Anda di halaman 1dari 37

ANALISA SISTEM INFORMASI ABSENSI MENGGUNAKAN

FACE ID UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI


PENGELOLAHAN KEHADIRAN DI CAMAT KEMUNING

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Ahli Pratama (A.P)

Oleh

PUTERI RAHAYU
2022020004

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA


PROGRAM DIPLOMA I
AMIK SIGMA
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS BESAR

ANALISA SISTEM INFORMASI ABSENSI MENGGUNAKAN


FACE ID UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI
PENGELOLAHAN KEHADIRAN DI CAMAT KEMUNING

Oleh
PUTERI RAHAYU
2022020004

Telah Diterima Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Ahli Pratama (A.P)

Mengetahui, Palembang, 22 Mei 2023


Direktur AMIK SIGMA, Pembimbing,

Gonan Sumadi, S.E.,MM M. Yazed Vebriandi, M.Kom

LEMBAR PERSETUJUAN KOMISI PENGUJI

ii
Pada hari tanggal telah dilaksanakan Ujian
Tugas Besar oleh :

Nama : Puteri Rahayu


Nim : 2022020004
Program Studi : Manajemen Informatika
Judul Tugas Besar : Analisa Sistem Informasi Absensi Menggunakan Face ID
Untuk Meningkatkan Efisiensi Pengelolahan Kehadiran di
Camat Kemuning

KOMISI PENGUJI

1. Penguji I :

2. Penguji II :

Mengesahkan,
Ketua Program Studi Manajemen Informatika

Edi Sudarsono, M.Kom


SURAT PERNYATAAN

iii
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Puteri Rahayu


NIM : 2022020004

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Tugas ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
ahli pratama di AMIK SIGMA;
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri dengan
arahan tim pembimbing;
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
dan dipublikasi orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dikutip
dengan mencantumkan nama pengarang dan memasukkan ke dalam daftar
pustaka;
4. Karena yakin dengan keaslian karya tulis ini, saya menyatakan bersedia
tugas besar yang saya hasilkan di unggah ke internet;
5. Surat pernyataan ini saya tulis dengan sungguh-sungguh dan apabila
terdapat penyimpangan dalam pernyataaan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi dengan aturan yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Palembang, 22 mei 2022


Yang membuat pernyataan,

Materai 10.000

Puteri Rahayu

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

iv
Nama : Puteri Rahayu
NIM : 2022020004
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 14 Oktober 2004
Agama : Islam
Alamat : Jln. Meranjat Raya No.1332
No. HP : 08994010673
Email : puterirahayu14@gmail.com

KELUARGA
Ayah : Supriyadi
Ibu : Tuginem
Suami/Istri :-
Anak :-

PENDIDIKAN
2010 – 2016 SD Negeri 187 Palembang
2016 – 2019 SMP Negeri 57 Palembang
2019 – 2022 SMA Muhammadiyah 6 Palembang

PENGALAMAN KERJA
Juni 2022 – Oktober 2022 Kasir Toko

ABSTRAK

v
Sistem informasi absensi menggunakan face ID merupakan salah satu solusi
yang efektif untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan kehadiran karyawan.
Sistem ini memanfaatkan teknologi face recognition untuk mengenali wajah
pegawai, sehingga kehadiran dapat terpantau secara akurat dan otomatis. Sistem
ini terintegritas dengan database pegawai sehingga data kehadiran dapat diakses
dengan mudah dan cepat. Selain itu, sistem ini juga memungkinkan pengelolaan
absensi pegawai secara real time, sehingga mudah diakses. Dalam pengelolaan
absensi, sistem ini juga dapat mengirimkan notifikasi kepada pegawai yang belum
melakukan absensi atau telat. Dengan begitu, karyawan dapat segera memperbaiki
kehadiran mereka dan menghindari terjadinya masalah yang lebih besar. Dengan
menggunakan face ID sebagai teknologi utama dalam sistem informasi absensi,
pengelolaan kehadiran dapat dilakukan dengan lebih aman dan terpercaya.
Karyawaman tidak perlu menggunakan buku absensi atau finger print yang dapat
dilakukan dengan lebih aman dan terpercaya. Sehingga efisiensi dalam
pengelolaan kehadiran pegawai camat Kemuning. Pada penelitian ini pengenalan
wajah dilakukan melalui tahap face detection, feature extraction dan face
recognition, selanjutnya dicocokkan dengan data profil yang tersimpan di dalam
database. Penggunaan metode tersebut untuk pengenalan wajah pada kondisi real
time dengan perbedaan jarak antara sensor dan wajah, posisi wajah, intensitas
cahaya yang mengenai wajah, mimik muka dan atribut wajah dalam penelitian ini
memberikan tingkat keberhasilan sebesar 80% dalam mengidentifikasi wajah.

