Anda di halaman 1dari 6

Video 1

Kita bisa menjumpai axial compressor pada sistem pesawat yang digabungkan dengan jab engine taupun
power generation

Axial compressor dapat ditemui pada aplikasi yang perlu high flow rate di sisi masuk lalu fluida akan
dimampatkan agar output yang dihasilkan low flow rate dan high pressure rise.

Pertama tama fluida akan menuju compressor yang harus melewati guide vane inlet sebagai penyearah
flow axial dan membawa ke bagian rotor. Untuk dapat high flow rate di sisi masuk, biasanya fluida masuk
compressor dengan diameter yang luas . Fluida akan masuk melalui kompresor yang sebelumnya
tekanannya adalah 1atm.Kemudian fluida akan melawati compressor yang bergerak ke stator blade (non
rotating part) dan rotor blade (rotating part).Rangkaian rotor dan stator ini akan membuat fluida semakin
mampat karena dapat dilihat pada area kurva diatas, dimana hub blade semakin kecil, sehingga
konsekuensinya adalah flow rate menjadi kecil tetapi rise pressure akan semakin tinggi.Perlu diingat
bahwa aliran mengalir secara axial, maka axial velocity-nya konstan, dimana mean radius blade
konstan.Mean radius konstan didapat dari case radius berkurang tetapi hub radius bertambah.

Biasanya axial compressor ini bekerja sama dengan axial steam turbine. High pressure ratio dari axial
compressor didapat dari pasangan multi stage compressor (rotor blade dan stator blade) dengan
turbin.Energi yang dihasilkan turbin digunakan juga untuk memutar compressor.Kombinasi dari turbin
dan axial compressor biasa disebut spool.Untuk normal jet engine biasanya terdapat 2 spool (low pressure
sistem dan high pressure sistem). Dalam turbo fan terdapat 3 spool dengan tambahan intermediate sistem
untuk menghasilkan kelistrikan.
Komponen segitiga kecepatan ini adalah punya sudut flow angle yang sama sehingga besar nilai axial
velocity.

Video 2

Diatas ini adalah complete set dari single stage axial compressor yang terdiri dari rotor blade dan stator
blade.Dalam sisi inlet dan outlet besar sudut alpa dan beta dipengaruhi oleh Ca ( axial velocity ). Sudut
beta 1 ini milik relative velocity ( W1 ) yang berdasarkan pada axial velocity ( Ca1 ).Kemudian, fluida keluar
dari rotor blade membentuk kecepatan sudu ( U ) dan juga sudut beta 2 dan alpha 2 yang berdasarkan
Ca2 dan W2.

Setelah fluida keluar dari rotor blade , lalu akan masuk ke inlet stator ( non moving blade ) dan keluar dari
sisi exit stator menghasilkan juga Ca3, C3, Cx3 yang membentuk sudut absolut fluida ( alpha 3 ).

Perlu diingat bahwa value absolut velocity 1 sama dengan absolut velocity 3 ( C1 = C3 ), karena C1 = C3,
maka sudut absolut yang dibentuk juga akan sama ( alpha 1 = alpha 3 ).

Relatif velocity di sisi exit rotor akan lebih besar dari relatif velocity di sisi inlet rotor, karena pastinya fluida
akan mengalami pressure rise di rotor blade.
Untuk menganalisa segitiga velocity dari axial compressor ini, untuk mendapat persamaan Euler atau
energi per laju aliran masa, bisa dengan menggunakan work done dibagi dengan m dot ( mass flow rate )
ataupun menggunakan theoretical head ( E ). Persamaan euler ini merupakan fungsi dari kecepatan sudu
dan axial velocity di sisi masuk dan keluar suatu rotor blade, dimana dapat dianalisa :

Ca = C1

U = U1 = U2

Sehingga saat dijabarkan kembali, kita dapat mencari kecepatan axial di sisi masuk dan keluar dari rotor
blade dengan :

Setelah dijabarkan cara mendapat komponen komponen fungsi euler diatas, maka dapat dituliskan rumus
eulur menjadi :
Grafik diatas adalah sudut pandang dari thermodinamika axial compressor mengenai entalpi dan entropi
( Moya Chart ).

Dapat dianalisa dari grafik diatas adalah untuk mendapat work done per mass flow rate adalah berasal
dari total entalpi di sisi outlet rotor ( h02 ) dikurang total entalpi di sisi inlet rotor ( h01 ).

Dari persamaan diatas maka untuk mendapat total entlapi di suatu titik dapat dicari menggunakan :
Sehingga untuk mencari total entalpi h02 dan h01 merupakan selisih dari sisi keluar dan masuk komponen
U dan kecepatan tangensial ( Cx ) :

Dari persaamaan diatas , merupakan total entalpi bilamana diberikan informasi kecepatan tangensial,
maka total entalpi dapat dicari berdasarkan informasi yang dierikan.

Tetapi untuk mencari total entalpi di suatu titik berdasarkan relatif velocity dapat menggunakan :

Isentropic efficiencies

Rumus diatas adalah isentropic efficiencies dari suatu axial compressor single stage.Merupakan rasio dari
ideal isentropic work input dan actual work input. Sehingga dari moya chart didapat :

Penjelasan rasio diatas adalah pada ideal isentropic merupakan selisih h03ss dimana merupakan the end
of the state dari compressor stage dikurang dengan h01 dimana merupakan total entalpi di sisi masuk
rotor blade.Pada actual work input didapat dari selisih total entlalpi di sisi keluar stator dengan sisi masuk
rotor.
Isentropic efficiencies ini juga merupakan fungsi dari suatu temperature pada sisi exit stator dan sisi inlet
rotor, dimana :

Dari fungsi inilah, juga bisa didapat pressure ratio dari suatu axial compressor single stage, merupakan
rasio dari tekanan yang keluar di sisi exit stator blade dengan tekanan yang masuk di sisi masuk rotor
blade. :

Komponen gamma ini merupakan fungsi dari specific heat berdasarkan tekanan dan volume.

Anda mungkin juga menyukai