Anda di halaman 1dari 24

FORMATIF 1

Formulasi Sediaan Solida Komposisi tablet:


1. Zat aktif obat
a. Pengikat (binder) Berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk
saat granulasi dan kempa, menambah daya kohesi yang telah ada pada
bahan pengisi
Contoh: turunan selulosa, avicel, Na-CMC, HPMC, gelatin, gom arab,
tragakan, pektin, amilum, PEG, Na-alginat, povidon, kopolidon
b. Pengisi (filler) Berfungsi menambah bobot agar dapat dikempa
menjadi tablet
Contoh: turunan selulosa, avicel-PH (101, 102, 103), MCC, amilum,
sukrosa, dekstrosa, mannitol, kalium karbonat
c. Penghancur (disintegran) Meningkatkan daya disolusi tablet
Contoh: croscarmellulosa, crospovidon, amprotab, primojel, ac-disol,
asam alginate
d. Pelincir
 Lubrikan Berfungsi mengurangi gesekan antara isi tablet
dengan dinding ruang cetak - Jika kekurangan maka akan
menyebabkan sisi permukaan tablet tergores tak teratur dan kerja
mesin tablet akan lebih berat Contoh: Magnesium stearat, asam
stearat (jika zat aktif inkompatibilitas dengan logam maka dapat
dipilih asam stearat)
 Anti adherent Berfungsi mencegah melekatkan sebagian massa
tablet pada permukaan mpencetak tablet (punch) Contoh: talk,
jagung
 Glidan - Berfungsi memperbaiki sifat aliran granul.
Glidan Terdapat di antara partikel granul sehingga dapat
memperkecil gesekan sesama partikel granul. Glidan dapat
memperkecil partikel granul bergabung membentuk partikel yang
lebih besar Contoh: aerosil, talk, pati jagung
e. Bahan lainnya: pewarna, pemanis, pewangi, dan lainnya

Eksipien yang Digunakan dalam Sediaan Semi Solida dan Likuid *Basis
Semisolid

1. Hidrokarbon Bersifat inert, turunan minyak bumi, sulit tercuci oleh air,
dan tidak terabsorpsi oleh kulit.
Contoh: parafin, vaselin kuning, vaselin putih
2. Basis serap Bersifat hidrofil, menyerap kelebihan air pada kulit. Contoh:
lanolin, lanolin anhidrat 3. Basis larut air Bersifat larut dalam air, dapat
dicuci, tidak mengiritasi. Contoh: PEG
a. Emulgator
1. Air dalam minyak (W/O) : lanolin, span (sorbitan ester)
2. Minyak dalam air (O/W) : tween (polisorbat), metilselulosa, akasia,
tragakan
b. Gelling agent Hidrokoloid yang memberikan konsistensi tiksotropik
pada gel.
Contoh: Tragakan, turunan selulosa, alginat, pektin, gelatin, povidone
c. Wetting agent Sebagai zat pendispersi pada sediaan suspensi.
Contoh: Gliserin, propilenglikol, PEG
d. Surfaktan Menurunkan tegangan permukaan.
1. Non ionik: ester polietilen
2. Kationik: benzalkonium klorida
3. Anionik: Na dodesil sulfat
e. Antioksidan Mencegah oksidasi.
Contoh: BHA, BHT, propil galat, tokoferol
f. Pengawet Mencegah kerusakan obat akibat bakteri atau jamur.
Contoh: benzalkonium klorida, amonium kuartener, formaldehid (utk
topikal), asam sorbit, asam benzoat, paraben, alkohol
g. Softener Membuat sediaan lebih lembut.
Contoh: parafin cair
 