Kata Kunci : Absensi, face ID, face detection

ABSTRACT

vi
An attendance information system using face ID is an effective solution to
increase the efficiency of managing employee attendance. This system utilizes
facial recognition technology to recognize employee faces, so that attendance can
be monitored accurately and automatically. This system is integrated with an
employee database so that attendance data can be accessed easily and quickly. In
addition, this system also allows management of employee attendance in real time
so that it is easily accessible. In managing attendance, this system can also send
notifications to employees who are absent or late. That way, employees can
quickly increase their attendance and avoid bigger problems. By using face ID as
the main technology in an attendance information system, attendance
management can be done more safely and reliably. Employees do not need to use
an attendance book or finger print which can be done more safely and reliably. So
that efficiency in management the presence of Kemuning sub-district officials. In
this study, facial recognition was carried out through the stages of face detection,
feature extraction and facial recognition, then matched with profile data stored in
the database. The use of this method for facial recognition in real time with the
difference in distance between the sensor and the face, the position of the face, the
intensity of light hitting the face, facial expressions and facial attributes in this
study gave results of 80%. success rate in identifying faces.

Keywords: Absent, face ID, face detection

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

vii
Motto :

“Yang tidak ditakdirkan akan menemukan cara untuk hilang, yang memang
ditakdirkan akan menemukan cara untuk pulang”

“Jangan terlalu mencemaskan sesuatu, karena hidup ini hanya antara sabar tanpa
tepi dan besyukur tanpa tapi”

“Life is a journey from Allah to Allah”

Persembahan :

 Allah SWT Pencipta alam semesta beserta isi nya yang telah memberiku
hidup dan kesehatan
 Ayah dan Ibu terimakasih atas dukungan dan doanya
 Untuk semua saudara – saudaraku
 Sahabatku dari meranjat dan DIS yang selalu memberi semangat
 Teman seangkatan yang selalu bisa kerja sama untuk menyelesaikan tugas
 Untuk tante Vivin dan om Angga terimakasih sudah membiayai kuliah
hingga tamat
 Almamater kuningku

KATA PENGANTAR

viii
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji dan syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, izin, kehendak, taufiq, karunia serta
hidayah-nya yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan, sehinggga penulis
dapat menyelesaikan tugas besar ini dengan maksimal, untuk diajukan sebagai
syarat untuk memperoleh gelar ahli pratama (A.P) pada Program studi
Manajemen Informatika AMIK SIGMA. Kemudian sholawat beserta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, salam kepada
keluarga, sahabar, serta umat beliau hingga akhir zaman.
Dalam penulisan tugas besar ini penulis telah berusaha sebaik mungkin
untuk menyajikan tugas besar ini. Penulis menyadari dalam penulisan tugas besar
ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuam yang di miliki. Oleh karena itu dalam rangka melengkapi
kesempurnaan dari penulisan tugas besar ini diharapkan adanya saran dan kritik
yang diberikan bersifat membangun’
Untuk selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas besar ini, yaitu :
1. Bapak Gonan Sumadi, S.E., M.M selaku Direktur AMIK SIGMA.
2. Bapak Edi Sudarsono, M.Kom selaku Wakil Direktur I AMIK SIGMA.
3. Bapak Edi Sudarsono, M.Kom selaku Ketua Program Studi Manajemen
Informatika AMIK SIGMA.
4. Bapak M. Yazed Vebriandi, M.Kom selaku Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas besar
ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen AMIK SIGMA yang telah mengajarkan banyak ilmu
kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

ix
6. Ibu Hayuna, S.H selaku ketua UPT perpustakaan AMIK SIGMA karena
telah membantu menjelaskan secara rinci informasi kepada penulis sebagai
bahan penyusunan tugas besar ini.
7. Kedua orang tuaku tercinta yang telah mendukung dan mendoakan dengan
sekuat tenaga.
8. Saudara-saudaraku dan keluarga besarku yang telah memberikan motivasi.
9. Seluruh sahabat-sahabat yang telah bersedia berbagi ilmu.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang
telah di berikan demi kesempurnaan tugas besar ini.

Palembang, 22 Mei 2023

Puteri Rahayu

DAFTAR ISI

x
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN............................................................................ iv
ABSTRAK................................................................................................... v
ABSTRACT.................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. vii
KATA PENGANTAR................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiv
LAMPIRAN................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah...................................................................................... 2
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................ 3
1.5 Metodologi Penelitian............................................................................. 4
1.5.1 Waktu dan Tempat Penelitian......................................................... 4
1.5.2 Metode Pengumpulan Data............................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sistem...................................................................................................... 5
2.2 Informasi................................................................................................. 7
2.3 Sistem Informasi..................................................................................... 9
2.4 Face Recognition.................................................................................... 10
2.5 Pencahayaan............................................................................................ 11
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
3.1 Objek Penelitian...................................................................................... 12

