Anda di halaman 1dari 4

MATERI MK AL-ISLAM PRODI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG STIKES HAMZAR

HAJI DALAM ISLAM


Dosen Pengampu: Ahmad Dailami Qodri, M.Pd

A. PENGERTIAN HAJI

Haji (al-hajju) dalam bahasa Arab berarti al- qashu yaitu menyengaja atau
menuju. Dalam istilah syara’ al-hajj berarti sengaja mengunjungi ka’bah untuk
melakukan ibadah tertentu.

Haji termasuk ibadah yang telah dikenal pada syariat agama-agama


terdahulu, sebelum Islam. Nabi Ibrahim dan Isma’il membangun Ka’bah sebagai
rumah ibadah unt menyembah Allah semata dan beliau menyeru umat manusia
untuk berhaji ke Baitullah. Orang-orang mematuhi seruannya, datang dari
berbagai penjuru dan mempelajari dasar-dasar agama tauhid.

Menurut pengertian syara’, yang dimaksudkan dengan haji yaitu:


menyengaja mengunjungi Ka`bah atau Baitullah di tanah suci Makkah untuk
melakukan beberapa amal ibadah, dengan tata cara dan syarat-syarat tertentu.

Para ulama telah sepakat bahwa melaksanakan ibadah haji itu wajib
hukumnya bagi setiap umat Islam yang mampu. Ibadah haji termasuk rukun Islam
yang diwajbkan sekali seumur hidup berdasarkan firman Allah ayng artinya :

“….. mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (QS.Ali Imran : 97).
Kewajiban haji hanya sekali seumur hidup, sedangkan haji berikutnya
hukumnya sunah. Sabda Rasulullah saw.

َ ‫أَ ْﳊَ ﱡﺞ ﻣ ﱠﺮةٌ ﻓَ َﻤ ْﻦ َز‬


ٌ‫اد ﻓَـ ُﻬ َﻮ ﺗَﻄَﱠﻮع‬
Artinya :“Haji itu wajibnya hanya satu kali, dan selebihnya adalah sunnah”
(HR. Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah)

B. SYARAT IBADAH HAJI


Kewajiban haji ini dibebankan atas orang yang telah memenuhi beberapa
persyaratan, yaitu :

1. Islam. Seperti ibadah lainnya, haji tidak wajib dan tidak sah dilakukan oleh
orang kafir.
2. Baligh.
MATERI MK AL-ISLAM PRODI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG STIKES HAMZAR

3. Berakal.
4. Merdeka, sebab tuan seorang budak berhak atas manfaat dirinya, dan
membebankan kewajiban haji atas budak dapat merugikan kepentingan
tuannya. Nabi bersabda :
‫اَّﳝَﺎ َﻋﺒ ٌﺪ َﺣ ﱠﺞ ﰒُﱠ اُ ْﻋﺘِ َﻖ ﻓَـ َﻌﻠَْﻴ ِﻪ َﺣ ﱠﺠﺔٌ اُ ْﺧ َﺮى‬
Artinya : seorang hamba yang telah haji, kemudian dimerdekakan, maka wajib
atasnya haji sekali lagi.

5. Mampu. Allah SWT menyatakan bahwa haji itu adalah bagi mereka yang
mampu. Para ulama menafsirkan kemampuan (istita’ah) itu dengan :
a. Tersedianya bekal untuk perjalanan pergi dan kembali selama berada di
tanah suci.
b. Tersedianya kendaraan, baik dengan memiliki atau dengan menyewa,
dengan harga atau sewa yan pantas. (kendaraan disyaratkan bagi mereka
yang tempat tinggalnya jauh).
c. Aman di perjalanan, artinya tidak ada ancaman yang berarti terhadap jiwa,
kehormatan, dan hartanya.
d. Memugkinkan melakukan perjalanan. Artinya, setelah seseorang
mendapatkan biaya, masih tersedia cukup waktu untuk melakukan
perjalanan haji
C. RUKUN HAJI
Rukun yaitu sesuatu yang tidak sah haji melainkan dengan melakukannya,
dan ia tidak boleh diganti dengan dam (menyembelih binatang disebabkan
melakukan hal-hal yang dilarang dalam pelaksanaan ibadah haji).

1. Ihram
Ihram (niat). Yakni berniat memulai ibadah haji atau umrah dengan
mengenaka pakaian ihram yaitu slendang yang menutup bagian badan atas
kecuali kepala dan sarung yang menutup badan bagian bawah.

2. Wuquf
Artinya hadir di Arofah mulai dari tergelincir matahari (waktu dzuhur)
tanggal 9 dzulhijjah sebelum terbit fajar pada tanggal 10 dzulhijjah. Arofah
adalah nama suatu padang disebelah timur kota Makkah yang jaraknya kurang
lebih 9 mil.

Wuquf dilaksanakan di Arafah pada waktu antara tergelincir matahari


pada hari Arafah sampai terbit fajar pada hari idul Adha.
MATERI MK AL-ISLAM PRODI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG STIKES HAMZAR

3. Thawaf
Thawaf adalah mengelilingi ka`bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai
dari hajar aswad, dengan posisi ka`bah disebelah kiri orang yang thawaf

4. Sa’i
Sa’i yakni berlari kecil antara bukit shofa dan bukit marwah

5. Tahalul
Yang dimaksud tahalul adalah penghalalan beberapa larangan dalam
berihram. Adapun penghalalannya seperti: memakai pakaian biasa, memakai
wangi-wangian, bercukur, dan lain sebagainya. Kecuali nikah dan menggauli
istrinya, masih tetap dilarang (haram), sampai selesai thawaf ifadhah yang
dinamakan tahalul kedua.

6. Tertib
Dalam hal ini tertib berarti melaksanankan rukun-rukun haji ssuai dengan
urutan yang semestinya. Ihram mesti dikerjakan sebelum melakukan yang
lainnya, wuquf harus lebih dulu sebelum thawaf ifadhah, dan thawaf mesti
lebih dahulu daripada sa’i kecuali bila sa’i telah dikerjakan setelah thawaf
qudum.

D. WAJIB HAJI
1. Ihram (yakni niat berhaji dari Miqot)
2. Bermalam di Muzdalifah
3. Bermalam di Mina
Yakni bermalam di Mina. Mina merupakan kota antara Makkah dan
Muzdalifah, yang jaraknya 8 km dari kota Makkah dan 5 km dari Muzdalifah.
Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa Nabi SAW bermalam di Mina selama
hari-hari tasyriq.
4. Melempar Jumrah
Pada hari Nahr 10 Zulhijjah, di Mina dilakukan melempar jumrah Aqobah
dengan tujuh batu. Melempar jumrah ini disunnahkan setelah terbit matahari.
5. Thawaf Wada’
Thawaf Wada’ yakni thawaf yang diwajibkan ketika hendak meninggalkan
kota Makkah
E. MACAM-MACAM HAJI
Menurut cara pelaksanaannya, haji itu ada tiga macam, yaitu ifrad,
tamattu’ dan qiran.
MATERI MK AL-ISLAM PRODI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG STIKES HAMZAR

Berikut ini akan dijelaskan tiga macam cara itu dengan singkat :
1. Ifrad
Haji ifrad adalah orang yang berniat saat ihramnya hanya untuk haji saja.
Ia mengucapkan (ٍ‫ )ﻟﺒﯿﻚَ ﺑﺤﺞ‬kemudian memasuki Mekah untuk thawaf qudum,
dan terus ihram hingga datang waktu haji. Kemudian ia tunaikan manasik
haji; wukuf di Arafah, mabit di Muzdallifah, melontar jumrah Aqabah, thawaf
ifadhah, sa’iy antara Shafa Marwa, bermalam di Mina untuk melontar jumrah
pada hari tasyriq. Kemudian setelah usai menunaikan seluruh manasik haji itu
ia tahallul kedua, lalu keluar dari Mekah memulai ihram yang kedua dengan
niat umrah, jika mau melaksanakan manasiknya.
Haji ifrad adalah manasik paling afdhal menurut Syafi’i dan Maliki karena
dengan manasik ini tidak membayar dam. Dan kewajiban dam adalah untuk
menambal kekurangan yang ada. Sebagaimana haji Rasulullah saw, menurut
mereka adalah ifrad.
2. Tamattu’
Haji tamattu’ adalah haji dengan terlebih dahulu ihram untuk
melaksanakan umrah dari miqat. Dengan mengucapkan (‫ )ﻟﺒﯿﻚ ﺑﻌُﻤﺮة‬kemudian
memasuki kota Mekah, menyempurnakan manasik umrah thawaf dan sa’i lalu
memotong atau mencukur rambut, kemudian tahallul dari ihram. Halal
baginya segala larangan ihram termasuk berhubungan suami istri. Ia dalam
keadaan demikian sehingga dating tanggal 8 Dzulhijjah lalu ihram haji,
melaksanakan manasiknya wukuf di Arafah, thawaf, sa’i dsb. Ia
melaksanakan seluruh manasik umrah, kemudian melaksanakan manasik haji
dengan sempurna pula. Haji tamattu’ adalah cara paling afdhal menurut
mazhab Hambali.
3. Qiran
Haji qiran adalah dengan berniat ketika ihram sekaligus haji dan umrah
dengan mengucapkan: kemudian memasuki Mekah thawaf qudum, dan terus
dalam keadaan ihram sehingga datang waktu melaksanakan manasik haji. Ia
melaksanakan manasik itu dengan sempurna, wuquf di Arafah, melontar
jumrah, thawaf ifadhah, sa’i antara Shafa dan Marwa serta manasik lainnya.

‫اب‬ ‫ أ‬‫وا‬

Anda mungkin juga menyukai