Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM KOPLING OTOMATIS SEPEDA MOTOR

Nama : Rahmat Arghyo Zelgy Yoan


NISN/NIS : 0051728762/207030
Konsentrasi Keahlian : Teknik Sepeda Motor
Kelas : XII

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 4 PALEMBANG
Jl. Sersan Sani 1019 Palembang 30127 Telp./ Fax (0711) 810364
Website : www.smkn4plg.web.id email : smkn4plbng@gmail.com

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM KOPLING OTOMATIS
SEPEDA MOTOR
SMK NEGERI 4 PALEMBANG

Oleh :

Nama : Rahmat Arghyo Zelgy Yoan


NISN/NIS : 0051728762/207030

Mengetahui,

K3 Teknik Sepeda Motor Guru Pembimbing,

Burhan Yuliansyah, S.T., M.T Fitra Sayyoda, S.pd


NIP. 198107132022211007 NIP. 199403232022211010

Menyetujui,
Kepala SMK Negeri 4 Palembang

Drs. Ropik, M.Si


NIP. 196312111988031006

ii
IDENTITAS SISWA

Nama : Rahmat Arghyo Zelgy Yoan


Nomor Induk Siswa : 207030
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tgl Lahir : Palembang, 28 Juli 2005
Alamat : Jl. Aman Lr. Nangka RT036 RW011 Kel. Srijaya
Kecamatan : Alang-Alang Lebar
Kab/Kota : Palembang
Provinsi : Sumatera Selatan
Telepon :-
HP : 081977191817

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan jujungan besar Nabi
Muhammad SAW yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
diberikan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan
penulisan makalah proyek dengan judul “Sistem Kopling Otomatis Sepeda
Motor”
Penyusunan makalah ini tersusun dan terselesaikan berkat dukungan
berbagai pihak juga, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Ropik, M.Si selaku Kepala SMK Negeri 4 Palembang.
2. Bapak Burhan Yuliansyah M.T selaku Ketua Kompetensi Keahlian Teknik
Sepeda Motor.
3. Bapak Fitra Sayyoda S.pd. selaku Guru Pembimbing SMK Negeri 4 Palembang.
4. Orang tua, teman-teman, serta semua pihak yang membantu dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan laporan tugas Akhir.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas Akhir. Ini masih
kurang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
mendukung demi kesempurnaan laporan ini.

Palembang, 15 Februari 2023


Penulis,

Rahmat Arghyo Zelgy Yoan

iv
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH

LEMBAR PENGESAHAN

IDENTITAS SISWA

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Ruang Lingkup

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Dan Fungsi Kopling Pada Sepeda Motor

2.2 Cara Pemeriksaan Dan Pengukuran Kopling Otomatis

2.3 Cara Kerja Kopling Otomatis

2.4 Komponen Kopling Otomatis...................................................................13

BAB III LANGKAH – LANGKAH PROYEK

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

3.2 Alat dan Bahan

3.3 Prosedur Pelaksanaan Proyek

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tap oli Pelumas Mesin


Gambar 2.2. Tuas Kick Starter Dan Knalpot
Gambar 2.3. Melepas Bak Kopling
Gambar 2.4. Melepas Gasket Dan Pin Dowel
Gambar 2.5. Melepas Seal Oli Kick Starter
Gambar 2.6. Melepas Tuas Pengungkit Dan Plat
Gambar 2.7. Melepas Tutup Saringan Oli
Gambar 2.8. Melepas Cincin Pengunci
Gambar 2.9. Melepas Bantalan Pengungkit
Gambar 2.10. Melepas Mur Pengunci Kopling Manual
Gambar 2.11. Melepas Baut Tutup Bawah Kopling
Gambar 2.12. Melepas Susunan Kopling Manual Dan Sentrifugal Bersama-sama
Gambar 2.13. Melepas clutch outer guide, cincin stopper, splain dan collar
Gambar 2.14. Memeriksa kopling satu arah dan tebal kanvas bandul kopling
Gambar 2.15. Diameter dalam tromol kopling sentrifugal, pagas roda gigi sub,
dan diameter dalam roda gigi primer
Gambar 2.16. Mengukur diameter luas poros engkol
Gambar 2.17. Memeriksa bantalan pengungkit dan pegas
Gambar 2.18. Memeriksa ketebalan kanvas kopling
Gambar 2.19. Memeriksa keolengan Pelat kopling
Gambar 2.20. Memeriksa alur bagian tengah kopling dari kerusakan
Gambar 2.21. Memeriksa alur rumah kopling dan kerusakan, diameter dalam
rumah kopling dan diameter luar pembimbing rumah kopling

vi
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Penggunaan sepeda motor sangat diminati oleh masyarakat sejak
beberapa dekade yang lalu dan sepertinya tidak akan berhenti sampai beberapa
dekade ke depan. Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang digerakkan
oleh sebuah mesin. Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan
pada berbagai kondisi jalan. Sepeda motor harus dilengkapi dengan suatu
sistem yang mampu menjembatani antara output mesin (daya dan torsi mesin)
dengan tuntutan kondisi jalan Sistem ini dinamakan dengan sistem pemindahan
tenaga.
Kopling berfungsi meneruskan dan memutuskan putaran dari poros
engkol ke transmisi (perseneling) ketika mulai atau pada saat mesin akan
berhenti atau memindahkan gigi. Tipe kopling yang digunakan pada sepeda
motor menurut cara kerjanya ada dua jenis yaitu kopling mekanis dan kopling
otomatis.
Kopling mekanis adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh tuas
kopling, dimana pembebasan dilakukan dengan cara menarik tuas kopling pada
batang kemudi, sedangkan kopling otomatis adalah kopling yang cara kerjanya
diatur oleh tinggi atau rendahnya putaran mesin itu sendiri, dimana
pembebasan dilakukan secara otomatis, pada saat putaran rendah. Jenis sepeda
motor dengan kopling mekanis salah satunya motor sport, jenis motor yang
memiliki performa dan pengendalian yang lebih dari jenis sepeda motor
lainnya. Posisi mengemudi pun difokuskan untuk menjaga titik gravitasi
supaya pengendalian lebih terkendali.
Menurut data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) jumlah
penjualan motor sport 150cc dan 250cc berada di kisaran 350 ribu pada tahun
2017. Data penjualan sepeda motor ini adalah referensi dari pertumbuhan
jumlah sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat, lebih dari sepertiga
jumlah tersebut adalah motor sport yang khas dengan posisi stang rendah dan

1
pengendara membungkuk. Sepeda motor jenis ini salah satu kekurangannya,
kopling yang harus diatur secara manual oleh tangan kiri menjadi masalah bagi
pengendara saat menghadapi kemacetan. Pengendara harus menarik tuas
kopling setiap berhenti sampai lalu lintas lancar.
Peningkatan jumlah sepeda motor di Indonesia tidak sebanding dengan
pertambahan luas jalan raya. Di kota-kota besar terus terjadi kemacetan, yang
dipastikan termasuk didalamnya pengendara sepeda motor sport. Setiap
berkendara melalui kemacetan, tangan kiri harus bekerja keras mengendalikan
tuas kopling. Akibatnya pengendara akan mengalami nyeri di tangan, terutama
jari dan bahu.
Modifikasi pada sepeda motor tipe kopling manual untuk menjadikan
kopling
bekerja otomatis memungkinkan untuk dilakukan, akan tetapi biaya yang
dibutuhkan sangat besar karena perangkat yang ditambahkan harus diimpor
dari luar negeri, disamping itu pemasangan sulit yang hanya bisa dilakukan dan
hanya pada bengkel-bengkel tertentu serta sepeda motor sudah menjadi bukan
tipe manual lagi dari pandangan komunitasnya. Untuk mempermudah solusi
dalam kemacetan, kopling sepeda motor hanya perlu bekerja secara otomatis
pada gigi N (Netral) dan satu saja.

2
1.2 Ruang Lingkup
Agar penulisan tugas akhir ini lebih terarah, penulis membatasi
permasalahan
pada sistem kopling ini hanya pada:
1. Pengertian Dan Fungsi Sistem Kopling Otomatis Sepeda Motor
2. Pemeriksaan Dan Pengukuran Kopling Otomatis
3. Cara Kerja Kopling Otomatis
4. Komponen Kopling
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Supaya pembaca mengetahui pengertian dan fungsi dari kopling

2. Agar kita dapat mengetahui cara pemeriksaan dan pengukuran kopling


otomatis

3. Cara Kerja Kopling Otomatis


4. Mengetahui komponen kopling

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam dan
meningkatkan pengetahuan dalam bidang OTOMOTIF khususnya pada sistem
kopling.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Dan Fungsi Kopling Pada Sepeda Motor