xi
3.1.1 Gambaran Umum........................................................................... 12
3.1.2 Struktur Organisasi......................................................................... 13
3.1.3 Benda Yang Diteliti........................................................................ 14
3.2 Metode Pengembangan Sistem................................................................ 15
3.3 Analisis Sistem........................................................................................ 17
3.3.1 Masalah Yang Dihadapi.................................................................. 17
3.3.2 Usulan Pemecahan Masalah........................................................... 17
3.4 Desain Sistem.......................................................................................... 18
3.4.1 Diagram Konteks. . ......................................................................... 18
3.4.2 Data Flow Diagram ........................................................................ 19
3.4.2.1 DFD Level 0....................................................................... 19
3.4.2.2 DFD Level 1 Proses 1......................................................... 19
3.4.2.3 DFD Level 2 Proses 2......................................................... 20
3.4.3 Rancangan Antar Muka.................................................................. 20
3.4.3.1 Desain Form Menu Utama.................................................. 21
3.4.3.2 Desain Form Testing........................................................... 21
3.4.3.3 Desain Form Training......................................................... 22
3.4.3.4 Desain Form Tambah Lagu................................................ 22

DAFTAR TABEL

xii
Tabel 1.1 Contoh Deskripsi Sistem

DAFTAR GAMBAR

xiii
Gambar 2.1 Contoh Informasi..................................................................... 7
Gambar 3.1 Badan Struktur Organisasi..................................................... 13
Gambar 3.2 Alat Absensi Wajah............................................................... 14
Gambar 3.3 Teknologi Biometrics............................................................. 14
Gambar 3.4 Waterfal.................................................................................l 15
Gambar 3.5 Diagram Konteks................................................................... 18
Gambar 3.6 DFD Level 0........................................................................... 19
Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses 1............................................................ 20
Gambar 3.8 DFD Level 2 Proses 2............................................................ 20
Gambar 3.9 Desain Form Menu Utama..................................................... 21
Gambar 3.10 Desain Form Testing............................................................ 21
Gambar 3.11 Desain Form Training.......................................................... 22
Gambar 3.12 Desain Form Tambah Lagu................................................. 22

LAMPIRAN

xiv
Formulir Pengajuan Judul
SK Pembimbing
Formulir Bimbingan Tugas Besar (F1)
Formulir Revisi Tugas Besar (F2)

xv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanfaatan teknologi infiormasi dalam era sekarang ini sangatlah begitu
penting, hal ini seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat dan
semakin canggih. Teknologi saat ini digunakan diberbagai aspek kehidupan sehari
hari, baik di dalam dunia bisnis maupun dalam dunia pendidikan, kesehatan,
pemerintahan dan lain sebagainya. Hal ini juga tidak terlepas dalam penerapan
teknologi dalam absensi karyawan swasta maupun negeri.
Absensi merupakan sebuah kegiatan yang sering dilakukan hampir setiap
hari baik untuk pegawai di tempat pekerjaan, saat ini perangkat absensi yang
digunakan pegawai cukup berkembang dan beragam seperti salah satunya telah
menggunakan kartu dan sidik jari, tetapi sangat di sayangkan sekali metode
absensi tersebut masih memiliki beberapa kekurangan seperti kerusakan pada
perangkat keras, kemudian kehilangan perangkat keras, sidik jari yang sulit
terdeteksi dan biaya untuk perbaikan/perawatan yang lumayan besar.
Absensi kehadiran pegawai merupakan sebuah faktor yang penting bagi
sebuah kantor pemerintahan atau sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan
pekerjaan, hasil ini berkaitan pada kedisiplinan yang berdampak pada kinerja dari
masing-masing pegawai tersebut.
Deteksi wajah adalah langkah awal untuk melakukan identifikasi wajah atau
face recognition bertujuan untuk memperoleh akurasi yang lebih baik dan tinggi
untuk lokalisasi citra wajah dengan teknik pengenalan wajah menggunakan retina
mata sehingga mampu menciptakan media absensi yang efisien sebab deteksi
wajah menyediakan batas lokasi dan skala dari setiap citra wajah yang dapat
terdeteksi. Dalam pengelolaan absensi sistem ini juga memungkinkan pengelolaan
secara real-time dan dapat mengirimkan notifikasi kepada pegawai yang belum
melakukan absensi atau telat.

1
Kecamatan Kemuning Palembang berdiri sejak tahun 2000 merupakan
koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik dan pemberdayaan
masyarakat. Lembaga pemerintahan tersebut masih menggunakan metode absensi
dengan cara lama yaitu finger print dan buku besar. Pengunaan finger print ini
dinilai kurang efektif karena dalam prakteknya sehari hari banyak kendala yang
ditemui pegawai tersebut, salah satunya adalah kesusahan saat melakukan absensi
dikarenakan jari yang basah, tangan yang luka dan hanya dapat mendeteksi satu
jari saja. Kemudian jika hal tersebut terjadi pegawai terpaksa menggunakan buku
besar dalam pencatatan kehadirannya. Hal itu tentu timbul sebuah kecurangan
dalam melakukan absensi karena pegawai bisa saja melakukan “titip absen”
kepada pegawai lainnya, kemudian didalam perekapan absensi juga sulit. Melihat
permasalahan tersebut peneliti merancang sebuah sistem absensi yang berbasis
face recognition sehingga meningkatkan efisiensi absensi di Kecamatan
Kemuning.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah
penting sebagai berikut.
1. Bagaimana privasi dan data keamanan data pegawai terjamin dengan
diterapkannya sistem informasi absensi menggunakan face ID?
2. Bagaimana cara mengatasi kekurangan atau kelemahan sistem informasi
absensi menggunakan face ID seperti kesulitan menggunakan pada kondisi
cahaya kurang atau pada wajah dengan tampilan fisik yang berbeda?
3. Apakah biaya pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi absensi
menggunakan face ID sebanding dengan manfaat yang diperoleh?

