Palembang Oleh:
DICKY DARMAWAN 19310001
Assalamua’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan izin-Nya lah kami
dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Adapun laporan ini berjudul
“Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom pada Pembangunan Gedung
PerkuliahanFakultas Kedokteran Unsri Kampus Palembang”.
Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi syarat kurikulum yang
harus ditempuh pada tingkat sarjana di Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Sipil Universitas IBA Palembang. Kerja Praktek diharapkan mengetahui langkah-
langkah yang dilakukan sebelum dan pada saat pelaksanaan kerja praktek pada
proyek pembangunan kontruksi baik pembuatan gedung bertingkat, jembatan,
irigasi, pelabuhan yang berkaitan dengan Teknik Sipil sehingga mahasiswa/i agar
lebih menghayati pengetahuan secara teori dan pengalaman di lapangan, maka
penulisan laporan ini memfokuskan pada pekerjaan Kolom.
Pada kesempatan ini juga, kami menyampaikan ucapan terimakasih atas
bimbingan yang telah diberikan selama menjalankan Kerja Praktek, yaitu kepada:
1. Bapak Bahrul Ilmi, ST.,MT. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas IBA
Palembang.
2. Bapak Robi Sahbar, ST.,MT. Selaku Ketua Prodi Teknik Sipil Universitas
IBA Palembang.
3. Bapak Sapta,ST.,MT. Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek Program
Studi Teknik Sipil Universitas IBA Palembang.
4. Bapak Achmad Feryansyah, S.T Selaku Direktur PT. Sriwijaya Mekanika
Indoteknik yang Memberikan Izin Praktik Kerja Lapangan Ini.
5. Bapak Muhammad Merdi Rusmanto Rama Dwi Gantara, A.Md. dari PT.
Sriwijaya Mekanika Indoteknik . Selaku Mentor Kerja Praktek.
6. Seluruh Staff Pegawai/Pekerja Proyek Pembangunan Gedung Perkuliahan
7. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Kampus Palembang.
8. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Teknik Universitas IBA
Palembang.
9. Kedua Orang Tua yang telah memberikan Do’a serta membantu kami secara
10.moril dan materil.
11. Diri kami sendiri, yang sudah rela berjuang untuk menuntaskan tanggung
jawab.
12.10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan petunjuk
dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................i
ABSTRAK........................................................................................................ii
ABSTRACT.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
10.1 Latar Belakang..........................................................................................1
10.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
10.3 Maksud dan Tujuan`.................................................................................1
10.4 Batasan Masalah.......................................................................................2
10.5 Metode Pengumpulan Data.......................................................................2
10.6 Sistematika Penulisan...............................................................................2
10.7 Bagan Alir Penulisan................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai Latar Belakang, rumusan masalah, Maksud
dan Tujuan, Batasan Masalah, Metode Pengumpulan Data, Sistematika
Penulisan serta Bagan Alir Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan uraian dari struktur beton bertulang, beton,
pengertian kolom, jenis- jenis kolom, semen, agregat, dan metode
pelaksanaan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang menyimpulkan hasil pembahasan masalah
pengawasan pekerjaan yang telah dibahas pada bab sebelumnya dan
dilengkapi pula dengan saran – saran untuk mahasiswa yang melakukan
peninjauan berikutnya.
Lampiran-Lampiran
1.7 Bagan Alir Penulisan
2.2. Beton
Menurut Tjokrodimulyo (Tahun 2007) Beton merupakan suatu bahan
komposit (campuran) dan beberapa material yang bahan utamanya terdiri dari
campuran antara agregat halus, agregat kasar, air dan atau tanpa bahan
tambah lain dengan perbandingan tertentu. Karena beton merupakan
komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari kualitas masing –
masing pembentuk.
Beton memiliki sifat kuat tekan yang tinggi namun kuat Tarik yang lemah.
Kuat tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan
persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah
struktur. Semakin tinggi kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi
pula mutu beton yang dihasilkan (Mulyono : 2004).
Sebagai salah satu material bahan konstruksi, tentunya beton memiliki
kelebihan dan kekurangan, yaitu:
a. Kelebihan:
Harga yang relative lebih murah karena menggunakan bahan – bahan
dasar yang umumnya mudah didapat.
Termasuk bahan yang awet, tahan aus, tahan panas, tahan terhadap
pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan, sehingga biaya
perawatan menjadi lebih murah.
Mempunyau kuat tekan yang cukup tinggi sehingga jika
dikombinasikan dengan baja tulangan yang mempunyai kuat Tarik
tinggi sehingga dapat menjadi satu kesatuan struktur yang tahan Tarik
dan tahan tekan, untuk itu struktur beton bertulang dapat diaplikasikan
atau dipakai untuk pomdasi, kolom, balok, dinding, jembatan dan
sebagainya.
