai
Hasil perhitungan uji normalitas kinerja bahwa setiap kenaikan satu skor pada
guru dan budaya organisasi terbesar adalah budaya organisasi (X) akan mengakibatkan
0,140, dimana berdasarkan perhitungan peningkatan kinerja guru sebesar 0,408
Lhitung < Ltabel yang berarti kedua data pada konstanta 27,24. Besarnya pengaruh
berdistribusi normal. Hasil yang diperoleh variabel budaya organisasi dengan kinerja
menunjukan bahwa nilai koefisien dari guru di SMK Negeri 40 Jakarta dapat
model persamaan regresi dapat diartkan diketahui dengan melihat hasil perhitungan
bahwa setiap kenaikan variabel X (budaya uji koefisien determinasi sebesar 54,97%
organisasi) akan menaikan variabel Y yang berarti bahwa kinerja guru di SMK
(kinerja guru). Data yang digunakan dalam Negeri 40 Jakarta ditentukan oleh budaya
130 Febriantina et al. Pengaruh budaya organisasi

organisasi. Dengan demikian budaya Penerapan budaya organisasi sangat


organisasi terkait dengan kinerja membantu bagi karyawan untuk melakukan
dididasarkan pada temuan bahwa budaya pekerjaan mereka secara efisien dan efektif.
dapat menghasilkan keuanggulan yang
komperatif. Hal ini ditunjukan bahwa cara
dimana organisasi dapat menciptakan KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
keunggulan komperatif adalah dengan
perencanaan organisasi dengan Kesimpulan
memfasilitasi interaksi individu dengan Berdasarkan hasil penelitian dan
membatasi lingkup pengelolaan informasi pembahasan yang telah dilakukan maka
pada lingkup yang sesuai. Davidson (2005) dapat ditarik kesimpulan umum yaitu: (1)
berpendapat bahwa the organizational rendahnya kinerja guru di SMK Negeri 40
culture affects the performance of the Jakarta disebabkan oleh 2 (dua) faktor yaitu
employees positively or negatively. As in faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
organization different employees from internal meliputi kurangnya pengalaman
different culture and background and with lapangannya guru di SMK Negeri 40 Jakarta.
different languages. Hal ini dapat diartikan Sedangkan faktor eksternal seperti
bahwa ketika sebuah organisasi tidak lemahnya budaya organisasi, rendahnya gaji
menciptakan budaya organisasi yang tepat, guru dan kurangnya sarana prasarana guru
maka para karyawan akan merasa tidak di SMK Negeri 40 Jakarta; (2) terdapat
nyaman bahkan stress, dan hal ini dapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
menyebabkan kinerja mereka menjadi tidak budaya organisasi dan kinerja guru di SMK
maksimal. Negeri 40 Jakarta; (3) Uji koefisien korelasi
Dari hasil penelitian beberapa peneliti, dengan menggunakan rumus korelasi
jelas terlihat bahwa budaya sekolah di Product Moment dari Pearson menghasilkan
SMKN 40 jakarta akan sangat menentukan koefisien korelasi sebesar 0,741 yang
kinerja guru. Maslowski (2006) menyatakan berarti terdapat pengaruh yang positif
terkait hal ini, bahwa school culture is antara budaya organisasi dengan kinerja
conceptualized as shared beliefs about how guru. Hal ini berarti semakin kuatnya
the school should operate, core values budaya organisasi, maka semakin tinggi
reflecting what the school wants for its pula tingkat kinerja guru; (4) Kinerja guru di
students, and behavioural norms reflecting SMK Negeri 40 Jakarta dipengaruhi oleh
teacher perceptions of the school budaya organisasi sebesar 54,97%,
environment. Sementara Brooks (2006) sedangkan 45,03% dipengaruhi oleh faktor
menyatakan bahwa the complete knowledge lain di luar dari variabel dalam penelitian
and awareness of organizational culture yang digunakan.
should help to improve the ability to
Implikasi
examine the behavior of organization which
assists to manage and lead. Budaya Sehubungan dengan beberapa kesimpulan
organisasi memiliki dampak positif pada dan implikasi penelitian yang telah
kinerja kerja karyawan. Setiap individu dikemukakan dan keterbatasan jangkauan
dalam organisasi memiliki budaya yang penelitian maka berikut disampaikan
berbeda yang kemudian akan dia sesuaikan beberapa saran: (1) Bagi Dinas Pendidikan,
dengan norma dan nilai organisasi. hendaknya memberikan bimbingan intensif
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 131

kepada para guru dalam mengembangkan Husaini, U. (2009). Motivasi dalam Bekerja
kompetensinya dengan berbagai pelatihan Karyawan. Jakarta: PT Gramedia
dan Pendidikan; (2) Bagi Kepala Sekolah, Widiasaran Indonesia.
hendaknya dapat menciptakan budaya Inayatullah, A., & Jehangir, P. (2012).
organisasi yang mendukung dengan Teacher's Job Performance: The Role of
peningkatan program-program sekolah Motivation. Abasyn Journal of Social
yang inovatif; dan (3) Bagi para guru, Science, 5(2).
hendaknya dapat meningkatkan kinerjanya Kreitner, R. (2005). An Organizational
dengan memaksimalkan kompetensinya Behavior 7th Edition. New York: McGraw-
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan Hill Irwin.
evaluasi pembelajaran. Maslowski. (2006). A Review of Inventories
for Diagnosing School Culture. Journal of
Educational Administration, 44(1), 6-35.
DAFTAR PUSTAKA Muchlas, M. (2008). Perilaku Organisasi.
Arifin. (2014). Organizational Culture, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Traditional Leadership, Work Robbins, S., & Coulter, M. (2010).
Engagement, and Teacher's Performance; Manajemen (edisi kesepuluh). Jakarta:
Test of A Model. International Journal of Erlangga.
Education and Research, 2(1). Rusyan, A. (2005). Pendekatan dalam Proses
Bernardin, H., & John, H. (2007). Human Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Resources Management, An Experiential Karya.
Approach, 3rd edition. New York: Siswandi, E. (2012). Birokrasi Masa Depan.
McGraw-Hill Irwin. Bandung: Mutiara Press.
Brooks, I. (2006). Organizational Behavior: Supardi. (2013). Kinerja Guru. Jakarta:
Individuals, Groups, and Organizational. Rajawali Pers.
Essex: Pearson Education Limited. Sutrisno, E. (2010). Manajemen Sumber
Davidson, E. (2005). The Pivotal Role of Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Teacher Motivation in Tanzania. Haki Tampubolon, M. P. (2004). Manajemen
Elimu Working Papers, 1-10. Operasional (Operations Management).
Devi, V. (2009). Employee Engagement is A Jakarta: Ghalia Indonesia.
Two-Way Street. Human Resource Veithzal, R. (2005). Manajemen Sumber
Management International Digest, 17(2), Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo
3-4. Persada.
132 Suherman Pengelolaan program ulangan harian bersama

PENGELOLAAN PROGRAM ULANGAN HARIAN BERSAMA (UHB) SEBAGAI UPAYA


MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MANAGEMENT OF DAILY JOINT TEST (UHB) PROGRAM AS EFFORTS TO


IMPROVE STUDENT LEARNING MOTIVATION
I Suherman1a
1 Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor 16720
a Korespondensi: Irman Suherman, Email: irman.suherman@unida.ac.id

(Diterima: 14-09-2018; Ditelaah: 15-09-2018; Disetujui: 29-10-2018)

ABSTRACT
This research aims to see the impact of the daily joint test (UHB) program on increasing
students’ learning motivation. The data used in this research were gathered from
questionnaires and documents, and were analyzed by using simple linear regression to see
the level of influence of the UHB program on students’ learning motivation. The research
focused on the students of SMA Negeri 4 in Bogor City. The learning motivation was
illustrated by the students' attitudes in learning, readiness in learning, activeness in learning,
and joy in learning, along with their concentration and material absorption. The coefficient of
determination shows that the value of R Square 0.002 or 0.2%, meaning the value of the UHB
program as a form of impact on improving student learning motivation is very low. It can be
said that 99.8% of students' learning motivation is influenced by other factors. The
regression equation Y over X is Ŷ = 71,280 + 0,028X. With the regression equation, one can
see that the UHB (X) Value variable with Student Learning Motivation (Y). When measured
by the instrument developed in this study, a change in UHB score of one unit can be
estimated to change Student Learning Motivation scores by 0.028 units in the same direction.
This study shows, that the daily joint test (UHB) program, carried out by SMA Negeri 4
Bogor, in an effort to improve students’ learning motivation, demonstrated unfavorable
results. Giving scores as a result of a daily review program was not enough to motivate
students in learning. The results of the data analysis showed a low influence of the daily
testing on students’ learning motivation. In further research on students’ learning
motivation, it is suggested to examine broader factors regarding the influence on students’
motivation to increase learning not only limited to giving daily tests and grades. This further
research is needed to provide complete information that can be used as a guide for teachers
to improve learning.
Keywords: daily joint test program (UHB), students’ learning motivation.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari program Ulangan Harian Bersama (UHB)
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.Data yang digunakan dalam penelitian ini
didapat dari angket dan dokumen, lalu dianalisis dengan menggunakan regresi linier
sederhana untuk melihat tingkat pengaruh program UHB terhadap motivasi belajar
siswa.Hasil penelitian menunjukkan motivasi belajar siswa SMA Negeri 4 Kota Bogor yang
digambarkan dengan sikap siswa dalam belajar berupa kesiapan siswa dalam belajar,
keaktifan siswa dalam belajar, rasa senang saat belajar, pemusatan perhatian, daya serap
materi dan kesiapan siswa dalam mengerjakan tugassudah baik. Sedangkan koefisien
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 133

determinasi menunjukkan nilai R Square 0,002 atau 0,2%, bermakna niali UHB sebagai
bentuk hasil dari program UHB tidak sama sekali memberikan dampak pada peningkatan
motivasi belajar siswa dengan melihat sangat rendahnya pengaruh tersebu yaitu hanya 0,2%
saja. Sehingga dapat dikatakan 99,8% motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor
lain.Sedangkan persamaan regresi Y atas X, adalah Ŷ = 71,280+ 0,028X. Dengan persamaan
regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika variabel Nilai UHB (X) dengan Motivasi
Belajar Siswa (Y) diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka
setiap perubahan skor UHB sebesar satu pada satuan dapat diestimasikan skor Motivasi
Belajar Siswa akan berubah sebesar 0,028 satuan pada arah yang sama.Program Ulangan
Harian Bersama (UHB) yang dilaksanakan oleh SMA Negeri 4 Kota Bogor sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa, pada penelitian ini menunjukkan hasil yang kurang
baik dimana pemberian nilai sebagai hasil dari program ulangan harian tidak cukup untuk
memotivasi siswa dalam pembelajaran.Hasil analisis data menunjukkan bahwa betapa
rendahnya pengaruh nilai dalam ulangan harian tersebut terhadap motivasi belajar siswa
yaitu hanya sebesar 0,02%.Bagi peneliti selanjutnya tentang motivasi belajar siswa,
disarankan untuk meneliti faktor yang lebih luas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan motivasi belajar siswa tidak hanya terbatas pada pemberian
ulangan harian dan nilai saja. Sehingga penelitian yang dihasilkan akan memberikan
informasi yang lengkap dan dapat dijadikan pegangan bagi para guru guna memperbaiki
pembelajran.
Kata kunci: motivasi belajar siswa, program ulangan harian bersama (UHB).

Suherman, I. (2018). Pengelolaan Program Ulangan Harian Bersama (UHB) sebagai Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Tadbir Muwahhid, 2(2), 132-143.

mengajar merupakan suatu cara untuk


PENDAHULUAN mengevaluasi suatu kegiatan didalamnya
Kegiatan belajar mengajar di sekolah ada bagian/item yang harus dikerjakan oleh
merupakan inti dari pelaksanaan program siswa, kemudian hasil pekerjaan siswa
pendidikan di sekolah. Ada interaksi antara tersebut diterjemahkan sebagai
guru dan siswa secara simultan didalamnya. keberhasilan dari pencapaian siswa
Ada proses transfer ilmu yang terjadi saat tersebut (Arifin, 1988). Sedangkan menurut
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Paul A. Bott (Rasyid & Mansur, 2009) tes
Tidak hanya itu, ada juga proses transfer merupakan komponen paling utama yang
nilai (kepribadian, teladan) dari guru harus dilakukan pada awal proses belajar
terhadap siswa.Pada akhir kegiatan belajar mengajar sebagai bentuk pemetaan
mengajar diharapkan siswa mampu kemampuan siswa. Hal ini juga dilakukan
memiliki kemampuan kognitif sebagai untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
bentuk keberhasilan dari transfer ilmu. mencapai kompetensinya sebagai dampak
Kemudian adanya perubahan sikap (afektif) dari kegiatan belajar mengajar (Sanjaya,
sebagai bentuk keberhasilan transfer nilai 2010).
juga adanya perubahan keterampilan Melihat dari begitu pentingnya kegiatan
(psikomotorik) sebagai bentuk keberhasilan tes dilakukan baik di awal maupun di
belajar lainnya. akhirkegiatan belajar mengajar, maka
Keberhasilan dari kegiatan belajar kegiatan tes ini juga harus menunjukkan
mengajar dari sisi kognitif biasanya diukur kualitas yang baik. Sebagaimana Arikunto
melalui tes.tes dalam kegiatan belajar (2009) menyampiakan ada lima ciri tes yang
134 Suherman Pengelolaan program ulangan harian bersama

baik, yaitu: alat tes menunjukkan ditingkatkan dengan ulangan harian,


karakteristik validitas, reliabilitas, sedangkan pada prakteknya guru jarang
objektivitas, praktibilitas dan ekonomis. sekali melakukan ulangan harian pada akhir
Tes formatif adalah salah satu bentuk tes setiap kegiatan belajar mengajar
yang dapat dilakukan di akhir kegiatan berlangsung. Maka ada sebuah terobosan
belajar mengajar.Tes formatif adalah jenis baru yang dilakukan oleh Sekolah
evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan Menengah Atas Negeri 4 (SMA N 4) Kota
belajar mengajar pada akhir setiap Bogor yaitu membuat sebuah program
pembelajaran.Biasaya melalui tugas- Ulangah Harian Bersama (UHB). Program
tugas,ulangan singkat (kuis), ulangan harian UHB ini bertujuan untuk melatih siswa agar
atau tugas kegiatan praktif (Kunandar, selalu siap belajar hal ini menunjukkan
2011).Tes formatif juga merupakan tes yang motivasi belajar siswa yang baik.Sedangkan
diberikan kepada siswa setiap selesai untuk guru program UHB ini diharapkan
materi per babnya pada mata pelajaran dapat memotivasi guru untuk lebih baik
untuk mengetahui ketercapaian dari Tujuan dalam mengajar dan menyiapkan bahan
Instruksional Khusus (TIK) (Depdiknas, untuk evaluasi setiap akhir pembelajaran
2008). Hal serupa juga disampaikan oleh dengan memperhatikan kesesuaian soal
Arikunto (2009)bahwa tujuan dari tes dengan materi yang diajarkan.
formatif adalah untuk mengukur tingkat Hasil dari program UHB adalah berupa
ketercapaian penyampaian materi setiap nilai (angka) yang bersifat kognitif. Nilai ini
bab nya dan juga untuk mengetahui tingkat dimanfaatkan untuk mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi yang perkembangan anak secara berkala,
telah diajarkan secara menyeluruh, dan atau sedangkan datanya digunakan sebagai
dilakukan setelah selesai pokok bahasan bahan kajian tim pengembangan dan
tertentu (Imron, 2011). penjamin mutu untuk dievaluasi dan
Pelaksanaan tes formatif di sekolah saat dilaporkan kepada orang tua siswa.
ini dikenal dengan kegiatan ulangan harian
dimana seorang guru melaksanakan
ulangan harian pada setiap selesai MATERI DAN METODE
penyampaian materi setiap babnya.Hal ini Jenis penelitian ini adalah penelitian
sering dilakukan karena ingin mengetahui deskriptif kuantitatif. Penelitian yang
keterserapan materi dari setiap babnya menguraikan gejala, fenomena dan fakta
sebagai bentuk keberhasilan kegiatan yang diteliti dengan cara memberikan
pembelajaran yang dilakukan oleh gambaran yang menyeluruh dari setiap
guru.Namun guru pada prakteknya variabel penelitian (Musfiqon, 2012).
terkadang jarang melakukan evaluasi yang Penelitian ini dilaksanakan pada tahun
bersifat harian yaitu melalui ulangan pelajaran 2012-2013 di Sekolah Menengah
harian.Padahal pemberian ulangan harian Atas Negeri 4 (SMA N 4) Kota Bogor.
dan nilai secara berkala pada setiap akhir Populasi adalah seluruh subjek yang
kegiatan belajar mengajar dapat dilibatkan dalam penelitian (Arikunto,
meningkatkan motivasi belajar siswa di 2010). Pada penelitian ini yang menjadi
sekolah(Sadirman, 2011). populasi adalah seluruh siswa kela XI
Dengan adanya sebuah pemahaman program IPA dan IPS SMA N 4 Kota Bogor
bahwa motivasi belajar siswa dapat dengan jumlah 364 siswa yang terdiri dari
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 135