1.3 Batasan Masalah


Dalam melakukan suatu penelitian di perlukan adanya batasan suatu
masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam
pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Beberapa batasan
masalah dlam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2
1. Mengidentifikasi wajah para pegawai Kecamatan Kemuning Palembang.
2. Sistem absensi dapat digunakan jika perangkat mengenali dan telah
memiliki data pegawai tersebut.
3. Data wajah yang digunakan bersifat real-time
4. Wajah yang akan dideteksi tidak terhalangi dengan objek apapun seperti
kacamata, rambut, masker dan lain – lain.
5. Pencahayaan ruangan mempengaruhi objek.

1.4 Tujuan dan Manfaat


A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk menjadikan fasilitas sarana absensi pegawai di
Kecamatan Kemuning yang lebih akurat, efektif serta menghemat waktu, dan
meminimalisir kecurangan dalam absensi pegawai.
B. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah ilmu pengetehuan dan pengalaman di bidang pengelolahan
pada sistem informasi absensi kehadiran pegawai serta menjadi tolak ukur
kemampuan penulis dengan pembelajaran yang telah diperoleh di bangku
perkuliahan.
2. Bagi Akademik
Bahan referensi yang dapat digunakan mahasiswa untuk melihat sejauh
mana mereka menyerap ilmu yang telah di dapat pada bangku perkuliahan.
Sehingga dapat menjadi bahan perbandingan dan kerangka untuk
persoalan yang sejenisnya.
3. Bagi Kecamatan Kemuning
Pembuatan sistem ini dapat membantu administrasi dalam merekap dan
mengawasi data absensi dan proses absensi lebih efisien.
3. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan pengetahuan serta digunakan sebagai bahan
pertimbangan apabila hendak melakukan penelitian lebih lanjut

3
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah lokasi atau objek untuk diadakan suatu
penelitian. Lokasi penelitian ada di Pemerintah Kota Palembang Kecamatan
Kemuning Jalan. Kejawen RT.07 Palembang. Peneliti mengambil lokasi
penelitian ini karena lembaga pemerintahan tersebut masih menggunakan
metode absensi dengan cara lama yang kurang efisien yaitu dengan finger
print dan buku besar.
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu kurang lebih 1 bulan, yakni April
05 sampai 04 Mei 2023.

1.5.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data dan
referensi yang dibutuhkan dalam menyusun penelitian ini, yakni dengan
melakukan praktik kerja lapangan di Kecamatan Kemuning untuk serta
mengikuti kegiatan dan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam
membuat laporan. Kedua dengan metode studi pustaka dengan cara membaca
dan mempelajari buku-buku, referensi yang mendukung dengan topik serta
menghimpun informasi yang relevan pada masalah yang menjadi obyek
penelitian, informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah,
tesis, ensiklopedia, internet dan sumber-sumber lainnya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem
Pengertian tentang sistem pertama kali dapat diperoleh dari definisi
sistem itu sendiri. Jika kita perhatikan dengan seksama, diri kita juga terdiri
dari berbagai sistem yang berfungsi untuk mengantar kita kepada tujuan
hidup. Sudah banyak ahli yang mengungkapkan berbagai sistem yang bekerja
dalam diri manusia. Namun masih banyak pula berbagai sistem yang belum
dapat diungkapkan dengan teknologi yang sekarang telah dimiliki oleh
manusia, misalnya sistem kekebalan tubuh. (Tata Sutabri, 2012)
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat
hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian
sistem secara umum, yaitu sebagai berikut:
a. Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur. Unsur-unsur suatu sistem terdiri
dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok-kelompok
unsur yang membentuk subsistem tersebut.
b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem
yang bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu sama lain di
mana sifat serta kerja sama antar unsur dalam sistem tersebut mempunyai
bentuk tertentu.
c. Unsur-unsur di dalam sistem tersebur bekerja sama untuk mencapai tujuan
sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu.
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lebih besar. Contoh
sistem lain adalah sistem pencernaan makanan, sistem peredaran darah,
dan sistem pertahanan tubuh.

5
Suatu sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang
secara rutin terjadi. Pendekatan sistem merupakan suatu filsafat atau persepsi
tentang struktur yang mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan operasi-
operasi dalam suatu organisasi dengan cara yang efisien dan yang paling baik.
Agar lebih memahami definisi sistem secara fisik, perhatikan contoh berikut
ini.