Kopling merupakan komponen utama pada kendaraan kopling berfungsi
meneruskan dan memutuskan putaran dari poros engkol ke transmisi
(perseneling) ketika mulai atau pada saat mesin akan berhenti atau memindahkan
gigi. Tipe kopling yang digunakan pada sepeda motor menurut cara kerjanya ada
dua jenis yaitu kopling mekanis dan kopling otomatis.
Kopling mekanis adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh tuas
kopling,
dimana pembebasan dilakukan dengan cara menarik tuas kopling pada batang
kemudi, sedangkan kopling otomatis adalah kopling yang cara kerjanya diatur
oleh tinggi atau rendahnya putaran mesin itu sendiri, dimana pembebasan
dilakukan secara otomatis, pada saat putaran rendah

2.2. Cara Pemeriksaan Dan Pengukuran Kopling Otomatis


1. Mengeluarkan oli pelumas mesin, tampung dalam bak penampung.

Gambar 2.1 Tap oli pelumas mesin


2. Melepaskan knalpot, kick starter, saringan oli sentrifugal

4
Gambar 2.2 Tuas kick starter dan knalpot
3. Melepaskan bak rumah kopling sisi kanan dengan obeng ketok.

Gambar 2.3 Melepas bak kopling

4. Melepas Gasket dan pin dowel

Gambar 2.4 Melepas Gasket dan pin dowel

5. Memeriksa seal oli kick starter

Gambar 2.5 Memeriksa seal oli kick starter

6. Melepas tuas pengungkit dan plat

5
Gambar 2.6 Melepas tuas pengungkit dan plat

7. Melepas tutup saringan oli

Gambar 2.7 Melepas tutup saringan oli

8. Melepas cincin pengunci

Gambar 2.8 Melepas cincin pengunci

9. Melepas bantalan pengungkit

6
Gambar 2.9 Melepas bantalan pengungkit

10. Melepas mur pengunci kopling manual

Gambar 2.10 Melepas mur pengunci kopling manual

11. Melepas baut tutup bawah kopling

Gambar 2.11 Melepas baut tutup bawah kopling

12. Melepas susunan kopling manual dan sentrifugal secara bersama-sama

Gambar 2.12 melepas kopling manual dan sentrifugal bersama-sama

7
13. Melepas clutch outer guide, cincin stopper, splain dan collar

Gambar 2.13 Melepas clutch outer guide, cincin atopper, splain, dan collar

14. Memeriksa kopling satu arah dan tebal kanvas bandul kopling

Gambar 2.14 Memeriksa kopling satu arah dan tebal kanvas bandul kopling

Hasil pemeriksaan kopling satu arah: Masih Baik

Hasil pengukuran tebal kanvas bandul kopling: 1,2 mm (Batas servis: 1,0 mm)

15. Memeriksa diameter dalam tromol kopling sentrifugal, pagas roda gigi sub,
dan diameter dalam roda gigi primer

Gambar 2.15 diameter dalam tromol kopling sentrifugal, pagas roda gigi sub, dan diameter
dalam roda gigi primer

Hasil pengukuran diameter dalam tromol kopling ganda: 103,6 mm (Batas


servis: 104,3 mm)
8
Hasil pemeriksaan pagas roda gigi sub: Masih Baik

Hasil pengukuran diameter dalam roda gigi: 18,44 mm (Batas servis: 19,11
mm)

16. Mengukur diameter luas poros engkol

Gambar 2.16 Mengukur diameter luas poros engkol

Hasil pengukuran: 19,1 mm (Batas servis 18,92 mm)

17. Memeriksa bantalan pengungkit dan panjang pegas

Gambar 2.17 Memeriksa bantalan pengungkit dan panjang pegas

Hasil pemeriksaan bantalan pengungkit : Baik, dapat berputar halus dan bebas

Panjang pegas: 1. 25,1 mm

2. 24,8 mm

3. 24,8 mm

4. 24,85 mm

Batas panjang pegas (25,8 mm)

18. Memeriksa ketebalan kanvas kopling

9
Gambar 2.18 Memeriksa ketebalan kanvas kopling

Hasil pengukuran: 1. 3 mm

2. 3,4 mm

3. 2,9 mm

4. 3 mm

Batas servis (2,6 mm)

19. Memeriksa keolengan Pelat kopling

Gambar 2.19 Memeriksa keolengan Pelat kopling

Hasil pengukuran: 0,35 mm (Batas servis 0,20 mm)

