Anda di halaman 1dari 47

KATA PENGANTAR

Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) berjudul Penetapan kadar nitrat


dan nitrit dalam air limbah secara Spektrofotometer UV-VIS adalah persyaratan
untuk mengikuti ujian akhir semester VIII Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Bogor tahun ajaran 2015/2016. Laporan ini disusun sebagai pertanggung
jawaban penulis selama Prakerin di laboratorium lingkungan PT SysLab yang
berlangsung selama empat bulan sejak 10 November 2015 29 Februari 2016.
Laporan ini berisi pendahuluan, institusi Prakerin, tinjauan pustaka,
metode analisis, hasil dan pembahasan analisis, simpulandan saran, serta daftar
pustaka dan lampiran.
Penulis mengucapkan puji dan syukur atas karunia Allah SWT sehingga
praktik dan penyusunan laporan ini dapat berjalan dengan lancar. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan
oleh beberapa pihak antara lain :
1. Dra. Hj. Hadiati Agustine, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Bogor.
2. Oges Susetio, ST., selaku Direktur PT. SysLab Integrated Laboratory Services.
3. Reza

Anugrah,ST.,selakuTechnical

Manager

Laboratorium

sekaligus

pembimbing institusi yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan Prakerin.


4. Nur Afifah,A.Md.AK.,selaku supervisor laboratorium dan pembimbing praktik
maupun teori yang siap sedia membantu dan mengajari kami di laboratorium.
5. R. Yudi Yudianingrum, S.Si.,selaku pembimbing di sekolah yang selalu
memberikan kritik dan saran yang membangun baik secara lisan maupun tulisan
6. Seluruh staff, karyawan dan karyawati PT. SysLab Integrated Laboratory
Services yang telah membantu kami selama melaksanakan Prakerin.
7. Segenap guru dan karyawan Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor.
8. Kakak kakak senior di PT. SysLab Integrated Laboratory Services yang dengan
senang hati membantu, memberi masukan, semangat dan senyuman.
9.

Anissa Mutia yang selalu membimbing, membina, membantu serta memberi


keceriaan dan semangat.

10. Mamah, Papa dan seluruh keluarga yang selalu ada untuk memberi semangat,
masukan dan dorongan di setiap langkah yang dilewati penulis.

11. Sahabat seperjuangan selama empat tahun Amelia Dwiyana, Defita Handayani,
dan Riva Aprilia yang telah memberikan motivasi, semangat dan kritik
membangun bagi penulis.
12. Teman teman seperjuangan angakatan 58Chepatrov Zenova yang telah
mengukir indah kenangan di sekolah tercinta SMK SMAK Bogor.
13. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan Praktik Kerja Industri
hingga penulis tidak dapat menyebutkan satu per satu.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang
sekiranya dapat membangun dan memotivasi penulis untuk berkarya lebih baik
lagi di masa mendatang.
Akhir kata penulis mohon maaf akan hal-hal yang tidak berkenan dan
berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Bogor,Febuari 2016

Penulis,

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ i
DAFTAR TABEL.........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A.

Latar Belakang ....................................................................................... 1

B.

Tujuan Prakerin ...................................................................................... 2

C.

Materi Praktik Kerja Industri ................................................................. 3

BAB II INSTITUSI TEMPAT PRAKERIN .................................................... 5


A.

Sejarah institusi ...................................................................................... 5

C.

TUJUAN DAN FUNGSI ......................................................................... 6

D.

FASILITAS DAN SARANA ................................................................... 7

E.

KEGIATAN .............................................................................................. 9

F.

ADMINISTRASI LABORATORIUM .................................................. 12

G.

DISIPLIN KERJA.................................................................................... 12

BAB III KEGIATAN DI LABORATORIUM ................................................13


A.

LATAR BELAKANG PERCOBAAN .................................................. 13

B.

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 15

C.

METODE ANALISIS ............................................................................ 22


1.

ALAT DAN BAHAN .......................................................................... 22

2.

PREPARASI KOLOM REDUKSI ................................................... 22

3.

PEMBUATAN DERET STANDAR NITRIT ................................... 23

4.

PENEMUAN KADAR NITRIT ......................................................... 23

5.

PENENTUAN DERET NITRAT...................................................... 23

6.

PENEMUAN KADAR NITRAT ....................................................... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................25


A.

HASIL .................................................................................................... 25

B.

PEMBAHASAN .................................................................................... 31

BAB VI DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 34


LAMPIRAN................................................................................................36

iii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Deret Standar Nitrit ......................................................................... 26
Tabel 2. Hasil Analisis Nitrit ...................................................................... 28
Tabel 3. Deret Standar Nitrat ........................................................................... 29
Tabel 4. Hasil Analisis Nitrat..................................................................... 30

iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan denitrifikasi (Ida 2009).....................................................18
Gambar 2.Bagan Spektrofotometer............................................................ 19
Gambar 3.Tempat Sampel (Kuvet)............................................................. 30
Gambar 4 Deret Standar Nitrit.................................................................... 29
Gambar 5.Reaksi nitrit dengan sulfanilamida dan NED-dihidroklorida........27
Gambar 6.Struktur Organisasi PT.SysLab ................................................. 36

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Stukur Organisasi PT Syslab ................................................ 36
Lampiran 2 Pembuatan Reagren ............................................................. 37
Lampiran 3 Perhitungan Hasil Kurva Kalibrasi ......................................... 38
Lampiran 4 Perhitungan Recovery........................................................... 41

vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan yang ditujukan pada satu bidang pekerjaan yang diperoleh
melalui pendidikan kejuruan, secara khusus memerlukan media yang bersifat
melatih penerapannya dan memperjelas fungsi yang sebenarnya. Hal ini
berkaitan dengan tuntutan agar secara langsung dapat menerapkan teori-teori
dan praktik yang telah dikuasai sebagai pengetahuan yang bermanfaat bagi
orang banyak. Pengetahuan dan keterampilan analisis kimia yang merupakan
salah satu bidang ilmu yang pembelajarannya memerlukan pendekatan pada
fungsi yang sesungguhnya di tengah masyarakat. Media yang diprogramkan
untuk hal tersebut adalah Praktik Kerja Industri.
Praktik Kerja Industri merupakan kegiatan intrakulikuler yang wajib diikuti
oleh seluruh siswa kelas XIII sesuai dengan program kurikulum yang berlaku di
SMAKBO. Praktik Kerja Industri dilaksanakan pada lembaga-lembaga penelitian
maupun perusahaan industri yang mempunyai laboratorium kimia analisis
maupun laboratorium mikrobiologi. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri tidak
terbatas pada praktik di laboratorium saja tetapi juga praktik pengenalan
lingkungan kerja yang sesungguhnya, termasuk penerapan disiplin kerja dalam
membangun kerjasama antar individu. Selain itu, juga menambah pengalaman
kerja, menambah wawasan secara berdikari di bawah bimbingan yang terarah
dan terpantau.
Pertumbuhan dan perkembangan sektor-sektor industri, khususnya
industri kimia mempunyai peran sangat penting dalam perkembangan nasional.
Sejalan dengan meningkatnya pembangunan di sektor industri maka tidak dapat
dielakkan lagi sekolah-sekolah kejuruan, khususnya Sekolah Menengah Analis
Kimia Bogor harus mampu menghadapi tuntutan dan tantangan yang senantiasa
muncul dalam kondisi seperti sekarang ini. Mengingat tuntutan dan tantangan
masyarakat industri di tahun mendatang akan semakin meningkat dan bersifat
padat pengetahuan dan keterampilan, maka pengembangan pendidikan
menengah

kejuruan

khususnya

rumpunkimia

analisis

harus difokuskan kepada kualitas lulusan. Berkaitan dengan itu, maka pola
pengembangan yang digunakan dalam pembinaan sistem pendidikan menjadi
sangat penting.
Seperti halnya sekolah menengah kejuruan lainnya, Sekolah Menengah
Analis Kejuruan SMAK Bogor mempunyai visi dan mengemban misi sebagai
berikut:
Visi
Menjadi sekolah menengah analis kimia nasional bertaraf internasional
yang menghasilkan lulusan profesional dan bermartabat.
Misi
1. Melaksanakan pendidikan analisis kimia kejuruan yang berkualitas mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dunia usaha dan dunia industri baik tingkat
nasional maupun internasional.
2. Meningkatkan kemitraan nasional dan membina kemitraan internasional.
3. Membina dan menyelengarakan fungsi sosial dan kemasyarakatan.
Penerapan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi jauh lebih maju
dibandingkan dengan pelajaran di sekolah, sehingga kesenjangan antara
kompetensi yang dibutuhkan oleh konsumen dan lulusan yang dihasilkan
semakin lama semakin besar. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya
kemitraan antara dunia sekolah dengan dunia industri yaitu dunia industri turut
membantu kekurangan pendidikan di sekolah melalui Praktik Kerja Industri.
Pada saat Praktik Kerja Industri siswa/siswi dapat melihat, mempelajari
dan mempraktikkan cara kerja ataupun Prosedur Kerja Baku (Standard
Operational Procedure/SOP) peralatan yang lebih teliti yang tidak tersedia di
sekolah. Pada saat Praktik Kerja Industri siswa/siswi pun dapat belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang sebenarnya sehingga bila lulus
nanti akan menjadi analis kimia yang terampil, kreatif, dan bermoral.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Industri, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan dan memantapkan keterampilan siswa sebagai
bekal kerja yang sesuai dengan program studi kimia analisis.
2.