NAMA SISTEM DESKRIPSI


Sistem Peredaran Darah Hati dan pembuluh darah yang mengalirkan
darah ke seluruh tubuh.
Sistem Transportasi Personil, mesin, dan organisasi yang
mengangkut barang.
Sistem Senjata Peralatan, tata cara, dan personil yang dapat
menggunakan senjata tersebut.
Sistem Sekolah Bangunan, guru, pegawai administrasi, buku
pegangan, dan lainnya yang berfungsi untuk
memberikan pelajaran kepada murid.
Sistem Komputer Keyboard, monitor, CPU, mouse dan lain-lain
yang secara bersama melaksanakan proses
komputasi.
Sistem Akuntansi Transaksi, catatan, peraturan, tata cara, dan
perantara serta personil yang dapat mencatat
data dan mengolah transaksi sampai dengan
menyiapkan laporan.
Tabel 1.1 Contoh Deskripsi Sistem

6
Dengan demikian jelas bahwa definisi ini mempunyai peran yang
penting untuk mempelajari suatu sistem. Pendekatan sistem yang merupakan
kumpulan dari elemen atau komponen atau subsistem merupakan definisi
yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima karena pada kenyataannya
suatu sistem memang dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem-sistem
bagian. Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih
mudah digunakan untuk mempelajari sistem dengan tujuan analisis dan
perancangan. Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang
menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan
(goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives).

2.2 Informasi
Istilah informasi seringkali tidak tepat pemakaiannya. Informasi dapat
merujuk ke suatu data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran
komunikasi, dan lain sebagainya. Informasi ibarat darah yang mengalir di
dalam tubuh suatu organisasi, sehingga peran dan kedudukan informasi ini
sangat penting di dalam suatu organisasi.
Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diolah untuk digunakan
dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi akan
mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi informasi berguna bagi yang
menerimanya.

Contoh Informasi

Gambar 2.1 Contoh Informasi

7
Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan atau mengurangi
kepalsuan suatu berita. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin
merupakan hasil dari data yang dimasukkan ke dalam pengolahan. Akan tetapi
dalam kebanyakan pengambil keputusan yang kompleks, informasi hanya
dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam
pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberikan
suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat pendapatan yang berbeda (Tata
Sutabri, 2012).
Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang
dibutuhkan oleh manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus
segera dilakukannya. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Informasi yang tepat waktu
Pada hakikatnya makna dari informasi yang tepat waktu adalah informasi
sudah ada di tangan manajer sebelum suatu keputusan diambil.
b. Informasi yang relevan
Informasi yang disampaikan oleh seorang manajer kepada bawahannya
haruslah relevan, berkaitan dengan kepentingan si penerima sehingga
informasi tersebut akan mendapat perhatian.
c. Informasi yang bernilai
Yang dimaksud dengan informasi yang bernilai adalah informasi yang
berharga untuk suatu pengambilan keputusan. Jika informasi tersebut
bermanfaat maka informasi akan mempunyai nilai dukung yang amat
berharga dan memiliki manfaat bagi pengambilan keputusan.
d. Informasi yang dapat dipercaya
Suatu informasi harus dapat dipercaya. Masalah kepercayaan ini
senantiasa mendapat perhatian yang seksama dari manajer. Informasi yang
disampaikan baik kepada seseorang maupun ke suatu organisasi harus
betul-betul diyakini kebenarannya.

8
Pengelola suatu informasi perlu memiliki kemampuan dalam pelaksanaan
mekanisme transformasi karena kegiatan-kegiatan pada tahap ini merupakan
tindak lanjut setelah disusunnya suatu perencanaan informasi.

2.3 Sistem Informasi


Sejak permulaan peradaban, manusia sudah bergantung pada sistem
informasi untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lain dengan
menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur
pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan data
yang disimpan (sumber daya data). Perkembangan sistem informasi melalui
alat pengolah data sejak jaman purba hingga saat ini dapat digolongkan ke
dalam 4 (empat) golongan besar, yakni:
1. Peralatan Manual, yaitu peralatan pengolahan data yang sangat sederhana,
di mana faktor terpenting dalam pemakaian alat adalah menggunakan
tenaga tangan manusia
2. Peralatan Mekanik, yaitu peralatan yang sudah berbentuk mekanik yang
digerakkan dengan tangan secara manual.
3. Peralatan Elektronik, yaitu peralatan mekanik yang digerakkan secara
otomatis oleh motor elektronik.
4. Peralatan Elektronik, yaitu peralatan yang bekerjanya secara elektronik.

