Anda di halaman 1dari 25

AUDIT KEUANGAN NEGARA

“PROGRAM PEMERIKASAAN ASET TETAP PADA LAPORAN KEUANGAN


BENDAHARA UMUM NEGARA TAHUN 2018”
PEMERINTAH PUSAT – LAPORAN KEUANGAN BUN
AUDIT MEMORANDUM – ASET TETAP DAN PERSEDIAAN
PERIODE TAHUN 2018
1. Umum
Bendahara Umum Negara (BUN) adalah pejabat yang diberi tugas
untuk melaksanakan fungsi bendahara umum negara (Pasal 1 angka 15 UU
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara). Dalam pengelolaan
perbendaharaan negara, Menteri Keuangan adalah Bendahara Umum Negara.
2. Kebijakan Akuntansi
a. Penyajian Laporan Keuangan
b. Piutang usaha
c. Persediaan
d. Aset tetap
e. Pengakuan pendapatan
f. Transaksi dan penjabaran mata uang asing
g. Taksiran pajak penghasilan
h. Tahun buku dari tanggal 1 januari sampai dengan 31 deseember
3. Buku yang digunakan Bendahara Umum Negara dalam rangka penyusunan
laporan keuangan dilakukan secara manual dan komputerisasi.
4. Pemeriksaan Umum laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan
5. Waktu pemeriksaan
Pemeriksaan Lapangan : 01 Oktober 2020
Pemeriksaan aset tetap : 15 Oktober 2020
Evaluasi pengendalian internal : 01 Oktober 2020
Penyerahan laporan akuntan : 16 November 2020
Pelaksana stock opname :
PEMERIKSAAN ASET TETAP
1. Pengertian Aset tetap
Aset tetap (Fixed Assets) disebut jugaa Property, Plant and equipment.
Menurut Standar Akuntasi Keuangan (PSAK No 14, Hal. 16.2 dan 16.3-IAI, 2002):
Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009; 68), Aset tetap adalah aset berwujud yang :
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa untuk disewakan ke pihak lain atau untuk administratif dan
2. Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan
sebagai aset tetap bila:
1. Besar kemungkinan (Probable) bahwa manfaat ekonomi di masa akan
datang yang berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir ke dalam
perusahaan.
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

2. Tujuan Pemeriksaan Aset Tetap


Dalam suatu pemeriksaan umum, pemeriksaan atas aset tetap mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset
tetap
2. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi
keuangan (Neraca) betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh
organisasi
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan
(periode yang diperiksa) betul-betul merupakan sesuatu Capital Expenditure,
diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-
bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar
4. Untuk memeriksa apakah penarikan aset tetap sudah dicatat dengan benar di
buku dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode)
yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, Konsisten,
dan apakah perhitunganya telah dilakukan dengan benar (secara akurat)
6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan
7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku

3. Prosedur Pemeriksaan Aset Tetap


Prosedur audit atas aset tetap adalah sebagai berikut:
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap. Dengan ICQ, melihat
flowchart dan narrative.jika internal control perusahaan baik, kemungkinan
lingkup pemeriksaan dapat dipersempit dan sebaliknya.
2. Minta kepada klien Top Schedule Serta Supporting Schedule aset tetap yang
berisikan saldo awal, penambahan serta pengurangan-penguranganya dan
saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutanya.
Dapat Melihat harga perolehan awal asset tetap serta metode penyusutan apa
yang digunakan perusahaan untuk menilai buku asset per tanggal neraca.
3. Periksa footing dan crossfootingnya dan cocokkan totalnya dengan general
ledger atau sub-ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu. Footing
itu perhitungan vertikal terkait dengan harga perolehan asset dan penyusutan
asset tetap pada kertas kerja sedangkan untuk crossfootingnya lebih kepada
perhitungan horizontal aset tetap.
4. Vouch penambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut. Untuk
penambahan lihat approvalnya dan kelengkapan supporting dokumentnya.
Untuk pengurangan dapat dilihat dari otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah
dicatat dengan betul, misalnya bila ada keuntungan atau kerugiann atas
penjualan aset tetap tersebut. Selain itu periksa penerimaan hasil penjualan
aset tetap tersebut.
5. Periksa fisik dari aset tetap tersebut (dengan cara test basis) dan periksa
kondisi dan nomor kode dari aset tetap
6. Periksa bukti pemilikan aset tetap tersebut, untuk tanah, gedung, periksa
sertifikat tanag dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin
Penempatan Bangunan). Untuk kendaraan periksa BPKB, STNK-nya.
7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy
yang dijalankan konsisten dari tahun sebelumnya.
8. Buat analisis tentang perkiraan repair dan maintenance, sehingga kita dapat
mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok
Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditure.
9. Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah insurance
coveragenya cukup atau tidak
10. Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya
penyusutan diperkirakan dengan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya
penyusutan.
11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk
memeriksa apakah ada aset tetap dijadikan sebagai jaminan atau tidak, dan
jika ada maka hal ini perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
12. Periksa apakah ada Commitment yang buat oleh perusahaan untuk membeli
atau menjual aset tetap
13. Untuk konstruksi dalam proses kita periksa penambahanya dan apakah ada
konstruksi bangunan dalam proses (Contruction in Progress) yang harus
ditransfer ke aset tetap
14. Jika ada aset tetap yang diiperoleh melalui leasing, periksa lease agreement
dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar
akuntansi leasing
15. Periksa atau tanyakan apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di
bank
16. Periksa penyajianya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)

4. Evaluasi Pengendalian Intern Siklus Aset Tetap


Untuk mencapai maksud dari evaluasi diatas maka penulis berusaha
memahami internal control perusahaan dengan melakukan evaluasi atas
pengendalian intern yang ada, khususnya pengendalian intern siklus aset
tetap. Pemahaman akan perusahaan secara umum sangat diperlukan sebelum
melakukan evaluasi. Pemahaman ini dilakukan dengan mengumpulkan
informasi-informasi seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan,
dan kebijakan akuntansi aset tetap. Dalam menilai pengendalian intern siklus
aset tetap, dilakukan dengan menggunakan internal control questionnaires,
sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang ada diperusahaan.
Evaluasi juga dilakukan terhadap data yang diperoleh pada saat melakukan
riset laporan kuangan Bendahara Umum Negara, sehingga dapat diketahui
apakah pengendalian intern dijalankan oleh perusahaan sudah efektif. Dalam
melakukan pemeriksaan penulis hanya melakukan evaluasi, jadi tidak
melakukan pengujian sebagaimana halnya pemeriksaan yang dilakukan auditor.
Penulis hanya ingin memastikan bahwa pengendalian intern pada siklus aset
tetap yang dijalankan perusahaan efektif, sehingga apabila dilakukan audit
maka tujuan audit tentang aset tetap dalam hal keberadaan aset tetap
(Existence), kelengkapan (Completeness), ketepatan (Accuracy), kepemilikan,
penilaian (Valuation atau Disclosure) dapat diyakini. Maka nilai aset tetap
pada saat perolehan, pemakaian maupun pelepasan nilainya valid. Penulis
melakukan evaluasi struktur pengendalian intern aset tetap pada data-data
atau dokumen yang diperoleh dari Bendahara Umum Negara. Hal ini berarti
bahwa tidak seluruh transaksi perusahaan diperiksa melainkan hanya sampel-
sampel dokumen yang mampu mewakili keseluruhan transaksi. Penulis
berasumsi bahwa bukti dokumen itu ada, sehingga mekanisme angka yang
disajikan memenuhi kewajaran dan tujuan audit.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam evaluasi ini adalah:
a. Melakukan tanya jawab dan sekaligus melakukan pengamatan atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam daftar pertanyaan
pengendalian intern,
b. Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut dapat diketahui alat pengendalian
yang ada dalam struktur yaitu pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban
“Ya”, disamping kelemahannya, yaitu pertanyaan dengan jawaban
“Tidak”, dan apabila jawabannya “Tidak Relevan” berarti pertanyaan
tersebut tidak dapat diterapkan, maka kelemahan tersebut dianalisis lebih
lanjut dengan:
1. Mengumpulkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem,
2. Menentukan pengendalian pengganti untuk mengimbanginya, dan
3. Menentukan pengaruh kelemahan tersebut terhadap sifat, luas, waktu
evaluasi yang akan dilakukan.
c. Setelah itu dibuat suatu kesimpulan sementara.