280 siswa kelas XI IPA dan 84 siswa kelas XI sebagai sarana untuk menentukan
IPS. Sedangkan sampel adalah bagian yang permasalah yang harus diteliti.Selin itu
mewakili dari populasi (Riduwan, 2009). juga apabila peneliti ingin mengtahui
Untuk menentukan jumlah sampel agar hal-hal yang terkait dengan topik
mendapatkan sampel yang representatif, penelitian secara mendalam (Sugiyono,
peneliti menggunakan tabel penentuan 2015).
sampel dari populasi yang dikembangkan b. Angket (kuesioner)
oleh Isaac dan Michael. Angket (kuesioner) adalah alat
Tabel 1 Penentuan jumlah sampel dari pengumpulan informasi dengan cara
populasi tertentu dengan taraf penyampaian sejumlah pertanyaan
kesalahan 1%, 5% dan 10%. tertulis dan juga jawabannya pun
s diberikan secara tertulis oleh responden
N (Margono, 2009). Pengukuran variabel
1% 5% 10%
300 207 161 143 melalui angket ini adalah menggunakan
320 216 167 147 skala likert. Kemudian angket ini
340 225 172 151 sebelum digunakan diuji validitas dan
360 234 177 155 reliabilitasnya terlebih dahulu untuk
380 242 182 158
mengetahui tingkat keshahihan dan
400 250 186 162
Sumber: Isaac & Michael (Sugiyono, 2015) kelayakannya atau mengukur apa yang
tercantum pada tujuan penelitian secara
Berdasarkan tabel 1, maka untuk tingkat
benar (Sandjaja & Hariyanto, 2012).
kesalah 5% dari jumlah populasi 364 siswa
didapat jumlah sampel sebanyak 177 siswa. c. Dokumen
Teknik sampling yang digunakan dalam Dokumen adalah catatan yang tertulis
penelitian ini adalah random sampling atau tercetak dari sebuah kegiatan yang
(probability sampling) yaitu cara digunakan sebagai bukti dan atau
menentukan atau mengambil sampel secara keterangan (Depdiknas, 2008). Pada
acak tanpa memperhatikan kriteria atau penelitian ini dokumen yang dimaksud
tanpa pandang bulu. Sehingga semua siswa adalah arsip nilai dari program Ulangan
yang menjadi populasi memiliki Harian Bersama (UHB), dokumentasi
kesempatan yang sama untuk dipilih tentang data sekolah, data siswa,
menjadi anggota sampel (Margono, 2010). kurikulum dan data lain yang terkait
dengan program UHB.
Data yang dikumpulkan berupa data yang
berhubungan dengan program Ulangan Data yang didapatkan dianalisis dengan
Harian Bersama (UHB) dan motivasi belajar teknik regresi sederhana. Yaitu untuk
siswa baik yang bersifat angga maupun yang meramalkan varibel terikat (Y) apabila
bersifat deskriptif dalam dokumen.Data variabel bebas (X) diketahui. Regresi
tersebut didapatkan melalui interview sederhana ini dapat dianalisis karena
(wawancara), penyebaran angket didasari oleh hubungan fungsional antara
(kuesioner) dan telaah dokumen. variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y) (Riduwan, 2011). Adapun persamaan
a. Interview (wawancara)
rumus regresi sederhana:
Wawancara digunakan sebagai teknik
Ŷ = a + bX
pengumpulan data apabila penelitian Keterangan: Ŷ= subjek variabel terikat yang
ingin melakukan studi pendahuluan diproyeksikan; a= nilai konstanta harya Y jika X = 0;
136 Suherman Pengelolaan program ulangan harian bersama

b= nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) 5) Menyususn jadwal evaluasi belajar
yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau
penurunan (-) variabel Y; X= variabel bebas yang
(UHB, UTS, UAS, UKK);
mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan. 6) Menyusun pelaksanaan Ujian Akhir
Sekolah dan Ujian Nasional (UN);
7) Menerapkan kriteria persyaratan naik
HASIL DAN PEMBAHASAN kelas/tidak naik kelas serta penjurusan;
Pengelolaan Program Ulangan Harian 8) Menetapkan jadwal penerimaan buku
Bersama laporan pendidikan dan penerimaan
ijazah;
Pengelolaan program Ulangan Harian
Bersama (UHB) yang dilaksanakan oleh 9) Menyiapkan buku kemajuan kelas;
SMA Negeri 4 Kota Bogor dipimpin langsung 10)Menyusun laporan pelaksanaan
oleh kepala sekolah dengan pelaksana pelajaran;
teknisnya di bawah wakil kepala sekolah 11)Mengkoordinasikan penyusunan dan
bidang kurikulum.Secara struktur revisi kurikulum SMA Negeri 4 Kota
organisasi sekolah kepala sekolah ini Bogor;
dibantu oleh empat orang wakil kepala 12)Merancang dan menfasilitasi format
sekolah yang memiliki tugas masing-masing kelengkapan administrasi pembelajaran;
sesuai dengan bidangnya.Yaitu wakil kepala
13)Merencanakan dan membuat program
sekolah bidang kurikulum, wakil kepala
kegiatan klinik akademik dan pengayaan
sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala
sesuai dengan masing-masing mata
sekolah bidang sarana dan prasarana dan
pelajaran yang di Ujian Nasional-kan;
wakil kepala sekolah bidang hubungan
masyarakat. 14)Memberikan pelayanan klinik akademik
para siswa sesuai dengan jadwal yang
Masing-masing wakil kepala sekolah ini
sudang dibuat dan disepakati di luar jam
memiliki tugas dan fungsnya tersendiri.
pelajaran intra;
Kaitannya dengan program Ulangan Harian
Bersama (UHB) di SMA Negeri 4 Kota Bogor, 15)Berkoodinasi dengan seluruh wakil
ini secara langsung dikelola dan kepala sekolah;
dilaksanakan oleh wakil kepala sekolah 16)Melaksanakan lapoaran hasil dan
bidang kurikulum. Adapun tugas wakil presentase target kelulusan secara
kepala sekolah bidang kurikulum secara berkala kepada kepala sekolah;
khusus sebagai berikut: 17)Melaksanakan pelaporan pelaksanaan
1) Membuat program urusan kurikulum program secara berkala kepada kepala
yang berorientasi pada visi, misi dan sekolah.
strategi yang sudah ditetapkan dalam Melihat tugas dan fungsi wakil kepala
arti bahwa administrasi sekolah sekolah bidang kurikulum, maka
menunjang tercapaianya tujuan pengelolaan program Ulangan Harian
pendidikan; Bersama (UHB) di SMA Negeri 4 Kota Bogor
2) Menyusun perangkat pembelajaran; langsung dibawah koordinasi dan arahan
3) Menyusun pembagian tugas guru; wakil kepala sekolah bidang kurikulum
tersebut.
4) Menyusun jadwal pelajaran;
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 137

Perencanaan untuk melatih siswa agar selalu siap ujian,


Perencanaan merupakan sebuah kegiatan sehingga siswa memiliki motivasi belajar
yang dilakukan secara sadar, sistematis dan yang tinggi.
rasional sebagai upaya menwujudkan
Pelaksanaan
tujuan dengan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada.Sehingga Program Ulangan Harian Bersama (UHB) di
perencanaan disusun berdasarkan data, SMA Negeri 4 Kota Bogor dilaksanakan
fakta-fakta dan informasi yang didapat pada sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
masa ini.Dengan kata lain Perencanaan oleh panitia. Sebagaimana kegiatan ujian
adalah kegiatan yang berhubungan dengan yang lain, maka UHB ini juga dalam
masa depan yang diperoleh dari data, fakta pelaksanaannya diawasi oleh pengawas
dan informasi masa lalu (Coombs, 1982). yang telah ditentukan sebelumnya.Pada
Selain itu, Usman dalam (Gunawan, 2017) semester ganjil pelaksanaan program
menyatakan bahwa tujuan dibuatnya Ulangan Harian Bersam (UHB) dilaksanakan
perencanaan adalah untuk menentukan pada bulan September dan November
standar pengawasan dari pelaksanaan suatu sedangkan pada semester genap
program dengan mengacu pada target, dilaksanakan pada bulan Februari dan April.
sasaran dan hal-hal yang telah Mata pelajaran yang diujiankan pada
direncanakannya, diantarannya penetapan program UHB adalah semua mata pelajaran
waktu, sumber daya manusia (siapa yang yang ada dalam kurikulum.Mata pelajaran
akan terlibat), penganggaran yang yang diujikan sesuai dengan jadwal yang
berorientasi pada tujuan. telah ditetapkan sekitar dua sampai tiga
Berkaitan dengan program Ulangan mata pelajaran saja.
Harian Bersama (UHB) di SMA Negeri 4
Evaluasi
Kota Bogor, kepala sekolah sebagai
pimpinan tertingginya. Menyusun dan Evaluasi adalah kegiatan yang mengukur
membuat perencanaan terkait dengan ketercapaian suatu program dengan melihat
program tersebut.Program UHB target yang telah ditetapkan dalam
dilaksanakan pada setiap semesternya perencanaan dengan hasil yang didapat saat
sebanyak dua kali, semua guru terlibat akhir pelaksanaanya. Sebagaimana program
dalam kegiatan ini terutama guru mata Ulangan Harian Bersama (UHB) merupakan
pelajaran. Pelaksanaan program UHB sama kegiatan ujian yang sama halnya dengan
seperti ulangan pada umumnya yaitu kegiatan ujian lainnya. Maka yang menjadi
seperti Ulangan Tengah Semester (UTS) target dari program tersebut adalah berupa
atau Ulangan Akhir Semester (UAS) dengan nilai yang di atas standar minimum.Rata-
bentuk tes tertulis yang hasilnya berupa rata standar Kriteria Ketuntasan Minum
nilai. Untuk mempermudah pelaksanaan (KKM) yang ditetapkan adalah 70.0 dengan
program tersebut maka dibentuklah sebuah tingkatan nilai baik “B”.Pada penelitian ini
panitia sebagai personalia yang data yang digunakan adalah data program
bertanggungjawab dalam penyediaan soal UHB yang dilaksanakan pada semester
dan lembar jawaban, administrasi, ganjil yaitu pelaksanaan UHB pada bulan
pembuatan jadwal, pembagian kelas dan September dan November. Adapun nilai
hal-hal yang mendukung dalam rata-rata yang diperoleh dapat dilihat pada
pelaksanaannya.Program UHB ini bertujuan tabel 2. Adapun untuk melihat jumlah siswa
138 Suherman Pengelolaan program ulangan harian bersama

yang mendapatkan nilai di atas KKM dan di menunjukkan bahwa terdapat dua mata
bawah KKN dapat dilihat pada tabel 3. pelajaran yang tidak memenuhi standar
KKM yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 2 Nilai rata-rata pada setiap mata
dan Bahasa Inggris.Hal ini juga diperkuat
pelajaran
dengan perolehan data tentang jumlah
Nilai Rata- siswa dengan standar KKM-nya pada setiap
No. Nama Mata Pelajaran
rata mata pelajaran pada tabel 3. Data
1. Pendidikan Agama Islam 77,92
menunjukkan bahwa pada pada pelajaran
(PAI)
2. PKN 72,43 Bahasa Indonesia hanya 10 orang yang
3. Bahasa Indonesia (IND) 59,13 memnuhi standa KKM atau hanya 6% saja
4. Bahasa Inggris (ING) 58,82 dari jumlah siswa yang menjadi sampel.
5. TIK 81,85 Selain itu juga pada mata pelajaran Bahasa
6. Bahasa Sunda (SUN) 80,30 Inggris hanya 26 orang yang telah
7. PLH 81,97 memenuhi standar KKM atau sebesar 15%.
Sedangkan pada mata pelajaran yang lain
Data pada tabel 2 secara umum nilai rata-
sudah menunjukkan hasil yang baik.
rata pada setiap mata pelajaran
Tabel 3 Jumlah siswa dengan standar KKM
No. Uraian PAI PKN IND ING TIK SUN PLH
1. Nilai ≥ KKM 151 126 10 26 161 165 165
2. Nilai < KKM 26 51 167 151 16 12 12

Means Score (WMS) untuk mengetahui


Motivasi Belajar Siswa kecenderungan dimensi variabel. Nilai rata-
Sebagaimana menurut Sadirman (2011) rata yang diperoleh kemudian
pemberian angka berupa simbol nilai dan dikonsultasikan dengan tabel konsultasi
ulangan pada setiap mata pelajaran dapat WMS sebagaimana dilihat pada tabel 4.
meningkatkan motivasi belajar
siswa.Dengan begitu diharapkan akan Tabel 4 Daftar konsultasi hasil perhitungan
muncul keinginan (initiate) dari masing- WMS
masing siswa sebagai bentuk motivasi Rating Nilai Kriteria
dalam dirinya sendiri untuk meningkatkan 4,01 – 5,00 Sangat Baik
kualitas belajaranya (Asnawi, 2002) 3,01 – 4,00 Baik
2,01 – 3,00 Cukup
Indikator motivasi belajar siswa pada 1,01 – 2,00 Kurang
penelitian ini ditunjukkan dengan kesiapan 0,01 – 1,00 Sangat Kurang
siswa dalam belajar, keaktifan siswa, rasa Sumber: Diadaptasi dari Akdon dan Hadi (2005, hal.
39)
senang saat belajar, pemusatan perhatian,
dasar serap materi meningkat dan kesiapan Adapun data kecenderungan variabel
mengerjakan tugas pada setiap mata motivasi belajar siswa yang didapatkan dari
pelajaran. penyebaran kuesioner yang dilakukan
setelah pelaksanaan program Ulangan
Pada tahap analisis data motivasi belajar
Harian Bersama (UHB) yaitu pada bulan
siswa, data dari hasil pengolahan angket
dianalisis menggunakan pendekatan Weight Januari 2013 dapat dilihat pada tabel 5.
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 139

Tabel 5 Nilai Weight Means Score(WMS) motivasi belajar siswa


Skala Penilaian Rata
Indikato No Jumlah
5 4 3 2 1 -rata Kriteria
r Item
F X F X F X F X F X F X X/F
14 3 17 55
Kesiapan siswa Dalam Belajar

1 29 10 40 98 294 68 6 6 3.12 Baik


5 4 7 3
3 17 52
2 15 75 16 64 99 297 76 9 9 2.94 Kurang
8 7 1
11 59 1 17 74 Sangat
3 10 40 29 87 24 8 8 4.23
8 0 2 7 9 Baik
19 3 1 17 55
4 38 18 72 68 204 70 18 3.13 Baik
0 5 8 7 4
12 61 11 17 79 Sangat
5 29 15 45 9 18 1 1 4.49
2 0 6 6 0 Baik
Total rata-rata Indikator 3.58 Baik
10 4 17 51
6 10 50 14 56 315 82 7 7 2.88 Kurang
Keaktifan siswa dalam

5 1 7 0
5 10 17 50
7 16 80 12 48 86 258 9 9 2.84 Kurang
4 8 7 3
belajar

28 19 1 17 67
8 57 49 58 174 22 2 2 3.84 Baik
5 6 1 7 9
20 10 1 17 60
9 40 26 87 261 38 5 5 3.44 Baik
0 4 9 7 8
Total rata-rata Indikator 3.25 Baik
56 17 76 Sangat
Rasa Senang
Saat Belajar

10 112 19 76 41 123 3 6 2 2 4.33


0 7 7 Baik
Sangat
Total rata-rata Indikator 4.33
Baik
47 18 17 76 Sangat
11 95 46 34 102 2 4 0 0 4.32
5 4 7 5 Baik
Pemusatan
Perhatian

54 12 17 76 Sangat
12 109 30 29 87 7 14 2 2 4.34
5 0 7 8 Baik
Sangat
Total rata-rata Indikator 4.33
Baik

26 14 17 66
Daya Serap Materi

13 53 37 77 231 8 16 2 2 3.74 Baik


5 8 7 2

34 13 17 69
14 69 33 71 213 3 6 1 1 3.94 Baik
5 2 7 7
13 10 2 17 57
15 27 20 80 318 42 3 3 3.27 Baik
5 6 1 7 8
Total rata-rata Indikator 3.65 Baik
36 12 1 17 69
Kesiapan siswa dalam

16 72 30 64 192 22 0 0 3.92 Baik


Mengerjakan Tugas

0 0 1 7 4
43 16 17 74 Sangat
17 87 40 46 138 4 8 0 0 4.19
5 0 7 1 Baik
60 14 17 80 Sangat
18 120 36 16 48 5 10 0 0 4.53
0 4 7 2 Baik
Sangat
Total rata-rata Indikator 4.21
Baik

Total rata-rata Keseluruhan 3.89 Baik


140 Suherman Pengelolaan program ulangan harian bersama

koefisien korelasi dihitung dengan bantuan


Dampak Nilai Ulangan Harian Pada SPSS 20.0 for Windows.Nilai korelasi
Motivasi Belajar Siswa variabel Nilai Ulangan Harian Bersama (X)
Pada penelitian ini program Ulangan Harian terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y) dilihat
Bersama (UHB) merupakan variabel pada nilai korelasi Pearson Product
dependen sedangkan motivasi belajar siswa Moment.Hasil perhitungan dapat dilihat
merupakan variabel independennya.Analisis pada tabel 6.
Tabel 6 Korelasi variabel X dan Y
Correlations
Motivasi Belajar
Nilai UHB
Siswa
Pearson Correlation 1 ,046
Nilai UHB Sig. (2-tailed) ,544
N 177 177
Pearson Correlation ,046 1
Motivasi Belajar Siswa Sig. (2-tailed) ,544
N 177 177

