Anda di halaman 1dari 11

NAMA : SAMSUDDIN B

NIM : P21020096

KELAS : KELAS K4

JURNAL 1

Judul Artikel : Analisis Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard


Nama Jurnal : Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan
Vol/ No/ Tahun : Vol.13/ No 1/ Tahun 2019
Penulis : Abdul Suhada dan Endang Hendrayanti
Link Jurnal : https://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/optimal/article/view/1852
Terindeks : SINTA, Google Scholar dan IPI
KOMPONEN HASIL REVIEW
Abstrak dalam jurnal ini memuat tujuan penelitian, metode penelitian, hasil
dan kesimpulan penelitian, yang dipaparkan secara jelas dan singkat sehingga
Abstak
memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian tanpa membaca secara
keseluruhan.
Seiring perkembangan bisnis yang semakin terbuka dalam persaingan global,
pengukuran kinerja perusahaan secara komprehenship lebih di butuhkan
dibandingkan pengukuran secara tradisional yaitu terfokus pada sisi
keuangan saja. Kaplan dan Norton dalam teori Balanced Scorecard bahwa
untuk memperoleh hasil kinerja keuangan yang baik maka kinerja non
keuangan perlu diperhatikan karena hasil kinerja keuangan berdasarkan pada
kinerja non keuangan. Balanced scorecard menurut Kaplan dan Norton
(2000:7) merupakan suatu metode penilaian yang mencangkup empat
perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif
Pendahuluan pembelajaran dan pertumbuhan. Sejalan dengan visi dan misi yang dimiliki
PT. Ju Won yaitu memperhatikan kepuasan pelaggan dan kualitas produk
namun secara konkrit belum dilakukan karena saat ini penilaian kinerja
perusahaan hanya pada perspektif keuangan saja, sehingga dalam penelitian
ini, melengkapi penilaian kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced
Scorcard. Focus penelitian pada persepektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan
dibuatnya Balanced Scorecard oleh Kaplan dan Norton yaitu untuk
menyeimbangkan kinerja dari aspek keuangan dan aspek non keuangan.
Sehingga visi, misi, dan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan dapat
tercapai dengan baik.
Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan tiga perspektif Balanced Scorecara
Penelitian yaitu perspektif pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, dan Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan dengan mengembangkan pengukuran yang
relevan menggunakan Critical Succes Factors (CSFs).
Sumber data ;
 Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari obyek
penelitian, yaitu hasil observasi dan kuesioner.
 Data sekunder adalah data yang diambil dari perusahaan yang sudah
diolah di dapatkan melalui dokumen-dokumen, meliputi data jumlah
karyawan dan data jumlah pelanggan.
Hasil dan 1. Perspektif Pelanggan
Pembahasan Pada tahun 2017 mempunyai 5 pelanggan dan pada tahun 2018
bertambah satu pelanggan sehingga menjadi 6 pelanggan. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan jumlah pelanggan sebesar 83,3% dengan
nilai tersebut sudah sangat baik. Sedangkan hasil survei kepuasan
pelanggan yang diukur melalui penyebaran kuesioner kepada 6
peruasahaan yang merupakan pelanggan PT Ju Won, memiliki skor rata-
rata 4,14 dapat dikatakan baik. Skor tertinggi yaitu 4,67 pada pertanyaan
P5, sedangkan skor terendah yaitu 3,33 pada pertanyaan P4, dapat
disimpulkan bahwa pelanggan sudah puas dengan pelayanan baik jasa
maupun produk yang diberikan oleh perusahaan, meskipun dalam
menanggapi keluhan pelanggan masih dirasakan belum cepat dan tepat,
namun secara keseluruhan pelanggan sudah puas terhadap pelayanan yang
diberikan perusahaan.
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
Berdasarkan perhitungan MCE didapatkan hasil sebesar 75%. Nilai
tersebut merupakan ukuran yang menunjukan value added activity yang
terdapat dalam aktivitas produksi untuk mengetahui seberapa besar non
value added activity sebesar 25% nilai tersebut dapat dikurangi dan
dieliminasi untuk mencapai nilai efektifitas produksi yang ideal.
Karena nilai MCE yang ideal yaitu mencapai nilai 1. Akan tetapi,
dengan nilai MCE sebesar 75% sudah cukup baik karena sudah melebihi
dari nilai 50% jika hasil MCE = 50% maka perusahaan harus melakukan
perbaikan karena separuh dari waktu proses produksi terdiri atas inspeksi,
pemindahan, dan aktifitas tidak bernilai tambah.
Usulan perbaikan dari peneliti untuk dapat meningkatkan nilai MCE yaitu
dengan mengeliminasi aktivitas perpindahan (moving) dengan
memperhatikan layout perusahaan yang memungkinkan untuk dilakukan
perubahan layout bahwa aktivitas pemindahan bahan baku ke crushing
dihilangkan dan mendekatkan aktivitas persiapan bahan baku dari gudang
dan proses crushing. Aktivitas pemindahan ke bagian cleaning dan
finishing dihilangkan dan menggabungkan aktivitas proses pemotongan
dan proses cleaning dan finishing pada satu tempat karena pada aktivitas
tersebut sama-sama bagian pemotongan. ari hasil perhitungan usulan
perbaikan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa nilai MCE
dapat meningkat dari 75% menjadi 81%.
3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pada tahun 2017 jumlah turnover karyawan sebesar 6,4% dan pada
tahun 2018 jumlah turnover karyawan sebesar 7,2%. Jika dibandingkan
antara tahun 2017 dan tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar
0,8%.
Kesimpulan 1. Hasil penilaian kinerja PT. Ju Won dengan menggunakan pendekatan
balanced scorecard pada perspektif pelanggan cukup berpengaruh karena
adanya peningkatan jumlah pelangan dan mampu mempertahankan
pelanggan lama pada periode 2017 dan 2018, pada periode 2017 PT. Ju
Won memiliki pelanggan sebanyak lima pelangan dan pada periode
2018jumlah pelanggan mengalami peningkatan sebanyak satu pelanggan
dan jumlahnya menjadi enam pelanggan. Nilai dari retensi pelanggan
sebesar 83,3% hal ini menunjukan bahwa perusahaan sudah bisa
mempertahankan dan mendapatkan kepercayaan dari pelanggan. Dan
dari hasil survei kepuasan pelanggan memiliki nilai 4,14 yang
menggambarkan kepuasan pelanggan PT Ju Won baik.
2. Selanjutnya hasil penilaian kinerja PT. Ju Won dengan menggunakan
pendekatan balanced scorecard pada perspektif proses bisnis internal
menunjukan adanya pengaruh terhadap kinerja PT Ju Won dengan hasil
yang cukup baik, karena nilai dari perhitungan MCE sebesar 0,75 atau
sebesar 75% hal ini dikatakan cukup baik walaupun masih belum
ideal karena idealnya nilai MCE harus 1 atau 100 persen, nilai ini
dikatakan cukup baik karena sudah melebihi 0,5 atau 50% karena jika
nilai MCE = 50% maka setengah dari waktu proses produksi terdiri
atas inspeksi, pemindahan, dan aktifitas tidak bernilai tambah lainnya.
3. Kemudian hasil penilaian kinerja PT Ju Won dengan menggunakan
pendekatan balanced scorecard pada pembelajaran dan pertumbuhan
menunjukan adanya pengaruh terhadap kinerja PT Ju Won dengan hasil
yang kurang baik, karena adanya peningkatan jumlah turnover karyawan
selama periode 2017 dan 2018, dimana pada periode 2017 turnover
karyawan sebesar 6,4% dan mengalami peningkatan pada periode 2018
yaitu menjadi 7,2% hal ini dikatakan kurang baik jika nilai turnover
karyawan terus meningkat maka akan merugikan perusahaan karena
dengan banyaknya karyawan yang keluar akan menambah biaya untuk
perekrutan, biaya pelatihan dan proses adaptasi yang membutuhkan
waktu yang cukup lama.
4. Dari hasil penilaian kinerja dengan menggunakan strategi balanced
scorecard yang telah dihasilkan nilai kinerja PT Ju Won secara
keseluruhan baik karena dari ketiga perhitungan perspektif tidak ada
yang lebih mendekati ambang batas yang dapat merugikan perusahaan
Saran 1. Pada perspektif proses bisnis internal, nilai MCE masih belum ideal tapi
dengan adanya usulan perbaikan yaitu dengan menghilangkan aktivitas
memindahkan dan mendekatkan aktivitas yang masih sama bagian
kerjanya maka nilai MCE meningkat. Dengan adanya peningkatan nilai
MCE diharapkan proses produksi dapat lebih efisien dan cepatditerima
konsumen dengan biaya yang lebih rendah.
2. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perusahaan harus
meminimalkan nilai turnover karyawan. Saran perbaikan yang diusulkan
perusahaan perlu melakukan evaluasi beban kerja, system kompensasi
dan menggali informasi melalui pendekatan kepada karyawan untuk
melakukan upaya-upaya peningkatan loyalitas karyawan.
Kekuatan 1. Penulis menampilkan banyak teori
2. Penggunaan teori dan model nalisis yang digunakan tepat/sesui
3. Hasil analisis yang disampaikan secara rinci dan jelas
4. Metode penelitian lengkap
Kelemahan 1. Penulis tidak memaparkan menagenai teknik pengukuran Critical Succes
Factors (CSFs).
2. Penulis tidak melakukaran pengukuran dalam Perspektif keuangan
JURNAL II

Judul Artikel : Implementasi Metode Balanced Scorecard Untuk Mengukur Kinerja Di


Perusahaan ENGINEERING (Study Case PT. MSE)
Nama Jurnal : Journal Industrial Servicess
Vol/ No/ Tahun : Vol.5/ No 2/ Maret 2020
Penulis : Akhyar Zuniawan, Octoberry Julyanto, Yohanes Bangun Suryono, Dan Zulfa
Fitri Ikatrinasari
Link Jurnal : https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jiss/article/view/8008
Terindeks : SIINTA, Google Scholar dan Mendeley
KOMPONEN HASIL REVIEW
Abstrak Abstrak dalam jurnal ini memuat metode penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian,
yang dipaparkan secara jelas dan singkat sehingga memudahkan pembaca
memahami isi dari penelitian tanpa membaca secara keseluruhan. Kekurangan tidak
memuat tujuan penelitan
Pendahuluan Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar
dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan
penanganan transaksi. persaingan yang bersifat global dan tajam menyebabkan
terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang memasuki
persaingan tingkat dunia. Dengan adanya persaingan global perusahaan dihadapkan
pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya, oleh karena itu dibutuhkan
suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat mengetahui sejauh mana strategi
dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1990 tentang “Pengukuran Kinerja Organisasi
Masa Depan” menyebutkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan
diperlukan ukuran komprehensif yang meliputi empat perspektif, yaitu perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran, yang disebut dengan Balance Scorecard.
Metode Penelitian ini menggunakan metode Balanced Scorecard dengan menggunakan
empat perspektif yaitu, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis
internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Metode Pengumpulan Data Digunakan
1. Kuesioner , kuesioner disebar kepada karyawan dan pelanggan perusahaan
engineering PT. MSE dengan melibatkan surveyor pihak ketiga
(www.surveymonkey.com).
2. Studi Pustaka, metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur-
literatur yang relevan guna memperoleh gambaran teoritis mengenai konsep
penilaian kinerja Balanced Scorecard.
Hasil Dan 1. Hasil penilaian kinerja dalam perspektif keuangan menunjukan bahwa gross
Pembahasan profit mempunyai rata-rata yang baik, sehingga diberi skor 0. Sedangkan
operating income diberi skor 0, karena nilai operating income melebihi standar
yang telah ada. Dan untuk net income diberi skor 0 karena dinilai sudah baik.
Sedangkan untuk EBITDA juga diberi skor 0 karena sesuai dengan standard
yang ditetapkan.
2. Hasil penilaian perspektif pelanggan diberi skor 0 karena skor rata-rata kepuasan
pelanggan sebesar 45.8%. Kepuasan pelanggan dikatakan baik apabila skor rata-
rata pada skala likert menunjukkan angka diatas 50%.
3. Hasil penilaian Pada perspektif bisnis internal, cost saving initiative (CSI) diberi
skor 0, karena sudah berjalan dengan baik.
4. Hasil penilaian perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diberi skor 0. Karena
skor kepuasan karyawan untuk pelatihan/ graining menunjukkan angka rata-rata
sebesar 80%. Total bobot skor dapat diketahui, yaitu 3 skor dari total bobot
standar. Sehingga rata-rata skor adalah 0/7=0.
5. Setelah membuat skala, selanjutnya adalah menentukan batas area ”kurang”,
”cukup”, dan ”baik” adalah kurang dari 0% (skor -1). Kinerja dikatakan ”baik”
apabila lebih dari 100% dan diasumsikan bahwa sama dengan (skor 1). Sisanya
adalah daerah ”cukup”, yaitu antara dibawah 100% (skor 0). Dengan demikian
dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan engineering PT MSE jika
menggunakan Balance Scorecard terdapat pada daerah “cukup”. Karena rata-rata
skor yang diperoleh dibawah 100% yang terletak diangka 0.
Kesimpiulan 1. Pengukuran pada perspektif keuangan yang meliputi gross profit, operating
income, net income dan EBITDA diperoleh hasil bahwa kinerja perusahaan
dapat dikatakan cukup, meskipun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya.
2. Pengukuran pada perspektif pelanggan yaitu kepuasan pelanggan, menunjukkan
bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang cukup. 3. Pengukuran pada
perspektif bisnis internal yang meliputi cost saving initiative (CSI) juga
menunjukkan kinerja perusahaan yang cukup.
3. Pengukuran pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yaitu kepuasan
karyawan untuk pelatihan/ training menunjukkan bahwa kepuasan karyawan
sudah dapat dikatakan cukup .
Saran 1. Masih menggunakan data yang terbatas, sehingga untuk penelitian berikutnya,
diharapkan dapat menggunakan data yang lebih lengkap.
2. Manajemen hendaknya memperhatikan perspektif keuangan, karena prosentase
yang dihasilkan semakin menurun dari tahun sebelumnya.
3. Manajemen hendaknya juga memperhatikan aspek non keuangan, sehingga
kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan, seperti melakukan promosi
lewat media konvensional maupun online, mengikuti bebagai pameran (trade
expo) baik skala nasioanl maupun internasional, memberikan training untuk
perkembangan karyawan tidak hanya lewat training internal, training external
juga penting.