Menumbuhkan dan memantapkan sikap profesional siswa dalam rangka


memasuki lapangan kerja.

3.

Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang potensial dalam dunia


kerja, antara lain: struktur organisasi, disiplin, lingkungan dan sistem kerja.

4. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam hal penggunaan instrumen kimia


analisis yang lebih modern, dibandingkan dengan fasilitas yang tersedia di
sekolah.
5.

Memperoleh

masukan

dan

umpan

balik

guna

memperbaiki

dan

mengembangkan pendidikan di Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.


6. Memperkenalkan fungsi dan tugas seorang analis kimia (sebutan bagi lulusan
Sekolah Menengah Analis Kimia) kepada lembaga-lembaga penelitian dan
perusahaan industri di tempat pelaksanaan Praktik Kerja Industri (sebagai
konsumen tenaga analis kimia).
7. Dapat membandingkan kualitas suatu industri pada lingkungan

C. Materi Praktik Kerja Industri

Salah satu misi Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor adalah


menghasilkan sumber daya manusia dalam bidang kimia analisis tingkat
menengah yang terampil dan produktif. Oleh karena itu materi yang diberikan
meliputi:
1. Struktur organisasi, fungsi organisasi, disiplin kerja, dan administrasi (terutama
administrasi kerja laboratorium) institusi tempat siswa melaksanakan Prakerin.
2. Pengetahuan tentang komoditi yang dianalisis, baik secara teoritis maupun
secara praktis.Pengetahuan tentang metoda analisis kimia yang dilaksanakan
secara teoritis maupun praktis.
3. Pengetahuan tentang instrumen analisis kimia yang digunakan secara teoritis
maupun praktis.

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Prakerin

Pelaksanaan Prakerin bagi siswa/siswi semster VIII tahun ajaran 20152016 dimulai tanggal 10 November 2015 dan berakhir pada 28 Februari 2016,
yang meliputi:
1. Orientasi ruang lingkup laboratorium kimia lingkungan terpadu PT SysLab
Integrated Laboratory Services.
2. Pelaksanaan materi Prakerin.
3. Penyusunan laporan.
4. Tujuan Penulisan laporan

Sebagai tugas akhir dari seluruh rangkaian kegiatan Prakerin, siswa wajib
membuat satu laporan akhir yang lengkap selama Prakerin. Laporan ini akan
dipresentasikan pada saat ujian lisan sebagai bahan pertanggungjawaban siswa
atas semua kegiatan yang dilaksanakan selama Prakerin. Tujuan penulisan
laporan Prakerin antara lain:
a. Siswa

mampu

memahami,

memantapkan,

dan

mengembangkan

pelajaran yang diperoleh di sekolah dan menerapkannya di dunia kerja.


b. Siswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan sesuai
dengan program studi yang dipilihnya secara lebih luas dan mendalam,
yang terungkap dari laporan yang disusun.
c. Menambah koleksi pustaka di perpustakaan sekolah guna menunjang
peningkatan pengetahuan siswa.
Siswa dapat membuat laporan kerja dan
mempertanggungjawabkannya selama mengikuti Prakerin pada instansi yang
bersangkuatan.

BAB II INSTITUSI TEMPAT PRAKERIN


A.

Sejarah Institusi
PT. SysLab Integrated Laboratory Services adalah perusahaan swasta

nasional yang didirikan pada tanggal 25 Agustus 2009.SysLab mengkhususkan


kegiatan usaha pada jasa pengujian laboratorium analisis dibidang lingkungan.
Dengan dukungan sumberdaya manusia yang berpengalaman dibidang
lingkungan dan lulusan anali yang terlatih dalam bidang kimia dan lingkungan di
dalam negeri, PT Syslab terus belajar dan berupaya untuk meningkatkan diri
agar dapat memberikan pelayanan kelas dunia. Penggunaan peralatan uji yang
presisi dan melalui serangkaian proses kalibrasi serta cara kerja dan metode
analisis yang mengikuti kaidah standar ISO 17025. PT Syslab juga berkomitmen
untuk mencapai visi menjadi laboratorium pengujian independen terbaik di
Indonesia.
Ruang Lingkup pelayan SysLab meliputi :
-

Perencanaan Sampling Contoh Uji di Lapangan

Pengujian Kualitas Udara Emisi

Pengujian Kualitas Udara Ambien

Pengujian Limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun)

Pengujian Kualitas Air

Pengujian Kualitas Mineral

Konsultasi Lingkungan Hidup


Melalui fokus usaha ini, SysLab menjalin kerjasama baik dengan
kalangan industri, universitas maupun institusi pemerintah untuk bersama-sama
mewujudkan

pembangunan

yang

berwawasan

lingkungan

dan

berkesinambungan sesuai dengan peraturan yang berlaku di wilayah kedaulatan


Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Laboratorium PT Syslab juga berada di dua lokasi lain yaitu surabaya dan
di

Balikpapan.

Kemampuan

laboratorium-laboratorium

cabang

tersebut

disesuaikan dengan kebutuhan untuk proses jasa analisis dalam bidang


lingkungan di masing-masing daerah tersebut.

VISI DAN MISI


Visi :
Menjadi Laboratorium Pengujian Independen Terbaik di Indonesia.
Misi :
1. Menjadi perusahaan laboratorium yang akurat dengan kecepatan pelayanan
yang tinggi dengan biaya yang efektif dan kompetitif.
2. Menggunakan prosedur standar kerja yang telah diakui secara nasional maupun
internasional.
3. Didukung sumberdaya manusia yang handal melalui program pelatihan yang
berkesinambungan.
4. Menggunakan peralatan uji dengan presisi dan akurasi yang tinggi serta
terkalibrasi.
5. Mendukung perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.

B. Struktur Organisasi
PT. SysLab Integrated Laboratory Services sebagai perusahaan jasa
analisa lingkungan swasta dipimpin oleh seorang direktur yang membawahi
langsung seluruh bagian.
Struktur organisasi di PT. SysLab Integrated Laboratory Services terdiri
atas:
1. Advisor.
2. Director.
3. Sekretary.
4. QA/QC Officer.
5. Technical Manager.
6. HSE (Health Safety Environment) Officer.
7. Business Support Manager.
8. Marketing Manager.
9. Finance Controller.
10. HRD (Human Resource Development) Officer.
11. Support Services Officer.
12. Consultant Coordinator.

C. Tugas dan Fungsi


PT.

SysLab

Integrated Laboratory Services

sebagai perusahaan

laboratorium swasta nasional yang bergerak di bidang jasa analisa dan badan
pemeriksaan yang independen pada dasarnya adalah melakukan pengawasan,
pengendalian, pemeriksaan, dan pengkajian mengenai kualitas, kuantitas dan
kondisi yang berkaitan dengan analisis dibidang lingkungan. PT Syslab
memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan memeberikan pelayanan yang
bernilai tambah dan bermutu tinggi berdaarkan profesionalismeteknologi yang
tepat dan standar-standar yang digunakan dan diakui secara internasional.
Selain itu, PT Syslab mengembangkan sumber daya manusia yang merupakan
modal paling bernilai. Semua kegiatan PT Syslab harus bermanfaat bagi semua
pihak terkait dan pembangunan nasional.

D. Fasilitas dan Sarana


Fasilitas utama dalam menjalankan fungsi dan tugas PT. SysLab
Integrated Laboratory Services,yaitu:
1. Laboratorium analis dengan seluruh kelengkapannya.
2. Buku-buku tentang lingkungan, metode analis.
3. Komputer.
4. Tenaga Ahli.

Peralatan instrumen yang terdapat di SysLab yaitu:


a. Instrumen laboratorium:

Gas Chromatograph (GC) 7890A Agilent with Autosampler Model Autosystem


XL.