Pengerjaan atau workability mudah karena beton mudah untuk dicetak
dalam bentuk dan ukuran sesuai keinginan, cetakan beton dapat dipakai
beberapa kali sehingga secara ekonomi menjadi lebih murah.
b. Kekurangan
Bahan dasar penyusun beton agregat halus maupun agregat kasar
bermacam.
Macam sesuai dengan lokasi pengambilannya, sehingga cara
perencanaan dan cara pembuatannya bermacam-macam.
Beton mempunyai beberapa kelas kekuatannya sehingga harus
direncanakan sesuai dengan bagian bangunan yang akan dibuat,
sehingga cara perencanaan dan cara pelaksanaan bermacam-macam
pula.
2.3 Pengertian Kolom
Kolom adalah struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi untuk
memikul beban vertikal, beban horizontal, maupun beban momen, baik yang
berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Dimensi kolom yang
dirancang bervariasi menurut beban yang diterima. Semakin besar bebannya,
maka semakin besar dimensi kolom yang digunakan. Beban tersebut antara
lain beban mati berupa beban berat sendiri, beban akibat balok dan plat lantai
serta beban hidup. Kolom – kolom struktur pada bangunan ini dirancang
bentuk persegi. Konstruksi kolom pada proyek ini terbuat dari beton
bertulang. Untuk dimensi kolom, semakin ke atas dimensinya akan diperkecil.
Akan tetapi tidak berarti bahwa pada setiap perubahan lantai akan terjadi
perubahan dimensi. Hal ini dapat dilihat pada pemasangan tulangan kolom
untuk tiap lantai berikutnya. Maksud dari pengecilan dimensi kolom ini yaitu
untuk mengurangi beban sendiri dari struktur, yang dimana pengurangan dari
dimensi kolom tidak akan mempengaruhi kekuatan dan kekokohan struktur.
Pekerjaan kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah penentuan
as kolom, penulangan kolom, pembuatan bekisting kolom, pemasangan
bekisting kolom, pengecoran kolom, dan pembokaran bekisting kolom.
• Semen Tipe IV
Semen tipe IV adalah semen yang panas hidrasi rendah. Semen jenis ini
bersifat pengerasan serta perkembangannya lambat. Biasanya digunakan
untuk pembuatan beton ataupun bangunan yang berukuran besar dengan
tebal lebih dari 2 m, seperti untuk pembutan konstruksi bandungan
(dam), bangunan irigasi, pondasi untuk konstruksi jembatan yang besar
ataupununtuk landasan mesin yang berukuran besar.
• Semen Tipe V
Semen tipe V adalah semen yang mempunyai sifat ketahanan yang tinggi
terhadap sifat sulfat dengan persentase yang tinggi. Sering digunakan
untuk konstruksi bangunan yang berhubungan langsung dengan air laut,
air buangan 55ank are dan untuk bangunan yang terkena pengaruh dari
sifat gas atau uapkimia yang agresif serta untuk bangunan yang selalu
berhubungan dengan air tanah yang banyak mengandung garam sulfat
dalam persentase yang tinggi.
Jenis semen lainnya adalah semen Pertland pozzolan sering dipakai
untuk konstruksi beton massif seperti DAM atau bendungan karena
menghasilkan panas hidrasi yang rendah, dan 55ank arena semen ini
juga tahan terhadap sulfat, sering dimanfaatkan pula untuk jenis
konstruksi bangunan yang berhubungan dengan limbah.
b. Agregat
Agregat didefinisikan sebagai material granular,misalnya pasir, kerikil,
batu pecah dan kerak dari hasil tungku besi yang dipakai bersama-sama
dengan materialpengikat untuk membentuk beton semen hidrolik atau
adukan. Berdasarkan dari ukurannya, agregat dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok yaitu:
1) Agregat halus (pasir)
Didalam pelaksanaan proyek pembangunan pasti menggunakan
agregat halus sebagai bahan untuk membuata adukan spesi, campuran
beton dan urugan bawah lantai. Pasir merupakan bahan batuan yang
dengan ukuran kecil (0,14-5 mm) yang dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu:
• Pasir halus berdiameter 0-1 mm.
• Pasir kasar berdiameter 1-5 mm.
Dalam pemakaiannya sebagai bahan bangunan sebaiknya pasir
yang dipilih untuk penggunaan harus dipilih secara ayak/disaring agar
kotoran- kotoran tidak tercampur pada adukan. Agregat untuk beton harus
memenuhi kriteria yang telah ditentukan, baik dari segi mutu dan cara uji
agregat beton. Agaregat ini merupakan agregat yang dalam keadaan
kering dan gembur.