Tujuan sistem informasi adalah menghasilkan informasi, yakni data yang


diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakai atau penggunaanya
(Jogiyanto, 2003). Data yang diolah saja tidak cukup dapat dinyatakan
sebagai suatu informasi, maka data yang diolah tersebut harus berguna bagi
pengguna atau pemakainya. Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan
yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan organisasi perusahaan. Secara
garis besar jenis-jenis sistem informasi dapat dibagi ke dalam 2 (dua)
kelompok besar, yakni Sistem Pendukung Manajemen (Manajement Support
System). Sistem Pendukung Operasi terdiri dari (O’Brien, 2004):

9
1. Sistem pemrosesan Transaksi (Transaction Processing System/TPS), yakni
sistem informasi yang mencatat dan mengolah data hasil transaks,
memperbarui basis data, dan memproduksi berbagai jenis dokumen.
2. Sistem Pengendalian Operasi (Process Control System), yakni sistem
informasi yang menghasilkan keputusan operasional untuk mengontrol
proses secara fisik. Contohnya adalah sistem perakitan mobil, penyulingan
minyak (petroleum ferinery), dan lain-lain.
3. Sistem Otomatisasi Kantor (Office Automation System/OAS) dan
Knowledge Work Systems (KWS) atau disebut juga dengan sistem kerja
sama kantor, yakni sistem informasi yang mendukung peningkatan
aktivitas komunikasi, kinerja, dan produktivitas kantor.
Sistem informasi berisi informasi-informasi penting berupa orang,
tempat/lokasi, dan hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan organisasi
dari lingkungan luar organisasi tersebut.

2.4 Face Recognition


Pendeteksian wajah merupakan proses segmentasi area wajah dengan
latar belakang dari suatu citra masukkan. Proses ini bekerja dengan cara
memeriksa citra yang dimasukkan parameternya apakah memiliki ciri wajah
atau tidak. Jika memiliki ciri wajah, maka akan dilakukan proses pemisahan
citra wajah dengan latar belakang citra yang dimasukkan.
Pengenalan Wajah adalah teknologi biometric yang memungkinkan untuk
memverifikasi wajah seseorang melalui gambar digital dengan cara
mencocokkan tekstur lengkung wajah dengan data wajah yang disimpan di
database (Mutaqqin. 2020).
Face Recognition adalah salah satu teknologi biometric yang telah banyak
diaplikasikan dalam security selain pengenalan retina mata, pengenalan sidik
jari dan iris mata. Dalam aplikasinya sendiri pengenalan wajah menggunakan
sebuah kamera untuk menangkap wajah seseorang kemudian dibandingkan
dengan wajah yang sebelumnya yang telah disimpan di dalam database
tertentu (Alwan Suryansah, 2020).

10
Skenario pengenalan wajah dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Face Verification adalah pencocokan satu ke satu yang membandingkan
gambar Query Face dengan gambar wajah kerangka yang diklaim benar.
Untuk mengevaluasi tingkat verifikasi kemampuan verifikasi (parameter
yang valid) dibandingkan dengan tingkat penerimaan palsu (parameter
yang diberikan akses kepada pengguna palsu) kemudian diupload ke
dalam kurva ROC.
2. Identifikasi Wajah adalah pencocokan satu ke banyak yang
membandingkan gambar wajah dengan semua template yang ada dalam
database untuk menentukan identitas gambar. Identifikasi dilakukan
dengan mencari wajah di database yang memiliki tingkat kemiripan paling
tinggi dengan citra query.
Face recognition merupakan salah satu teknologi biometric yang banyak
diaplikasikan khususnya dalam sistem security. Tahap awal dalam pengenalan
bentuk wajah (face recognition) yang sangat penting dilakukan adalah tahap
pendeteksi wajah dan bidang-bidang dalam penelitian yang berkaitan dengan
pemrosesan wajah (Sepritahara, 2012)

2.5 Pencahayaan
Pencahayaan berhubungan dengan cahaya atau sumber cahaya yang
terdapat disekitar lingkungan system. Secara langsung masalah pencahayaan
mempengaruhi kualitas citra yang diperoleh. Teknik pencahayaan yang baik
akan menghaasilkan citra yang baik atau tidak mengandung derau yang
berlebihan. Hal ini penting untuk pemrosesan selanjutnya di bagian
pengolahan citra, sehingga dihasilkan informasi yang akurat mengenai objek
dan lingkungan system pada umumnya. Terkait dengan perangkat lunak yang
digunakan, kualitas citra dapat ditingkatkan dengan kecerahan dan kontras
kecerahan ini merupakan kecerahan rata-rata dari suatu daerah local. System
visual manusia mampu menyesuaikan dengan tingkat kecerahan (brightness
level) dengan jangkauan dari yang terendah sampai tertinggi.

11
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Lokasi Objek Penelitian


Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah
objek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut
terkandung masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari
pemecahannya.
Menurut Husein Umar (2013) objek penelitian adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bias juga
ditambahkan hal-hal lain juga di anggapp perlu”
Menurut Supriati (2015) pengertian objek penelitian adalah:
“Variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian yang dilakukan”
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian
adalah suatu gambaran sasaran ilmiah yang akan dijelaskan untuk
mendapatkan informasi dan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Adapaun objek penelitian yang penulis akan teliti adalah Absensi
Mengunakan Face ID pada Kecamatan Kemuning Palembang.