20. Memeriksa alur bagian tengah kopling dari kerusakan

Gambar 2.20 Alur bagian tengah kopling dari kerusakan

Hasil pemeriksaan: Masih Baik

21. Memeriksa alur rumah kopling dan kerusakan, diameter dalam rumah kopling
dan diameter luar pembimbing rumah kopling

10
Gambar 2.21 Diameter dalam rumah kopling dan diameter luar pembimbing rumah kopling

Hasil pemeriksaan: Masih Baik

Hasil pengukuran diameter dalam rumah kopling: 21 mm (Batas servis: 20,91


mm)

Hasil pengukuran diameter luar pembimbing rumah kopling: 20,94 mm (Batas


servis: 21,09 mm)

2.3. Cara Kerja Kopling Otomatis

Kopling ganda bekerja mengandalkan komponen kopling sentrifugal yang


bekerja mengikuti kecepatan putaran mesin. Pada saat putaran mesin rendah
(stasioner), gaya sentrifugal dan kampas kopling, pemberat menjadi kecil
sehingga sepatu kopling terlepas dari rumah kopling dan tertarik kearah poros
engkol, akibatnya rumah kopling yang berkaitan dengan gigi pertama penggerak
menjadi bebas terhadap poros engkol. Saat putaran mesin bertambah, gaya
sentrifugal semakin besar sehingga mendorong kanvas kopling mencapai rumah
kopling dimana gayanya lebih besar dari gaya tarik pengembali. Rumah kopling
ikut berputar dan meneruskan ke tenaga gigi pertama yang digerakkan.

Sebagai contohnya adalah sepeda motor tipe bebek, pada bagian kopling
otomatisnya terdapat teromol kopling, di dalam teromol kopling tersebut terdapat
bandul kopling dan pada bagian bandul kopling terdapat kanvas bandul kopling
yang berjumlah tiga buah yang dihubungkan oleh tiga pegas yang disatukan dan
terhubung dengan pelat penggerak. Bagian tersebut berputar dan mengembang
dengan gaya sentrifugal pada bagian teromol kopling. Saat putaran rendah,
putaran poros engkol tidak diteruskan ke gigi penggerak mengakibatkan teromol
kopling bebas terhadap mekanisme bandul kopling. Sedangkan pada saat putaran
mesin bertambah , seiring dengan gaya sentrifugal yang semakin besar sehingga
teromol kopling tertekan oleh mekanisme bandul kopling yang mengakibatkan
teromol kopling ikut berputar dan diteruskan oleh poros ke persneling gigi.

1. Saat mesin mati

11
Saat mesin belum dihidupkan, status clutch shoe akan menguncup. Ini
mengakibatkan tidak ada jalinan diantara clutch shoe dengan clutch housing ,
hingga roda dapat berputar putar dengan bebas tanpa terhalang oleh crankshaft
mesin.

2. Saat mesin low speed

Saat mesin dihidupkan dalam status idle, input shaft akan berputar-putar
dengan RPM rendah begitu halnya clutch shoe. Perputaran ini akan hasilkan Gaya
Sentrifugal tetapi karena putarannya masih rendah karena itu Gaya Sentrifugal
yang tercipta masih tetap rendah.

3. Saat putaran menengah sampai tinggi

Saat kita lakukan akselerasi, Otomatis RPM mesin semakin bertambah.


Bertambahnya RPM mesin ini akan mengakibatkan Gaya Sentrifugal yang
tercipta pada clutch shoe makin besar, mengakibatkan clutch shoe makin megar.

Clutch shoe yang megar ini, akan melekat (terkait) dengan clutch housing,
hingga perputaran dari mesin langsung bisa dilanjutkan ke clutch housing kearah
roda hingga roda dapat berputar-putar dan motor dapat berjalan saat kita gas.

Saat kita kerjakan deselerasi, karena itu Gaya Sentrifugal akan makin
menjadi kecil. Dan sekarang ini return spring bekerja menarik clutch shoe supaya
kembali mengincup. Hingga clutch shoe dapat kembali lepas dan perputaran
mesin terputus saat kita terlepas gas.

Langkah kerja pada Kopling otomatis adalah ketika perpindahan gigi,


dengan menginjak tuas perseneling maka gigi akan langsung dapat berpindah,
karena terdapatnya kopling ganda, sehingga begitu tuas perseneling di injak, maka
kopling ganda menekan kampas kopling yang terdapat pada gearbox.