Mass Spectrometry Detector 5975C Agilent.

Teledyne Tekmar AQUATek 100.

Teledyne Tekmar Stratum Purge & Trap.

Inductively Couple Plasma (ICP) Merk Agilent 700 Series ICP OES.

X-Ray Fluorescence (XRF) Merk Thermo Scientific.

Aquamax KF Volumetric.

Metrohm 751 GPD Titrino.

Viscometer Merk Inventum.

Waterbath Merk Memmert.

COD reactor (HACH)

Centrifuge Merk Hanil MF 50.

Bomb Calorimeter.

Analytical balance.

Oven Merk Finco Inc OV 50.

Rotary Evaporator Merk Eyela OSB-2100.

Sonicator Merk WiseClean.

Rotary agitator(TCLP unit).

pH Meter.

TDS Meter.

Biological Oxygen Demand Incubator Merk Mascotte BD 180L.

Chiller.

Tanur Vulcan D-550

Spektrofotometer Agilent carry 60

b. Instrumen untuk pengujian kualitas udara yaitu:

Isokinetic

Flue Gas Analyzer

HVS (High Volume Sampler)

PM10 (Particular Matter)

Impinger

Passive Sampler (Ambient Air Quality Equipment)

Opacity Meter

Spectrophotometer Hach

Sound Level Meter

Lux Meter

Thermometer Infra Red

E. Kegiatan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PT. SysLab Integrated
Laboratory Services melaksanakan kegiatan yang tersusun dalam berbagai
program yaitu tentang pelayanan jasa maupun jasa konsultasi. Jasa analisa yang
dapat diberikan oleh PT. SysLab Integrated Laboratory Services yaitu:
1. Pengujian Kualitas Air
Contoh uji diambil di lapangan untuk pengukuran langsung beberapa
parameter di tempat (on-site analyses) dan untuk uji di laboratorium.
Metoda pengambilan dan analisis laboratorium contoh uji kualitas air
mengacu pada United States Environmental Protection Agency (US-EPA) dan
Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pengalaman dan keahlian PT. SysLab Integrated Laboratory Services di
bidang pengujian kualitas air meliputi:
-

Air Minum

Air Bersih

Air Limbah (industri dan domestik)

Air Tanah

Air Permukaan (sungai dan danau)

Air Laut

2. Pengujian Kualitas Udara


Pemantauan dilakukan dengan mengambil contoh uji udara di lapangan
dengan menggunakan Metoda MASA (Methode of Air Sampling and Analyses),
United States Environmental Protection Agency (US-EPA), Occupational Safety
& Healty Administration (OSHA), National Institute for Safety & Healty(NIOSH),
American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) dan
Standar Nasional Indonesia (SNI).
Contoh uji kemudian dianalisis dengan mengacu kepada Metoda MSA,
US-EPA, OSHA, NIOSHA, ACGIH dan SNI.

10

Pengalaman dan keahlian PT. SysLab Integrated Laboratory Services


dalam pengujian kualitas udara meliputi
-

Kualitas Udara Ambien (di dalam maupun di luar ruangan)

Kualitas Udara Emisi (boiler, incinerator, turbine generator, flare stack,


kompresor, kendaraan bermotor)

Kebisingan

Kebauan

Opasitas

3. Pengujian Kualitas Mineral


Pengujian kualitas mineral dapat dilakukan di lapangan maupun di
laboratorium dengan menggunakan alat X-Ray Fluorescence (XRF).
Aplikasi alat XRF meliputi :
-

Pengujian non destruktif

Analisis logam paduan

Skrining barang elektronik

Eksplorasi pertambangan

Berbagai pengujian lainnya sesuai permintaan pelanggan


XRF adalah sebuah alat definitif untuk daur ulang besi tua, pengecoran
dan fabrikasi.Pengujian kepatuhan untuk memenuhi permintaan yang ditetapkan
dalam peningakatan keselamatan produk konsumen, pembatasan bahan
berbahaya dan peraturan lainnya.

4. Pengujian Limbah B3
Berdasarkan US-EPA Protocol, limbah dianggap berbahaya apabila
mempunyai salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut:
-

Menunjukkan beberapa karakter limbah B3 berdasarkan uji laboratorium.

Telah terdaftar sebagai limbah B3.

Suatu campuran yang terdiri dari bahan-bahan yang telah terdaftar sebagai
limbah B3 dan Non B3.

Tidak dikeluarkan secara spesifik sebagai B3.

11

Pengujian Karakteristik limbah B3 meliputi:


-

Korosifitas

Mudah menyala

Reaktifitas

Mudah Terbakar

Eksplosifitas

Menular *)

TCLP (Toxicity Characterization & Leaching Procedures)

LD50 (Lethal Dosage 50) & LC50 (Lethal Concentration 50)

Catatan:
*) PT. SysLab Integrated Laboratory Services tidak melakukan pengujian bahan
yang bersifat menular.
5. Konsultasi Lingkungan Hidup
Melindungi lingkungan hidup merupakan salah satu isu penting yang
dihadapi negara ini. Perubahan lahan, vegetasi dan habitat fauna sebagai akibat
penurunan kualitas lingkungan. Tidak hanya masalah lingkungan dan ekonomi
yang terancam, tetapi juga kualitas hidup di masa yang akan datang.
Studi lingkungan terintegrasi dengan berbagai bidang disiplin ilmu untuk
mendapatkan solusi masalah lingkungan yang tepat. Fokus strategi SysLab
dalam mengembangkan pemahaman yang berkualifikasi tinggi dari interaksi
proses produksi industri dengan teknologi penanganan yang tepat dan tersedia.
PT. SysLab Integrated Laboratory Services menawarkan berbagai studi
lingkungan dengan tenaga ahli yang kompeten dalam masalah lingkungan.
SysLab memiliki pemahaman dan kesadaran terhadap pentingnya aspek
kesehatan, tuntutan terhadap wawasan lingkungan dan revisi proses-proses
produksi yang telah tercapai dengan berbagai perkembangan tahapan
pelayanan.
Adapun studi lingkungan tersebut meliputi:
-

Audit Lingkungan

Penilaian Lingkungan

Investigasi Tanah Terkontaminasi

Pemantauan Lingkungan

Industrial Hygiene

Studi Data Dasar Lingkungan


12

13

F. Administrasi Laboratorium
Adapun prosedur penerimaan contoh sampai dengan pelaporan hasil
analisis di PT.Syslab
1. Konsumen menyerahkan contoh yang akan diperiksa kepada petugas
penerimaan contoh.
2. Petugas penerimaan contoh melakukan pendataan identitas
contoh,kemudian contoh tersebut didistribusikan.
3. Dilakukan analisis pada contoh.
4. setelah proses analisis selesai, hasil akan diperiksa oleh Quality Control/
dikaji ulang hasilnya oleh Penyelia
5. Kemudian setela diperiksa oleh penyelia,maka Reportditeruskan
kebagian Reportinguntuk pengiriman PreliminaryReport.
6. Reportditeruskan ke Manajer Teknis laboratorium untuk disahkan
7. Laporan hasil uji dikirim ke konsumen.

G. Disiplin Kerja
Waktu kerja di PT. SysLab Integrated Laboratory Services adalah
berdasarkan waktu kerja normal (lima hari kerja), dengan perincian sebagai
berikut:
Senin Jumat: Pukul 07.45 16.45 WIB.
Istirahat (Senin Jumat): Pukul 12.00 13.00 WIB.