Secara terperinci, hasil penilaian atas struktur pengendalian intern atas aset
tetap dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

PEMERINTAH PUSAT LAPORAN KEUANGAN BUN TAHUN 2018


Internal Control Questionnaires-Aset Tetap
PERIODE 31 DESEMBER 2018
No Klien Y T TR Keterangan

PENAMBAHAN DAN
PENGURANGAN AKTIVA
TETAP
1 Apakah Semua penambahan atau
pengurangan:

a. Diotorisasi sebagaimana
mestinya secara tertulis?
b. Diusulkan dengan surat
yang menunjukkan :
1. Pertimbangan ? 

2. Harga taksiran?

3. Supplier?

4. Spesifikasi?

5. Akun yang di debet /
di kredit?

6. Taksiran umur dan
persentase penyusutan
atas tambahan baru
c. Apakah bukti atas 
dilepaskannya suatu
aktiva tetap yang akan
diganti baru telah
diotorisasikan?

d. Apakah setiap mutasi atau
pemindahan secara rutin
dilaporkan kepada bagian
akuntansi?
2 Apakah disusun anggaran untuk Pemerintah
pengeluaran modal/investasi tidak
(Capital expenditure)dan menggunakan
persetujuam tertulis atas setiap anggaran
proyek yang besar ditandatangani dalam
oleh staf yang ditunjuk oleh melakukan
dewan komisari/Rapat Umum pengeluaran
Pemegang saham dan diberikan modal/investasi


kepada
a. Bagian Pembelian? 
b. Bagian Teknik?
c. Bagian Akuntansi? 

AKTIVA DALAM
PEMBANGUNAN
3 Apakah Proyek pada Pemerintah:
a. Memiliki perkiraan

control tersendiri dalam
buku besar? (Misalnya
Contruction in progress)
b. Terkontrol atas setiap

jenis pekerjaan?
c. Diotorisasi dan 
dirumuskan secara jelas?
d. Penyimpangan dari 
anggaran yang telah
ditetapkan harus mendapat
persetujuan tambahan?
REGISTRASI
4 Apakah Dokumen aset tetap:
a. Disimpan dengan baik 

oleh perusahaan?
 Tidak ada
b. Akurat(Up to date)?
nomor
c. Secara berkala dicocokkan
identifikasi
dengan perkiraan control
yang spesifik.
buku besar?
Dan tidak ada

d. Menunjukkan perincian persentase
sebagai berikut :  penyusutan
1. Nomor identifikasi  aset tetap.
2. Lokasi 

3. Taksiran umum

4. Persentase penyusutan

5 Apakah semua aset tetap pada


Pemerintah:
a. Diamakan dengan baik? 

b. Dirawat dengan baik? 



c. Diasuransikan dengan
cukup?
6 Apakah Peralatan pada
pemerintah terkontrol :
a. Atas Perolehannya? 

b. Atas Penyusutannya? 

c. Diamankan dan dirawat
dengan baik?
7 Apakah terdapat pengawasan
yang baik terhadap bukti-bukti
kepemilikan asset tetap :
a. Perincian secara jelas 

kepemilikan dibuat dalam


suatu daftar?

b. Disimpan oleh bagian
yang terpisah dari bagian
akuntansi?

CURRENY VALUE
8 Apakah nilai buku asset tetap 
jauh menyimpang bila
dibandingkan dengan taksiran
harga pasar yang berlaku?
9 Apakah metode dan presentase 
penyusutan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan?
UMUM
10 Apakah system Informasin
meliputi dimana perlu ;
a. Anggaran untuk 

pengeluaran investasi
(capital expenditure)?
b. Alasan untuk pengeluaran

investasi?
c. Presentase keuntungan
yang diharapkan atas 
investasi tersebut?
d. Penjelasan atas
penyimpangan yang besar
antara anggaran dengan 
pengeluaran yang
sesungguhnya?

Apakah dibuat buku/ daftar aset


11 
tetap?