3.1.1 Gambaran Umum


Berdasarkan peraturan daerah Nomor 14 Tahun 2007 tentang pembentukan
dan susunan organisasi Kelurahan dan Kecamatan di lingkungan Pemerintah
Kota Palembang, kedudukan kecamatan merupakan wilayah kerja Camat
sebagai perangkat daerah yang dipimpin oleh Camat, berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Kecamatan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan
yang dilimpahkan Walikota kepada Camat untuk menangani sebagian urusan
otonomi daerah.

12
Untuk melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya, Kecamatan Kemuning
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum.
3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan.
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasaran dan fasilitas pelayanan umum.
5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kecamatan.
6. Membina penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan.
7. Melaksanakan pelayanan ketatausahaan Kecamatan.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas dan
fungsinya.

3.1.2 Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Badan Struktur Organisasi

13
3.1.3 Benda Yang Diteliti

Gambar 3.2 Alat Absensi Wajah

Absensi pengenal wajah ini untuk mendeteksi keberadaan wajah dari


sebuah gambar secara langsung dari sebuah kamera. Dimana fungsi detector
wajah akan memeriksa masing-masing lokasi image guna mengklasifikasi
apakah sebagai area wajah atau area bukan wajah. Dalam mengklasifikasi
wajah akan menggunakan skala yang tetap, misalkan 50x50 piksel.
Dikarenakan gambar wajah bisa lebih besar atau lebih kecil dari skala yang
telah ditetapkan, maka pengklasifikasian berusaha untuk mendeteksi beberapa
kali diatas image wajah guna mencari wajah berbagai skala.

Gambar 3.3 Teknologi Biometrics

14
Teknologi yang digunakan pada mesin elektronik pengenal wajah adalah
teknologi Biometrics. Biometrika atau biometrics berasal dari kata bio dan
metrics. Bio berarti suatu yang hidup dan metrics berarti mengukur.
Biometrika berarti mengukur perbedaan sifat seseorang atau bentuk tubuh
yang digunakan untuk mengidentifikasi secara otomatis terhadap identitas
orang tersebut dengan cara membandingkannya dengan perilaku yang
sebelumnya telah tersimpan di database. Pengertian “pengenalan secara
otomatis” pada definisi biometrika tersebut adalah penggunaan teknologi
computer. Pengendalan terhadap identitas seseorang dapat dilakukan secara
detail dan nyata, tidak membuang-buang waktudalam pengenalan ini. Ada
beberapa teknologi biometrics yang digunakan yaitu pengenalan wajah, sidik
jari, suara, dan retina. Namun yang paling bagus dipakai diantaranya adalah
teknologi pengenalan wajah, hal ini dikarenakan teknologi pengenal wajah
jauh lebih akurat dan sulit untuk memanipulasi dibandingkan teknologi
absensi lainnya.

3.2 Metode Pengembangan Sistem


Metode pengembangan system yang digunakan adalah model Iterative
Waterfall merupakan mode yang secara pengembangan hampir sama dengan
model Classical Waterfall, perbedaanya model ini memberikan timbal balik
sehingga jika terjadi perubahan pada setiap fase maka bisa kembali ke fase
sebelumnya.

Gambar 3.4 Waterfall

15
Adapun tahapan-tahapan pada gambar diatas meliputi:
a. Feasibility Studi
Tahapan ini untuk menentukan kelayakan pengembangan perangkat
lunak yang dilakukan.
b. Requirement Analysis and Specification
Tahapan ini dilakukan analisa terhadap kebutuhan sistem yang akan
menghasilkan dokumen user requirement sebagai acuan untuk
diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman. Kebutuhan tersebut
dikumpulkan melalui metode pengumpulan data yaitu wawancara,
dokumentasi dan studi pustaka.
c. Design
Tahapan selanjutnya adalah menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan ke
sebuah perancangan perangkat lunak dan menghasilkan dokumen
software requirement yang berisi kebutuhan fungsional dan non
fungsional sistem.
d. Coding and Unit Testing
Rancangan sistem kemudian akan diimplementasikan dengan
membangun unit-unit sistem yang diperlukan kemudian mengujinya
untuk memastikan bahwa setiap unitnya berjalan sesuai dengan
kebutuhan sistem.
e. Integration and System Testing
Pada tahapan ini, unit-unit sistem yang telah diuji kemudian
diintegrasikan secara bertahap ssehingga menjadi satu kesatuan sistem.
f. Maintenance
Tahapan terakhir ini merupakan tahapan pemeliharaan yang dilakukan
terhadap sistem yang telah diimpelementasikan. Perbaikan sistem perlu
dilakukan sejalan dengan waktu, terutama jika terdapat perubahan
kebutuhan di masa yang akan datang.

16
3.3 Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam
beberapa komponen dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam suatu sistem.
Dalam membangun sebuah perangkat ini dilakukan beberapa tahap analisis
yaitu:
a. Menentukan masalah yang akan dibangun untuk perangkat.
b. Mengumpulkan data yang diperlukan melalui studi literatur dan
observasi.
c. Analisis kebutuhan non fungsional yang merupakan batasan-batasan
dari layanan-layanan dan fungsi-fungsi dari sebuah perangkat.
d. Analisis kebutuhan fungsional berupa fungsionalitas dan layanan yang
terdapat dalam perangkat lunak.