14

BAB III KEGIATAN DI LABORATORIUM


A. Latar Belakang Percobaan
Air merupakan unsur yang sangat penting bagi setiap makhluk hidup.
Makhluk hidup sangat membutuhkan dan bergantung pada air dalam
kesehariannya. Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas
dalam penggunaannya. Air yang bersih sangat diperlukan dalam memenuhi
kegiatan-kegiatan

makhluk

hidup

seperti

mencuci,

memasak

serta

membersihkan diri. Dewasa ini, pencemaran air dapat berlangsung dimana saja
dengan laju yang sangat cepat. Pencemaran tersebut dapat berupa bahanbahan organik, anorganik gas beracun, mineral, maupun pencemaran biologis
yang dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup terutama kualitas air akibat
adanya kegiatan industri, aktivitas manusia dan transportasi.
Kemajuan teknologi dan industri saat ini menyebabkan dampak negatif
yaitu pencemaran lingkungan terutama air. Air dikatakan tercemar bila air
tersebut tidak dapat berfungsi dalam peruntukkannya karena telah mengalami
perubahan-perubahan sifat air akibat masuknya zat-zat asing dalam air bersih.
Salah satu sumber pencemaran air dapat berupa limbah cair domestik maupun
non domestik. Limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan atau kerusakan lingkungan terutama dalam perairan.
Apabila zat pencemar terdapat dalam jumlah yang besar di air maka zat
pencemar tersebut akan menurunkan fungsi dan kualitas dari air karena terjadi
ketidakseimbangan di perairan, sehingga akan sangat membahayakan makhluk
hidup yang menggunakan air tersebut dalam kegiatan sehari-harinya.
Menurut Ghufran (2007), kebanyakan limbah cair mengandung senyawa
nitrogen dan logam berat. Zat kimia atau zat pencemar nitrogen yang terkandung
dalam limbah cair yaitu amonia (NH3), nitrat (NO3-), dan nitrit (NO2-). Amonia,
nitrat, dan nitrit merupakan senyawaan nitrogen anorganik yang bersifat toksik di
lingkungan terutama di perairan. Amonia, nitrat, dan nitrit perlu diketahui dengan
suatu pengujian terhadap limbah cair untuk mengetahui besarnya tingkat
pencemaran yang akan terjadi dalam air. Hal ini dikarenakan amonia, nitrat, dan
nitrit di dalam tubuh mampu mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin
dalam tubuh manusia dan hewan, sehingga hemoglobin tidak dapat mengangkut
oksigen ke seluruh tubuh (methemoglobinemia). Selain itu, gas amonia dalam
jumlah tinggi dapat menimbulkan penyakit bronkitis. Nitrit juga dalam konsentrasi
yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya sianosis
15

(membran mukosa kebiruan atau pucat), wajah tampak kebiruan, penurunan


tekanan darah dengan gejala sakit kepala, mual, sulit berkonsentrasi, koma
hingga kematian (Slamet 2002).
Penetapan kadar nitrat, dan nitrit dengan suatu metode analisis haruslah
menghasilkan data yang akurat dan dapat dipercaya serta sesuai dengan
kebutuhan. Spektrofotometri sinar tampak merupakan suatu metode yang dapat
digunakan dalam penetapan kadar nitrat dan nitrit dalam air. Metode ini
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Spektrofotometer sinar
tampak dapat menetapkan kadar amonia, nitrat, dan nitrit secara kuantitatif pada
panjang gelombang maksimum 640 nm untuk amonia serta 543 nm untuk
pengukuran nitrat dan nitrit.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Air Limbah
Limbah cair merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi industri maupun rumah tangga. Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi
limbah yang diukur dari kandungan bahan pencemar. Kandungan pencemar
dapat dilihat dari beberapa parameter yaitu parameter fisik, kimia dan biologis.
Semakin kecil parameter konsentrasi yang diukur maka peluang pencemar
terhadap lingkungan semakin rendah. Menurut Sugiharto (1987), air limbah atau
air buangan adalah suatu kejadian masuknya atau dimasukannya benda padat,
cair atau gas dalam bentuk endapan atau padat, padatan tersuspensi, terlarut,
sebagai koloid maupun emulsi.
Kualitas limbah dapat dipengaruhi beberapa faktor, yaitu volume air limbah,
kandungan bahan pencemar serta frekuensi pembuangan limbah. Kualitas
limbah cair yang buruk akan berdampak sangat besar terutama terhadap
lingkungan perairan yaitu menurunnya kualitas air, sedangkan air yang baik
untuk digunakan oleh makhluk hidup adalah air dengan kualitas yang baik.
Kualitas air yang baik memiliki beberapa persyaratan seperti jernih, tidak
berwarna, tidak berasa, tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan
tidakmengandung zat yang menimbulkan masalah kesehatan (Fardiaz 1992).
Setiap komunitas pasti menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun
limbah cair. Limbah cair merupakan bagian yang penting karena merupakan
persediaan air bagi komunitas tersebut setelah dipergunakan untuk berbagai

16

kebutuhan. Penyingkiran zat-zat yang tidak diinginkan atau berbahaya harus


dilakukan

secepatnya

karena

apabila

limbah

cair

yang

tidak

terolah

berakumulatif, dekomposisi dan material organik dapat menimbulkan bau busuk


serta mengandung bakteri patogen atau penyebab berbagai penyakit dan
mikroorganisme yang tinggal dalam usus manusia maupun yang ada dari limbah
industri tertentu. Limbah cair juga mengandung nutrisi yang dapat menstimulasi
pertumbuhan tumbuhan air yang dapat mengandung racun berbahaya bagi
makhluk hidup (Cahyadi 2008).
Mengingat betapa berbahayanya pencemaran terhadap lingkungan
khususnya terhadap lingkungan perairan, maka perlu analisis perairan ditetapkan
dengan peraturan pemerintah dengan ketentuan Baku Mutu Limbah Cair, yang
merupakan batas atau kadar yang diperbolehkan di perairan Indonesia.

2. Nitrit (NO2-)
Nitrit merupakan senyawa nitrogen anorganik alami dalam bentuk peralihan
(intermediet) antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) atau antara nitrat dengan gas
nitogen (denitrifikasi). Nitrit dalam bentuk senyawa ionik disimbolkan dengan
NO2-. Nitrit dalam bentuk nitrogen yang teroksidasi memiliki tingkat oksidasi
masing-masing +3. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan
sementara proses oksidasi ammonia menjadi nitrit yang dapat terjadi pada
instalasi pengolahan air buangan, di dalam air sungai, sistem pengeringan, dan
sebagainya. Kandungan nitrit dalam perairan memiliki jumlah yang sangat sedikit
bila dibandingkan dengan nitrat, karena nitrit tidak stabil dengan keberadaan
oksigen. Nitrit yang terdapat di alam yang sampai ke air dapat terbentuk dari
oksidasi ammonia oleh bakteri Nitrosomonas dalam keadaan aerobik atau
reduksi nitrat pada keadaan anaerobik. Kandungan nitrit pada perairan alami
sekitar 0.001 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0.06 mg/L adalah bersifat toksik
bagi organisme perairan (Sutrisno dan Suciastuti 2002).
Nitrit di alam biasanya dalam bentuk garam. Nitrit yang berada dalam air
atau tanah biasanya dikarenakan adanya aktifitas mikroba yang dapat
menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik menjadi senyawa
nitrogen anorganik. Sumber-sumber nitrit dapat berupa limbah industri yang
digunakan sebagai bahan pencegah terjadinya korosi, limbah domestik, hasil
metabolisme manusia maupun hewan, sampah organik atau berasal dari limbah
pupuk. Nitrit juga terdapat dalam air dikarenakan gas N2 di atmosfer diserap oleh

17

tanah, kemudian N2 yang terdapat dalam tanah akan dibawa oleh air hujan
menuju suatu perairan, sehingga nitrit dapat berada dalam perairan dengan
kadar tertentu.

Contoh-contoh industri yang menghasilkan limbah nitrit

diantaranya industri tekstil, pertanian dan peternakan, makanan, besi dan baja,
obat-obatan serta industri pulp dan kertas. Nitrit memiliki sifat dapat larut dalam
air, higroskopis, mudah teroksidasi maupun tereduksi oleh udara serta dalam
suhu yang tinggi dengan tekanan yang sangat besar, nitrit akan tidak stabil dan
dapat meledak.

3. Nitrat (NO3-)
Nitrat merupakan senyawa nitrogen anorganik yang dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrat dalam bentuk senyawa
ionik disimbolkan dengan NO3-. Nitrat dalam bentuk nitrogen yang teroksidasi
memiliki tingkat oksidasi masing-masing +5. Nitrat bersifat lebih stabil dan
bertahan lama jika dibandingkan dan keberadaannya berasal dari buangan
pertanian, pupuk, kotoran hewan dan manusia dan sebagainya. Nitrat juga
merupakan bentuk nitrogen yang dinamis dan menjadi bentuk yang paling
dominan pada air sungai, keluarnya air tanah dan deposisi atmosfir ke laut
(Kirchman 2000). Secara alamiah, kadar nitrat biasanya rendah namun kadar
nitrat dapat menjadi tinggi sekali dalam air tanah di daerah yang diberi pupuk
nitrat/nitrogen (Alaerts1987). Kadar nitrat di perairan alami hampir tidak pernah
lebih dari 0,1 mg/liter. Kadar nitrat yang lebih dari 5 mg/liter menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia.
Perairan yang menerima limpasan dari daerah pertanian yang banyak
mengandung pupuk, kadar nitrat dapat mencapai 1.000 mg/liter (Wijaya 2009).
`