Berdasarkan hasil perhitungan pada Pada tabel 7 koefisien determinasi


tabel 6 diatas, nilai korelasi yang diperoleh menunjukkan nilai R Square 0,002 atau
untuk Xdengan Y sebesar 0,046 jika 0,2%, bermakna niali UHB sebagai bentuk
dibandingkan dengan nilai rtabelsebesar hasil dari program UHB tidak sama sekali
0,145 maka nilai koefisien korelasi < rtabel, memberikan dampak pada peningkatan
maka tidak ada korelasi antara Nilai UHB motivasi belajar siswa dengan melihat
dengan motivasi belajar siswa. Sedangkan sangat rendahnya pengaruh tersebu yaitu
Uji signifikasi untuk Xdengan Y diperoleh hanya 0,2% saja. Sehingga dapat dikatakan
nilai signifikan 0,544> 0.05, yang artinya 99,8% motivasi belajar siswa dipengaruhi
tidak terdapat hubungan yang signifikan. oleh faktor lain.
Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah Rumus persamaan regresi antara
tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel Xdengan Y adalah Ŷ = a +
Nilai Ulangan Harian Bersama (UHB) bX,perhitungan dengan bantuan SPSS
terhadap Motivasi Belajar Siswa. 20.0for Windows diperoleh hasil seperti
Untuk melihat lebih lanjut, maka pada tabel 8.
dilakukan analisis koefisien determinasi dan Berdasarkan tabel 8, persamaan regresi Y
uji regresi sebagai berikut: atas X, adalah Ŷ = 71,280+ 0,028X. Dengan
persamaan regresi tersebut dapat
Tabel 7 Koefisien determinasi
diinterprestasikan bahwa jika variabel Nilai
Model Summary UHB(X) dengan Motivasi Belajar Siswa (Y)
Std. diukur dengan instrumen yang
R Adjusted Error of dikembangkan dalam penelitian ini, maka
Model R
Square R Square the setiap perubahan skor UHBsebesar satu
Estimate pada satuan dapat diestimasikan skor
1 ,046a ,002 -,004 5,12972 Motivasi Belajar Siswaakan berubah sebesar
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar Siswa
0,028 satuan pada arah yang sama.
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 141

Tabel 8 Persamaan regresi


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 71,280 3,187 22,368 ,000
1 Motivasi Belajar
,028 ,047 ,046 ,608 ,544
Siswa
a. Dependent Variable: Nilai UHB
Kriteria pengujian persamaan regresi berada pada posisi baik. Artinya secara
adalah diterima jika probabilitas lebih kecil keseluruhan rata-rata motivasi belajar
dari alpha = 0,05. Berdasarkan tabel di atas siswa di SMA Negeri 4 Kota Bogor sudah
nilai probabilitas sebagaimana ditunjukkan baik.
pada kolom Sig/Significance adalah 0.544 Dalam hal upaya meningkatkan motivasi
sehingga nilai probabilitas > 0,05. Dapat belajar siswa Sadirman A.M(2011)
disimpulkan koefisien regresi tidak mengemukakan ada lima cara yang bisa
signifikan, atau Nilai Ulangan Harian dilakukan oleh guru atau sekolah untuk
Bersama (X) tidak memiliki pengaruh meningkatkan motivasi siswa dalam
terhadap peningkatan Motivasi Belajar kegiatan belajar yaitu pemberian nilai
Siswa (Y). angka, pemberian hadiah, sistem kompetisi
dalam pembelajaran, menumbuhkan ego-
Pembahasan involvement beruapa menumbuhkan
Motivasi belajar siswa atau dorongan yang kesadaranakan pentingnya mengerjakan
timbul dari seorang siswa untuk melakukan tugas sebagai tantangan sebagai bentuk
aktivitas belajar dengan sungguh-sungguh mempertahankan harga diri dan
dan baik adalah harapan dari semua guru memberikan ulangan.
yang ada di sekolah.Dimana setiap siswa Namun jika dikaitkan program Ulangan
dengan penuh semangat dan antusias Harian Bersama (UHB) yang dilaksanakan
mengikuti pembelajaran yang dilaksankan oleh SMA Negeri 4 Kota Bogor sebagai
di dalam maupun di luar sekolah. Oleh upaya meningkatkan motivasi belajar siswa,
karena itu, terkadang pihak sekolah pada penelitian ini menunjukkanhasil yang
melakukan berbagai cara untuk kurang baik dimana bahwa pemberian nilai
meningkatkan motivasi tersebut. sebagai hasil dari program ulangan harian
Motivasi belajar siswa pada penelitian ini tidak cukup untuk memotivasi siswa dalam
yang ditunjukkan oleh sikap siswa dalam pembelajaran. Dimana hasil analisis data
belajar berupa kesiapan siswa dalam menunjukkan bahwa betapa rendahnya
belajar, keaktifan siswa dalam belajar, rasa pengaruh nilai dalam ulangan harian
senang saat belajar, pemusatan perhatian, tersebut terhadap motivasi belajar siswa
daya serap materi dan kesiapan siswa dalam yaitu hanya sebesar 0,02% saja dampaknya.
mengerjakan tugas menggambarkan Hal ini berarti motivasi belajar siswa lebih
motivasi belajar siswa yang baik. Dimana besar dipengaruhi oleh faktor lain. Jika
nilai rata-rata sebesar 3,89 jika merujuk pada pendapat Sadirman A.M di
dikonsultasikan dengan kriteria capaian atas, bisa saja faktor yang dapat
142 Suherman Pengelolaan program ulangan harian bersama

memberikan dampak besar terhadap Implikasi


peningkatan motivasi belajar siswa adalah Bagi para peneliti tentang motivasi belajar
sistem kompetisi dalam pembelajaran yang siswa selanjutnya, disarankan untuk
dilakukan oleh guru, juga metode guru meneliti faktor yang lebih luas mengenai
dalam minumbuhkan ego-involvement faktor-faktor yang mempengaruhi
siswa dan pemberian hadiah. Jika dilihat peningkatan motivasi belajar siswa.
dari faktor-faktor tersebut, semuanya Sehingga penelitian yang dihasilkan akan
terdapat pada bagaimana guru memberikan informasi yang lengkap dan
melaksanakan sistem pembelajarannya. dapat dijadikan pengagan bagi para
Hal tersebut pula sesuai dengan stakeholder guna memperbaiki pendidikan.
pendapat De Decce dan Grawford Khususnya meningkatkan kegiatan
(Islamuddin, 2012) menyampaikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh para
empat fungsi guru yang hubungannya guru di sekolah.
dengan peningkatan motivasi belajar siswa
adalah menggairahkan siswa dalam belajar
dengan memberikan kebebasan kepada DAFTAR PUSTAKA
siswa dalam mengeksplorasi potensinya, A.M, Sadirman. (2011). Interaksi dan
memberikan harapan yang realistis,
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
memberikan insentif (hadiah) dan
RajaGrafindo Persada.
mengarahkan perilaku siswa terutama
Akdon, & Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika
dalam hal-hal yang berkaitan dengan
dan Metode Penelitian Untuk Administrasi
pembelajaran.
& Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Arifin, Z. (1988). Evaluasi Intruksional.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi
Kesimpulan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian variabel
Jakarta: Rineka Cipta.
motivasi belajar siswa di SMA Negeri 4 Kota
Asnawi, S. (2002). Teori Motivasi dalam
Bogor sudah baik.Namun jika dikaitkan
Pendekatan Psikologi, Industri dan
dengan program Ulangan Harian Bersama
Organisasi. Jakarta: Syuda Press.
(UHB) yang dilaksanakan oleh SMA Negeri 4
Depdiknas. (2008). KBBI. Jakarta: Gramedia
Kota Bogor menunjukkan hasil yang kurang
Pustaka Utama.
baik yaitu tidak memberikan dampak
Imron, A. (2011). Manajemen Peserta Didik
terhadap peningkatan motivasi belajar
Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
siswa.Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Islamuddin, H. (2012). Psikologi Pendidikan.
program Ulangan Harian Bersama (UHB)
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
yang dilaksanakan oleh SMA Negeri 4 Kota
Kunandar. (2011). Guru Profesionalisme.
Bogor jika dikaitkan dengan upaya
Jakarta: Rajawali Pres.
peningkatan motivasi belajar siswanya tidak
Margono. (2009). Metodologi Penelitian
memberikan dampak yang tinggi.
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Margono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 143

Musfiqon, H. (2012). Panduan Lengkap Sadirman, A. M. (2011). Interaksi dan


Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Prestasi Pustaka. RajaGrafindo.
Rasyid, H., & Mansur. (2009). Penilaian Hasil Sandjaja, B., & Hariyanto, A. (2012).
Belajar. Bandung: Wacana Prima. Panduan Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain
Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Alfabeta. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Riduwan. (2011). Pengantar Statistika. Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Bandung: Alfabeta. Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
144 Rais et al. Kepemimpinan guru terhadap kedisiplinan

PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU TERHADAP DISIPLIN BELAJAR PESERTA


DIDIK

THE EFFECT OF TEACHER LEADERSHIP ON LEARNING DISCIPLINE OF STUDENTS


R Rais1a, A Mahrudin1, dan A Ilyas1
1 Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor 16720
a Korespondensi: Riki Rais, Email: rickkirei@gmail.com

(Diterima: 19-09-2018; Ditelaah: 20-09-2018; Disetujui: 29-10-2018)

ABSTRACT
The Effect of Teacher Leadership on Learning Discipline of students in MTS Tarbiyatul Huda
Bogor. The discipline of learning from the adherence (compliance) learners against the rules
(code of counduct) related to the teaching and learning activitis in schools, which include the
time in and out of school, the students dressed in compliance, compliance learners in the
following activities of the school. The discipline of learning does not arise by several factors,
one of which, namely environmental factors of school teacher’s leadership because when
good leadership, it will be a positive effect on the deed and vice versa, as well as leadership
and discipline the learners learn in MTS Tarbiyatul Huda Pancawati Bogor this research aims
to know the level of teacher’s leadership, the level of discipline of study and to find out
whether or not there is the effect of teacher’s leadership against the didiscipline of learning
to learners. This research is quantitative research. The population in the study i.e learners
class VII and VIII MTS Tarbiyatul Huda Pancawati Bogor. Which consists of 2 classes that
amounted to 133 students. Sampel research as much as 58 leaners in specified using
proportional random sampling. Variabel research include leadership of a teacher as free
variable, and the variable learning as related disciplines. Using data collection techniques of
observation, interview, question form, and documentation. Tes prasyrat analiysis of the date
indicates that the Gaussian and linear hypothesis testing techniqus so that using simple
regression. This study showed that: the existence of significant influence among the
leadership of teacher against a disciplined learning through calculation analysis test T which
yields thitung (117,884) > ttabel (1,672). Then the H0 is rejected and accepted H1 there is
influence significant techer leadership against disciplined learning learners. The magnitude
of contribution of the influence of the variabel X (teacher’s leadership) against the variabel Y
(study discipline) is 99,6% Whereas 13.6% are influenced by other factors not addressed in
the study starting on the dotted research result, then all parties both teachers and parents
should improve leadership and guidance to the students so that students can achieve the
expected learning achiements.
Keywords: discipline of studets, the effect of teacher learning.

ABSTRAK
Disiplin belajar dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) peserta didik terhadap aturan (tata
tertib) yang berkaitan dengan kegitan belajar mengajar di sekolah, yang meliputi waktu
masuk dan keluar sekolah, kepatuhan peserta didik dalam berpakaian, kepatuhan peserta
didik dalam mengikuti kegiatan sekolah. Disiplin belajar tidak timbul dengan sendirinya,
akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor lingkungan sekolah
dari kepemimpinan guru karena apabila kepemimpinan baik, maka akan berpengaruh
terhadap perbuatan yang positif dan begitu pula sebaliknya, seperti halnya kepemimpinan
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 145

dan disiplin belajar peserta didik di MTS Tarbiyatul Huda Pancawati Bogor. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kepemimpinan guru, tingkat disiplin belajar dan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh kepemimpinan guru terhadap disiplin belajar peserta
didik.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian yaitu peserta
didik kelas VII DAN VIII MTS Tarbiyatul Huda Pancawati Bogor yang terdiri dari 2 kelas yang
berjumlah 133 peserta didik. Sampel penelitian sebanyak 58 peserta didik yang ditentukan
menggunakan teknik Proporsional Random Sampling. Variabel penelitian meliputi
kepemimpinan guru sebagai variabel bebas dan disiplin belajar sebagai variabel terikat.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Uji
prasyarat analisis menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan linear sehingga teknik
pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: adanya pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan guru terhadap disiplin
belajar peserta didik. Hal ini diperoleh melalui perhitungan analisis uji t yang menghasilkan
thitung (117,884) > ttabel (1,672) maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat pengaruh
yang signifikan kepemimpinan guru terhadap disiplin belajar peserta didik. Besarnya
sumbangan pengaruh yang diberikan variabel X (Kepemimpinan Guru) terhadap variabel Y
(Disiplin Belajar) adalah 99,6% sedangkan 0,04% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dibahas dalam penelitian. Bertitik tolak pada hasil penelitian, maka semua pihak baik guru
dan orang tua hendaknya memperhatikan dan meningkatkan kepemimpinan dan bimbingan
kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat mencapai prestasi belajar yang
diharapkan.
Kata kunci: disiplin belajar peserta didik, kepemimpinan guru.

Rais, R., Mahrudin, A., & Ilyas, A. (2018). Pengaruh Kepemimpinan Guru Terhadap Disiplin
Belajar Peserta Didik. Tadbir Muwahhid, 2(2), 144-155.

didik dapat kehilangan konsentrasi dalam


PENDAHULUAN belajar, tujuan pembelajaran tidak tercapai
Guru merupakan pemimpin dalam aktivitas dengan sempurna. Sehingga pada akhirnya
belajar, yang disebut sebagai direktur dapat berpengaruh pada prestasi belajar
belajar (director of learning). Guru peserta didik. Berdasarkan hasil obeservasi
membimbing dan mengarahkan peserta dan wawancara langsung dengan Kepala
didiknya untuk tumbuh menjadi Sekolah di MTS TARBIAYATUL HUDA
pembelajar. Dia harus memiliki enenrgi diperoleh informasi bahwa guru dalam
pengaruh pada peserta didiknya. Energy melaksanakan tugasnya ada yang memiliki
pengaruh ini merukan cerminan dan sifiat- kinerja baik dimana guru sudah
sifat kepemimpinan yang dimilikinya. menerapkan kedisiplinan terhadap siswa
Permasalahan yang muncul dalam kelas dan cara memimpin dalam proses
memang telah biasa terjadi, namun pembelajaran. Namun ada juga kinerja guru
permasalahan tersebut tidak boleh yang masih harus ditingkatkan dalam
dibiarkan begitu saja. Sekecil apapun melaksanakan kedisiplinan dan cara
permasalahan dalam kelas, dapat memimpin kelas dalam proses
mengganggu keberlangsungan proses pembelajaran. Guru berperan besar
pembelajaran. Efek dari permasalahan yang terhadap kedisiplinan siswa di kelas. Guru
muncul dapat berupa terhambatnya tidak hanya dituntut untuk mengajar saja.
kegiatan pembelajaran, pembelajaran Tetapi guru dituntut untuk untuk menjadi
menjadi kurang efektif, bahkan peserta ahli penyebar informasi yang baik, karena
146 Rais et al. Kepemimpinan guru terhadap kedisiplinan