Kekuatan Hasil dan analisis singkat dan jelas

Kelemahan 1. Peneliti menampilkan sedikit teori


2. Alat ukur tidak dicantumkan
3. Tidak menampilam data yang diukur
4. Banyak kalimat tidak padu pada pendahuluan
JURNAL III
Judul Artikel : Analisis Penerapan Konsep Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran
Kinerja Perusahaan Telekomunikasi Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia
(Studi Kasus: Pt. Xl Axiata Tbk)
Nama Jurnal : Jurnal Ekonomi Efektif
Vol/ No/ Tahun : Vol.3/ No 2/ Maret 2021
Penulis : Pasifico Shorea Rotaria
Link Jurnal : http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/JEE/article/view/8739/5582
Terindeks : SIINTA, Google Scholar dan DOAJ
KOMPONEN HASIL REVIEW
Abstark Abstrak dalam jurnal ini memuat tujuan penelitian, metode penelitian,
hasil dan kesimpulan penelitian, yang dipaparkan secara jelas dan singkat
sehingga memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian tanpa
membaca secara keseluruhan.
Pendahuluan Permasalahan dan tantangan mendasar yang dihadapi oleh sebuah

perusahaan adalah bagaimana dapat bertahan dan bersaing seiring dengan

semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Mengikuti

perkembangan teknologi ini, PT XL AXIATA Tbk, sebagai perusahaan

jasa telekomunikasi selular yang melayani panggilan dan penerimaan

telepon selular, baik dalam dan luar negeri, hanya mengukur kinerja

perusahaan dari segi finansialnya saja, sehingga dalam operasinya,

perusahaan berjalan kurang dinamis dan juga kurang efisien. Untuk

mencapai tujuan perusahaan sesuai kebutuhan masa kini, perusahaan perlu

menerapkan sistem manajemen yang baik untuk mengendalikan dan

memperbaiki sistem yang ada sehingga perusahaan dapat mencapai

keseimbangan dari segala aspek yang diperlukan, serta mewujudkan visi

dan misi perusahaan. Penggunaan balanced scorecard, dapat memberikan

bahan untuk mengkomunikasikan visi, misi dan strategi, kemudian

menginformasikan kepada seluruh pegawai tentang apa yang menjadi

penentu sukses pada masa sekarang dan masa yang akan dating.