Bingung dan sulit menghafal eksipien? Sebenarnya tiap eksipien bisa saja
memiliki kemampuan lebih dari 1, tergantung seberapa besar persentase nya
dalam formulasi. Namun ini tidak perlu teman2 hafalkan. Kalau mau baca2 boleh
aja sih, silahkan buka HOPE (handbook of pharmaceutical excipients). Di buku
ini lengkap sekali keterangan terkait penggunaan eksipien.
TIPS #1 Temen2 bisa cek komposisi yg lain yg digunakan dalam formulasi tsb.
Karena tidak mungkin dalam suatu formulasi, ada yg digunakan dgn tujuan yg
sama.
Misal: suatu tablet formulasi nya omeprazole (zat aktif), eksipiennya amilum,
PEG, amprotab, talcum. Disini jelas fungsi PEG berarti sbg pengikat.
TIPS #2
1. jika jumlahnya besar atau lbh besar dari yg lainnnya itu pasti pengisi.
2. Jika disebutkan di akhir2 formulasi, itu pasti glidan/anti adherent/lubrikan
TIPS #3 Temen-temen harus liat sediaannya apa. Apakah tablet, emulsi, suspensi,
gel, dsb. Karena gak mungkin kaan wetting agent digunakan untuk formulasi
tablet wkwk, jadi diperhatikan lagi soal dan pilihan jawabannya yaah
 
OWA : Obat Wajib Apotek merupakan obat keras yg dapat diberikan oleh
apoteker dalam jumlah terbatas. Daftar OWA terbagi menjadi 3. Terlampir ya
masing2 DOWA nya saya share mohon diingat2 karena sering keluar juga di
UKAI. Umumnya, untuk antibiotik yg masuk OWA adalah antibiotik topikal.
Beberapa analgetik juga dapat diberikan dalam jumlah terbatas.
 
Berikut saya buat rangkuman dari DOWA 1-3 yang sering keluar/sering dipake
ya: DOWA 1
Oral kontrasepsi -> max 1 siklus, dengan syarat siklus pertama harus dgn resep
dokter
Metoklopramid -> max 20 tab
Salbutamol -> max 20 tab
Asam Mefenamat -> max 20 tablet / 1 botol
DOWA 2
Omeprazol -> max 7 tab
DOWA 3
Alopurinol -> max 10 tab
Na diklofenak -> max 10 tab
Setirizin -> max 10 tab
Ranitidin -> max 10 tab
Gentamisin -> max 1 tube
 
Ukuran Cangkang Kapsul

FORMATIF 2
PENYAKIT INFEKSI
Silahkan teman2 sambil buka Modul Belajar OBATUKAI yaa. Disitu sudah
lengkap terapi untuk penyakit infeksi sesuai dengan Blueprint UKAI. Untuk
menghafal obat antibiotik, memang butuh waktu dan proses. Temen2 harus sering
baca dan mengerjakan soal2. Malam ini kakak mau share beberapa gambar dan
file (akan dikirim by WA) yang semoga dapat membantu teman2 dalam
memahami konsep pengobatan infeksi.
TIPS:
1. Kita harus tau infeksi tsb berasal dari bakteri/virus/parasit karena obatnya jelas
beda. 2. Kita sesuaikan pengobatan berdasarkan efektivitas obat. Misal antibiotik
spesifik gram positif digunakan untuk mengatasi bakteri gram positif, begitu pula
sebaliknya.
3. Kita harus highlight antibiotik yang digunakan utk penyakit atau bakteri tsb.
Minimal kita tahu first line nya untuk setiap penyakit, bisa cek di Modul ya.
4. Perhatikan juga pasiennya (anak/dewasa/hamil/menyusui) karena pengobatan
infeksi mayoritas berbeda2 setiap kondisi pasien.
5. Perhatikan antibiotik yang aman untuk ibu hamil dan menyusui. Perhatikan
juga antibiotik yang kontraindikasi untuk anak beserta efek samping yg
ditimbulkan.
7. Pelajari penggolongan antibiotik berdasarkan mekanisme kerja nya.
Yuk temen2, kita diskusi bareng2. Kalau ada yg ingin ditanyakan langsung aja
yaa.

..
..
 