tugas utamanya antara lain menyampaikan lebih jauh tentang kepemimpinan guru
informasi kepada peserta didik terhadap disilpin belajar peserta didik di
penyampaian informasi ini sangat penting MTS TARBIYATUL HUDA, maka tindakan
di lakukan oleh guru kepada peserta didik guru disekolah tersebut akan dilihat dan
karena dari sebuah informasi peserta didik disesuaikan dengan kepemimpinan guru..
akan mengetahui permasalahan ataupun
berita,pengumuman yang di sampaikan
pihak sekolah melalui guru kepada peserta MATERI DAN METODE
didik sehigga peserta didik mengetahu
informasi terbaru yang ada di sekolah. Jenis penelitian
Guru di MTS TARBIYATUL HUDA telah Penelitian ini menggunakan pendekatan
menekankan kedisiplinan kelas kepada kuantitatif, karna data yang di dapatkan
siswa, dengan mengusahakan agar siswa berbentuk numerik atau angka. Metode
melaksanakan dan mentaati tata tertib yang penelitian kuantitatif dapat diartikan
berlaku. Berbagai upaya yang dilakukan sebagai metode penelitian yang
guru mulai dari memberikan pengarahan, berdasarkan pada populasi tertentu,
teguran, hukuman, dan tindakan lain yang pengumpulan data menggunakan
dapat mendisiplinkan siswa. Tetapi dalam instrument penelitian, analisis data bersifat
pelaksanaan kedisiplinan siswa di kelas kuantitaif/statistik, dengan tujuan untuk
sering terdapat kendala atau adanya menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
permasalahan yang terjadi dalam kelas. Penelitian ini bersifat hubungan fungsional
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Dalam kasus yang terjadi di MTS
variabel bebas atau lebih terhadap variabel
TARBIYATUL HUDA terkait dengan
terikat. Variabel bebas (X) disini adalah
kedisiplinan siswa ditunjukan dengan masih
kepemimpinan guru sedangkan variabel
adanya peserta didik yang datang terlambat
terikat (Y) adalah disiplin belajar peserta
masuk sekolah, berpakain kurang baik, tidak
didik. Alat analisis yang digunakan dalam
mengerjakan tugas, peserta didik bolos
penelitian ini menggunakan analisis regresi.
sekolah, membuat keramaian saat pelajaran
Sumber data diperoleh dari subyek dalam
berlangsung, serta masih ada juga siswa
penelitian yaitu kepala madrasah, wali
tertentu yang menjadi biang atas keramaian
kelas, peserta didik,. Peneliti menggunakan
siswa di kelas dan masih ada dari sebagian
teknik pengumpulan data melalui observasi,
peserta didik yang memiliki motivasi yang
wawancara, dan dokumentasi. Populasi
rendah dalam mengikuti pembelajaran .
dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta
Permasalahan kedisiplinan siswa di MTS
didik kelas VII dan kelas VIII MTS
TARBIYATUL HUDA terjadi karena peran
TARBIYATUL HUDA Pancawati Bogor
kepemimpinan guru kurang tepat ataupun
berjumlah 133 siswa yang berasal dari yang
kurang sesuai dengan keadaan yang
terdiri dari 4 kelas yaitu kelas kelas VII A
dihadapi guru disekolah tersebut. Disiplin
Putra, VII B Putra, VIII A putra, VIII B B
peserta didik sangatlah penting karna itu
Putra. sampel dari masing-masing populasi
adalah salah satu aturan untuk menjadikan
kelas yaitu sampel sebanyak 17 siswa dari
peserta didik yang berkarakter baik,
kelas VII A PA, 18 siswa dari kelas VII B PA,
bertanggung jawab, dan menumbuhkan
12 siswa dari kelas VIII A PA, 11 siswa dari
kepercayaan diri di dalam individu peserta
kelas VIII B PA. Dengan demikian, sampel
didik. Oleh karena itu, untuk mengetahui
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 147

yang akan digunakan dalam penelitian ini tentang kedisiplinan para peserta didik
sebanyak 58 siswa. selama mengikuti pelajaran di kelas
Kemudian, untuk mengambil ataupun di luar kelas. Metede wawancara,
anggota/siswa siapa saja dalam kelas peneliti melakukan wawancara terkait judul
tersebut yang akan dijadikan anggota yang akan peneliti teliti yaitu
sampel pada masing-masing jumlah sampel mewawancarai kepala sekolah, guru-guru,
yang telah ditetapkan, peneliti melakukan dan peserta didik setelah wawancara selesai
pengambilan sampel tersebut dengan di lakukan maka peneliti menyimpulkan
menggunakan teknik acak, angket dari hasil wawancara tersebut dan
pertanyaan di bagikan secara acak kepada memasukannya kedalam latara belakang
peserta didik dan hanya peserta didik ataupun pembahasan untuk dijadikan bahan
tertentu yang dapat menjawab yaitu peserta penelitian. Metode selanjutnya yaitu metode
didik yang telah ditentukan oleh peneliti angket. Angket adalah sebuah pertanyaan
dengan cara memilih nomor absen peserta atau pernyataan yang dilakukan oleh para
didik yang ganjil yang dibolehkan menjawab peneliti untuk mendapatkan data dari
angket pertanyaan dari peneliti. Dalam responden. Adapun peneliti dalam hal ini
penelitian ini peneliti menggunakan skala menggunakan angket pertanyaan kepada
Likert dengan menggunakan kategori peserta didik, peserta didik hanya
pilihan yaitu dengan 5 alternatif jawaban menjawab karena jawaban dari angket
yaitu selalu, sering, kadang-kadang, pernah sudah peneliti siapkan dari hasil
dan tidak pernah. Responden memilih penyebaran angket ini maka data yang
jawaban sesuai dengan keadaannya sendiri. peneliti dapatkan akan di olah
Pembuatan angket terlebih dahulu dengan menggunakan rumus spss. Metode yang
menentukan dimensi kepemimpinan guru terakhir yaitu dokumentasi metode ini
dan dimensi disiplin belajar menjadi peneliti lakukan dari mulai penelitian
indikator-indikator kemudian menjabarkan laksanakan peneliti meminta dokumen-
dimensi menjadi indikator-indikator dokumen dari kantor sekolah seperti
kepemimpinan guru dan disiplin belajar dokumen daftar hadir guru, daftar absen
siswa, daftar jumlah pendidik dan
Waktu penelitian ini di mulai dari bulan
kependidikan, dan peneliti mengambil
pebruari observasi sampai menyelesaikan
gambar lingkungan sekolah gedung sekolah,
skipsi. Adapun tempat penilitian yaitu di
asrama putra, kelas, dan ruang kepala
MTS Tabiyatul Huda Pancawati yang
sekolah.
beralamat Jl. Veteran I Kampung Legok
Nyenang Rt. 01/09 Desa. Pancawati, Kec. Dalam penelitian ini, peneliti
Caringin, Kab. Bogor. Penelitian ini menggunakan instrumen kepemimpinan
menggunakan metode pengambilan data guru dan disiplin belajar dengan
dengan observasi, peneliti sebelum menggunakan angket yang di dalamnya
melakukan penelitian di sekolah pertama terdiri dari beberapa indikator yang
peneliti mengobservasi yaitu melihat setiap menjadi aspek penilaian untuk angket ini
kelas, gedung sekolah dan lingkungan yaitu aspek energik, stabilitas emosi,
sekolah kemudian peneliti melakukan hubungan sosial, motivasi pribadi,
wawancara dengan beberapa guru di keterampilan komunikasi, keterampilan
sekolah tentang kepemimpinan guru yang di mengajar, komponen teknis dan untuk
lakukan di sekolah dan menanyakan juga aspek disiplin belajar yaitu Disiplin dalam
148 Rais et al. Kepemimpinan guru terhadap kedisiplinan

masuk sekolah, Disiplin dalam mengikuti 16. Adapun rumus korelasi product moment
pelajaran di sekolah, Disiplin dalam yaitu sebagai berikut.
mengerjakan tugas, Disiplin belajar di 𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
rxy =
rumah, Disiplin dalam menaati tata tertib �[𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ] [𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 ]

sekolah dari semua aspek tersebut dibagi Keterangan: rxy = Angka Indeks Korelasi “r” Product
Moment; N = Number of Cases; 𝜮𝜮XY = Jumlah hasil
lagi menjadi beberapa penilaian atau perkalian antara skor X dan skor Y; 𝜮𝜮X = Jumlah
indikator yang dapat mewakili dari masing- seluruh skor X; 𝜮𝜮Y = Jumlah seluruh skor Y.
masing penilaian tersebut, dan selanjutnya Instrumen dikatakan valid jika nilai r
dari beberapa indikator tersebut dibuatlah hitung > r tabel berdasarkan uji signifikan
pertanyaan baik pertanyaan positif maupun yaitu 0,05.Setelah melakukan penyebaran
negatif. Keberhasilan dari sebuah penelitian uji coba instrumen penelitian ke 30
adalah ditentukan dari benar atau tidaknya responden, selanjutnya dilakukan
suatu instrument penelitian. Oleh karena pengolahan data instrumen penelitian
itu, sebaiknya peneliti melakukan uji coba dengan bantuan program SPSS versi 16
terhadap instrument yang dibuat. yang menghasilkan data tersebut valid atau
Instrument yang baik adalah yang memiliki tidak valid. Korelasi yang digunakan adalah
dua persyaratan yaitu valid dan reliable. Korelasi Pearson Moment. Nilai koefisien
korelasi tersebut selanjutnya dibandingkan
Uji Validitas
dengan nilai r tabel. Untuk taraf kesalahan
Validitas adalah suatu ukuran yang 5 % dan dk = n-2 = 28, maka diperoleh r
menunjukan keakurasian dari suatu alat tabel sebesar 0,3610. Ketika dibandingkan
ukur. Uji validitas digunakan untuk antara nilai koefisien korelasi (rhitung)
mengetahui apakah instrument yang dibuat dengan nilai r tabel, terdapat 21 butir
bisa mengukur penelitian yang dinginkan. pertanyaan kepemimpinan guru dengan
Uji validitas dilakukan menggunakan nilai rhitung < rtabel yaitu pada butir
analisis faktor yaitu dilakukan dengan cara pernyataan ke 1, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 14, 15,
mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan 16, 17, 21, 23, 30, 31, 36, 37, 39, 43, 44, yang
skor total. Sebelum melakukan uji validitas, menunjukkan butir pertanyaan tersebut
instrumen harus diujicobakan terlebih tidak valid dan tidak akan digunakan dalam
dahulu, tetapi sebelum di uji cobakan, pengumpulan data instrumen. Dan terdapat
instrumen harus memenuhi validitas 19 pertanyaan disiplin belajar peserta didik
konstruk terlebih dahulu, maka dari itu dengan nilai rhitung < rtabel yaitu pada butir
peneliti menggunakan teknik Expert pertanyaan ke 1, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 14, 15,
Judgment yaitu dengan meminta penilaian 16, 17, 21, 23, 30, 31, 36, 37, 39, yang
ahli mengenai instrumen yang akan menunjukan butir pertanyaan tersebut
digunakan dalam penelitian. Ahli penelitian tidak valid dan tidak akan digunakan dalam
ini yaitu Bpk. Dr. Syamsudin Ali Nasution, pungumpulan data instrument. Setelah
MA dengan melihat kesesuaian antara kisi- dilakukan validitas instrument selanjutnya
kisi dan pertanyaan yang digunakan pada peneliti menggunakan uji reabilitas.
angket. Setelah angket di validasi kemudian
dilakukan penyebaran uji coba angket. Uji Uji Reliabilitas
validitas instrumen pada penelitian ini Reliabilitas adalah konsistensi atau
menggunakan bantuan program SPSS versi kesetabilan skor suatu instrument
penelitian terhadap individu yang sama, dan
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 149

diberikan dalam waktu yang berbeda. Tabel 2 Hasil perhitungan uji reliabilitas
Instumen yang reliabel berarti instrumen disiplin belajar
yang bila digunakan beberapa kali untuk Cronbach's Alpha N of Items
mengukur obyek yang sama, akan
.728 21
menghasilkan data yang sama. Untuk
menguji tingkat kepemimpinan guru
peneliti menggunakan bantuan program Terlihat pada tabel 2 diperoleh koefisien
SPSS versi 16. Adapun rumus Cronbach Cronbach Alpha dari instrument disiplin
Alpha yaitu: belajar sebesar 0,728. Hal tersebut
Keterangan: k = Jumlah butir dalam skala menunjukkan bahwa koefisien Cronbach
pengukuran; S2i = Ragam (variance) dari butir ke-I; Alpha lebih besar dari standar koefisien
S2p = Ragam (variance) dari skor total. Cronbach Alpha. Hal tersebut dapat
Kriteria uji instrumen dengan Cronbach disimpulkan bahwa jika nilai Cronbach
Alpha yaitu jika nilai Alpha > 0,60 maka Alpha lebih besar dari standar Cronbach
instrumen tersebut reliabilitas. Adapun Alpha maka data tersebut dikatakan
hasil dari perhitungan reabilitas reliabel. Pada data tersebut diperoleh
kepemimpinan guru untuk Cronbach Alpha 0,728 > 0,60 yang menunjukkan bahwa data
dengan menggunakan Spss 16 seperti pada tersebut bersifat reliable. Dalam bukunya
Tabel 1. Kurniawan data yang peneliti oleh melalui
spss adalah data yang peneliti dapatkan dari
Tabel 1 Hasil perhitungan uji reliabilitas
sebaran angket kepada peserta didik di
kepemimpinan guru
sekolah MTs Al-Muhctari Cimande.
Cronbach's Alpha N of Items Kemudian hasil dari jumlah kuisioner atau
.778 25 pertanyaan yang telah di validasi
kepemimpinan guru 25 pertanyaan dan
Terlihat pada tabel 1 diperoleh koefisien disiplin belajar 21 pertanyaan, dari hasil
Cronbach Alpha dari instrument pertanyaan yang valid ini akan di sebarkan
kepemimpinan guru sebesar 0,778. Hal ke sampel responden yaitu peserta didik
tersebut menunjukkan bahwa koefisien MTs Tarbiyatul Huda yang berjumlah 58
Cronbach Alpha lebih besar dari standar peserta didik dari 4 kelas.
koefisien Cronbach Alpha. Hal tersebut Dari hasil pengolahan melalui spss
dapat disimpulkan bahwa jika nilai mengenai validitas dan reabilitas maka
Cronbach Alpha lebih besar dari standar selanjutnya peneliti melakukan analisis
Cronbach Alpha maka data tersebut deskriptif. Analisis deskriptif ini bertujuan
dikatakan reliabel. Pada data tersebut untuk memberikan gambaran terhadap
diperoleh 0,778 > 0,60 yang menunjukkan objek yang diteliti melalui data sampel atau
bahwa data tersebut bersifat reliable. populasi tanpa melakukan analisis dan
Adapun hasil dari perhitungan reabilitas tanpa membuat kesimpulan yang berlaku
disiplin belajar untuk Cronbach Alpha umum. Analisis deskriptif juga digunakan
dengan menggunakan Spss 16 seperti pada untuk menggambarkan mengenai ringkasan
Tabel 2. data penelitian seperti mean, minimum,
150 Rais et al. Kepemimpinan guru terhadap kedisiplinan

maximum, standar deviasi, modus, dan yang Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui
lain-lain. Adapaun dalam penelitian ini nilai beta satu (b) sebesar 0,969 artinya
deskriptif digunakan untuk mengetahui setiap penambahan satu angka pada
kepemimpinan guru dan disiplin belajar variabel X maka terjadi kenaikan sebesar
peserta didik di MTs Tarbiyatul Huda. 0,969 pada variabel Y, maka dapat
Setalah dilakukan uji deskriptif kemudian disimpulkan bahwa nilai pengaruh yang
peneliti melakukan uji prasarat Analisis. Uji diberikan kepada variabel Y oleh variabel X
prasyrat analisi bertujuan untuk menguji bersifat positif. Berdasarkan hasil
apakah data yang terkumpul telah persamaan regresi tersebut, maka dapat
memenuhi prasyarat untuk dianalisis atau diprediksi bahwa semakin baik
tidak. Adapun uji prasyarat meliputi uji kepemimpinan guru, maka akan semakin
normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas tinggi pula disiplin belajar peserta didik
adalah uji yang digunakan untuk tersebut, dan sebaliknya.
mengetahui populasi data berdistribusi Berdasarkan perhitungan dengan
normal atau tidak. menggunakan program SPSS versi 16, hasil
Dalam penelitian ini peneliti penelitian mengenai variabel
menggunakan uji Kolmogorof-Smirbov kepemimpinan guru dapat dilihat dari data
dengan bantuan program Spss versi 16 pada Tabel 3.
untuk menghitung normalitas data kedua
Tabel 3 Statistik deskriptif variabel X
variabel yaitu kepemimpinan guru dan
(kepemimpinan guru)
disiplin belajar peserta didik dan data
dinyatakan berdistribusi normal jika 1 Jumlah data 58
signigfikansi lebih besar dari 0,05. Uji 2 Mean 135.55
3 Standar Deviation 18.636
lenearitas digunakan untuk melihat garis
4 Minimum 99
regresi anatara kepemimpinan guru dan 5 Maximum 175
dsiplin belajar peserta didik membentuk
garis linear atau tidak. Pengujian linearitas a. Setelah data diurutkan dari yang terkecil
dilakukan menggunakan bantuan Spss versi sampai yang terbesar kemudian
16. Dan dari dua variabel dikatakan menghitung jarak atau rentangan (R).
mempunyai hubungan linear, apabila nilai R = data tertinggi – data terendah
signifikansi kurang dari 0,05. R = 175 – 99 = 76
b. Hitung jumlah kelas (K) dengan Sturges
HASIL DAN PEMBAHASAN K = 1 + 3,3 log. (N)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di K = 1 + 3,3 log (58) = 6.8 dibulatkan = 7


MTS Tarbiyatul Huda Pancawati Bogor c. Hitung panjang kelas interval (P)
bahwa ada pengaruh yang signifikan 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝑅)
P = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝐾)
kepemimpinan guru terhadap disiplin
76
belajar peserta didik MTS Tarbiyatul Huda P= = 10.85 dibulatkan = 11
7
Pancawati Bogor. Nilai pengaruh positif d. Membuat tabel distribusi frekuensi
dapat dilihat pada fungsi regresi sederhana. (lihat Tabel 4)
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 151

Tabel 4 Distribusi frekuensi variabel X


(kepemimpinan guru)