(Yuniawati & Murwani, 2014).

Metode Metode penelitian juga akan di bagi menjadi dua jenis


1. Kuesioner merupakan kumpulan pertanyaan yang di gunakan untuk
mengukur jawaban dari responden guna membantu peneliti dalam
menilai perspektif pelanggan dalam pengukuran kinerja perusahaan
dengan metode BSC.
2. data sekunder Data di kumpulan berdasarkan laporan tahunan dari
perusahaan kategori telekomunikasi yang tercatat di IDX. Selain
dengan teknik diatas, penulis juga melakukan pencarian melalui
kepustakaan yang bersumber pada jurnal-jurnal, buku, dokumen, hasil
publikasi, hasil penelitian (Joko Subagyo, 1997:92).
Hasil dan Pembahasan 1. Perspektif keuangan perhitungan terhadap dua jenis rasio, yaitu :
 Rasio likuiditas terdiri dari dua jenis ;
Rasio Lancar pada tahun tersebut, dapat di simpulkan bahwa
kondisi perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya terjadi peningkatan dari tahun 2012 sampai 2014,
namun terus menurun dari tahun 2015 sampai 2017. Hal
tersebut menandakan bahwa perusahaan mulai kesulitan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada tahun 2015-
2017.
Rasio Cepat PT. XL Axiata Tbk dapat disimpulkan bahwa
adanya kenaikan dari tahun 2012 – 2014, tetapi dari tahun
2015 – 2017 terjadi penurunan pada rasio cepat perusahaan
sehingga dapat di katakan perusahaan mulai kesulitan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena terjadinya
perbedaan yang signifikan antara hutang lancar dengan asset
lancar dari PT. XL Axiata.
 Rasio Profitabilitas yang di ukur terdiri dari :
Return on Assets Dari hasil perhitungan Return on Assets
Ratio, di dapatkan hasil bahwa terjadi penurunan dari tahun
2012 – 2014, kemudian berangsur-angsur membaik seidikt
demi sedikit di mulai tahun 2015-2017. Dari trend di atas, PT
XL mengalami penurunan yang signifikan dengan mengarah
kepada kerugian pada tahun 2014 – 2015. Hal tersebut, terlihat
besar nya total asset pada PT XL Axiata tidak di ikuti dengan
hasil laba yang dihasilkan.
Return on Equity Hasil pehitungan ROE dari tahun 2012 –
2014 mengalami penurunan yang drastis bahkan mengarah
kepada kerugian. Di tahun 2015 pun masih mengalami
kerugian walaupun tidak sebesar tahun 2014. Untuk tahun
2016 dan 2017 ROE dari PT XL Axiata berangsur-angsur
membaik walaupun di tahun 2017 terdapat sedikit penurunan.
Kesimpulannya adalah kontribusi dari ekuitas terhadap labar
bersih di PT Axiata dari tahun ke tahun masih kurang dari
harapan karena terjadinya perunan dari tahun ke tahun
walaupun pada tahun 2016 dan 2017 terlihat sedikit perbaikan.
Profit Margin Penjualan (Net Sales) dari tahun ke tahun
trendnya cukup fluktuatif tetapi hal itu tidak di dukung dengan
laba bersih yang di hasilkan oleh PT XL Axiata. Hal tersebut
menyebabkan pada tahun 2014 – 2015 kerugian dari hasil
perhitungan profit margin rasionya dan menandakan bahwa
kontribusi penjualan terhadap laba bersihnya masih belum
sesuai dengan harapan dari PT. XL Axiata.
2. Perspektif pelanggan
 Jenis Kelamin
Kuesioner yang di sebarkan secara random, pengisian kuesioner
tersebut lebih banyak isi oleh pria di banding wanita. Perbedaan
presentase antara pria dengan wanita cukup signifikan dimana pria
sebanyak 73.85% sedangkan wanita hanya 26.15%. Jadi dari hasil
kuesioner, pengguna jasa PT. XL AXIATA lebih banyak di
dominasi oleh pria.