,
summary umum AB
summary AB
summary AB
spektrum AB

EPILEPSI
Epilepsi merupakan penyakit yang ditandai dengan kejadian kejang yang
berulang dan reversibel. Serangan kejang yang merupakan gejala atau manifestasi
klinik utama epilepsi disebabkan oleh berbagai hal, yang dapat menimbulkan
kelainan fungsional (motorik, sensorik, otonom atau psikis).
Secara umum, penanganan awal untuk status gawat darurat:
1. Obat emergensi seperti diazepam melalui rektal atau midazolam IM.
2. Jika tidak membaik, dibawa ke RS dan biasanya diberikan lorazepam atau
fenitoin
Sementara kalau epilepsi yg bukan gawatdarurat, obatnya berdasarkan jenis
epilepsi (ada di image terlampir).
Nah berikut ini penjelasan dari tiap jenisnya:
1. Primarily generalised tonic clonic (grand mal) Tipe ini merupakan bentuk
kejang yang paling banyak terjadi. Fase awal dari terjadinya kejang biasanya
berupa kehilangan kesadaran disusul dengan gejala motorik secara bilateral, dapat
berupa ekstensi tonik beberapa menit disusul gerakan klonik yang sinkron dari
otot- otot yang berkontraksi, menyebabkan pasien tiba-tiba terjatuh dan terbaring
kaku sekitar 10-30 detik. Beberapa pasien mengalami pertanda atau aura sebelum
kejang. Kebanyakan mengalami kehilangan kesadaran tanpa tanda apapun. Dapat
juga terjadi sianosis, keluar air liur, inkontinensi urin dan atau menggigit lidah.
Segera sesudah kejang berhenti pasien tertidur. Kejang ini biasanya terjadi sekitar
2-3 menit.
2. Absence (petit mal) Kejang ini ditandai dengan hilangnya kesadaran yang
berlangsung sangat singkat sekitar 3-30 detik. Jenis yang jarang dijumpai dan
umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja.
3. Myoclonic Kejang tipe ini ditandai oleh kontraksi otot-otot tubuh secara cepat,
bilateral, dan terkadang hanya terjadi pada bagian otot-otot tertentu. Biasa terjadi
pada pagi hari setelah bangun tidur, pasien mengalami hentakan yang terjadi
secara tiba-tiba.
4. Tonic Pada kejang tonik, otot berkontraksi dan gangguan kesadaran terjadi
sekitar 10 detik
5. Atonic jarang terjadi. Pasien dapat tiba-tiba mengalami kehilangan kekuatan
otot yang mengakibatkan pasien terjatuh, namun dapat segera pulih kembali.
Terkadang terjadi pada salah satu bagian tubuh, misalnya mengendurnya rahang
dan kepala yang terkulai.
6. Partial Kejang ini terjadi pada salah satu atau lebih lokasi yang spesifik pada
otak.
Note: 1. asam valproat dan karbamazepin dapat menyebabkan spina bifida dan
hypospadia 2. barbiturat dan fenitoin dapat menyebabkan malformasi jantung. 3.
ibu hamil yang menderita epilepsi, sebaiknya menggunakan monoterapi.
Lamotrigine dan fenobarbital dapat digunakan karena dapat ditoleransi dan
terbukti memiliki efek malformasi paling minim diantara obat epilepsi lainnya.
 
INTERAKSI OBAT
Interaksi obat dibedakan berdasarkan mekanisme nya, yaitu
1. Farmasetik
2. Farmakodinamik
3. Farmakokinetik
Interaksi Farmasetik Interaksi ini disebut jg inkompatibilitas, bersifat langsung
dan dapat secara fisik atau kimiawi, misalnya terjadinya presipitasi, perubahan
warna, tidak terdeteksi (invisible), yang selanjutnya menyebabkan obat menjadi
tidak aktif. Contoh: interaksi fenitoin dengan larutan dextrosa 5% terjadi
presipitasi; amfoterisin B dengan larutan NaCl fisiologik terjadi presipitasi.
Solusi: ganti pelarut atau formulasi

Interaksi Farmakodinamik Interaksi ini terjadi antara obat yang memiliki efek
farmakologis, antagonis atau efek samping yang hampir sama. Interaksi ini dapat
terjadi karena kompetisi pada reseptor atau terjadi antara obat- obat yang bekerja
pada sistem fisiologis yang sama. Interaksi ini biasanya dapat diprediksi dari
pengetahuan tentang farmakologi obat-obat yang berinteraksi. Solusi: ganti obat
atau penyesuaian dosis