Apakah total jumlah perincian


12 
dicocokkan secara berkala dengan
perkiraan kontrolnya?
 Aset tetap
Apakah masing-masing aset tetap
13 berjumlah
diberi tanda/kode pengenal?
sedikit

Apakah aset tetap yang telah


14 
disusutkan penuh tapi masih tetap
digunakan tetap tercatat pada
perkiraan aset?

Apakah buku/daftar aset tetap


15 
direview minimal setahun sekali
untuk mengetahui barang yang
rusak atau yang menganggur?
16
Apakah prosedur rutin menjamin
bahwa segera dilaporkan kepadda
bagian akuntansi dan dibukukan
atas

a. Aset tetap yang
disingkirkan karena tidak
berguna lagi (retitement)? 
b. Penjualan aset tetap

Adapun dari hasil Internal control Questionaires diatas dapat diketahui


pengendalian intern yaitu :
1. Semua penambahan atau pengurangan aset tetap telah diotorisasi
sebagaimana mestinya secara tertulis dan diusulkan dengan surat yang
menunjukan pertimbangan, harga taksiran, pemasok dan spesifikasinya.
2. Registrasi/dokumen aset tetap telah disimpan dengan baik dan secara
berkala dicocokan dengan akun kontrol buku besar
3. Semua aset tetap secara fisik diamankan dan dirawat dengan baik,
4. Bukti-bukti pemilikan aset tetap disimpan oleh pemerintah,
5. Metode yang digunakan konsisten dan persentase penyusutannya telah
sesuai.
Beberapa kekurangan yang masih dijumpai pada pengendalian intern perusahaan
yaitu sebagai berikut:
1. Tidak terdapatnya perincian mengenai nomor identifikasi aset tetap dan
persentase penyusutan dari aset tetap. Tetapi padda laporan keuangan
Bendahara umum Negara (BUN) perincian aset tetap langsung disebutkan
untuk daerah dan jumlah penyusutannya.
2. Pada pemerintahan masih tidak ada memberikan anggaran untuk investasi.

Berdasarkan jawaban atas Internal Control Questionnaires tersebut diatas,


ternyata sebagian besar jawaban yang diberikan adalah “Ya”. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa secara umum pengendalian intern atas aset
tetap Pemerintah Pusat sudah cukup baik dan berjalan dengan efektif
5. Pengujian Subtantif pada Aset Tetap
PEMERINTAH PUSAT – LAPORAN KEUANGAN BUN TAHUN 2018
UJI SUBTANTIF
PERIODE 31 DESEMBER 2018
No Prosedur Audit Kerta Kerja Pelaksanaan
PROSEDUR AUDIT AWAL
1 Lakukan Prosdur audit awal atas
saldo akun aktiva tetap yang akan
di uji lebih lanjut
a. Usut saldo aktiva tetap K1 Telah dilaksanakan

yang tecantum di dalam


neraca ke saldo akun
aktiva tetap bersangkutan
dibuku besar.
K1, F1 Telah dilaksanakan
b. Terhitung kembali saldo
aktiva tetap di buku besar
F1, F2, F3, F4, Telah dilaksanakan
c. Lakukan review terhadap
F5
mutasi luar biasa dalam
jumlah dan sumber
posting dalam aktiva tetap
serta hitung akumulasi
penyusutan aktiva tetap
tersebut. F1 Telah dilaksanakan

d. Usut saldo akun aktiva


tetap ke kertas kerja tahun
F1 Telah dilaksanakan
lalu
e. Usut posting
pendebetan dan
pengkreditan kedalam
jurnal yang bersangkutan
F2, F3, F4, F5 Telah dilaksanakan
f. Lakukan rekonsiliasi
akun kontrol terhadap
aktiva tetap dalam buku
besar ke buku pembantu
aktiva tetap
2 Periksa tambahan aktiva tetap ke
dokumen yang mendukung F1 Telah dilaksanakan
timbulnya transaksi tersebut.

