Engagement, Dan Brand Loyalty
Engagement, Dan Brand Loyalty
SKRIPSI
KAMILA KAFFAH
1806191225
SKRIPSI
KAMILA KAFFAH
1806191225
ii
Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
iii
Universitas Indonesia
Penguji : Imairi Eitiveni, (Nilai telah diberikan melalui
SISIDANG pada 05-07-2022,
S.Kom., M.Kom., 09:13:12)
Ph.D (Revisi telah disetujui
melalui SISIDANG pada
12-07-2022, 18:35:13)
iv
Universitas Indonesia
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya
yang berjudul:
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah ditetapkan.
Kamila Kaffah
v
Universitas Indonesia
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya
yang berjudul:
“Analisis Faktor-Faktor Uses & Gratification dalam Penggunaan Media Sosial
yang Memengaruhi Parasocial Relationship, Brand Engagement, dan Brand
Loyalty”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah ditetapkan.
vi
Universitas Indonesia
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya
yang berjudul:
“Analisis Faktor-Faktor Uses & Gratification dalam Penggunaan Media Sosial
yang Memengaruhi Parasocial Relationship, Brand Engagement, dan Brand
Loyalty”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah ditetapkan.
vii
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya maka tugas akhir ini yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Uses &
Gratification dalam Penggunaan Media Sosial yang Memengaruhi Parasocial
Relationship, Brand Engagement, dan Brand Loyalty” dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan tugas akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi pada Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Indonesia. Selama proses penyusunan tugas akhir, penulis
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmat kesehatan, kemampuan,
serta kemauan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
2. Orang tua penulis 1 (Kamila Kaffah), Ibu Roiyah yang senantiasa selalu
memberikan dukungan penuhnya agar penulis dapat termotivasi untuk
menyelesaikan penelitian ini.
3. Orang tua penulis 2 (Nicolas Henry Wijaya), Ibu Bong Hen Nie dan Bapak
Ferry Wijaya yang senantiasa selalu memberikan dukungan penuhnya agar
penulis dapat termotivasi untuk menyelesaikan penelitian ini.
4. Orang tua penulis 3 (Rifqi Hilman Saputra), Bapak Esterizal Othmal dan Ibu
Yernita Darwis yang senantiasa selalu memberikan dukungan penuhnya agar
penulis dapat termotivasi untuk menyelesaikan penelitian ini.
5. Prof. Dr. Achmad Nizar Hidayanto., selaku dosen pembimbing utama tugas
akhir yang telah memberikan waktu, tenaga, ilmu, saran, dan dukungan sejak
awal pengerjaan tugas akhir hingga selesai. Segala saran dan dukungan yang
diberikan selama penyusunan dan penulisan sangat membantu penulis sehingga
tugas akhir dapat disusun dengan baik.
viii
Universitas Indonesia
6. Ibu Nilamsari Putri Utami, S.Kom., M.Sc., selaku dosen pembimbing kedua
tugas akhir yang telah memberikan waktu, tenaga, ilmu, saran, dan dukungan
sejak awal pengerjaan tugas akhir hingga selesai. Segala saran dan dukungan
yang diberikan selama penyusunan dan penulisan sangat membantu penulis
sehingga tugas akhir dapat disusun dengan baik.
7. Kakak dan adik penulis 1 (Kamila Kaffah), Awalia Sitta dan Siti Nurazizah yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi selama penyusunan tugas akhir
8. Kakak penulis 3 (Rifqi Hilman Saputra), Rezita Anggraini yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi selama penyusunan tugas akhir
9. Bapak/Ibu penguji tugas akhir yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
saran dan masukan sehingga tugas akhir menjadi lebih baik.
10. Bapak Muhammad Rifki Shihab, B.B.A., M.Sc., selaku pembimbing akademis
penulis 1 (Kamila Kaffah) yang telah membimbing serta memberikan dukungan
selama masa studi.
11. Bapak Ir. Wahyu Catur Wibowo M.Sc., Ph.D., selaku pembimbing akademis
penulis 2 (Nicolas Henry Wijaya) yang telah membimbing serta memberikan
dukungan selama masa studi.
12. Bapak Dr. Ir. Petrus Mursanto, M.Sc., selaku pembimbing akademis penulis 3
(Rifqi Hilman Saputra) yang telah membimbing serta memberikan dukungan
selama masa studi.
13. Teman KELAP kelip selaku teman-teman terdekat dari penulis 1 (Kamila
Kaffah) yaitu Amalia Hanisafitri, Ashila Ghassani, Azkiya Hanna Rofifah,
Eugene Brigita Lauw, Fathinah Azma Izzati, Fitri Handayani, Kezia Sulami,
Louisa Natalika, Samratu Maharani, Shafiya Adzhani, dan Thalia Teresa yang
sudah menemani, menyemangati, dan mendukung penulis 1 (Kamila Kaffah)
selama berkuliah di FASILKOM UI.
14. Soebowo Adjinegoro selaku teman spesial penulis 1 (Kamila Kaffah) yang
sudah membantu, memberikan dukungan serta motivasi sepanjang masa kuliah,
khususnya pada masa penyusunan skripsi ini.
15. Tim “Platform Business Intelligence OVO” yang telah banyak memberikan
masukan, ilmu, wawasan, pengetahuan, dan dukungan untuk menyelesaikan
skripsi kepada penulis 1 (Kamila Kaffah) selama menjalani masa magang.
ix
Universitas Indonesia
16. Tim PDOMPKK St. Thomas Aquinas, selaku keluarga kedua dari penulis 2
(Nicolas Henry Wijaya) yaitu Ian Danarko, Eka Nurhayani, Laurensia, Clarissa,
Cathy, dan lainnya yang selalu mendukung & menyemangati selama
mengerjakan skripsi ini.
17. Keluarga besar “omdo”, selaku teman-teman terdekat dari penulis 2 (Nicolas
Henry Wijaya) yang terdiri dari William Prasetyo, Rico Fernanda, Elson, Paulus,
dan lainnya yang memberikan hiburan, semangat, dan menjadi tempat berkeluh
kesah penulis.
18. “INTIIII(M) (Pengurus Inti COMPFEST 12)” yang terdiri dari Anggardha
Febriano, Muhamad Raihan Fikriansyah, Muhammad Faarih Ihsan, Muhammad
Iqbal Wijonarko, Kamila Alifia Imanuddin, Luqman Maulana, Rania Azzahra,
Muhammad Fachri Anandito, Mohammed Al Kwarizmi Dwi Anggara, Bhaskoro
Siddhi Pradhana, Nur Fauziah Hasanah, dan Riri Edwina yang telah membantu
dan menjadi keluarga penulis 2 (Nicolas Henry Wijaya) dalam merealisasikan
“The Biggest IT Event Run by Students” pada iterasinya yang ke-12
19. Teman-teman “Jagger” yang terdiri dari Btari Jihan, Alfryan Abdul, Ciara
Nurdenara, Gilang Ditriz, Anisa Oktaviani, Raynanda Kevin, Nadia
Widahandaru, Savira Salsabila, dan M. Nur Hakim yang telah membantu
mendukung, memberikan motivasi, hiburan, serta tempat keluh kesah penulis 3
(Rifqi Hilman Saputra)
20. Teman-teman “MPC” Syal syabila, Ia Refyta, Yessy Vivi, Dhea Julia, Gomos
Purba, Samuel Dimas, Jaka Ramadhan, Mikha Semano, Salsabila Yasmine,
Indah Cahyani, Josua Gilbert, Aditya Yudha, Ranno Febrianto yang telah
membantu mendukung penulis 3 (Rifqi Hilman Saputra) selama pengerjaan
skripsi
21. Indah Cahyani, Ciara Nurdenara, Arifah Salsabil, dan Safira Nurdianti yang
telah bersedia membantu dan memberikan dukungan kepada penulis 3 (Rifqi
Hilman Saputra) selama pengerjaan skripsi
22. Teman-teman “FGT & UM” Adyssa Fairuz, Wiena Amanda, Raihan
Fikriansyah, dan M. Destara Syanandi yang telah menjadi teman terdekat
penulis 3 (Rifqi Hilman Saputra) selama jalannya perkuliahan dan menjadi
x
Universitas Indonesia
tempat untuk bercerita dan melakukan hiburan dan bersenang-senang
bersama-sama
23. Teman-teman “marketing” PR RISTEK 2021, yaitu Rani Aprilia, Tio, Yoga, dan
Anindya yang telah membantu penulis 3 (Rifqi Hilman Saputra) dalam
menjalankan program kerja marketing RISTEK 2021
24. Teman-teman Public Relation RISTEK Fasilkom 2021, DGM COMPFEST 11,
Open House Fasilkom, Pemira Fasilkom, dan kepanitiaan ataupun organisasi
lainnya yang telah membantu penulis 3 (Rifqi Hilman Saputra) mengembangkan
diri
25. Tim Pikachu & Raichu (product team) Tokopedia yang telah banyak
memberikan masukan, ilmu, wawasan, pengetahuan, dan dukungan untuk
menyelesaikan skripsi kepada penulis 3 (Rifqi Hilman Saputra) selama
menjalani masa magang
26. Saffanah Fausta L, Rachel Larasati K, Dwipuspa R, Azzahra Putri, dan Romi
Hadiyan yang telah banyak memberikan ilmu dan masukan-masukan dalam
perkuliahan dan penyusunan skripsi kepada ketiga penulis
27. Teman-teman “marketing julid” yang terdiri dari Ferdinand Hanif, Akbar
Rafsanjhani, Surya Nirvana, Kyosena Haridza, dan Naufal Hilmi yang telah
mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran bersama-sama dengan ketiga penulis
sebagai tim inti marketing COMPFEST 12
28. Teman-teman “di ji em” DGM COMPFEST 12, yaitu Surya Nirvana, Qonita
Nur Iffat, Keiko Aaliya, Angelin Depthios, Fikri Akmal, Hasna Shafira, Hilmy
Akbar, Mahdi Ali, Celine Ivo, Alina Dhifan, dan Tsanaa Patricia yang telah
membantu penulis ketiga penulis menyukseskan COMPFEST 12 dengan
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
29. “Keluarga Raseb (Keseluruhan Panitia COMPFEST 12)” yang telah merelakan
waktu dan usahanya selama melaksanakan COMPFEST 12 tanpa ragu sehingga
kita semua dapat berhasil mensukseskan COMPFEST full online pertama
semenjak pertama diciptakan
30. Keluarga besar “sales kompess” yang bersama-sama dengan ketiga penulis
mendedikasikan diri untuk membuat COMPFEST 12 semakin dikenal banyak
orang.
xi
Universitas Indonesia
31. “One Piece dan Studio Ghibli” yang membuat penulis 1 (Kamila Kaffah) tetap
bersemangat menyusun skripsi.
32. “Gfriend, SNSD, LOONA, Red Velvet, dan, BTS” yang membuat penulis 2
(Nicolas Henry Wijaya) tetap bersemangat menyusun skripsi
33. Variety show “Running Man” yang membuat penulis 3 (Rifqi Hilman Saputra)
tetap bersemangat menyusun skripsi
34. Teman-teman angkatan QUANTA 2018 yang telah memberikan banyak bantuan
dan dukungan selama masa kuliah
35. Seluruh responden pembentukan faktor uses and gratification, uji keterbacaan,
dan responden wawancara yang sudah memberikan pandangannya sehingga
membantu penulis dalam menyusun tugas akhir
36. Seluruh responden yang mengisi kuesioner dan menyebarkannya sehingga
membantu kelancaran pengerjaan tugas akhir
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, penulis bersikap terbuka atas saran dan kritik yang membangun dan
dapat menyempurnakan tugas akhir ini. Diharapkan tugas akhir ini dapat menjadi
rujukan untuk penelitian di masa yang akan datang serta mampu untuk memberikan
manfaat bagi banyak pihak.
Depok, 15 Juni 2022
xii
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama Penulis 1: Kamila Kaffah
NPM Penulis 1: 1806191225
Analisis Faktor-Faktor Uses & Gratification dalam Penggunaan Media Sosial yang
Memengaruhi Parasocial Relationship, Brand Engagement, dan Brand Loyalty
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
xiii
Universitas Indonesia
Dibuat di: Depok
Pada tanggal: 15 Juni 2022
Yang menyatakan,
xiv
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Media sosial yang digunakan secara masif dewasa ini membuat brand saling bersaing
untuk membuat akun media sosial resminya sebagai sarana untuk mempromosikan
produk/layanannya secara daring. Brand yang menggunakan media sosial memiliki
potensi lebih tinggi untuk meningkatkan loyalitas para konsumennya. Di sisi lain,
penggunaan media sosial oleh seorang individu memberikan berbagai macam kepuasan
yang didefinisikan dalam teori Uses & Gratification (U&G). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor U&G yang mempengaruhi tingkat loyalitas konsumen
terhadap brand yang akun media sosialnya mereka ikuti. Teori Uses and Gratification
(U&G) sebagai salah satu teori motivasi serta konsep parasocial relationship digunakan
pada penelitian ini untuk merepresentasikan hubungan faktor-faktor gratifikasi yang
didapatkan dari penggunaan media sosial untuk mengikuti akun media sosial brand
terhadap loyalitas pengguna. Penelitian diawali dengan wawancara untuk mendapatkan
data kualitatif yang akan digunakan sebagai dasar perumusan model, khususnya dalam
menentukan faktor gratifikasi yang didapatkan dari mengikuti akun media sosial brand.
Kemudian, penelitian menggunakan 309 data responden untuk analisis kuantitatif
dengan metode PLS-SEM. Wawancara konfirmatif juga dilakukan di akhir proses
penelitian untuk mendukung hasil penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
entertainment, economic benefits, learning benefits, dan brand interaction berpengaruh
terhadap parasocial relationship. Selain itu information seeking, entertainment,
economic benefits, dan brand interaction berpengaruh terhadap brand engagement.
Parasocial relationship berpengaruh terhadap brand engagement dan brand loyalty,
serta brand engagement berpengaruh terhadap brand loyalty. Penelitian ini diharapkan
dapat membantu brand untuk dapat mencari tahu faktor yang membuat konsumen
mengikuti media sosialnya dan cara untuk meningkatkan loyalitas dari konsumen
terhadap brand.
Kata kunci: media sosial, marketing, uses & gratification (U&G), brand loyalty, brand
engagement, parasocial relationship.
xv
Universitas Indonesia
ABSTRACT
The massive use of social media today makes brands compete to create their official
social media accounts as a means to promote their products/services online. Brands that
use social media have a higher potential to increase their customer brand loyalty. On the
other hand, the use of social media provides various kinds of gratification defined in the
Uses & Gratification (U&G) theory. This study aims to determine the U&G factors that
influence consumer brand loyalty to brands whose social media accounts they follow.
Uses and Gratification (U&G) theory as one of the motivational theories and the
concept of parasocial relationship are applied in this study to represent the relation of
gratification factors gained from the use of social media to follow brand social media
accounts on user loyalty. The research begins with interviews to get qualitative data that
will be adopted as the basis for formulating the model, notably in determining the
gratification factor obtained from following the brand’s social media accounts. Then,
the study used 309 respondent data for quantitative analysis using the PLS-SEM
method. Researchers also conducted confirmative interviews at the end of the research
process to support the research results. The findings of this study show that
entertainment, economic benefits, learning benefits, and brand interaction affect the
parasocial relationship. Other than that, information seeking, entertainment, economic
benefits, and brand interaction affect brand engagement. Parasocial relationship affects
brand engagement and brand loyalty, also brand engagement affects brand loyalty. This
study is expected to help the brand find out which factors make consumers follow their
social media and find out how to increase brand loyalty.
Keywords: social media, marketing, Uses & Gratification (U&G), brand loyalty, brand
engagement, parasocial relationship.
xvi
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
xvii
Universitas Indonesia
2.4 Parasocial Relationship 16
2.5 Brand Loyalty 17
2.6 Structural Equation Modelling (SEM) 18
2.7 Penelitian Terdahulu 25
2.8 Model Penelitian 37
2.8.1 Penelitian yang Melandasi Pengembangan Model Penelitian 37
2.8.1.1 “Applying uses and gratification theory to understand customer
participation in social media brand communities” oleh Shampy Kamboj
(2019) 38
2.8.1.2 “Managing the effectiveness of e-commerce platforms in a
pandemic” oleh Lobel Trong Thuy Tran (2022) 40
2.8.1.3 “The effect of benefits generated from interacting with branded
mobile apps on consumer satisfaction and purchase intentions” oleh Ibrahim
Alnawas dan Faisal Aburub (2016) 42
2.8.1.4 “The role of consumer-consumer interaction and consumer-brand
interaction in driving consumer-brand engagement and behavioral
intentions” oleh Man Lai Cheung, Guilherme D. Pires, Philip J. Rosenberger,
Wilson K.S Leung, dan Mohammad-Noor Salehhuddin Sharipudin (2021) 44
2.8.1.5 “The role of parasocial relationship in social media marketing:
testing a model among baby boomers” oleh Yunying Zhong, Valeriya
Slihapoval, James Busser (2021) 46
2.8.1.6 “Literary celebrity, tourists’ self-destination connection, and brand
engagement: Based on a marketing perspective of celebrity endorsement
effects” oleh Xiaohua Chen, Wenya Li, Dongoh Joo (2021) 47
2.8.1.7 “Unlocking the customer engagement-brand loyalty relationship in
tourism social media: The roles of brand attachment and customer trust” oleh
Ming-Way Li, Hsiu-Yu Teng, dan Chien-Yu Chen (2020) 49
2.8.2 Usulan Model Penelitian 50
2.8.3 Perumusan Hipotesis 55
2.8.3.1 Hubungan antara Information Seeking dengan Parasocial
Relationship dan Brand Engagement 55
2.8.3.2 Hubungan antara Entertainment dengan Parasocial Relationship dan
Brand Engagement 57
2.8.3.3 Hubungan antara Economic Benefits dengan Parasocial Relationship
dan Brand Engagement 59
xviii
Universitas Indonesia
2.8.3.4 Hubungan antara Learning Benefits dengan Parasocial Relationship
dan Brand Engagement 60
2.8.3.5 Hubungan antara Brand Interaction dengan Parasocial Relationship
dan Brand Engagement 62
2.8.3.6 Hubungan antara Parasocial Relationship dengan Brand Engagement
dan Brand Loyalty 64
2.8.3.7 Hubungan antara Brand Engagement dengan Brand Loyalty 65
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 68
3.1 Pendekatan Penelitian 68
3.2 Tahapan Penelitian 69
3.2.1 Perumusan Masalah 71
3.2.2 Studi Literatur 72
3.2.3 Wawancara Eksploratif 72
3.2.4 Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif 73
3.2.5 Perancangan Model 74
3.2.6 Penyusunan Kuesioner 74
3.2.7 Uji Keterbacaan 75
3.2.8 Pengumpulan Data 76
3.2.9 Pengolahan dan Analisis Data Kuantitatif 77
3.2.10 Wawancara Konfirmatif 78
3.2.11 Penarikan Kesimpulan dan Saran 79
3.3 Instrumen Penelitian 80
3.3.1 Information Seeking 81
3.3.2 Entertainment 82
3.3.3 Economic Benefits 83
3.3.4 Learning Benefits 85
3.3.5 Brand Interaction 86
3.3.6 Parasocial Relationship 87
3.3.7 Brand Engagement 88
3.3.8 Brand Loyalty 89
xix
Universitas Indonesia
3.3.9 Variabel Kontrol 90
3.3.9.1 Brand Trust 90
3.3.9.2 Duration of Follow 91
BAB 4 ANALISIS & PEMBAHASAN 92
4.1 Data Demografi Narasumber Wawancara Eksploratif Faktor U&G 92
4.2 Analisis Data Eksplorasi Faktor U&G 94
4.3 Data Demografi Responden 95
4.3.1 Jenis Kelamin 95
4.3.2 Usia 96
4.3.3 Domisili 97
4.3.4 Pendidikan 98
4.3.5 Pendapatan 99
4.3.6 Media Sosial yang Paling Sering Digunakan untuk Mengikuti Akun Brand
100
4.3.7 Jenis Akun Brand yang Diikuti 101
4.3.8 Lama Waktu Mengikuti Akun Brand 102
4.3.9 Rangkuman Demografi Responden 103
4.4 Analisis Data Kuantitatif 105
4.4.1 Uji Outlier dan Uji Common Method Bias 106
4.4.1.1 Uji Outlier 106
4.4.1.2 Uji Common Method Bias 107
4.4.2 Pembentukan Path Diagram 108
4.4.3 Uji Model Pengukuran (Outer Model) 109
4.4.3.1 Uji Validitas Konstruk Reflektif 110
4.4.3.1.1 Uji Validitas Konvergen 110
4.4.3.1.1.1 Uji Nilai Loading Factor (Outer Loading) 111
4.4.3.1.1.2 Uji Nilai Average Variance Explained (AVE) 112
4.4.3.1.2 Uji Validitas Diskriminan 113
4.4.3.1.2.1 Uji Cross Loading 114
4.4.3.1.2.2 Uji AVE Square Root (Fornell-Larcker Criterion) 115
xx
Universitas Indonesia
4.4.3.1.2.3 Uji HTMT 116
4.4.3.2 Uji Reliabilitas Konstruk Reflektif 117
4.4.3.2.1 Uji Composite Reliability 117
4.4.3.2.2 Uji Cronbach’s Alpha 118
4.4.4 Uji Model Struktural (Inner Model) 119
4.4.4.1 Uji Path Coefficient 120
4.4.4.2 Uji Nilai R2 122
4.4.4.3 Uji Nilai Q2 123
4.4.4.4 Uji Effect Size (f2) 124
4.4.5 Uji Hipotesis dan Variabel Kontrol 125
4.5 Data Demografi Responden Wawancara Konfirmatif 130
4.6 Analisis Hasil Wawancara Konfirmatif 132
4.7 Diskusi Hasil Penelitian 133
4.7.1 Hubungan Faktor-Faktor U&G dengan Parasocial Relationship 134
4.7.2 Hubungan Faktor-Faktor U&G dengan Brand Engagement 137
4.7.3 Hubungan Parasocial Relationship dengan Brand Engagement 139
4.7.4 Hubungan Parasocial Relationship dan Brand Engagement dengan Brand
Loyalty 140
4.7.5 Hubungan Brand Trust dan Duration of Follow sebagai Variabel Kontrol
dengan Brand Loyalty 142
4.8 Implikasi 142
4.8.1 Implikasi Teoretis 142
4.8.2 Implikasi Praktis 143
BAB 5 KESIMPULAN & SARAN 147
5.1 Kesimpulan Penelitian 147
5.2 Keterbatasan Penelitian 149
5.3 Saran Penelitian 149
DAFTAR PUSTAKA 150
LAMPIRAN 166
xxi
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty 26
Tabel 2.2. Rangkuman Variabel Penelitian 54
Tabel 3.1 Responden Uji Keterbacaan 75
Tabel 3.2 Deskripsi Skala Likert 81
Tabel 3.3 Instrumen Penelitian Information Seeking 82
Tabel 3.4 Instrumen Penelitian Entertainment 83
Tabel 3.5 Instrumen Penelitian Economic Benefits 84
Tabel 3.6 Instrumen Penelitian Learning Benefits 86
Tabel 3.7 Instrumen Penelitian Brand Interaction 87
Tabel 3.8 Instrumen Penelitian Parasocial Relationship 88
Tabel 3.9 Instrumen Penelitian Brand Engagement 89
Tabel 3.10 Instrumen Penelitian Brand Loyalty 89
Tabel 3.11 Instrumen Penelitian Brand Trust 91
Tabel 4.1 Demografi Narasumber Wawancara Eksploratif 92
Tabel 4.2 Rangkuman Demografi Responden Kuantitatif 103
Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Uji Outlier 107
Tabel 4.4. Nilai Outer Loading 111
Tabel 4.5. Nilai Average Variance Explained (AVE) 113
Tabel 4.6. Nilai Cross Loading 114
Tabel 4.7. Nilai AVE Square Root (Fornell-Larcker Criterion) 116
Tabel 4.8. Nilai Heterotrait-Monotrait Ratio of Correlations (HTMT) 117
Tabel 4.9. Nilai Composite Reliability 118
Tabel 4.10. Nilai Cronbach’s Alpha 118
Tabel 4.11. Nilai Path Coefficient 121
Tabel 4.12. Nilai R2 123
xxii
Universitas Indonesia
Tabel 4.13. Nilai Q2 123
Tabel 4.14. Nilai Effect Size (f2) 124
Tabel 4.15. Hasil Uji Hipotesis 126
Tabel 4.16 Demografi Narasumber Wawancara Konfirmatif 131
xxiii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
xxiv
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum dari penelitian ini. Bab ini meliputi
latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup serta sistematika dari
penulisan. Pada bagian latar belakang dibahas alasan pemilihan topik penelitian. Pada
bagian rumusan masalah dibahas mengenai masalah yang menjadi fokus untuk
diselesaikan pada penelitian ini. Pada bagian tujuan penelitian dijelaskan mengenai
tujuan yang ingin dicapai. Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini juga akan
dibahas pada bagian manfaat penelitian. Pada bagian ruang lingkup penelitian dibahas
batasan-batasan pada penelitian dan sistematika penulisan dibahas mengenai deskripsi
pada setiap bab pada penelitian ini.
1
Universitas Indonesia
2
Universitas Indonesia
3
Aplikasi media sosial yang tersedia saat ini sangatlah beragam jenisnya dan
masing-masing dari media sosial tersebut memiliki karakteristik tersendiri. Data per
Januari 2022 menunjukan bahwa Facebook merupakan media sosial yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat dunia dengan jumlah pengguna aktif bulanan sebanyak 2,9
juta pengguna di seluruh dunia (Statista, 2022b). Kemudian diikuti oleh Youtube yang
memiliki pengguna aktif bulanan sebanyak 2,56 juta pengguna (Statista, 2022b). Lalu,
Instagram juga mendominasi dengan pengguna aktif bulanan sebanyak 1,47 juta
pengguna (Statista, 2022b). Beberapa media sosial lain yang juga memiliki jumlah
pengguna aktif yang masif di seluruh dunia adalah Twitter, Tiktok, Whatsapp, dan
lainnya. TikTok, media sosial dari China yang diluncurkan ke publik pada tahun 2016,
menunjukan perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. TikTok
mengungkapkan pengguna aktif bulanannya telah tumbuh hampir 800% sejak Januari
2018, yang menunjukkan bahwa media sosial tersebut telah digunakan sebanyak 11 juta
warga Amerika (Sherman, 2020). Tidak berhenti sampai situ, pengguna TikTok terus
bertambah hingga pada akhir 2021 jumlah pengguna aktif bulanan TikTok telah
mencapai 1,2 juta pengguna (Iqbal, 2022).
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
kepada konsumen dan mengenal konsumen lebih baik karena informasi konsumen yang
diperoleh pemasar dari media sosial sangat bermanfaat bagi brand dalam menciptakan
nilai brand (Zollo et al., 2020).
Seiring dengan berjalannya waktu, banyak penelitian yang membahas lebih dalam
mengenai hubungan antara brand dengan konsumen yang terjadi melalui media sosial.
Horton & Richard Wohl (1956) mencetuskan konsep hubungan satu sisi yang dirasakan
oleh audiens dikarenakan karakter media tidak mengetahui keberadaan audiens dan
perasaan yang dimiliki, yang kemudian dikenal dengan parasocial relationship. Dewasa
Universitas Indonesia
6
ini, penggunaan parasocial relationship sudah menjadi hal yang umum dalam penelitian
dengan topik media sosial dan brand. Penelitian yang dilakukan oleh Hwang & Zhang
(2018) menunjukkan bahwa jumlah pengguna media sosial yang semakin banyak
merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan parasocial relationship.
Labrecque (2014) menggunakan parasocial relationship sebagai mediasi dalam
penelitian mengenai hubungan konsumen & brand di lingkungan media sosial.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa parasocial relationship yang berperan sebagai
mediator mendorong peningkatan perasaan niat loyalitas (brand loyalty) dan kesediaan
untuk memberikan informasi kepada brand tersebut (Labrecque, 2014).
Selain perlu adanya hubungan yang terjalin baik antara konsumen & brand dalam media
sosial, ada pula faktor lain yang menjadi prediktor kuat bagi brand loyalty yaitu brand
engagement (Chen et al., 2021). Brand engagement menunjukkan intensitas dari
partisipasi individu dalam hubungan dengan media sosial brand yang ia ikuti (Verma,
2020). Konsumen yang terlibat secara aktif dengan brand dan diharapkan untuk
membangun sikap positif paling cepat daripada konsumen yang tidak terlibat dengan
brand. Sikap tersebut diharapkan dapat memandu peningkatan loyalitas terhadap brand
(Rather et al., 2018).
Topik media sosial dan brand loyalty dipilih oleh penulis dalam penelitian ini karena
media sosial merupakan sarana yang saat ini gencar digunakan oleh para brand untuk
mempromosikan produk/layanannya (Statista, 2021). Penggunaan media sosial oleh
brand juga terbukti dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap brand (Li et al.,
2020; Laroche et al., 2013). Selain itu, penggunaan media sosial oleh brand memiliki
kaitan yang erat dengan parasocial relationship (Zhong et al., 2021; Labrecque, 2014).
Ada pula aspek lain yang merupakan prediktor kuat bagi loyalitas konsumen, yaitu
brand engagement (Chen et al., 2021). Dari sisi konsumen, penggunaan media sosial
oleh seorang individu memberikan berbagai macam kepuasan yang didefinisikan dalam
teori Uses & Gratification (U&G) (Kamboj, 2019; Tran, 2022; Alnawas dan Aburub,
2016; Cheung et al., 2021). Berdasarkan penjelasan tersebut, dipilihlah empat konsep
yang menjadi fokus utama dari penelitian ini.
Pada penelitian ini, hubungan aktivitas mengikuti akun media sosial brand dengan
tingkat loyalitas pelanggan terhadap brand (brand loyalty) diteliti berdasarkan teori
Universitas Indonesia
7
Uses & Gratification (U&G). Secara singkat, teori U&G merupakan teori yang
memberikan penjelasan mengenai bagaimana dan mengapa individu secara aktif
berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dari berbagai media
berbeda (Phua et al., 2017). Teori ini sudah umum digunakan dalam berbagai penelitian
dengan topik media sosial. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lu &
Lin (2022) untuk mengetahui faktor U&G apa saja yang berpengaruh terhadap aktivitas
birdwatching di beberapa media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan
Weibo. Teori U&G juga digunakan oleh Osei-Frimpong et al. (2022) untuk mengetahui
faktor U&G apa saja yang berpengaruh dalam brand engagement di media sosial.
Alasan lain mengapa teori U&G dipilih dalam penelitian ini adalah karena masih
sedikitnya penelitian yang mengungkap faktor U&G yang memiliki peran positif
terhadap brand loyalty dari kegiatan mengikuti akun media sosial brand.
Keempat konsep tersebut, yaitu U&G, parasocial relationship, brand engagement dan
brand loyalty memiliki kesamaan yaitu sama-sama memberikan dampak yang
cenderung positif terhadap konsumen ataupun brand. Teori U&G menyatakan bahwa
konsumen memperoleh berbagai kepuasan dari menggunakan suatu media (Katz &
Blumler, 1974). Kemudian, Labrecque (2014) mengatakan bahwa media sosial
memungkinkan terjadinya hubungan interpersonal dua arah yang bersifat imajiner
antara konsumen dengan brand yang dikenal dengan konsep parasocial relationship.
Brand engagement sendiri merefleksikan intensitas hubungan konsumen dengan brand
(Wang et al., 2021). Brand loyalty terbukti dapat meningkat melalui penggunaan media
sosial (Li et al., 2020; Laroche et al., 2013). Penelitian ini menggabungkan keempat hal
tersebut dalam konteks media sosial karena penulis ingin mengetahui apakah kepuasan
yang diperoleh dari mengikuti akun media sosial brand mempengaruhi hubungan
interpersonal imajiner, dan intensitas hubungan antara brand dengan konsumen hingga
akhirnya berpengaruh terhadap brand loyalty dari konsumen. Peneliti telah menemukan
beberapa jurnal yang membahas pengaruh parasocial relationship dan brand
engagement terhadap brand loyalty (Zhong et al., 2021; Labrecque, 2014). Tetapi,
penelitian yang membahas mengenai teori U&G dan kaitannya dengan parasocial
relationship serta brand engagement dalam konteks media sosial masih sangat terbatas.
