Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebun Raya Bogor merupakan kebun botani yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat.
Tempat ini sering dijadikan alternatif liburan keluarga karena alamnya yang terjaga.
Selain keluarga banyak juga lho anak muda serta rombongan anak sekolah yang
menjadikan Kebun Raya Bogor sebagai tempat rekreasi sambil belajar. Tiket masuk
Kebun Raya Bogor yang terjangkau jadi alasan mengapa kebun ini selalu ramai dipadati
pengunjung. 

Meskipun ramai, kamu nggak akan desak-desakan saat berwisata ke sini karena luas
Kebun Raya Bogor sendiri mencapai 87 hektar. Luas banget kan, RedTraveler! Kebun
yang luas ini ternyata punya sejarah panjang, lho. Sejarah Kebun Raya Bogor serta fakta
menarik lainnya bisa kamu temukan di sini. 

Berdasarkan prasasti batutulis Kebun Raya Batu merupakan bagian hutan buatan yang
sudah ada sejak masa Kerajaan Sunda. Hutan ini berfungsi untuk menjaga kelestarian
alam terutama melestarikan benih kayu yang sudah langka. Setelah Kerajaan Sunda
ditaklukan oleh Kerajaan Banten, area hutan ini terbengkalai. 

Pada masa kolonial Belanda tepatnya pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas
Stamford Raffles yang tinggal di Istana Bogor tertarik untuk mengembangkan area ini
menjadi kebun yang cantik. Dia sendiri memang punya minat yang tinggi terhadap botani.
Atas bantuan ahli botani bernama W. Kent, Raffles menjadikan area ini menjadi halaman
serta taman yang cantik untuk Istana Bogor. Ini lah sejarah singkat terbentuknya Kebun
Raya Bogor yang kita kenal saat ini. 

Melihat sejarah Kebun Raya Bogor yang sudah berusia ratusan tahun nggak heran kalau
di sini terdapat banyak pohon yang usianya tak kalah tua. Salah satu yang paling tua
adalah pohon leci yang umurnya diperkirakan hampir 200 tahun. Pohon ini  sendiri
didatangkan langsung dari Tiongkok pada masa kolonial Belanda. 

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Kebun Raya Bogor ?
2. Pada Tanggal dan Tahun berapa Kebun Raya Bogor didirikan ?
3. Siapa Pendiri Kebun Raya Bogor ?
4. Apa saja yang di dapat di Kebun Raya Bogor ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Sejarah Kebun Raya Bogor
2. Untuk Mengetahui Tanggal Berdirinya Kebun Raya Bogor
3. Untuk Mengetahui Siapa Pendiri Kebun Raya Bogor
4. Untuk Mengetahui isi atau keistimewaan Kebun Raya Bogor

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor timimitina bagian dina 'samida' (leuweng jienan atawa taman jienan)
anu sahenteuna engges aya tina pamarentah Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-
1513) ti Kerajaan Sunda, sabagian tertulis jeroo prasasti Batutulis. Leuweng eta ditujuken
ajang kaperluan ngajaga kalestarian lingkungan sabagian tempat ngurus benih-benih kayu
anu langka. Di siai samida eta di jieun pula samida anu sarua di perbatasan Cianjur jeung
Bogor (leuweng Ciung Wanara). Leuweng iye engke diantep saengges Kerajaan Sunda
eleh ti Kesultanan Banten, sehingga Gubernur Jenderal van der Capellen ngabangun imah
peristirahatan di salah satu sudutna tina pertengahan abad ke-18.

Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana


Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana
Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent,
yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi
taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya
sekarang.

Monumen Olivia Raffles

Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles)


meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian,
monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.

Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis
surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap

3
keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang
berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-
kebun yang lain.

Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang


berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi
menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik
menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk
mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu
disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt
juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai
seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der
Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama ’s Lands Plantentuin
te Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di
bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang
pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W.
Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris).

Sekitar 47 hektaree tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan


pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya
dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan
benih dari bagian lain Nusantara.

Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di


Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun
tersebut.

Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig


Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga
menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies)
tanaman serta menjadikan kebun raya sebagai markas Komisi Ilmu Alam. Pelaksanaan
pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis
lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur
Jenderal Johannes van den Bosch. Dimulai di periode ini, kebun raya berada di
pengawasan pengawasan staff Gubernur Jenderal.[1] Dengan dibantu oleh Justus Karl

4
Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan
mengelompokkan menurut suku (familia).

Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada


tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.

Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu


pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain,
seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya
Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium
Zoologi (1894).

Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya


dengan halaman Istana Bogor.

Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman
perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia Belanda (kini Indonesia). Namun pada
perkembangannya juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu
(1880 - 1905).

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah


kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman
Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C.
Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan
Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono
Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu
pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.

5
Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog
mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-
tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan
2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia,
pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di
antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi
kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan
mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:

Pohon beringin raksasa di Kebun Raya/Istana Bogor.

 Herbarium
 Museum
 Laboratorium Botani
 Kebun Percobaan
 Laboratorium Kimia
 Laboratorium Farmasi
 Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten
Pasuruan
 Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
 Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB).

Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan
julukan, seperti

 ’s Lands Plantentuin
 Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
 Botanical Garden of Buitenzorg
 Botanical Garden of Indonesia
 Kebun Gede
 Kebun Jodoh

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Sejarah hari ini, 205 tahun yang lalu, 18 Mei 1817, Kebun Raya Bogor resmi didirikan.
Pendirian itu dilakukan atas restu dari Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Godert
Alexander Gerard Philip van der Capellen. Demi ilmu pengetahuan, pikirnya.

Ia pun menamakan kebun itu sebagai ‘s Lands Plantentuin te Buitenzorg. Namun, cikal
bakal Kebun Raya Bogor sudah ada sejak masa pemerintahan Letnan Gubernur Thomas
Stamford Raffles. Kebun itu dirintis oleh Raffles dan istrinya Olivia Mariamne Devenish.
Alias Olivia Raffles.

Boleh jadi era Penjajahan Inggris di tanah Nusantara hanya sebentar. Akan tetapi,
dampaknya luar biasa besar. Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles (1811-1814) ada
di baliknya. Gebrakan-gebrakan Raffles acap kali terbilang revolusioner.

Raffles adalah otak yang mampu membombardir Keraton Yogyakarta dan juga orang
yang menghapus perbudakan di tanah Hindia. Sumbangsih lain Raffles adalah
pengabdiannya dalam ilmu pengetahuan dunia. Ia selalu penasaran dengan potensi yang
dikandung oleh bumi pertiwi. Budaya dan botani, terutama.

Anda mungkin juga menyukai