3 Periksa berkurangnya aktiva F1 Telah dilaksanakan


tetap ke dokumen yang
mendukung timbulnya transaksi
tersebut
4 Lakukan pemeriksaan pisah batas F2, F3, F4, F5 Telah dilaksanakan
(cut off) transaksi aktiva tetap
5 Lakukan review terhadap akun F1 Telah dilaksanakan
biasa maintenance maupun biaya
reparasi
6 Lakukan inspeksi atau peninjauan
terjadap aset tetap
a. Lakukan inspeksi terhadap F1, F2, F3, F4, Telah dilaksanakan
tambahan aset tetap F5

b. Lakukan penyelidikan dan F1


sesuaikan jika terjadinya
perbedaan

F1 Telah dilaksanakan
c. Periksan dokumen yang
mendukung pembayaran
dan pembelian aktiva
tetap setelah tanggal
neraca
7 Periksa bukti hak kepemilikan F1 Telah dilaksanakan
aset tetap dan kontrak yang
mendukung penggunaan aset
tetap tersebut
8 Lakukan review terhadap F1 Telah dilaksanakan
penyusutan Aset tetap

9 Bandingkan penyajian aktiva


tetap dengan prinsip aset yang
diterima umum
a. periksa klasifikasi aktiva F1 Telah dilaksanakan

tetap di neraca
F1 Telah dilaksanakan
b. Periksa pengungkapan
yang bersangkutan dengan
aset tetap

Menurut Harnanto (2002:314) : “Penggolongan aktiva tetap di bagi menjadi


tiga kelompok atau bagian yaitu :
1. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas.
termasuk dalam kelompok ini adalah tanah yang dipakai sebagai tempat
kedudukan bangunan pabrik, bangunangedung, dan bangunan kantor.
2. Aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan dapat
digantidengan aktiva sejenis apabila masa kegunaan telah berakhir.
/ermasuk dalam kelompok ini adalah bangunan, mesin dan alat pabrik,
mebel dan perlengkapan kantor, dan kendaraan.
3. Aktiva tetap yang umur dan masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat
diganti denganaktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah habis.
/ermasuk dalam kelompok ini adalahsumber alam, seperti tambang”.

Jurnal-Jurnal pemeriksaan Aset tetap pada tahun 2017 berdasarkan Laporan


keuangan Bendahara Umum Negara, yaitu
1. Transaksi pemerolehan Aset tetap
Aset tetap Rp. 256.832.169.297,-
Kas Rp. 256.832.169.297,-
2. Transaksi Depresiasi Aset tetap
Biaya Depresiasi Rp 417.984.416.395,-
Depresiasi Akumulasi Pemakaian
- Aset tetap Peralatan dan mesin Rp. 344.680.350.375,-
- Aset tetap Gedung dan Bangunan Rp. 4.900.170,-
- Aset tetap Jalan, Irigasi dan jaringan Rp. 60.842.255.085,-
- Aset tetap Lainnya Rp. 12.456.910.765,-

6. Temuan Audit pada Aset Tetap


Hasil Temuan Audit atas Manajemen Aset Tetap di Laporan Keuangan
Bandahara Umum Negara Tahun 2018 dapat dilihat dari :
a. Penggunaan
Hasil Audit menemukan sering terjadi kesalahan dalam penganggaran
belanja atas aset tetap. Dan juga menemukan kesalahan-kesalahan dalam
penggunaan peralatan dan mesin yang tidak sesuai dengan ketentuan
penggunaan aset.
b. Pemeliharaan
Hasil Audit menemukan Pemeriksaan aset berupa tanah saat periode
laporan keuangan masih belum memperoleh registrasi dari Direktorat Jenderal
Pengelolaan pembiayaan dan risiko sehingga Pemerintah pusat/ daerah perlu
melakukan penilaian kembali barang milik Negara/daerah berupa aset tetap
terhadap Tanah, Gedung dan Bangunan, serta Jalan, Irigasi dan Jaringan
sebagai tindak lanjut dari hal tersebut.

7. Kesesuaian Perlakuan Aset Tetap pada Laporan Keuangan Bendahara Umum


Negara tahun 2018.
a. Pencatatan, Pengakuan dan Penyajian
Pencatatan, pengakuan dan penyajian aset tetap sudah sesuai dengan
standar akuntansi pemerintah. Akan tetapi, risiko untuk terjadinya
kesalahan dalam pencatatan, pengukuran dan penyajian aset tetap dalam
neraca masih mungkin terjadi.
b. Pengungkapan Aset Tetap
Laporan keuangan pada Bendahara Umum Negaara telah
mengungkapkan informasi-informasi terkait aset tetap secara lengkap dan
jelas.
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap telah dilakukan secara optimal. Serta untuk
penambahan Gedung dan Bangunan yang baru telah dilakukan penyusutan
diakhir tahun.
PEMERIKSAAN PERSEDIAAN
1. Pengertian Persediaan
Audit Persediaan merupakan bagian dari aset yang pada umumnya
nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun
penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah
satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan
perusahaan setelah memeriksa Aset-Aset.
2. Tujuan Pemeriksaan Persediaan
Audit Persediaan mempunyai tujuan sebagai berikut :
1) Menilai kewajaran atas persediaan.
2) Memeriksa ada tidaknya internal control yang cukup baik atas persediaan.
3) Memeriksa persediaan yang tercantum di neraca betul- betul ada dan
dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
4) Memeriksa kesesuaian antara metode penilaian persediaan (valuation)
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar
Akuntansi Keuangan.
5) Memeriksa kesesuaian antara sistem pencatatan persediaan dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK Audit atas Persediaan
3. Prosedur Audit Persediaan
Prosedur audit persediaan adalah sebagai berikut :
1) Lakukan Stock Opname.
Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di
gudang perusahaan, Untuk barang consignment out dan barang-barang
yang tersimpan di public warehouse jika jumlahnya material harus
dilakukan stock opname, jika tidak material, cukup dikirim konfirmasi.
Stock opname bisa dilakukan pada akhir tahun atau beberapa waktu
sebelum/ sesudah akhir tahun.
2) Lakukan Observasi atas Stock Opname
Amati kembali hasil perhitungan fisik persediaan (stock Opname)
yang dilakukan. Cek Final Inventory List (Inventory Compilation) dan
lakukan prosedur pemeriksaan berikut ini:
a) check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
b) cocokkan “quantity per book” dengan kartu stok (persediaan).
c) cocokkan “quantity per count dengan “count sheet kita (auditor)
d) cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
e) Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
3) Lakukan Peninjauan ulang terhadap Konsep Persediaan
a) Periksa unit price dari persediaan
b) periksa ada tidaknya barang-barang yang rusak,dipakai dan hilang.
c) Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian.
d) Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu
sebelum atau sesudah tanggal neraca.
4) Buatkan Laporan Hasil akhir Stock Opname
Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan
adjustment jika diperlukan.
5) Adjustment Persediaan
Lakukan penyesuaian persediaan dari usulan yang di ajukan dan
tentukan kebijakan penyesuaian persediaan dari hasil stock opname yang
akan dilakukan
6) Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

4. Evaluasi Internal Control Persediaan


Ciri ciri internal control yang baik :
1) Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagian
pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi dan keuangan.
2) Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak, seperti:
purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order
pembelian), delivery order (surat jalan), receiving report (laporan
penerimaan barang), sales order (order penjualan), sates invoice
(faktur penjualan).
3) Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan
kas/bank, maupun pengeluaran kas/bank.
4) Digunakannya anggaran {budget) untuk pembelian, produksi,
penjualan, dan penerimaan serta pengeluaran kas.

Jawaban-jawaban pada Internal Control Questionaire dapat berupa “Ya”,


“Tidak”, dan “TR”. Diketahui alat pengendalian yang ada dalam struktur
yaitu pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban “Ya”, disamping
kelemahannya, yaitu pertanyaan dengan jawaban “Tidak”, dan apabila
jawabannya “Tidak Relevan” berarti pertanyaan tersebut tidak dapat
diterapkan.

PEMERINTAH PUSAT LAPORAN KEUANGAN BUN TAHUN 2018


Internal Control Questionaire - Persediaan
PERIODE 31 DESEMBER 2018
No Klien Y T TR Keterangan

1 Apakah perusahaan memiliki 


pedoman penerimaan persediaan
secara tertulis?
2 Apakah perusahaan menggunakan 

daftar harga (price list)?