Nitrat ditemukan di alam dalam bentuk garam sebagai hasil siklus nitrogen

dengan proses nitrifikasi pada kondisi aerob. Sumber-sumber nitrat dapat berupa
limbah industri maupun limbah domestik, penggunaan pupuk yang berlebihan,
molekul-molekul organisme yang telah mati dan erosi tanah. Nitrat banyak
digunakan dalam produksi pembuatan pupuk, industri logam, farmasi, produk
medis, industri pembuatan bahan peledak serta industri makanan sebagai
pengawet. Nitrat memiliki sifat dapat larut dalam air dan stabil, higroskopis,
mudah tereduksi yang diakibatkan kadar oksigen dalam air serta dalam suhu
yang tinggi dengan tekanan yang sangat besar, nitrat akan tidak stabil dan dapat
meledak. Nitrat dalam air dengan konsentrasi yang tidak melebihi ambang batas
perairan dapat digunakan sebagai sumber nutrien utama bagi pertumbuhan

18

tanaman dan alga. Keberadaan oksigen terlarut yang rendah dalam air dapat
menyebabkan terjadinya denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit, ammonia,
dinitrogen

oksida

dan

gas

nitrogen

Micrococcus/Pseudomonas denitrificans

dengan

bantuan

bakteri

yang biasa terjadi pada proses

pengolahan limbah, yang ditunjukkan pada gambar (4). Nitrogen yang terbentuk
akibat proses denitrifikasi akhirnya akan dilepaskan ke udara atau dapat juga
kembali membentuk amonium dan amoniak melalui proses amonifikasi nitrat.
Nitrat dapat digunakan untuk mengklasifikasi tingkat kesuburan perairan.
Perairan oligotrofik kadar nitrat ideal 01 mg/L, perairan mesotrofik kadar nitrat
ideal 15 mg/L, perairan eutrofik kadar nitrat ideal 550 mg/L (Santika dan
Alaerts 1984).

Gambar 1. Bagan denitrifikasi (Ida 2009)

4. Spektrofotometer UV-VIS
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi
cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002).
Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan
sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi
elektronik

yang

cukup

besar

pada

molekul

yang

dianalisis,

sehingga

spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif


dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan
mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan
hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa hubungan linieritas
antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik
dengan transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa
pembatasan, yaitu:

19

- Sinar yang digunakan dianggap monokromatis.


- Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang
sama.
- Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang
lain dalam larutan tersebut.
- Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi.
- Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan.
Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sbb :
A = e.b.c
dimana :
A = absorban
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi

Gambar 2. Bagan Spektrofotometer


1) Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi
yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada spektrofotometer UVVis ada dua macam :

20

a) Lampu Tungsten (Wolfram)


Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak.
Bentuk lampu ini mirip dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang
gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum radiasianya berupa garis lengkung.
Umumnya memiliki waktu 1000jam pemakaian.
b) Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum
energy radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak
pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam pemakaian.

2)

Wadah Sampel
Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karena kebanyakan
wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya
spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energy cahaya dalam daerah
spektral yang diminati: jadi sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa atau
kaca silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Dalam instrument, tabung

Gambar 3. Tempat Sampel (Kuvet)


reaksi silindris kadang-kadang diginakan sebagai wadah sampel. Penting
bahwa tabung-tabung semacam itu diletakkan secara reprodusibel dengan
membubuhkan tanda pada salah satu sisi tabung dan tanda itu selalu
tetaparahnya tiap kali ditaruh dalam

instrument. Sel-sel lebih baik bila

permukaan optisnya datar. Sel-sel harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas
cahaya menembus larutan, dengan meniscus terletak seluruhnya diatas berkas.
Umumnya sel-sel ditahan pada posisinya dengan desain kinematik dari

21

pemegangnya atau dengan jepitan berpegas yang memastikan bahwa posisi


tabung dalam ruang sel (dari) instrument itu reprodusibel.
3) Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis
menjadi cahaya tunggal dengan komponen panjang gelombang tertentu.
4) Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar
kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan
ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer). Detector dapat
memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai panjang gelombang Ada
beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode
umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultraviolet. Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa
panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar
melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan
mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap. Jumlah
cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang
melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang
digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya tetapi berbeda,
senyawa-senyawa akan menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang
berbeda dari specktrum UV. Misalnya, metanol, menyerap pada panjang
gelombang dibawah 205 nm dan air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda
menggunakan

campuran

metanol-air

sebagai

pelarut,

anda

sebaiknya

menggunakan panjang gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk


mencegah pembacaan yang salah dari pelarut.
5) Visual display/recorder
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.

22

C. METODE ANALISIS

1. Alat dan Bahan


1.1 Alat
1. Labu takar 25mL, 50 mL,
dan 100 mL

10. Bulp
11. Kaca arloji

2. Pipet tetes

12. Sudip

3.

13. Labu takar 100 mL

Corong

4. Wadah hasil saring

14. Botol semprot

5. Pipet Mohr

15. Labu takar 1000 mL

6. Gelas piala

16. Kolom beserta ceratnya

7. Botol gelap

17. Neraca analitik

8. Buret

18. Spektrofotometer

9. Statif

UV-Vis

2.2 Bahan
1.

Sampel air limbah

7.

Serbuk NaNO2

2.

Serbuk NH4Cl

8.

Serbuk KNO3

3.

Serbuk sulfanilamide

9.

Serbuk NH4Cl

4.

SerbukNED-dihidroklorida

10. CuSO4.5H2O

5.

Serbuk EDTA

11. Glasswool

6.

Asam fosfat

12. Batuan cadmium


13. Akuades

2. Preparasi Kolom Reduksi


Tahap pertama dalam proses preparasi kolom reduksi adalah persiapan
butiran Cd-Cu. Butiran Cd-Cu dipersiapkan dengan cara timbang

25 gram

butiran Cd (20-100 mesh) dicuci dengan larutan HCl 6 N kemudian dibilas


dengan air. Butiran tersebut ditambahkan 100 mL larutan CuSO4 2% kemudian
diaduk hingga warna biru memudar. Setelah warna biru dari CuSO4 2%
memudar, langkah ini diulangi dengan larutan CuSO4 2% baru hingga terbentuk
endapan coklat. Kemudian, butiran Cd dibilas dengan akuades hingga endapan
coklat hilang.

23

Preparasi kolom dilakukan dengan cara glass wool dimasukkan ke bagian


bawah kolom reduksi, lalu kolom diisi dengan akuades. Butiran Cd-Cu
dimasukkan secukupnya hingga panjang kolom 18,5 cm dan jarak permukaan
akuades dari butiran Cd-Cu dijaga. Kolom dicuci dengan 200 mL larutan NH4ClEDTA encer. Kolom diaktifasi dengan mengalirkan larutan tersebut pada
kecepatan 7-10 mL/ menit.

3. Pembuatan Deret Standar Nitrit


Pembuatan deret standar nitrit dilakukan menggunakan larutan baku
NaNO2 250 mg/L. Larutan baku NaNO2 tersebut dibuat dengan cara ditimbang
1.2320 gram NaNO2 kering ditimbang dan dilarutkan dalam akuades pada labu
ukur 1000 mL. Larutan baku NaNO2 250 mg/L tersebut selanjutnya diencerkan
menjadi larutan baku NaNO2 5 mg/L dengan cara dipipet 1 mL larutan baku
NaNO2 250 mg/L dan dimasukkan ke dalam labu takar kemudian ditera dengan
akuades hingga volumenya 50 mL. Setelah itu dibuat deret standar nitrit dengan
cara larutan NaNO2 5 mg/L diencerkan menjadi 0.0; 0.01; 0.02; 0.05; 0.1 dan 0.2
mg/L dengan memipet sebanyak 0.1, 0.2, 0.5, 1.0 dan 2.0 mL NaNO 2 5 mg/L dan
dimasukkan masing-masing ke dalam labu takar 50 mL yang berbeda.
Selanjutnya,

masing-masing

larutan

tersebut

menggunakan akuades kemudian ditambahkan

diencerkan
2 mL

serta

ditera

larutan pewarna

sulfanilamid-NED dihidroklorida dan dikocok. Larutan didiamkan selama 10 menit


dan diukur absorbansnya menggunakan spektrofotometer sinar tampak pada
panjang gelombang 543 nm.

4. Penentuan Kadar Nitrit


Penentuan kadar nitrit dilakukan dengan cara dituangkan 50 mL sampel
yang telah disaring dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL yang bersih dan
kering. Setelah itu, sampel ditambahkan 2 mL perekasi warna sulfanilamid NEDdihidroklorida dan dihomogenkan. Larutan didiamkan selama 10 menit.
Perlakukan sama dengan sampel ketika membuat blanko . Sampel serta blanko
diukur absorbansnya menggunakan spektrofotometer sinar tampak pada panjang
gelombang 543 nm.

24

5. Pembuatan Deret Standar Nitrat


Pembuatan deret standar nitrat dilakukan menggunakan larutan baku KNO3
100 mg/L. Larutan baku KNO3 tersebut dibuat dengan cara terlebih dahulu
serbuk KNO3 dikeringkan dalam oven pada suhu 105 selama 24 jam.
Sebanyak 0.7218 gram serbuk KNO3 kering ditimbang dan dilarutkan dalam
akuades pada labu ukur 1000 mL. Larutan baku KNO3 100 mg/L tersebut
selanjutnya diencerkan menjadi larutan baku KNO3 10 mg/L dengan cara
sebanyak 100 mL larutan baku KNO3 100 mg/L dipipet ke dalam labu takar 1000
mL kemudian ditambahkan akuades hingga batas tera. Setelah itu dibuat deret
standar nitrat dengan cara larutan KNO3 10 mg/L diencerkan menjadi 0.0; 0.01;
0.05; 0.10; 0.50 dan 1.00 mg/L dengan memipet sebanyak 0.1, 0.5, 1.0 5.0 dan
10.0 mL KNO3 10 mg/L dan dimasukkan masing-masing ke dalam labu takar 50
mL yang berbeda. Sebanyak 25 mL larutan standar masing-masing ditambahkan
75 mL larutan NH4Cl-EDTA encer lalu dikocok dan dilewatkan ke dalam kolom
reduksi dengan kecepatan 7-10 mL/menit. Sebanyak 25 mL larutan tampungan
pertama dibuang, kemudian larutan ditampung kembali ke dalam labu takar 50
mL. Setelah itu, larutan ditambahkan 2 mL larutan pewarna sulfanilamid-NED
dihidroklorida dan dikocok hingga homogen serta didiamkan selama 10 menit.
Kurva

kalibrasi

dibuat

dengan

mengukur

absorbansnya

menggunakan

spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 543 nm.

6. Penentuan Kadar Nitrat


Penentuan kadar nitrat dilakukan dengan cara sebanyak 25 mL sampel
dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan ditambahkan 75 mL larutan NH4ClEDTA encer kemudian dikocok. Setelah larutan homogen, larutan tersebut
dilewatkan melalui kolom reduksi dengan laju alir 7-10 mL/menit. Sebanyak 25
mL larutan tampungan pertama dibuang, kemudian larutan ditampung kembali ke
dalam labu takar 50 mL. Setelah itu, larutan ditambahkan 2 mL larutan pewarna
sulfanilamid-NED dihidroklorida dan dikocok hingga homogen serta didiamkan
selama 10 menit. Larutan tersebut diukur nilai absorbansnya menggunakan
spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 543 nm.

25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL

1. Nitrit
Nitrit

merupakan

salah

satu

senyawa

nitrogen

anorganik

yang

konsentrasinya tidak stabil di perairan. Nitrit perlu diketahui kadarnya untuk


mengetahui potensi bahaya yang terkandung di dalam air terutama pada limbah
cair hasil industri. Analisis nitrit dilakukan menggunakan metode spektrofotometri
uv-vis berdasarkan reaksi diazotasi yang terjadi. Sebelum menentukan kadar
nitrit yang terdapat dalam limbah cair, pengukuran deret standar nitrit perlu
dilakukan untuk mengetahui konsentrasi nitrit sebenarnya pada limbah cair dalam
rentang deret yang sudah dibuat. Konsentrasi nitrit dapat diketahui berdasarkan
perbandingan sampel dengan deret standar.

Deret standar nitrit dibuat

menggunakan larutan baku NaNO2dengan konsentrasi 0.00, 0.01, 0.02, 0.05,


0.10, dan 0.20 mg/L. Larutan NaNO2 memiliki kandungan nitrit yang stabil dan
dapat larut sempurna dalam air, sehingga larutan NaNO2 digunakan sebagai
larutan baku/stok dalam pembuatan deret standar nitrit. Hasil penentuan kurva
kalibrasi dapat dilihat pada gambar :

y = -0.00037 + 2.96789x
r2= 0.99991

Gambar 4. Deret Standar Nitrit

26

Tabel 1. Kalibrasi Nitrit


Standar

Konsentrasi (mg/L)

Absorbansi (A)

Standar 1

0.0000

0.0001

Standar 2

0.0100

0.0304

Standar 3

0.0200

0.0550

Standar 4

0.0500

0.1505

Standar 5

0.1000

0.2969

Standar 6

0.2000

0.5927

Berdasarkan deret standar yang telah dibuat dalam berbagai variasi


konsentrasi, diperoleh hasil linearitas dan persamaan garis dari deret standar
tersebut. Persamaan garis yang didapatkan dari pembuatan deret standar nitrit
adalah y = -0.00037 + 2.96789x dengan nilai regresi (linearitas) sebesar
0.99991. Hasil tersebut menunjukkan hasil yang baik karena didapatkan nilai
kelinieritas yang besar dan mendekati nilai 1 yang berarti deret standar
tersebutlayak untuk digunakan dalam membandingkan nilai serapan sampel
dengan standar. Hal tersebut karena nilai regresi yang didapatkan masuk dalam
nilai keberterimaan kelinieritasan sebesar 0.995 (Miller dan Miller 1991).
Penentuan kadar nitrit dalam limbah cair dilakukan menggunakan metode
spektrofotometri sinar tampak. Prinsip penentuan nitrit dalam air limbah ialah
senyawaan nitrit dalam suasana asam pada pH 2.02.5 akan bereaksi dengan
sulfanilamid dan N-(1-naftil) etilendiamina dihidroklorida membentuk senyawa
azo yang berwarna merah keunguan yang dapat diukur absorbansnya pada
panjang gelombang 543 nm (SNI 2004).
Penentuan kadar nitrit dilakukan menggunakan sampel air limbah cair
hasil beberapa industri, yaitu industri besi, pangan , bahan kimia, dan industri
pengelolaan limbah. Sebelum pengukuran kadar nitrit dalam sampel limbah cair.
Penambahan sulfanilamid dalam sampel yang mengandung nitrit berfungsi
membentuk garam diazonium (diazo dengan nitrit), serta penambahan NEDdihidroklorida menyebabkan garam diazonium akan berikatan dengan amino
atau senyawaan hidroksil aromatik membentuk senyawa azo berwarna merah
keunguan yang dapat diukur serapannya menggunakan spektrofotometer sinar

27

tampak pada panjang gelombang maksimum 543 nm. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
H2N

HN

CH 3COOH

OOCCH 3

+ 2H 2O

+ HNO 2

SO 3H

SO 3H

HN

OOCCH 3

+ CH3COOH
SO 3H

NH2

HN

NH2

Gambar 5 . Reaksi nitrit dengan sulfanilamida dan NED-dihidroklorida

Hasil penentuan kadar nitrit dalam beberapa limbah hasil industri dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

28

Tabel 2. Hasil Analisa Nitrit


No

Sampel

Kadar NO2

Regulasi

(mg/L)

NO2

Jenis limbah

(mg/L)
1

Blank

0.0000

Lcs

0.1509

Rec

0.2914

7.1310

Industri Bahan
Kimia

0.0941

Industri Bahan
Kimia

0.0626

Industri Besi

0.0039

Industri
pangan

1.7890

Pengelolaan
limbah

0.2199

Pengelolaan
limbah

10

0.5750

Industri Tekstil

2. Nitrat
Nitrat

merupakan

salah

satu

senyawa

nitrogen

anorganik

yang

konsentrasinya lebih stabil di perairan jika dibandingkan dengan nitrit. Nitrat yang
terdapat di dalam air dan limbah cair haruslah diperiksa kadarnya. Hal ini
dikarenakan apabila nitrat dalam jumlah yang besar masuk ke dalam tubuh
manusia maupun hewan, nitrat tersebut akan diubah menjadi nitrit yang sangat
membahayakan bagi manusia atau hewan itu sendiri. Analisis nitrat dilakukan
menggunakan metode reduksi cadmium yang kemudian nilai absorbansinya
dapat diukur menggunakan spektrofotometri sinar tampak sebagai nilai total nitrit.
Sebelum menentukan kadar nitrat yang terdapat dalam limbah cair, pengukuran
deret standar nitrat perlu dilakukan untuk mengetahui konsentrasi nitrat
sebenarnya pada limbah cair dalam rentang standar yang sudah dibuat.
Konsentrasi nitrat dapat diketahui berdasarkan perbandingan sampel dengan
standar. Deret standar nitrat dibuat menggunakan larutan baku KNO3dengan
konsentrasi 0.00, 0.01, 0.05, 0.10, 0.50, dan 1.00 mg/L. Larutan standar yang