Oleh karena itu, penulis membuat penelitian ini untuk mengisi celah tersebut dengan
harapan dapat memberikan hasil yang bermanfaat.
Universitas Indonesia
8
Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor gratifikasi sesuai
teori U&G yang memengaruhi loyalitas konsumen terhadap brand melalui parasocial
relationship dan brand engagement sehingga dapat memperkaya wawasan dan ilmu
mengenai bagaimana cara untuk meningkatkan brand loyalty melalui social media
marketing. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada brand yang
menggunakan media sosial untuk mempromosikan brand-nya. Pihak pelaku social
media marketing diharapkan dapat menyesuaikan cara menggunakan media sosial
brand sehingga loyalitas konsumen menjadi meningkat.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan, berikut ini terdapat tiga
pertanyaan penelitian yang akan diteliti, yaitu;
1. Apa saja faktor-faktor uses and gratification (U&G) dalam konteks penggunaan
media sosial untuk mengikuti akun media sosial brand yang didapatkan dari
hasil studi kualitatif?
2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor uses and gratification (U&G) dalam
penggunaan media sosial untuk mengikuti akun brand terhadap parasocial
relationship, brand engagement, dan brand loyalty yang didasari oleh hasil studi
kuantitatif?
3. Bagaimana pengaruh parasocial relationship terhadap brand engagement dan
brand loyalty?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan dari penelitian
ini adalah:
Universitas Indonesia
9
Penelitian ini menjabarkan manfaat penelitian menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis. Manfaat teoritis dapat merujuk pada kontribusi ilmiah dengan
menambah wawasan akademik serta melengkapi celah penelitian terdahulu. Kemudian,
manfaat praktis merujuk pada implementasinya di perusahaan sebagai masukan dalam
mengambil keputusan manajerial atau proses bisnis. Berikut adalah penjelasan lebih
rinci untuk masing-masing manfaat penelitian tersebut.
Manfaat praktis dari penelitian ini bagi perusahaan yang memiliki brand dapat
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi konsumen untuk mengikuti
akun brand di media sosial. Selain itu, perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang
dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap brand. Faktor-faktor tersebut dapat
Universitas Indonesia
10
diperkuat untuk dapat membuat hubungan yang lebih dekat antara konsumen dengan
brand. Loyalitas dan hubungan yang baik antara konsumen dengan brand dibutuhkan
agar brand dapat terus berkembang dan penjualan dapat terus dilakukan.
Batasan ruang lingkup pada penelitian ini adalah responden terbatas pada masyarakat di
wilayah Indonesia dan mengikuti akun brand melalui aplikasi media sosial, seperti
Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, TikTok, dan lain-lain.
Penulisan pada laporan penelitian ini dibagi ke dalam lima bab bahasan, yaitu
pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, analisis dan pembahasan hasil
penelitian, serta kesimpulan dan saran. Bab 1 menjelaskan mengenai pendahuluan yang
menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dari sisi teoritis dan praktis, ruang lingkup penelitian, dan
sistematika penelitian. Bab 2 yang merupakan tinjauan pustaka, akan menjelaskan
mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian. pembahasan mengenai
penelitian-penelitian terdahulu, serta model dan hipotesis penelitian yang diajukan. Bab
3 yaitu metode penelitian yang akan menjelaskan lebih lanjut mengenai pendekatan
penelitian, tahapan-tahapan dalam penelitian, instrumen penelitian, uji keterbacaan,
metode pengumpulan data dan metode analisis data. Bab 4 akan menjelaskan mengenai
analisis dan hasil dari penelitian yang mencakup hasil studi kualitatif, demografi
responden, analisis data kuantitatif terkait penelitian serta implikasi yang didapatkan.
Terakhir, bab 5 akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian ini dan saran
untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, dijelaskan secara detail hasil studi literatur yang menjadi landasan teori
dalam melakukan penelitian ini. Penjelasan tersebut meliputi konsep dan teori yang
berkaitan dengan permasalahan dari penelitian ini. Selanjutnya, bab ini juga akan
menjelaskan secara detail penelitian pendahulu yang terkait dengan penelitian ini,
variabel kontrol yang digunakan, model yang digunakan untuk penelitian, perumusan
hipotesis, serta kerangka berpikir.
Media sosial didefinisikan sebagai layanan berbasis web atau software yang
memberikan akses kepada pengguna individu, komunitas, dan organisasi untuk
kolaborasi, terhubung, berinteraksi, dan berkomunikasi (Ma et al., 2021). Hal tersebut
memungkinkan dilakukan oleh pengguna media sosial dengan cara membuat unggahan
baik secara individu maupun bersama-sama, memodifikasi, berbagi, dan terlibat dengan
User Generated Content (UGC) (Ma et al., 2021). Terdapat dua konsep fundamental
terkait media sosial, yaitu Web 2.0 dan User Generated Content (UGC). Web 2.0 adalah
platform di mana software dan content tidak diproduksi dan dipublikasikan secara
individu, tetapi diproduksi dan dikembangkan secara berkesinambungan dan kolaboratif
(Laroche et al., 2012). UGC yang mencapai popularitas tinggi di tahun 2005 merupakan
istilah umum yang berisi berbagai bentuk konten media yang tersedia di publik dan
dibuat oleh pengguna akhir dari teks hingga video dan audio (Laroche et al., 2012).
Berdasarkan penjelasan tersebut, media sosial berisi beragam aplikasi berbasis internet,
seperti Instagram, YouTube, Twitter, Facebook, TikTok, dan lain sebagainya.
Media sosial juga didefinisikan sebagai teknologi online dan praktik yang digunakan
untuk berbagai pengetahuan dan opini (Laroche et al., 2012). Definisi ini didukung oleh
Rheingold (1993) yang mendefinisikan media sosial sebagai “agregasi sosial” yang
muncul dari internet ketika cukup banyak orang yang melakukan diskusi publik yang
cukup panjang, dengan disertai perasaan manusia yang cukup untuk membentuk
jaringan hubungan pribadi di dunia maya (Laroche et al., 2012). Aspek unik dari media
sosial dan popularitasnya yang luar biasa telah merevolusi praktik pemasaran seperti
11
Universitas Indonesia
12
periklanan dan promosi (Laroche et al., 2012). Hanya dalam lima tahun terakhir,
memiliki akses media sosial menjadi sangat berharga sehingga pelaku bisnis semakin
meningkat untuk mengintegrasikannya dengan kampanye pemasaran (Nisar &
Whitehead, 2016). Tingkat efisiensi media sosial yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan saluran komunikasi tradisional menyebabkan para pemimpin dari berbagai
industri mengharuskan perusahaan untuk berpartisipasi dalam Facebook, Twitter,
Instagram, dan lain-lain untuk bisa sukses di lingkungan online (Laroche et al., 2012).
Media sosial memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumen dari cara memperoleh
informasi hingga perilaku setelah pembelian berupa pernyataan atau review dan pola
penggunaan internet (Laroche et al., 2012). Pertumbuhan yang luar biasa dan
ketersediaan internet telah membuka jalan untuk media sosial menjadi alat pemasaran
penting bagi bisnis karena media sosial dapat memberikan akses jangkauan pelanggan
yang luas (Ma et al., 2021). Kemajuan ini telah berhasil membuat banyak bisnis dalam
menjangkau berbagai konsumen lebih mudah sehingga pertumbuhan bisnis lebih dapat
dicapai (Ma et al., 2021). Tidak hanya itu, media sosial menawarkan keunggulan lebih
dalam menghubungkan bisnis kepada konsumen secara langsung, yaitu dapat
memengaruhi persepsi pelanggan dan perilakunya dengan biaya yang lebih rendah dan
waktu yang lebih cepat (Laroche et al., 2012).
Selain hal-hal yang sudah dijelaskan di atas, media sosial juga dimanfaatkan oleh
pelanggan untuk berdiskusi tentang hal yang mereka sukai maupun yang tidak secara
real-time sehingga pelaku bisnis dapat melihat tren dan pergeseran pasar (Nisar &
Whitehead, 2016). Dengan begitu, perusahaan memiliki lebih sedikit stok produk yang
ketinggalan zaman maupun pesanan yang dikembalikan akibat tidak memenuhi
ekspektasi (Nisar & Whitehead, 2016). Dikarenakan sifatnya yang non-transaksional,
jaringan sosial cocok digunakan untuk mengumpulkan informasi dan memperoleh
umpan balik dari pelanggan sehingga dapat bermanfaat dalam menemukan tren
pengguna (Nisar & Whitehead, 2016). Edelman (2010) mengklaim bahwa pelaku
pemasaran harus menentukan tahapan target dalam new consumer decision journey; tren
saat ini adalah pelanggan memasuki hubungan terbuka dengan brand dan membagikan
pengalamannya melalui media sosial setelah pembelian produk (Nisar & Whitehead,
2016).
Universitas Indonesia
13
Dalam praktiknya, media sosial merupakan alat yang cocok untuk menghubungkan
brand dengan pelanggan online (Kamboj, 2019). Menurut Ismail (2017), sebesar 50%
lebih dari pengguna media sosial di dunia mengikuti media sosial miliki brand
(Kamboj, 2019). Pengguna media sosial dapat melihat unggahan, membagikan
pengalaman dan informasi lainnya mengenai brand yang mereka minati melalui situs
web atau aplikasi mereka (Kamboj, 2019). Menurut penelitian IBM, 23% orang
menjadikan “berinteraksi dengan brand” sebagai alasan untuk menggunakan media
sosial (Nisar & Whitehead, 2016). Media sosial menjadi sangat penting bagi brand
karena pada hal keputusan pembelian konsumen, orang akan mempertimbangkan
rekomendasi dari teman dan keluarga sebagai sumber yang paling mereka percaya
(Nisar & Whitehead, 2016). Rekomendasi produk yang dibuat di media sosial menjadi
penting bagi brand untuk memantau dan terlibat di diskusi tersebut untuk memengaruhi
pilihan produk mereka (Nisar & Whitehead, 2016). Brand dapat mengambil keuntungan
dari data konsumen yang ada di media sosial yang telah menjadi bagian mendasar dari
banyak model bisnis (Nisar & Whitehead, 2016). Terakhir, berbagai aktivitas di media
sosial menjadi semakin populer sebagai cara untuk terlibat dengan pelanggan dan dapat
menjadi katalis yang kuat untuk menyebarkan pesan brand, meningkatkan kesadaran
dan keterlibatan secara bersamaan (Nisar & Whitehead, 2016).
Pada penelitian ini, brand didefinisikan sebagai sebuah perusahaan berwujud dan tidak
berwujud yang dirancang untuk menciptakan kesadaran dan identitas, dan untuk
membangun reputasi suatu produk, layanan, tempat, ataupun organisasi
(Sammut-Bonnici, 2015). Dewasa ini, banyak brand yang berlomba-lomba untuk
mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan menggunakan bantuan dari media
sosial (I. Khan, 2022). Melakukan promosi melalui internet, secara spesifik
menggunakan media sosial terbukti efektif dibanding dengan melakukan promosi
dengan cara konvensional, terutama bagi target pasar para millenials (I. Khan, 2022).
Statista Research Department (2022) merilis data bahwa pada tahun 2021 lebih dari
91% pelaku pemasaran di perusahaan Amerika Serikat dengan karyawan lebih dari 100
orang telah menggunakan media sosial untuk tujuan pemasaran. Hal tersebut didukung
oleh riset yang menunjukkan bahwa sebanyak 97% perusahaan yang termasuk dalam
Universitas Indonesia
14
Teori Uses and Gratification Theory (U&G) adalah teori yang diperkenalkan pertama
kali oleh Katz dan Blumler pada tahun 1974. Teori ini berpusat pada para pengguna
saluran komunikasi massa (Katz & Blumler, 1974). Saluran komunikasi massa yang
umum digunakan adalah televisi, radio, media sosial, dan media cetak (Katz & Blumler,
1974). Katz & Blumler melakukan penelitian yang melibatkan beberapa negara, antara
lain: Amerika Serikat, Britania Raya, Swedia, dan Finlandia. Penelitian tersebut
dilakukan untuk mengetahui asal-usul kebutuhan sosial dan psikologis, yang
menghasilkan harapan dari media massa atau sumber lain, yang mengarah pada pola
paparan media yang berbeda, dan pada akhirnya menghasilkan pemuasan kebutuhan
(Katz & Blumler, 1974). Sampai batas tertentu, model U&G telah menghasilkan 2 jenis
penelitian yang berbeda. Yang pertama adalah penelitian yang dikembangkan untuk
melihat kebutuhan dan kepuasan audiens itu sendiri dan hubungan yang mereka
tanggung dengan susunan psikologis dan atribut sociodemographic individu (Katz &
Blumler, 1974). Kemudian, penelitian kedua lebih melihat kebutuhan masyarakat dan
kepuasan mereka dari konsumsi media sebagai variabel intervensi di dalamnya (Katz &
Blumler, 1974).
Universitas Indonesia
15
U&G merupakan teori yang memberikan penjelasan mengenai bagaimana dan mengapa
masyarakat secara aktif berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka
dari berbagai media berbeda (Phua et al., 2017). U&G menyatakan bahwa gratifikasi
yang diterima pengguna melalui media yang mereka pilih pada akhirnya memenuhi
berbagai kebutuhan informasi, sosial, dan rekreasi (Phua et al., 2017). Penelitian yang
dilakukan oleh Hanjun Ko (2005) menemukan bahwa masyarakat menggunakan
berbagai media yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan informasi, hiburan, sosial,
dan pelarian mereka, dengan efikasi diri media, perilaku kebiasaan, sikap sebelumnya,
pengaturan diri, dan faktor lain yang memoderasi pilihan media mereka. U&G sendiri
merupakan teori yang cukup fleksibel digunakan dalam berbagai bidang penelitian
selama penelitian tersebut berfokus pada aspek pemenuhan kepuasan dari berbagai
media komunikasi (Katz & Blumler, 1974). Adapun sebuah penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan U&G untuk memeriksa perilaku konsumsi yang diarahkan pada
tujuan konsumen dalam konteks Social Networking Service (SNS) Twitter (Sook Kwon
et al., 2014). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa social interaction dan information
seeking merupakan faktor utama yang memberikan kepuasaan pelanggan saat
berkomunikasi dengan brand menggunakan media sosial Twitter (Sook Kwon et al.,
2014). Ada pula penelitian lain yang meneliti motif dari penggunaan media sosial
Youtube dan Facebook menggunakan pendekatan U&G. Hasil dari penelitian tersebut
adalah ada 7 motif yang membuat pengguna ingin menggunakan Youtube dan
Facebook, yaitu self-expression, media drenching, passing time, information seeking,
personal status updating, relationship maintenance, dan entertainment (Gülnar et al.,
2010). U&G dapat diterapkan pada penelitian dengan konteks penggunaan media sosial
secara spesifik untuk masing-masing jenis media sosial. Sebagai contoh, orang dapat
menggunakan Facebook untuk tetap berhubungan dengan teman, Twitter untuk
mengikuti berita dan topik yang sedang tren, Snapchat untuk langsung berbagi video
pendek dengan individu tertentu, dan Instagram untuk menyaring dan mengunggah
gambar visual dengan mudah (Phua et al., 2017).
Teori U&G telah digunakan secara luas dalam studi yang berkaitan dengan media,
dengan fokus pada materi pelajaran yang signifikan tentang alasan “mengapa” dan
untuk “apa” seorang individu menggunakan media (Kamboj, 2019). Teori ini utamanya
digunakan untuk studi yang berhubungan dengan konten media dan penggunaan karena
Universitas Indonesia
16
Parasocial relationship didefinisikan pertama kali oleh Horton & Richard Wohl (1956)
yang menyatakan bahwa parasocial relationship adalah hubungan antara audiens
dengan media yang membuat hubungan interpersonal imajiner dengan media massa
konvensional seperti televisi dan radio (C. Yuan et al., 2021; Lim et al., 2020; Zhong et
al., 2021). Horton & Richard Wohl (1956) juga menyatakan bahwa parasocial
relationship adalah hubungan satu sisi yang dirasakan oleh audiens dikarenakan
karakter media tidak mengetahui keberadaan audiens dan perasaan yang dimiliki.
Parasocial relationship juga merujuk kepada hubungan jangka panjang yang mungkin
mulai berkembang ketika seseorang melihat media (Dibble et al., 2015).
Saat ini, hubungan yang ada pada parasocial relationship sudah lebih jauh berkembang
dibandingkan dengan dulu yang hanya dengan media, seperti dengan karakter buku,
Universitas Indonesia
17
atlet, dan selebritas (Tsiotsou, 2016). Pengguna media sosial yang semakin banyak
merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan parasocial relationship (Hwang
& Zhang, 2018). Dalam konteks media sosial, parasocial relationship sudah banyak
dipergunakan oleh peneliti seperti melihat antara hubungan parasocial antara social
media influencers dengan followers (Aw & Chuah, 2021) dan perbedaan hubungan
parasocial yang dimiliki antara followers dan non-followers dari social media
influencer (Breves et al., 2021). Parasocial relationship juga sudah dipergunakan pada
brand melalui media sosial (Labrecque, 2014). Labrecque (2014) berpendapat bahwa
hubungan antara brand dengan konsumen di media sosial setara dengan tradisional atau
konvensional parasocial relationship, hal ini dikarenakan konsumen mendapatkan
hubungan timbal balik dari brand meskipun komunikasinya scripted dan tidak bersifat
pribadi (Zhong et al., 2021).
Hubungan online dapat didefinisikan sebagai hubungan yang dimediasi oleh web antara
konsumen dengan penjual (Zhong et al., 2021). Saat teknologi media sosial menyatu
dengan marketing, pendekatan yang baru dan kolaboratif yang berfokus untuk
mengelola hubungan menjadi muncul (C. L. Yuan et al., 2016). Hubungan sosial yang
kuat dapat membentuk hubungan antara pengguna dengan pengikutnya pada media
sosial, seperti Facebook dan Instagram (Hwang & Zhang, 2018). Salah satu alasan
mengapa beberapa media sosial seperti YouTube, TikTok, dan Instagram sangat populer
adalah karena platform tersebut dapat memungkinkan pengguna untuk melakukan
interaksi sosial dengan pengguna lain seperti teman di kehidupan nyata (Breves et al.,
2021). Pada penelitian ini parasocial relationship digunakan untuk menggambarkan
hubungan emosional antara konsumen dengan brand. Konsumen dapat merasakan
seperti adanya hubungan pertemanan dengan brand. Parasocial relationship digunakan
untuk melihat pengaruh dari faktor U&G dengan brand loyalty.
Brand loyalty didefinisikan sebagai komitmen yang dipegang untuk membeli atau
berlangganan kembali dari suatu produk atau layanan yang disukai secara konsisten di
masa depan, meskipun terdapat faktor situasional dan pemasaran yang memungkinan
adanya perubahan perilaku (Oliver, 1999; Kaur et al., 2020). Brand loyalty berhubungan
dengan perilaku pengguna yang melakukan pembelian kembali dengan adanya
Universitas Indonesia
18
pengaruh emotif, evaluatif dan/atau perilaku pada produk bermerek atau produk
pilihannya (Sasmita & Mohd Suki, 2015). Brand loyalty juga mengindikasikan bahwa
konsumen memiliki sikap yang positif terhadap terhadap suatu brand dan cenderung
untuk membeli kembali (Fullerton, 2003; Li et al., 2020). Menciptakan ikatan
emosional antara konsumen dengan brand merupakan tantangan pemasaran yang
penting bagi perusahaan karena ikatan yang kuat antara konsumen dengan brand
diasumsikan dapat menghasilkan brand loyalty (Pedeliento et al., 2016).
Konsumen mengembangkan brand loyalty dengan menciptakan hasil yang positif yang
dapat menimbulkan preferensi brand tersendiri (Sasmita & Mohd Suki, 2015). Saat ini,
banyak brand yang menggunakan media sosial untuk menciptakan hubungan yang baik
dengan konsumen terutama setelah pembelian yang dilakukan oleh konsumen (Nisar &
Whitehead, 2016). Zaman sekarang ini, banyak perusahaan yang menggunakan media
sosial bukan hanya untuk mencari konsumen baru, namun juga untuk mempertahankan
konsumen lama (Nisar & Whitehead, 2016). Pemasaran melalui media sosial dinilai
dapat meningkatkan brand loyalty bagi konsumen ketika brand memberikan berbagai
macam penawaran yang disertai dengan konten yang disukai oleh konsumen di berbagai
media sosial (Wongsansukcharoen, 2022). Dalam penelitian ini, brand loyalty
digunakan sebagai bentuk loyalitas yang dimiliki oleh pengguna terhadap konsumen.
Bentuk loyalitas yang dimiliki oleh konsumen dapat berupa word-of-mouth hingga
bersedia untuk membayar lebih terhadap produk yang dimiliki oleh brand.
Structural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik yang cocok digunakan untuk
analisis multivariat yang memungkinkan kondisi pemodelan sehingga akan terbentuk
serangkaian korelasi antara variabel laten dengan variabel yang diobservasi (Rahman,
2021). Teknik SEM ini dikenal sebagai teknik untuk mengukur reliabilitas dan validitas
dari pengukuran yang diberikan. Selain itu, SEM juga mendetailkan model penelitian
yang diajukan beserta konstruk yang relevan (Alamelu et al., 2022). SEM adalah
kombinasi dari regresi multivariat atau analisis regresi yang melibatkan lebih dari satu
variabel respon (variabel terikat atau variabel dependen) (Alamelu et al., 2022). Tidak
hanya analisis regresi, SEM juga menawarkan framework lain untuk analisis statistik
metode multivariat konvensional, seperti analisis faktor, analisis diskriminan, dan
Universitas Indonesia
19
metode lainnya (Alamelu et al., 2022). Kemudian, SEM juga dapat mengungkapkan
struktur yang melekat dalam satu dataset yang digunakan dalam penelitian (Rahman,
2021). Baru-baru ini, berbagai penelitian secara bertahap meningkatkan prevalensi
menggunakan metode analisis yang lebih canggih seperti SEM dalam penelitian yang
berkaitan dengan pelayanan pemasaran (Rahman, 2021). Pada praktiknya, pendekatan
SEM sering digunakan oleh berbagai area penelitian, seperti social science, behavioral
science, dan manajemen.
SEM bertujuan untuk memahami hubungan antara konstruk (faktor) laten yang
umumnya ditunjukkan oleh berbagai ukuran (Dash & Paul, 2021). Hal tersebut juga
dikenal sebagai analisis variabel laten serta analisis struktur covariances. Selain itu, hal
tersebut mengadopsi pendekatan konfirmasi daripada pendekatan eksplanatori.
Beberapa fitur unik yang dimiliki SEM dapat diringkas sebagai faktor laten yang
dijelaskan melalui hubungan dependen dan biasanya disebut dengan konstruk yang
menyediakan model kompleks tunggal dan mencakup berbagai hubungan interdependen
pada konstruk (Dash & Paul, 2021). Kovarians antara variabel yang diobservasi
Universitas Indonesia
20
dijelaskan oleh SEM dengan analisis yang rinci seperti statistik kovarians, misalnya
rata-rata, standar deviasi, dan lain-lain (Dash & Paul, 2021).
Saat ini, pendekatan PLS menjadi sangat populer di kalangan peneliti karena
menjelaskan hubungan berbasis varians daripada kovarians. Hal ini berbeda dengan
teknik tradisional yang hanya membahas tujuan individu, tetapi hal ini juga
memverifikasi model alternatif untuk menemukan hubungan yang paling tepat di antara
variabel laten dan biasanya berkaitan dengan sampel yang besar (Dash & Paul, 2021).
Berdasarkan penjelasan tersebut, secara umum metode SEM dapat dibagi menjadi dua
pendekatan, yaitu Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) dan
Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Pendekatan pertama
didasari oleh covariance sedangkan pendekatan kedua didasari oleh variance (Dash &
Paul, 2021). Pengolahan data penelitian menggunakan SEM ini bisa dilakukan oleh
banyak software statistik, beberapa yang paling populer adalah IBM SPSS Amos
(Analysis of Moment Structures) dan Smart PLS (Partial Least Squares). Kedua
software tersebut memiliki tampilan pengguna yang cukup ramah serta sudah memiliki
jangkauan global. Amos adalah alat yang didasarkan pada kovarians sedangkan Smart
PLS didasarkan pada partial least squares (Dash & Paul, 2021).
Perbedaan antara CB-SEM dan PLS-SEM dapat ditinjau dari tujuannya. Jika tujuan
penelitian adalah pengujian dan konfirmasi teori maka metode yang tepat adalah
CB-SEM (Dash & Paul, 2021). Sebaliknya, jika tujuan penelitian adalah memprediksi
dan pengembangan teori maka metode yang tepat adalah PLS-SEM (Dash & Paul,
2021). Secara konseptual dan praktikal, PLS-SEM memiliki kemiripan dengan
menggunakan analisis multiple regression (Dash & Paul, 2021). Objektif utamanya
adalah untuk memaksimalkan varians yang dijelaskan dalam konstruksi dependen serta
mengevaluasi kualitas data berdasarkan karakteristik model pengukuran (Dash & Paul,
2021). Sejalan dengan penjelasan tersebut, pemilihan antara CB-SEM dan PLS-SEM
dapat mempertimbangkan tujuan penelitian itu sendiri. Oleh karena itu, penelitian ini
akan menggunakan pendekatan PLS-SEM dan SmartPLS 3 software. Hal itu
dikarenakan penelitian ini dilakukan untuk pengembangan hasil eksplorasi faktor U&G
pada konteks mengikuti media sosial brand. Selain itu, penelitian ini juga akan
menganalisis pengaruh faktor U&G tersebut terhadap parasocial relationship, brand
engagement, dan brand loyalty. Sesuai dengan studi literatur, sudah terdapat penelitian
Universitas Indonesia
21
PLS-SEM adalah teknik analisis yang telah mendapatkan perhatian luas dalam area
manajemen, pemasaran, sistem informasi dan disiplin ilmu sosial lainnya, dengan
jumlah penelitian yang meningkat secara eksponensial di dua dekade terakhir (Dash &
Paul, 2021). Algoritma PLS-SEM yang merupakan variance-based sangat berguna
dalam mengembangkan teori di penelitian eksploratif (Law & Fong, 2020). Oleh karena
itu, kemampuan PLS-SEM dalam menghasilkan perkiraan model memiliki kekuatan
statistik yang jauh lebih baik dibandingkan dengan CB-SEM (covariances-based).
PLS-SEM juga lebih mampu dalam mengidentifikasi hubungan populasi daripada
CB-SEM, bahkan ketika kompleksitas model tinggi dan kedua model pengukuran
reflektif maupun formatif terlibat (Law & Fong, 2020). Karakteristik tersebut membuat
PLS-SEM menjadi metode pemodelan yang kuat dan cocok untuk studi empiris di tahap
piloting (Law & Fong, 2020). PLS-SEM menerapkan ordinary least squares (OLS)
regression dan prinsip analisis komponen untuk mengestimasi hubungan partial
regression dengan objektif untuk memaksimalkan penjelasan variance dan
meminimalkan kesalahan dari konstruk endogen (Law & Fong, 2020).
Universitas Indonesia
22
data yang berdistribusi normal (Dash & Paul, 2021). PLS-SEM cocok untuk
menganalisis data yang menunjukkan distribusi tidak normal. Seperti yang kita ketahui,
jenis distribusi data pada penelitian ini belum diketahui sebelum proses pendataan.
Keempat, PLS-SEM mampu untuk menyediakan solusi ketika metode lain mengalami
masalah konvergen, terutama ketika CB-SEM digunakan dengan pengukuran formatif
(Dash & Paul, 2021). Lalu, masih terkait permasalahan konvergen, CB-SEM rentan
terdapat masalah identifikasi, sedangkan PLS-SEM dapat menangani kedua
pengukuran, baik formatif maupun reflektif model dengan mudah (Dash & Paul, 2021).
Terakhir, sebagian besar software untuk PLS-SEM sudah dilengkapi dengan antarmuka
grafis yang mudah digunakan serta memungkinkan pengguna untuk melihat beberapa
hubungan sebab akibat antara variabel laten dengan nilai uji statistik secara bersamaan
(Dash & Paul, 2021).
Terdapat tahapan yang perlu diikuti oleh penulis untuk menggunakan PLS-SEM.
Tahapan tersebut berkaitan dengan spesifikasi inner dan outer models, mengumpulkan
data dan pengujian, estimasi model sesungguhnya, dan evaluasi hasil (Hair et al.,
2014b). Berikut adalah penjelasan lebih rinci untuk tahapan dalam PLS-SEM.
1. Spesifikasi Model
Tahap spesifikasi model berkaitan dengan pengaturan inner dan outer models.
Definisi lain dari inner model adalah model struktural yang menampilkan
hubungan antara konstruksi yang sedang dievaluasi (Hair et al., 2014b).
Sementara itu, outer model dikenal sebagai model pengukuran yang digunakan
untuk mengevaluasi hubungan antara variabel indikator sesuai dengan konstruk
yang sesuai (Hair et al., 2014b). Tahap pertama dalam penggunaan PLS-SEM
adalah membuat jalur model yang menghubungkan variabel dan konstruk
berdasarkan teori dan logikanya (Hair et al., 2014b). Konstruk dapat
dispesifikasikan menjadi dua jenis, yaitu konstruk eksogen dan konstruk
endogen. Karakteristik dari konstruk eksogen adalah tidak adanya arah panah
yang masuk ke konstruk ini, atau dengan kata lain merupakan variabel
independen (Hair et al., 2014b). Lalu, konstruk endogen adalah konstruk yang
dijelaskan oleh konstruksi lain atau sering dianggap sebagai variabel dependen
(Hair et al., 2014b). Walau begitu, konstruk endogen juga bisa bertindak sebagai
Universitas Indonesia
23
3. Indikator reflektif
Langkah pertama dalam uji reliabilitas dan validitas untuk outer models reflektif
adalah menggunakan composite reliability untuk mengevaluasi pengukuran
konstruk internal terkait kekonsistenan reliabilitas tersebut (Hair et al., 2014b).
Penggunaan composite reliability pada metode PLS-SEM dapat menangani
indikator reliabilitas yang berbeda (Hair et al., 2014b). Setelah melakukan uji
reliabilitas, langkah selanjutnya adalah uji validitas dengan memperhatikan
validitas konvergen dan validitas diskriminan suatu konstruk (Hair et al.,
Universitas Indonesia
24
2014b). Hasil yang baik ditandai ketika setiap item pada validitas konvergen
memiliki nilai outer loadings di atas 0.70 dan ketika setiap konstruk memiliki
average variance extracted (AVE) di atas 0.50 atau lebih (Hair et al., 2014b).
4. Indikator formatif
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penulis ketika mengevaluasi
outer model formatif. Hal utama yang penting adalah penulis perlu melakukan
penilaian validitas konten dari suatu pengukuran konstruk menggunakan expert
assessment (Hair et al., 2014b). Pengujian empiris untuk outer model formatif
membutuhkan penilaian validitas konvergen (Hair et al., 2014b). Penilaian ini
dilakukan dengan cara menganalisis redundansi pada konstruk yang diukur
secara formatif (Hair et al., 2014b). Selanjutnya, indikator outer model pada
setiap konstruk harus diuji untuk kolinearitasnya (Hair et al., 2014b). Hal
tersebut dikarenakan kolinearitas yang tinggi di antara dua atau lebih indikator
formatif dapat membuat hasil menjadi bias (Hair et al., 2014b). Terakhir, penulis
harus melakukan uji signifikansi dan relevansi untuk setiap indikator formatif
(Hair et al., 2014b). Semenjak PLS-SEM tidak mengasumsikan distribusi
normal, penulis harus menerapkan bootstrapping secara rutin untuk menentukan
level signifikansi untuk setiap bobot indikator (Hair et al., 2014b).