Nilai Frekuensi Frekuensi


No
Interval (f) (Frelatif)
1 99 – 109 5 5%
2 110 – 120 9 9 %
3 121 – 131 13 13 %
4 132 – 142 8 8%
5 143 – 153 12 12 %
6 154 – 164 8 8%
Gambar 1 Histogram variabel X
7 165 – 175 3 3%
Grafik histogram di atas menggambarkan
normalitas data, dapat dilihat pada garis
Penyajian data distribusi frekuensi
kurva yang membentuk seperti gunung,
variabel X (Kepemimpinan Guru) dalam
sehingga dapat dikatakan data berdistribusi
bentuk grafik histogram dapat dilihat pada
normal. Menentukan kualifikasi
gambar 1.
kepemimpinan guru dengan menentukan
kelas yang dikategorikan menjadi 3 kategori
seperti pada Tabel 5.
Tabel 5 Nilai distribusi frekuensi variabel X (kepemimpinan guru)
No Nilai Interval F Presentase Keterangan Kualitas
1 99 – 109 16 16 % Kurang baik
2 125 – 150 29 29 % Baik Baik
3 151 – 176 11 11 % Sangat Baik
Jumlah 58 %

Berdasarkan tabel 5, dapat disimpulkan a. Hitung jarak atau rentangan (R)


bahwa data kepemimpinan guru di MTS R = data tertinggi – data terendah
Tarbiyatul Huda masuk ke dalam kategori R = 155 – 83 = 72
cukup baik dengan jumlah presentase
b. Hitung jumlah kelas (K) dengan Sturges
sebesar 29 % yang terletak pada interval
125 – 176 dari 58 jumlah responden. K = 1 + 3,3 log.(N)
Berdasarkan perhitungan dengan program K = 1 + 3,3 log (58) = 6.8 dibulatkan = 7
SPSS versi 16, hasil penelitian mengenai c. Hitung panjang kelas interval (P)
variabel disiplin belajar dapat dilihat dari 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝑅)
P=
data pada Tabel 6. 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝐾)
72
P= = 10,28 dibulatkan = 10
Tabel 6 Statistik deskriptif variabel Y 7
(prestasi belajar) d. Membuat tabel distribusi frekuensi
N 58 (lihat Tabel 7)
Mean 117.55 Adapun penyajian data distribusi
Standar Deviation 18.093 variabel Y (Prestasi Belajar) dalam bentuk
Minimum 83
grafik histogram dapat dilihat pada gambar
Maximum 155
2.
152 Rais et al. Kepemimpinan guru terhadap kedisiplinan

Tabel 7 Distribusi frekuensi variabel Y kurva yang membentuk seperti gunung,


(prestasi belajar) sehingga dapat dikatakan data berdistribusi
Nilai Frekuensi Frekuensi normal. Menentukan kualifikasi prestasi
No
Interval (f) (Frelatif) belajar dengan menentukan kelas yang
1 83 – 92 5 5% dikategorikan menjadi 3 kategori yang
2 93 – 102 9 9% dapat dilihat pada Tabel 8.
3 103 – 112 9 9%
4 113 – 122 10 10 % Berdasarkan tabel 8, dapat disimpulkan
5 123 – 132 12 12 % bahwa data disiplin belajar peserta didik di MTS
6 133 – 142 9 9% Tarbiyatul Huda masuk ke dalam kategori cukup
7 143 – 152 2 2% baik dengan jumlah presentase sebesar 25 %
8 153 – 162 2 2% yang terletak pada interval 25 – 127 dari 58
jumlah responden. Berdasarkan hasil uji
normalitas di atas, diketahui bahwa nilai
signifikansi untuk Kepemimpinan guru sebesar
0,929 dan nilai signifikansi untuk Disiplin
belajar sebesar 0,967. Karena signifikansi dari
kedua variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa data yang peneliti uji
berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji
linearitas di atas, diketahui bahwa nilai
signifikansi pada Deviation from Linearity
sebesar 0,634 yang menunjukkan bahwa nilai
Gambar 2 Histogram variabel Y (disiplin signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05,
belajar) sehingga dapat disimpulkan bahwa antara
Grafik histogram di atas menggambarkan variabel kedisiplinan belajar dan prestasi
normalitas data, dapat dilihat pada garis belajar terdapat hubungan yang linear.

Tabel 8 Nilai distribusi frekuensi variabel Y (disiplin belajar)


No Nilai Interval F Presentase Keterangan Kualitas
1 83 – 107 20 20 % Kurang baik
2 108 – 132 25 25 % Baik Baik
3 133 – 157 13 13 % Sangat baik
Jumlah 53 53 %

Berdasarkan perhitungan menggunakan sehingga dapat disimpulkan terdapat


program SPSS versi 16 dapat diperoleh nilai pengaruh positif yang signifikan
a (constant) sebesar 13.789 dan nilai b kepemimpinan guru terhadap disiplin
(koefisien regresi) sebesar 0,969 Dalam belajar peserta didik. Jadi, semakin baik
perhitungan persamaan regresi ini kepemimpinan guru maka semakin baik
diperoleh nilai persamaan regresi Y= 13.789 pula disiplin belajar peserta didik.
+ 0,969 X. Pada tabel di atas diperoleh thitung Berdasarkan perhitungan menggunakan
sebesar 117.884 dengan taraf kesalahan 5% program SPSS versi 16 diperoleh nilai R
uji dua pihak dan dk = n-2 atau dk = 58 – 2 = Square (r2) sebesar 0,996. Sesuai dengan
52, maka diperoleh ttabel = 1,672. Nilai rumus KD = 0,996 x 100 % = 99,6 %. Hal ini
tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttabel menunjukkan varian yang terjadi pada
(117.884 > 1,672), maka H0 ditolak, variabel disiplin belajar (Y) ditentukan oleh
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 153

kepemimpinan guru (X). Jadi, dapat diambil tidaknya pengaruh variabel bebas (X)
kesimpulan bahwa disiplin belajar terhadap variabel terikat (Y). Dalam
dipengaruhi oleh kepemimpinan guru penelitian ini peneliti menggunakan apliaksi
sebesar 99,6% sedangkan selebihnya SPSS versi d 16 dengan syarat thitung > ttabel
sebesar 0.4 % dipengaruhi oleh faktor lain. dengan nilai signifikansi < 0,05. Adapun
Uji t digunakan untuk mengetahui tingkat hasilnya seperti pada Tabel 9.
signifikansi serta untuk menguji ada
Tabel 9 Hasil uji t
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.789 1.124 -12.263 .000
Kepemimpinan_Guru .969 .008 .998 117.884 .000
a. Dependent Variable: Disiplin_Belajar
Berdasarkan tabel 9, diperoleh nilai thitung disiplin belajar peserta didik berkatagori
sebesar 117.884 yang lebih besar dari ttabel baik yaitu karan dua faktor yaitu faktor
1,672 yang berarti H0: ditolak, dan H1: internal dari seorang peserta didik yang
diterima yang menunjukkan adanya memiliki kesadaran yang baik terhadap
pengaruh keepemimpinan guru terhadap aturan-aturan yang di tetapkan oleh
disiplin belajar. Kemudian untuk sekolah, faktor eksternal yaitu sansi dan
mengetahui tingkat signifikansi dilakukan hukuman. Adanya pengaruh yang signifikan
dengan melihat nilai Sig. yaitu sebesar 0,000 kepemimpinan terhadap disiplin belajar
yang memiliki nilai < 0,05 yang berarti mendukung teori-teori yang telah
variabel X memiliki pengaruh yang dikemukakan sebelumnya. Hal ini sesuai
signifikan terhadap varaibel Y. Dari hasil dengan yang dikemukakan oleh Sudirman
penelitian dapat dibandingkan dengan Danim dalam bukunya Kepemimpinan
penelitian relavan yang di lalakukan oleh Pendidikan bahwa Kepemimpinan adalah
Muhsin dengan judul kepemimpinan guru seni mempengaruhi orang lain. Seorang
terhadap motivasi belajar yang menunjukan pemimpin adalah jenis manusia yang bisa
bahwa ada pengaruh positif pada mempengaruhi orang lain sehingga
kepemimpinan guru terhadap motivasi mengikuti apa yang dia kehendaki. Kualitas
belajar siswa. Hal ini sama dengan kepemimpinan seseorang dinilai dari
penelitian yang di lakukan oleh peneliti sebesar apa pengaruh dia terhadap orang
bahwa ada pengaruh kepemimpinan guru lain. Semakin besar pengaruh seorang
terhadap disiplin belajar peserta didik. pemimpin, maka semakin hebat
Adapun faktor yang menjadikan kepemimpinannya. Hal ini juga sesuai
kepemimpina guru di MTS Tarbiyatul Huda dengan pendapat Irman Suherman dalam
berkatagori baik yaitu faktor kinerja guru bukunya Kepemimpinan Pendidikan bahwa
dalam mengajar, faktor kedisiplinan guru kepemimpinan dalam sebuah sekolah
dalam peraturan sekolah dan demokratis sangat penting adanya, karena berfungsi
guru di tarbiyatul huda dalam memecahkan sebagai jangkar, memberikan panduan pada
suatu masalah di sekolah. Kemudian faktor masa-masa perubahan dan bertanggung
154 Rais et al. Kepemimpinan guru terhadap kedisiplinan

jawab atas efektifitas sekolah. Doni Juni signifikan kepemimpinan guru terhadap
Priansa mengemukakan bahwa disiplin belajar peserta didik di MTS
kepemimpinan di bangun atas dasar Tarbiyatul Huda Pancawati Bogor.
profesionalisme dan kesejawatan.
Dari hasil penelitian dapat dibandingkan
dengan penelitian relavan yang di lalakukan KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
oleh Muhsin dengan judul kepemimpinan Berdasarkan hasil penelitian tentang
guru terhadap motivasi belajar yang pengaruh kepemimpinan guru terhadap
menunjukan bahwa ada pengaruh positif disiplin belajar di MTS Tarbiyatul Huda
pada kepemimpinan guru terhadap motivasi Bogor, maka peneliti memberikan
belajar siswa. Hal ini sama dengan kesimpulan sebagai berikut:
penelitian yang di lakukan oleh peneliti 1. Tingkat kepemimpinan guru di MTS
bahwa ada pengaruh kepemimpinan guru Tarbiyatul Huda Bogor Tergolong baik
terhadap disiplin belajar peserta didik. dengan mean sebesar 135.55 ) yang
Adapun faktor yang menjadikan terletak pada interval 125 – 150 dengan
kepemimpina guru di MTS Tarbiyatul Huda presentase 29% dari jumlah 58
berkatagori baik yaitu faktor kinerja guru responden.
dalam mengajar, faktor kedisiplinan guru
2. Disiplin belajar peserta didik di MTS
dalam peraturan sekolah dan demokratis
Tarbiyatul Huda Bogor tergolong dalam
guru di tarbiyatul huda dalam memecahkan
kategori baik dengan mean 117.55 yang
suatu masalah di sekolah. Kemudian faktor
terletak pada interval 108 - 132 dengan
disiplin belajar peserta didik berkatagori
presentase sebesar 25 % dari jumlah 58
baik yaitu karan dua faktor yaitu faktor
responden.
internal dari seorang peserta didik yang
3. Adanya pengaruh yang positif dan
memiliki kesadaran yang baik terhadap
signifikan kepemimpinan guru terhadap
aturan-aturan yang di tetapkan oleh
disiplin belajar peserta didik di MTS
sekolah, faktor eksternal yaitu sansi dan
Tarbiyatul Huda Bogor. Hal ini
hukuman.
dibuktikan dengan hasil persamaan
Penjabaran di atas menunjukkan bahwa
regresi dengan nilai positif sebesar Y=
secara teoritis kedisiplinan mempunyai
13.789 + 0,969 X dan memiliki
pengaruh terhadap disiplin belajar peserta
sumbangan nilai R Square yaitu 0,996
didik. hal tersebut dibuktikan dengan
atau 99,6%. Artinya besaran sumbangan
analisis data dalam penelitian ini yang
faktor kedisiplinan terhadap prestasi
menunjukkan bahwa hasil uji t sebesar
belajar sebesar 99,6%, sedangkan
117,884 dengan signifikansi 0,000
sisanya sebesar 0,04% dipengaruhi oleh
(signifikan) dan persamaan regresi yang
faktor lain. Selain itu, hasil pengujian
menunjukkan nilai positif. Selain itu,
hipotesis dengan uji t menunjukkan
diketahui bahwa nilai sumbangan
bahwa hipotesis yang diajukan diterima.
kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa
Hal ini ditunjukkan dengan hasil thitung >
sebesar 99,6 % dan sisanya 0,4 %
ttabel yakni 117.884 > 1,672 dan hasil
dipengaruhi faktor lain. Oleh karena itu,
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05
dapat disimpulkan hasil penelitian ini
yaitu 0,000.
mendukung teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, yaitu adanya pengaruh
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 155

DAFTAR PUSTAKA Mulyasa. 2016. Menjadi Guru Profesional


Danim, S, (2012). Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Bandung: Alfabeta Muhsin. (2008). “Pengaruh Kepemimpinan
Juni, Doni, P, 2014 Kinerja dan dan Komunikasi Guru Terhadap Motivasi
Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta Belajar”. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 3(2).
Kurniawan, A. (2009). Belajar Mudah SPSS
untuk Pemula. Yogyakarta: MediaKom
156 Sugiana et al. Standar pendidikan Islam pada anak

STANDAR PENDIDIKAN ISLAM DAN STANDAR PROSES PADA ANAK DALAM QS.
LUQMAN (31):12-19 DAN QS. AL-KAHFI (18): 60-82

ISLAMIC EDUCATIONAL STANDARDS AND STANDARDIZED PROCESSES IN


CHILDREN QS. LUQMAN (31): 12-19 AND QS. AL-CAVE (18): 60-82
A Sugiana1a
1Program Pascasarjana, Program Studi Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jalan Laksda Adisucipto, Caturtunggal,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
a Korespondensi: Aset Sugiana, Email: asetsugiana@gmail.com

(Diterima: 15-09-2018; Ditelaah: 16-09-2018; Disetujui: 31-10-2018)

ABSTRACT
This research aims to describe the standards of Islamic education and the standards process
in QS. Luqman (31): 12-19 and QS. Al-Cave (18): 60-82. This research method used library
research to be analyzed or concluded. Research data obtained from the results of the
recording of Islamic values that are found in the QS. Luqman (31): 12-19 and QS. Al-Cave
(18): 60-82. The steps of procurement data include: (1) the determination of the standard of
Islamic education and standards process contained in the QS. Luqman (31): 12-19 and QS.
Al-Cave (18): 60-82; (2) record-keeping; and (3) the determination of the unit. The validity
of the data is discussed and consulted on data findings to experts and peers. Technique of
data analysis used ie classifies, combine, interpret, and conclude. Research results in QS.
Luqman (31): 12-19 and indicates that there are educational standards, namely: (1) whence
are education; (2) education dedicated to both parents; (3) education of discipline and
obedience of the law; (4) private education independent and responsible; and (5) education
akhlaqul karimah. And the standards process in respect of QS. Al-Cave (18): 60-82, namely:
(1) the value of patience and determined; (2) the value of the urgenitas prepare; (3)
tawadhu' attitude; and (4) the value of the urgency to explain the subject matter.
Keywords: Islamic education standards, standards process, QS. Luqman (31): 12-19, QS. Al-
Cave (18): 60-82.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan standar pendidikan Islam dan standar
proses dalam QS. Luqman (31):12-19 dan QS. Al-Kahfi (18):60-82. Metode penelitian ini
adalah menggunakan penelitian kepustakaan yang akan dianalisis atau disimpulkan. Data
penelitian diperoleh dari hasil pencatatan nilai-nilai keislaman yang ditemukan dalam QS.
Luqman (31): 12-19 dan QS. Al-Kahfi (18): 60-82. Langkah-langkah pengadaan data meliputi:
(1) penentuan standar pendidikan Islam dan standar proses yang terdapat dalam QS.
Luqman (31): 12-19 dan QS. Al-Kahfi (18): 60-82; (2) pencatatan; dan (3) penentuan satuan
unit. Keabsahan data didiskusikan dan dikonsultasikan penemuan-penemuan data kepada
para ahli dan teman sebaya. Teknik analisis yang peneliti gunakan yaitu mengklasifikasikan,
menggabungkan, menafsirkan, dan menyimpulkan. Hasil penelitian dalam QS. Luqman (31):
12-19 menunjukkan bahwa terdapat standar pendidikan, yaitu: (1) pendidikan ketauhidan;
(2) pendidikan berbakti kepada kedua orang tua; (3) pendidikan disiplin dan taat terhadap
hukum; (4) pendidikan pribadi mandiri dan bertanggung jawab; dan (5) pendidikan akhlaqul
karimah. Dan standar proses dalam QS. Al-Kahfi (18): 60-82, yaitu: (1) nilai kesabaran dan
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 157

tekat; (2) nilai urgenitas menyiapkan bekal; (3) sikap tawadhu’; dan (4) nilai urgensi
menjelaskan materi pelajaran.
Kata kunci: standar pendidikan Islam, standar proses, QS. Luqman (31): 12-19, QS. Al-Kahfi
(18): 60-82.

Sugiana, A. (2018). Standar Pendidikan Islam dan Standar Proses pada Anak dalam Qs.
Luqman (31):12-19 dan Qs. Al-Kahfi (18): 60-82. Tadbir Muwahhid, 2(2), 156-166.