Setelah mengetahui fungsi, dan cara kerja diatas tentunya kanvas kopling
yang sering rusak/aus yang intinya kanvas kopling harus diganti secara berkala.
Tujuannya agar performa sang motortetap prima. Karena bagian yang satu ini juga
sangat berpengaruh terhadap tenaga dan top speed.
12
13
2.4. Komponen Kopling Otomatis

1. Input shaft
Poros input ini memiliki peran sebagai sumber putaran yang nantinya akan
dikirimkan ke roda. Posisi komponen ini berada di tengah mekanisme kopling
otomatis. Poros ini berupa poros engkol untuk motor bebek dan berupa driven
pulley untuk sistem CVT.
2. Clutch shoe
Clutch shoe ini terhubung dengan input shaft, dan berbentuk seperti
sepertiga lingkaran. Jika input shaft berputar, maka clutch shoes juga akan
berputar dengan Rpm yang sama.
3. Clutch housing
Komponen ini memiliki bentuk serupa dengan tromol rem dan berlokasi di
bagian luar guna menyelimuti clutch shoe. Komponen ini terhubung dengan poros
roda.
4. Return spring
Komponen yang satu ini berfungsi untuk menjaga clutch shoe agar tidak
mengembang. Selain itu, return spring juga berfungsi untuk mengembalikan
posisi clutch shoe agar mengincup ketika terjadi deselerasi putaran mesin.

14
BAB III
LANGKAH – LANGKAH PROYEK

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Bengkel Teknik Sepeda Motor Smk Negeri 4 Palembang, Pukul 08.00 WIB –
Pukul 15.15 WIB
3.2 Alat Dan Bahan
1. Sepeda Motor Honda Astrea Grand
2. Tool Box Set
3. Jangka Sorong
4. Majun / kain lap
5. Buku Manual Sepeda Motor Honda Astrea Grand
3.3 Prosedur Pelaksanaan Proyek
Keselamatan Kerja :
1. Meletakkan Alat dan Bahan ditempat yang aman, serta menggunakan alat yang
sesuai

2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

3. Pakai pakaian praktek selama bekerja

Langkah Kerja :

1. Menyiapkan training objek (sepeda motor)

2. Tempatkan sepeda motor pada tempat yang aman

3. Memeriksa kondisi minyak pelumas

4. Mengeluarkan oli pelumas mesin, tampung dalam bak penampung

5. Melepaskan knalpot, kick starter, baut saringan oli sentrifugal

6. Melepas bak rumah kopling dengan obeng ketok

7. Melepas baut rumah kopling sentrifugal

15
8. Melepas baut rumah kopling

9. Melepas pegas pegas kopling pada rumah kopling

10. Melepas kanvas kopling dengan memperhatikan susunannya

11. Melakukan pengukuran ketebalan kanvas dan plat kopling dengan jangka
sorong

12. Merakit komponen kopling sampai benar dan pastikan tidak ada komponen
yang hilang.

13. Membersihkan tempat dan alat praktek serta mengembalikan alat dan bahan
praktek

Perhatikan saat pemasangan :

1. Melumasi semua komponen yang bergesekan sebelum dipasang

2. Memastikan tanda Outside pada washer dan cincin seplain terpasang pada sisi
luar

3. Sil / Gaket yang rusak harus diganti.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dzaki Fithra (2018) :


http://scholar.unand.ac.id/37210/2/bab%201%20pendahuluan.pdf (diakses 14
februari 2023)
Bambang Sumantoro (2022) :
https://mas-alahrom.my.id/otomotif/kinerja-sistem-kopling-manual-dan-kopling-
otomatis-pada-motor/ (diakses 14 februari 2023)
Moped (2013) :
http://motorarea.blogspot.com/2013/09/fungsi-kopling-dan-komponennya.html
(diakses 14 februari 2023)
Infootomotif (2022) :
https://kumparan.com/info-otomotif/cara-kerja-kopling-otomatis-dan-mengenali-
komponennya-1ySe6MpTB9O/full (diakses 14 februari 2023)
SekolahKami (2022):
https://www.sekolahkami.com/2022/09/fungsi-kopling-sentrifugal-komponen-
cara-kerja.html(diakses 14 februari 2023)
Enggar Wisnu Kusuma (2010):
http://lib.unnes.ac.id/2946/1/6352.pdf

17
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai