Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dimas Trilaksono

Nim : 21020068

BAB 12

SISTEM BIAYA TAKSIRAN

 Adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya biaya yang
ditentukan di muka dlam menghingtung harga pokok barang yang diproduksi
 Dasar yang dipakai dalam penentuan norma fisik terbatas pada pengalaman produksi masa lalu

Tujuan pengguanaan sistem biaya taksiran

1. Untuk jembatan menuju sistem biaya standar


2. Untuk menghindari biaya yang relatif besar dalam pemakaian sistem biaya standar
3. Untuk pengendalian biaya dan analisis kegiatan
4. Untuk mengurangi biaya akuntansi

Penentuan biaya taksiran

 Biaya taksiran biasanya dipecah menjadi 3 unsur yaitu BBB, BTK dan BOP
 Biaya taksiran dapat ditentukan atas dasar data masa lalu, dari perhitungan, dari rumus kimia
atau matematis, atau secara sedehana dengan taksiran
 Biaya taksiran ditentukan pada awal masa produksi atau pada awal tahun anggaran

Taksiran biaya bahan baku

 Penaksiran kuantitas bahan baku yang akan dikonsumsi dalam setiap satuan produk = dapat di
dasarkan pada spesifikasi teknis, percobaan atau data masa lalu
 Penaksiran harga bahan baku= dapat di dasarkan pada harga kontrak pembelian dlam jangka di
publikasikan
 Penaksiran jumlah jam tenaga kerja yang akan dikonsumsi untuk menghasilkan setiap tahun
produk= harus memperhitungkan juga waktu persiapan produksi, materialais handling,
perbaikan mesin dan hal hal lain yang memrlukan jam tenaga kerja.
 Taksiran biaya tenaga kerja= taksiran jumlah jam kerja untuk menghasilkan setiap satuan produk
dikalikan dengan tarif biaya tenaga kerja

Taksiran biaya overhead pabrik

Penaksiran biaya overhead pabrik yang akan di bebankan kepada produk


berdasarkan pas=da tarif yang ditentukan
Untuk itu perlu dilakukan pemisahan BOP ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variable

BOP vaariabel ditaksir dengan melihat hubungan biaya tersebut dengan produksi,dengan
anggapan bahwa terdapat hubungan yang konstan antara jumlah produksi dengan biaya yang di
keluarkan

Taksiran BOP tetap merupakan jumlah taksiran masing masing unsur biaya overhead pabrik
tersebut

Prosedur akuntansi dalam sistem biaya taksiran

Prosedur pencatatan baiaya bahan baku

METODE PERPETUAL

Pembelian bahan baku, jurnal:

Persediaan bahan baku xxx

Utang dagang xxx

Pemakaian bahan baku, jurnal:

Barang dalam proses-BBB xxx

Persedian barang baku xxx

METODE PERSEDIAAN FISIK

Pembelian bahan baku:

Pembelian Xxx

Utang dagang xxx

Pemakaian bhan baku:

a. Menutup harga pokok persediaan bahan baku awal periode:


Barang dalam proses BBB xxx
Persediaan bahan baku xxx
b. Menutup rekening pembelian:
Barang dlam proses BBB xxx
Pembelian xxx
c. Mencatat harga pokok persediaan bahan baku akhir periode:
Persediaan bhan baku xxx
Barang dalam proses BBB xxx

Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja:


Jurnal:
Barang dalam proses-BTK xx
Biaya Adm.& Umum xx
Biaya pemasaran xx
Gaji dan upah xx

Prosedur Pencatatan biaya overhead pabrik:


METODE 1:
Jurnal pencatatan BOP sesungguhnya terjadi:
BOP sesungguhnya xx
Persediaan suku cadang xx
Akumulasi Depresiasi aset tetap xx
Kas xx

Jurnal pada akhir periode:


Barang Dalam Proses-BOP xx
BOP sesungguhnya xx

METODE 2:
Jurnal pencatatan BOP sesungguhnya terjadi:
BOP Sesungguhnya xx
Persediaan suku cadang xx
Akumulasi Depresiasi Aset Tetap xx
Kas xx
Jurnal pembebanan BOP atas dasar tarif yang ditentukan di muka:
Barang Dalam Proses-BOP xx
Biaya overhead yang dibebankan xx
Jurnal pada akhir periode:
Biaya overhead yang dibebankan xx
BOP sesungguhnya xx

Prosedur pencatatan harga pokok barang jadi dan barang dalam proses pada akhir periode:
Harga pokok barang jadi = kuantitas barang jadi dikalikan dengan biaya taksiran per satuan
produk.
Jurnal:
Persediaan Barang Jadi xx
Persediaan Barang Dalam Proses xx
Barang Dalam proses-BBB xx
Barang Dalam Proses-BTK xx
Barang Dalam Proses-BOP xx
Prosedur pencatatan harga pokok barang yang dijual:
Harga pokok penjualan = jumlah barang yang terjual dikalikan dengan biaya taksiran per satuan
produk. Jurnal:
Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Barang jadi xx

Prosedur pencatatan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya.


Jika pencatatan BOP adalah metode 1:
Jurnal:
Selisih xx
Barang dalam proses-BBB xx
Barang dalam proses-BTK xx
Barang dalam proses-BOP xx
(untuk mencatat selisih rugi, by sesungguhnya > by taksiran)

Jika pencatatan BOP adalah metode 2, jurnal:


a. Selisih xx
Barang dalam proses-BBB xx
Barang dalam proses-BTK xx
Barang dalam proses-BOP xx
(untuk mencatat selisih rugi, jumlah pendebitan rekening BDP lebih tinggi dari jumlah
pengkreditannya)
b. Selisih xx
BOP sesungguhnya xx
(untuk mencatat selisih rugi, yaitu BOP sesungguhnya lebih tinggi dari yang dibebankan
berdasarkan tarif)

PROSEDUR AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA TAKSIRAN JIKA PRODUK DI OLAH MELALUI LEBIH DARI
SATU DEPARTEMEN PRODUKSI
Jika produk di olah melalui lebih dari satu departemen produksi, prosedur akuntansi dalam sistem biaya
taksiran adalah sebagai berikut:
A. Untuk tiap-tiap departemen produksi harus ditentukan biaya taksiran per satuan produk.
B. Untuk tiap-tiap departemen produksi dibentuk satu rekening Barang Dalam Proses. Rekening tersebut
dapat dipecah lagi sesuai dengan unsur harga pokok produk.
C. Rekening BDP masing-masing departemen produksi didebit dengan biaya produksi sesungguhnya
selama periode tertentu dan dikredit dengan harga pokok taksiran produk jadi dan harga pokok taksiran
barang dalam proses akhir periode (unit ekuivalen x biaya taksiran per satuan produk)
D. Saldo rekening BDP tiap departemen produksi merupakan selisih biaya sesungguhnya dengan biaya
taksiran. Jumlah selisih ini ditransfer ke dalam rekening selisih.

PERLAKUAN TERHADAP SELISIH

Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran dalam suatu periode akuntansi dapat
diperlukan sebagai berikut:

a. Ditutup ke rekening Harga Pokok Penjualan atau rekening Laba Rugi.


b. Dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam periode yang bersangkutan, yaitu dibagikan
ke rekening Barang Jadi dan Harga Pokok penjualan.
c. Dibagikan secara adil ke rekening persediaan BDP, persediaan Barang Jadi dan Harga Pokok
Penjualan.
d. Membiarkan selisih tersebut tetap dalam rekening selisih, karena ada kemungkinan selisih-
selisih yang terjadi akan saling menutup (mengkompensasi).

Anda mungkin juga menyukai