Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN

PINJAM DI TENGGARONG
Ainun Jariah1, Titin Ruliana2, Suyatin3
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan Timur
Ainunjariah1990@gmail.com

.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis kinerja Koperasi Semoga Jaya
Unit Simpan Pinjam yang ditinjau dari empat perspektif balanced scorecard. Alat analisis
yang digunakan untuk pengukuran kinerja yaitu ditinjau dari empat perspektif balanced
scorecard yaitu perspektif keuangan menggunakan ukuran ROE, ROA perspektif pelanggan
menggunakan ukuran customer retention, customer acquisition perspektif proses bisnis
internal menggunakan ukuran service error rate serta perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan menggunakan ukuran produktivitas karyawan. Kinerja Koperasi Semoga Jaya
Unit Simpan Pinjam tahun 2014 secara keseluruhan dapat dikatakan kurang baik dari pada
tahun 2013 karena dilihat dari ukuran-ukuran pada empat perspektif balanced scorecard
kinerjanya masing-masing mengalami penurunan dan rata-rata skor yang diperoleh yaitu -1.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kinerja Koperasi Semoga Jaya Unit
Simpan Pinjam tahun 2014 kurang baik dari pada tahun 2013
Kata Kunci : kinerja, koperasi

I. PENDAHULUAN seperti aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis


dan internal serta aspek pembelajaran dan
A. Latar Belakang pertumbuhan.
Koperasi Semoga Jaya Unit Simpan Pinjam
Kinerja perusahaan merupakan gambaran
mengalami penurunan sejumlah anggota selama
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
beberapa tahun terakhir, hal ini menyebabkan
kegiatan, program, dan kebijakan dalam
penurunan modal usaha sehingga kemampuan
mewujudkan tujuan perusahaan. Pengukuran
koperasi memberikan pinjaman menjadi semakin
kinerja merupakan suatu sistem penilaian
menurun dan ini berdampak langsung pada
mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu
pendapatan yang diterima koperasi dari bunga
perusahaan berdasarkan standar tertentu.
pinjaman. Penurunan pendapatan dan jumlah
Pengukuran kinerja pada umumnya hanya
beban koperasi yang semakin tinggi berpotensi
memfokuskan kepada aspek keuangan.
menurunkan kinerja koperasi khususnya dalam
Robert S. Kaplan dan David F. Norton pada
kinerja keuangan sehingga kinerjanya dapat
tahun 1990 mengembangkan sistem pengukuran
dikatakan kurang baik.
kinerja yang tidak hanya memperhatikan
³$SDNDK NLQHUMD .RSHUDVL 6HPRJD -D\D
komponen aspek keuangan tetapi memperhatikan
Unit Simpan Pinjam pada tahun 2014 kurang
pula aspek non keuangan. Sistem pengukuran ini
baik dari pada tahun 2013 yang ditinjau dari 4
merupakan sistem pengukuran yang mampu
perspektif balanced scorecard "´
mengukur kinerja dengan menyeimbangkan
antara aspek keuangan dan non keuangan. II. DASAR TEORI
Pengukuran kinerja ini dikenal dengan balanced
scorecard. Balanced scorecard melengkapi A. Akuntansi Manajemen
seperangkat ukuran financial kinerja masa lalu 1. Pengertian Akuntansi Manajemen
dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa Menurut Kamaruddin Ahmad (2000:4)
depan. Balanced scorecard merupakan indikator definisi akuntansi manajemen salah satu bidang
dan ukuran mengenai berbagai aspek bisnis akuntansi yang satuan usaha atau organisasi
-1-
tertentu untuk kepentingan internal dalam rangka 5. Membangun konsesus untuk melakukan suatu
melaksanakan proses manajemen yang meliputi SHUXEDKDQ GHQJDQ PHPEHU ³UHZDUG´ DWDV
perencanaan, pembuatan keputusan, perilaku yang diharapkan tersebut.
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
2. Pengertian Kinerja B. Balanced Scorecard
Menurut Mahsun (2006 : 25) pengertian 1. Konsep balanced scorecard
kinerja adalah gambaran mengenai tingkat Konsep awal balanced scorecard
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,, P. Norton pada tahun 1990 yang mensponsori
misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam VWXGL WHQWDQJ ³SHQJXNXUDQ NLQHUMD GDQ RUJDQLVDVL
strategic planning suatu organisasi. PDVD GHSDQ´ +DVLO VWXGL WHUVHEXW PHQ\LPSXONDQ
3. Pengertian Pengukuran Kinerja bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa
Menurut Mulyadi (2001: 353) definisi depan diperlukan pengukuran komprehensif yang
pengukuran kinerja adalah penentuan secara mencakup empat perspektif yaitu keuangan,
periodik efektivitas operasional suatu organisasi, pelanggan, proses bisnis internal dan
bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan pembelajaran dan pertumbuhan. Ukuran ini
sasaran, standar, dan kriteria yang telah disebut balanced scorecard yang dipandang
ditetapkan sebelumnya. cukup komprehensif untuk memotivasi eksekutif
4. Tujuan Pengukuran Kinerja dalam mewujudkan kinerja dalam keempat
Menurut Mardiasmo (2002: 122), tujuan perspektif tersebut.
pengukuran kinerja sebagai berikut: 2. Pengertian balanced scorecard
a. Untuk mengkomunikasikan strategi secara Menurut Sony Yuwono,et.all (2002:8)
lebih baik. pengertian balanced scorecard adalah suatu
b. Untuk mengukur kinerja financial dan sistem manajemen, pengukuran, dan
nonfinancial secara berimbang sehingga dapat pengendalian yang secara cepat, tepat dan
ditelusur perkembangan pencapaian strategi. komprehensif dapat memberikan pemahaman
c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis.
kepentingan manajer level menengah dan 3. Keunggulan balanced scorecard
bawah serta memotivasi untuk mencapai goal Menurut Mulyadi (2014:15) keunggulan
congruence. balanced scorecard sebagai berikut:
d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan 1. Komprehensif, balanced scorecard
berdasarkan pendekatan individual dan memperluas perspektif dalam perencanaan
kemampuan kolektif yang rasional. strategis dari perspektif keuangan meluas
5. Manfaat Pengukuran Kinerja perspektif lain: pelanggan, proses bisnis dan
Menurut Sony Yuwono,et.all (2002: 29) internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
manfaat pengukuran kinerja sebagai berikut: Pengukuran yang lebih luas ini berdampak bagi
1. Menelusuri kinerja terhadap harapan perusahaan untuk lebih bijak dalam memilih
pelanggan sehingga akan membawa strategi korporat dan perusahaan akan mampu
perusahaan lebih dekat pada pelanggannya memasuki area bisnis yang kompleks.
dan membuat seluruh orang dalam 2. Koheren, balanced scorecard membangun
organisasi terlibat dalam upaya memberi hubungan sebab akibat (casual relationship)
upaya kepuasan kepada pelanggan. diantara berbagai sasaran strategik yang
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan dihasilkan dalam perencanaan strategik.
pelayanan sebagai bagian dari mata rantai 3. Berimbang, balanced scorecard memelihara
pelanggan dan pemasok internal. keseimbangan antara sasaran strategis di empat
3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan perspektif sehingga perusahaan dapat
sekaligus mendorong upaya-upaya memperoleh informasi yang menyeluruh.
pengurangan terhadap pemborosan tersebut. Keseimbangan sasaran strategik penting untuk
4. Membuat suatu tujuan srategis yang biasanya menghasilkan kinerja keuangan
masih kabur menjadi lebih konkret sehingga berkesinambungan. Selain itu keseimbangan
mempercepat proses pembelajaran organisasi.
-2-
sasaran strategik akan menjanjikan shareholder terhadap suatu obyek dalam suatu periode
value yang berlipat ganda berjangka panjang. tertentu dan mengadakan pencatatan secara
4. Terukur, sistem balanced scorecard hendaknya sistematis tentang hal-hal tertentu yang
menghasilkan sasaran-sasaran strategik dengan diamati.
ukuran tertentu. Keterukuran sasaran strategik 2. Penelitian kepustakaan (Library research)
yang dihasilkan oleh sistem perencanaan Teknik pengumpulan data melalui
strategik menjanjikan ketercapaian berbagai dokumentasi berupa laporan-laporan yang ada
sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem hubungannya dengan permasalahan yang
tersebut. menjadi obyek penelitian.
4. Manfaat balanced scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (2000: 17) C. Alat Analisis
manfaat balanced scorecard sebagai berikut: Alat analisis data yang digunakan dalam
1. Mengklarifikasi dan menghasil- kan kosensus penelitian adalah:
mengenai strategi. Aspek yang terkandung dalam konsep
2. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh balanced scorecard yaitu 4 perspektif yaitu
perusahaan. keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan
3. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen pembelajaran dan pertumbuhan selain itu pula
dan pribadi dengan strategi perusahaan. menggunakan skor perspektif kinerja dan skala
4. Mengkaitkan berbagai tujuan strategis dengan kinerja. Menurut Mulyadi 2001, skor perspektif
jangka panjang dan anggaran tahunan. kinerja dimana skor -1 dengan nilai kurang, skor
5. Mengidentifikasikn menyelaras kan berbagai 0 dengan nilai cukup dan skor 1 dengan nilai
inisiatif strategis. baik. Menurut Mulyadi 2001, kinerja dikatakan
6. Melaksanakan peninjauan ulang strategis ³NXUDQJ´ MLND EHVDU UDWD-rata skor berada pada
secara periodik dan sistematis. nilai antara (-1- ³FXNXS´ \DLWX DQWDra (0-0,6)
7. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan dan baik yaitu antara (0,6-1)
untuk mempelajari dan memperbaiki strategi. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
III. METODE PENELITIAN 1. Perspektif Keuangan
a. ROA (Return On Asset). Menurut Sony
A. Ruang Lingkup Penelitian
Yuwono et. all (2002:154), ROA
Penelitian ini dilakukan pada Koperasi menggambarkan kemampuan perusahaan
Semoga Jaya Unit Simpan Pinjam Di untuk menghasilkan keuntungan dari setiap
Tenggarong yang mana terbatas pada pengukuran satu rupiah asset yang digunakan. Rasio antara
kinerja yang ditinjau dari 4 perspektif balanced laba bersih terhadap total aktiva mengukur tingkat
scorecard pada periode tahun 2013-2014. pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan
pajak.
B. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sony Yuwono et. all (2002:154) rumus
Pengumpulan data dilakukan dengan yang digunakan:
menggunakan 2 metode yaitu Penelitian lapangan
dan Penelitian kepustakaan: Laba Bersih
1. Penelitian Lapangan (Field work research) ROA = x 100 %
Total Aset
a. Wawancara (Interview) yaitu teknik
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab b. ROE (Return On Equity).Menurut Sony
yang dilakukan secara sistematis dan Yuwono et. all (2002:154), ROE ini
berlandaskan kepada tujuan penelitian. Dalam menggambarkan besarnya kembalian yang
hal ini peneliti langsung melakukan tanya diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah
jawab dengan pimpinan dan karyawan- modal dari pemilik. Rasio antara laba bersih
karyawan. terhadap total ekuitas mengukur tingkat
b. Observasi yaitu teknik pengumpulan data pengembalian total ekuitas setelah beban
dengan mengadakan pengamatan langsung bunga dan pajak.

-3-
Menurut Sony Yuwono et. all (2002:154) Menurut Sony Yuwono, et. all (2002:170), rumus
rumus yang digunakan: yang digunakan adalah:
Jumlah Pendapatan
Produktivitas Karyawan =
Laba Bersih Total Karyawan
ROE = x 100 %
Total Ekuitas
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2. Perspektif Keuangan
Berdasarkan hasil analisis penilaian aspek-
a. Customer Retention (CR) Menurut Sony aspek yang ada maka dapat diketahui hasil untuk
Yuwono, et.all (2002 : 165) Customer penilaian masing masing perspektif di Koperasi
Retention merupakan kemampuan perusahaan Semoga Jaya yaitu : perspektif keuangan untuk
untuk mempertahankan pelanggan lama. ROE pada tahun 2013 sebesar 10,46 %
mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi
Menurut Sony Yuwono, et.all (2002 :165), 6,72 % sedangkan untuk ROA pada tahun 2013
rumus yang digunakan adalah: sebesar 9,50 % mengalami penurunan pada tahun
Total Customer Akhir x 100 %
2015 menjadi 5,48 % dari hasil analisis tersebut
CR = menunjukkan kemampuan koperasi
Total Customer Awal
menghasilkan laba semakin menurun dikarenakan
b. Customer Acquisition (CA) Menurut Sony jumlah modal koperasi yang semakin sedikit
Yuwono, et.all (2002 : 165) Customer untuk memberikan pinjaman kepada anggotanya
Acquisition merupakan kemampuan dan itu pula berarti kinerja keuangan dapat
perusahaan memperoleh pelanggan baru atau dikatakan kurang baik. Perspektif pelanggan bila
akuisisi pelanggan. dilihat dari customer retention menunjukkan pada
tahun 2013 sebesar 85,98 % dan pada tahun 2014
Menurut Sony Yuwono, et.all (2002 : 165), sebesar 77,77 % mengalami penurunan sebesar
rumus yang digunakan adalah: 8,21 % hal ini disebabkan jumlah anggota
koperasi yang terus berkurang sehingga terdapat
Customer Baru penurunan aktiva perhitungan akuisisi pelanggan
CA = x 100 %
Total Customer pada tahun 2013 sebesar 2,22 % menurun
menjadi 0,95 % menurun sebesar 1,27 %
3. Perspektif Proses Bisnis Internal. penurunan ini dikarenakan jumlah anggota baru
a. Service Error Rate (SER). Menurut Sony yang bergabung menjadi anggota semakin sedikit
Yuwono, et.all (2002 : 167), Service Error sehingga peningkatan aktiva yang diharapakan
Rate (SER) dimaksudkan untuk mengukur koperasi dengan bertambahnya jumlah anggota
seberapa sering pegawai melakukan belum dapat dipenuhi sehingga dapat dikatakan
kesalahan dalam memberikan layanan kepada kinerja dalam perspektif pelanggan juga dapat
pelanggan termasuk tingkat kesalahan dikatakan kurang baik. Perspektif proses bisnis
pekerjaan lain yang menjadi tugasnya. internal jika dilihat dari hasil analisis pada tahun
2013 perolehan Service Error Rate sebesar 10,37
Menurut Sony Yuwono, et.all (2002: 167), % dan pada tahun 2014 sebesar 20,00 %
rumus yang digunakan adalah: mengalami peningkatan sebesar 9,63 % dalam
Jumlah kesalahan yang hal tingkat kesalahan dalam memberikan
dilakukan pegawai pelayanan dan pengerjaan tugas yang lain, hal ini
SER = x 100 %
Jumlah customer dikarenakan beberapa karyawan baru yang belum
terampil melaksanakan pekerjaannya. Oleh
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. karena itu untuk kinerja dalam perspektif proses
a. Produktivitas Karyawan. Menurut Sony bisnis internalnya pun dapat dikatakan kurang
Yuwono, et. all (2002:170) Produktivitas baik. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan
Karyawan ini berguna untuk mengukur dilihat dari produktivitas karyawan dalam hal
kemampuan karyawan dalam melaksanakan pendapatan koperasi maka diperoleh hasil untuk
pekerjaan. tahun 2013 sebesar Rp. 27.765.517 dan tahun
-4-
2014 sebesar Rp. 21.164.000 terdapat penurunan DAFTAR PUSTAKA
pendapatan sebesar Rp 6.601.517 penurunan ini
disebabkan menurunnya jumlah pendapatan Ahmad, Kamaruddin. 2000. Akuntansi
berupa bunga dari piutang dikarenakan Manajemen; Dasar-dasar Konsep Biaya
berkurangnya aktiva dalam hal ini kas untuk dan Pengambilan Keputusan. Jakarta:
modal pemberian pinjaman, berkurangnya Raja Grafindo.
produktivitas berupa pendapatan ini
Kaplan, Robert S. & Norton, David
menunjukkan kinerja di perspektif pembelajaran
2000.BalancedScorecard:Menerapkan
dan pertumbuhannya pun masih dapat dikatakan
Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga.
kurang baik. Pemeberian skor untuk masing-
masing ukuran diperoleh total skor -6 Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja
dibandingkan dengan jumlah indikator 6 ukuran Sektor Publik, Edisi Pertama.
diperoleh total -1 yang menunjukkan kinerja Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
koperasi dalam 4 perspektif balanced scorecard
dapat dikatakan kurang baik. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Keuangan Sektor
Publik. Yogyakarta: Andi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat
A. Kesimpulan
Manajemen Kontemporer untuk
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Pelipatganda Kinerja Keuangan
yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan Perusahaan. (edisi ke-2). Jakarta:
sebagai berikut: Salemba Empat.

1. Perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis ______. 2014. SistemTerpaduPengelolanKinerja


internal serta proses pembelajaran dan Personel Berbasis Balanced Scorecard.
pertumbuhan kinerja ukuran-ukurannya cetakan ketiga. Yogyakarta: Unit
masing-masing mengalami penurunan. Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN.
2. Setelah dilakukan analisis diketahui kinerja
Koperasi Semoga Jaya yang ditinjau dari 4 Yuwono Sony, Edy Sukamo, dan
perspektif balanced scorecard termasuk MuhammadIchsan.2002.Petunjuk Praktis
dalam kategori kurang baik dengan total skor Penyusunan Balanced Scorecard, cetakan
-1 sehingga dapat dikatakan kinerja Koperasi pertama. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Semoga Jaya tahun 2014 kurang baik dari Utama.
pada tahun 2013.

B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan
kesimpulan yang dikemukakan diatas maka
penulis mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat terus berupaya
meningkatkan pendapatan koperasi dengan
mempertahankan jumlah anggotanya serta
berusaha terus meningkatkan jumlah
anggotanya dimasa yang akan datang.
2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya
dapat melakukan pengukuran kinerja pada
perusahaan menggunakan ukuran lainnya
seperti ATO, Throughpout Time, Process
Time, Absensi dan Retensi Karyawan.
-5-
-6-

Anda mungkin juga menyukai