i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM KOPLING OTOMATIS
SEPEDA MOTOR
SMK NEGERI 4 PALEMBANG
Oleh :
Mengetahui,
Menyetujui,
Kepala SMK Negeri 4 Palembang
ii
IDENTITAS SISWA
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan jujungan besar Nabi
Muhammad SAW yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
diberikan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan
penulisan makalah proyek dengan judul “Sistem Kopling Otomatis Sepeda
Motor”
Penyusunan makalah ini tersusun dan terselesaikan berkat dukungan
berbagai pihak juga, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Ropik, M.Si selaku Kepala SMK Negeri 4 Palembang.
2. Bapak Burhan Yuliansyah M.T selaku Ketua Kompetensi Keahlian Teknik
Sepeda Motor.
3. Bapak Fitra Sayyoda S.pd. selaku Guru Pembimbing SMK Negeri 4 Palembang.
4. Orang tua, teman-teman, serta semua pihak yang membantu dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan laporan tugas Akhir.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas Akhir. Ini masih
kurang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
mendukung demi kesempurnaan laporan ini.
iv
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH
LEMBAR PENGESAHAN
IDENTITAS SISWA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengendara membungkuk. Sepeda motor jenis ini salah satu kekurangannya,
kopling yang harus diatur secara manual oleh tangan kiri menjadi masalah bagi
pengendara saat menghadapi kemacetan. Pengendara harus menarik tuas
kopling setiap berhenti sampai lalu lintas lancar.
Peningkatan jumlah sepeda motor di Indonesia tidak sebanding dengan
pertambahan luas jalan raya. Di kota-kota besar terus terjadi kemacetan, yang
dipastikan termasuk didalamnya pengendara sepeda motor sport. Setiap
berkendara melalui kemacetan, tangan kiri harus bekerja keras mengendalikan
tuas kopling. Akibatnya pengendara akan mengalami nyeri di tangan, terutama
jari dan bahu.
Modifikasi pada sepeda motor tipe kopling manual untuk menjadikan
kopling
bekerja otomatis memungkinkan untuk dilakukan, akan tetapi biaya yang
dibutuhkan sangat besar karena perangkat yang ditambahkan harus diimpor
dari luar negeri, disamping itu pemasangan sulit yang hanya bisa dilakukan dan
hanya pada bengkel-bengkel tertentu serta sepeda motor sudah menjadi bukan
tipe manual lagi dari pandangan komunitasnya. Untuk mempermudah solusi
dalam kemacetan, kopling sepeda motor hanya perlu bekerja secara otomatis
pada gigi N (Netral) dan satu saja.
2
1.2 Ruang Lingkup
Agar penulisan tugas akhir ini lebih terarah, penulis membatasi
permasalahan
pada sistem kopling ini hanya pada:
1. Pengertian Dan Fungsi Sistem Kopling Otomatis Sepeda Motor
2. Pemeriksaan Dan Pengukuran Kopling Otomatis
3. Cara Kerja Kopling Otomatis
4. Komponen Kopling
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Supaya pembaca mengetahui pengertian dan fungsi dari kopling
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam dan
meningkatkan pengetahuan dalam bidang OTOMOTIF khususnya pada sistem
kopling.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Gambar 2.2 Tuas kick starter dan knalpot