29

telah dibuat tersebut kemudian dialirkan ke dalam kolom yang sudah berisi
kadmium yang akan mereduksi nitrat yang berasal dari larutan stok KNO 3
menjadinitrit. Hasil penentuan kurva kalibrasi dapat dilihat pada Gambar

0.6

0.5

Absorbansi

0.4
0.3
0.2
y = 0.5584x + 0.0037
R = 0.9984

0.1
0
0.0000
-0.1

0.2000

0.4000

0.6000

0.8000

1.0000

1.2000

mg/L

Gambar 5. Kurva kalibrasi nitrat


Tabel 3. Kalibrasi Nitrat
Standar

Konsentrasi
(mg/L)

Absorbans

Standar 1

0.0000

-0.0001

Standar 2

0.0500

0.0304

Standar 3

0.1000

0.0506

Standar 4

0.2000

0.1317

Standar 5

0.5000

0.2878

Standar 6

1.0000

0.5599

Berdasarkan kurva kalibrasi yang telah dibuat dalam berbagai variasi


konsentrasi, diperoleh hasil linearitas dan persamaan garis dari deret standar
tersebut. Persamaan garis yang didapatkan dari pembuatan deret standar nitrat
adalah y = 0.00946 + 2.44153x dengan nilai regresi (linearitas) sebesar 0.99983.
Hasil tersebut menunjukkan hasil yang baik karena didapatkan nilai kelinieritas
yang besar dan mendekati nilai 1 yang menunjukkan deret standar tersebut layak
untuk digunakan dalam membandingkan nilai serapan sampel dengan standar.

30

Hal tersebut karena nilai regresi yang didapatkan masuk dalam nilai
keberterimaan kelinieritas sebesar 0.995 (Miller dan Miller 1991).
Penentuan kadar nitrat dalam limbah cair dilakukan menggunakan metode
spektrofotometri sinar tampak. Prinsip penentuan nitrat dalam air limbah ialah
senyawa nitrat dalam contoh uji direduksi menjadi nitrit oleh kadmium (Cd) yang
dilapisi dengan tembaga (Cu) dalam suatu kolom pereduksi. Nitrit total yang
terbentuk mengalami reaksi diazotasi dan reaksi kopling jika direaksikan dengan
sulfanilamid dan NED-dihidroklorida pada suasana asam (pH 2.0-2.5) dan
menghasilkan senyawaan yang berwarna ungu kemerahan.

Warna yang

terbentuk tersebut kemudian diukur serapannya dengan spektrofotometer sinar


tampak pada panjang gelombang maksimum 543 nm. Kadar nitrat dalam contoh
uji adalah selisih ntara kadar nitrit hasil reduksi dengan kadar nitrit tanpa reduksi
(SNI 2011).
Tabel 4. Hasil Analisa Nitrat
No

Sampel

Kadar NO3

Regulasi

(mg/L)

NO3

Jenis limbah

(mg/L)
1

Blank

0.0002

Lcs

0.1509

Rec

0.0493

5053.609

20

Industri
Bahan Kimia

16.1486

20

Industri
Bahan Kimia

2.7696

20

Industri Besi

0.1819

20

Industri
pangan

4.5190

20

Pengelolaan
limbah

9.6721

20

Pengelolaan
limbah

10

1.1135

20

Industri
Tekstil

31

B. PEMBAHASAN
Analisis Nitrit dilakukan menggunakan metode spektrofotometri uvvis.Deret standar nitrit dibuat menggunakan larutan baku NaNO2 . Larutan NaNO2
memiliki kandungan nitrit yang stabil dan dapat larut sempurna dalam air,
sehingga larutan NaNO2 digunakan sebagai larutan baku/stok dalam pembuatan
deret standar nitrit.Persamaan garis yang didapatkan dari pembuatan deret
standar nitrit adalah y = -0.00037 + 2.96789x dengan nilai regresi (linearitas)
sebesar 0.99991. Hasil tersebut menunjukkan hasil yang baik karena didapatkan
nilai kelinieritas yang besar dan mendekati nilai 1 yang berarti deret standar
tersebutlayak untuk digunakan dalam membandingkan nilai serapan sampel
dengan

standar.

Penentuan

kadar

nitrit

dalam

limbah

cair

dilakukan

menggunakan metode spektrofotometri sinar tampak.


Berdasarkan ketujuh jenis limbah cair yang dianalisis, kadar nitrit terbesar
berada pada limbah cair hasil industri bahan kimia dan pengelolaan limbah. Hal
tersebut dapat terjadi industri bahan kimia ini menghasilkan asam nitrat dan
amonia. Senyawa-senyawa nitrogen dalam limbah hasil bahan kimia yang masuk
ke suatu perairan. Hal tersebut dapat terjadi dalam industri pengelolaan limbah
dikarenakan industri ini menerima limbah dari perusahaan yang kemungkinan
memiliki kadar nitrogen yang besar. Kadar nitrogen yang masuk ke dalam
perairan akan berakumulatif di dalam air, nitrogen tersebut kemudian digunakan
dalam proses pembuatan asam nitrat dan amonia. Nitrogen juga digunakan
sebagai nutrien dalam proses fotosintesis tumbuhan perairan. Tumbuhan
perairan yang berkelimpahan nutrisi nitrogen (melebihi ambang batas)
mengalami

pertumbuhan

tanaman

perairan

dengan

sangat

pesat

akan
dan

ketidakseimbangan ekosistem yang menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Hal-hal


tersebut akan berakibat kematian ikan dan organisme hidup di dalam air tersebut
serta mengganggu kesehatan manusia yang berada di sekitar perairan tersebut.
Nitrat merupakan salah satu

senyawa nitrogen anorganik

yang

konsentrasinya lebih stabil di perairan jika dibandingkan dengan nitrit.Persamaan


garis yang didapatkan dari pembuatan deret standar nitrat adalah y = 0.00946 +
2.44153x dengan nilai regresi (linearitas) sebesar 0.99983. Hasil tersebut
menunjukkan hasil yang baik karena didapatkan nilai kelinieritas yang besar dan
mendekati nilai 1 yang menunjukkan deret standar tersebut layak untuk
digunakan dalam membandingkan nilai serapan sampel dengan standar.

32

Warna

yang

terbentuk

tersebut

kemudian

diukur

serapannya

dengan

spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang maksimum 543 nm .


Berdasarkan

ketujuh

jenis limbah cair yang dianalisis, kadar nitrat terbesar

berada pada limbah cair hasil industri bahan kimia, karena industri bahan kimia
ini menghasilkan produk asam nitrat dan amonia yang menjadikan air limbah
yang dihasilkan mengandung kadar nitrat yang sangat tinggi yaitu 5053,609 ppm.
Nitrat dalam perairan sebenarnya tidak bersifat racun bagi organisme perairan
dengan persyaratan tidak melebihi ambang batas yang telah ditetapkan untuk
kadar nitrat di air. Dosis letal dari nitrat pada orang dewasa adalah sekitar 4
sampai 30 g (atau sekitar 40 sampai 300 mg NO3-kg). Dosis antara 2_9 gram
NO3- dapat mengakibatkan methemoglobinemia. Nilai ini setara dengan 33
sampai 150 mg NO3-/kg. Berdasarkan hasil konsentrasi nitrat yang diperoleh
limbah yang dihasilkan dari industri baja, obat-obatan, dan minuman bila
bercampur dalam suatu perairan dan masuk ke dalam tubuh, tidak terlalu
membahayakan bila intensitas pemakaian air tersebut tidak sering. Hal ini
dikarenakan kadar nitrit yang dihasilkan tidak melebihi ambang batas yang
ditentukan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP51/MENLH/10/1995 tentang batas minimal keberadaan nitrit di air limbah untuk
semua golongan air yaitu 20-30 mg/L, sehingga kesehatan manusia tidak
terganggu dan resiko mengalami penyakit methemoglobin rendah. Limbah hasil
pertanian dan peternakan menghasilkan kadar nitrit yang sangat tinggi, sehingga
akan sangat mengganggu kesehatan manusia bila nitrat tersebut masuk dalam
tubuh dan dapat meyebabkan penyakit methemoglobin pada penderita yang
mengonsumsi air dengan konsentrasi nitrat yang sangat tinggi.

33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


SIMPULAN
Dari penetapan kadar nitirit dan nitrat dalam air limbah secara
spektrofotometri UV-Vis didapatkan kadar yang melebihi regulasi yang telah
ditetapkan oleh PerMenLH No.15 tahun 2014.