PENDAHULUAN MATERI DAN METODE


Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam Jenis penelitian ini adalah penelitian
memiliki berbagai varian pesan untuk kepustakaan atau library research.
mengajak pembacanya mengindahkan, Penelitian kepustakaan atau library research
membaca, dan bahkan meneladani isi yang merupakan cara memperoleh data-data dan
dikandungnya. Kisah dan cerita memiliki bahan-bahan yang peneliti perlukan dalam
daya pikat dalam mentransformasikan nilai menyelesaikan penelitian. Data-data
kebaikan dan keluhuran dari makna tersebut diperoleh dari perpustakaan
kehidupan. Cerita tidak hanya berdiri untuk berupa buku, ensklopedia, KBBI (Kamus
dirinya atau makna tanpa yang ingin Besar Bahasa Indonesia), jurnal pendidikan,
dicapai. Cerita juga bukan hanya bertujuan dokumen-dokumen, dan lain sebagainya
mengingat kejadian yang telah berlalu untuk (Harahap, 2014).
diingat sebagai memori. Namun, cerita Waktu penelitian ini sendiri dilaksanakan
mememiliki kemampuan menyampaikan pada tanggal 02 Maret - 17 April 2018.
pesan yang tidak bisa dicapai dengan Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
kalimat perintah atau larangan (Arifin, atau (library research), maka tempat
2018). penelitian dilakukan di perpustakaan.
Al-Qur’an menyampaikan pelajaran Sedangkan subjek dalam penelitian adalah
kepada manusia melalui berbagai kisah peran para guru yang akan mengajar dan
khususnya dalam dunia pendidikan. Al- nantinya akan menyampaikan materi
Qur’an menyampaikan pesan melalui kisah pelajaran, dan peserta didik, supaya standar
Luqman yang mendidik anaknya. Kisah pendidikan tercapai.
Musa dengan Khidir yang menceritakan Teknik pengumpulan data yang peneliti
hubungan guru dengan murid, tentunya gunakan adalah pengumpulan data literatur
akan memberikan pesan nilai-nilai yaitu mengumpulkan semua data/bahan-
pendidikan Islam, standar proses, dan bahan pustaka yang saling berhubungan
menjadi contoh dalam pembelajaran yang dengan sasaran yang diteliti. Jadi penelitian
lebih baik lagi. kepustakaan disini adalah studi teks yang
Berdasarkan teori dan fakta semuanya dianalisis serta disimpulkan
permasalahan yang ada dapat disimpulkan, dengan toeritis (Muhadjir, 2000).
yang akan menjadi titik fokus dalam Metode analisis data adalah teknik
penelitian ini adalah bagaimana Standar penelitian yang digunakan untuk membuat
Pendidikan Islam dan Standar Proses pada kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dengan
Anak dalam QS. Luqman (31): 12-19 dan QS. data atau valid, dengan tetap
Al-Kahfi (18): 60-82. memperhatikan pada konteksnya. Strategi
158 Sugiana et al. Standar pendidikan Islam pada anak

analisis yang digunakan adalah dengan Pembahasan


memfokuskan pada intrepretasi data
kontekstualisasi atas data yang Standar Pendidikan Islam QS. Luqman
berhubungan dengan standar pendidikan (31): 12-19
dan standar proses dalam Al-Qur’an, Pengertian secara umum mengenai QS.
sehingga memperoleh kesimpulan dari Luqman: 12 adalah, sesudah Allah
sebuah ide-ide dan teori-teori. Penelitian ini menjelaskan kerusakan aqidah orang-orang
bertujuan supaya mengetahui apa saja hal- musyrik, karena mereka telah
hal yang tersirat dalam Al-Qur’an khususnya mempersekutukan hal-hal yang tidak dapat
QS. Luqman (31): 12-19 dan QS. Al-Kahfi menciptakan sesuatu dengan Tuhan yang
(18): 60-82, dan untuk menyusun menciptakan segala sesuatu, dan setelah Dia
perkembangan serta mengefektifkan dan menjelaskan bahwa orang musyrik itu
mengefisienkan proses kegiatan belajar adalah orang yang zalim lagi tersesat. Bumi
mengajar antara guru dan peserta didik. dan semuanya menunjukkan kepada
keesan-Nya. Dan sesungguhnya Allah telah
memberikan hal tersebut kepada sebagian
HASIL DAN PEMBAHASAN hamba-hamba-Nya seperti Luqman, yang
mana hal-hal itu telah tertanam secara fitrah
Hasil di dalam dirinya, tanpa ada seorang nabi
Hasil tentang analisis Standar Pendidikan pun yang membimbingnya, dan pula tanpa
Islam dalam QS. Luqman (31): 12-19 serta seorang rasul pun yang diutus kepadanya
Standar Proses dalam QS. Al-Kahfi (18): 60- (Al-Maragi, 1992).
82 diuraikan pada Tabel 1. Disamping itu, Luqman selalu mencintai
kebaikan untuk manusia serta mengarahkan
Tabel 1 Analisis standar pendidikan islam
dalam QS. Luqman dan standar semua anggota tubuhnya sessuai dengan
proses dalam QS. Al-Kahfi bakat yang diciptakan untuknya. Metode
pendidikan anak yang disampaikan Luqman
Standar Pendidikan ketauhidan,
dalam mendidik anak adalah metode suri
Pendidikan Pendidikan berbakti
tauladan. Luqman berwasiat kepada
Islam dalam kepada kedua orang
anaknya selalu memberikan contoh-contoh
QS. Luqman tua, Pendidikan disiplin
langsung yang dilakukan oleh Luqman yakni
(31): 12-19 dan taat terhadap
dengan perbuatan nyata yang diperlihatkan
hukum, Pendidikan
(dicontohkan) kepada anaknya (Sada,
pribadi mandiri dan
2015). Selanjutnya dalam QS. Luqman (31):
bertanggung jawab, dan
13, Luqman memberikan penjelasan kepada
Pendidikan akhlaqul
anaknya, bahwa jangan sekali-kali
karimah.
menyekutukan Allah, karena sama halnya
Standar Nilai kesabaran dan
kita menduakan atau menyamakan Allah
Proses dalam tekat, Nilai urgenitas
dengan yang lain, karena menduakan Allah
QS. Al-Kahfi menyiapkan bekal,
adalah suatu kedzaliman yang besar.
(18): 60-82 Sikap tawadhu’, dan
Adapun pendidikan Islam tersebut dalam
Nilai urgensi
Sada (2015) di antaranya:
menjelaskan materi
pelajaran.
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 159

Pendidikan ketauhidan dalam QS. Selanjutnya, bersyukurlah kepada Allah,


Luqman (31): 13 sebab Dia-lah yang menciptakanmu, yang
Pendidikan tauhid sudah seharusnya memberi rezeki, dan kepada-Nya pula kamu
diberikan kepada anak, supaya anak akan kembali (Surin, 2012).
mengetahui siapa yang menciptakannya dan QS. Luqman pada ayat 14 menyebutkan
selalu taat kepada Allah SWT. Sejak tentang sebab diperintahkan harus berbuat
dilahirkan anak sudah dikenalkan dengan baik kepada ibu, yaitu:
Sang Khalik, dengan mengumandangkan “Ibu mengandung dan melahirkan”
azan, sebagai pendidikan utama dan
Semasa mengandung ibu dengan sabar
pertama setelah lahir di dunia (Al-Maragi,
menahan penderitaan yang berat, sejak
1992); (2) Pendidikan berbakti kepada
awal bulan pertama, hingga kandungannya
kedua orang tua dalam QS. Luqman (31): 14.
semakin lama semakin berat, dan ibu
Perintah Allah sangat jelas memerintahkan
merasa semakin lemah, kemudian
manusia berbakti kepada orangtuanya,
melahirkan.
dengan mencontoh serta melaksanakannya.
“Ibu menyusui anaknya hingga sampai
        masa kurang lebih dua tahun”
Banyak penderitaan dan kesulitan
        dialami ibu dalam masa menyusui anak.
Hanyalah Allah yang mengetahui segala
 
penderitaan (Al-Maragi, 1992).
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada Pendidikan disiplin dan taat terhadap
manusia (agar berbuat baik) kepada dua hukum dalam QS. Luqman (31): 16
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya
Character building dan basic personality
dalam keadaan lemah yang bertambah-
anak dilakukan melalui penanaman disiplin
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
yang tinggi, agar anak memiliki kekuatan
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua
jiwa, atau mental yang tinggi, tidak mudah
orang tuamu, hanya kepada Aku kembalimu.
menyerah dengan keadaan. Dan anak dilatih
(QS. Luqman (31): 14) (Al-Qur'an dan
untuk taat terhadap hukum yang berlaku,
Terjemahan, 2009).
anak didik mengenal rewad and punishment
Maksud derita ibu waktu mengandung (ganjaran dan hukuman), agar anak
bukan semakin berkurang, malah memiliki tanggung jawab terhadap apa saja
sebaliknya semakin bertambah. Sebab yang ia kerjakan dan lakukan, baik dalam
beban kandungan kian lama kian membesar bentuk ucapan dan perbuatan (Sada, 2015).
dan memberat. Di waktu melahirkan pun
sang ibu menyabung nyawa, sedang sang Pendidikan pribadi mandiri dan
bertanggung jawab dalam QS. Luqman
ayah sibuk berusaha mencari nafkah.
(31): 17
Setelah sang bayi lahir, sebenarnya derita
ibu belum berakhir, sebab masih harus        
mengurus dan menyusukan bayinya sampai
masa penyapihan lebih kurang dua tahun.           
Oleh karena itu, berbaktilah kepada orang
Artinya: Wahai anakku! laksanakan shalat
tuamu, sebab merekalah yang menjadi
dan suruhlah (manusia) berbuat yang
penyebab kehadiranmu di muka bumi ini.
makruf dan cegahlah (mereka) dari yang
160 Sugiana et al. Standar pendidikan Islam pada anak

mungkar dan bersabarlah terhadap apa Adapun tanda-tanda seseorang bersifat


yang menimpamu, sesungguhnya yang sombong atau angkuh yaitu: (1) Bila
demikian itu termasuk perkara yang bertemu dengan orang lain baik kenal
penting. (QS. Luqman (31): 17) (Al-Qur'an ataupun tidak dia tidak mau bertegur sapa,
dan Terjemahan, 2009). bahkan cenderung tidak ramah; (2)
Hai anakku, dirikanlah shalat, yakni Kemudian berjalan dengan gaya yang
kerjakanlah shalat dengan sempurna sesuai angkuh, seakan-akan jalan hanya miliknya
dengan cara yang diridai. Karena di dalam sendiri tanpa memikirkan pengguna jalan
shalat itu terkandung rida Tuhan, sebab lainnya (Sada, 2015).
orang yang mengerjakannya berarti Berdasarkan uraian tersebut bahwa
menghadap dan tunduk kepada-Nya, dan di banyak sekali terdapat nilai-nilai
dalam shalat terkandung pula hikmat pendidikan dan standar pendidikan Islam
lainnya, yaitu dapat mencegah orang yang yang bisa menjadi pelajaran dan sebagai
bersangkutan dari perbuatan keji dan metode dalam mengajar dan memotivasi
mungkar (Al-Maragi, 1992). supaya senantiasa berbuat kebaikan, dan
Luqman mendidik anaknya untuk menjauhi segala perbuatan yang tidak baik
menjadi manusia berkepribadian mandiri (tidak ramah) terhadap orang lain.
serta bertanggung jawab terhadap profesi.
Berikut adalah tiga proses yang diajarkan Standar Proses QS. Al-Kahfi (18): 60-
82
oleh Luqman terhadap anaknya: (1) Agar
anaknya tekun melaksanakan shalat, Nilai dalam Al-Qur’an adalah media yang
sebagaimana tanggungjawabnya sebagai bertujuan untuk menyampaikan pesan
makhluk individu; (2) Diperintahkan untuk keessan Allah, kebaikan, dampak prilaku
shalat pada umur tujuh tahun dan pukullah buruk, kebenaran, dan moral yang agung.
pada umur sepuluh tahun. Bukan berarti Kisah bertemunya Musa dan Khidir banyak
Luqman baru berbicara tentang shalat dimaknai bertemunya dua pengetahuan
ketika anak sudah berumur tujuh tahun, yang berbeda, Musa berpikir dengan
tetapi jauh sebelum itu anak telah dididik pemahaman syariat, sedangkan Khidir
untuk shalat; dan (3) Anak yang sudah melakukan berdasarkan pemahaman
dewasa dan mandiri bertanggung jawab hakikat (Arifin, 2018).
sebagai makhluk sosial, untuk belajar dalam Terdapat nilai pendidikan dan
masyarakat sekitarnya, artinya diharapkan internalisasi nilai-nilai dalam kisah Musa
menjadi pemimpin bagi orang yang dan Khidir. Nilai-nilai tersebut perlu dimiliki
bertaqwa kepada Allah (Al-Maragi, 1992). oleh guru ataupun murid saat sedang
mengajar bagi guru dan belajar bagi sang
Pendidikan akhlaqul karimah dalam QS.
Luqman (31): 18 murid. Dialog yang terjadi di antara
keduanya mengandung nilai pembelajaran,
Dan janganlah kamu memalingkan wajah
yaitu terbangunnya proses belajar atau
dari manusia (karena sombong) Akan tetapi
transper ilmu pengetahuan sesuai tujuan
berjalanlah dengan sikap sederhana karena
yang telah ditentukan (Arifin, 2018).
sesungguhnya cara jalan yang demikian
mencerminkan rasa rendah diri, sehingga Sebab kisah ini adalah sebagaimana yang
pelakunya akan sampai kepada semua diriwayatkan dari Nabi Saw yang terdapat
berkah (Al-Maragi, 1992). dalam Bukhari dan Muslim. Pada suatu hari
Musa A.S. duduk di tempat Bani Israil.
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 161

Begitu dia menyampaikan ceramah dengan perbuatan beliau, tetapi tetap mengizinkan
sangat baik, ada yang bertanya kepadanya, Musa untuk berguru kepadanya (Arifin,
“Apakah kamu mengetahui seorang pun 2018).
yang lebih berpengetahuan dari pada 2. Nilai urgenitas menyiapkan bekal dalam
kamu?” Dia menjawab, “Tidak ada.” QS. Al-Kahfi (18): 62-64
Kemudian Allah SWT mewahyukan Bagi para pencari ilmu maka diperlukan
kepadanya, “Tentu ada, yaitu hamba Kami, bekal untuk mendapatkan ilmu tersebut.
Khidir.” Musa berkata, “Wahai Tuhanku, Diantara bekal yang dibutuhkan dalam
tunjukkan kepadaku jalan untuk dapat mencari ilmu adalah kebutuhan makan dan
bertemu dengannya.” Kemudian Allah SWT minuman yang dapat memperkuat fisik dan
mewahyukan kepadanya agar berjalan tenaganya (Arifin, 2018). Musa berkata
disepanjang pantai hingga sampai tempat kepada pembantunya dalam QS. Al-Kahfi
pertemuan antara dua laut. Begitu ikan (18): 62-64 yang berbunyi:
hilang, maka disitulah tempatnya. Musa pun
melakukan itu dan berkata kepada         
pembantunya sebagai penegasan untuk
melaksanakan tekadnya (Zuhaili, 2013).         
Nilai-nilai pendidikan tersebut menurut
       