3 Apakah untuk setiap penerimaan


persediaan penjualan diminta 
surat pesanan (purchase order)
dari pembeli?
4 Apakah penerimaan persediaan 

dari pelanggan harus disetujui


oleh pejabat perusahaan yang
berwenang ?
5 
Apakah formulir penerimaan
persediaan pesanan diberi nomor
urut bercetak (prenumbered)?
6
Apakah setiap pengiriman barang
didasarkan pada Surat Tugas?
Apakah Surat Tugas:
a. Terkontrol dengan 
pemberian nomor urut
tercetak

(prenumbered)?
b. Hanya orang tertentu
yang berhak

mengotorisasi?
c. Barang yang dikirim
terlebih dahulu
dicocokkan dengan
pencatatan persediaan 
di sistem SGVT?
d. Bagian akuntansi cukup
mengawasi pencatatan
penerimaan persediaan 

barang dan isinya?


e. Langsung dikirim
kepada pembuat 
invoice?
f. Dikaitkan dengan
invoice untu menjamin
penerimaan persediaan
telah dibuatkan
invoice?

Berdasarkan jawaban atas Internal Control Questionnaires tersebut


diatas, ternyata sebagian besar jawaban yang diberikan adalah “Ya”.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa secara umum
pengendalian intern atas Persediaan Pemerintah Pusat sudah cukup baik dan
berjalan dengan efektif.

5. Uji Subtantif
PEMERINTAH PUSAT LAPORAN KEUANGAN BUN TAHUN 2018
UJI SUBTANSTIF - PERSEDIAAN
PERIODE 31 DESEMBER 2018
No Prosedur Audit Kerta Kerja Pelaksanaan
PROSEDUR AUDIT AWAL
1 Lakukan Prosdur audit awal atas
saldo akun persediaan yang akan
di uji lebih lanjut
1. Usut saldo persediaan K1 Telah dilaksanakan

yang tecantum di dalam


neraca ke saldo akun
persediaan bersangkutan
dibuku besar.
K1, E1 Telah dilaksanakan
2. Terhitung kembali saldo
persediaan di buku besar
3. Lakukan review terhadap E1 Telah dilaksanakan
catatan persediaan yang
berpengaruh terhadap
pemeriksaan fisik
(Termasuk dokumen-
dokumen dan catatan
untuk transfer persediaan).
E1 Telah dilaksanakan
4. Lakukan review terhadap
pengendalian Fisik
Persediaan
K1 Telah dilaksanakan
5. Usut saldo akun
persediaan ke kertas kerja
tahun lalu E1 Telah dilaksanakan
6. Usut posting
pendebetan dan
pengkreditan kedalam
jurnal yang bersangkutan
2 Periksa tambahan persediaan ke E1 Telah dilaksanakan
dokumen yang mendukung
timbulnya transaksi tersebut.

3 Periksa berkurangnya persediaan E1 Telah dilaksanakan


ke dokumen yang mendukung
timbulnya transaksi tersebut

4 Lakukan inspeksi atau peninjauan


terjadap Persediaan
1. Lakukan inspeksi terhadap Telah dilaksanakan

tambahan Persediaan
2. Lakukan penyelidikan dan
sesuaikan jika terjadinya
perbedaan
3. Periksan dokumen yang
mendukung pembayaran
dan pembelian persediaan
5 Periksa pembelian-pembelian Telah dilaksanakan
persediaan.

6 Bandingkan penyajian persediaan


dengan prinsip persediaan yang
diterima umum
c. periksa klasifikasi K1 Telah dilaksanakan

persediaan di neraca
Telah dilaksanakan
d. Periksa pengungkapan
yang bersangkutan dengan
persediaan

6. Temuan Audit pada Persediaan


Hasil Temuan Audit atas Persediaan di Laporan Keuangan Bandahara
Umum Negara Tahun 2018 dapat dilihat dari :
1. Pencatatan
Ketika melakukan pencatatan persedian sering terjadi
Kesalahan Penyajian hal ini akan menyebabkannilai yang ada
dalam daftar harga persediaan meningkat untuk menutupi
kesalahan tersebut. Kesalahan mendasar mungkin timbul daari
kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan
kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan
dan kelalaian.

Anda mungkin juga menyukai