 Umur
Kategori umur yang menggunakan provider dari PT. XL Axiata di
grup umur 25 – 34 tahun. Di posisi kedua di tempati oleh grup
umur 17 – 24 tahun. Dan posisi ketiga di tempati oleh grup umur
35 – 49 tahun. Hal tersebut menandakan bahwa pengguna jasa PT.
XL Axiata Tbk lebih banyak di kategori umur yang produktif dan
memasuki usia kerja.
 Pekerjaan
Untuk ketegori pekerjaan, terdapat 7 kategori pekerjaan yang di
analisa untuk penelitian ini, seperti: Pelajar atau mahasiswa, PNS
(Pegawai Negeri Sipil), Pegawai Swasta, Buruh, Pedagang, tidak
bekerja, dan lainnya. pengguna/ pelanggan provider dari PT. XL
Axiata Tbk lebih banyak di kategoti pegawai swasta yaitu 53.85%
.
 Lama Menjadi Pelanggan
Untuk Keteragori tingkat loyalitas pelanggan, maka Pie-Chart
akan di bagi kedalalam beberapa kategori, seperti: Kurang dari 1
tahun, 1 – 2 tahun, 2 – 3 tahun, 4 – 5 tahun, dan lebih dari 5 tahun.
Tingkat loyalitas dari pengguna provider PT. XL Axiata Tbk
cukup baik dimana persentase tertinggi di tempati oleh pelanggan
yang telah menggunakan provider dari PT. XL Axiata Tbk selama
1-2 tahun, yaitu sebesar 39.23%. Tetapi untuk pelanggan yang
menggunakan provider XL selama lebih dari 5 tahun hanyak 3.08.
 Jenis Provider
Terdapat 2 jenis provider yang bernaung di PT. XL Axiata Tbk
yang terdapat di Indonesia, yaitu XL dan AXIS. Maka kuesioner
ini membagi 2 kategori provider. sebanyak 70.77% pelanggan
menggunakan XL dan hanya 29.23% yang menjadi pelanggan dari
AXIS. Untuk itu dapat di simpulkan bahwa sebagian besar
pelanggan menggunakan XL di bandingkan AXIS.
3. Perspektif proses internal bisnis
 Inovasi
tahun 2012, XL meluncurkan aplikasi untuk layanan isi ulang
pulsa yang bekerjasama dengan M-Saku dan Visa, menghadirkan
kartu perdana XL KL1K dan meluncurkan layanan XLCloud
sebagai terobosan baru. pada tahun 2013 adalah mengembangkan
layanan XL Tunai menjadi XL Tunai International Remittance
dengan fasilitas untuk para pelanggan dari XL dapat menerima
kiriman uang dari luar negeri. pada tahun 2014 adalah Bundling
produk Handphone iPhone 5s dan 5c yang di dukung dengan
penggunaan kartu kredit Bank BCA dan Bank Mega dengan
fasilitas cicilan 12 bulan, bunga 0%. pada tahun 2015 adalah XL
bekerjasama dengan gerai Trikomsel dan Erafone dalam
menawarkan produk layanan digital seperti bundling paket data
XL untuk iPhone 6 dan 6s. pada tahun 2016 adalah XL
meluncurkan layanan XL Prioritas yaitu meluncurkan layanan
video steaming yang di beri nama Tribe yaitu video streaming
dengan layanan harga yang terjangkau dengan kualitas video dan
jaringan yang baik. Pada Tahun 2017, inovasi yang dilakukan oleh
XL adalah dengan membidik industri kreatif, untuk menunjang
kebutuhan koneksi internet pada daerah perumahan, maka XL
mengenalkan paket XL Home yaitu koneksi praktis di rumah yang
memiliki kouta yang besat; XL menghadirkan kartu perdana AXIS
HITZ untuk membidik kaum milenial dengan fasilitas yang
menunjang gaya hidup kaum milenial; meluncurkan kartu perdana
Super Seru Ngobrol.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
 Kepuasan Karyawan
Untuk menjaga kepuasan karyawan, XL melakukan beberapa
strategi untuk mengoptimalkan karyawannya, yaitu: XL
meningkatkan kompetensi dan mengubah cara pandang karyawan
yang berkaitan dengan digitalisasi perusahaan. Maksud dari