3.3.1 Masalah Yang Dihadapi


Absensi pegawai dilakukan dengan menggunakan face recognition juga
memiliki permasalahan seperti data keamanan pegawai yang takutnya akan
mengalami kebocoran, kurangnya pencahayaan yang mempengaruhi sistem
absensi, dan perhitungan biaya pengembangan sistem absensi.

3.3.2 Usulan Pemecahan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang peneliti jelaskan di atas, maka solusi yang
dapat diberikan adalah dengan cara berikut:
1. Privasi dan keamanan data pegawai terjamin dengan diterapkannya sistem
informasi absensi menggunakan face identification melalui peraturan
akses yang ketat, seperti penggunaan password dan pengamanan data
enskripsi atau firewall. Selain itu, penting untuk memperhatikan kebijakan
privasi dan perlindungan data pribadi yang berlaku di suatu Negara.
2. Untuk mengatasi kesulitan penggunaan pada kondisi cahaya yang kurang
sistem informasi absensi dapat menggunakan teknologi tambahan seperti
sensor cahaya.

17
3. Biaya pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi absensi face ID
tergantung pada kompleksitas, serta teknologi yang digunakan. Namun
manfaat yang diperoleh seperti peningkatan efisiensi manajemen absensi,
keakuratan perhitungan gaji dan pengurangan biaya administrasi dapat
menjamin pengembalian investasi dalam jangka panjang.

3.4 Desain Sistem


Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan
pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah
kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan sistem yang
digunakan pada penelitian ini adalah diagram konteks, data flow diagram
(DFD), serta rancangan database.

3.4.1 Diagram Konteks


Diagram konteks (Context Diagram) digunakan untuk menggambarkan
hubungan input dan output antara sistem dengan entitas luar, suatu diagram
konteks selalu memiliki satu proses yang mewakili seluruh sistem. Sistem ini
memiliki dua buah eksternal entity yaitu admin dan pengawas. Rancangan
diagram konteks sistem absensi wajah ini digambarkan dengan diagram
konteks yang menggambarkan admin mengaktifkan webcam untuk melakukan
pengambilan foto wajah dalam proses pemasukkan data peserta absensi. Ke
dalam database serta dalam proses absensi.

Gambar 3.5 Diagram Konteks

18
3.4.2 Data Flow Diagram
Data flow diagram (DFD) akan menjelaskan alur sistem, DFD ini juga
akan menggambarkan secara visual bagaimana data tersebut mengalir, pada
aplikasi pengenalan identifikasi pegawai dalam absensi kehadiran ini terdapat
beberapa level proses yaitu:

3.4.2.1 DFD Level 0


Data data pegawai, data training yang diinputkan oleh admin kemudian
disimpan pada data store. Sedangkan data inputan masukkan pengambilan
foto pegawai akan dilakukan oleh pengawas untuk mencocokkan dengan data
training. Selanjutnya dari data store, data training dan data inputan foto
pegawai akan diproses dengan metode Eigenface. Hasil proses tersebut
merupakan hasil yang menunjukkan ppegawai benar atau tidak.

Gambar 3.6 DFD Level 0

3.4.2.2 DFD Level 1 Proses 1


Pada proses pengelolaan data dibagi dalam 3 proses yaitu mengelola data user,
data pegawai, dan data training yang akan dikelola oleh admin.

19
Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses 1

3.4.2.3 DFD Level 2 Proses 2


Data foto akan di proses pada pemrosesan tahap kedua yaitu tahap
pengambilan foto hingga tahap pengenalan wajah pegawai pada data gambar
yang dimasukkan.

Gambar 3.8 DFD Level 1 Proses 2

3.4.3 Rancangan Antar Muka


Perancangan antar muka ini dibagi menjadi 3 rancangan. Rancangan form
tersebut adalam form menu utama, form testing, dan form training.

20
3.4.3.1 Desain Form Menu Utama
Form menu utama merupakan form yang digunakan sebagai tampilan pada
saat pengguna membuka sistem. Berikut ini adalah desain tampilan form
sistem.

Gambar 3.9 Desain Form Menu Utama

3.4.3.2 Desain Form Testing


Form testing merupakan form yang digunakan sebagai tampilan pada saat
pengguna melakukan deteksi ekspresi muka untuk menjalankan lagu. Berikut
adalah design tampilan form.

Gambar 3.10 Desain Form Testing

21
3.4.3.3 Desain Form Training
Form training merupakan form yang digunakan sebagai tampilan pada saat
pengguna melakukan deteksi ekspresi muka untuk mendapatkan data training.
Berikut ini adalah desain tampilan form training.

Gambar 3.11 Desain Form Training

3.4.3.4 Desain Form Tambah Lagu


Form tambah lagu merupakan form yang digunakan untuk menambahkan lagu
kedalam playlist. Berikut ini adalah desain tampilan form tambah lagu.

Gambar 3.12 Desain Form Tambah Lagu

22

Anda mungkin juga menyukai