SARAN
Sebaiknya limbah nitrat dan nitrit ditretment lebih lanjut agar hasil nitrat
dan nitrit tidak melawati regulasi yang telah ditetapkan oleh PerMenLH No.15
tahun 2014. Dan saat pengecekan sempel sebaiknya diperhatikan apabila perlu
pengenceran agar tidak melebihi konsentrasi yang tertinggi.

34

BAB VI DAFTAR PUSTAKA


Alaert G, Santika SS. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya:
Usaha Nasional
Alaerts, Santika. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional
[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 2005. Official Method of
Analysis of AOAC International. Ed ke-18. Maryland: AOAC International
APHA. 2005. Inorganic Non Metallic Constituens in: Standard Methods for the
Examination of Water and Wastewater. American Public Health
Association. America (US):United Book Press
Aswadi M. 2006. Pemodelan Fluktuasi Nitrogen (Nitrit) pada Aliran Sungai Palu.
Jurnal SMARTek. Vol. 4 (2): 112-125
Boyd CE. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama: Alabama
Agriculture
Experiment Stasion of Auburn University
Cahyadi VLCS. 2008. Perancangan Bangunan Instalasi Pengolahan Grey Water
Kawasan Apartemen (Studi Kasus: Rasuna Epicantrum). [Skripsi]. Depok:
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Chapra, Steven C. 1997. Surface Water-Quality Modeling. New York (US):
McGraw-Hill International Edition.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Potensi
Nitrifikasi oleh Bakteri Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius
Fardiaz S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius
Gufran M, Kordi, dan Baso AT. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan. Jakarta: Rineka Cipta
Hamzah MS. 2003. Studi Variasi Musiman Beberapa Parameter Oseanografi
terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Kerang Mutiara
(Pinctada Maxima) di Perairan Teluk Kombal, Lombok Barat. Jakarta:
Seminar Nasional ISOI
Hidayatunnisa NF. 3003. Dinamika Eutrofikasi yang Disebabkan oleh Perubahan
Nitrogen dan Fosfat: Studi Kasus Waduk Saguling, Jawa Barat. [Tesis].
Depok: Kepustakaan Universitas Indonesia
Ida YHRP. 2009. Penentuan Kadar Nitrit pada Beberapa Air Sungai Di Kota
Medan dengan Metode Spektrofotometri (Visible). [Karya Ilmiah]. Medan:
Program Diploma 3 Kimia Analis Departemen Kimia Fakultas MIPA USU
Medan
Jenie BSL, Rahayu WP. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan.
Yogyakarta: Kanisus
Kirchman DL. 2000. Microbial Ecology of The Ocean. New York (US): Wileyliss. A John Sons, Inc
SNI (Standar Nasional Indonesia) 06-6989.9-2004. Air dan Air LimbahBagian 9:
Cara Uji Nitrit (NO2-) Secara Spektrofotometri. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional
SNI (Standar Nasional Indonesia) 6989.79:2011. Air dan Air LimbahBagian
79: Cara Uji Nitrat (NO3-) dengan Spektrofotometer UV-Visibel secara
Reduksi Kadmium. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional
Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: UI Press

35

Svehla G. 1986. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
L Setyono, Pudjaatmaka H, penerjemah. Jakarta: PT Kalman Media
Pustaka. Terjemahan dari: Text Book of Macro and Semimicro Qualitative
Inorganic Analysis
Tresna A, Sastrawijaya. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta
Underwood AL, Day RA. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Iis Sopyan,
penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Quantitative Analysis
Welch PS. 1952. Lymnologi. New York (US): Mc.Graw-Hill Publication

36

LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi PT SysLab Integrated Laboratory Service

Gambar 6. Struktur Organisasi PT.Syslab

37

Lampiran 2 Pembuatan Reagen


1. Pembuatan Larutan Warna Sulfanilamid NED-dihidroklorida
Pembuatan

pereaksi

warna

sulfanilamid

N-(1-naftil)-etilena

diamina

dihidrokloridadilakukan dengan cara sebanyak 10 gram sulfanilamid dilarutkan


dengan 100 mL asam fosfat 85% yang telah ditempatkan dalam 800 mL
akuades. Setelah itu, sebanyak 1gram NED-dihidroklorida ditambahkan ke dalam
campuran sulfanilamid-H3PO4 dan ditera dengan akuades sebanyak 1000 mL
kemudian dihomogenkan. larutan pereaksi warna tersebut ditempatkan dalam
botol gelap dan disimpan dalam chiller pada suhu 4 .

2. Pembuatan larutan CuSO4 2%


Dilakukan dengan cara sebanyak 20 gram CuSO4.5H2O ditimbang kemudian
dilarutkan dengan 500 mL akuades. Larutan tersebut ditepatkan dengan
akuades hingga volumenya 1000 mL.

3. Pembuatan larutan amonium klorida-EDTA


Dilakukan dengan cara sebanyak 13 gram NH4Cl dan 1.7gram etilena
diamina tetraasetat ditimbang. Setelah itu, kedua bahan tersebut dilarutkan
dalam 900 mL akuades. Larutan NH4Cl-EDTA tersebut ditetapkan pHnya
pada 8.5 dengan cara ditambahkan pertetes NH4OH kemudian ditera dengan
akuades hingga volumenya 1000 mL dan dihomogenkan hingga tercampur
secara rata. Pembuatan larutan NH4Cl-EDTA encer dilakukan dengan cara
sebanyak 300 mL larutan NH4Cl-EDTA diencerkan dengan akuades hingga
volumenya 500 mL.

38

Lampiran 3 Perhitungan hasil analisis kurva kalibrasi

Kurva kalibrasi Nitrit

Standar

Konsentrasi (mg/L)

Absorbansi (A)

Standar 1

0.0000

0.0001

Standar 2

0.0100

0.0304

Standar 3

0.0200

0.0550

Standar 4

0.0500

0.1505

Standar 5

0.1000

0.2969

Standar 6

0.2000

0.5927

Kurva kalibrasi Nitrat

Standar

Konsentrasi
(mg/L)

Absorbans

Standar 1

0.0000

-0.0001

Standar 2

0.0500

0.0304

Standar 3

0.1000

0.0506

Standar 4

0.2000

0.1317

Standar 5

0.5000

0.2878

Standar 6

1.0000

0.5599

39

Penentuan kadar Nitrit

Institutsi

Sample

Absorbansi

Faktor

Konsentrasi

Pengenceran

(mg/l)

Industri Bahan

0.4229

50

7.1310

Kimia

0.0555

0.0941

Industri Besi

0.1853

0.0626

Industri

0.0111

0.0039

Industri

0.2120

25

1.7890

Pengelolaan

0.0649

10

0.2199

0.1702

10

0.5750

Pangan

Limbah
Industri Teksil

Contoh perhitungan:
y = -0.00037 + 2.96789x

Sampel teksil ulangan 1


conc =

conc =

0.1702(0.00037)
2.96789

10

= 0.5750

40

Penentuan kadar Nitrat


Institusi

Sampe

Absorbans

[Nitrat +

Faktor

Nitrit ]

pengencera

(mg/L)

Nitrit

Nitrat

Industri

0.2874

5060.7

1000

7.131

5053.60

Bahan

0.3678

25

16.242

0.094

16.1486

Kimia

Industri

0.3212

2.8322

Besi

0.062

2.7696

Industri

0.0062

0.1858

50

Pangan

0.003

0.1819

Industri

0.0394

3.1540

10

1.789

1.3650

pengelolaa

0.2256

9.892

25

9.6721

n limbah

0.219
9

Industri

0.4767

1.6685

Tekstil

0.575

1.1135

Contoh perhitungan:
y = 0.00412 + 0.55976x

Sampel tekstil ulangan 1


conc =

conc =

0.47670.00412

0.55976


2 = 1.6685 mg/L

[Nitrat] = [Nitrat + Nitrit] [ Nitrit]


=1.6685 mg/L 0.5750 mg/L
= 1.1135 mg/L

41

Lampiran 4 Perhitungan % Recovery


Data Nitrit

Konsentrasi

Sampel

Absorbans

Blanko

0.0000

-0.0000

LCS

0.1509

0.0510

Recovery

0.2914

0.0983

% Recovery

(mg/L)

94.44%

Data Nitrat

Konsentrasi

Sampel

Absorbans

Blank

0.0002

-0.0070

LCS

0.1194

0.2059

Recovery

0.0493

0.08071

% Recovery

(mg/L)

88.55%

42

Anda mungkin juga menyukai