pelatihan tersebut adalah untuk melakukan pendekatan pada
pengembangan pribadi, edukasi, hubungan interaksi, dan
pengalaman.
 Retensi Karyawan
Untuk menunjang retensi karyawan, XL memiliki program
pensiun yang dilaksanakan dengan mengalokasikan kontribusi
sebesar 4,5% untuk jaminan ketenagakerjaan dan 7% untuk
pensiun Manulife dan BPJS pensiun dari gaji pokok karyawan.
Kesimupulan Setelah mengindentifikasi mengenai implementasi BSC pada PT. XL
Axiata, Tbk, peneliti mendapatkan hasil bahwa: Pada perspektif keuangan,
di ketahui bahwa keuangan XL dari tahun 2012 – 2017 mengalami situasi
yang fluktuatif. Untuk rasio likuiditas pada XL di dapatkan hasil bahwa
rasio tersebut meningkat dari tahun 2012 – 2014, namun cenderung
menurun rasionya pada tahun 2015 – 2017. Kemudian pada rasio
profitabilitas, XL mengalami penurunan dari tahun 2012 – 2014, dan
perlahan-lahan membaik dari tahun 2015 – 2016. Untuk perspektif
pelanggan, dari 130 kuesioner yang di sebarkan di daerah Tangerang
Selatan dan sekitarnya, di dapatkan hasil yang baik. Hal ini di buktikan
dengan hasil pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS untuk
mengukur uji validitas dan reliabilitas. Hasil yang di dapatkan adalah
pernyataan dari kuesioner tersebut valid dan reliabel. Sedangkan pada
perspektif proses internal bisnis, XL melakukan berbagai inovasi untuk
meningkatkan kualitas layanan. Selain itu dalam proses operasi, dapat di
asumsikan bahwa XL berhasil memanfaatkan asset yang ada. Kemudian
untuk layanan purna jual yang XL tawarkan, XL telah melakukan layanan
yang maksimal seperti menyediakan hotline telepon, layanan media sosial,
dan gerai ritel untuk menerima keluhan, saran, ataupun kritik dari para
pelanggannya. Berdasarkan inovasi yang di lakukan oleh XL dari tahun
2012 – 2017, maka di dapatkan kesimpulan bahwa XL melakukan
berbagai inovasi sebagai media promosi dalam mendapatkan pelanggan
baru dan mempertahankan pelanggan lama. Secara financial, beban
penjualan dan pemasaran yang keluarkan oleh perusahaan dalam
menghasilakn inovasi yang terbaik bagi pelanggannya.
saran Dalam mempertahankan loyalitas karyawannya, XL perlu melakukan
beberapa program seperti beasiswa untuk meningkatkan kemampuan
akademisnya ataupun memberikan pelatihan – pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan dari perusahaan. Selain itu, penghargaan untuk
karyawan berprestasi perlu di lakukan dalam rangka mengapresiasi kinerja
dari karyawannya. Selain itu, diperlukannya peningkatan infrastruktur
untuk menunjang kebutuhan dari pelanggannya dan perlunya peningkatan
jaringan untuk menjangkau pelanggan yang ada di pelosok dan menjaga
agar jaringan XL tetap stabil bila terjadi hujan.
Kekuatan Pada penelitian ini, alur atau proses pengambilan data dijelaskan lebih
lengkap dan tahapan-tahapan yang dilakukan mulai dari teknik
pengumpulan data hingga ke tahap hasil yang diperoleh dilakukan secara
teratur.
Kekurangan 1. Pengukuran kinerja perusahaan pada empat perpektif peneliti tidak
menampilkan target standar ukuran sebagai bahan penilaian atas
indikator atua komponen yang diukur yang diukur.
2. Penenliti tidak menampilkan besaran peningkatan atau penurun atas
setiap indikator atau komponen yang diukur sehingga menyulitkan
orang awam untuk memahami hasil secara komprehansif.

Anda mungkin juga menyukai