3. Melepaskan bak rumah kopling sisi kanan dengan obeng ketok.
5
Gambar 2.6 Melepas tuas pengungkit dan plat
6
Gambar 2.9 Melepas bantalan pengungkit
7
13. Melepas clutch outer guide, cincin stopper, splain dan collar
Gambar 2.13 Melepas clutch outer guide, cincin atopper, splain, dan collar
14. Memeriksa kopling satu arah dan tebal kanvas bandul kopling
Gambar 2.14 Memeriksa kopling satu arah dan tebal kanvas bandul kopling
Hasil pengukuran tebal kanvas bandul kopling: 1,2 mm (Batas servis: 1,0 mm)
15. Memeriksa diameter dalam tromol kopling sentrifugal, pagas roda gigi sub,
dan diameter dalam roda gigi primer
Gambar 2.15 diameter dalam tromol kopling sentrifugal, pagas roda gigi sub, dan diameter
dalam roda gigi primer
Hasil pengukuran diameter dalam roda gigi: 18,44 mm (Batas servis: 19,11
mm)
Hasil pemeriksaan bantalan pengungkit : Baik, dapat berputar halus dan bebas
2. 24,8 mm
3. 24,8 mm
4. 24,85 mm
9
Gambar 2.18 Memeriksa ketebalan kanvas kopling
Hasil pengukuran: 1. 3 mm
2. 3,4 mm
3. 2,9 mm
4. 3 mm
21. Memeriksa alur rumah kopling dan kerusakan, diameter dalam rumah kopling
dan diameter luar pembimbing rumah kopling
10
Gambar 2.21 Diameter dalam rumah kopling dan diameter luar pembimbing rumah kopling
Sebagai contohnya adalah sepeda motor tipe bebek, pada bagian kopling
otomatisnya terdapat teromol kopling, di dalam teromol kopling tersebut terdapat
bandul kopling dan pada bagian bandul kopling terdapat kanvas bandul kopling
yang berjumlah tiga buah yang dihubungkan oleh tiga pegas yang disatukan dan
terhubung dengan pelat penggerak. Bagian tersebut berputar dan mengembang
dengan gaya sentrifugal pada bagian teromol kopling. Saat putaran rendah,
putaran poros engkol tidak diteruskan ke gigi penggerak mengakibatkan teromol
kopling bebas terhadap mekanisme bandul kopling. Sedangkan pada saat putaran
mesin bertambah , seiring dengan gaya sentrifugal yang semakin besar sehingga
teromol kopling tertekan oleh mekanisme bandul kopling yang mengakibatkan
teromol kopling ikut berputar dan diteruskan oleh poros ke persneling gigi.
11
Saat mesin belum dihidupkan, status clutch shoe akan menguncup. Ini
mengakibatkan tidak ada jalinan diantara clutch shoe dengan clutch housing ,
hingga roda dapat berputar putar dengan bebas tanpa terhalang oleh crankshaft
mesin.
Saat mesin dihidupkan dalam status idle, input shaft akan berputar-putar
dengan RPM rendah begitu halnya clutch shoe. Perputaran ini akan hasilkan Gaya
Sentrifugal tetapi karena putarannya masih rendah karena itu Gaya Sentrifugal
yang tercipta masih tetap rendah.
Clutch shoe yang megar ini, akan melekat (terkait) dengan clutch housing,
hingga perputaran dari mesin langsung bisa dilanjutkan ke clutch housing kearah
roda hingga roda dapat berputar-putar dan motor dapat berjalan saat kita gas.
Saat kita kerjakan deselerasi, karena itu Gaya Sentrifugal akan makin
menjadi kecil. Dan sekarang ini return spring bekerja menarik clutch shoe supaya
kembali mengincup. Hingga clutch shoe dapat kembali lepas dan perputaran
mesin terputus saat kita terlepas gas.
Setelah mengetahui fungsi, dan cara kerja diatas tentunya kanvas kopling
yang sering rusak/aus yang intinya kanvas kopling harus diganti secara berkala.
Tujuannya agar performa sang motortetap prima. Karena bagian yang satu ini juga
sangat berpengaruh terhadap tenaga dan top speed.
12
13
2.4. Komponen Kopling Otomatis
1. Input shaft
Poros input ini memiliki peran sebagai sumber putaran yang nantinya akan
dikirimkan ke roda. Posisi komponen ini berada di tengah mekanisme kopling
otomatis. Poros ini berupa poros engkol untuk motor bebek dan berupa driven
pulley untuk sistem CVT.
2. Clutch shoe
Clutch shoe ini terhubung dengan input shaft, dan berbentuk seperti
sepertiga lingkaran. Jika input shaft berputar, maka clutch shoes juga akan
berputar dengan Rpm yang sama.
3. Clutch housing
Komponen ini memiliki bentuk serupa dengan tromol rem dan berlokasi di
bagian luar guna menyelimuti clutch shoe. Komponen ini terhubung dengan poros
roda.
4. Return spring
Komponen yang satu ini berfungsi untuk menjaga clutch shoe agar tidak
mengembang. Selain itu, return spring juga berfungsi untuk mengembalikan
posisi clutch shoe agar mengincup ketika terjadi deselerasi putaran mesin.
14
BAB III
LANGKAH – LANGKAH PROYEK
Langkah Kerja :
15
8. Melepas baut rumah kopling
11. Melakukan pengukuran ketebalan kanvas dan plat kopling dengan jangka
sorong
12. Merakit komponen kopling sampai benar dan pastikan tidak ada komponen
yang hilang.
13. Membersihkan tempat dan alat praktek serta mengembalikan alat dan bahan
praktek
2. Memastikan tanda Outside pada washer dan cincin seplain terpasang pada sisi
luar
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN