Judul Artikel : Analisis Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard
Nama Jurnal : Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan Vol/ No/ Tahun : Vol.13/ No 1/ Tahun 2019 Penulis : Abdul Suhada dan Endang Hendrayanti Link Jurnal : https://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/optimal/article/view/1852 Terindeks : SINTA, Google Scholar dan IPI KOMPONEN HASIL REVIEW Abstrak dalam jurnal ini memuat tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian, yang dipaparkan secara jelas dan singkat sehingga Abstak memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian tanpa membaca secara keseluruhan. Seiring perkembangan bisnis yang semakin terbuka dalam persaingan global, pengukuran kinerja perusahaan secara komprehenship lebih di butuhkan dibandingkan pengukuran secara tradisional yaitu terfokus pada sisi keuangan saja. Kaplan dan Norton dalam teori Balanced Scorecard bahwa untuk memperoleh hasil kinerja keuangan yang baik maka kinerja non keuangan perlu diperhatikan karena hasil kinerja keuangan berdasarkan pada kinerja non keuangan. Balanced scorecard menurut Kaplan dan Norton (2000:7) merupakan suatu metode penilaian yang mencangkup empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif Pendahuluan pembelajaran dan pertumbuhan. Sejalan dengan visi dan misi yang dimiliki PT. Ju Won yaitu memperhatikan kepuasan pelaggan dan kualitas produk namun secara konkrit belum dilakukan karena saat ini penilaian kinerja perusahaan hanya pada perspektif keuangan saja, sehingga dalam penelitian ini, melengkapi penilaian kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced Scorcard. Focus penelitian pada persepektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan dibuatnya Balanced Scorecard oleh Kaplan dan Norton yaitu untuk menyeimbangkan kinerja dari aspek keuangan dan aspek non keuangan. Sehingga visi, misi, dan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan dapat tercapai dengan baik. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan tiga perspektif Balanced Scorecara Penelitian yaitu perspektif pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan dengan mengembangkan pengukuran yang relevan menggunakan Critical Succes Factors (CSFs). Sumber data ; Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari obyek penelitian, yaitu hasil observasi dan kuesioner. Data sekunder adalah data yang diambil dari perusahaan yang sudah diolah di dapatkan melalui dokumen-dokumen, meliputi data jumlah karyawan dan data jumlah pelanggan. Hasil dan 1. Perspektif Pelanggan Pembahasan Pada tahun 2017 mempunyai 5 pelanggan dan pada tahun 2018 bertambah satu pelanggan sehingga menjadi 6 pelanggan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan jumlah pelanggan sebesar 83,3% dengan nilai tersebut sudah sangat baik. Sedangkan hasil survei kepuasan pelanggan yang diukur melalui penyebaran kuesioner kepada 6 peruasahaan yang merupakan pelanggan PT Ju Won, memiliki skor rata- rata 4,14 dapat dikatakan baik. Skor tertinggi yaitu 4,67 pada pertanyaan P5, sedangkan skor terendah yaitu 3,33 pada pertanyaan P4, dapat disimpulkan bahwa pelanggan sudah puas dengan pelayanan baik jasa maupun produk yang diberikan oleh perusahaan, meskipun dalam menanggapi keluhan pelanggan masih dirasakan belum cepat dan tepat, namun secara keseluruhan pelanggan sudah puas terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan. 2. Perspektif Proses Bisnis Internal Berdasarkan perhitungan MCE didapatkan hasil sebesar 75%. Nilai tersebut merupakan ukuran yang menunjukan value added activity yang terdapat dalam aktivitas produksi untuk mengetahui seberapa besar non value added activity sebesar 25% nilai tersebut dapat dikurangi dan dieliminasi untuk mencapai nilai efektifitas produksi yang ideal. Karena nilai MCE yang ideal yaitu mencapai nilai 1. Akan tetapi, dengan nilai MCE sebesar 75% sudah cukup baik karena sudah melebihi dari nilai 50% jika hasil MCE = 50% maka perusahaan harus melakukan perbaikan karena separuh dari waktu proses produksi terdiri atas inspeksi, pemindahan, dan aktifitas tidak bernilai tambah. Usulan perbaikan dari peneliti untuk dapat meningkatkan nilai MCE yaitu dengan mengeliminasi aktivitas perpindahan (moving) dengan memperhatikan layout perusahaan yang memungkinkan untuk dilakukan perubahan layout bahwa aktivitas pemindahan bahan baku ke crushing dihilangkan dan mendekatkan aktivitas persiapan bahan baku dari gudang dan proses crushing. Aktivitas pemindahan ke bagian cleaning dan finishing dihilangkan dan menggabungkan aktivitas proses pemotongan dan proses cleaning dan finishing pada satu tempat karena pada aktivitas tersebut sama-sama bagian pemotongan. ari hasil perhitungan usulan perbaikan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa nilai MCE dapat meningkat dari 75% menjadi 81%. 3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Pada tahun 2017 jumlah turnover karyawan sebesar 6,4% dan pada tahun 2018 jumlah turnover karyawan sebesar 7,2%. Jika dibandingkan antara tahun 2017 dan tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 0,8%. Kesimpulan 1. Hasil penilaian kinerja PT. Ju Won dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard pada perspektif pelanggan cukup berpengaruh karena adanya peningkatan jumlah pelangan dan mampu mempertahankan pelanggan lama pada periode 2017 dan 2018, pada periode 2017 PT. Ju Won memiliki pelanggan sebanyak lima pelangan dan pada periode 2018jumlah pelanggan mengalami peningkatan sebanyak satu pelanggan dan jumlahnya menjadi enam pelanggan. Nilai dari retensi pelanggan sebesar 83,3% hal ini menunjukan bahwa perusahaan sudah bisa mempertahankan dan mendapatkan kepercayaan dari pelanggan. Dan dari hasil survei kepuasan pelanggan memiliki nilai 4,14 yang menggambarkan kepuasan pelanggan PT Ju Won baik. 2. Selanjutnya hasil penilaian kinerja PT. Ju Won dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard pada perspektif proses bisnis internal menunjukan adanya pengaruh terhadap kinerja PT Ju Won dengan hasil yang cukup baik, karena nilai dari perhitungan MCE sebesar 0,75 atau sebesar 75% hal ini dikatakan cukup baik walaupun masih belum ideal karena idealnya nilai MCE harus 1 atau 100 persen, nilai ini dikatakan cukup baik karena sudah melebihi 0,5 atau 50% karena jika nilai MCE = 50% maka setengah dari waktu proses produksi terdiri atas inspeksi, pemindahan, dan aktifitas tidak bernilai tambah lainnya. 3. Kemudian hasil penilaian kinerja PT Ju Won dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard pada pembelajaran dan pertumbuhan menunjukan adanya pengaruh terhadap kinerja PT Ju Won dengan hasil yang kurang baik, karena adanya peningkatan jumlah turnover karyawan selama periode 2017 dan 2018, dimana pada periode 2017 turnover karyawan sebesar 6,4% dan mengalami peningkatan pada periode 2018 yaitu menjadi 7,2% hal ini dikatakan kurang baik jika nilai turnover karyawan terus meningkat maka akan merugikan perusahaan karena dengan banyaknya karyawan yang keluar akan menambah biaya untuk perekrutan, biaya pelatihan dan proses adaptasi yang membutuhkan waktu yang cukup lama. 4. Dari hasil penilaian kinerja dengan menggunakan strategi balanced scorecard yang telah dihasilkan nilai kinerja PT Ju Won secara keseluruhan baik karena dari ketiga perhitungan perspektif tidak ada yang lebih mendekati ambang batas yang dapat merugikan perusahaan Saran 1. Pada perspektif proses bisnis internal, nilai MCE masih belum ideal tapi dengan adanya usulan perbaikan yaitu dengan menghilangkan aktivitas memindahkan dan mendekatkan aktivitas yang masih sama bagian kerjanya maka nilai MCE meningkat. Dengan adanya peningkatan nilai MCE diharapkan proses produksi dapat lebih efisien dan cepatditerima konsumen dengan biaya yang lebih rendah. 2. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perusahaan harus meminimalkan nilai turnover karyawan. Saran perbaikan yang diusulkan perusahaan perlu melakukan evaluasi beban kerja, system kompensasi dan menggali informasi melalui pendekatan kepada karyawan untuk melakukan upaya-upaya peningkatan loyalitas karyawan. Kekuatan 1. Penulis menampilkan banyak teori 2. Penggunaan teori dan model nalisis yang digunakan tepat/sesui 3. Hasil analisis yang disampaikan secara rinci dan jelas 4. Metode penelitian lengkap Kelemahan 1. Penulis tidak memaparkan menagenai teknik pengukuran Critical Succes Factors (CSFs). 2. Penulis tidak melakukaran pengukuran dalam Perspektif keuangan JURNAL II
Judul Artikel : Implementasi Metode Balanced Scorecard Untuk Mengukur Kinerja Di
Perusahaan ENGINEERING (Study Case PT. MSE) Nama Jurnal : Journal Industrial Servicess Vol/ No/ Tahun : Vol.5/ No 2/ Maret 2020 Penulis : Akhyar Zuniawan, Octoberry Julyanto, Yohanes Bangun Suryono, Dan Zulfa Fitri Ikatrinasari Link Jurnal : https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jiss/article/view/8008 Terindeks : SIINTA, Google Scholar dan Mendeley KOMPONEN HASIL REVIEW Abstrak Abstrak dalam jurnal ini memuat metode penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian, yang dipaparkan secara jelas dan singkat sehingga memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian tanpa membaca secara keseluruhan. Kekurangan tidak memuat tujuan penelitan Pendahuluan Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi. persaingan yang bersifat global dan tajam menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang memasuki persaingan tingkat dunia. Dengan adanya persaingan global perusahaan dihadapkan pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya, oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat mengetahui sejauh mana strategi dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1990 tentang “Pengukuran Kinerja Organisasi Masa Depan” menyebutkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan diperlukan ukuran komprehensif yang meliputi empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang disebut dengan Balance Scorecard. Metode Penelitian ini menggunakan metode Balanced Scorecard dengan menggunakan empat perspektif yaitu, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Metode Pengumpulan Data Digunakan 1. Kuesioner , kuesioner disebar kepada karyawan dan pelanggan perusahaan engineering PT. MSE dengan melibatkan surveyor pihak ketiga (www.surveymonkey.com). 2. Studi Pustaka, metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur- literatur yang relevan guna memperoleh gambaran teoritis mengenai konsep penilaian kinerja Balanced Scorecard. Hasil Dan 1. Hasil penilaian kinerja dalam perspektif keuangan menunjukan bahwa gross Pembahasan profit mempunyai rata-rata yang baik, sehingga diberi skor 0. Sedangkan operating income diberi skor 0, karena nilai operating income melebihi standar yang telah ada. Dan untuk net income diberi skor 0 karena dinilai sudah baik. Sedangkan untuk EBITDA juga diberi skor 0 karena sesuai dengan standard yang ditetapkan. 2. Hasil penilaian perspektif pelanggan diberi skor 0 karena skor rata-rata kepuasan pelanggan sebesar 45.8%. Kepuasan pelanggan dikatakan baik apabila skor rata- rata pada skala likert menunjukkan angka diatas 50%. 3. Hasil penilaian Pada perspektif bisnis internal, cost saving initiative (CSI) diberi skor 0, karena sudah berjalan dengan baik. 4. Hasil penilaian perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diberi skor 0. Karena skor kepuasan karyawan untuk pelatihan/ graining menunjukkan angka rata-rata sebesar 80%. Total bobot skor dapat diketahui, yaitu 3 skor dari total bobot standar. Sehingga rata-rata skor adalah 0/7=0. 