Bootstrapping adalah teknik sampling ulang yang menarik sebagian besar
jumlah sub sampel dari data asli serta mengestimasi model untuk setiap sub
sampel tersebut (Hair et al., 2014b).
Setelah reliabilitas dan validitas pada outer model sudah ditetapkan, beberapa
langkah perlu diambil untuk mengevaluasi hubungan hipotesis dalam inner
model (Hair et al., 2014b). Pada metode PLS-SEM ini, penilaian kualitas model
didasarkan pada kemampuannya untuk memprediksi endogen (Hair et al.,
2014b). Kriteria tersebut terdiri dari coefficient of determination (R2),
cross-validated redundancy (Q2), path coefficients, dan effect size (F2) (Hair et
al., 2014b). Sebelum melakukan penilaian kriteria tersebut, penulis perlu
menguji model untuk menangani potensi masalah terkait kolinearitas (Hair et al.,
2014b). Hal tersebut dikarenakan ketika konstruk memiliki korelasi yang tinggi,
hasil nilai dan signifikansi pada inner model dapat bias (Hair et al., 2014b).
Universitas Indonesia
25
Alasannya adalah nilai AVE tidak bisa digunakan untuk indikator formatif (Hair
et al., 2014b). Dengan begitu, uji kolinearitas pada inner model menjadi sangat
penting ketika model mengikutsertakan indikator formatif pada perhitungan
konstruk.
Universitas Indonesia
26
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty
Judul, Nama Masalah/ Tantangan Teori/Konsep yang Variabel Metode dan Hasil
Peneliti (Tahun), Digunakan Objek
Jurnal Penelitian
Getting to know Sedikit pengetahuan tentang Advertising and brand Perceived Analisis Perceived
you: Social media efek personalisasi iklan scholarship, brand Personalization, persepsi personalization
personalization as meskipun media sosial telah attachment, social media Consumer consumer’s berdampak
a means of menjadi salah satu marketing, brand loyalty Brand brand dengan positif terhadap
enhancing brand lingkungan interaksi terbesar. Engagement, 242 data consumer brand
loyalty and Selain itu, biaya untuk Brand responden yang engagement dan
perceived quality pemasaran sosial media telah Attachment, didapatkan dari brand
meningkat empat kali lipat Perceived Amazon attachment.
Tyler Shanahan, lebih besar dibandingkan Quality, Brand Mechanical Consumer brand
Trang P. Tran, dalam waktu satu dekade Loyalty Turk engagement dan
Erik C. Taylor terakhir. menggunakan brand attachment
(2019) metode memengaruhi
PLS-SEM perceived quality
Journal Of dan brand
Retailing And loyalty. Perceived
Consumer quality memiliki
Services, 47, pengaruh yang
57-65 signifikan
terhadap brand
loyalty.
Universitas Indonesia
27
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty
Judul, Nama Masalah/ Tantangan Teori/Konsep yang Variabel Metode dan Hasil
Peneliti (Tahun), Digunakan Objek
Jurnal Penelitian
The Effect of Membangun brand Social media marketing Social media Analisis Aktivitas Social
Social Media awareness dan brand image, marketing, kuantitatif media marketing
Marketing yang merupakan faktor brand dengan 547 berpengaruh
Activities on penting terhadap daya saing awareness, responden yang positif terhadap
Brand Awareness, brand dalam media sosial brand image, mengikuti 5 brand loyalty dan
Brand Image And menggunakan strategi social brand loyalty brand top di brand image.
Brand Loyalty media marketing. Turki sesuai Brand awareness
dengan data dan brand image
Yusuf Bilgin Marketing memiliki
(2018) Turkey January pengaruh positif
Business & 2018. yang signifikan
Management terhadap brand
Studies: An loyalty.
International
Journal, 6(1),
128–148.
Universitas Indonesia
28
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty
Judul, Nama Masalah/ Tantangan Teori/Konsep yang Variabel Metode dan Hasil
Peneliti (Tahun), Digunakan Objek
Jurnal Penelitian
The Impact of Meskipun social media Social media marketing Advantageous Analisis Advantageous
Social Media marketing merupakan campaigns, kuantitatif campaigns
Marketing on strategi yang dapat relevant content, dengan 337 merupakan faktor
Brand Loyalty digunakan untuk frequently responden yang yang paling
memberikan competitive updated merupakan signifikan
İrem Eren advantages bagi brand, contents, pengguna berpengaruh
Erdoğmuş & belum banyak penelitian popular media sosial di terhadap brand
Mesut Çiçek yang menjelaskan perspektif contents among Turki dan loyalty. Relevant
Procedia - Social konsumen tentang efek friends, appears mengikuti content
and Behavioral media sosial pada loyalitas in various setidaknya satu berpengaruh
Sciences, 58, brand. Penelitian ini dibuat platforms, akun brand di terhadap brand
1353–1360 sehingga brand dapat brand loyalty. media sosial. loyalty,
menyusun kegiatan
pemasaran media sosial yang popular contents
efektif untuk meningkatkan among friends
loyalitas konsumen. berpengaruh
terhadap brand
loyalty, appears
in various
platforms
berpengaruh
terhadap brand
loyalty
Universitas Indonesia
29
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty
The influence of Banyaknya perusahaan yang Social media Social media Analisis Social media marketing
perceived social menggunakan media sosial marketing marketing, brand kuantitatif memiliki pengaruh positif
media marketing untuk kebutuhan marketing, loyalty, value dengan 346 terhadap value
activities on brand namun belum menemukan consciousness, responden consciousness, brand
loyalty: The cara bagaimana membangun brand mahasiswa di consciousness, dan brand
mediation effect of dan memperkuat brand consciousness, Malaysia loyalty. value
brand and value loyalty melalui media sosial dan brand loyalty consciousness dan brand
consciousness consciousness memiliki
pengaruh positif terhadap
Ahmed Rageh brand loyalty.
Ismail (2017)
Social media marketing
Asia Pacific yang dimoderasi oleh
Journal of value consciousness dan
Marketing and brand consciousness
Logistics, 29(1), berpengaruh positif
129–144 terhadap brand loyalty.
Universitas Indonesia
30
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty
The era of Kurangnya pengetahuan dan Stimulus–organi Social media Analisis Social media marketing
Instagram investigasi mengenai sm–response marketing kuantitatif activities memengaruhi
expansion: perilaku konsumen di (SOR), customer activities, trust, kepada 290 trust, satisfaction,
matching social Instagram dalam industri relationship satisfaction, mahasiswa di commitment dan brand
media marketing layanan quality (CRQ) commitment, Palestina loyalty. Trust, satisfaction,
activities and brand loyalty yang dan commitment memiliki
brand loyalty mengikuti pengaruh terhadap brand
through customer perusahaan loyalty,
relationship telekomunika
quality. si di
Instagram Trust, satisfaction, dan
Blend Ibrahim & dan
Ahmad Aljarah commitment secara parsial
melakukan memediasi social media
(2021). berbagai marketing activities
Journal of macam dengan brand loyalty
Marketing aktivitas di
Communications, Instagram
1–25.
Universitas Indonesia
31
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty
Brand interactions Sulitnya membangun Social media website trust, Analisis Responden mengikuti
and social media: loyalitas konsumen terhadap marketing user loyalty kuantitatif fanpage brand melalui
Enhancing user brand di tengah dengan 530 situs jejaring sosial untuk
loyalty through meningkatkan permintaan responden mendapatkan informasi
social networking pelanggan akan barang dan yang diambil umum tentang produk
sites jasa berkualitas tinggi. dari panel baru, dan melihat ulasan
perwakilan dan peringkat produk
Tahir M.Nisar konsumen brand tersebut. Sebagian
(2016) ritel yang besar responden lebih
dioperasikan mempercayai informasi
oleh yang diperoleh melalui
perusahaan media sosial jika informasi
tersebut berasal dari akun
resmi milik brand,
dibanding dengan
informasi yang berasal dari
teman atau kerabat.
Sebagian besar responden
setuju dengan pernyataan
bahwa mereka
memberikan komentar
positif terhadap brand
melalui media sosial.
Universitas Indonesia
32
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty
Universitas Indonesia
33
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty
Building Masih langkanya penelitian Online brand Information Analisis Information motive,
relationships mengenai pembangunan communities, motive, kuantitatif remuneration motive,
through customer hubungan engagement customer entertainment dengan 327 social interaction motive,
engagement in melalui media sosial engagement, motive, responden dan personal identity
Facebook brand Uses and remuneration yang motive memiliki pengaruh
pages Gratification motive, social memiliki latar terhadap customer
(U&G) theory, interaction belakang engagement.
Thanuka Mahesha Commitment-tru motive, personal mahasiswa Entertainment motive tidak
de Silva (2019). st identity motive, dan pengguna memiliki pengaruh
Marketing customer Facebook di terhadap customer
Intelligence & engagement, Sri Lanka engagement. Customer
Planning, Vol. 38 FBP trust, FBP engagement memiliki
No. 6, pp. 713-729 commitment pengaruh terhadap FBP
trust dan FBP commitment
Universitas Indonesia
34
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty
How Meskipun hubungan timbal Value-attitude-b Self-gratification Analisis data Self-gratification value
self-gratification balik antara customer ehavior (VAB) value: empiris memiliki pengaruh positif
and social values perceived value, niat hierarchy, experience, dengan dua terhadap intention to
shape revisit mengunjungi kembali dan perceived value hedonic value, focus group revisit dan loyalty
intention and loyalitas pelanggan telah (self economic appeal, discussion,
customer loyalty dipelajari secara luas pada gratification service quality, delapan Social value memiliki
of Airbnb studi perhotelan dan value, social utility value in-depth pengaruh terhadap
customers pariwisata, belum ada value) interviews, intention to revisit
penelitian yang membahas Social value: analisis
external Social value dan intention
secara komprehensif dalam kuantitatif to revisit tidak memiliki
Kayhan, T., konteks Airbnb. influence, word 192 data
Thilini, C. G., of mouth, social pengaruh terhadap loyalty
survei
Waseem, Gretel, appeal, peer pengguna
Q. M., Milad, H. influence Airbnb
C., S. Mostafa R., dengan
Andreas, intention, loyalty
pendekatan
(2021) PLS-SEM
International
Journal Of
Hospitality
Management, 100,
103093
Universitas Indonesia
35
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty
Predicting social Terdapat tantangan utama Conventional The typicality of Analisis Ciri khas foto makanan
media engagement yang dihadapi oleh food social media food images, regresi yang diunggah di
with computer marketers, yaitu bagaimana wisdom: In social media terhadap hasil Instagram oleh restoran
vision: An meningkatkan engagement support of engagement analisis dapat meningkatkan social
examination ofterhadap konten sosial media atypical food postingan media engagement seperti
food marketing on yang direpresentasikan content Instagram likes, comments. Dalam
Instagram dengan likes, comments, dan An alternative dari 871 pemanfaatan terbaru dari
shares secara efektif. Hal ini perspective: In restoran algoritma machine
Matthew Philp, dilakukan untuk support of ternama di learning Google Vision AI,
Jenna Jacobson, meningkatkan eksposur typical food Amerika, terbukti
Ethan Pancer audiens kepada platform dan content Kanada, dan
(2022) meningkatkan kinerja bisnis. Inggris yang
Journal of menggunakan
Business Google Vision
Research, 149, AI.
736-747
Universitas Indonesia
36
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Social Media Marketing dan Brand Loyalty
Gratifications of usingBelum banyak Uses and Faktor UGT: passing Analisis Setiap jenis platform
Facebook, penelitian yang Gratification
Twitter, time, showing affection, kuantitatif media sosial yang paling
Instagram, or Snapchat memberikan Theory (UGT) following fashion, dengan 305 sering digunakan untuk
to follow brands: The insights tentang sharing problems, data mengikuti brand memiliki
moderating effect of berbagai jenis demonstrating mahasiswa faktor gratifikasi yang
social comparison,
platform media sociability, improving yang terdaftar berbeda antara satu sama
trust, tie strength, and
sosial untuk social knowledge di universitas lain.
network homophily on pemasaran dan Moderator: attention to besar Snapchat digunakan untuk
brand pengaruhnya
identification, social comparison, SNS Amerika passing time, sharing
brand engagement,terhadap trust, SNS tie strength, Serikat problems, dan social
brand commitment, and persepsi SNS homophily Variable dengan knowledge.
membership intention konsumen outcomes: brand metode one Instagram digunakan
terkait brand community way untuk showing affection,
Joe Phua, Seunga Venus yang mereka identification, brand MANOVA following fashion, dan
Jin, Jihoon (Jay) Kim ikuti di media community engagement, dan analisis sociability.
(2017) sosial brand community multiple Penggunaan Twitter
commitment, brand regression memiliki pengaruh
Telematic and community membership terbesar terhadap brand
informatics, 34(1), intention community identification
412-424 dan membership intention.
Universitas Indonesia
37
Tabel 2.1 di atas menjelaskan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik
penelitian ini, yaitu social media marketing dan brand loyalty. Penelitian ini melengkapi
celah penelitian terdahulu dengan menjelaskan penggunaan media sosial oleh customer
untuk mengikuti akun media sosial brand ditinjau dari Teori Uses and Gratification
(U&G) yang dilandasi oleh hasil wawancara eksploratif. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan konsep parasocial relationship untuk melihat hubungan emosional antara
customer dan brand yang terbangun dari penggunaan media sosial. Dengan begitu,
penelitian ini akan melihat pengaruh faktor U&G yang didapatkan terhadap parasocial
relationship serta pengaruh hubungan emosional tersebut kepada brand loyalty.
Berdasarkan hasil studi literatur, telah diketahui bahwa belum banyak eksplorasi
mengenai pengaruh U&G terhadap konsep parasocial relationship. Selain beberapa
konsep yang telah disebutkan, brand engagement juga menjadi satu faktor penting pada
penelitian ini yang diadopsi berdasarkan penelitian terdahulu.
Bagian ini akan menjelaskan tentang penelitian yang melandasi pengembangan model
penelitian, usulan model penelitian yang diajukan, serta perumusan hipotesis yang
didasari oleh model penelitian.
Penelitian terdahulu dijadikan landasan dalam menjelaskan konsep, teori dasar, dan
menyusun model penelitian. Penelitian terdahulu didapatkan melalui online database
seperti ScienceDirect, ResearchGate, IEEE Xplore, dan Emerald Insight. Pencarian
penelitian terdahulu dilakukan dengan mengacu pada kata kunci U&G, parasocial
relationship, social media brand, dan PLS-SEM. Hampir semua penelitian terdahulu
yang dijadikan referensi untuk penelitian ini dilakukan di luar Indonesia karena masih
sedikitnya penelitian di Indonesia yang memiliki topik serupa dengan penelitian ini.
Berdasarkan hasil pencarian penelitian terdahulu, didapatkan tujuh penelitian terdahulu
yang dijadikan rujukan utama, khususnya untuk landasan dalam pengembangan model,
yaitu penelitian oleh Kamboj (2019), Tran, L. T. T. (2021), Alnawas, I., & Aburub, F.
(2016), Cheung et al. (2021), Zhong et al. (2021), Chen et al. (2021), dan Li et al.,
(2020).
Universitas Indonesia
38
Universitas Indonesia
39
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah mengadopsi variabel yang
didasari oleh penelitian terdahulu untuk membangun model dan hipotesis. Berikutnya,
penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur untuk mengumpulkan data survei.
Instrumen kuesioner yang dikembangkan dievaluasi terlebih dahulu sebelum
mengumpulkan respon akhir. Data yang berhasil dikumpulkan adalah 352 responden
yang menggunakan media sosial. Kemudian, 352 data tersebut diolah menggunakan
AMOS dengan pemodelan persamaan struktural.
Sejalan dengan teori U&G, temuan penelitian ini menegaskan bahwa gratifikasi yang
diperoleh dalam konteks media sosial secara signifikan meningkatkan customer
participation. Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menganggap
gratifikasi sebagai pendorong penting dalam customer engagement dan participation
dalam konteks media sosial. Lalu, di antara semua faktor gratifikasi, faktor information
seeking, brand likeability dan incentive ditemukan lebih kuat dari faktor lainnya.
Seorang pelanggan dapat berpartisipasi lebih jika mereka menyukai brand,
mendapatkan lebih banyak insentif, dan memperoleh informasi yang relevan sesuai
keinginan mereka. Terakhir, penelitian ini juga menemukan bahwa brand trust
berpengaruh positif dan signifikan secara langsung maupun tidak langsung kepada
brand commitment dan WOM. Tidak hanya itu, brand trust secara parsial bertindak
sebagai mediator pada hubungan antara customer participation dengan kedua variabel
hasil lainnya (brand commitment dan WOM).
Universitas Indonesia
40
multidimensi dalam literatur. Terakhir, penelitian ini meneliti peran brand trust sebagai
mediator. Penelitian masa depan mungkin akan mengeksplorasi pengaruh beberapa
variabel lain sebagai moderator dan mediator lain dalam model yang diusulkan,
misalkan jenis komunitas, fungsionalitas, fitur media sosial atau strukturnya, dan lain
sebagainya.
Universitas Indonesia
41
Metode utama yang digunakan penelitian ini adalah survei kuantitatif dan analisis.
Dalam menyusun instrumen survei, peneliti menggunakan Google Forms dan
melakukan uji keterbacaan kepada 20 konsumen online. Hal ini dilakukan untuk
mendeteksi kemungkinan kelemahan pada instrumen survei yang dapat menyebabkan
ambiguitas, kebingungan, dan pertanyaan yang menyinggung. Kemudian, data survei
yang digunakan sejumlah 617 sampel konsumen dari pasar online berbasis Vietnam dan
diolah menggunakan PLS teknik analisis. Pengambilan sampel konsumen online
diadopsi karena pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku belanja di Vietnam.
Terakhir, penelitian ini menguji model yang diusulkan menggunakan two-stage parsial
kuadrat terkecil yang memungkinkan untuk pemeriksaan hubungan sebab akibat antara
konstruk laten. Kekuatan efek moderasi ditentukan dengan membandingkan perubahan
R-square melalui effect size.
Hasil penelitian mendukung hipotesis yang diajukan bahwa untuk perusahaan yang
beroperasi di masa pandemi, e-commerce platforms merupakan penentu penting untuk
sustainable consumption melalui economic benefits. Lebih lanjut, hasil menunjukkan
bahwa ketakutan pandemi meningkatkan efek positif untuk e-commerce platforms
kepada economic benefits yang kemudian memberikan efek kuat pada sustainable
consumption. Penelitian ini berkontribusi secara literatur dengan memasukkan efek
ketakutan pandemi dalam model konseptual. Selain itu, hal tersebut juga memberikan
banyak wawasan tentang bagaimana suatu perusahaan meningkatkan efektivitas di level
manajerial.
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang dapat memberikan ruang
untuk penelitian masa depan. Pertama, model konseptual diuji dengan konsumen online
di negara berkembang (Vietnam), dan responden melihat e-commerce platforms dari
perspektif mereka sendiri. Hal ini memungkinkan adanya perbedaan karakteristik yang
besar dengan konsumen dari negara yang kondisi ekonominya lebih maju, contohnya
Amerika Serikat. Kedua, ketakutan pandemi pada penelitian ini diobservasi pada waktu
yang singkat (1 Januari hingga 15 Maret 2020) sehingga memungkinkan adanya
perubahan persepsi dan perilaku konsumen seiring berjalannya waktu. Keterbatasan lain
dari penelitian ini adalah sasaran sampel grup di mana subkultur berkaitan dengan
jejaring sosial, misalkan Facebook, harus dipertimbangkan karena dapat memengaruhi
economic benefits. Oleh karena itu, penelitian masa depan harus fokus pada berbagai
Universitas Indonesia
42
budaya dan jaringan media sosial untuk membandingkan perspektif yang berbeda terkait
e-commerce platforms. Selain itu, penelitian masa depan juga perlu fokus pada situasi
keuangan khusus pada konsumen yang akan menjadi informasi berharga dalam
menjelaskan perilaku pembelian konsumen.
2.8.1.3 “The effect of benefits generated from interacting with branded mobile apps
on consumer satisfaction and purchase intentions” oleh Ibrahim Alnawas dan
Faisal Aburub (2016)
Penelitian ini dilakukan oleh Ibrahim Alnawas dan Faisal Aburub untuk memperluas
pendekatan “Uses and Gratification” (U&G) dari konteks web ke konteks yang baru,
yaitu mobile applications. Penelitian ini berusaha untuk menyelidiki efek dari manfaat
utama yang dihasilkan dari berinteraksi dengan branded mobile applications pada
kepuasan dan niat pembelian pelanggan. Berikut adalah tiga objektif yang ingin dicapai
oleh penelitian ini.
Berikut ini pada Gambar 2.3 merupakan konseptual model yang diajukan oleh Alnawas
dan Aburub (2016).
Universitas Indonesia
43
Penelitian ini mengumpulkan 358 data responden dan 311 data responden terpilih untuk
dianalisis menggunakan metode CB-SEM dengan perangkat lunak AMOS. Hasil
penelitian ini adalah learning benefits dan hedonic benefits memengaruhi purchase
intentions. Selanjutnya, learning benefits, hedonic benefits, dan personal integrative
benefits memengaruhi consumer satisfaction. Lalu, faktor social integrative benefits
tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap consumer satisfaction maupun purchase
intentions. Terakhir, hasil penelitian membuktikan bahwa consumer satisfaction
memengaruhi purchase intentions.
Terdapat tiga kontribusi literatur yang dihasilkan oleh penelitian ini. Pertama, penelitian
ini memperluas konsep aplikasi U&G pada pendekatan atau konteks baru, yaitu mobile
apps. Kedua, penelitian menyediakan wawasan tentang sifat alami dari benefits yang
dihasilkan ketika berinteraksi dengan mobile apps. Terakhir, penelitian menyediakan
dukungan empiris untuk hubungan baru dalam konteks baru, yaitu mobile apps. Tidak
hanya itu, penelitian ini juga memberikan manajerial implikasi, salah satunya adalah
empat benefits pada penelitian ini yang berbasis interaksi dapat digunakan oleh pelaku
pemasaran untuk memperdalam pemahaman mereka tentang manfaat yang ditawarkan
brand mereka kepada pelanggan. Hal tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk penilaian,
perencanaan, pelacakan, serta untuk mengukur sejauh mana pengguna mendapatkan
benefits yang diinginkan.
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
45
Universitas Indonesia
46
ini juga mencari dampak selanjutnya dari parasocial relationship pada perilaku
customer engagement dan brand loyalty.
Penelitian ini menggunakan Facebook sebagai platform media sosial brand. Facebook
dipilih dikarenakan hubungan dan engagement secara online sangat bergantung dengan
konteks dan Facebook sudah banyak digunakan oleh perusahaan perhotelan sebagai
media pemasaran dan engagement. Selain itu, Facebook banyak digunakan oleh baby
boomers dan Facebook memiliki banyak fitur seperti teks, gambar, video, chatbot untuk
melakukan engagement kepada consumers perhotelan. Metodologi yang digunakan
pada penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan survei secara daring. Total 209
tanggapan survei berhasil dikumpulkan dengan target responden baby boomers yang
setidaknya berinteraksi kepada brand perhotelan dalam tiga bulan terakhir. Kuesioner
pada penelitian ini menggunakan skala Likert 7 poin dan perhitungannya menggunakan
partial least squares structural equation modelling (PLS-SEM) dengan Smart PLS 3.3,
Model penelitian Zhong et al. (2021) dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Universitas Indonesia
47
Parasocial relationship juga menjadi mediasi yang sepenuhnya antara hedonic benefits
dan utilitarian benefits dengan brand loyalty dan menjadi hal yang penting dalam
membangun hubungan dalam kegiatan social media marketing.
Universitas Indonesia
48
Universitas Indonesia
49
Universitas Indonesia
50
Variabel-variabel yang digunakan dalam model penelitian ini didasari dari hasil studi
kualitatif yang dilakukan pada tahap awal penelitian, khususnya dalam menentukan
variabel uses and gratification (U&G) yang sesuai dengan konteks penelitian.
Indikator-indikator untuk variabel U&G diadopsi dari penelitian terdahulu sebagai
Universitas Indonesia
51
rujukan dalam pembangun model yang sudah dijabarkan pada subbab 2.8.1 dan dari
hasil wawancara eksploratif. Hasil wawancara eksploratif yang lebih lengkap dalam
menentukan faktor U&G dapat dilihat pada subbab 4.2 dan Lampiran 4. Kemudian,
variabel dependen yang dipilih pada penelitian ini hanya didasari oleh penelitian
terdahulu dan disesuaikan dengan konteks penelitian. Variabel uses and gratification
yang diajukan oleh penelitian ini terdiri dari Information Seeking (IS), Entertainment
(EN), Economic Benefits (EB), Learning Benefits (LB), dan Brand Interaction (BI).
Sementara itu, variabel dependen yang diadopsi dari penelitian terdahulu terdiri dari
Parasocial Relationship (PR), Brand Engagement (BE), dan Brand Loyalty (BL).
Universitas Indonesia
52
Bhandari (2022) mendefinisikan variabel kontrol sebagai segala sesuatu yang konstan
atau terbatas dalam studi penelitian. Variabel kontrol merupakan variabel yang bukan
menjadi perhatian atau tujuan utama penelitian, tetapi variabel yang dikendalikan
karena dapat memengaruhi hasil penelitian (Bhandari, 2022). Variabel dapat dikontrol
secara langsung dengan mempertahankan nilai variabel untuk tetap konstan selama
penelitian (Bhandari, 2022). Contoh dari variabel yang dikendalikan adalah mengontrol
suhu kamar dalam percobaan penelitian. Selain dikontrol secara langsung, variabel
kontrol juga dapat dikontrol secara tidak langsung melalui metode acak atau kontrol
statistik seperti menggunakan data demografi responden penelitian untuk perhitungan
statistik, seperti usia, pendapatan, dan lain sebagainya (Bhandari, 2022).
Universitas Indonesia
53
Definisi dari brand trust berdasarkan konteks penelitian ini adalah tingkat kepercayaan
atau keyakinan konsumen terhadap brand di media sosial. Sementara itu, definisi
duration of follow dalam konteks penelitian ini adalah durasi atau seberapa lama dalam
bulan atau tahun seorang pengguna media sosial mengikuti akun brand yang paling
sering berinteraksi dengannya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Laroche
et al. (2012), brand trust terbukti memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
brand loyalty. Berdasarkan hal tersebut, penulis menggunakan brand trust sebagai
variabel kontrol yang dapat mengontrol variabel brand loyalty secara statistik.
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Cheung et al. (2021) menggunakan beberapa
data demografi untuk mengontrol potensi bias responden, beberapa variabel kontrol
yang dimasukkan dalam model penelitian yaitu: frekuensi penggunaan smartphone,
pengeluaran rata-rata untuk smartphone, usia, dan durasi menggunakan Facebook untuk
mengontrol heterogenitas responden. Lalu, terdapat penelitian oleh Dorai et al. (2021)
yang membuktikan bahwa durasi suatu hubungan memiliki pengaruh terhadap kualitas
hubungan pada koneksi self-brand yang membentuk loyalitas. Berdasarkan penjelasan
tersebut, penelitian ini akan menggunakan faktor duration of follow media sosial brand
sebagai variabel kontrol. Rangkuman untuk setiap variabel utama yang dipilih pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Universitas Indonesia
54
1 2 3 4 5 6 7
Universitas Indonesia
55
1 2 3 4 5 6 7
Pada bagian ini, penulis menjelaskan hipotesis penelitian yang diajukan berdasarkan
hubungan antar variabel yang terdapat pada model penelitian dan akan diuji pada
penelitian ini. Setiap hipotesis akan dijelaskan secara rinci latar belakangnya
berdasarkan penelitian terdahulu. Penelitian ini melibatkan total delapan variabel dan
terdapat 13 hipotesis diantara setiap variabel yang berhubungan.
Universitas Indonesia
56
Selain itu, penelitian ini juga akan melihat hubungan antara information seeking dengan
brand engagement yang didefinisikan sebagai intensitas seberapa sering pengguna
melakukan interaksi dengan brand yang ia ikuti di media sosial. Penelitian menunjukan
bahwa mencari dan mendapatkan informasi tentang perusahaan atau produk atau brand
merupakan faktor kunci yang menentukan perilaku consumer engagement pada brand
pages (Jayasingh, 2019). Sesuai dengan konteks penelitian ini, perilaku information
seeking oleh pengguna media sosial berupa upaya untuk mencari informasi tentang
produk/layanan dan informasi brand yang diikuti di media sosial. Menurut Jayasingh
(2019), informasi terkait brand dan produk pada media sosial brand merupakan suatu
faktor kunci yang menentukan pelanggan untuk terikat dengan brand di media sosial.
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Cheung et al. (2021) membuktikan bahwa
terdapat hubungan antara perilaku information seeking yang didorong oleh motivasi
intrinsik dengan consumer brand engagement. Motivasi tersebut dapat digambarkan
Universitas Indonesia
57
oleh intensi dan usaha kognitif untuk mencari informasi brand terkait (Yuan et al.,
2016). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Deng et al. (2021) juga telah
membuktikan bahwa lingkungan media sosial membuat faktor situasional lebih
kompleks sehingga meningkatkan motif individu untuk mencari informasi yang dapat
memengaruhi brand engagement. Informasi yang didapatkan oleh pelanggan yang
bersifat lengkap, akurat, cepat, terbaru, dan mudah didapatkan melalui akun media
sosial brand dapat menimbulkan rasa keterikatan antara pelanggan dengan brand.
Hubungan keterikatan tersebut mewakilkan faktor brand engagement yang dapat dilihat
dari intensitas interaksi pelanggan dengan brand seperti membagikan postingan,
memberikan respon pada konten, dan berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh
brand melalui media sosial. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis mengajukan
hipotesis bahwa information seeking memiliki pengaruh terhadap brand engagement.
Dalam banyak studi, entertainment telah dianggap sebagai salah satu motivasi utama
dalam penggunaan media sosial (Qin, 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Park et al.
(2009) menunjukkan bahwa entertainment merupakan faktor penting bagi orang untuk
berpartisipasi dalam situs jejaring sosial (SNS), melihat konten buatan pengguna
(customer generated content), dan mengunggah konten di media sosial atau berinteraksi
dengan pengguna lain di media sosial. Hal ini sejalan dengan aspek parasocial
Universitas Indonesia
58
relationship yang mengacu pada perasaan pengguna mengenai hubungan dua arah
antara pengguna dan media yang digunakan yang dipupuk melalui isyarat verbal
maupun non-verbal (Zhong et al., 2021). Aspek hiburan, kesenangan, dan relaksasi yang
didapat oleh seseorang ketika ia mengikuti akun media sosial brand berpotensi untuk
membuat orang tersebut berperasaan bahwa seakan-akan ia memiliki hubungan
emosional dengan brand tersebut. Berdasarkan wawancara eksploratif yang telah
dilakukan, pengguna media sosial merasa konten-konten seperti meme, video lucu, dan
lainnya memberikan hiburan dan kesenangan. Melalui konten-konten menghibur yang
terus menerus dilihat, hubungan emosional imajiner antara konsumen dengan brand
berpotensi akan tumbuh. Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis bahwa
entertainment memiliki pengaruh terhadap parasocial relationship.
Sebuah studi yang berfokus pada media sosial Youtube menunjukkan bahwa
mendapatkan kesenangan dan hiburan merupakan salah satu gratifikasi yang
memotivasi pengguna untuk berpartisipasi dan terlibat untuk memberikan like,
komentar, ataupun membagikan video yang ia tonton (Khan, 2017). Penelitian lain
mengenai pemasaran yang dilakukan oleh berbagai brand mewah menunjukkan bahwa
pemasaran yang dilakukan dengan berfokus pada nilai-nilai entertainment berdampak
positif pada peningkatan keterlibatan (engagement) pelanggan terhadap media sosial
milik brand tersebut (X. Liu et al., 2021). Dalam konteks brand engagement,
entertainment sebagai salah satu faktor gratifikasi menjadi faktor yang mendorong
pengguna untuk memiliki tingkat brand engagement pada media sosial brand yang
tinggi (Osei-Frimpong et al., 2022). Konten-konten dalam media sosial brand yang
memiliki aspek hiburan cenderung membuat pengguna ingin lebih terlibat dengan brand
tersebut. Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis bahwa entertainment memiliki
pengaruh terhadap brand engagement.