Interaksi Farmakokinetik Interaksi ini terjadi ketika suatu obat mempengaruhi


ADME (absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi) obat lainnya sehingga
meningkatkan atau mengurangi jumlah obat yang tersedia untuk menghasilkan
efek farmakologisnya. Solusi: 1. jika interaksi terjadi pada fase Absorbsi ->
diberikan jeda waktu antara pemberian kedua obat yg berinteraksi 2. jika interaksi
terjadi pada fase Distribusi, Metabolisme, dan Eliminasi -> obat perlu diganti
Ini list obat-obatan yang menginduksi dan menginhibisi enzim CYP. Jika salah
satu obat ini digunakan bersamaan dgn obat yang di metabolisme di hati, maka
akan terjadi penurunan atau peningkatan kadar obat tsb dalam darah.
Sekedar mengingatkan kembali, enzim CYP adalah enzim yang bekerja
memetabolisme obat di hati.
Analoginya seperti ini: Obat A: di metabolisme di hati Obat B: induktor enzim
CYP
Enzim CYP terinduksi -> semakin banyak obat A termetabolisme di hati ->
semakin sedikit obat A yang masih aktif di dalam darah -> penurunan kadar obat
A dalam darah -> penurunan efek dari obat A
Jadi diingat saja: Induktor enzim CYP dapat ⬇ kadar dan efek obat lain.
Sementara Inhibitor enzim CYP dapat ⬆ kadar dan efek obat lain.

FORMATIF 3
Uji stabilitas menurut Asean: Menurut ASEAN Guideline on Stability of Drug Product.
Kondisi penyimpanan uji secara umum dibagi menjadi 3:
Kondisi penyimpanan real time (suhu kamar) = Produk uji disimpan pada suhu
30±2°C/RH 75±5%
Frekuensi Uji 0, 3, 6, 12, 18 dan 24 bulan
Kondisi penyimpanan dipercepat = Produk uji disimpan pada suhu 40±2°C/RH 75±5%
Frekuensi Uji 0, 3 sampai 6 bulan
Kondisi penyimpanan alternative to accelerate study = Produk uji disimpan pada suhu
40±2°C/RH 75±5% hanya
Frekuensi Uji 0, 1, sampai 3 bulan
Pengujian stabilitas harus dilakukan dengan jumlah sampel uji minimal 3 (tiga) bets

Suhu Penyimpanan Obat


Suhu penyimpanan obat disesuaikan dengan sifat dari obat tsb (baik zat aktif maupun
eksipiennya).
Beku adalah suhu freezer yaitu -20 s/d 10 derajat. Contoh obat: vaksin polio oral, salep,
ovula.
Dingin adalah suhu tidak lebih dari 8 derajat. Lemari pendingin (kulkas) memiliki suhu
antara 2 - 8 derajat. Contoh obat: vaksin selain polio oral, insulin, produk darah.
Sejuk adalah suhu antara 8 s/d 15 derajat. Kecuali dinyatakan lain harus disimpan pada
suhu sejuk dapat disimpan dilemari pendingin. Contoh obat: suppositoria
Suhu Kamar adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang
diatur antara 15 s/d 30 derajat. Contoh obat: mayoritas obat sediaan solid disimpan pada
suhu kamar. Bisakodil suppo disimpan pada suhu kamar (15-25)

VALIDASI METODE ANALISA


Tips! Cara menentukan parameter yg diuji berdasarkan Keyword pada soal:
Persen recovery -> akurasi
Koefisien korelasi -> linearitas
Koefisien variasi -> presisi
Hanya dpt mengukur zat tertentu -> selektivitas

Ketepatan (akurasi): menyatakan berapa dekat angka terbaca pada alat ukur dengan
nilai sebenarnya sesuai besaran yang diukur tersebut. Alat ukur dengan ketepatan yang
tinggi menunjukkan angka terbaca yang sangat dekat dengan nilai sebenarnya sesuai
besaran yang diukur.
Ketelitian (presisi) : menyatakan berapa dekat nilai bacaan alat ukur jika digunakan untuk
mengukur suatu besaran berkali-kali. Alat ukur dengan ketelitian tinggi apabila digunakan
untuk mengkur benda yang sama akan memberikan hasil pengukuran yang sangat
berdekatan antara pengukuran satu dengan lainnya. Alat ukur dengan ketelitian yang
tinggi belum tentu mempunyai ketepatan yang tinggi pula, hal tersebut dapat disebabkan
oleh kesalahan sistematik pada alat ukur tersebut.
Kepekaan (sensitivitas): menyatakan perbandingan keluaran terhadap perubahan pada
besaran yang diukur. Suatu alat yang peka akan memberikan tanggapan atau respon
yang besar jika besaran yang diukur berubah sedikit sekali pun.
Spesifisitas : menyatakan bahwa alat ukur tsb spesifik untuk suatu senyawa tertentu.
Daya pisah (resolusi): menyatakan perubahan terkecil dari sebuah besaran yang diukur,
sejauh mana alat ukur dapat menanggapi perubahan terkecil tersebut.
Kesalahan : perbedaan simpangan atau nilai pada alat ukur terhadap nilai besaran
sebenarnya.
Uji stabilitas menurut Asean: Menurut ASEAN Guideline on Stability of Drug Product. Kondisi
penyimpanan uji secara umum dibagi menjadi 3: 1. Kondisi penyimpanan real time (suhu kamar) =
Produk uji disimpan pada suhu 30±2°C/RH 75±5% Frekuensi Uji 0, 3, 6, 12, 18 dan 24 bulan 2.
Kondisi penyimpanan dipercepat = Produk uji disimpan pada suhu 40±2°C/RH 75±5% Frekuensi
Uji 0, 3 sampai 6 bulan 3. Kondisi penyimpanan alternative to accelerate study = Produk uji
disimpan pada suhu 40±2°C/RH 75±5% hanya Frekuensi Uji 0, 1, sampai 3 bulan Pengujian
stabilitas harus dilakukan dengan jumlah sampel uji minimal 3 (tiga) bets
Sama mau tanya kak bedanya penyimpanan dipercepat dan alternatif to accelerate study
gmn kak kalo misal ada soalnya?
VALIDASI METODE ANALISA Tips! Cara menentukan parameter yg diuji berdasarkan Keyword
pada soal: 1. Persen recovery -> akurasi 2. Koefisien korelasi -> linearitas 3. Koefisien variasi ->
presisi 4. Hanya dpt mengukur zat tertentu -> selektivitas

FORMATIF 4
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.
Hiperglikemi dan Hipoglikemi dapat terjadi akibat penggunaan obat2 tertentu. Terlampir
ya tabelnya di whats app. Penggunaan obat2 tsb perlu diperhatikan bila pasien dengan
kondisi DM.
Perbedaan DM tipe I dan tipe II ada di image terlampir. Kriteria penegakan diagnosis dan
target nilai normal yg diharapkan juga terlampir.
Algoritma terapi DM dapat dilihat di modul.
Pilihan obatnya:
1. Insulin
2. Antidiabetes Oral
Pemilihan obat sesuai kondisi pasien. Untuk mekanisme kerja dari masing2 jenis
Antidiabetes Oral ada di modul, namun kakak lampirkan yang lebih detail supaya makin
paham ya.
Cara penggunaan Antidiabetes juga bervariasi. Terlampir bahan konseling utk obat
antidiabetes. Disitu banyak informasi penting yang perlu teman2 ketahui. Kakak rangkum
sedikit mengenai cara penggunaan obatnya ya:
1. Sulfonilurea : minum 30 menit sebelum makan
2. Meglitinid : minum segera hingga 30 menit sebelum setiap kali makan
3. Biguanid : minum bersama makanan
4. Tiazolidindion : minum bersama makanan
5. Inhibitor alfa glukosidase : minum bersama sendok pertama setiap makan

METFORMIN
👍 dislipidemia
👍 obesitas
👍 kesuburan wanita (mengobati PCOS)
❌ gagal ginjal
SULFONILUREA
❌ hipoglikemi
❌ obesitas (gol ini dpt meningkatkan berat badan)
TIAZOLIDINDION
👍 gagal ginjal
❌ fraktur, osteoporosis
❌ gangguan jantung
Keterangan 👍: direkomendasikan untuk pasien ❌: dikontraindikasikan untuk pasien

Ada berbagai jenis sediaan insulin yang tersedia, yang terutama berbeda dalam hal mula
kerja (onset) dan masa kerjanya (duration). Sediaan insulin untuk terapi dapat
digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Insulin masa kerja singkat (Short-acting/Insulin), disebut juga insulin reguler
2. Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting),
3. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat
4. Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)

JENIS – JENIS INSULIN :


1. rapid acting itu digunakan jika pasien butuh penurunan gkukosa secara cepat karna
onset kerjanya cepat.
2. short acting digunakan utk mncukuli insulin stlah makan selama 30-60'
3. intermediate digunakan utk mnckupi insulin slma stgah hari/spanjang malam
4. long acting untuk memcukupi insulin seharian..

OBAT ANTIOBESITAS
1. Orlistat (gol. gastrointestinal lipase inhibitor)
👍 gangguan ginjal
👍 terapi jangka panjang
2. Lorcaserin (gol. agonis reseptor serotonin 2C)
❌ gangguan ginjal
❌ gangguan hati
3. Phentermine, Phendimetrazine, dan Dietilpropion (gol. noradrenergik)
👍 terapi jangka pendek
❌ gangguan ginjal
❌ hipertensi
❌ gangguan kardiovaskular
❌ terapi jangka panjang
4. Amfetamin 🚫🚫🚫dapat menyebabkan ketergantungan dan efek stimulan. dilarang
utk digunakan sebagai penurun berat badan, walau kenyataannya efektif menurunkan
berat badan.

Bagaimana memilih pengobatan utk pasien asma?


Karena manifestasi klinis asma bervariasi, ada yang ringan, sedang dan berat, maka
pengobatannya harus disesuaikan dengan berat ringannya asma. Asma ringan mungkin
cukup diobati pada saat serangan, tidak perlu terapi jangka panjang, sedangkan asma
yang sedang sampai berat perlu dikontrol dengan pengobatan jangka panjang untuk
mencegah serangan berikutnya.
Jadi, berdasarkan penggunaannya,
pengobatan asma ada dua macam, yaitu
1. pengobatan saat serangan/kambuh (obat pelega) dan
2. pengobatan jangka panjang (obat pencegah atau pengontrol serangan).

Obat pengontrol harus dipakai setiap hari untuk mencegah kekambuhan, dan biasanya
diperlukan oleh pasien asma yang berat dimana kekambuhan terjadi hampir setiap hari.

Obat pelega saluran nafas biasanya memiliki aksi yang cepat untuk melonggarkan
saluran nafas.
Contohnya adalah salbutamol, terbutalin, ipratropium bromide dan teofilin/aminofillin.
Salbutamol merupakan golongan obat beta agonis yang aksinya cepat, dan banyak
dijumpai dalam berbagai bentuk sediaan. Ada yang berbentuk tablet, sirup, atau inhalasi.
Untuk mengatasi serangan asma, obat ini merupakan pilihan pertama.

Obat-obat pengontrol yang digunakan untuk pengobatan jangka panjang meliputi inhalasi
steroid, b2 agonis aksi panjang, sodium kromoglikat atau kromolin, nedokromil, modifier
leukotrien, dan golongan metilksantin.
Obat-obat untuk penggunaan jangka panjang sebaiknya menggunakan bentuk inhalasi,
karena efek samping sistemiknya lebih kecil daripada jika diberikan dalam bentuk
oral/obat minum.
Contoh obat yang digunakan untuk terapi jangka panjang adalah inhalasi kombinasi
budesonide dan formoterol Obat ini relatif aman dipakai jangka panjang untuk mengontrol
asma yang berat. Obat lain yang diindikasikan untuk pencegahan asma adalah ketotifen
(suatu anti alergi), teofilin lepas lambat, dan sodium kromoglikat/nedokromil. Namun
obat-obat yang terakhir ini adalah pilihan kedua jika pilihan pertama tidak ada atau tidak
berefek.
20.33
 
Nah sediaan obat asma kan ada yg inhalasi, sirup, tablet.
Bagaimana cara memilihnya? Kalau serangan asma akut, otomatis harus cepat ditangani
jd dipilih yg inhalasi karena efeknya yg cepat dan efek samping yg minim juga.
Kalau sediaan oral, digunakan sebagai obat pengontrol atau pencegah saja.

Teofilin

.
 
.

.
.
guideline asma

DM
.
.
target tatalaksana DM
20.40
 Balas
BR
Baiq Risky

Anda mungkin juga menyukai