Arifin (2018) terurai dalam poin berikut:
1. Nilai kesabaran dan tekat dalam QS. Al-          
Kahfi (18): 60
Peristiwa terjadi ketika Musa          
menyampaikan dakwah kepada kaumnya,
Artinya: 62. Maka ketika mereka telah
lalu ditanya oleh kaumnya. “Adakah orang
melewati (tempat itu), Musa berkata kepada
yang lebih pandai darimu?” “Tidak ada,”
pembantunya, "Bawalah kemari makanan
jawab Musa. Oleh karena itulah Allah
kita; sungguh kita telah merasa letih karena
mendidik melalui peristiwa yang terlihat
perjalanan kita ini". 63. Dia (pembantunya)
ganjil sehingga ia menyadari bahwa di atas
menjawab, "Tahukah engkau ketika kita
orang pandai ada yang lebih pandai. Dalam
mecari tempat berlindung di batu tadi, maka
al-Qur’an disebutkan bahwa Musa dengan
aku lupa untuk (menceritakan tentang) ikan
tekad dan kesabaran akan melakukan
itu dan tidak ada yang membuat aku lupa
perjalanan menemui orang yang lebih
untuk mengingatnya kecuali setan, dan
pandai daripada dirinya (Arifin, 2018).
(ikan) itu mengambil jalannya ke laut
Keinginan Musa untuk menemukan dengan cara yang aneh sekali". 64. Dia
tempat Khidir ditempuh selama bertahun- (Musa) berkata, "Itulah (tempat) yang kita
tahun. Sebuah perjalanan yang cari." lalu keduanya kembali, mengikuti
membutuhkan waktu dan tenaga. Secara jejak mereka semula. (QS. Al-Kahfi(18): 62-
implisit, cerita ini mengisyaratkan akan 64) (Al-Qur’an dan Terjemahan, 2009: 301).
kegigihan Musa untuk berguru kepada
Begitu Musa dan pembantunya sampai di
Khidir. Selain itu kesabaran yang dapat
pertemuan dua laut, tempat pertemuan
dipelajari dari Musa, dapat pula di ambil
dengan hamba yang soleh, keduanya lupa
dari Khidir. Berbagai perbuatan yang
ikan yang mereka bawa lantaran ikan itu
dilakukan Musa yang berpaham syar’i, yang
hidup kembali dan menghilang dengan
tidak sabar dan selalu menanyakan segala
162 Sugiana et al. Standar pendidikan Islam pada anak

menyusuri jalannya di air. Ini merupakan mengikutimu agar engkau mengajarkan


hal yang sangat aneh bagi Musa dan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah
pembantunya. Kembalinya ikan menjadi diajarkan kepadamu (untuk menjadi)
hidup lagi merupakan mukjizat Musa ketika petunjuk?" (QS. Al-Kahfi (18): 65-66 (Al-
Musa dan pembantunya Yusya’ melampaui Qur'an dan Terjemahan, 2009).
tempat pertemuan dua laut, yaitu tempat Musa berkata, “Inilah yang kita cari,
mereka berdua lupa terhadap ikan, dan karena ini berarti tanda kita berhasil sampai
keduanya terus berjalan selama satu hari di tempat yang dituju.” Keduanya pun
siang dan malam, dan pada keesokan kembali menyusuri jalan yang telah mereka
harinya Musa merasa lapar, maka dia lalui dengan mengikuti jejak telapak kaki
berkata kepada pembantunya, “Bawalah mereka. Kemudian keduanya menemukan di
kemari makanan kita, perjalanan ini benar- dekat batu besar yaitu tempat pertemuan
benar membuat kita lelah.” Pembantunya dua laut seorang hamba yang soleh dari
menjawab, “Tahukah engkau, maksudnya hamba-hamba Allah, yaitu Khidir. Musa
beritahukan kepadaku mengenai apa yang memberi salam kepadanya (Zuhaili, 2013).
terjadi padaku, saat kita berlindung di batu Sikap tawadhu’ Musa yang bersedia
besar di tempat pertemuan dua laut? Aku belajar kepada Khidir seharusnya terpatri
lupa memberitahukan kepadamu mengenai dalam diri pembelajar, karena dengan
apa yang terjadi terkait kisah ikan. Ikan itu memiliki sikap tawadhu’ akan memudahkan
bergerak-gerak lantas menjadi hidup seseorang menerima ilmu pengetahuan dari
kembali dan terjatuh ke laut. Tidak ada yang orang lain. Orang tawadhu’ adalah ia yang
membuatku lupa menyebutkan itu selain selalu respek dan menerima kebenaran dari
setan, dan ikan mengambil jalannya di laut orang lain. Orang tawadhu’ adalah ia yang
dengan aneh” (Zuhaili, 2013). selalu respek dari kebenaran dari orang
Kalimat “bawalah kemari makanan kita” lain. Dengan kata lain tawadhu’ merupakan
mengajarkan kepada siapapun yang sikap seseorang tidak memandang dirinya
mengadakan perjalan (mencari ilmu) perlu memiliki nilai lebih dulu dibandingkan
menyiapkan bekal, selain tetap harus orang lain. Selain itu, sikap Musa memohon
senantiasa berserah tawakkal kepada Allah kepada Khidir adalah bentuk etika seorang
SWT. murid yang hendak belajar kepada gurunya
3. Nilai Tawadhu’ dalam QS. Al-Kahfi (18): (Arifin, 2018).
65-66 4. Nilai urgensi menjelaskan materi
pelajaran dalam QS. Al-Kahfi (18): 78-82
       
Setelah suatu perjanjian atau kontrak
         antara Nabi Musa dan Hamba Allah, bahwa
Nabi Musa tidak boleh menanyakan apapun
        kepada hamba Allah kecuali sudah ada
penjelasan tentang hal tersebut. Dalam
Artinya: 65. lalu mereka berdua bertemu
perjalanan, ujian yang sulit bagi Musa untuk
dengan seorang hamba di antara hamba-
mengetahui sejauh mana kesabarannya
hamba Kami, yang telah Kami berikan
dalam menghadapi apa-apa yang dilakukan
rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami
oleh hamba yang soleh, Khidir, terjadi tiga
ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami. 66.
peristiwa yang aneh, tidak selaras dengan
Musa berkata kepadanya, "Bolehkah aku
pokok-pokok pengetahuan dan syariat yang
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 163

dianut Musa, yang membuat Musa tidak mengatakan kepadamu bawa kamu tidak
dapat menerima setiap kejadian darinya, akan sanggup menahan diri dari apa yang
seraya melupakan perjanjian yang telah aku lakukan, dan kamu tidak akan diam
disepakatinya dengan Khidir (Zuhaili, terhadap aku yang aku perbuat. Kemudian
2013). sekali lagi Musa meminta maaf (az-Zuhaili,
Terdapat tiga kisah/kejadian saat dalam 2013).
perjalanan Musa dan Khidir, yaitu: 3) Kisah dinding rumah dalam QS. Al-Kahfi
1) Kisah perahu dalam QS. Al-Kahfi (18): (18): 77
71-73 Selanjutnya tentang bagaimana
Ketika perahu sedang berlayar membawa perjalanan Musa dan Khidir. Kisah dinding
mereka di tengah gelombang laut, Khidir rumah yaitu Musa dan Khidir berjalan
melubangi perahu dengan kapak hingga sesudah terjadi dua kejadian sebelumnya,
satu papannya terlepas, kemudian dia hingga begitu keduanya sampai di suatu
menambalnya. Dengan nada penolakan negeri, keduanya meminta kepada
Musa berkata kepada Khidir, “Apakah kamu penduduknya untuk menjamu keduanya
melubanginya untuk menenggelamkan dan memberi makan untuk menghilangkan
penumpangnya? Sungguh kamu telah kelaparan mereka. Namun penduduk negeri
melakukan suatu kemungkaran yang besar. itu tidak berkenan menjamu. Kemudian di
Khidir berkata kepada Musa, “Bukankah aku negeri tersebut Musa dan Khidir
telah mengatakan kepadamu sebelum ini menemukan dinding yang hendak roboh.
bahwa kamu tidak akan sanggup bersabar Khidir pun menegakkan kembali seperti
denganku atas perbuatan yang kamu lihat semula. Musa berkata kepada Khidir, “Andai
kepadaku.” Musa pun meminta maaf kepada berkenan maka kamu dapat meminta
Khidir seraya berkata, “Janganlah kamu imbalan atas perbaikan dinding, karena
menghukumku lantaran kelupaanku, dan penduduk negeri ini tidak berkenan
lantaran aku mengabaikan pesanmu pada menjamu kita, maka mereka tidak berhak
saat pertama kali, dan jangan membebaniku atas pekerjaan secara cuma-cuma.” Khidir
perkara yang sangat sulit bagiku” (Zuhaili, menjawabnya, “Pemungkiran atau protes
2013). yang ketiga ini adalah sebab perpisahan di
antara kita, sesuai dengan perjanjian, dan
2) Kisah anak muda dalam QS. Al-Kahfi
aku akan memberitahukan kepadamu
(18): 74-76
penjelasan terkait sebab perbuatan-
Kisah anak muda, kisah ini terjadi setelah
perbuatan yang kamu pungkiri padaku, dan
Musa, pembantunya, dan Khidir keluar dari
kamu tidak bersabar terhadapnya, yaitu
perahu. Saat Musa dan Khidhr berjalan di
pelubangan perahu, pembunuhan anak
pantai, Khidhir melihat seorang anak muda
muda belia dan perbaikan dinding (Zuhaili,
yang bersih, tampan dan belum baligh
2013).
sedang bermain dengan anak-anak lain.
Nabi Musa sadar bahwa dia telah
Ternyata Khidir membunuh anak itu dengan
melakukan dua kali kesalahan, akan tetapi
memenggal kepalanya. Musa pun berkata,
tekadnya yang kuat untuk meraih makrifat
apakah kamu membunuh jiwa yang bersih
mendorongnya bermohon agar diberi
dari dosa tanpa alasan? Sunggu kamu telah
kesempatan terakhir. Untuk itu, dia berkata,
melakukan suatu kemungkaran. Khidir pun
“jika aku bertanya kepadamu, wahai
menjawabnya, “Bukankah aku telah
saudara dan temanku, tentang sesuatu
164 Sugiana et al. Standar pendidikan Islam pada anak

sesudah kali ini, maka janganlah engkau perahu itu akan melintasi seorang raja yang
menjadikan aku temanmu dalam perjalanan zalim, yang akan merampas tiap-tiap perahu
ini lagi, yakni aku rela, tidak kecil hati, dan yang masih bagus. Aku merusaknya agar
bisa mengerti jika engkau tidak raja tidak merampasnya, karena jelek.
menemaniku lagi. Sesungguhnya engkau Dengan demikian, perahu ini masih dapat
telah mencapai batas yang sangat wajar dimanfaatkan para pemiliknya yang miskin
dalam memberikan uzur padaku karena itu, yang tidak memiliki barang berharga
setelah dua kali aku melanggar dan sudah selain perahu itu (Rifa'i, 2012).
dua kali pula engkau memaafkanku” Dia (Khidir) menjelaskan alasan mengapa
(Shihab, 2006). membunuh anak muda (kafir) dalam QS. Al-
Sebagai guru seharusnya berkenan Kahfi (18): 80-81
menjelaskan materi yang diberikan kepada Adapun kejadian terkait pembunuhan
anak didik sehingga paham. Tidak semua terhadap anak muda, yaitu karena dia kafir,
murid ketika menerima materi pelajaran sementara kedua orang tuanya yang
dapat memahami secara bersamaan dengan beriman menyukainya, maka ada
murid yang lain. Oleh karena itu, upaya kekhawatiran bahwa anak ini akan diikuti
pengulangan menjadi penting untuk dalam kekafiran dan keterjerumusan dalam
menjadikan mereka paham pelajaran yang kezaliman dan kedurhakaan, yaitu saat dia
diterima (Arifin, 2018). sudah dewasa, karena kecintaan terhadap
Guru tidak boleh bosan apabila memang anak merupakan naluri dan dimungkinkan
murid selalu bertanya, bisa jadi memang terjadi sikap yang toleran dan simpati dari
level tingkat pemahaman mereka lambat kedua orang tuanya kepadanya. Dengan
sehingga membutuhkan penjelasan demikian, pembunuhan terhadapnya
lanjutan. Penjelasan yang dipaparkan Khidir merupakan perlindungan terhadap akidah
kepada Musa melambangkan upaya seorang kedua orang tuanya. Ini termasuk dalam
guru menjelaskan kepada murid terkait kategori antisipasi, maksudnya mencegah
materi yang dipelajari. Dia jelasakan sarana yang berimplikasi pada perbuatan
mengapa Khidir melubangi perahu, terlarang menurut syariat (Zuhaili, 2013).
membunuh seorang anak muda dan Dia (Khidir) pun menjelaskan alasan
menegakkan dinding rumah yang hampir menegakkan dinding yang hampir roboh
roboh (Arifin, 2018). dalam QS. Al-Kahfi (18) :82
Berikut penjelasan sebab-sebab yang Adapun terkait pembangunan dinding
dilakukan oleh Khidir selama dalam tanpa imbalan, itu terjadi di Negeri
perjalanan, yaitu: Anthakiyah. Dinding rumah tersebut hampir
Alasan mengapa dia (Khidir) melubangi roboh dan dibawahnya tersimpan harta
perahu dalam QS. Al-Kahfi (18): 78-79 yang disimpan milik dua anak yatim di kota
Adapun kejadian pelubangan perahu, itu itu. Sementara ayah mereka berdua adalah
dimaksudkan untuk membuat perahu orang yang soleh, maka Allah hendak
tampak jelek demi menjaga dan menjaga harta itu tetap tersimpan dan
melindunginya, Sesungguhnya Allah telah terjaga bagi keduanya. Oleh karena itu,
menunjukkan Khidhr kepada hikmah Khidhr meruntuhkan kemudian
batiniah. Maka dia berkata, sesungguhnya membangun kembali untuk menjaga harta
aku melubangi perahu tersebut karena kedua anak yatim tersebut. Setelah
mengetahui sebab-sebab perbuatan itu dan
Tadbir Muwahhid ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2018 165

mengetahui hikmahnya, hati Musa menjadi Adapun nilai pendidikan dalam QS. Al-Kahfi
tenang kembali dan kemarahannya pun ayat 60-82, yang mana dalam kisah Nabi
reda, serta hilanglah gejolak di dalam Musa dan hamba Allah tersebut terdapat
dirinya yang memandang penting standar proses yaitu: (1) Nilai kesabaran
penolakan terhadap kemungkaran secara dan tekat; (2) Nilai urgenitas menyiapkan
zahir, karena Allah memberi taufik kejalan bekal; (3) Sikap tawadhu’; dan (4) Nilai
yang lurus (Zuhaili, 2013). urgensi menjelaskan materi pelajaran.
Penjelasan yang diuraikan Khidir
menjadikan Musa menjadi pembelajar yang Implikasi
paham atas materi yang diterima. Materi Penelitian ini dapat diambil hikmah dan bisa
yang sebelumnya tidak dia mengerti dan diterapkan dalam proses belajar di sekolah.
ditanyakan, menjadi dipahami setelah Dalam mentransmisikan materi pendidikan
mendapatkan penjelasan. Model penjelasan Islam pada siswa, materi pendidikan Islam
yang digunakan secara lisan kepada pelajar dapat dijadikan titik fokus tersendiri dan
guna mencapai tujuan pembelajaran dapat pula diintegrasikan dalam mata
tertentu (Arifin, 2018). pelajaran lain di Sekolah. Adapun Hasil dari
Berdasarkan cerita di atas peneliti dapat penelitian mampu memberikan implikasi,
disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan antara lain: (1) Implikasi terhadap
dan standar proses dalam QS. Al-Kahfi yang pengembangan cara belajar dan mengajar di
bisa menjadi pelajaran bahwa antara guru kelas; (2) Implikasi terhadap cara pandang
dengan siswa harus memberikan kerjasama guru terhadap siswa; dan (3) Implikasi
yang baik, siswa harus mampu bersabar terhadap pendidikan dan tenaga
sampai ada penjelasan dari seorang guru, kependidikan.
sehingga mampu menciptakan aktivitas
yang efektif dan efisien dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maragi, A. M. (1992). Terjemah Tafsir Al-
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Maragi 21. Semarang: Toha Putra
Semarang.
Kesimpulan Al-Qur'an dan Terjemahan. (2009).
Metode pendidikan anak yang disampaikan Bandung: PT Sigma Examedia
Luqman dalam mendidik anak adalah Arkanleema.
metode suri tauladan. Luqman berwasiat Arifin, M. L. (2018). Nilai-Nilai Edukasi
kepada anaknya selalu memberikan contoh- dalam Kisah Musa-Khidir dalam Al-
contoh langsung yang dilakukan oleh Qur'an. Jurnal Dialektika, 8(1), 28-39.
Luqman yakni dengan perbuatan nyata yang Harahap, N. (2014). Penelitian Kepustakaan.
diperlihatkan (dicontohkan) kepada Jurnal Iqra', 8(1), 68-73.
anaknya. Adapun nilai pendidikan dalam QS. Muhadjir, N. (2000). Metodologi Penelitian
Luqman ayat 12-19 adalah: (1) Pendidikan Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
ketauhidan; (2) Pendidikan berbakti kepada Rifa'i, M. N. (2012). Tafsir Ibnu Katsir.
kedua orang tua; (3) Pendidikan disiplin Depok: Gema Insani.
dan taat terhadap hukum; (4) Pendidikan Sada, H. J. (2015). Konsep Pembentukan
pribadi mandiri dan bertanggung jawab; Kepribadian Anak dalam Perspektif Al-
dan (5) Pendidikan akhlaqul karimah. Qur'an (Surat Luqman Ayat 12-19). Al-
166 Sugiana et al. Standar pendidikan Islam pada anak

Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 6(1), Surin, B. (2012). ALKANZ Terjemah dan
253-272. Tafsir Al-Qur'an. Bandung: Titian Ilmu.
Shihab, M. Q. (2006). Tafsir Al-Misbah, Pesan, Zuhaili, W. A. (2013). Tafsir Al-Wasith.
Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an 7. Jakarta: Gema Insan.
Jakarta: Lentera Hati.
AUTHOR GUIDELINE

TADBIR MUWAHHID

I. General Information

1. The manuscript should be written in Indonesian and have never been


published in another journal having ISSN or ISBN. Articles ever presented in
a forum, such as seminars, should be mentioned forum.
2. The manuscript must be an educational research result which contributed
toward the understanding, development theory, the scientific concept, and the
implications for elementary school teacher education.
3. The manuscript should be written in the form of article instead of a report. It
shall be narrated into a good Indonesian complying with the principles of
Indonesian grammar, instead of points.
4. The author should register as an author in this link;
http://ojs.unida.ac.id/index.php/JTM before they can log in to the journal of
Tadbir Muwahhid, to submit and upload the manuscript.
5. The manuscript will be published in Tadbir Muwahhid Journal after being
reviewed by peer reviewers.
6. The editorial staffs have the right to edit the manuscript without making any
changing to its content.
7. The author of the manuscript is liable for the content of the published
manuscript.
8. Tadbir Muwahhid Journal will inform the author in case of an unpublished
manuscript.
9. Submitted manuscript and illustration legally belong to the publisher and
should not be published in other media without official permission of the
publisher.
10. All forms of communication should be electronically based.
11. The writing template can be downloaded on the website of Tadbir Muwahhid
Journal: http://ojs.unida.ac.id/index.php/JTM.
12. For further information please contact: Tadbir Muwahhid Journal Publications
Unit, Faculty of Education, Djuanda University,B Building, 3rd floor, Journal
Room, Jl Tol Ciawi No 1, Bogor, West Java, Indonesia, 16720, Phone. 0251-
8243872; e-mail: tadbir.muwahhid@unida.ac.id

II. Writing Systematic

1. Titles are equipped with the author's name, author’s institution, address and
corresponding e-mail (e.g. sifulan@unida.ac.id NOT in sifulan@gmail.com)
2. Abstract is written in Indonesian and English (with the title). Abstract of the
research is made in one paragraph without subtitles which consists of the
purpose, methods, results, conclusions.
3. Following the structured abstract in English 3-6 keywords are included.They
should represent the content of your manuscript and be specific to your field
or sub-field. Avoid using keywords form the title of the paper.
4. Sub title is composed of: Introduction (consisting of background, problem
formulation, literature review and objectives written in one chapter without
subtitles), Methods, Results and Discussion, Conclusion and Implication

III. Writing Technique

1. The title should be no more than 12 words, describing the entire contents of
the writings, letters typed in Times New Roman (TNR) type font 14 Bold
Capital (the title of the English abstract should also be no more than 12
words).
2. Abstract is written in Indonesian and English in which consists of 150 to 250
words and written in one paragraph that contains purpose, methods, and
accompanied by 3-6 keywords, typed in TNR font 11
3. The manuscript is typed in TNR font 12 of 1,5 space A4 paper size (210 x 297
mm). The submission file is in Microsoft Word document file format used in
entire manuscript.
4. The maximum length of the manuscript-including structured abstract in
English, tables, and references is 5000-7000 words.
5. The images should be in JPEG format and have an minimum resolution of 300
dpi (dots per inch), the tables should be included in the body of the text rather
than as an attachment
6. Figures and tables should be numbered with Arabic numerals, and table titles
and briefed information of the table written in TNR-12 font with single space.
7. Per September 2018, article processing fee for outside authors is IDR
500.000,- and for inside authors (from UNIDA) is IDR 200.000,-. The
author(s) will be given one copies of fully printed journals
8. Unpublished manuscripts will be returned or informed via e-mail in the form
of notification.