Universitas Indonesia
59
Penghematan uang menjadi faktor penting bagi konsumen dalam berbelanja (Dabbous
et al., 2020). Konsumen lebih cenderung untuk bisa melakukan penghematan uang
(Chang, 2017). Konsumen juga cenderung untuk mempertimbangkan brand sebagai
orang dan berpikir untuk mendapatkan keuntungan dari brand tersebut (Tseng & Lee,
2018). Konsumen akan mengembangkan hubungan persahabatan dengan brand jika
konsumen mendapatkan banyak manfaat saat menggunakan brand tersebut (Tseng &
Lee, 2018). Parasocial relationship juga merupakan hal yang penting dalam hubungan
konsumen dengan brand secara online (Zhong et al., 2021). Penelitian yang dilakukan
oleh Tseng dan Lee (2018) menggunakan variabel monetary benefits dan parasocial
interaction, terbukti terdapat pengaruh positif dari monetary benefits terhadap
parasocial interaction. Konsumen cenderung untuk mencari diskon, promo, atau kupon
yang bertujuan untuk dapat membeli suatu produk atau layanan dari brand. Kebutuhan
konsumen untuk mendapatkan keuntungan ekonomis, menjadi salah satu kebutuhan
Universitas Indonesia
60
Economic benefits merupakan faktor penting dalam kegiatan berinteraksi melalui media
sosial karena merupakan cara yang mudah untuk bisa mendapatkan penawaran dari
brand (Jayasingh, 2019). Pengalaman yang dirasakan oleh pengguna bergantung kepada
penawaran, kupon, cashback dan diskon, program loyalitas dan bonus yang ditawarkan
kepada pengguna (Ray et al., 2019). Adanya variasi strategi promosi seperti diskon,
kupon, dan hadiah dapat menghasilkan respon emosional yang positif bagi konsumen
(Y. Liu et al., 2019). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jayasingh (2019)
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari economic benefits terhadap engagement
yang dirasakan atau dilakukan oleh konsumen terhadap brand. Konsumen
menginginkan untuk dapat menghemat pengeluarannya secara finansial. Dengan
konsumen yang dapat menghemat pengeluarannya, diharapkan dapat membangun dan
memperkuat keterikatan konsumen terhadap brand. Untuk membuat konsumen menjadi
terikat dengan brand, diharapkan penghematan pengeluaran atau keuntungan ekonomis
yang dapat dimiliki oleh konsumen menjadi salah satu faktor utama. Oleh karena itu
penulis mengajukan hipotesis bahwa economic benefits memiliki pengaruh terhadap
brand engagement.
Universitas Indonesia
61
Media sosial diakui sebagai salah satu platform komunikasi terpenting untuk
memperkenalkan brand kepada publik karena fitur interaktifnya memungkinkan
aktivitas partisipatif, kolaboratif, dan berbagi pengetahuan (Cheung et al., 2020). Chan
& Guillet (2011) melalui penelitian menyarankan para pelaku marketing untuk
menyediakan informasi interaktif yang bersifat dua arah dan terkostumisasi. Hal
tersebut terbukti efektif untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan brand
engagement, sehingga memperkuat niat konsumen untuk kembali melakukan pembelian
Universitas Indonesia
62
pada brand tersebut. Penelitian lain menunjukkan hasil yang senada dengan
memberikan informasi yang terkustomisasi ditambah dengan ditampilkannya online
review berguna dalam membangun kepercayaan dan hubungan untuk mendorong
pendapatan penjualan (Shih et al., 2014). Beberapa hal yang telah disebutkan memiliki
efek pembelajaran (learning benefits) bagi konsumen dan jika dilakukan dengan tepat
akan membuat konsumen memiliki hubungan psikologi dengan brand. Hubungan
psikologi inilah yang membuat konsumen mau berpartisipasi dalam kegiatan social
media brand engagement (Osei-Frimpong et al., 2019). Oleh karena itu penulis
mengajukan hipotesis bahwa learning benefits memiliki pengaruh terhadap brand
engagement.
Konsumen pada saat ini, menunjukkan keinginan untuk dapat melakukan banyak
interaksi terhadap brand (Foster et al., 2021). Partisipasi dari pelanggan di media sosial
digunakan untuk menjelaskan perilaku dari pelanggan di media sosial dan digunakan
untuk mendukung keteraturan pelanggan dalam mengunjungi media sosial dari
perusahaan yang dapat memperkuat hubungan antara pelanggan dan perusahaan
Universitas Indonesia
63
(Kamboj, 2019). Saat ini banyak peneliti yang mengubah fokusnya ke arah membangun
atau menjaga hubungan antara konsumen dengan brand melalui interaksi di media
sosial (Hudson et al., 2016). Media sosial pada saat ini sudah digunakan untuk berbagai
macam tujuan, salah satunya adalah untuk meningkatkan hubungan dengan konsumen
(Kamboj, 2019). Dalam konteks interaksi di media sosial antara konsumen dengan
brand, diprediksi akan mempengaruhi hubungan interpersonal yang dialami oleh
konsumen terhadap brand. Konsumen cenderung untuk melakukan interaksi terhadap
brand. Sehingga, brand yang dapat memfasilitasi konsumen untuk dapat berinteraksi
diharapkan mampu untuk membuat dan meningkatkan hubungan emosional imajiner
dengan brand. Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis bahwa brand interaction
memiliki pengaruh terhadap parasocial relationship.
Universitas Indonesia
64
Menurut Chen et al. (2021), koneksi antara individu dengan brand dapat menjadi
prediktor yang efektif untuk brand engagement. Kemudian, seseorang akan lebih
berkomitmen pada suatu brand jika mereka memiliki hubungan yang lebih besar dengan
brand tersebut (Chen et al., 2021). Dalam literatur manajemen perhotelan dan
pariwisata yang dilakukan oleh Chen et al. (2021), koneksi brand sangat memengaruhi
brand engagement sehingga pengelola manajemen pariwisata perlu untuk membangun
hubungan brand dengan pelanggan. Hal tersebut dapat membantu pelanggan untuk
memilih destinasi yang cocok untuk mereka (Chen et al., 2021). Berikutnya, pada
literatur bisnis dan perhotelan, faktor relasional juga diakui sebagai pendorong utama
dalam brand engagement (Zhong et al., 2021). Hal tersebut dijelaskan pada tinjauan
sistematis di mana ditemukan bahwa konstruksi relasional seperti kepercayaan,
komitmen dan kualitas hubungan secara signifikan berkontribusi pada brand
engagement (Zhong et al., 2021). Parasocial relationship yang terbentuk antara
pelanggan dan brand melalui media sosial dapat digambarkan dengan perilaku
mendukung kesuksesan brand, timbulnya perasaan emosional kedekatan dan kepedulian
Universitas Indonesia
65
Selain brand engagement, brand loyalty juga merupakan hasil yang sudah lama menjadi
fokus utama dalam riset dan praktik pemasaran (Zhong et al., 2021). Brand loyalty
sangat penting untuk kesuksesan atau pencapaian strategi marketing dan penelitian
lainnya yang masih berkaitan dengan bidang tersebut (Li et al., 2020). Berdasarkan
penjelasan tersebut, penelitian ini akan memilih brand loyalty sebagai hasil akhir yang
dipengaruhi oleh parasocial relationship. Dalam konteks penelitian ini, brand loyalty
direpresentasikan dengan kesediaan pengguna untuk membayar lebih ketika membeli
produk/layanan brand, merekomendasikan produk/layanan brand kepada orang yang
membutuhkan, serta memberikan testimoni positif kepada orang lain tentang brand
yang diikuti di media sosial. Hubungan emosional yang terbentuk antara pelanggan
dengan brand melalui media sosial dapat mendorong perilaku loyalitas tersebut. Sejalan
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Labrecque (2014) membuktikan
bahwa parasocial relationship memiliki pengaruh terhadap brand loyalty. Penemuan
tersebut memberikan manfaat teoretis sebagai panduan bagi marketers untuk
membangun atau membina relationship di lingkungan media sosial (Labrecque, 2014).
Oleh karena itu, penulis mengajukan hipotesis bahwa parasocial relationship memiliki
pengaruh positif terhadap brand loyalty.
Universitas Indonesia
66
pasca pembelian yang dilakukan secara berulang (Verma, 2020). Konsumen yang
bersedia untuk memberikan sumber daya mereka seperti waktu, energi, dan uang
terhadap suatu brand juga mendefinisikan brand engagement (Goyal & Verma, 2021).
Adanya peningkatan penggunaan media sosial seperti jumlah waktu dan frekuensi
penggunaan menjadi hal yang baik bagi perusahaan untuk dapat engage atau terlibat
dengan konsumennya (Osei-Frimpong & McLean, 2018). Brand engagement dalam
konteks sosial lebih relevan dengan aspek-aspek secara online dan melibatkan
sosialisasi dan partisipasi dalam komunitas secara online dengan orang lain (Xi &
Hamari, 2020). Penggunaan internet dan media sosial dinilai menjadi alat interaktif
yang baik untuk menguatkan brand engagement dan hubungan dengan konsumen
(Osei-Frimpong et al., 2019). Konsep dari brand engagement dihasilkan dari konsumen
yang mengidentifikasikan dirinya kepada brand hingga akhirnya terdapat ikatan yang
kuat (Bento et al., 2018). Engagement sendiri sudah dinilai menjadi konsep yang sangat
penting untuk melihat perilaku dari konsumen termasuk untuk brand loyalty (Hollebeek
et al., 2014).
Loyalitas yang dimiliki oleh konsumen terhadap brand dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti melakukan pembelian ulang atau menyebarkan hal-hal yang positif
mengenai brand tersebut (word-of-mouth) (Chen et al., 2021). Brand loyalty
merepresentasikan komitmen dari konsumen untuk membeli barang dari brand yang
disukai secara reguler sehingga menunjukkan adanya hubungan dari konsumen dengan
brand (Adhikari & Panda, 2019). Brand engagement dapat membuat perusahaan
memahami bahwa brand engagement dapat membuat loyalitas kepada brand
(Fernandes & Moreira, 2019). Brand engagement merupakan prediktor yang kuat
terhadap loyalitas yang dimiliki oleh konsumen (So et al., 2016). Beberapa penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari engagement antara brand dengan
konsumen dan loyalitas yang dimiliki oleh konsumen terhadap brand (Goyal & Verma,
2021; Rasool et al., 2021; Jayasingh, 2019). Oleh karena itu penulis mengajukan
hipotesis bahwa brand engagement memiliki pengaruh terhadap brand loyalty.
Universitas Indonesia
67
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan pada penelitian ini. Bab ini
menjelaskan pendekatan yang digunakan pada penelitian dan tahapan-tahapan yang
dilakukan selama penelitian. Selain itu, pada bab ini juga dijelaskan mengenai objek
penelitian serta instrumen-instrumen penelitian yang digunakan. Penjelasan lebih lanjut
mengenai uji keterbacaan, metode pengumpulan, pengolahan, dan analisis data juga
dijelaskan.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah mixed methods yang terdiri dari
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Mixed methods dapat didefinisikan sebagai metode
penelitian yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang ditujukan
untuk mengumpulkan data penelitian (Ponce & Maldonado, 2015). Pendekatan
kualitatif yang bersifat eksploratif digunakan untuk membantu penulis dalam
merumuskan model, khususnya dalam menentukan faktor uses and gratification dengan
konteks penggunaan media sosial untuk mengikuti akun media sosial brand. Lalu,
pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengolah data kuantitatif yang didapatkan dari
penyebaran survei kepada responden penelitian. Kemudian, pendekatan kualitatif yang
bersifat konfirmatif juga dilakukan pada tahapan akhir penelitian yang ditujukan sebagai
pendukung untuk penjelasan hasil hipotesis penelitian yang ditolak.
Pemilihan mixed method pada penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor
penelitian secara mendalam dan komprehensif dengan melakukan analisis dari data
kualitatif yang didapatkan dari hasil wawancara eksploratif. Hal tersebut dilakukan
dengan mengolah dan menganalisis data kualitatif dalam bentuk open code, axial code,
dan selective code untuk menentukan constructs atau faktor uses and gratification
(U&G) pada penelitian ini. Tahapan open coding adalah proses analitis yang dilakukan
dalam pembentukan konsep (Strauss & Corbin, 1998). Kemudian, penulis melakukan
proses axial coding yang menghubungkan kategori dengan sub kategorinya (Strauss &
Corbin, 1998). Kategori-kategori tersebut yang memiliki kemiripan atau definisi yang
68
Universitas Indonesia
69
Universitas Indonesia
70
Universitas Indonesia
71
Perumusan masalah merupakan tahapan pertama yang dilakukan pada penelitian ini.
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi permasalahan yang akan dijadikan sebagai topik
penelitian. Identifikasi masalah dilakukan dengan cara mencari celah dari
penelitian-penelitian terdahulu, observasi lingkungan, dan berdiskusi dengan
pembimbing. Setelah berdiskusi dengan pembimbing, topik penelitian mengenai
loyalitas konsumen terhadap brand pada media sosial berhasil didapatkan. Selanjutnya,
Universitas Indonesia
72
dilakukan observasi dan studi literatur, serta berdiskusi lebih lanjut dengan pembimbing
untuk mendapatkan rumusan masalah yang akan dijawab melalui hasil penelitian ini.
Tujuan dari rumusan masalah tersebut adalah untuk mengetahui faktor-faktor uses and
gratification (U&G) yang dapat memengaruhi pengguna media sosial untuk mengikuti
akun media sosial brand, mengetahui faktor-faktor uses and gratification (U&G) yang
dapat memengaruhi parasocial relationship, brand engagement, dan brand loyalty.
Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh brand trust dan duration of
follow media sosial brand sebagai variabel kontrol terhadap brand loyalty yang menjadi
hasil akhir penelitian.
Tahapan selanjutnya yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi literatur. Studi
literatur dilakukan dengan mencari konsep, teori dan penelitian terdahulu terkait topik
yang digunakan pada penelitian ini. Studi literatur dilakukan agar dapat memudahkan
penulis untuk memahami konsep dan teori yang digunakan. Penulis melakukan studi
literatur terkait media sosial, penggunaan media sosial bagi brand, teori U&G,
parasocial relationship, dan brand loyalty. Pencarian studi literatur dilakukan dengan
bantuan online database seperti ScienceDirect, Emerald Insight, ResearchGate, dan
IEEE Xplore. Setelah berhasil mendapatkan penelitian-penelitian terdahulu, penulis
meringkas penelitian-penelitian tersebut dan melakukan perbandingan penelitian.
Perbandingan penelitian digunakan untuk menjadi acuan penelitian dalam membentuk
model penelitian dan pembuatan hipotesis berdasarkan variabel-variabel yang
digunakan dari penelitian sebelumnya. Selain itu, perbandingan penelitian juga
dilakukan untuk dapat melihat kekurangan dari penelitian dan mencari tahu hal yang
dapat ditingkatkan dari penelitian sebelumnya.
Tujuan dilakukan wawancara adalah sebagai bagian dari studi kualitatif untuk
mendapatkan variabel-variabel yang menjadi faktor gratifikasi dari konsumen untuk
mengikuti akun suatu brand di media sosial. Penulis membuat sekumpulan pertanyaan
singkat yang menjadi bahan pertanyaan untuk proses wawancara. Tipe pertanyaan yang
diberikan adalah open-ended questions, sehingga narasumber dapat memberikan
Universitas Indonesia
73
jawaban dengan kata-katanya sendiri. Berikut ini merupakan pertanyaan yang diberikan
kepada narasumber untuk kegiatan wawancara eksploratif.
Kriteria utama narasumber untuk melakukan wawancara adalah pengguna media sosial
yang mengikuti akun suatu brand di media sosial. Narasumber yang mengikuti kegiatan
wawancara terdiri dari siswa, mahasiswa, pegawai swasta, pegawai akuntan, dan
pekerja desain grafis dengan total 20 orang. Wawancara hanya dilakukan kepada 20
narasumber karena telah mencapai saturasi data. Saturasi data menunjukkan bahwa
tidak terdapat data tambahan yang berhasil didapatkan ketika melakukan studi kualitatif
(Glaser & Strauss, 1967). Hasil dari wawancara menjadi data wawancara yang akan
digunakan untuk pengolahan dan analisis data kualitatif. Hasil wawancara yang menjadi
bahan untuk pengolahan dan analisis data kualitatif, dapat dilihat pada Lampiran 1.
Pada tahapan ini, dilakukan pengolahan dan analisis dari data yang didapatkan dari
wawancara sebelumnya. Proses pengolahan dan analisis dilakukan dengan metode
coding yang terdiri atas open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil dari data
wawancara dianalisis dan diambil keywords yang menjadi poin utama dari jawaban
yang narasumber berikan. Keyword-keyword tersebut menjadi open code dan akan
dilakukan pengelompokan untuk menjadi axial code. Pada proses axial code, dilakukan
pengelompokan hasil open code dan dilakukan pengkategorian yang paling sesuai dari
open code yang telah dikelompokkan. Tahapan terakhir, yaitu selective code dilakukan
pengelompokan kategori yang memiliki definisi yang serupa atau memiliki kemiripan.
Penulis melakukan pencarian variabel dari penelitian-penelitian terdahulu yang
memiliki definisi dari hasil axial code yang telah dianalisis sebelumnya. Setelah itu,
Universitas Indonesia
74
Universitas Indonesia
75
Universitas Indonesia
76
Tahapan pengumpulan data dilakukan oleh penulis dengan cara menyebarkan kuesioner
yang sudah diuji keterbacaan kepada khalayak umum. Penulis menggunakan platform
milik Universitas Indonesia, yaitu survey.ui.ac.id untuk menyebarkan kuesioner secara
online. Kuesioner dapat diakses melalui tautan https://survey.ui.ac.id/873874 dan
detailnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Pengumpulan data dilakukan secara online
dengan tujuan untuk mendapatkan responden yang jangkauannya lebih luas serta
memiliki latar belakang demografi yang beragam. Kriteria responden untuk penelitian
ini adalah responden yang mengikuti akun media sosial brand, baik pada platform
media sosial Instagram, Twitter, YouTube, TikTok, Facebook, atau lainnya. Jika
responden belum pernah mengikuti akun media sosial brand pada platform media sosial
tersebut, maka responden dapat mengakhiri pengisian kuesioner. Terakhir, kuesioner
disebarkan melalui berbagai platform media sosial, seperti Instagram, LINE, WhatsApp,
Telegram, dan Twitter. Khusus pada aplikasi Telegram dan Twitter, penulis
menyebarkan survei ke berbagai komunitas yang memiliki jumlah anggota cukup besar
sehingga kuesioner dapat menjangkau lebih banyak responden.
Universitas Indonesia
77
Durasi waktu pengumpulan data dilakukan selama dua bulan, terhitung sejak 24 Maret
2022 sampai 22 Mei 2022. Lalu, data sampel yang berhasil diperoleh pada proses
pengumpulan data ini sejumlah 615 responden. Dari total jumlah data sampel tersebut,
penulis hanya menggunakan 309 data responden dikarenakan terdapat sejumlah
responden yang mengisi survei namun tidak memenuhi kriteria survei, seperti belum
pernah mengikuti akun media sosial brand atau tidak menyelesaikan survei sampai
selesai. Kemudian, pada proses pengumpulan data ini, penulis menambahkan daya tarik
agar dapat mendapatkan responden lebih banyak lagi dengan menawarkan hadiah
berupa saldo dompet digital dengan total Rp500.000,00 untuk 10 orang responden
beruntung. Selain itu, penulis juga menyebarkan tautan survei dengan poster desain
yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Tahapan pengolahan dan analisis data kuantitatif merupakan tahapan yang krusial
karena model penelitian akan diuji dan hasil penelitian akan didapatkan pada tahap ini.
Universitas Indonesia
78
Data kuantitatif yang telah terkumpul akan diolah dan dianalisis menggunakan metode
Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Metode PLS-SEM
akan memberikan hasil berupa bukti atas pengujian model dan hipotesis penelitian.
PLS-SEM digunakan karena penelitian ini bersifat eksploratif dan prediktif (Hair et al.,
2011). Penggunaan PLS-SEM pada penelitian, memiliki kenaikan yang cukup tinggi
pada disiplin ilmu marketing dan bisnis (Hair et al., 2011). Terdapat beberapa tools yang
digunakan untuk mengolah data kuantitatif, yaitu software SmartPLS 3, IBM SPSS
Statistic 25, dan Google Sheet. Sebelum dilakukan rangkaian uji PLS-SEM, data hasil
kuesioner akan dirapikan dengan Google Sheet dan dilakukan uji outlier dan uji
common method bias dengan software IBM SPSS Statistic 25. Selanjutnya, software
SmartPLS 3 akan digunakan untuk mengolah dan menganalisis data hasil kuesioner
dengan metode PLS-SEM. Pada tahapan ini, data akan diolah sedemikian rupa sehingga
akan menghasilkan ditolak atau diterimanya hipotesis yang diajukan oleh penulis.
Penjelasan lebih detail terkait alasan pemilihan metode PLS-SEM dan tahapan
pengolahan data menggunakan PLS-SEM dapat dilihat pada sub bab 2.6. Proses tahapan
dan hasil analisis kuantitatif penelitian ini akan dijabarkan pada Bab 4.
Setelah melakukan pengolahan data dan analisis kuantitatif, apabila terdapat hipotesis
yang ditolak maka wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber. Wawancara
tersebut bersifat konfirmatif yang bertujuan untuk memperoleh alasan yang dapat
mendukung penolakan terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.
Pertanyaan yang diajukan kepada narasumber dalam wawancara ini merupakan
pertanyaan yang hanya berkaitan dengan hipotesis-hipotesis yang ditolak. Wawancara
dilakukan kepada enam narasumber dengan kriteria yang sesuai dengan konteks
penelitian, yaitu orang yang mengikuti akun media sosial brand di berbagai aplikasi,
seperti Instagram, Twitter, Facebook, Tik Tok, YouTube, dan lain sebagainya.
Wawancara hanya dilakukan kepada enam narasumber karena telah mencapai saturasi
data yang menyebabkan tidak terdapat tambahan data yang didapatkan (Glaser &
Strauss, 1967). Hasil dari wawancara konfirmatif secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 6. Berikut ini merupakan pertanyaan yang diberikan kepada narasumber
untuk kegiatan wawancara konfirmatif:
Universitas Indonesia
79
1. Media sosial apa yang paling sering Anda gunakan untuk mengikuti akun
brand?
2. Mengapa anda mengikuti akun media sosial brand? Apa yang Anda cari dari
mengikuti akun brand di media sosial?
3. Bagaimana pendapat Anda mengenai kemudahan dalam memperoleh informasi
ketika Anda mengikuti akun media sosial brand?
4. Menurut Anda, apa perbedaan dalam hal memperoleh informasi ketika Anda
mengikuti akun media sosial brand dibanding dengan tidak mengikutinya?
5. Apakah terdapat perbedaan informasi dari akun media sosial brand dengan
informasi di luar akun media sosial brand?
6. Apakah Anda merasa informasi yang Anda peroleh dari mengikuti akun media
sosial brand membuat Anda memiliki suatu hubungan emosional dengan brand
tersebut? Apa alasannya?
7. Menurut Anda, apakah dengan mengikuti akun media sosial brand dapat
menambah wawasan/pengetahuan Anda? Jika ya, boleh diceritakan contohnya?
8. Jika pada pertanyaan sebelumnya Anda menjawab Ya, menurut Anda, dari
contoh yang Anda jelaskan sebelumnya apakah contoh tersebut membuat Anda
merasa terikat/terdapat ikatan dengan brand?
9. Menurut Anda, apakah wawasan/pengetahuan tersebut hanya bisa Anda
dapatkan dari mengikuti akun media sosial brand?
10. Apakah dengan mendapatkan wawasan/pengetahuan dari akun media sosial
brand membuat Anda menjadi sering berinteraksi dengan akun media sosial
brand tersebut?
Setelah pengolahan data dan analisis kuantitatif dan wawancara konfirmatif bagi
hipotesis yang ditolak, tahapan terakhir pada penelitian ini adalah menyusun
kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang diambil diharapkan dapat menjawab rumusan
masalah yang diajukan penulis serta memiliki nilai keterbaruan pada penelitian di
bidang marketing dan media sosial, U&G, dan parasocial relationship. Selain itu,
kesimpulan juga diharapkan mampu menyediakan pemahaman yang baik, jelas, dan
menyeluruh kepada pembaca. Terakhir, penulis juga menjelaskan implikasi atau saran
Universitas Indonesia
80
serta keterbatasan dari penelitian ini. Dengan demikian, penelitian ini dapat dijadikan
sebagai acuan atau referensi untuk penelitian di masa yang akan datang.
Berikutnya, bagian informasi umum kuesioner terdiri dari pertanyaan terkait demografi
responden dan pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendukung hasil penelitian.
Pertanyaan terkait demografi responden berupa e-mail/nomor handphone, jenis kelamin,
usia, domisili, pendidikan terakhir, dan pendapatan per bulan. Kemudian, pertanyaan
pendukung hasil penelitian berupa pertanyaan terkait aplikasi media sosial yang paling
sering digunakan oleh responden untuk mengikuti akun brand. Lalu, jenis akun brand
yang responden ikuti beserta durasi seberapa lama responden mengikuti akun media
sosial brand tersebut juga termasuk ke dalam pertanyaan pendukung penelitian. Pada
penelitian ini, pertanyaan durasi mengikuti akun media sosial brand digunakan sebagai
variabel kontrol.
Bagian terakhir dari kuesioner adalah bagian pertanyaan terkait penelitian yang terdiri
dari indikator-indikator untuk faktor atau variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Pertanyaan indikator tersebut dinilai berdasarkan pengalaman dan pengamatan
responden saat mengikuti akun brand di media sosial. Setiap pertanyaan indikator dapat
dinilai dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari nilai satu hingga lima.
Penjelasan untuk setiap nilai skala Likert tersebut dapat dilihat melalui Tabel 3.2.
Universitas Indonesia
81
Nilai Keterangan
3 (Tiga) Netral
4 (Empat) Setuju
Pertanyaan indikator pada bagian tiga diperoleh dari delapan faktor atau variabel dan
dua variabel kontrol pada penelitian ini. Delapan faktor atau variabel penelitian ini
terdiri dari information seeking, entertainment, economic benefits, learning benefits,
brand interaction, parasocial relationship, brand engagement, dan brand loyalty. Lalu,
dua variabel kontrol yang digunakan untuk menyusun pertanyaan indikator penelitian
ini adalah brand trust dan duration of follow. Instrumen penelitian yang digunakan
sebagai pertanyaan kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 2. Penjelasan mengenai
masing-masing instrumen penelitian dapat dilihat pada bagian selanjutnya.
Universitas Indonesia
82
information seeking pada penelitian ini adalah hasil analisis wawancara eksploratif yang
dilakukan oleh penulis pada tahap awal penelitian, serta penelitian terdahulu yang
diadopsi sebagai pendukung. Instrumen penelitian untuk variabel information seeking
dapat dilihat pada Tabel 3.3.
3.3.2 Entertainment
Aspek entertainment mengacu kepada relaksasi, kesenangan, dan kenikmatan saat
seseorang menggunakan suatu media tertentu (Malik et al., 2016), dalam konteks
penelitian ini media yang dimaksud adalah media sosial. Entertainment dipilih menjadi
salah satu faktor dari U&G sesuai dengan hasil studi kualitatif yang dilakukan.
Beberapa kata kunci yang menunjukan adanya aspek entertainment yang dialami
pengguna setelah mengikuti akun media sosial brand, antara lain konten brand yang
menghibur, lucu, serta brand ambassador yang menarik perhatian pengguna. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lu & Lin (2022) yang mengangkat topik
fitur story pada aplikasi Instagram. Pada penelitian tersebut, motivasi entertainment
menunjukkan bahwa pengguna terlibat dengan fitur Instagram Story untuk kesenangan,
kenikmatan, dan untuk menghabiskan waktu. Penelitian lain yang dilakukan oleh Hicks
Universitas Indonesia
83
EN3 Saya menikmati konten brand dari akun media Ma et al. (2021);
sosial brand yang saya ikuti (contoh: meme, Kamboj (2019); Qin
brand ambassador, challenge, dll.) (2020); Wawancara
eksploratif
EN4 Mengikuti akun media sosial brand membuat saya
senang
Economic benefits mengacu kepada manfaat yang dirasakan oleh konsumen dari diskon
atau promosi dikarenakan harga yang lebih rendah (Tran, 2021). Economic benefits juga
merupakan keuntungan yang didapatkan oleh konsumen dengan cara mengeluarkan
Universitas Indonesia
84
uang sedikit mungkin dan dapat menyimpan uangnya dengan lebih (Huang & Zhou,
2018). Dengan adanya economic benefits, konsumen akan menghasilkan emosi positif
yang dapat membuat niatan untuk melakukan pembelian (Tran, 2021). Berbagai macam
strategi untuk dapat mengikat dan menarik perhatian pelanggan dilakukan, seperti
dengan cara memberikan diskon, hadiah, undian, atau kupon (Y. Liu et al., 2019).
Ketika melakukan pembelian dengan diskon, konsumen akan kembali ke platform
belanja meskipun brand tidak melakukan promosi penjualan (Y. Liu et al., 2019).
Variabel economic benefits dipilih menjadi salah satu faktor dari U&G sesuai dengan
hasil studi kualitatif yang dilakukan. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis
menggunakan instrumen penelitian economic benefits yang diadopsi dan dimodifikasi
dari penelitian Huang & Zhou (2018), Tran (2021), dan Ray et al. (2019). Selain itu,
penulis juga mengadopsi instrumen penelitian economic benefits dari hasil wawancara
eksploratif. Pada penelitian yang dilakukan oleh Tran (2021), economic benefits
dijelaskan dengan variabel money saving dan dilakukan modifikasi oleh penulis menjadi
economic benefits pada penelitian ini. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ray et al. (2019), economic benefits dijelaskan dengan variabel customer
experience. Kedua penelitian tersebut memiliki definisi yang serupa dengan economic
benefits pada penelitian ini, sehingga dilakukan modifikasi dan adaptasi pada nama
variabel. Instrumen penelitian untuk variabel economic benefits dapat dilihat pada Tabel
3.5.
Universitas Indonesia
85
EB4 Mengikuti akun media sosial brand membuat Huang & Zhou (2018);
saya dapat membeli produk/jasa dengan harga Tran (2021); Ray et al.
yang lebih murah dibanding dengan tidak (2019); Wawancara
mengikutinya eksploratif
Universitas Indonesia
86
Brand interaction mengacu kepada adanya pengaruh dari konsumen terhadap brand,
seperti pemberian saran dan masukan untuk perbaikan kualitas dari brand (Cheung et
al., 2021). Saat ini, media sosial sangat berpengaruh dalam adanya interaksi antara
perusahaan dengan konsumen (Osei-Frimpong & McLean, 2018). Sudah terdapat
banyak studi mengenai partisipasi dari konsumen dalam konteks media sosial yang
mendapatkan perhatian cukup besar (Kamboj, 2019). Berdasarkan penjelasan tersebut,
penulis menggunakan instrumen penelitian brand interaction yang diadopsi dan
dimodifikasi dari penelitian Kamboj (2019) dan Cheung et al. (2021). Selain itu, penulis
juga mengadopsi instrumen penelitian brand interaction dari hasil wawancara
eksploratif. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kamboj (2019), brand interaction
dijelaskan dengan variabel customer social participation in brand communities dan
dilakukan modifikasi oleh penulis menjadi brand interaction pada penelitian ini. Begitu
Universitas Indonesia
87
juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheung et al. (2021), brand interaction
dijelaskan dengan variabel consumer-brand interaction. Brand interaction pada kedua
penelitian tersebut memiliki definisi yang serupa dengan brand interaction pada
penelitian ini, sehingga dilakukan modifikasi dan adaptasi pada nama variabel.
Instrumen penelitian untuk variabel brand interaction dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Universitas Indonesia
88
percakapan internal, pertukaran emosi dan koneksi personal dengan suatu karakter di
media sosial (Zhong et al., 2022). Penulis mengadopsi definisi tersebut yang
disesuaikan dengan konteks penelitian ini untuk menjelaskan konsep parasocial
relationship. Instrumen penelitian untuk variabel parasocial relationship dapat dilihat
pada Tabel 3.8.
Universitas Indonesia
89
BE3 Saya sering memberikan respon pada konten akun Zhong et al. (2021)
media sosial brand yang saya ikuti
BL1 Saya akan berbicara mengenai hal yang positif Li et al., (2020)
kepada orang lain mengenai brand yang saya ikuti
di media sosial
Universitas Indonesia
90
BL2 Saya melihat diri saya sebagai orang yang loyal Li et al., (2020)
terhadap brand yang saya ikuti di media sosial
Universitas Indonesia
91
BT1 Brand yang saya ikuti di media sosial dapat Husain et al. (2022)
memenuhi ekspektasi saya
Kode Indikator
DF2 2 - 3 bulan
DF3 4 - 6 bulan
DF4 7 - 12 bulan
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menjelaskan hasil analisis data yang telah dikumpulkan, baik data kualitatif
maupun data kuantitatif. Hasil analisis data mencakup analisis data kualitatif hasil
wawancara untuk perumusan model, analisis demografi responden, analisis data
kuantitatif menggunakan metode PLS-SEM, dan analisis wawancara konfirmatif.
Bagian ini diakhiri dengan penjelasan hasil analisis yang diperoleh serta implikasi dari
penelitian yang ditinjau dari segi teoretis maupun praktis.
92
Universitas Indonesia
93
Universitas Indonesia
94
Analisis data eksplorasi faktor U&G dimulai setelah wawancara selesai dilakukan.
Penulis melakukan wawancara kepada 20 orang yang memiliki berbagai latar belakang.
Wawancara ditujukan untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang dimiliki atau
didapatkan ketika pengguna media sosial mengikuti akun media sosial brand.
Faktor-faktor tersebut nantinya dimodifikasi menjadi faktor U&G yang digunakan pada
model penelitian ini.
Dalam melakukan analisis data eksplorasi faktor U&G, penulis menggunakan metode
coding yang terdiri atas tiga tahap yaitu, open coding, axial coding, dan selective
coding. Tahapan open coding merupakan proses analitis dalam pembentukan konsep
(Strauss & Corbin, 1998). Tahapan selanjutnya adalah axial coding, yaitu proses
menghubungkan kategori dengan sub kategorinya (Strauss & Corbin, 1998).
Kategori-kategori tersebut kembali dikelompokkan jika memiliki kemiripan atau
definisi yang serupa. Pengelompokkan atau pengintegrasian dilakukan untuk tahapan
terakhir, yaitu selective coding (Strauss & Corbin, 1998). Kelompok-kelompok yang
disatukan dari tahapan axial coding tersebut merepresentasikan suatu variabel U&G.
Penulis melakukan pencarian variabel dari penelitian-penelitian terdahulu yang
memiliki definisi yang serupa dari hasil axial code. Setelah menemukan
variabel-variabel tersebut, selanjutnya pengelompokkan dalam tahapan selective coding
dilakukan berdasarkan variabel U&G yang telah didapatkan.
Ketika melakukan proses open coding, penulis mengambil beberapa konsep dari hasil
wawancara, seperti “mencari informasi produk/barang/baju/menu” yang didapatkan dari
Universitas Indonesia
95
wawancara (“Saya ingin mencari tahu mengenai informasi dari barang-barang yang
ada.”-Narasumber 3), lalu “mencari informasi mengenai produk terbaru” yang
didapatkan dari wawancara (“Dengan mengikuti akun brand, saya bisa mendapatkan
informasi produk terbaru dan saya senang mencoba-coba produk terbaru tersebut.”
-Narasumber 11). Hasil open coding tersebut dikategorikan menjadi “informasi umum
produk”. Pengkategorian tersebut termasuk proses axial coding. Kategori-kategori yang
dikumpulkan akan dikelompokkan kembali dalam proses selective coding. Berdasarkan
axial code yang telah ditetapkan, penulis melakukan studi literatur untuk menentukan
konstruk yang memiliki konsep yang sesuai. Sehingga pada kategori “mencari informasi
produk/barang/baju/menu” dan “informasi umum produk” penulis memutuskan
menggunakan konstruk Information Seeking. Hal yang serupa juga dilakukan pada
konstruk-konstruk lainnya. Hasil dari proses coding secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan
secara online selama kurang lebih 2 bulan dimulai dari 24 Maret 2022 hingga 22 Mei
2022. Kuesioner yang disebarkan merupakan hasil revisi berdasarkan hasil uji
keterbacaan. Total data yang terkumpul sebanyak 615 responden, namun yang terisi
secara lengkap adalah 461 dan sebanyak 82 responden tidak mengikuti akun media
sosial milik brand, sehingga menyisakan 379 responden. Sebanyak 379 data responden
yang diperoleh tersebut diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji outlier. Hasil dari
uji outlier menunjukkan data yang berhasil lolos dari uji outlier sebanyak 309 data.
Untuk penjelasan dari uji outlier dapat dilihat pada subbab 4.3.1. Sehingga pada
penjelasan data demografi responden berikut ini, akan menggunakan 309 data yang
telah melewati uji outlier. Hasil demografi yang dipaparkan meliputi jenis kelamin,
usia, domisili, pendidikan, dan pendapatan. Selain itu, terdapat juga data-data yang
berkaitan dengan topik penelitian.
Dari 309 data responden hasil uji outlier, terdapat sebanyak 169 responden laki-laki dan
sebanyak 140 responden perempuan. Responden laki-laki memiliki persentase sebesar
54,7% dari seluruh responden sedangkan responden perempuan sebesar 45,3% dari
Universitas Indonesia
96
seluruh responden. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa lebih banyak responden
laki-laki yang mengisi survei penelitian ini dibandingkan responden perempuan.
Namun, hal tersebut tidak dapat dijadikan kesimpulan bahwa laki-laki lebih memiliki
kecenderungan untuk mengikuti akun media sosial brand dibandingkan perempuan.
Gambaran persebaran demografi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada Gambar 4.1.
4.3.2 Usia
Kelompok usia pada penelitian ini terbagi menjadi lima kelompok usia. Kelompok usia
tersebut meliput masyarakat Indonesia pada rentang usia < 17 tahun, 17 - 25 tahun, 26 -
35 tahun, 36 - 45 tahun, dan > 45 tahun. Dari 309 responden, mayoritas berada pada
rentang usia 17 - 25 tahun sebanyak 237 (76,7%) dari keseluruhan responden.
Kemudian diikuti oleh kelompok rentang usia 26 - 35 tahun sebanyak 56 orang (18,1%),
lalu kelompok rentang usia 36 - 45 tahun sebanyak 11 orang (3,6%), kelompok rentang
usia < 17 tahun sebesar 5 orang (1,6%), dan tidak ada responden berusia diatas 45
tahun. Gambaran persebaran demografi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Universitas Indonesia
97
4.3.3 Domisili
Domisili responden pada penelitian ini dibagi ke dalam beberapa wilayah, yaitu
Jabodetabek, luar Jabodetabek di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau
Sulawesi, Pulau Bali/NTT/NTB, Pulau Maluku/Papua, dan Lainnya. Berdasarkan hasil
yang diperoleh, sebagian besar responden penelitian ini berdomisili di Jabodetabek,
yaitu sebanyak 159 orang (51,5%). Lalu, diikuti dengan Luar Jabodetabek di Pulau
Jawa yaitu sebanyak 109 orang (35,3%), Pulau Sumatera sebanyak 21 orang (6,8%),
Pulau Kalimantan sebanyak 10 orang (3,2%), Pulau Sulawesi sebanyak 5 orang (1,6%),
Pulau Bali/NTT/NTB sebanyak 4 orang (1,3%), dan Pulau Maluku/Papua sebanyak 1
orang (0,3%). Gambaran persebaran demografi responden berdasarkan demografi dapat
dilihat pada Gambar 4.3.
Universitas Indonesia
98
4.3.4 Pendidikan
Pendidikan terakhir dari responden penelitian ini dikelompokkan menjadi enam jenjang,
yaitu tidak pernah bersekolah, SD/SMP/SMA/Sederajat, Diploma (D1/D2/D3/D4),
Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3). Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian
besar responden penelitian ini menempuh pendidikan terakhir S1, yaitu sebanyak 198
orang (64.1%). Kemudian, diikuti dengan pendidikan SD/SMP/SMA/Sederajat
sebanyak 86 orang (27.8%), Diploma (D1/D2/D3/D4) sebanyak 23 orang (7.4%), dan
Magister (S2) sebanyak 2 orang (0.6%). Gambaran persebaran demografi responden
berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Universitas Indonesia
99
4.3.5 Pendapatan
Universitas Indonesia
100
Media sosial yang paling sering digunakan untuk mengikuti akun brand dikelompokkan
menjadi beberapa kategori, yaitu Instagram, Twitter, Facebook, TikTok, Youtube, dan
opsi lainnya. Responden dapat memilih kategori lainnya jika media sosial yang
digunakan tidak tertera pada pilihan yang tersedia. Responden hanya dapat memilih
satu dari pilihan yang tersedia dikarenakan data ini bertujuan untuk mengetahui media
sosial yang paling sering digunakan oleh responden. Berdasarkan hasil yang diperoleh,
media sosial yang paling banyak digunakan responden adalah Instagram dengan jumlah
228 responden (73,7%). Kemudian, diikuti oleh Facebook sebanyak 32 responden
(10,3%). Lalu, Twitter menempati urutan ketiga sebanyak 17 responden (5,5%). TikTok
dan Youtube sama-sama dipilih oleh 16 responden (5,17%). Pada pertanyaan ini, tidak
ada responden yang memilih opsi lainnya. Gambaran persebaran demografi responden
berdasarkan media sosial yang paling sering digunakan untuk mengikuti akun brand
dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Universitas Indonesia
101
Gambar 4.6. Demografi Responden: Media Sosial yang Paling Sering Digunakan
untuk Mengikuti Akun Brand
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2022)
4.3.7 Jenis Akun Brand yang Diikuti
Pada penelitian ini, jenis akun media sosial brand yang biasanya diikuti oleh responden
dibagi dalam beberapa kategori, yaitu fashion, skincare/make up, otomotif, olahraga,
gadget, food and beverages (FnB), kesehatan, furniture, dan lainnya. Responden dapat
memilih kategori lainnya jika jenis akun brand yang diikuti tidak tertera pada pilihan
yang tersedia. Selain itu, responden juga dapat memilih lebih dari satu jenis akun media
sosial brand yang diikuti. Berdasarkan hasil yang diperoleh, sebagian besar responden
sebanyak 180 orang (58%) memilih fashion sebagai jenis akun media sosial brand yang
paling sering diikuti. Kemudian, disusul oleh jenis gadget sebanyak 124 orang (40%),
skincare/make up sebanyak 119 orang (38,5%), food and beverages (FnB) sebanyak 113
orang (36,5%), olahraga sebanyak 86 orang (28%), otomotif sebanyak 45 orang
(14,5%), kesehatan sebanyak 44 orang (14%), furniture sebanyak 22 orang (7%), dan
jenis lainnya sebanyak 15 orang (5%). Pada jenis lainnya untuk akun media sosial brand
yang paling sering diikuti oleh responden terdiri dari environment, telekomunikasi,
home appliances, book hotel, hiburan, politik dan agama, aplikasi/platform, layanan
streaming, investasi, saham, fotografi, finansial, dan games. Gambaran persebaran
demografi responden berdasarkan jenis akun media sosial brand dapat dilihat pada
Gambar 4.7.
Universitas Indonesia
102
Lama waktu responden dalam mengikuti akun brand dibagi dalam lima rentang, yaitu
<= 1 bulan, 2-3 bulan. 4-6 bulan, 7-12 bulan, dan >12 bulan. Dari 309 responden,
mayoritas responden telah mengikuti akun brand selama >12 bulan sebanyak 169 orang
(54.7%). Lalu, berikut ini adalah rincian dari lama waktu responden dalam mengikuti
akun brand yaitu, tidak ada responden yang telah mengikuti akun brand selama <= 1
bulan (0%), untuk lama waktu 2-3 bulan sebanyak 31 orang (10%), 4-6 bulan sebanyak
49 orang (15.9%), dan 7-12 bulan sebanyak 60 orang (19.4%). Gambaran persebaran
demografi responden berdasarkan lama waktu dalam mengikuti akun brand dapat
dilihat pada Gambar 4.8.
Universitas Indonesia
103
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat rangkuman demografi responden kuantitatif pada penelitian
ini yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh Penulis. Rangkuman demografi responden
kuantitatif terdiri dari variabel demografi, jumlah responden, dan persentase yang
didapatkan dari hasil penyebaran survei. Variabel demografi yang akan ditampilkan
pada Tabel 4.2 adalah jenis kelamin, usia, domisili, pendidikan, pendapatan per bulan,
aplikasi media sosial yang paling sering digunakan oleh responden untuk mengikuti
akun media sosial brand, jenis akun brand yang diikuti oleh responden, dan durasi
seberapa lama responden mengikuti akun media sosial brand tersebut.
Jumlah
No. Variabel Demografi Persentase
Responden
Universitas Indonesia
104
Jumlah
No. Variabel Demografi Persentase
Responden
Lainnya 0 0%
Doktor (S3) 0 0%
Universitas Indonesia
105
Jumlah
No. Variabel Demografi Persentase
Responden
Olahraga 86 28%
Kesehatan 44 14%
Furniture 22 7%
Lainnya 15 5%
7 - 12 bulan 60 19,4%
Pada bagian ini, Penulis menampilkan hasil analisis data kuantitatif yang dilakukan
menggunakan metode Structural Equation Model berbasis Partial Least Square
(PLS-SEM). Aplikasi yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif adalah
aplikasi Smart PLS 3. Sebelum mengolah data kuantitatif, penulis melakukan uji outlier
dan uji common method bias menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 25. Data
responden yang digunakan untuk analisis sejumlah x data yang sebelumnya digunakan
untuk analisis demografi responden. Berikut adalah penjelasan mengenai analisis data
Universitas Indonesia
106
kuantitatif yang terdiri dari lima tahapan, yaitu uji outlier dan uji common method bias,
pembentukan path diagram, uji model pengukuran, uji model struktural, dan uji
hipotesis.
Pada tahap ini dilakukan pengujian outlier dan common method bias terhadap data yang
telah dikumpulkan sebelumnya. Uji outlier dilakukan dengan mengaplikasikan metode
Mahalanobis Distance dan uji common method bias dilakukan dengan metode Harman’s
Latent Factor. Kedua pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS
Statistics 25. Untuk hasil dari kedua uji tersebut, dapat dilihat penjelasannya pada sub
bab berikutnya.
Uji outlier dilakukan secara iteratif dengan menggunakan data responden sejumlah 379
data. Pengujian Mahalanobis Distance ini akan mengecek data yang memiliki nilai p <
0,001 untuk dieliminasi dan pengujian dilakukan berulang kali sampai tidak ada data
yang memiliki nilai p < 0,001. Dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 25,
uji outlier dapat dilakukan dengan mengakses menu “Analyze → Regression →
Linear”. Penulis menggunakan identifier atau nomor urut data sebagai data dependent.
Kemudian, indikator-indikator variabel, baik variabel utama maupun variabel kontrol
Universitas Indonesia
107
penelitian akan dipilih sebagai data independent. Setelah pemilihan data dependent dan
independent, konfigurasi dilakukan dengan mengakses menu “Save” dan memilih
“Mahalanobis” pada bagian “Distance”. Terakhir, nilai p didapatkan dengan mengakses
menu “Transform → Compute Variable”. Pada penelitian ini uji outlier dilakukan
sebanyak tiga kali iterasi dengan total 70 data yang dieliminasi. Setelah hasil uji outlier,
total data yang akan digunakan untuk tahap selanjutnya adalah 309 data. Tabel 4.3.
menunjukkan rangkuman hasil uji outlier yang dilakukan sebanyak tiga kali iterasi.
Jumlah Data
Iterasi Jumlah Outlier
Sebelum Sesudah
1 379 323 56
2 323 312 11
3 312 309 3
Total Outlier 70
Universitas Indonesia
108
Kriteria yang perlu dipenuhi dalam uji common method bias adalah hasil dari
perhitungan lebih kecil dari 50% (Eichhorn, 2014). Hasil yang diperoleh dari pengujian
adalah sebesar 33.483% sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini tidak
mengalami common method bias. Hasil pengujian common method bias dapat dilihat
pada Lampiran 5. Setelah lolos uji outlier dan common method bias, dilanjutkan dengan
analisis dengan menggunakan aplikasi Smart PLS 3.
Dalam memulai tahapan analisis data menggunakan metode PLS-SEM dengan bantuan
aplikasi Smart PLS 3, pembentukan path diagram menjadi hal pertama yang perlu
dilakukan. Path diagram merupakan sebuah representasi grafis untuk memperlihatkan
hubungan antar variabel pada suatu model sehingga dapat memperlihatkan pandangan
secara menyeluruh mengenai struktur model (Haryono, 2016). Pembuatan path
diagram juga akan mempermudah melihat hubungan kausalitas yang akan diuji
(Haryono, 2016). Path diagram dibentuk berdasarkan model penelitian yang telah
dijelaskan pada Bab 2 sebelumnya.
Universitas Indonesia
109
Pada tahap ini akan dilakukan uji model pengukuran (outer model) yang bertujuan
untuk menguji reliabilitas dan validitas konstruk-konstruk yang diajukan pada model
penelitian berdasarkan karakteristiknya, yaitu formative dan reflective (Hair et al.,
2014b). Kemudian, uji model pengukuran (outer model) dapat memastikan apakah
konstruk sudah direpresentasikan dengan baik oleh indikator yang telah disusun (Hair et
al., 2011). Tahapan pada uji model pengukuran (outer model) dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu uji validitas konstruk reflektif, uji reliabilitas konstruk reflektif, dan validitas
Universitas Indonesia
110
konstruk formatif (Hair et al., 2014b). Penelitian ini hanya akan melakukan uji validitas
konstruk reflektif dan uji reliabilitas konstruk reflektif dikarenakan model penelitian
yang diajukan hanya bersifat reflektif.
Terdapat dua uji yang dilakukan untuk melakukan uji validitas konstruk reflektif, yaitu
uji validitas konvergen dan uji validitas diskriminan (Hair et al., 2014b). Uji validitas
konvergen dapat dilakukan dengan uji loading factor (outer loading) dan mengevaluasi
nilai Average Variance Explained (AVE) square root (Hair et al., 2014b). Lalu, uji
validitas diskriminan dilakukan dengan melakukan uji Fornell-Larcker criterion dan uji
cross loading (Hair et al., 2014b). Penelitian ini juga melakukan uji validitas
diskriminan dengan Heterotrait-Monotrait Ratio of Correlations (HTMT) yang
direkomendasikan untuk penelitian yang menggunakan metode PLS-SEM (Hair et al.,
2017). Setelah uji validitas konstruk reflektif telah dilakukan, tahap berikutnya adalah
uji reliabilitas konstruk reflektif yang dapat dilakukan dengan mengevaluasi nilai
composite reliability dan Cronbach’s alpha (Hair et al., 2019).
Penelitian ini menggunakan aplikasi Smart PLS 3 untuk menguji pengukuran path
diagram yang dibuat pada tahap sebelumnya. Pengujian tersebut dapat dilakukan
dengan menghitung PLS-SEM Algorithm (Hair et al., 2014b) dengan mengakses menu
“Calculate → PLS Algorithm”. Kemudian, pengaturan konfigurasi yang digunakan
adalah maximum iterations sebesar 5000 dan stop criterion sebesar 5. Gambar 4.11
menunjukan pengaturan untuk konfigurasi uji pengukuran pada aplikasi Smart PLS 3.
Universitas Indonesia
111
Universitas Indonesia
112
Berdasarkan hasil pada Tabel 4.3., terlihat bahwa nilai loading factor dari seluruh
indikator pada penelitian ini sudah memiliki nilai lebih dari 0,70. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa model pengukuran yang digunakan pada penelitian ini telah memenuhi
uji loading factor.
Universitas Indonesia
113
nilai AVE 0.50 atau di atasnya, menunjukkan bahwa variabel tersebut dapat
menjelaskan lebih dari setengah varian dari indikator yang dimiliki (Hair et al., 2014b;
Haryono, 2016). Nilai AVE dapat dilihat dengan menjalankan kalkulasi PLS Algorithm
dan melihat hasilnya pada bagian construct reliability and validity pada aplikasi
SmartPLS 3. Tabel 4.5 menunjukkan nilai dari setiap konstruk yang dimiliki. Sehingga
berdasarkan penjelasan sebelumnya, penelitian ini telah memenuhi uji AVE dikarenakan
memiliki nilai di atas 0.50.
BE 0.744
BI 0.681
BL 0.612
BT 0.713
DF N/A
EB 0.741
EN 0.64
IS 0.711
LB 0.624
PR 0.69
Universitas Indonesia
114
Universitas Indonesia
115
Universitas Indonesia
116
besar dibandingkan dengan nilai pada korelasi konstruk lainnya, sehingga konstruk
tersebut mampu menjelaskan varians indikatornya sendiri dibandingkan dengan varians
dari konstruk laten lainnya (Ab Hamid et al., 2017). Untuk dapat melihat nilai AVE
Square Root atau Fornell-Larcker criterion, dapat melakukan kalkulasi PLS Algorithm
dan melihat hasilnya pada bagian discriminant validity pada aplikasi SmartPLS 3. Tabel
4.7 menunjukkan hasil uji AVE Square Root atau Fornell-Larcker criterion. Dapat
dilihat bahwa nilai AVE dari setiap konstruk, memiliki nilai yang paling tinggi
dibandingkan dengan nilai pada korelasi konstruk lainnya. Sehingga, penelitian ini telah
lulus uji AVE Square Root atau Fornell-Larcker criterion dan menunjukkan bahwa
konstruk yang digunakan mampu menjelaskan varians indikatornya sendiri
dibandingkan dengan varians dari konstruk laten lainnya.
BE BI BL BT DF EB EN IS LB PR
BE 0.862
BI 0.687 0.825
PR 0.634 0.575 0.651 0.499 -0.009 0.413 0.583 0.361 0.496 0.831
Universitas Indonesia
117
berbeda secara konseptual (Hair et al., 2019, 2017). Tabel 4.8 menunjukkan nilai uji
Heterotrait-Monotrait Ratio of Correlations (HTMT) pada penelitian ini. Semua nilai
HTMT pada tabel tersebut memiliki nilai di bawah 0.085 sehingga dapat dikatakan
bahwa penelitian ini telah memenuhi kriteria untuk uji Heterotrait-Monotrait Ratio of
Correlations (HTMT).
Tabel 4.8 Nilai Heterotrait-Monotrait Ratio of Correlations (HTMT)
BE BI BL BT DF EB EN IS LB PR
BE
BI 0.785
BL 0.697 0.563
BT 0.453 0.357 0.682
DF 0.022 0.042 0.105 0.05
EB 0.517 0.428 0.436 0.343 0.031
EN 0.57 0.487 0.612 0.595 0.033 0.353
IS 0.2 0.274 0.434 0.544 0.102 0.392 0.398
LB 0.38 0.4 0.581 0.623 0.054 0.443 0.524 0.826
PR 0.723 0.67 0.793 0.585 0.023 0.469 0.668 0.418 0.587
Universitas Indonesia
118
reliability. Tabel 4.9 menunjukkan nilai composite reliability untuk setiap konstruk
penelitian.
BE 0.921
BI 0.895
BL 0.863
BT 0.908
DF N/A
EB 0.92
EN 0.899
IS 0.925
LB 0.892
PR 0.899
BE 0.885
BI 0.845
Universitas Indonesia
119
BL 0.788
BT 0.866
DF N/A
EB 0.883
EN 0.86
IS 0.898
LB 0.849
PR 0.849
Tahap selanjutnya adalah pengujian terhadap inner model atau uji model struktural.
Inner model merupakan representasi hubungan antar satu konstruk dengan konstruk
lainnya (Jr. et al., 2017). Pengujian model struktural dilakukan untuk melihat
signifikansi nilai antar konstruk dengan melihat path coefficient dan T-Statistic (Jr. et
al., 2017). Uji model struktural terdiri dari beberapa aspek yang perlu diuji, yaitu nilai
path coefficient, coefficient of determination (R2), cross-validated redundancy (Q2), dan
effect size (f2) (Hair et al., 2014b).
Universitas Indonesia
120
Nilai path coefficient berada pada rentang -1 sampai +1. Nilai path coefficient yang
semakin mendekati +1 menunjukkan hubungan yang positif atau berbanding lurus yang
semakin kuat, sedangkan nilai path coefficient yang semakin mendekati nilai -1
menunjukkan hubungan yang negatif atau berbanding terbalik yang semakin kuat (Hair
et al., 2014b). Nilai path coefficient yang berada di dalam rentang -0,1 dan +0,1
menunjukkan hubungan yang tidak signifikan (Lehner & Haas, 2010). Tabel 4.11
menunjukkan nilai path coefficient dari setiap hubungan konstruk penelitian yang
ditunjukkan pada kolom original sample (O). Berdasarkan nilai path coefficient
tersebut, terdapat dua path yang memiliki nilai path coefficient diluar rentang -0,1
sampai +0,1 yaitu DF → BL, IS → PR, dan LB → BE sehingga tidak signifikan. Nilai
path coefficient dari path lainnya berada pada rentang -0,1 sampai +0,1 yang berarti
memiliki hubungan yang signifikan antar konstruknya. Tabel 4.11. menunjukkan nilai
path coefficient untuk setiap hubungan dalam penelitian.
Universitas Indonesia
121
Path diagram dari model penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.13. Pada gambar
tersebut dapat dilihat path atau hubungan antar variabel yang sesuai dengan hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini. Tiap hubungan terdapat nilai path coefficient sesuai
dengan yang dipaparkan pada Tabel 4.11 sebelumnya
Universitas Indonesia
122
Universitas Indonesia
123
Pada tahap ini uji Q2 akan dilakukan untuk menilai relevansi prediktif dari suatu inner
model (Hair et al., 2014b). Semakin besar nilai uji Q2 maka semakin besar pula
keakuratan prediksi suatu model (Hair et al., 2019). Nilai Q2 yang jatuh diantara nilai 0
sampai 0,25 inklusif menunjukan nilai relevansi yang kecil (Hair et al., 2019).
Kemudian, untuk nilai Q2 yang jatuh diantara nilai 0,25 sampai 0,50 inklusif memiliki
nilai relevansi yang sedang (Hair et al., 2019). Nilai Q2 yang lebih besar dari 0,50
memiliki relevansi prediktif yang besar (Hair et al., 2019).
Menurut Hair et al. (2014), nilai Q2 bisa didapatkan melalui teknik blindfolding dengan
nilai omission distance diantara 5 dan 10. Penelitian ini menggunakan software
SmartPLS 3 untuk menguji nilai Q2 dengan cara mengakses menu “Calculate
Blindfolding”. Kemudian, konfigurasi yang digunakan adalah nilai omission distance
sebesar 7. Nilai Q2 untuk masing-masing variabel endogen pada penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Nilai Q2
BE 0,443 Sedang
BL 0,324 Sedang
PR 0,348 Sedang
Tabel 4.13. menunjukkan nilai Q2 untuk variabel endogen pada penelitian ini, yaitu
brand engagement (BE), brand loyalty (BL), dan parasocial relationship (PR). Definisi
dari variabel endogen adalah variabel yang dijelaskan oleh variabel lain atau sering
dianggap sebagai variabel dependen (Hair et al., 2014b). Walau begitu, variabel
Universitas Indonesia
124
endogen juga bisa bertindak sebagai variabel independen ketika variabel ini
ditempatkan di antara dua variabel (Hair et al., 2014b). Berdasarkan Tabel 4.12., uji
nilai Q2 untuk masing-masing variabel BE, BL, dan PR secara berurutan adalah 0,443,
0,324, dan 0,348. Ketiga nilai Q2 tersebut berada pada rentang nilai 0,25 dan 0,50. Oleh
karena itu, dengan nilai Q2 yang diperoleh dapat mengindikasikan bahwa relevansi
prediktif model terhadap variabel brand engagement (BE), brand loyalty (BL), dan
parasocial relationship (PR) bersifat sedang.
BE BI BL BT DF EB EN IS LB PR
BE 0.085
BI 0.290 0.161
BL
BT 0.142
DF 0.020
EB 0.065 0.022
EN 0.038 0.146
IS 0.029 0.000
LB 0.001 0.039
PR 0.086 0.138
Universitas Indonesia
125
Pada Tabel 4.14. nilai yang ditandai dengan warna hijau merepresentasikan effect size
(f2) terbesar pada suatu variabel eksogen terhadap variabel endogennya. Nilai yang
ditandai warna merah merupakan effect size f2 terkecil suatu variabel eksogen terhadap
variabel endogennya. Penelitian ini memiliki tiga variabel endogen, yaitu brand
engagement (BE), brand loyalty (BL), dan parasocial relationship (PR). Berdasarkan
hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa variabel eksogen yang memiliki
pengaruh paling besar terhadap brand engagement (BE) adalah variabel brand
interaction (BI) dengan nilai f2 0,290 dan masuk ke dalam kategori moderat. Variabel
eksogen yang paling kecil pengaruhnya terhadap brand engagement (BE) adalah
variabel learning benefits (LB). Kemudian, variabel endogen brand loyalty (BL)
memiliki variabel eksogen brand trust (BT) yang memiliki pengaruh paling besar
dengan nilai f2 0,142 dan termasuk ke dalam kategori lemah. Lalu, variabel eksogen
yang paling kecil pengaruhnya terhadap brand loyalty (BL) adalah variabel duration of
follow (DF). Terakhir, variabel endogen parasocial relationship (PR) memiliki brand
interaction (BI) sebagai variabel eksogen yang paling besar pengaruhnya dengan nilai f2
0,161 dan masuk ke dalam kategori moderate. Variabel information seeking (IS)
merupakan variabel eksogen yang paling kecil pengaruhnya terhadap parasocial
relationship (PR).
Tahap terakhir dalam analisis data kuantitatif adalah uji hipotesis dan variabel kontrol.
Total hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berjumlah 13 hipotesis ditambah 2
variabel kontrol. Penjabaran untuk setiap hipotesis dapat dilihat pada subbab 2.8.3.
Penelitian ini menggunakan pendekatan two tailed dengan tingkat signifikansi sebesar
5% atau 0,05. Kriteria penerimaan hipotesis penelitian dua arah yang memiliki tingkat
signifikansi 0,05 adalah ketika nilai P Values < 0,05 dan T Statistics > 1,96. Nilai P
Values dan T Statistics dari seluruh hipotesis dapat dilihat dengan mengakses menu
“Path Coefficients” setelah melakukan Bootstrapping pada aplikasi Smart PLS 3. Tabel
4.15. menunjukkan hasil pengujian hipotesis untuk seluruh hipotesis dalam penelitian
ini.
Universitas Indonesia
126
Dari hasil pengujian hipotesis, terdapat 11 hipotesis yang diterima dan 2 hipotesis yang
ditolak serta 2 variabel kontrol yang diterima. Penerimaan dan penolakkan hipotesis
dilakukan dengan mengacu pada kriteria P Values dan T Statistics yang digunakan
dalam penelitian ini. Hipotesis diterima ketika nilai P Values < 0,05 atau T Statistics >
1,96. Signifikansi tiap hipotesis dilihat berdasarkan hasil uji path coefficient
sebelumnya. Berikut merupakan pemaparan dari hasil pengujian untuk tiap hipotesis:
Universitas Indonesia
127
b. Hipotesis H2 diterima
Hipotesis H2 memiliki nilai P Values < 0,05 yaitu 2,21 × 10-4 dan nilai T
Statistics > 1,96 yaitu 3,70 sehingga H2 diterima. Nilai path coefficient
berada di luar rentang -0,1 dan +0,1 yaitu -0,154 sehingga hubungan
bersifat signifikan. Dengan kata lain, Information Seeking berpengaruh
terhadap Brand Engagement dan merupakan hubungan yang signifikan.
2. Hipotesis hubungan Entertainment dengan Parasocial Relationship dan Brand
Engagement (H3 dan H4)
a. Hipotesis H3 diterima
Hipotesis H3 memiliki nilai P Values < 0,05 yaitu 2,25 × 10-8 dan nilai T
Statistics > 1,96 yaitu 5,60 sehingga H3 diterima. Nilai path coefficient
berada di luar rentang -0,1 dan +0,1 yaitu 0,317 sehingga hubungan
bersifat signifikan. Dengan kata lain, Entertainment berpengaruh
terhadap Parasocial Relationship dan merupakan hubungan yang
signifikan.
b. Hipotesis H4 diterima
Hipotesis H4 memiliki nilai P Values < 0,05 yaitu 6,11 × 10-4 dan nilai T
Statistics > 1,96 yaitu 3,43 sehingga H4 diterima. Nilai path coefficient
berada di luar rentang -0,1 dan +0,1 yaitu 0,157 sehingga hubungan
bersifat signifikan. Dengan kata lain, Entertainment berpengaruh
terhadap Brand Engagement dan merupakan hubungan yang signifikan.
3. Hipotesis hubungan Economic Benefits dengan Parasocial Relationship dan
Brand Engagement (H5 dan H6)
a. Hipotesis H5 diterima
Hipotesis H5 memiliki nilai P Values < 0,05 yaitu 1,65 × 10-2 dan nilai T
Statistics > 1,96 yaitu 2,40 sehingga H5 diterima. Nilai path coefficient
berada di luar rentang -0,1 dan +0,1 yaitu 0,117 sehingga hubungan
bersifat signifikan. Dengan kata lain, Entertainment berpengaruh
terhadap Parasocial Relationship dan merupakan hubungan yang
signifikan.
b. Hipotesis H6 diterima
Universitas Indonesia
128
Hipotesis H6 memiliki nilai P Values < 0,05 yaitu 1,81 × 10-5 dan nilai T
Statistics > 1,96 yaitu 4,29 sehingga H6 diterima. Nilai path coefficient
berada di luar rentang -0,1 dan +0,1 yaitu 0,185 sehingga hubungan
bersifat signifikan. Dengan kata lain, Economic Benefits berpengaruh
terhadap Brand Engagement dan merupakan hubungan yang signifikan.
4. Hipotesis hubungan Learning Benefits dengan Parasocial Relationship dan
Brand Engagement (H7 dan H8)
a. Hipotesis H7 diterima
Hipotesis H7 memiliki nilai P Values < 0,05 yaitu 3,45 × 10-3 dan nilai T
Statistics > 1,96 yaitu 2,93 sehingga H7 diterima. Nilai path coefficient
berada di luar rentang -0,1 dan +0,1 yaitu 0,209 sehingga hubungan
bersifat signifikan. Dengan kata lain, Learning Benefits berpengaruh
terhadap Parasocial Relationship dan merupakan hubungan yang
signifikan.
b. Hipotesis H8 ditolak
Hipotesis H8 memiliki nilai P Values > 0,05 yaitu 0,595 dan nilai T
Statistics < 1,96 yaitu 0,53 sehingga H8 ditolak. Dengan kata lain,
Learning Benefits tidak berpengaruh terhadap Brand Engagement.
5. Hipotesis hubungan Brand Interaction dengan Parasocial Relationship dan
Brand Engagement (H9 dan H10)
a. Hipotesis H9 diterima
Hipotesis H9 memiliki nilai P Values < 0,05 yaitu 2,32 × 10-10 dan nilai T
Statistics > 1,96 yaitu 6,35 sehingga H9 diterima. Nilai path coefficient
berada di luar rentang -0,1 dan +0,1 yaitu 0,325 sehingga hubungan
bersifat signifikan. Dengan kata lain, Brand Interaction berpengaruh
terhadap Parasocial Relationship dan merupakan hubungan yang
signifikan.
b. Hipotesis H10 diterima
Hipotesis H10 memiliki nilai P Values < 0,05 yaitu 5,68 × 10-14 dan nilai
T Statistics > 1,96 yaitu 9,02 sehingga H10 diterima. Nilai path
coefficient berada di luar rentang -0,1 dan +0,1 yaitu 0,425 sehingga
hubungan bersifat signifikan. Dengan kata lain, Brand Interaction
Universitas Indonesia
129
Universitas Indonesia
130
Setelah melakukan analisis data kuantitatif, terdapat dua hipotesis penelitian yang
ditolak, yaitu hipotesis information seeking berpengaruh terhadap parasocial
relationship (H1) dan hipotesis learning benefits berpengaruh terhadap brand
engagement (H8). Ditolaknya hipotesis ini memicu penulis untuk melakukan
wawancara konfirmatif dengan tujuan mengetahui alasan mengapa hipotesis terkait
Universitas Indonesia
131
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa usia dari enam narasumber berada pada
rentang 21 tahun sampai 22 tahun. Lalu, jenis kelamin narasumber terdiri atas 5
perempuan dan 1 laki-laki. Kemudian, pekerjaan dari narasumber terdiri dari dua
pekerjaan, yaitu mahasiswa dan karyawan swasta.
Universitas Indonesia
132
merupakan hal dasar yang wajib disediakan oleh brand. Hal ini membuat para
responden tidak merasakan hubungan emosional dengan brand (“Saya tidak merasa
demikian jika hanya dari informasi yang saya dapatkan. Informasi mengenai brand
sebenarnya adalah sesuatu yang sifatnya umum dan bisa saya temukan dimanapun
sehingga saya tidak merasakan adanya hubungan emosional secara khusus dengan
brand” - Narasumber 4, “Saya tidak merasakan hubungan emosional dengan brand-nya
karena jika saya mendapatkan informasi dari brand tersebut, saya hanya well-informed
dan tidak membangun hubungan emosional dengan brand tersebut” - Narasumber 5).
Kedua, hubungan emosional yang didapatkan oleh konsumen ketika mendapatkan
informasi melalui akun media sosial brand tidak mewakilkan definisi parasocial
relationship yang diajukan oleh penulis, melainkan mengacu kepada peningkatan
kepercayaan terhadap brand (“Saya merasakan hubungan emosional lebih ke arah
peningkatan kepercayaan kepada brand yang saya ikuti. Jadi, saya selalu beli produk
brand tersebut terlebih ketika terdapat produk baru. Intinya, kalau saya sudah
mengikuti brand sejak lama, saya tidak ragu ketika mau coba produk baru dari brand
tersebut” - Narasumber 1, “Tidak juga, saya pribadi menjadikan akun media sosial
brand sebagai sumber informasi sama seperti media-media lainnya seperti TV,
sumber-sumber dari internet. Tetapi seperti yang saya jelaskan sebelumnya, akun media
sosial brand memiliki keunggulan dimana informasi yang diberikan berasal dari
sumber yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, saya merasa
hubungan yang terjadi antara saya dengan brand melalui akun media sosialnya adalah
sebatas kepercayaan yang lebih tinggi saja dibandingkan dengan sumber dari media
lain” - Narasumber 3). Terakhir, terdapat sebagian responden yang mengikuti akun
sosial media brand untuk mendapatkan informasi namun hanya berfokus terhadap
kepentingan pribadi (“Tidak karena yang menjadi main concern saya ketika mencari
informasi pada akun media sosial brand adalah apakah hal ini baik/bermanfaat untuk
diri saya sendiri” - Narasumber 2).
Hal yang sama juga dilakukan untuk mengetahui alasan mengapa hipotesis learning
benefits berpengaruh terhadap brand engagement (H8) ditolak. Penulis mengajukan 4
pertanyaan untuk mengumpulkan data terkait ditolaknya H8. Detail pertanyaan dan
jawaban yang diberikan oleh setiap narasumber dapat dilihat pada Lampiran 6.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, terdapat beberapa alasan yang mungkin
Universitas Indonesia
133
mendukung ditolaknya hipotesis ini. Pertama, wawasan atau pengetahuan yang didapat
ketika mengikuti akun media sosial brand dipandang sebagai suatu hal yang dapat
diperoleh dari berbagai sumber lainnya. Hal ini membuat pada responden merasa tidak
perlu adanya keterikatan khusus dengan brand untuk dapat memperoleh pengetahuan
atau pembelajaran tersebut (“Sebenarnya konten-konten edukasi bisa saya dapatkan
dari banyak sumber tanpa perlu mengikuti akun media sosial brand. Contohnya
adalahnya dari video-video yang dibuat oleh para content creator di Youtube dimana
banyak dari mereka yang membuat tutorial menggunakan produk dari brand, atau
contoh lainnya adalah video edukasi mengenai manfaat dari produk yang dibuat oleh
suatu brand.” - Narasumber 3, “Informasi yang memang saya butuhkan bisa didapat
dari mana saja. Jika brand membuat konten yang bertujuan untuk suatu pengetahuan,
terkadang informasi tersebut sebenarnya sudah saya dapatkan atau bisa ditemui
dimana saja. Jadinya saya tidak merasa terikat atau ada ikatan dengan brand
tersebut.” - Narasumber 5). Kedua, pengetahuan dan wawasan yang didapat ketika
mengikuti akun media sosial brand tidak semata-mata membuat para narasumber
memiliki intensitas interaksi yang tinggi dengan akun media sosial brand tersebut
karena narasumber memandang konten edukasi hanyalah pelengkap dan bukan tujuan
utama dari dibuatnya akun media sosial brand (“Kalau event yang diadakan brand di
media sosial saya jarang atau bahkan tidak pernah berpartisipasi. Kalau terkait review
atau testimoni beserta cara-cara penggunaan produk brand itu saya jarang
membagikan postingan brand. Biasanya saya hanya membagikan postingan brand
ketika terdapat teman saya yang bertanya dan itu jarang terjadi.” - Narasumber 1,
“Saya merasa hal tersebut jarang terjadi, kecuali terdapat produk yang benar-benar
saya mau beli itu akan saya share ke teman-teman saya. Meskipun begitu, intesitas
adanya produk yang benar-benar saya mau beli tidak selalu terjadi atau bisa dibilang
masuk ke kategori jarang terjadi.” - Narasumber 2). Oleh sebab itu, keterikatan dengan
brand tidak dipengaruhi oleh aspek pembelajaran yang didapat ketika mengikuti akun
media sosial brand.
Bagian ini akan menjelaskan diskusi penelitian terkait hasil uji hipotesis dan pengaruh
variabel kontrol terhadap variabel hasil penelitian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui faktor-faktor uses and gratification (U&G) pada konteks mengikuti akun
Universitas Indonesia
134
Universitas Indonesia
135
mengikuti akun media sosial brand memengaruhi hubungan interpersonal imajiner yang
terjadi antara orang tersebut dengan brand tersebut. Diterimanya hipotesis ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Blight (2016) dalam konteks streamers video
game. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pengguna yang ingin memenuhi
kebutuhan hiburannya akan berpartisipasi dalam komunitas online yang pada akhirnya
mendukung parasocial relationship yang menghasilkan rasa kebersamaan dan
kedekatan antara pengguna dengan streamer. Parasocial relationship dapat terbentuk
antara pengguna dan media dalam konteks hiburan tertentu (Kowert & Daniel, 2021).
Penelitian yang dilakukan oleh Bi et al. (2021) mengungkap bahwa di antara dimensi
motif menonton program televisi, entertainment merupakan prediktor yang signifikan
dalam mendorong parasocial relationship, terutama pada audiens berusia muda.
Kebutuhan penonton muda akan entertainment mencerminkan tren konten media saat
ini di mana kemampuan prediktif entertainment di suatu media untuk menghasilkan
parasocial relationship mendukung sifat komunikasi termediasi yang didorong oleh
hedonisme (Potter & Goldsmith, 2017).
Universitas Indonesia
136
Universitas Indonesia
137
terhadap brand. Tidak hanya itu, terdapat sebagian responden yang mengikuti akun
sosial media brand untuk mendapatkan informasi namun hanya berfokus terhadap
kepentingan pribadi. Berdasarkan penjelasan tersebut, hubungan emosional antara
konsumen dan brand tidak dipengaruhi oleh pencarian informasi produk/layanan dan
informasi brand di media sosial.
Economic benefits menjadi faktor U&G yang berpengaruh terhadap brand engagement
(H6) sehingga menunjukkan bahwa keuntungan ekonomis yang bisa didapatkan oleh
konsumen memengaruhi seberapa tinggi intensitas dari partisipasi dan keterkaitan
individu dengan brand yang diikutinya. Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Jayasingh (2019) yang menyatakan bahwa keuntungan
ekonomis bagi konsumen menjadi salah satu kunci utama dalam engagement antara
konsumen dengan brand pada media sosial. Orang yang mendapatkan suatu imbalan,
akan lebih mudah untuk melakukan interaksi atau meningkatkan keterlibatannya pada
Universitas Indonesia
138
konten-konten dari brand (Kujur & Singh, 2017). Sehingga untuk dapat membentuk
ikatan dengan konsumennya, brand dapat memberikan keuntungan ekonomis kepada
konsumennya, seperti memberikan promo atau diskon melalui media sosialnya.
Faktor U&G ketiga yang juga berpengaruh terhadap brand engagement adalah
entertainment. Entertainment berpengaruh terhadap brand engagement (H4) yang
berarti aspek hiburan yang didapat dari mengikuti akun media sosial brand
memengaruhi seberapa tinggi intensitas dari partisipasi dan keterkaitan individu dengan
brand yang diikutinya. Diterimanya hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rimadias et al. (2021) dalam konteks sektor pariwisata menggunakan
media sosial TikTok. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa entertainment mengarah
pada pengalaman konsumen yang positif untuk membangun psikologi konsumen dalam
brand yang pada akhirnya membangun brand engagement konsumen (Rimadias et al.,
2021). Penelitian lain yang dilakukan oleh Bilal et al. (2021) menunjukkan hasil yang
serupa dimana entertainment sebagai salah satu elemen dari social media marketing
terbukti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap brand engagement. Brand yang
berkomunikasi dengan elemen yang menghibur mendorong konsumen untuk
mengerahkan upaya kognitif yang lebih besar untuk memahami lebih banyak tentang
brand tersebut (Cheung et al., 2020). Konten social media marketing yang menghibur
dapat memberikan informasi yang menyenangkan dan menghibur bagi konsumen, serta
memperkuat keterikatan mereka terhadap suatu brand (Cheung et al., 2020).
Kemudian, faktor U&G keempat yang berpengaruh terhadap brand engagement adalah
information seeking. Berdasarkan hasil analisis, information seeking memiliki pengaruh
terhadap brand engagement (H2) menunjukkan bahwa informasi tentang
produk/layanan dan brand yang didapatkan dari hasil mengikuti akun media sosial
brand dapat memengaruhi keterikatan individu dengan brand tersebut. Bentuk
keterikatan dengan brand di media sosial direpresentasikan dengan tingkat intensitas
seorang individu untuk berinteraksi dengan brand, seperti membagikan postingan
brand, memberikan respon kepada konten brand, dan berpartisipasi dalam kegiatan
yang diadakan oleh brand melalui media sosial. Diterimanya hipotesis ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheung et al. (2021) yang menyatakan bahwa
adanya hubungan antara consumer brand engagement dengan perilaku information
seeking yang didorong oleh motivasi intrinsik. Information seeking pada penelitian
Universitas Indonesia
139
Di sisi lain, learning benefits terbukti tidak berpengaruh terhadap brand engagement
(H8) yang berarti pembelajaran dan wawasan yang didapat individu saat ketika
mengikuti akun media sosial brand tidak memengaruhi keterikatan individu tersebut
dengan brand yang ia ikuti. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Osei-Frimpong et al. (2019) yang menyatakan bahwa efek pembelajaran yang didapat
konsumen membuat konsumen mau berpartisipasi dalam kegiatan social media brand
engagement. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, terdapat beberapa alasan
yang mendukung ditolaknya hipotesis ini. Pertama, wawasan atau pengetahuan yang
didapat ketika mengikuti akun media sosial brand dipandang sebagai suatu hal yang
dapat diperoleh dari berbagai sumber lainnya. Hal ini membuat pada responden merasa
tidak perlu adanya keterikatan khusus dengan brand untuk dapat memperoleh
pengetahuan atau pembelajaran tersebut. Selain itu, pengetahuan dan wawasan yang
didapat ketika mengikuti akun media sosial brand tidak semata-mata membuat para
narasumber memiliki intensitas interaksi yang tinggi dengan akun media sosial brand
tersebut karena narasumber memandang konten edukasi hanyalah pelengkap dan bukan
tujuan utama dari dibuatnya akun media sosial brand. Oleh sebab itu, keterikatan
dengan brand tidak dipengaruhi oleh aspek pembelajaran yang didapat ketika mengikuti
akun media sosial brand.
Universitas Indonesia
140
bahwa hubungan emosional antara konsumen dan brand di media sosial memiliki
pengaruh terhadap keterikatan konsumen dengan brand. Hubungan emosional
konsumen dengan brand digambarkan oleh konsumen merasa adanya hubungan
pertemanan, terhubung secara emosional, dan kepedulian terhadap brand serta
mendukung kesuksesan brand tersebut. Penerimaan hipotesis ini (H11) sejalan dengan
penelitian oleh Chen et al. (2021) yang membuktikan adanya pengaruh positif dari
parasocial relationship terhadap brand engagement. Menurut Chen et al. (2021),
koneksi antara individu dengan brand dapat menjadi prediktor yang efektif untuk brand
engagement. Kemudian, seseorang akan lebih memiliki komitmen yang besar terhadap
suatu brand ketika mereka merasakan adanya hubungan yang lebih besar terhadap
brand tersebut (Chen et al., 2021). Selain itu, pada studi literatur manajemen perhotelan
dan pariwisata yang dilakukan oleh Chen et al. (2021), koneksi antara konsumen dengan
brand sangat memengaruhi brand engagement sehingga disarankan kepada pengelola
manajemen pariwisata untuk mulai membangun hubungan brand dengan pelanggan.
Tidak hanya itu, pada literatur bisnis dan perhotelan, Zhong et al. (2021) menyatakan
bahwa faktor hubungan diakui sebagai faktor utama dalam mendukung brand
engagement. Terakhir, penelitian yang dilakukan oleh Deng et al. (2021) juga
membuktikan bahwa penggunaan emoji, mention, dan kata ganti sebagai ekspresi
berkomunikasi dalam berinteraksi melalui media sosial Twitter dapat memperkuat
hubungan interpersonal yang memberikan pengaruh positif kepada brand engagement.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa H11 terbukti sehingga untuk
meningkatkan ikatan dengan konsumen, brand perlu menjaga hubungan emosional
antara konsumen dengan brand melalui media sosial.
Universitas Indonesia
141
Universitas Indonesia
142
al., 2021). Brand harus memperkuat keterlibatan dengan konsumen agar dapat semakin
memperkuat tingkat loyalitas konsumen (France et al., 2016).
4.7.5 Hubungan Brand Trust dan Duration of Follow sebagai Variabel Kontrol
dengan Brand Loyalty
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, telah terbukti bahwa brand trust dan
duration of follow akun media sosial brand sebagai variabel kontrol memiliki pengaruh
kontrol terhadap brand loyalty. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan atau
keyakinan konsumen terhadap brand di media sosial dapat memberikan pengaruh
kontrol terhadap loyalitas konsumen. Kemudian, durasi atau seberapa lama konsumen
tersebut mengikuti akun media sosial brand juga memiliki pengaruh kontrol terhadap
loyalitas konsumen. Pengaruh brand trust terhadap brand loyalty sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Laroche et al. (2012). Kemudian, terbuktinya pengaruh
duration of control terhadap brand loyalty sejalan dengan penelitian oleh Dorai et al.
(2021) yang membuktikan bahwa durasi pada suatu hubungan memiliki pengaruh
terhadap kualitas hubungan pada self-brand connection yang membentuk loyalitas.
4.8 Implikasi
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai implikasi penelitian. Penelitian ini diharapkan
mampu memberikan implikasi baik dari aspek teori maupun praktis. Implikasi teoretis
merupakan hasil implikasi dari teori-teori dan penelitian sebelumnya. Implikasi
praktikal merupakan implikasi yang bersifat praktis yang diharapkan dapat digunakan
oleh brand untuk dapat meningkatkan loyalitas dari konsumen terhadap brand.
Universitas Indonesia
143
oleh Yuan et al. (2016). Penelitian tersebut menguji pengaruh motivation to use SNS
yang terdiri dari information seeking, entertainment, dan building relationship serta
faktor source credibility terhadap parasocial relationship. Pada penelitian ini, penulis
menawarkan penjelasan teoretis tentang bagaimana hubungan parasocial dipengaruhi
oleh teori uses and gratification (U&G). Secara khusus, penelitian ini membuktikan
terdapat pengaruh teori U&G sebagai salah satu teori motivasi yang belum banyak
dieksplorasi pengaruhnya terhadap parasocial relationship. Dalam konteks penelitian
ini, terdapat empat faktor U&G yang memberikan pengaruh kepada konsep parasocial
relationship, yaitu entertainment, economic benefits, learning benefits, dan brand
interaction. Dari empat faktor tersebut, satu faktor yang paling memberikan pengaruh
besar dibandingkan faktor lainnya adalah faktor brand interaction. Kemudian, terdapat
satu faktor U&G yang terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap parasocial
relationship, yaitu faktor information seeking. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dengan membuktikan
empat dari lima faktor U&G sebagai salah satu teori motivasi memiliki pengaruh
terhadap parasocial relationship.
Kemudian, penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap teori uses and
gratification (U&G) dengan melakukan studi kualitatif dan eksploratif untuk
mendapatkan gambaran mendalam tentang faktor gratifikasi yang didapatkan dari
penggunaan media sosial untuk mengikuti akun brand. Penelitian ini memperkaya
penelitian yang dilakukan oleh Phua et al. (2017) tentang gratifikasi yang didapatkan
oleh pengguna media sosial Facebook, Instagram, Twitter, dan Snapchat untuk
mengikuti akun media sosial brand. Penelitian Phua et al. (2017) membuktikan bahwa
keempat platform media sosial tersebut memiliki faktor gratifikasi yang berbeda dalam
konteks mengikuti akun brand dan pengaruhnya terhadap identification, engagement,
commitment, dan membership intention pada brand community. Namun, penelitian Phua
et al. (2017) memiliki keterbatasan, yaitu faktor uses and gratification yang didapatkan
(passing time, showing affection, following fashion, sharing problems, demonstrating
sociability, dan improving social knowledge) hanya bersumber dari satu penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Quan-Haase dan Young (2010).
Universitas Indonesia
144
Penelitian ini melengkapi penelitian Phua et al. (2017) dengan menjelaskan faktor uses
and gratification (U&G) pada penggunaan media sosial dalam konteks yang sama, yaitu
penggunaan media sosial untuk mengikuti akun brand melalui hasil studi analisis
kualitatif yang bersifat eksploratif. Dengan melakukan studi analisis kualitatif,
penelitian ini dapat menentukan dan memberikan penjelasan lima faktor uses and
gratification yang lebih mendalam dan komprehensif. Terdapat lima faktor U&G yang
didapatkan dari penelitian ini, yaitu information seeking, entertainment, economic
benefits, learning benefits, dan brand interaction.
Kemudian, penelitian ini juga memberikan dukungan dan sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Zhong et al. (2020), yaitu parasocial relationship yang
berpengaruh signifikan terhadap customer brand engagement dan brand loyalty. Pada
penelitian ini, terbukti bahwa brand loyalty sebagai hasil akhir penelitian dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu parasocial relationship dan brand engagement. Dari kedua faktor
tersebut, faktor parasocial relationship memberikan pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan faktor brand engagement kepada brand loyalty.
Berdasarkan hasil analisis kualitatif dengan melakukan wawancara kepada 20 orang dari
latar belakang yang berbeda, didapatkan bahwa terdapat 13 faktor utama yang membuat
seseorang mengikuti akun media sosial milik brand. Faktor-faktor tersebut adalah
mencari informasi umum produk, mencari informasi brand, kecepatan mendapatkan
informasi, mencari acara yang diselenggarakan oleh brand, mencari cara penggunaan
produk, kualitas informasi yang didapatkan, tertarik dengan brand ambassador, melihat
konten yang menarik, mendapatkan promo, mendapatkan diskon, mencari ide/referensi
dalam hal yang relevan dengan brand, mencari manfaat atau komposisi dari produk,
melihat atau mencari review atau testimoni dari orang lain yang menggunakan produk
Universitas Indonesia
145
yang sama, dan dapat berinteraksi, baik itu dengan brand ataupun dengan sesama
pengguna produk. Dari 14 faktor tersebut, dilakukan pengelompokkan dan penyesuaian
nama variabel berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu. Akhirnya didapatkan lima
faktor utama yang membuat konsumen mengikuti akun media sosial brand, yaitu
information seeking (IS), entertainment (EN), economic benefits (EB), learning benefits
(LB), dan brand interaction (BI). Brand dapat melakukan hal-hal yang telah disebutkan
sebelumnya untuk dapat menarik pengguna untuk mengikuti akun media sosialnya.
Beberapa contoh yang dapat dilakukan, brand dapat memberikan informasi-informasi
yang jelas mengenai produknya seperti harga, cara penggunaan, ukuran, dan komposisi
dari produknya. Selain itu, brand juga dapat memberikan informasi mengenai
promo-promo yang diberikan di media sosial. Brand juga dapat membuat konten-konten
yang dikemas menarik ataupun berkolaborasi dengan brand ambassador, dan
melakukan interaksi dengan konsumen agar dapat memikat konsumennya untuk
mengikut akun media sosialnya.
Hiburan dan keuntungan ekonomis yang didapatkan, ilmu atau pengetahuan yang bisa
dipelajari, serta interaksi yang dilakukan kepada brand memengaruhi pembentukan
hubungan emosional imajiner yang dirasakan dari konsumen terhadap brand (H3, H5,
H7, H9). Informasi yang diperlukan oleh konsumen seperti harga dan detail produk
yang dikemas secara lengkap, jelas, dan mudah, serta hiburan dan keuntungan
ekonomis, dan interaksi dengan brand memengaruhi keterikatan dari konsumen
terhadap brand (H2, H4, H6, H10). Aspek hiburan atau kesenangan yang dirasakan oleh
konsumen, perlu diperkuat oleh brand. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh brand
adalah dengan membuat konten yang menarik atau menghibur seperti konten yang
Universitas Indonesia
146
terdapat brand ambassador atau membuat challenge yang dapat diikuti oleh
pengikutnya. Informasi mengenai promo, diskon, atau pemberian kupon juga dapat
diberitahukan melalui media sosial brand. Hal ini telah terbukti bahwa konsumen yang
mendapatkan informasi yang dapat membuatnya menghemat secara ekonomis dapat
membuat hubungan imajiner yang kuat dengan brand (H5) dan membuat keterikatan
dengan brand (H6). Brand juga dapat memberikan pengetahuan atau ilmu-ilmu seputar
produknya kepada konsumen. Konsumen dapat menggunakan informasi yang diberikan
oleh brand sebagai pengetahuan atau penanganan masalah yang dialami pada produk
yang digunakan. Selain itu, interaksi juga perlu dilakukan oleh brand agar dapat
membuat atau memperkuat hubungan emosional imajiner dengan konsumen (H9) dan
membuat keterikatan dengan konsumen (H10). Informasi mengenai produk atau brand
juga harus dibuat dengan jelas dan akur agar dapat memudahkan para konsumen
sehingga dapat membentuk keterikatan dengan brand (H2).
Keterikatan konsumen dengan brand dipengaruhi oleh informasi yang diperlukan oleh
konsumen yang dikemas secara lengkap, jelas, akurat, dan mudah, serta hiburan dan
keuntungan ekonomis, interaksi dengan brand (H2, H4, H6, H10) dan hubungan
imajiner yang dirasakan oleh konsumen (H11). Keterikatan yang berasal dari seringnya
intensitas interaksi yang dilakukan oleh konsumen mempengaruhi loyalitas konsumen
terhadap brand (H13). Brand dapat meningkatkan intensitas interaksinya dengan
konsumen agar dapat membentuk ikatan dengan konsumen. Ikatan tersebut nantinya
akan menuju kepada loyalitas yang dimiliki oleh konsumen. Sehingga brand dapat
memiliki loyalitas yang dimiliki oleh konsumen kepadanya.
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian terakhir ini akan menjelaskan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
penelitian ini. Kesimpulan merupakan hasil penelitian yang diperoleh beserta jawaban
atas rumusan masalah yang diajukan oleh penulis. Kemudian, bagian ini akan
menjelaskan keterbatasan penelitian serta saran yang dapat dijadikan sebagai rujukan
penelitian di masa yang akan datang.
Penelitian ini melakukan studi kualitatif untuk menentukan faktor-faktor uses and
gratification (U&G), khususnya dalam konteks motivasi penggunaan media sosial untuk
mengikuti akun brand. Studi kualitatif dilakukan dengan tujuan untuk mengeksplorasi
faktor-faktor U&G secara mendalam dan komprehensif sehingga didapatkan lima faktor
U&G yang sesuai dengan konteks penelitian ini. Lima faktor U&G yang didapatkan
dari studi kualitatif adalah information seeking, entertainment, economic benefits,
learning benefits, dan brand interaction. Selain itu, penelitian ini juga melakukan studi
kuantitatif untuk menguji hubungan antara lima faktor U&G yang dapatkan dari studi
kualitatif dengan faktor parasocial relationship dan brand engagement serta brand
loyalty. Tidak hanya menguji pengaruh faktor U&G, penelitian ini menjelaskan
bagaimana pengaruh faktor parasocial relationship terhadap brand engagement dan
brand loyalty. Terakhir, penelitian ini memilih brand trust dan duration of follow media
sosial brand oleh pengguna sebagai variabel kontrol terhadap brand loyalty.
Dari lima faktor uses and gratification (U&G) yang diajukan, terdapat satu faktor yang
paling berpengaruh terhadap parasocial relationship dan brand engagement
dibandingkan dengan faktor lainnya, yaitu brand interaction. Hal ini menunjukkan
bahwa interaksi antara konsumen dengan brand di media sosial yang berupa aktivitas
berkomunikasi melalui fitur direct messages, memberikan tanggapan ide/saran kepada
brand dengan berbagai fitur, dan menerima feedback dari brand melalui akun media
sosial memberikan pengaruh yang paling besar di antara faktor U&G lainnya terhadap
parasocial relationship dan brand engagement.
147
Universitas Indonesia
148
Kemudian, tidak semua faktor uses and gratification (U&G) pada penelitian ini
memberikan pengaruh kepada parasocial relationship maupun brand engagement.
Terdapat empat faktor U&G yang diurutkan pengaruhnya dari yang paling besar hingga
yang paling kecil terhadap faktor parasocial relationship, yaitu brand interaction,
entertainment, learning benefits, dan economic benefits. Faktor information seeking
terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap faktor parasocial relationship. Kemudian,
empat faktor U&G yang terbukti memiliki pengaruh dan diurutkan dari pengaruhnya
yang terbesar hingga terkecil kepada faktor brand engagement adalah brand interaction,
economic benefits, entertainment, dan information seeking. Faktor learning benefits
yang sebelumnya memberikan pengaruh terhadap parasocial relationship tidak terbukti
dapat memberikan pengaruh kepada brand engagement.
Lima faktor uses and gratifications (U&G) yang didapatkan dari studi kualitatif
menggambarkan kepuasan yang didapatkan oleh penggunaan media sosial untuk
mengikuti akun brand. Berdasarkan penjelasan pada paragraf sebelumnya, kepuasan
tersebut dapat memengaruhi parasocial relationship dan brand engagement melalui
media sosial yang selanjutnya dapat mengarah pada beberapa perilaku loyalitas
konsumen. Perilaku tersebut dapat digambarkan dengan kesediaan konsumen untuk
membayar lebih untuk barang/layanan yang ditawarkan oleh brand, serta sikap word of
mouth (WOM).