Ukuran nominal butir-butir agregat tersebar tidak boleh melebihi dari nilai
berikut:
Seperlima jarak kerikil antara bidang-bidangsamping cetakan.
Tiga perempat jarak bersih minimum antar batang tulangan.
Sepertiga tebal plat.
2) Agregat Kasar
Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
dari 56ndustry pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 4,75
mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½ inci).
c. Air
Proporsi air yang sedikit akan memberikan kekuatan yang tinggi pada
beton, tetapi kelemasan beton dan daya kerjanya akan berkurang,
sedangkan dengan proporsi air yang lebih banyak akan memberikan
kemudahan pada pelaksanaan pengecoran namun kekuatan hancur beton
menjadi rendah.
Komposisi air untuk campuran beton harus terhindar dari kandungan
minyak, larutan asam, garam alkali, mineral organik, dan bahan-bahan
lainnya yang dapat mempengaruhi mutu beton. Adapun jenis-jenis air,
diantarannya sebagai berikut:
1) Air laut yang mengandung 30.000 mg / 1 - 36.000 mg / 1 - atau 3 % -
3,6 % gram dan dapat digunakan sebagai air campuran beton tak
bertulang.
2) Air hujan merupakan air yang turun dari hasil proses dalam system
siklus air hujan yang dimana air menyerap gas serta uap dari udara,
nitrogen, dan karbondioksida.
3) Air permukaan terdiri dari dua jenis yaitu air sungai dan air danau.
Air sungai dan air danau dapat dipergunakan sebagai air campuran
beton, asalkan tidak tercemar ileh air dari hasil pembungan industry.
4) Air tanah terdapat di dalam ruang antara butir-butir tanah dan antar
bebatuan.
5)
2.11 Baja Tulangan
Baja tulangan merupakan elemen yang umumnya berbentuk lurus, datar
atau tidak melengkung serta tebalnya jauh lebih dibanding dimensi lain.
Penempatan baja tulangan di dalam suatu penampang beton terutama untuk
menahan gaya tarik yang berkerja pada penampang kostruksi tersebut.
Ada dua jenis baja tulangan, yaitu baja tulangan polos (plain bar) dan
tulangan baja ulir (deformat bar). Sebagaian besar baja tulangan yang ada di
Indonesia adalah produksi dari Krakatau Steel (KS), yang umumnya berupa
baja tulangan polos untuk baja lunak dan tulangan baja ulir untuk baja keras.
Berbeda dengan PBI-71 yang menggunakan 57ymbol “U” untuk
menyatakan mutu baja tulangan, SNI menggunkan 57ymbol “BJTP” (baja
tulangan polos) dan “BJTD” (baja tulangan ulir). Baja tulangan polos yang
tersedia mulai dari mutuBJTP-24 hingga BJTP-30, dan tulangan ulir
umumnya dari BJTD-30 hingga BJTD-40.
a. Tulangan Polos
Baja tulangan ini tersedia ini tersedia dalam beberapa diameter, karena
ketentuan SNI hanya memperkenalkan pemakaiannya untuk sengkang dan
tulangan sepiral dan pemakaiannya saat ini masih terbatas. Baja tulangan
polos yang sering dijumpai di Indonesia pada umumnya berdiameter
hingga 16 mm dengan panjang 12 m.
b. Tulangan Ulir
Berdasarkan SNI, simbol “D” untuk menyatakan diameter tulangan ulir.
Contoh D-10 yang artinya tulangan ulir berdiameter 10 mm, meskipun ada
juga ukuran yang lebih besar namun diperoleh dengan cara pemesanaan
khusus. Berdasarkan ketentuan SNI, baja tulangan ulir umumnya lebih
diutamakan pemakaiannya untuk konstruksi beton struktur. Salah satu
ketentuan ini adalah agar struktur beton bertulang tersebut memiliki
ketahanan terhadap gempa dan terhadap gangguan lainnya karena ada daya
lekat yang baik antara tulangan dengan adukan beton.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Konsultan Pelaksana
PT. Sriwijaya Mekanika
Indoteknik
Keterangan :
: Garis hubungan kontraktual
: Garis hubungan fungsiona
STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PELAKSANA
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA KAMPUS PALEMBANG
Direktur Utama
A. Yudi Gautama
Manajer Pelaksana
Achmad Feryansyah,
Manajemen Kontruksi
ABD. Rakhman
Gunawarman
BAB IV
TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
d. Scaffolding
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan
untuk menyangga manusia dan material bekisting plat lantai dalam
konstruksi gedung bertingkat. Pada proyek ini, jenis scaffolding yang
digunakan adalah scaffolding frame. Scaffolding dapat dilihat pada
Gambar 4.14.
b. Agregat