5. Setelah membuat skala, selanjutnya adalah menentukan batas area ”kurang”, ”cukup”, dan ”baik” adalah kurang dari 0% (skor -1). Kinerja dikatakan ”baik” apabila lebih dari 100% dan diasumsikan bahwa sama dengan (skor 1). Sisanya adalah daerah ”cukup”, yaitu antara dibawah 100% (skor 0). Dengan demikian dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan engineering PT MSE jika menggunakan Balance Scorecard terdapat pada daerah “cukup”. Karena rata-rata skor yang diperoleh dibawah 100% yang terletak diangka 0. Kesimpiulan 1. Pengukuran pada perspektif keuangan yang meliputi gross profit, operating income, net income dan EBITDA diperoleh hasil bahwa kinerja perusahaan dapat dikatakan cukup, meskipun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya. 2. Pengukuran pada perspektif pelanggan yaitu kepuasan pelanggan, menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang cukup. 3. Pengukuran pada perspektif bisnis internal yang meliputi cost saving initiative (CSI) juga menunjukkan kinerja perusahaan yang cukup. 3. Pengukuran pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yaitu kepuasan karyawan untuk pelatihan/ training menunjukkan bahwa kepuasan karyawan sudah dapat dikatakan cukup . Saran 1. Masih menggunakan data yang terbatas, sehingga untuk penelitian berikutnya, diharapkan dapat menggunakan data yang lebih lengkap. 2. Manajemen hendaknya memperhatikan perspektif keuangan, karena prosentase yang dihasilkan semakin menurun dari tahun sebelumnya. 3. Manajemen hendaknya juga memperhatikan aspek non keuangan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan, seperti melakukan promosi lewat media konvensional maupun online, mengikuti bebagai pameran (trade expo) baik skala nasioanl maupun internasional, memberikan training untuk perkembangan karyawan tidak hanya lewat training internal, training external juga penting.
Kekuatan Hasil dan analisis singkat dan jelas
Kelemahan 1. Peneliti menampilkan sedikit teori
2. Alat ukur tidak dicantumkan 3. Tidak menampilam data yang diukur 4. Banyak kalimat tidak padu pada pendahuluan JURNAL III Judul Artikel : Analisis Penerapan Konsep Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan Telekomunikasi Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus: Pt. Xl Axiata Tbk) Nama Jurnal : Jurnal Ekonomi Efektif Vol/ No/ Tahun : Vol.3/ No 2/ Maret 2021 Penulis : Pasifico Shorea Rotaria Link Jurnal : http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/JEE/article/view/8739/5582 Terindeks : SIINTA, Google Scholar dan DOAJ KOMPONEN HASIL REVIEW Abstark Abstrak dalam jurnal ini memuat tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian, yang dipaparkan secara jelas dan singkat sehingga memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian tanpa membaca secara keseluruhan. Pendahuluan Permasalahan dan tantangan mendasar yang dihadapi oleh sebuah
perusahaan adalah bagaimana dapat bertahan dan bersaing seiring dengan
semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Mengikuti
perkembangan teknologi ini, PT XL AXIATA Tbk, sebagai perusahaan
jasa telekomunikasi selular yang melayani panggilan dan penerimaan
telepon selular, baik dalam dan luar negeri, hanya mengukur kinerja
perusahaan dari segi finansialnya saja, sehingga dalam operasinya,
perusahaan berjalan kurang dinamis dan juga kurang efisien. Untuk
mencapai tujuan perusahaan sesuai kebutuhan masa kini, perusahaan perlu
menerapkan sistem manajemen yang baik untuk mengendalikan dan
memperbaiki sistem yang ada sehingga perusahaan dapat mencapai
keseimbangan dari segala aspek yang diperlukan, serta mewujudkan visi
dan misi perusahaan. Penggunaan balanced scorecard, dapat memberikan
bahan untuk mengkomunikasikan visi, misi dan strategi, kemudian
menginformasikan kepada seluruh pegawai tentang apa yang menjadi
penentu sukses pada masa sekarang dan masa yang akan dating.
(Yuniawati & Murwani, 2014).
Metode Metode penelitian juga akan di bagi menjadi dua jenis
1. Kuesioner merupakan kumpulan pertanyaan yang di gunakan untuk mengukur jawaban dari responden guna membantu peneliti dalam menilai perspektif pelanggan dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan metode BSC. 2. data sekunder Data di kumpulan berdasarkan laporan tahunan dari perusahaan kategori telekomunikasi yang tercatat di IDX. Selain dengan teknik diatas, penulis juga melakukan pencarian melalui kepustakaan yang bersumber pada jurnal-jurnal, buku, dokumen, hasil publikasi, hasil penelitian (Joko Subagyo, 1997:92). Hasil dan Pembahasan 1. Perspektif keuangan perhitungan terhadap dua jenis rasio, yaitu : Rasio likuiditas terdiri dari dua jenis ; Rasio Lancar pada tahun tersebut, dapat di simpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya terjadi peningkatan dari tahun 2012 sampai 2014, namun terus menurun dari tahun 2015 sampai 2017. Hal tersebut menandakan bahwa perusahaan mulai kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada tahun 2015- 2017. Rasio Cepat PT. XL Axiata Tbk dapat disimpulkan bahwa adanya kenaikan dari tahun 2012 – 2014, tetapi dari tahun 2015 – 2017 terjadi penurunan pada rasio cepat perusahaan sehingga dapat di katakan perusahaan mulai kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena terjadinya perbedaan yang signifikan antara hutang lancar dengan asset lancar dari PT. XL Axiata. Rasio Profitabilitas yang di ukur terdiri dari : Return on Assets Dari hasil perhitungan Return on Assets Ratio, di dapatkan hasil bahwa terjadi penurunan dari tahun 2012 – 2014, kemudian berangsur-angsur membaik seidikt demi sedikit di mulai tahun 2015-2017. Dari trend di atas, PT XL mengalami penurunan yang signifikan dengan mengarah kepada kerugian pada tahun 2014 – 2015. Hal tersebut, terlihat besar nya total asset pada PT XL Axiata tidak di ikuti dengan hasil laba yang dihasilkan. Return on Equity Hasil pehitungan ROE dari tahun 2012 – 2014 mengalami penurunan yang drastis bahkan mengarah kepada kerugian. Di tahun 2015 pun masih mengalami kerugian walaupun tidak sebesar tahun 2014. Untuk tahun 2016 dan 2017 ROE dari PT XL Axiata berangsur-angsur membaik walaupun di tahun 2017 terdapat sedikit penurunan. Kesimpulannya adalah kontribusi dari ekuitas terhadap labar bersih di PT Axiata dari tahun ke tahun masih kurang dari harapan karena terjadinya perunan dari tahun ke tahun walaupun pada tahun 2016 dan 2017 terlihat sedikit perbaikan. Profit Margin Penjualan (Net Sales) dari tahun ke tahun trendnya cukup fluktuatif tetapi hal itu tidak di dukung dengan laba bersih yang di hasilkan oleh PT XL Axiata. Hal tersebut menyebabkan pada tahun 2014 – 2015 kerugian dari hasil perhitungan profit margin rasionya dan menandakan bahwa kontribusi penjualan terhadap laba bersihnya masih belum sesuai dengan harapan dari PT. XL Axiata. 2. Perspektif pelanggan Jenis Kelamin Kuesioner yang di sebarkan secara random, pengisian kuesioner tersebut lebih banyak isi oleh pria di banding wanita. Perbedaan presentase antara pria dengan wanita cukup signifikan dimana pria sebanyak 73.85% sedangkan wanita hanya 26.15%. Jadi dari hasil kuesioner, pengguna jasa PT. XL AXIATA lebih banyak di dominasi oleh pria. Umur Kategori umur yang menggunakan provider dari PT. XL Axiata di grup umur 25 – 34 tahun. Di posisi kedua di tempati oleh grup umur 17 – 24 tahun. Dan posisi ketiga di tempati oleh grup umur 35 – 49 tahun. Hal tersebut menandakan bahwa pengguna jasa PT. XL Axiata Tbk lebih banyak di kategori umur yang produktif dan memasuki usia kerja. Pekerjaan Untuk ketegori pekerjaan, terdapat 7 kategori pekerjaan yang di analisa untuk penelitian ini, seperti: Pelajar atau mahasiswa, PNS (Pegawai Negeri Sipil), Pegawai Swasta, Buruh, Pedagang, tidak bekerja, dan lainnya. pengguna/ pelanggan provider dari PT. XL Axiata Tbk lebih banyak di kategoti pegawai swasta yaitu 53.85% . Lama Menjadi Pelanggan Untuk Keteragori tingkat loyalitas pelanggan, maka Pie-Chart akan di bagi kedalalam beberapa kategori, seperti: Kurang dari 1 tahun, 1 – 2 tahun, 2 – 3 tahun, 4 – 5 tahun, dan lebih dari 5 tahun. Tingkat loyalitas dari pengguna provider PT. XL Axiata Tbk cukup baik dimana persentase tertinggi di tempati oleh pelanggan yang telah menggunakan provider dari PT. XL Axiata Tbk selama 1-2 tahun, yaitu sebesar 39.23%. Tetapi untuk pelanggan yang menggunakan provider XL selama lebih dari 5 tahun hanyak 3.08. Jenis Provider Terdapat 2 jenis provider yang bernaung di PT. XL Axiata Tbk yang terdapat di Indonesia, yaitu XL dan AXIS. Maka kuesioner ini membagi 2 kategori provider. sebanyak 70.77% pelanggan menggunakan XL dan hanya 29.23% yang menjadi pelanggan dari AXIS. Untuk itu dapat di simpulkan bahwa sebagian besar pelanggan menggunakan XL di bandingkan AXIS. 3. Perspektif proses internal bisnis Inovasi tahun 2012, XL meluncurkan aplikasi untuk layanan isi ulang pulsa yang bekerjasama dengan M-Saku dan Visa, menghadirkan kartu perdana XL KL1K dan meluncurkan layanan XLCloud sebagai terobosan baru. pada tahun 2013 adalah mengembangkan layanan XL Tunai menjadi XL Tunai International Remittance dengan fasilitas untuk para pelanggan dari XL dapat menerima kiriman uang dari luar negeri. pada tahun 2014 adalah Bundling produk Handphone iPhone 5s dan 5c yang di dukung dengan penggunaan kartu kredit Bank BCA dan Bank Mega dengan fasilitas cicilan 12 bulan, bunga 0%. pada tahun 2015 adalah XL bekerjasama dengan gerai Trikomsel dan Erafone dalam menawarkan produk layanan digital seperti bundling paket data XL untuk iPhone 6 dan 6s. pada tahun 2016 adalah XL meluncurkan layanan XL Prioritas yaitu meluncurkan layanan video steaming yang di beri nama Tribe yaitu video streaming dengan layanan harga yang terjangkau dengan kualitas video dan jaringan yang baik. Pada Tahun 2017, inovasi yang dilakukan oleh XL adalah dengan membidik industri kreatif, untuk menunjang kebutuhan koneksi internet pada daerah perumahan, maka XL mengenalkan paket XL Home yaitu koneksi praktis di rumah yang memiliki kouta yang besat; XL menghadirkan kartu perdana AXIS HITZ untuk membidik kaum milenial dengan fasilitas yang menunjang gaya hidup kaum milenial; meluncurkan kartu perdana Super Seru Ngobrol. 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Kepuasan Karyawan Untuk menjaga kepuasan karyawan, XL melakukan beberapa strategi untuk mengoptimalkan karyawannya, yaitu: XL meningkatkan kompetensi dan mengubah cara pandang karyawan yang berkaitan dengan digitalisasi perusahaan. Maksud dari pelatihan tersebut adalah untuk melakukan pendekatan pada pengembangan pribadi, edukasi, hubungan interaksi, dan pengalaman. Retensi Karyawan Untuk menunjang retensi karyawan, XL memiliki program pensiun yang dilaksanakan dengan mengalokasikan kontribusi sebesar 4,5% untuk jaminan ketenagakerjaan dan 7% untuk pensiun Manulife dan BPJS pensiun dari gaji pokok karyawan. Kesimupulan Setelah mengindentifikasi mengenai implementasi BSC pada PT. XL Axiata, Tbk, peneliti mendapatkan hasil bahwa: Pada perspektif keuangan, di ketahui bahwa keuangan XL dari tahun 2012 – 2017 mengalami situasi yang fluktuatif. Untuk rasio likuiditas pada XL di dapatkan hasil bahwa rasio tersebut meningkat dari tahun 2012 – 2014, namun cenderung menurun rasionya pada tahun 2015 – 2017. Kemudian pada rasio profitabilitas, XL mengalami penurunan dari tahun 2012 – 2014, dan perlahan-lahan membaik dari tahun 2015 – 2016. Untuk perspektif pelanggan, dari 130 kuesioner yang di sebarkan di daerah Tangerang Selatan dan sekitarnya, di dapatkan hasil yang baik. Hal ini di buktikan dengan hasil pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS untuk mengukur uji validitas dan reliabilitas. Hasil yang di dapatkan adalah pernyataan dari kuesioner tersebut valid dan reliabel. Sedangkan pada perspektif proses internal bisnis, XL melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan kualitas layanan. Selain itu dalam proses operasi, dapat di asumsikan bahwa XL berhasil memanfaatkan asset yang ada. Kemudian untuk layanan purna jual yang XL tawarkan, XL telah melakukan layanan yang maksimal seperti menyediakan hotline telepon, layanan media sosial, dan gerai ritel untuk menerima keluhan, saran, ataupun kritik dari para pelanggannya. Berdasarkan inovasi yang di lakukan oleh XL dari tahun 2012 – 2017, maka di dapatkan kesimpulan bahwa XL melakukan berbagai inovasi sebagai media promosi dalam mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama. Secara financial, beban penjualan dan pemasaran yang keluarkan oleh perusahaan dalam menghasilakn inovasi yang terbaik bagi pelanggannya. saran Dalam mempertahankan loyalitas karyawannya, XL perlu melakukan beberapa program seperti beasiswa untuk meningkatkan kemampuan akademisnya ataupun memberikan pelatihan – pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan. Selain itu, penghargaan untuk karyawan berprestasi perlu di lakukan dalam rangka mengapresiasi kinerja dari karyawannya. Selain itu, diperlukannya peningkatan infrastruktur untuk menunjang kebutuhan dari pelanggannya dan perlunya peningkatan jaringan untuk menjangkau pelanggan yang ada di pelosok dan menjaga agar jaringan XL tetap stabil bila terjadi hujan. Kekuatan Pada penelitian ini, alur atau proses pengambilan data dijelaskan lebih lengkap dan tahapan-tahapan yang dilakukan mulai dari teknik pengumpulan data hingga ke tahap hasil yang diperoleh dilakukan secara teratur. Kekurangan 1. Pengukuran kinerja perusahaan pada empat perpektif peneliti tidak menampilkan target standar ukuran sebagai bahan penilaian atas indikator atua komponen yang diukur yang diukur. 2. Penenliti tidak menampilkan besaran peningkatan atau penurun atas setiap indikator atau komponen yang diukur sehingga menyulitkan orang awam untuk memahami hasil secara komprehansif.