Selain membuktikan pengaruh faktor U&G dalam konteks penggunaan media sosial
untuk mengikuti akun brand terhadap parasocial relationship dan brand engagement,
penelitian ini membuktikan bahwa kedua faktor tersebut memiliki pengaruh positif
terhadap brand loyalty. Berdasarkan hasil analisis, dari kedua faktor tersebut, parasocial
relationship terbukti memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan
pengaruh brand engagement terhadap brand loyalty. Namun, pengaruh kedua faktor
tersebut masuk ke dalam kategori yang sama, yaitu kategori pengaruh yang sedang.
Selain itu, penelitian ini juga telah membuktikan bahwa faktor parasocial relationship
memiliki pengaruh terhadap brand engagement. Terakhir, penelitian ini membuktikan
bahwa brand trust dan duration of follow media sosial brand sebagai variabel kontrol
dapat memberikan pengaruh kontrol kepada brand loyalty.
Universitas Indonesia
149
Penelitian ini tentunya masih memiliki keterbatasan yang dapat ditingkatkan lagi pada
penelitian selanjutnya. Pertama, mayoritas responden pada penelitian ini berumur 17-25
tahun, yaitu sebanyak 237 orang (76.7%) sehingga belum mewakili responden dari
seluruh rentang usia. Kedua, domisili responden didominasi oleh Pulau Jawa, terutama
pada wilayah Jabodetabek 159 orang (51.5%) dan luar Jabodetabek di Pulau Jawa, yaitu
109 orang (35.3%) sehingga belum merepresentasikan seluruh pengguna media sosial
yang mengikuti akun brand di Indonesia. Ketiga, mayoritas responden menggunakan
aplikasi media sosial Instagram dalam mengikuti akun brand dengan jumlah 228
responden (73.7%) sehingga belum merepresentasikan pada penggunaan di media sosial
lainnya.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini meliputi kesimpulan dan
keterbatasan, terdapat beberapa saran yang bersifat teoretis. Berikut ini adalah beberapa
saran yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. Saran teoretis yang
diberikan berdasarkan hasil temuan dan keterbatasan penelitian yang dapat dijadikan
acuan untuk penelitian selanjutnya. Berikut ini beberapa saran teoretis yang dapat
diberikan:
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Ab Hamid, M. R., Sami, W., & Mohmad Sidek, M. H. (2017). Discriminant Validity
Assessment: Use of Fornell & Larcker criterion versus HTMT Criterion. Journal of
Physics: Conference Series, 890, 012163.
https://doi.org/10.1088/1742-6596/890/1/012163
Adam, A., & Sizemore, B. (2013). Parasocial Romance: A Social Exchange
Perspective. Interpersona: An International Journal on Personal Relationships, 7(1),
12–25. https://doi.org/10.5964/ijpr.v7i1.106
Adhikari, K., & Panda, R. K. (2019). The role of consumer-brand engagement towards
driving brand loyalty. Journal of Modelling in Management, 14(4), 987–1005.
https://doi.org/10.1108/jm2-03-2019-0067
Ahmad, S., Zulkurnain, N., & Khairushalimi, F. (2016). Assessing the Validity and
Reliability of a Measurement Model in Structural Equation Modeling (SEM). British
Journal of Mathematics & Computer Science, 15(3), 1–8.
https://doi.org/10.9734/bjmcs/2016/25183
Alnawas, I., & Aburub, F. (2016). The effect of benefits generated from interacting with
branded mobile apps on consumer satisfaction and purchase intentions. Journal of
Retailing and Consumer Services, 31, 313–322.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2016.04.004
Alamelu, R., Rengarajan, V., Dinesh, S., Nalini, R., Shobhana, N., & Amudha, R.
(2022). Sustainable supply chain practices with reverse innovation in healthcare
start-ups – A Structural Equation Model (SEM) approach. Materials Today:
Proceedings, 52, 882-887. https://doi.org/10.1016/j.matpr.2021.10.292
Almeida, F., Superior, I., Gaya, P., Queirós, A., & Faria, D. (2017). Strengths and
Limitations of Qualitative and Quantitative Research Methods. European Journal of
Education Studies, 3(9), 369–387. https://doi.org/10.5281/zenodo.887089
Appel, G., Grewal, L., Hadi, R., & Stephen, A. T. (2019). The future of social media in
marketing. Journal of the Academy of Marketing Science, 48(1), 79–95.
https://doi.org/10.1007/s11747-019-00695-1
150
Universitas Indonesia
151
Aw, E. C. X., & Chuah, S. H. W. (2021). “Stop the unattainable ideal for an ordinary
me!” fostering parasocial relationships with social media influencers: The role of
self-discrepancy. Journal of Business Research, 132, 146–157.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2021.04.025
Beckett, C., Eriksson, L., Johansson, E., & Wikström, C. (2018). Multivariate Data
Analysis (MVDA). Pharmaceutical Quality by Design, 201–225.
https://doi.org/10.1002/9781118895238.ch8
Bento, M., Martinez, L. M., & Martinez, L. F. (2018). Brand engagement and search for
brands on social media: Comparing Generations X and Y in Portugal. Journal of
Retailing and Consumer Services, 43, 234–241.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2018.04.003
Bhandari, P. (2022). Control Variables | What Are They & Why Do They Matter?
(Examples). Scribbr. Retrieved 10 July 2022, from
https://www.scribbr.com/methodology/control-variable/
Bi, Y., Yin, J., & Kim, I. (2021). Fostering a young audience’s media-induced travel
intentions: The role of parasocial interactions. Journal of Hospitality and Tourism
Management, 47, 398–407. https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2021.04.011
Bilal, M., Jianqu, Z., & Ming, J. (2021). How Consumer Brand Engagement Effect on
Purchase Intention? The Role of Social Media Elements. Journal of Business
Strategy Finance and Management, 2(1), 44–55.
https://doi.org/10.12944/jbsfm.02.01.06
Bilgihan, A., & Bujisic, M. (2015). The effect of website features in online relationship
marketing: A case of online hotel booking. Electronic Commerce Research and
Applications, 14(4), 222–232. https://doi.org/10.1016/j.elerap.2014.09.001
BİLGİN, Y. (2018). THE EFFECT OF SOCIAL MEDIA MARKETING ACTIVITIES
ON BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE AND BRAND LOYALTY. Business
& Management Studies: An International Journal, 6(1), 128–148.
https://doi.org/10.15295/bmij.v6i1.229
Universitas Indonesia
152
Branding in the Age of Social Media. (2016, June 9). Harvard Business Review.
https://hbr.org/2016/03/branding-in-the-age-of-social-media
Breves, P., Liebers, N., Motschenbacher, B., & Reus, L. (2021). Reducing Resistance:
The Impact of Nonfollowers’ and Followers’ Parasocial Relationships with Social
Media Influencers on Persuasive Resistance and Advertising Effectiveness. Human
Communication Research, 47(4), 418–443. https://doi.org/10.1093/hcr/hqab006
Chaffey, D. (2022, April 1). Global social media statistics research summary 2022.
Smart
Insights.https://www.smartinsights.com/social-media-marketing/social-media-strateg
y/new-global-social-media-research/
Chan, N. L., & Guillet, B. D. (2011). Investigation of Social Media Marketing: How
Does the Hotel Industry in Hong Kong Perform in Marketing on Social Media
Websites? Journal of Travel & Tourism Marketing, 28(4), 345–368.
https://doi.org/10.1080/10548408.2011.571571
Chang, J. H. (2017). The role of relationship on time and monetary compensation. The
Service Industries Journal, 37(15–16), 919–935.
https://doi.org/10.1080/02642069.2017.1365843
Chen, G. M. (2011). Tweet this: A uses and gratifications perspective on how active
Twitter use gratifies a need to connect with others. Computers in Human Behavior,
27(2), 755–762. https://doi.org/10.1016/j.chb.2010.10.023
Chen, X., Li, W., & Joo, D. (2021). Literary celebrity, tourists’ self-destination
connection, and brand engagement: Based on a marketing perspective of celebrity
endorsement effects. Journal of Hospitality and Tourism Management, 48, 230–239.
https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2021.06.013
Cheung, M. L., Pires, G. D., Rosenberger, P. J., Leung, W. K., & Salehhuddin
Sharipudin, M. N. (2021). The role of consumer-consumer interaction and
consumer-brand interaction in driving consumer-brand engagement and behavioral
intentions. Journal of Retailing and Consumer Services, 61, 102574.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2021.102574
Cheung, M. L., Pires, G., & Rosenberger, P. J. (2020). The influence of perceived social
media marketing elements on consumer–brand engagement and brand knowledge.
Universitas Indonesia
153
Universitas Indonesia
154
Erdoğmuş, R. E., & Çiçek, M. (2012). The Impact of Social Media Marketing on Brand
Loyalty. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 58, 1353–1360.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.1119
Fernandes, T., & Moreira, M. (2019). Consumer brand engagement, satisfaction and
brand loyalty: a comparative study between functional and emotional brand
relationships. Journal of Product & Brand Management, 28(2), 274–286.
https://doi.org/10.1108/jpbm-08-2017-1545
Filzmoser, P. (2004). A multivariate outlier detection method. Seventh International
Conference on Computer Data Analysis and Modeling, 1(1989), 18–22. Retrieved
from http://computerwranglers.com/com531/handouts/mahalanobis.pdf
Foster, J. K., McLelland, M. A., & Wallace, L. K. (2021). Brand avatars: impact of
social interaction on consumer–brand relationships. Journal of Research in
Interactive Marketing. https://doi.org/10.1108/jrim-01-2020-0007
France, C., Merrilees, B., & Miller, D. (2016). An integrated model of customer-brand
engagement: Drivers and consequences. Journal of Brand Management, 23(2),
119–136. https://doi.org/10.1057/bm.2016.4
Fullerton, G. (2003). When Does Commitment Lead to Loyalty? Journal of Service
Research, 5(4), 333–344. https://doi.org/10.1177/1094670503005004005
Glaser, B. G., & Strauss, A. L. (1967). The Discovery of Grounded Theory: Strategies
for Qualitative Research. Aldine.
Goyal, A., & Verma, P. (2021). Impact of Brand Engagement on Behavioral Loyalty,
Brand Equity and WOM Through Attitudinal Loyalty. Journal of International Food
& Agribusiness Marketing, 1–22. https://doi.org/10.1080/08974438.2021.1956667
Gülnar, Birol & Balcı, Şükrü & Çakır, Vedat. (2010). Motivations of Facebook, You
Tube and Similar Web Sites Users. Bilig. 54.
Ha, Y. W., Kim, J., Libaque-Saenz, C. F., Chang, Y., & Park, M. C. (2015). Use and
gratifications of mobile SNSs: Facebook and KakaoTalk in Korea. Telematics and
Informatics, 32(3), 425–438. https://doi.org/10.1016/j.tele.2014.10.006
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2014a). Multivariate Data
Analysis. Pearson Education Limited.
Universitas Indonesia
155
Hair, J. F., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2011). PLS-SEM: Indeed a Silver Bullet.
Journal of Marketing Theory and Practice, 19(2), 139–152.
https://doi.org/10.2753/mtp1069-6679190202
Hair, J. F., Sarstedt, M., Hopkins, L., & Kuppelwieser, V. G. (2014b). Partial least
squares structural equation modeling (PLS-SEM): An emerging tool in business
research. European Business Review, 26(2), 106–121.
https://doi.org/10.1108/EBR-10-2013-0128
Hair, J. F., Matthews, L. M., Matthews, R. L., & Sarstedt, M. (2017). PLS-SEM or
CB-SEM: updated guidelines on which method to use. International Journal of
Multivariate Data Analysis, 1(2), 107. https://doi.org/10.1504/ijmda.2017.10008574
Hair, J. F., Risher, J. J., Sarstedt, M., & Ringle, C. M. (2019). When to use and how to
report the results of PLS-SEM. European Business Review, 31(1), 2–24.
https://doi.org/10.1108/ebr-11-2018-0203
Haryono, S. (2016). Metode SEM untuk Penelitian Manajemen dengan AMOS LISREL
PLS. Luxima Metro Media.
Hayes, A. (2021, July 29). What Is Social Media Marketing? Investopedia.
https://www.investopedia.com/terms/s/social-media-marketing-smm.asp
Hicks, A., Comp, S., Horovitz, J., Hovarter, M., Miki, M., & Bevan, J. L. (2012). Why
people use Yelp.com: An exploration of uses and gratifications. Computers in Human
Behavior, 28(6), 2274–2279. https://doi.org/10.1016/j.chb.2012.06.034
Hollebeek, L. D., Glynn, M. S., & Brodie, R. J. (2014). Consumer Brand Engagement in
Social Media: Conceptualization, Scale Development and Validation. Journal of
Interactive Marketing, 28(2), 149–165. https://doi.org/10.1016/j.intmar.2013.12.002
Horton, D., & Richard Wohl, R. (1956). Mass Communication and Para-Social
Interaction. Psychiatry, 19(3), 215–229.
https://doi.org/10.1080/00332747.1956.11023049
Huang, J., & Zhou, L. (2018). Timing of web personalization in mobile shopping: A
perspective from Uses and Gratifications Theory. Computers in Human Behavior, 88,
103–113. https://doi.org/10.1016/j.chb.2018.06.035
Hudson, S., Huang, L., Roth, M. S., & Madden, T. J. (2016). The influence of social
media interactions on consumer–brand relationships: A three-country study of brand
Universitas Indonesia
156
Universitas Indonesia
157
Universitas Indonesia
158
Universitas Indonesia
159
Lim, J. S., Choe, M. J., Zhang, J., & Noh, G. Y. (2020). The role of wishful
identification, emotional engagement, and parasocial relationships in repeated
viewing of live-streaming games: A social cognitive theory perspective. Computers
in Human Behavior, 108, 106327. https://doi.org/10.1016/j.chb.2020.106327
Liu, X., Shin, H., & Burns, A. C. (2021). Examining the impact of luxury brand’s social
media marketing on customer engagement: Using big data analytics and natural
language processing. Journal of Business Research, 125, 815–826.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.04.042
Liu, Y., Li, Q., Edu, T., Jozsa, L., & Negricea, I. C. (2019). Mobile shopping platform
characteristics as consumer behavior determinants. Asia Pacific Journal of
Marketing and Logistics, 32(7), 1565–1587.
https://doi.org/10.1108/apjml-05-2019-0308
Lo, O. W. Y., & Leung, L. (2009). Effects of gratification-opportunities and
gratifications-obtained on preferences of instant messaging and e-mail among college
students. Telematics and Informatics, 26(2), 156–166.
https://doi.org/10.1016/j.tele.2008.06.001
Lu, J. D. E., & Lin, J. S. E. (2022). Exploring uses and gratifications and psychological
outcomes of engagement with Instagram Stories. Computers in Human Behavior
Reports, 6, 100198. https://doi.org/10.1016/j.chbr.2022.100198
Ma, A. T., Ng, S. L., Cheung, L. T., & Lam, T. W. (2021). How do uses of and
gratifications from social media platforms drive responsible birdwatching behavior?
Global Ecology and Conservation, 27, e01614.
https://doi.org/10.1016/j.gecco.2021.e01614
Marder, B., Shankar, A., Houghton, D., & Joinson, A. (2017). “What if my mum sees
it?”: Examination of visible brand interaction in the presence of a wider network.
Information Technology & People, 30(1), 210–226.
https://doi.org/10.1108/itp-10-2015-0263
Min, H., Park, J., & Kim, H. J. (2016). Common method bias in hospitality research: A
critical review of literature and an empirical study. International Journal of
Hospitality Management, 56, 126–135. https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2016.04.010
Moon, M., Khalid, M., Awan, H., Attiq, S., Rasool, H., & Kiran, M. (2017). Consumer’s
perceptions of website’s utilitarian and hedonic attributes and online purchase
Universitas Indonesia
160
Universitas Indonesia
161
Universitas Indonesia
162
Universitas Indonesia
163
Sherman, A. (2020, August 25). TikTok reveals detailed user numbers for the first time.
CNBC.
https://www.cnbc.com/2020/08/24/tiktok-reveals-us-global-user-growth-numbers-for
-first-time.html
Shih, C. C., Lin, T. M., & Luarn, P. (2014). Fan-centric social media: The Xiaomi
phenomenon in China. Business Horizons, 57(3), 349–358.
https://doi.org/10.1016/j.bushor.2013.12.006
So, K. K. F., King, C., Sparks, B. A., & Wang, Y. (2016). The Role of Customer
Engagement in Building Consumer Loyalty to Tourism Brands. Journal of Travel
Research, 55(1), 64–78. https://doi.org/10.1177/0047287514541008
Sook Kwon, E., Kim, E., Sung, Y., & Yun Yoo, C. (2014). Brand followers.
International Journal of Advertising, 33(4), 657–680.
https://doi.org/10.2501/ija-33-4-657-680
Statista. (2021, August 3). Social media platforms used by marketers worldwide 2021.
https://www.statista.com/statistics/259379/social-media-platforms-used-by-marketers
-worldwide/
Statista. (2022, February 23). Social media marketing penetration in the U.S.
2013–2022.
https://www.statista.com/statistics/203513/usage-trands-of-social-media-platforms-in
-marketing/
Statista. (2022b, March 8). Global social networks ranked by number of users 2022.
https://www.statista.com/statistics/272014/global-social-networks-ranked-by-number
-of-users/
Strauss, A., & Corbin, J. (1998). Basics of Qualitative Research: Techniques and
Procedures for Developing Grounded Theory (2nd ed.). SAGE Publications, Inc.
Tajeddini, K., Gamage, T., Hameed, W., Qumsieh-Mussalam, G., Chaijani, M.,
Rasoolimanesh, S., & Kallmuenzer, A. (2022). How self-gratification and social
values shape revisit intention and customer loyalty of Airbnb customers.
International Journal Of Hospitality Management, 100, 103093.
https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2021.103093
Universitas Indonesia
164
Universitas Indonesia
165
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
166
Universitas Indonesia
167
Narasumber 1
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya ingin mengetahui produk yang dimiliki brand tersebut
ketika Anda ada apa saja. Selain itu, ingin mengetahui produk apa saja
follow/subscribe media yang baru launching, dan ingin mengetahui detail tentang
sosial dari suatu brand? produk yang ingin dicari. Saya juga ingin mengetahui toko
offline-nya berada di mana sehingga tahu harus beli di mana
ketika saat bepergian. Saya juga ingin mencari promo yang
dimiliki oleh brand tersebut agar harga barang yang saya beli
menjadi semakin murah.
Apa yang memberikan Saya merasa puas jika konten pada akun media sosial yang
Anda kepuasan setelah dimiliki oleh brand menarik untuk dilihat. Saya juga puas jika
mengikuti akun media akun media sosial tersebut rajin untuk update kontennya
sosial milik brand? secara rutin.
Universitas Indonesia
168
Narasumber 2
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya ingin mencari promo-promo yang ada di brand tersebut.
ketika Anda Saya mau cari barang yang bisa dibeli dengan promo. Karena
follow/subscribe media saya jadi bisa menghemat kalau ada promo. Saya juga ingin
sosial dari suatu brand? tahu produk-produk dari brand tersebut terutama pada produk
barunya. Saya ingin mencari tahu lebih lanjut mengenai
produk yang baru dikeluarkan. Terakhir, saya juga ingin
mengetahui cara pemakaian produknya. Karena kadang kalo
beli suatu produk, tapi tidak mengerti cara penggunaannya,
jadinya saya juga perlu mencari tahu tentang itu.
Apa yang Anda Saya mendapatkan cukup banyak informasi. Informasi yang
dapatkan ketika Anda didapatkan seperti promo-promo yang ada dan juga produk
follow/subscribe media terbarunya. Saya suka penasaran dengan produk-produk
sosial dari suatu brand? terbarunya, jadi saya terkadang butuh informasi tersebut. Saya
juga jadi lebih mengenal brand-nya.
Apa yang memberikan Saya suka kontennya yang menghibur. Apalagi terkadang
Anda kepuasan setelah kalau ada konten-konten lucu yang memperkenalkan
mengikuti akun media produknya yang dikemas secara kekinian.
sosial milik brand?
Universitas Indonesia
169
Narasumber 3
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya ingin mencari tahu mengenai informasi dari
ketika Anda barang-barang yang ada. Saya ingin tahu barang-barang yang
follow/subscribe media sedang ada diskon karena saya ingin menghemat pengeluaran
sosial dari suatu brand? saya. Saya juga ingin mengetahui produk-produk terbaru dari
brand tersebut, karena siapa tahu saya tertarik dengan produk
tersebut. Saya juga penasaran dengan brand ambassador dari
brand tersebut, apalagi kalau ternyata saya suka dengan brand
ambassador tersebut. Saya jadi suka untuk mencari
konten-konten dari brand ambassador di akun media sosial
brand-nya
Apa yang Anda Saya jadi tahu barang-barang terbaru dari brand tersebut. Saya
dapatkan ketika Anda juga tahu bagaimana cara untuk pembelian barangnya dari
follow/subscribe media media sosialnya. Karena terkadang ada yang memang tidak
sosial dari suatu brand? dijual di ecommerce, jadinya saya tahu bagaimana untuk
melakukan pembelian.
Apa yang memberikan Saya jadi tahu kapan brand tersebut mengeluarkan produk
Anda kepuasan setelah baru dan produk apa yang dikeluarkan. Saya juga bisa melihat
mengikuti akun media brand ambassador yang saya sukai.
sosial milik brand?
Universitas Indonesia
170
Narasumber 4
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya suka kuliner, jadi saya suka mencari informasi mengenai
ketika Anda menu-menu yang dijual. Saya juga suka mencari
follow/subscribe media diskon-diskon dari berbagai brand karena saya perlu untuk
sosial dari suatu brand? tetap hemat. Saya juga suka mencari informasi mengenai
acara yang diselenggarakan oleh brand. Kalau acaranya
menarik, kadang saya suka datang ke acara yang
diselenggarakan.
Apa yang Anda Saya tahu informasi menunya dan juga diskonnya kalau ada.
dapatkan ketika Anda Kebetulan saya juga berjualan, sehingga saya bisa dapat ide
follow/subscribe media untuk melakukan kegiatan promosi yang dilakukan oleh
sosial dari suatu brand? brand-brand. Ide-ide tersebut bisa saya pelajari dan saya
terapkan untuk saya berjualan.
Apa yang memberikan Kalau akun media sosialnya sering untuk posting konten. Jadi
Anda kepuasan setelah saya juga merasa lebih up-to-date. Saya juga puas kalau brand
mengikuti akun media tersebut memberikan diskon atau melakukan promosi dengan
sosial milik brand? cara yang menarik, seperti dengan video, dan sebagainya.
Universitas Indonesia
171
Narasumber 5
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya ingin mencari informasi mengenai baju-baju karena saya
ketika Anda punya interest dengan fashion. Saya suka mencari baju-baju
follow/subscribe media yang sedang tren jadi saya bisa up-to-date terus. Saya juga
sosial dari suatu brand? suka mencari diskon-diskon yang ada pada brand, karena
lumayan jadi bisa beli dengan harga murah.
Apa yang Anda Saya bisa dapat inspirasi mengenai baju, apalagi kalau untuk
dapatkan ketika Anda dibuat OOTD (Outfit of the Day). Saya jadi bisa mix and
follow/subscribe media match baju atau pakaian saya. Saya juga bisa dapat informasi
sosial dari suatu brand? mengenai promo-promo.
Apa yang memberikan Saya puas bisa dapat informasi mengenai tren fashion
Anda kepuasan setelah sekarang. Saya bisa tau tren kekinian saat ini. Saya juga puas
mengikuti akun media kalau dapat informasi stok barang yang tersedia. Jadi saya bisa
sosial milik brand? beli, karena terkadang kalau sudah mau beli tapi tidak tahu
kalau stoknya tidak tersedia, jadi suka kesal.
Universitas Indonesia
172
Narasumber 6
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya ingin mencari produk-produk terbaru dari brand
ketika Anda tersebut. Saya juga suka mencari promo-promo yang bisa
follow/subscribe media bikin saja belanja jadi murah. Saya juga butuh informasi harga
sosial dari suatu brand? atau katalog dari brand tersebut, jadinya saya juga suka cari
informasi itu.
Apa yang Anda Saya tahu update mengenai barang-barang terbarunya. Saya
dapatkan ketika Anda juga bisa lihat review dari orang lain ke barang atau
follow/subscribe media brand-nya. Dari situ saya bisa semakin percaya ke brand-nya.
sosial dari suatu brand?
Apa yang memberikan Bisa mendapatkan informasi yang memang ingin dicari. Saya
Anda kepuasan setelah juga puas bisa up-to-date dengan brand-nya, karena bisa jadi
mengikuti akun media lebih tahu juga tentang brand-nya. Saya juga suka berinteraksi
sosial milik brand? dengan akun media sosial dari brand-nya.
Universitas Indonesia
173
Narasumber 7
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya suka dengan otomotif, jadi saya suka mencari informasi
ketika Anda yang bisa dijadikan referensi untuk kendaraan sendiri. Saya
follow/subscribe media suka untuk modifikasi kendaraan, jadinya perlu mencari
sosial dari suatu brand? referensi-referensi. Saya juga suka mencari
komunitas-komunitas yang aktif yang sesuai dengan interest
saya dan saya pengen lebih update melalui komunitasnya.
Saya juga ingin berinteraksi dengan komunitas dan akun
brand-nya.
Apa yang Anda Bisa mendapatkan koneksi dengan komunitas yang punya
dapatkan ketika Anda interest yang sama dengan saya. Saya juga bisa beli barang
follow/subscribe media dengan harga murah dan bisa melakukan jual beli dengan
sosial dari suatu brand? sesama komunitas.
Apa yang memberikan Bisa bergabung dengan komunitas yang ada. Saya memang
Anda kepuasan setelah suka bergabung dengan komunitas-komunitas dan saya
mengikuti akun media merasa puas kalau bisa bergabung dengan komunitas, karena
sosial milik brand? saya bisa bertukar informasi dan menambah pengetahuan
baru.
Universitas Indonesia
174
Narasumber 8
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Biasanya saya mengikuti akun media sosial brand makanan.
ketika Anda Hal yang saya cari dari mengikuti akun media sosial brand
follow/subscribe media tersebut adalah mencari kode promo, informasi dimana saya
sosial dari suatu brand? bisa membeli produknya, dan mencari apakah ada menu
terbaru atau tidak. Saat ini saya tidak terlalu sering
berinteraksi dengan akun brand yang saya ikuti.
Kemudian, saya juga mengikuti akun media sosial brand
terkait skincare. Saya mengikutinya karena ingin melihat
review di kolom komentar dan terkadang saya juga melihat di
highlights story khusus testimoni pada Instagram.
Apa yang Anda Saya mendapatkan apa yang saya cari seperti testimoni
dapatkan ketika Anda pelanggan lain, menu/produk terbaru, dan bagaimana saya
follow/subscribe media bisa memesan produk dari brand yang saya ikuti di media
sosial dari suatu brand? sosial.
Apa yang memberikan Saya merasa puas dan senang ketika menemukan menu
Anda kepuasan setelah makanan yang dicari. Jika saya tidak mendapatkan menu
mengikuti akun media makanan yang saya cari, saya merasa tidak masalah karena
sosial milik brand? bisa pesan menu makanan yang lain.
Universitas Indonesia
175
Narasumber 9
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya mengikuti akun media sosial brand skincare, contohnya
ketika Anda adalah brand Somethinc dan Avoskin. Selain itu, saya juga
follow/subscribe media sering mengikuti akun media sosial brand make up dan
sosial dari suatu brand? fashion.
Apa yang Anda Kurang lebih sama dengan apa yang saya cari, tetapi terdapat
dapatkan ketika Anda hal yang lebih diluar apa yang saya cari. Sebagai contoh,
follow/subscribe media brand Somethic sedang bekerja sama dengan boy band group
sosial dari suatu brand? Korean Pop NCT dan saya mengikuti konten brand
Somethinc dengan NCT. Tetapi, kadang akun brand
Somethinc suka posting konten bonus seperti behind the scene
dan berhubungan dengan NCT. Dari situ saya merasa terhibur.
Selain itu, saya juga jadi lebih mengetahui trend pada lingkup
brand tersebut. Jadi, saya mengetahui apa saja hal yang
sedang terjadi, produk make up apa yang sedang trend, dan
lain sebagainya.
Apa yang memberikan Saya merasa puas karena informasi dari akun brand lengkap
Anda kepuasan setelah dan penataan tampilan media sosial rapi. Apa yang saya cari
mengikuti akun media tersedia. Saya bisa dengan mendapatkan informasi produk
sosial milik brand? dengan jelas.
Universitas Indonesia
176
Narasumber 10
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya mengikuti akun media sosial brand karena ingin
ketika Anda konfirmasi terkait produk. Sebagai contoh, melalui media
follow/subscribe media sosial Instagram saya bisa konfirmasi produk melalui foto.
sosial dari suatu brand? Saya juga mengikuti karena promo dan kadang terpengaruh
iklan juga. Saya pernah mengikuti akun brand karena melihat
iklan di media sosial terdapat diskon 80%. Selain itu, saya
juga pernah mengikuti akun media sosial brand karena
terpengaruh iklan dimana pada iklan tersebut menampilkan
produk yang sesuai dengan style atau preferensi saya.
Apa yang Anda Setelah saya mengikuti akun media sosial brand saya merasa
dapatkan ketika Anda lebih mengetahui tentang produk terbaru, dan diskon juga.
follow/subscribe media Sebagai contoh, terkadang saya mendapatkan voucher promo
sosial dari suatu brand? melalui media sosial brand yang hanya bisa digunakan di
website brand. Saya pernah mengikuti brand jam tangan dan
mendapatkan diskon khusus 30% jika berbelanja melalui
website brand jam tangan tersebut.
Apa yang memberikan Saya merasa puas kalau bisa menemukan barang yang saya
Anda kepuasan setelah inginkan dan terdapat brand yang menjualnya. Kedua, saya
mengikuti akun media jadi kepikiran untuk mengumpulkan uang agar bisa membeli
sosial milik brand? barang tersebut. Saya merasa dunia itu ada untuk saya ketika
saya menemukan barang yang saya cari dan sesuai dengan
preferensi style saya.
Universitas Indonesia
177
Narasumber 11
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Biasanya saya mengikuti akun media sosial brand karena
ketika Anda sudah sering beli produknya sejak lama. Saya juga mengikuti
follow/subscribe media brand kalau terdapat diskon/produk baru. Dengan mengikuti
sosial dari suatu brand? akun brand, saya bisa mendapatkan informasi produk terbaru
dan saya senang mencoba-coba produk terbaru tersebut.
Selain itu, terdapat diskon atau promo juga menyebabkan saya
mengikuti akun brand. Saya mencari testimoni atau review
dari pembeli lain melalui fitur Instagram story dan kolom
komentar. Jika komentarnya ramai berarti produknya cukup
memuaskan dan banyak orang yang ingin memakai dan
mencoba produk tersebut.
Apa yang Anda Biasanya saya mendapatkan lebih dari yang saya cari.
dapatkan ketika Anda Contohnya ketika saya sedang butuh produk skincare toner
follow/subscribe media dengan fungsi melembabkan, dan saya mendapatkan produk
sosial dari suatu brand? di akun media sosial brand yang lebih dari melembabkan.
Bisa juga saya sedang butuh produk dan mendapatkan diskon.
Apa yang memberikan Ketika saya mendapatkan produk yang melebihi ekspektasi
Anda kepuasan setelah saya, saya merasa senang dan tidak ada perasaan menyesal
mengikuti akun media untuk membeli produk brand. Saya menjadi menggunakan
sosial milik brand? produknya secara berkepanjangan. Saya juga senang bisa
membeli dan mencoba produk yang lain dari brand tertentu
yang saya ikuti. Saya merasa puas kalau ada produk baru
sehingga saya tidak ketinggalan informasi dan merasa lebih
banyak pilihan produk yang saya ketahui. Saya juga puas jika
produk brand di media sosial sesuai dengan keinginan saya,
senang ketika saya mendapatkan promo jadi saya merasa lebih
menang dari orang lain karena bisa mendapatkan produk
dengan harga murah. Saya merasa lebih baik ketika penjelasan
produk sangat lengkap sehingga saya bisa mengetahui
kandungan, manfaat, dan produk baru. Jadi saya merasa lebih
baik dan tidak ada perasaan menyesal dalam membeli produk.
Universitas Indonesia
178
Narasumber 12
Pertanyaan Jawaban
Apa media sosial yang Instagram, Twitter, YouTube, Tik Tok, Facebook
Anda gunakan?
Apa yang Anda cari Saya mengikuti akun media sosial brand jenis fashion, make
ketika Anda up, dan furniture. Saya mengikuti brand karena ingin melihat
follow/subscribe media foto produknya dan informasi produk terbaru. Selain itu, saya
sosial dari suatu brand? ingin tetap mengetahui informasi terbaru dari brand yang saya
follow. Kalau ada hal baru, semua informasi paling cepat
tersedia di media sosial.
Apa yang Anda Saya mendapatkan informasi mengenai brand dan update
dapatkan ketika Anda produk terbaru dan tercepat melalui akun media sosial brand.
follow/subscribe media Saya juga bisa membeli produk melalui link yang mereka
sosial dari suatu brand? tuliskan di profil. Saya juga pernah membeli produk melalui
direct messages jadi lebih cepat dan praktis.
Apa yang memberikan Saya merasa puas karena informasi di akun media sosial
Anda kepuasan setelah brand sangat lengkap, produk yang saya cari langsung ada,
mengikuti akun media praktis, dapat informasi terbaru dan tercepat.
sosial milik brand?
Universitas Indonesia
179
Narasumber 13
Pertanyaan Jawaban
Apa media sosial yang Instagram, Tik Tok, YouTube, Twitter, Facebook
Anda gunakan?
Apa yang Anda cari Saya mencari pilihan produk, bagaimana cara membeli
ketika Anda produk, membandingkan produk satu dengan produk lainnya
follow/subscribe media dengan praktis, style produk yang bisa menjadi referensi
sosial dari suatu brand? pribadi, dan mengetahui harga. Selain itu, fitur Instagram
story ketika menampilkan produk membuat saya follow
karena saya jadi mengetahui informasi tentang produk brand
serta kapan saja brand tersebut menjual produknya (ready
stock).
Apa yang Anda Saya dapat menggunakan atau mengikuti style referensi yang
dapatkan ketika Anda saya dapatkan dari konten brand yang saya ikuti media
follow/subscribe media sosialnya. Saya juga bisa mendapatkan informasi produk
sosial dari suatu brand? dengan cepat. Kalau saya tidak mengikuti akun brand di
media sosial saya tidak bisa mendapatkan informasi produk
dengan cepat dan saya bisa tertinggal informasi. Hal itu
karena ketika saya tidak follow saya tidak bisa melihat konten
melalui fitur Instagram story yang sering menampilkan
informasi produk terbaru.
Apa yang memberikan Saya bisa mendapatkan barang yang hanya bisa didapatkan
Anda kepuasan setelah melalui media sosial brand. Saya juga senang melihat foto
mengikuti akun media produk terutama produk fashion yang sesuai dengan style
sosial milik brand? preferensi saya. Saya merasa cukup terhibur dengan melihat
produk yang bagus-bagus.
Universitas Indonesia
180
Narasumber 14
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya mengikuti akun media sosial brand karena kontennya
ketika Anda yang menarik sehingga membuat saya ingin membeli dan
follow/subscribe media datang ke toko offline brand tersebut. Saya menjadi memiliki
sosial dari suatu brand? motivasi untuk beli barang yang diunggah media sosial brand.
Selain itu, tempat yang unik, makanan yang unik dan viral
serta lokasi toko offline yang dekat membuat saya follow
media sosial brand. Untuk jenis brand fashion saya dapat
melihat trend fashion-nya sehingga bisa dijadikan referensi,
dapat mengikuti perkembangan trend jadi saya tidak
ketinggalan trend dan ketika pergi ke suatu tempat bisa sesuai
fashion-nya. Saya merasa bisa merasa belajar terkait trend.
Dengan mengikuti akun brand, saya bisa mendapatkan
informasi online shop untuk membeli produk brand tersebut.
Saya follow akun brand juga untuk mencari informasi barang
melalui kolom komentar, fitur highlights, dan mempelajari
apakah produk tersebut cocok dengan style saya. Saya suka
melihat banyak orang komentar dan sering mengikuti poll di
Instagram story. Menurut saya hal tersebut cukup seru dan
menarik seperti game interaktif sehingga memacu saya untuk
berinteraksi dengan brand.
Apa yang memberikan Saya puas ketika bisa beli makanan atau pakaian yang sesuai
Anda kepuasan setelah ekspektasi saya. Selain itu, ilmu dari konten media sosial
mengikuti akun media brand bisa saya pelajari dan sesuai dengan bidang pekerjaan
sosial milik brand? saya.
Universitas Indonesia
181
Narasumber 15
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Biasanya saya mengikuti akun media sosial brand di YouTube
ketika Anda karena saya tertarik dengan cara brand mempromosikan
follow/subscribe media produknya secara tidak langsung (soft selling). Misalkan suatu
sosial dari suatu brand? brand memiliki produk majalah tetapi konten brand tersebut
tidak hanya terkait produknya tetapi juga membahas hal yang
lain yang dapat saya pelajari. Contoh lain, di media sosial
Instagram pada fitur reels atau short video itu brand
mempromosikan produknya dari cara penggunaan produknya
yang bermacam-macam. Saya jadi mengetahui cara pengguna
produk bisa bermacam-macam dan memberikan daya tarik
untuk kontennya. Saya merasa terhibur ketika menonton
konten soft selling tersebut. Selain itu, saya juga tertarik dari
cara brand membalas direct messages atau dengan kata lain
bagaimana brand berkomunikasi dengan pelanggannya.
Biasanya saya sebelum membeli akan berkomunikasi dengan
brand melalui direct messages. Saya juga sesekali berinteraksi
dengan brand melalui fitur polling di media sosial. Terakhir,
saya juga mengikut media sosial brand karena ia memberikan
informasi detail terkait produk, seperti detail produk dan
penggunaan produk yang banyak macamnya sehingga saya
tidak perlu bertanya lagi kepada brand.
Apa yang Anda Selain hal yang sudah saya sebutkan di atas, terkadang saya
dapatkan ketika Anda mendapatkan pengalaman baik ketika berinteraksi dengan
follow/subscribe media brand. Hal tersebut membuat saya mengikuti akun pribadi
sosial dari suatu brand? pemilik brand. Di samping itu, pemilik brand juga
memberikan informasi yang menarik.
Apa yang memberikan Saya merasa puas karena saya mendapatkan insight baru
Anda kepuasan setelah ketika brand melakukan soft selling dan saya senang
mengikuti akun media menikmati konten brand yang cukup menghibur.
sosial milik brand?
Universitas Indonesia
182
Narasumber 16
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya mengikuti akun media sosial brand dengan alasan yang
ketika Anda beragam, tergantung dari fungsi dari brand tersebut. Misalnya,
follow/subscribe media saat ini saat mengikuti akun media sosial dari brand Netflix,
sosial dari suatu brand? dimana brand tersebut adalah brand yang menyediakan
platform streaming film. Bagi saya, Netflix merupakan brand
yang memberikan hiburan karena itu yang saya cari ketika
mengikuti akun media sosial Netflix adalah
hiburan/entertainment. Tetapi, beda halnya dengan brand
teknologi, misalnya saja brand Apple yang akun media
sosialnya saya ikuti. Yang saya cari ketika mengikuti akun
media sosial Apple adalah informasi terbaru dari Apple
mengenai produk-produknya. Dengan demikian apa yang saya
cari berbeda-beda tergantung dengan brand. Tetapi secara
umum, yang utama adalah mencari hiburan dan informasi.
Apa yang Anda Sejauh ini, hal yang saya dapatkan ketika mengikuti akun
dapatkan ketika Anda media sosial brand sesuai dengan apa yang saya cari, yaitu
follow/subscribe media hiburan/entertainment misalnya dari postingan meme yang
sosial dari suatu brand? dibuat brand dan juga informasi terbaru mengenai brand
tersebut.
Apa yang memberikan Entertainment, karena saya tidak secara sengaja search akun
Anda kepuasan setelah sosial media brand yang saya ikuti, melainkan konten mereka
mengikuti akun media lewat pada beranda saya & saya menjadi terhibur ketika
sosial milik brand? melihat/menonton konten tersebut
Universitas Indonesia
183
Narasumber 17
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Hal utama yang saya cari adalah informasi mengenai diskon,
ketika Anda promo, ataupun hal sejenis yang tujuan utamanya adalah untuk
follow/subscribe media mendapat harga yang lebih murah. Dengan mengikuti akun
sosial dari suatu brand? media sosial brand, saya lebih cepat mendapat informasi
mengenai promo-promo terbaru yang dibuat oleh brand.
Dengan demikian, saya dapat menghemat uang yang saya
keluarkan untuk membeli produk pada brand tersebut.
Apa yang Anda Tentu yang saya dapatkan adalah informasi mengenai
dapatkan ketika Anda promo-promo terbaru sesuai dengan apa yang saya cari.
follow/subscribe media
sosial dari suatu brand?
Apa yang memberikan Saya merasa puas karena saya dapat menghemat pengeluaran
Anda kepuasan setelah saya dan dengan mengikuti akun media sosial brand, saya
mengikuti akun media tidak perlu menghabiskan waktu untuk mencari promo-promo
sosial milik brand? yang tersedia.
Universitas Indonesia
184
Narasumber 18
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Yang utama bagi saya adalah saya mendapatkan informasi
ketika Anda terbaru mengenai produk atau layanan yang dikeluarkan oleh
follow/subscribe media brand tersebut. Informasi terbaru tersebut akan muncul secara
sosial dari suatu brand? otomatis pada beranda atau feeds saya tanpa perlu saya secara
manual mencarinya. Biasanya, brand memberikan informasi
eksklusif yang hanya dipublikasikan pada media sosial
resminya saja. Selain informasi produk, informasi mengenai
adanya potongan harga, diskon, promo, dan informasi lain
terkait dengan harga juga merupakan hal yang saya cari. Brand
juga seringkali memberikan informasi eksklusif mengenai
promo atau diskon yang sedang dijalankan pada akun media
sosial resminya. Dengan demikian saya tidak ketinggalan
informasi mengenai potongan harga tersebut.
Apa yang Anda Saya mendapatkan banyak informasi terbaru dari brand
dapatkan ketika Anda tersebut serta dapat meminimalkan pengeluaran saya dengan
follow/subscribe media memanfaatkan informasi promo yang diberikan pada akun
sosial dari suatu brand? media sosial brand
Apa yang memberikan Saya merasa puas karena saya menjadi orang yang paling up
Anda kepuasan setelah to date terhadap brand tersebut. Apapun hal baru yang brand
mengikuti akun media rilis, dapat saya ketahui dengan mudah melalui akun media
sosial milik brand? sosial mereka.
Universitas Indonesia
185
Narasumber 19
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Saya mencari hiburan karena banyak dari akun media sosial
ketika Anda brand saat ini yang membuat konten menghibur diluar dari
follow/subscribe media produk atau layanan yang mereka buat. Saya merasa tertarik
sosial dari suatu brand? dan terhibur dengan itu dan dengan mengikuti akun media
sosial brand, saya berharap dapat menemukan lebih banyak
hiburan. Selain hiburan, informasi mengenai produk, cara
penggunaan, harga juga merupakan hal-hal yang saya cari
karena dapat memudahkan saya untuk memutuskan apakah
saya berlanjut untuk membeli produk pada brand tersebut atau
tidak.
Apa yang Anda Saya dapat hiburan dan kesenangan, contohnya saya turut
dapatkan ketika Anda membagikan postingan-postingan lucu yang dibuat di akun
follow/subscribe media media sosial brand kepada teman-teman lainnya. Saya juga
sosial dari suatu brand? mendapat informasi yang saya harapkan.
Apa yang memberikan Saya merasa puas karena saya mendapat hiburan serta
Anda kepuasan setelah informasi yang berguna mengenai brand tersebut.
mengikuti akun media
sosial milik brand?
Universitas Indonesia
186
Narasumber 20
Pertanyaan Jawaban
Apa yang Anda cari Informasi mengenai brand tersebut. Mulai dari
ketika Anda produk/layanan, promo, pengumuman penting yang biasanya
follow/subscribe media dibuat oleh brand melalui media sosial resminya. Dengan
sosial dari suatu brand? begitu, saya tidak ketinggalan informasi terbaru. Selain itu,
saya juga mencari testimoni pelanggan terhadap brand
tersebut dimana biasanya akun media sosial brand
menyediakan hal tersebut.
Apa yang Anda Saya mendapatkan banyak informasi terbaru dari brand
dapatkan ketika Anda tersebut.
follow/subscribe media
sosial dari suatu brand?
Apa yang memberikan Saya merasa puas karena informasi yang saya dapatkan
Anda kepuasan setelah berasal dari sumber yang kredibel dan resmi.
mengikuti akun media
sosial milik brand?
Universitas Indonesia
187
Lampiran 2: Kuesioner
Perkenalkan kami Kamila Kaffah, Nicolas Henry Wijaya, dan Rifqi Hilman Saputra
mahasiswa tingkat akhir jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Indonesia angkatan 2018. Saat ini, kami sedang melakukan penelitian untuk memenuhi
tugas akhir sebagai syarat kelulusan S1 dengan topik/judul “Analisis Faktor-Faktor
Uses & Gratification dalam Penggunaan Media Sosial yang Memengaruhi
Parasocial Relationship, Brand Engagement, dan Brand Loyalty”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor gratifikasi yang memengaruhi pengguna
media sosial sehingga memiliki loyalitas pada brand yang mereka ikuti di media sosial.
Apabila Anda merupakan pengguna media sosial dan sedang/pernah mengikuti akun
brand apapun di media sosial kami mohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu
selama 5-10 menit untuk mengisi survei ini. Tidak ada jawaban yang benar maupun
salah dalam survei ini. Data yang diperoleh bersifat rahasia dan hanya akan digunakan
untuk keperluan penelitian. Dimohon untuk membaca survei dengan saksama demi
kelancaran dan kelengkapan proses pengisian.
Sebagai bentuk apresiasi atas respon yang telah diberikan, akan ada total hadiah
GoPay/OVO/ShopeePay/Dana sejumlah Rp500.000 untuk 10 responden yang
beruntung.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami melalui email
nicolas.henry@ui.ac.id
Universitas Indonesia
188
Bagian 1 - Validasi
Tidak
26 - 35 tahun
36 - 45 tahun
> 45 tahun
Pulau Sumatera
Pulau Kalimantan
Pulau Sulawesi
Universitas Indonesia
189
Sarjana (S1)
Magister (S2)
Doktor (S3)
Rp1.000.001 - Rp5.000.000
Rp5.000.001 - Rp10.000.000
Rp10.000.001 - Rp20.000.000
>Rp20.000.000
TikTok
YouTube
Lainnya, sebutkan...
Otomotif
Olahraga
Gadget
Kesehatan
Furniture
Lainnya, sebutkan…
Pertanyaan pada bagian ini mengacu pada satu akun media sosial brand yang paling sering
Anda kunjungi atau yang paling sering berinteraksi dengan Anda. (Contoh: saya paling
sering berinteraksi dengan akun media sosial Uniqlo, jadi pertanyaan ini mengacu kepada
brand Uniqlo).
Universitas Indonesia
190
4 - 6 bulan
7 - 12 bulan
> 12 bulan
Bagian ini terdiri dari 35 pernyataan. Anda diminta untuk menjawab dengan nilai yang
paling mewakilkan perasaan Anda. Tidak ada jawaban yang salah maupun benar dalam
bagian ini. Demi hasil yang maksimal, Anda diminta untuk membaca pernyataan
dengan saksama dan menjawab dengan sungguh-sungguh.
Petunjuk : Anda diminta untuk memberikan penilaian terhadap pernyataan di bawah ini
dengan memilih angka dari skala 1-5.
Keterangan Penilaian:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
No Pertanyaan Nilai
1 2 3 4 5
Information Seeking
Universitas Indonesia
191
Economic Benefits
Entertainment
Brand Interaction
Universitas Indonesia
192
Learning Benefits
Parasocial Relationship
Brand Engagement
Universitas Indonesia
193
Brand Loyalty
Brand Trust
Universitas Indonesia
194
Terima kasih.
Semoga hari Anda menyenangkan :)
Salam,
Kamila, Nico, dan Rifqi
Universitas Indonesia
195
Awal Akhir
IS1 Mengikuti media sosial Mengikuti media sosial Tidak ada perubahan.
brand membuat saya selalu brand membuat saya selalu
mendapat informasi yang mendapat informasi yang
berguna tentang berguna tentang
produk/layanan dan brand. produk/layanan dan brand.
IS3 Mengikuti media sosial Mengikuti media sosial Tidak ada perubahan.
brand membuat saya selalu brand membuat saya selalu
mendapat informasi yang up mendapat informasi yang
to date tentang up to date tentang
produk/layanan dan brand. produk/layanan dan brand.
IS4 Mengikuti media sosial Mengikuti media sosial Tidak ada perubahan.
brand membuat saya selalu brand membuat saya selalu
mendapat informasi yang mendapat informasi yang
akurat tentang akurat tentang
produk/layanan dan brand. produk/layanan dan brand.
IS5 Mengikuti media sosial Mengikuti media sosial Tidak ada perubahan.
brand membuat saya selalu brand membuat saya selalu
mendapat informasi yang mendapat informasi yang
lengkap tentang lengkap tentang
produk/layanan dan brand. produk/layanan dan brand.
EB1 Saya dapat menghemat uang Saya sering mendapatkan Perubahan dengan
dengan menggunakan penawaran dalam bentuk menghapus kata
penawaran dalam bentuk kupon ketika saya dapat menghemat
kupon saat saya mengikuti mengikuti akun media uang untuk
akun media sosial brand. sosial brand (contoh: memperjelas fokus
Universitas Indonesia
196
EB4 Mengikuti akun media sosial Mengikuti akun media Tidak ada perubahan.
brand membuat saya dapat sosial brand membuat saya
membeli produk/jasa dengan dapat membeli produk/jasa
harga yang lebih murah dengan harga yang lebih
dibanding dengan tidak murah dibanding dengan
mengikutinya. tidak mengikutinya.
EN1 Saya mengikuti akun media Saya mengikuti akun Tidak ada perubahan.
sosial brand untuk mengisi media sosial brand untuk
waktu luang saya. mengisi waktu luang saya.
Universitas Indonesia
197
akun media sosial brand sosial brand yang saya ikuti menambahkan contoh
yang saya ikuti. (contoh: meme, brand agar responden lebih
ambassador, challenge, dll.). mudah mengerti.
EN4 Mengikuti akun media sosial Mengikuti akun media sosial Tidak ada perubahan.
brand membuat saya brand membuat saya
senang. senang.
EN5 Mengikuti akun media sosial Mengikuti akun media sosial Tidak ada perubahan.
brand membuat saya rileks. brand membuat saya rileks.
BI1 Saya mengikuti akun media Saya mengikuti akun media Tidak ada perubahan.
sosial brand untuk sosial brand untuk
berinteraksi dengan brand berinteraksi dengan brand
tersebut. tersebut
BI2 Saya mengikuti akun media Saya mengikuti akun media Tidak ada perubahan.
sosial brand untuk sosial brand untuk
berkomunikasi dengan berkomunikasi dengan
brand melalui private brand melalui private
chat/direct message. chat/direct message.
LB1 Mengikuti akun media sosial Mengikuti akun media sosial Tidak ada perubahan.
brand membantu saya brand membantu saya
mendapatkan solusi mendapatkan solusi
mengenai masalah mengenai masalah
pemakaian/penggunaan pemakaian/penggunaan
produk. produk.
LB2 Mengikuti media sosial Mengikuti media sosial Tidak ada perubahan.
brand menambah brand menambah
pengetahuan saya pengetahuan saya
Universitas Indonesia
198
LB3 Mengikuti media sosial Mengikuti media sosial Tidak ada perubahan.
brand membuat saya dapat brand membuat saya dapat
mengetahui trend terkait mengetahui trend terkait
brand tersebut. brand tersebut.
LB4 Mengikuti media sosial Mengikuti media sosial Tidak ada perubahan.
brand membuat saya brand membuat saya
mengetahui mengetahui
review/testimoni yang review/testimoni yang
membantu saya dalam membantu saya dalam
membuat keputusan membuat keputusan
penting. penting.
LB5 Mengikuti media sosial Mengikuti media sosial Tidak ada perubahan.
brand membuat saya brand membuat saya
mendapat ide, mendapat ide,
pengetahuan, atau pengetahuan, atau
referensi terkait hal-hal referensi terkait hal-hal
yang saya minati (contoh yang saya minati (contoh
digital marketing, soft digital marketing, soft
selling, dll). selling, dll).
PR3 Saya berharap semoga Saya berharap semoga Tidak ada perubahan.
brand yang saya ikuti di brand yang saya ikuti di
media sosial bisa sukses. media sosial bisa sukses.
PR4 Saya peduli tentang apa Saya peduli tentang apa Tidak ada perubahan.
yang terjadi terhadap brand yang terjadi terhadap brand
yang saya ikuti di media yang saya ikuti di media
Universitas Indonesia
199
sosial. sosial.
BE1 Saya sering berinteraksi Saya sering berinteraksi Tidak ada perubahan.
dengan akun media sosial dengan akun media sosial
brand yang saya ikuti. brand yang saya ikuti.
BE2 Saya sering membagikan Saya sering membagikan Tidak ada perubahan.
postingan dari akun media postingan dari akun media
sosial brand yang saya ikuti. sosial brand yang saya ikuti.
BE3 Saya sering memberikan Saya sering memberikan Tidak ada perubahan.
respon pada konten akun respon pada konten akun
media sosial brand yang media sosial brand yang
saya ikuti. saya ikuti.
BE4 Saya sering berpartisipasi Saya sering berpartisipasi Tidak ada perubahan.
dalam kegiatan yang dalam kegiatan yang
diadakan oleh akun media diadakan oleh akun media
sosial brand yang saya ikuti sosial brand yang saya ikuti
(contoh: giveaway, live (contoh: giveaway, live
streaming, dll). streaming, dll).
BL1 Saya akan berbicara Saya akan berbicara Tidak ada perubahan.
mengenai hal yang positif mengenai hal yang positif
kepada orang lain kepada orang lain
mengenai brand yang saya mengenai brand yang saya
ikuti di media sosial. ikuti di media sosial.
BL2 Saya melihat diri saya Saya melihat diri saya Tidak ada perubahan.
sebagai orang yang loyal sebagai orang yang loyal
terhadap brand yang saya terhadap brand yang saya
ikuti di media sosial. ikuti di media sosial.
BL4 Saya bersedia untuk Saya bersedia untuk Tidak ada perubahan.
membayar lebih untuk membayar lebih untuk
produk/layanan dari brand produk/layanan dari brand
yang saya ikuti di media yang saya ikuti di media
sosial. sosial.
Universitas Indonesia
200
Mencari informasi
produk/barang/baju/menu
Mencari informasi
mengenai produk terbaru
Mendapatkan informasi
stok barang
Informasi umum produk Information seeking
“Saya juga puas kalau
Universitas Indonesia
201
Ingin konfirmasi
produknya melalui gambar
“....saya mendapatkan
informasi terbaru Informasi brand Information seeking
mengenai produk atau
layanan yang dikeluarkan
oleh brand tersebut”
-Narasumber 18
Universitas Indonesia
202
Mendapatkan informasi
dengan cepat
“Saya mendapatkan
informasi mengenai brand
dan update produk terbaru
dan tercepat melalui akun
media sosial brand.”
Universitas Indonesia
203
-Narasumber 12
“Saya mendapatkan
banyak informasi terbaru
dari brand tersebut”
-Narasumber 20
Follow-up informasi di
online karena paling cepat
Kecepatan mendapatkan
“....Kalau ada hal baru, Information seeking
informasi
semua informasi paling
cepat tersedia di media
sosial”
- Narasumber 12
Lebih mudah
mendapatkan info terbaru
dari brand
Universitas Indonesia
204
-Narasumber 18
Universitas Indonesia
205
Melihat meme
Universitas Indonesia
206
“....karena bisa
mendapatkan produk
dengan harga murah.” Mendapatkan diskon
-Narasumber 11
Mendapatkan informasi
promo
Mencari/mendapatkan
kode promo
Universitas Indonesia
207
Mempelajari mengenai
soft-selling
Universitas Indonesia
208
“Saya dapat
menggunakan atau
mengikuti style referensi
yang saya dapatkan dari
konten brand yang saya
ikuti media sosialnya”
-Narasumber 13
Ingin mengetahui
perkembangan trend
Universitas Indonesia
209
Mendapatkan pengetahuan
mengenai produk
Mengetahui cara
pemakaian produk
Universitas Indonesia
210
“Saya mengikutinya
karena ingin melihat
review di kolom komentar
dan terkadang saya juga
melihat di highlights story
khusus testimoni pada
Instagram” -Narasumber
8
Universitas Indonesia
211
berkomunikasi dengan
brand melalui direct
messages” -Narasumber
15
Berinteraksi dengan
fitur-fitur di Instagram
story
Dapat berinteraksi Brand interaction
“Saya juga sering
berinteraksi dengan brand
melalui fitur Instagram
story” -Narasumber 9
Menanyakan informasi
produk lewat direct
message
Universitas Indonesia
212
Universitas Indonesia
213
Universitas Indonesia
214
Narasumber 1
Profil: Perempuan, Mahasiswa, 22 Tahun
Universitas Indonesia
215
Universitas Indonesia
216
Universitas Indonesia
217
Narasumber 2
Profil: Perempuan, Mahasiswa, 22 Tahun
Universitas Indonesia
218
Universitas Indonesia
219
Universitas Indonesia
220
Narasumber 3
Profil: Laki-laki, Karyawan swasta, 22 Tahun
Universitas Indonesia
221
Universitas Indonesia
222
Universitas Indonesia
223
Narasumber 4
Profil: Perempuan, Karyawan swasta, 21 Tahun
Universitas Indonesia
224
Universitas Indonesia
225
Narasumber 5
Profil: Perempuan, Karyawan swasta, 22 Tahun
Universitas Indonesia
226
Universitas Indonesia
227
Narasumber 6
Profil: Perempuan, Karyawan swasta, 22 Tahun
Universitas Indonesia
228
Universitas Indonesia
229
Universitas Indonesia
230
Universitas Indonesia
231
Abstrak dan
✔ ✔ ✔
Abstract
Daftar Isi ✔
Daftar Gambar ✔
Daftar Tabel ✔
Daftar Lampiran ✔
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ✔
1.2. Rumusan
✔
Masalah
1.3. Tujuan
✔
Penelitian
1.4.1 Manfaat
✔
Teoritis
1.4.2 Manfaat
✔
Praktis
1.5. Ruang Lingkup
✔
Penelitian
1.6. Sistematika
✔
Penulisan
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Sosial ✔
2.2 Penggunaan
Media Sosial bagi ✔
Brand
2.3 Teori Uses and
✔
Gratification
2.4 Parasocial
✔
Relationship
2.5 Brand Loyalty ✔
2.6 Structural
Equation Modeling ✔
(SEM)
2.7 Penelitian
✔ ✔ ✔
Terdahulu
2.8.1.1 ✔
2.8.1.2 ✔
2.8.1.3 ✔
2.8.1.4 ✔
Universitas Indonesia
232
2.8.1.5 ✔
2.8.1.6 ✔
2.8.1.7 ✔
2.8.2 Usulan Model
✔ ✔
Penelitian
2.8.3.1 Hubungan
antara Information
Seeking dengan
✔
Parasocial
Relationship dan
Brand Engagement
2.8.3.2 Hubungan
antara Entertainment
dengan Parasocial ✔
Relationship dan
Brand Engagement
2.8.3.3 Hubungan
antara Economic
Benefits dengan
Parasocial ✔
Relationship dan
Brand Engagement
2.8.3.4 Hubungan
antara Learning
Benefits dengan
Parasocial ✔
Relationship dan
Brand Engagement
2.8.3.5 Hubungan
antara Brand
Interaction dengan
Parasocial ✔
Relationship dan
Brand Engagement
2.8.3.6 Hubungan
antara Parasocial
Relationship dengan ✔
Brand Engagement
dan Brand Loyalty
Universitas Indonesia
233
2.8.3.7 Hubungan
antara Brand
Engagement dengan ✔
Brand Loyalty
3.2 Tahapan
Penelitian ✔
3.2.1 Perumusan
Masalah ✔
3.2.3 Wawancara
Eksploratif ✔
3.2.4 Pengolahan
dan Analisis Data ✔
Kualitatif
3.2.5 Perancangan
Model ✔
3.2.6 Penyusunan
Kuesioner ✔
3.2.7 Uji
Keterbacaan ✔
3.2.8 Pengumpulan
Data ✔
3.2.9 Pengolahan
dan Analisis Data ✔
Kuantitatif
3.2.10 Wawancara
Konfirmatif ✔ ✔
Universitas Indonesia
234
3.2.11 Penarikan
Kesimpulan dan ✔
Saran
3.3.1 Information
Seeking ✔
3.3.2 Entertainment ✔
3.3.3 Economic
Benefits ✔
3.3.4 Learning
Benefits ✔
3.3.5 Brand
Interaction ✔
3.3.6 Parasocial
Relationship ✔
3.3.7 Brand
Engagement ✔
3.3.9.2 Duration of
Follow ✔
Universitas Indonesia
235
4.3.5 Pendapatan ✔
4.3.6 Media Sosial
yang Paling Sering
Digunakan untuk ✔
Mengikuti Akun
Brand
4.3.7 Jenis Akun
✔
Brand yang Diikuti
4.3.8 Lama Waktu
Mengikuti Akun ✔
Brand
4.3.9 Rangkuman
Demografi
✔ ✔ ✔
Responden
Kuantitatif
4.4.1.1 Uji Outlier ✔
4.4.1.2 Uji Common
✔
Method Bias
4.4.2 Pembentukan
✔
Path Diagram
4.4.3 Uji Model
Pengukuran (Outer ✔
Model)
4.4.3.1.1.1 Uji Nilai
Loading Factor ✔
(Outer Loading)
4.4.3.1.1.2 Uji Nilai
Average Variance ✔
Explained (AVE)
4.4.3.1.2.1 Uji Cross
✔
Loading
4.4.3.1.2.2 Uji AVE
Square Root
✔
(Fornell-Larcker
Criterion)
4.4.3.1.2.3 Uji
Heterotrait-Monotra
it Ratio of ✔
Correlations
(HTMT)
Universitas Indonesia
236
4.4.3.2.1 Uji
Composite ✔
Reliability
4.4.3.2.2 Uji
✔
Cronbach’s Alpha
4.4.4 Uji Model
Struktural (Inner ✔
Model)
4.4.4.1 Uji Path
✔
Coefficient
4.4.4.2 Uji Nilai R2 ✔
4.4.4.3 Uji Nilai Q2 ✔
4.4.4.4 Uji Effect
✔
Size (f2)
4.4.5 Uji Hipotesis
✔
dan Variabel Kontrol
4.5 Data Demografi
Responden
✔ ✔
Wawancara
Konfirmatif
4.6 Analisis Hasil
Wawancara ✔
Konfirmatif
4.7.1 Hubungan
Faktor-Faktor Uses
and Gratification
✔ ✔ ✔
(U&G) dengan
Parasocial
Relationship
4.7.2 Hubungan
Faktor-Faktor Uses
and Gratification ✔ ✔ ✔
(U&G) dengan
Brand Engagement
4.7.3 Hubungan
Parasocial
✔
Relationship dengan
Brand Engagement
4.7.4 Hubungan
Parasocial
✔
Relationship dan
Brand Engagement
Universitas Indonesia
237
dengan Brand
Loyalty
4.7.5 Hubungan
Brand Trust dan
Duration of Follow
✔
sebagai Variabel
Kontrol dengan
Brand Loyalty
4.8.1 Implikasi
✔
Teoretis
4.8.2 Implikasi
✔
Praktis
BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
✔
Penelitian
5.2. Keterbatasan
✔
Penelitian
5.3. Saran Penelitian ✔
***
Universitas Indonesia