Figure Sample

50

45

40
Tingkat Partisipasi (%)

35

30

25 Siklus 1
20

15 Siklus 2
10

0
Kegiatan Persiapan Kegiatan Pelaksanaan Penyelesaian kegiatan Pengkomunikasian Hasil

Tahapan Kegiatan

Gambar 1 Tingkat Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Diskusi.....


Table Sample

Tabel 1 Skor Kemampuan Siswa Melakukan ..... pada Pembelajaran ........

No. Aspek Penilaian Skor


1. Kognitif 75
2. Afektif 80
3. Psikomotorik 80

IV. References

1. The format of headings, tables, figures, citations, references, and other details
follow the APA 6 style as described in the Publication Manual of the
American Psychological Association, available in
http://sydney.edu.au/library/subjects/downloads/citation/APA%20Complete_2
012.pdf
2. References: cultivated from primary sources (journals / magazines scientific or
research report) and current / latest (maximum 10 years). References only lists
the sources referenced in the article body. Otherwise the name referenced in
the body must exist in the bibliography.

Example:

1. e-book

Format : Author, A.B. (Tahun). Title of book . Location:Publisher

a. With one author


Mitchell, D. R. (2008). What really works in special and inclusive education:
using evidence-based teaching strategies. London ; New York:
Routledge.

b. Two until five authors


Armstrong, A. C., Armstrong, D., & Spandagou, I. (2010). Inclusive
education: international policy and practice. Los Angeles: SAGE.

c. Buku Chapter (Book Section)

Effendi, S. (1982). Unsur-unsur penelitian ilmiah. Dalam Masri, S (Ed.).


Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES.

2. Journal. magazine, newspaper from format print

Format : Pengarang, A. B. , Pengarang, C. D. , & Pengarang, E. F.


(Tahun). Judul dari artikel. Judul dari Jurnal, vol(Tahun), xxx-yyy,
doi:xxxxxxxxxx
a. Online journal
Rohmah, I. (2017). Classroom Interaction in English Language Class for Students of
Economics Education. Arab World English Journal, 8(2), 192–207.
https://doi.org/10.24093/awej/vol8no2.14

b. Journal with 2- 6 authors


Caldarella, P., Sabey, C. V., & Griffin, A. A. (2017). The effects of a buddy bench on
elementary students solitary behavior during recess. Lnternational Electronic
Journal of Elementary Education, 10(1), 27–36.
https://doi.org/10.26822/iejee.2017131884

c. More than 6 authors


Wolchik, S. A., West, S. G., Sandler, I. N., Tein, J., Coatsworth, D., Lengua, L., et al.
(2000). An experimental evaluation of theorybased mother and mother-child
programs for children of divorce. Journal of Consulting and Clinical
Psychology, 68(5), 843-856.

d. From national newspaper

Nadhir, M. (2017, November 10). Kompas.com (jika online, ditambahkan dengan


alamat website-nya)

3. From skription/thesis/disersation
Helza, Y. (2016). Peningkatan kemampuan membaca siswa melalui metode Card Sort
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I MI Miftahul Falah Bekasi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Slamet Suyanto. (2009). Keberhasilan sekolah dalam ujian nasional ditinjau dari
organisasi belajar. Disertasi, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Jakarta.

4. From abstract proceeding:

Paidi. Urgensi pengembangan kemam-puan pemecahan masalah dan metakognitif


siswa SMA melalui pembelajaran biologi. Prosiding, Seminar dan
Musyawarah Nasional MIPA, 2008. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta.

g. From internet

White H. 2007. Problem-based learning in introductory science across disciplines.


Retrieved October 4, 1999 from
http://www.udel.edu/chem/white/finalrpt.html.

h. Legal document
Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan inklusif
PANDUAN PENULISAN PENULIS

TADBIR MUWAHHID

I. Informasi Umum

1. Naskah harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan belum pernah dipublikasikan di
jurnal lain yang memiliki ISSN atau ISBN. Artikel yang pernah dipresentasikan
dalam forum, seperti seminar, harus disebut forumnya.
2. Naskah harus merupakan hasil penelitian pendidikan yang berkontribusi terhadap
pemahaman, teori pembangunan, konsep ilmiah, dan implikasi pendidikan guru
sekolah dasar.
3. Naskah harus ditulis dalam bentuk artikel dan bukan laporan dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik yang sesuai dengan prinsip tata bahasa
Indonesia, bukan poin per poin.
4. Penulis harus mendaftar sebagai penulis di link ini;
http://ojs.unida.ac.id/index.php/JTM sebelum bisa login ke jurnal Tadbir
Muwahhid, untuk menyerahkan dan mengunggah manuskripnya.
5. Naskah akan dipublikasikan di Jurnal Tadbir Muwahhid setelah ditinjau oleh
peer reviewers.
6. Staf editorial berhak mengedit manuskrip tanpa mengubah isinya.
7. Penulis manuskrip bertanggung jawab atas isi naskah yang diterbitkan.
8. Jurnal Tadbir Muwahhid akan menginformasikan kepada penulis jika ada naskah
yang tidak diterbitkan.
9. Manuskrip dan ilustrasi yang dikirim secara legal termasuk ke dalam penerbit dan
tidak boleh dipublikasikan di media lain tanpa izin resmi dari penerbit.
10. Semua bentuk komunikasi harus berbasis elektronik.
11. Template penulisan bisa diunduh di situs Jurnal Tadbir Muwahhid di
http://ojs.unida.ac.id/index.php/JTM
12. Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi: Jurnal Tadbir Muwahhid, Unit
Publikasi, Fakultas Pendidikan, Universitas Djuanda, Gedung B, Lantai 3, Ruang
Jurnal, Jl Tol Ciawi No 1, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 16720, Telepon. 0251-
8243872; e-mail: tadbir.muwahhid@unida.ac.id

II. Sistematika Penulisan

1. Judul dilengkapi dengan nama penulis, institusi penulis, alamat dan email
yang sesuai (mis. sifulan@unida.ac.id BUKAN sifulan@gmail.com)
2. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (dengan judul).
Abstrak penelitian dibuat dalam satu paragraf tanpa sub judul yang terdiri dari
tujuan, metode, hasil, kesimpulan.
3. Abstrak terstruktur dalam bahasa Inggris dengan mengikutsertakan 3-6 kata
kunci. Kata kunci harus mewakili isi manuskrip dan spesifik untuk bidang
atau sub-bidang Anda. Hindari penggunaan kata kunci berupa judul tulisan.
4. Sub judul terdiri dari: Pendahuluan (terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tinjauan literatur dan tujuan yang ditulis dalam satu bab tanpa teks),
Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Implikasi, Daftar
Pustaka

II. Teknik Penulisan

1. Judul tidak lebih dari 12 kata, menggambarkan keseluruhan isi tulisan, huruf
yang diketik dalam Times New Roman (TNR) 14 Bold Capital (judul
abstrak bahasa Inggris juga harus tidak lebih dari 12 kata) .
2. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang terdiri dari 150
sampai 250 kata dan ditulis dalam satu paragraf yang berisi tujuan, metode,
hasil dan kesimpulan dan disertai dengan 3-6 kata kunci, diketik dalam huruf
TNR 11
3. Naskah tersebut diketik dalam font TNR- 12, spasi 1,5 ruang ukuran kertas A4
(210 x 297 mm) dalam format Microsoft Word yang digunakan dalam
keseluruhan naskah.
4. Panjang maksimum manuskrip - termasuk abstrak dalam bahasa Inggris, tabel,
dan daftar pustaka adalah 5000-7000 kata.
5. Gambar harus dalam format JPEG dan memiliki resolusi minimal 300 dpi
(titik per inci), tabel harus dimasukkan ke dalam tubuh teks dan bukan sebagai
lampiran.
6. Angka dan tabel harus diberi nomor dengan angka Arab, dan judul tabel dan
informasi singkat tentang tabel yang ditulis dalam font TNR-12 dengan spasi
tunggal.
7. Per September 2018, biaya proses publikasi jurnal bagi penulis luar dikenakan
biaya sebesar Rp 500.000,-, sedangkan bagi penulis dalam UNIDA akan
dikenakan biaya sebesar Rp 200.000,-. Penulis akan mendapatkan salinan
cetak jurnal sebanyak 1 eksemplar..
8. Naskah yang tidak diterbitkan akan dikembalikan atau diinformasikan via e-
mail berupa notifikasi.

III. Contoh gambar

50

45

40
Tingkat Partisipasi (%)

35

30

25 Siklus 1
20

15 Siklus 2
10

0
Kegiatan Persiapan Kegiatan Pelaksanaan Penyelesaian kegiatan Pengkomunikasian Hasil

Tahapan Kegiatan

Gambar 1 Tingkat Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Diskusi.....


Contoh Tabel

Tabel 1 Skor Kemampuan Siswa Melakukan ..... pada Pembelajaran ........

No. Aspek Penilaian Skor


1. Kognitif 75
2. Afektif 80
3. Psikomotorik 80

IV. Daftar Pustaka

1. 1. Format judul, tabel, gambar, kutipan, referensi, dan rincian lainnya


mengikuti gaya APA 6 seperti yang dijelaskan dalam Manual Publikasi
American Psychological Association, yang tersedia di
http://sydney.edu.au/library/subjects/downloads/citation/APA%20Complete_2
012.pdf
2. Referensi: harus dari sumber primer (jurnal / majalah ilmiah atau laporan
penelitian) dan terkini / terbaru (maksimal 10 tahun). Referensi hanya
mencantumkan sumber yang dirujuk di badan artikel. Jika tidak, nama yang
dirujuk dalam tubuh harus ada dalam bibliografi.

Contoh penulisan:

1. Buku Teks

Format Umum: Pengarang, A.B. (Tahun). Judul buku . Lokasi:Penerbit

Contoh:
a. Satu pengarang
Mitchell, D. R. (2008). What really works in special and inclusive education: using
evidence-based teaching strategies. London ; New York: Routledge.

b. Dua sampai lima pengarang


Armstrong, A. C., Armstrong, D., & Spandagou, I. (2010). Inclusive education:
international policy and practice. Los Angeles: SAGE.

c. Buku Chapter (Book Section)

Effendi, S. (1982). Unsur-unsur penelitian ilmiah. Dalam Masri, S (Ed.). Metode


penelitian survei. Jakarta: LP3ES.
2. Jurnal. majalah atau koran dari format print

Format umum: Pengarang, A. B. , Pengarang, C. D. , & Pengarang, E. F. (Tahun).


Judul dari artikel. Judul dari Jurnal, vol(Tahun), xxx-yyy, doi:xxxxxxxxxx

Contoh:

a. Jurnal online
Rohmah, I. (2017). Classroom Interaction in English Language Class for Students of
Economics Education. Arab World English Journal, 8(2), 192–207.
https://doi.org/10.24093/awej/vol8no2.14

b. Jurnal dengan 2- 6 pengarang


Caldarella, P., Sabey, C. V., & Griffin, A. A. (2017). The effects of a buddy bench on
elementary students solitary behavior during recess. Lnternational Electronic
Journal of Elementary Education, 10(1), 27–36.
https://doi.org/10.26822/iejee.2017131884

c. Lebih dari 6 pengarang (ditulid 6 pengarang, setelah itu menggunakan et.al)


Wolchik, S. A., West, S. G., Sandler, I. N., Tein, J., Coatsworth, D., Lengua, L., et al.
(2000). An experimental evaluation of theorybased mother and mother-child
programs for children of divorce. Journal of Consulting and Clinical
Psychology, 68(5), 843-856.

d. Dari koran nasional

Nadhir, M. (2017, November 10). Kompas.com (jika online, ditambahkan dengan


alamat website-nya)

3. Dari skripsi/tesis/desertasi
Helza, Y. (2016). Peningkatan kemampuan membaca siswa melalui metode Card Sort
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I MI Miftahul Falah Bekasi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Slamet Suyanto. (2009). Keberhasilan sekolah dalam ujian nasional ditinjau dari
organisasi belajar. Disertasi, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Jakarta.

4. Dari kumpulan abstrak penelitian atau proceeding:

Paidi. Urgensi pengembangan kemam-puan pemecahan masalah dan metakognitif


siswa SMA melalui pembelajaran biologi. Prosiding, Seminar dan
Musyawarah Nasional MIPA, 2008. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta.

g. Dari internet

White H. 2007. Problem-based learning in introductory science across disciplines.


Retrieved October 4, 1999 from
http://www.udel.edu/chem/white/finalrpt.html.
h. Dokumen perundangan
Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan inklusif
FORM TADBIR MUWAHHID – 1

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS 1

Kepada
Dewan Editor Jurnal Tadbir Muwahhid

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Djuanda Bogor

Bersama ini kami mengajukan naskah,


Judul:

………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………

Penulis:

No Penulis lengkap dengan gelar Nama dan Alamat Institusi, Tanda Tanggal
akademik email Tangan
1

untuk dipublikasikan pada jurnal Tadbir Muwahhid. Kami menyatakan bahwa naskah dimaksud
adalah naskah orisinal hasil penelitian kami yang belum pernah dipublikasikan, tidak sedang dalam
proses publikasi oleh media publikasi lainnya, tidak akan diajukan ke media publikasi lainnya selama
dalam proses penelaahan (review) kecuali jika kami menarik secara resmi naskah dimaksud dari
Dewan Redaksi Jurnal Tadbir Muwahhid, terbebas dari plagiarisme, dan kami bertanggung jawab
atas seluruh substansi naskah berjudul tersebut di atas yang kami tulis.
Nama penulis untuk korespondensi: ………………………………………………………………………………………………..
Telepon/HP: …………………………….…….. (hanya digunakan untuk keperluan korespondensi)
Email: ………………………………….............................. (untuk keperluan korespondensi dan akan dicantumkan
pada artikel yang dipublikasikan)

Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.


Materai 6000
Tanggal: …………………………..
Penulis: …………………………………………………… Tanda tangan:………………………………………………….

1Dikirim ke Dewan Redaksi Tadbir Muwahhid, FKIP Universitas Djuanda Bogor, Jl Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35
Ciawi Bogor 16720, dan hasil scanning-nya diemailkan ke tadbir.muwahhid@unida.ac.id
FORM TADBIR MUWAHHID - 2

SURAT PERNYATAAN PEMINDAHAN HAK CIPTA 2


Yang bertanda tangan di bawah ini adalah penulis naskah yang berjudul:

………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………

yang diajukan untuk dipublikasikan pada jurnal TADBIR MUWAHHID p-ISSN 2579-4876 e-
ISSN 2579-3470 menyatakan bahwa:
Kami bersedia memindahkan hak publikasi, distribusi, reproduksi, dan menjual naskah kami
yang berjudul tersebut di atas sebagai bagian dari jurnal Tadbir Muwahhid kepada Dewan
Redaksi Jurnal Tadbir Muwahhid p-ISSN 2579-4876 e-ISSN 2579-3470.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sadar, penuh rasa tanggung jawab, dan
tanpa paksaan dari pihak mana pun!

No Nama Penulis Nama dan Alamat Institusi, email Tanda Tanggal


(lengkap Tangan
dengan gelar
akademik)

2Dikirim ke Dewan Redaksi Tadbir Muwahhid, FKIP Universitas Djuanda Bogor, Jl Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35
Ciawi Bogor 16720, dan hasil scanning-nya diemailkan ke tadbir,muwahhid@unida.ac.id

Anda mungkin juga menyukai