Anda di halaman 1dari 4

Obat ukai

Formatif 1

Formulasi Pembuatan Sediaan Solid Komposisi tablet Zat aktif obat Pengikat (binder) Berfungsi memberi
daya adhesi pada massa serbuk saat granulasi dan kempa, menambah daya kohesi yang telah ada pada
bahan pengisi Contoh: turunan selulosa, avicel, Na-CMC, HPMC, gelatin, gom arab, tragakan, pektin,
amilum, PEG, Na-alginat, povidon, kopolidon Pengisi (filler) Berfungsi menambah bobot agar dapat
dikempa menjadi tablet Contoh: turunan selulosa, avicel-PH (101, 102, 103), MCC, amilum, sukrosa,
dekstrosa, manitol, kalium karbonat Penghancur (disintegrant) Meningkatkan daya disolusi tablet
Contoh: croscarmellulosa, crospovidon, amprotab, primojel, ac-disol, asam alginat Pelincir Lubrikan
Berfungsi mengurangi gesekan antara isi tablet dengan dinding ruang cetak. Jika kekurangan maka akan
menyebabkan sisi permukaan tablet tergores tak teratur dan kerja mesin tablet akan lebih berat Contoh:
Magnesium stearat, asam stearat (jika zat aktif inkompatibilitas dengan logam maka dapat dipilih asam
stearat) Anti adherent Berfungsi mencegah melekatkan sebagian massa tablet pada permukaan
mencetak tablet (punch) Contoh: talk, jagung c. Glidan - Berfungsi memperbaiki sifat aliran granul.
Glidan Terdapat di antara partikel granul sehingga dapat memperkecil gesekan sesama partikel granul.
Glidan dapat memperkecil partikel granul bergabung membentuk partikel yang lebih besar Contoh:
aerosil, talk, pati jagung Bahan lainnya Pewarna, pemanis, pewangi, dan lainnya

Formulasi Pembuatan Sediaan Semi Solid dan Likuid Eksipien yang Digunakan: Basis Semisolid
Hidrokarbon Bersifat inert, turunan minyak bumi, sulit tercuci oleh air, dan tidak ter-absorpsi oleh kulit.
Contoh: parafin, vaselin kuning, vaselin putih Basis serap Bersifat hidrofil, menyerap kelebihan air pada
kulit. Contoh: lanolin, lanolin anhidrat Basis larut air Bersifat larut dalam air, dapat dicuci, tidak
mengiritasi. Contoh: PEG Emulgator Air dalam minyak (W/O) : lanolin, span (sorbitan ester) Minyak
dalam air (O/W) : tween (polisorbat), metilselulosa, akasia, tragakan Gelling agent Hidrokoloid yang
memberikan konsistensi tiksotropik pada gel. Contoh: Tragakan, turunan selulosa, alginat, pektin,
gelatin, povidon Wetting agent Sebagai zat pendispersi pada sediaan suspensi. Contoh: Gliserin,
propilenglikol, PEG Surfaktan Menurunkan tegangan permukaan. Non ionik: ester polietilen Kationik:
benzalkonium klorida Anionik: Na dodesil sulfat Antioksidan Mencegah oksidasi. Contoh: BHA, BHT,
propil galat, tokoferol Pengawet Mencegah kerusakan obat akibat bakteri atau jamur. Contoh:
benzalkonium klorida, amonium kuartener, formaldehid (utk topikal), asam sorbit, asam benzoat,
paraben, alkohol Softener Membuat sediaan lebih lembut. Contoh: parafin cair

DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (DOWA)

OWA : Obat Wajib Apotek merupakan obat keras yg dapat diberikan oleh apoteker dalam
jumlah terbatas.
Daftar OWA terbagi menjadi 3. Umumnya, untuk antibiotik yg masuk OWA adalah antibiotik
topikal. Beberapa analgetik juga dapat diberikan dalam jumlah terbatas. Berikut kakak buat
rangkuman dari DOWA 1-3 yang sering keluar/sering digunakan ya:

DOWA 1 Oral kontrasepsi -> max 1 siklus, dengan syarat siklus pertama harus dgn resep dokter
Metoklopramid -> max 20 tab Salbutamol -> max 20 tab Asam Mefenamat -> max 20 tablet / 1
botol

DOWA 2 Omeprazol -> max 7 tab

DOWA 3 Allopurinol -> max 10 tab Na diklofenak -> max 10 tab Cetirizine -> max 10 tab
Ranitidin -> max 10 tab Gentamisin -> max 1 tube

a.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 347 Tahun 1990 tentang Obat Wajib Apotek No. 1
b.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 925 Tahun 1993 tentang Perubahan Golongan OWA No. 1
c.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 924 Tahun 1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2
d.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1176 Tahun 1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3

Sebenarnya tiap eksipien bisa saja memiliki kemampuan lebih dari 1, tergantung seberapa besar
persentase nya dalam formulasi. Namun ini tidak perlu teman-teman hafalkan semuanya. Kalau
mau baca-baca boleh aja sih, silahkan buka HOPE (Handbook of Pharmaceutical Excipients). Di
buku ini lengkap sekali keterangan terkait penggunaan eksipien.

TIPS #1 Cek komposisi lain yang digunakan dalam formulasi tsb. Tidak mungkin dalam suatu
formulasi, ada eksipien yang digunakan dengan tujuan yang sama. Misal: suatu tablet formulasi
nya omeprazole (zat aktif), eksipiennya amilum, PEG, amprotab, dan talcum. Disini jelas fungsi
PEG berarti sebagai pengikat. TIPS #2 Jika jumlahnya besar atau lebih besar dari eksipien
lainnnya, biasanya itu adalah pengisi. Jika disebutkan di akhir formulasi, biasanya itu adalah
glidan/anti adherent/lubrikan

TIPS #3 WAJIB melihat bentuk sediaannya. Apakah tablet? Emulsi? Suspensi? Gel? dsb. Karena
tidak mungkin kan wetting agent digunakan untuk formulasi tablet :) jadi diperhatikan lagi soal
dan pilihan jawabannya yaa.
Diskusi

1. kapan digunakan avicel 101, 102, 103 kak?


beda 101, 102, 103 itu lebih ke ukuran partikel nya

2. ini antibiotik disini apa hanya topikal ya kak? kaya amoxicillin itu berarti ngga termasuk
DOWA?
yang disini hanya sebagian list DOWAnya ini yang sering keluar di UKAI si.. untuk lebih
detail nya bisa di baca di daftar OWA menkes

3. jd penerapan disoal contohnya "sediaan krim A cepat/mudah berubah warna apabila


kontak dengan udara zat apa yg harus ditambahkan?" itu bisa pilih antioksidan

jadi intinya isotonis kan konsentrasi dalam sel dan lingkungan sediaan itu sama nah
isotonis cairan tubuh kita dengan sediaan liquid seperti injeksi itu setara dengan 0,9%
nacl
4. 21.10
jadi yang kita cari adalah bagaimana sediaan yang akan dibuat isotonis atau disetarakan
dengan 0,9% nacl
nanti akan diketahui nilai E tiap zat (E itu adalah ekivalansi nacl) dan konsentrasi
masing2 zat nya, kemudian dikalikan

Anda mungkin juga menyukai