Anda di halaman 1dari 10

Nama : Fransiscus Asisi Hermawan Anugrah Wiratama

NIM : 802021182

Mata Kuliah : Statistika Psikologi (PX401D)

Chapter 1

1. Pengertian Statistika
 Serangkaian prosedur matematik yang digunakan untuk mengatur, meringkas,
dan menginterpretasi informasi.
 Uji model pada keadaan yang di prediksikan. Keadaan yang di prediksikan
adalah populasi. Sedangkan apa yang terjadi pada populasi disebut sampel.
2. Populasi dan Sampel
 Populasi adalah semua individu yang berkepentingan dalam studi (N)
 Sampel adalah sekumpulan individu yang dipilih dari suatu populasi biasanya
untuk mewakili populasi (n)

3. Sampling Eror
 Kesalahan pengambilan sampel adalah ketidaksuaian yang terjadi secara alami,
atau kesalahan, yang ada antara statistic sampel dan parameter populasi yang
sesuai.
4. Jenis – jenis statistic
 Statistik Deskriptif
Prosedur statistic yang digunakan untuk meringkas, mengatur, dan
menyederhanakan data (individual variable).
 Statistik Inferensial
Teknik statistic yang memungkinkan kita mempelajari sampel dan kemudian
membuat generalisasi tentang populasi dari sampel yang dipilih.

Dalam statistic terdapat beberapa uji yang dipelajari yaitu :


 Uji Hubungan Parametrik (Uji Korelasi Product Moment, Uji Regresi, Uji
Korelasi Parsial)
 Uji Beda Parametrik (Uji T, Uji Anova)
 Uji Hubungan Non Parametrik (Uji Korelasi Spareman, Kendaltau)
 Uji Beda Non Parametrik( Uji Wilcoxon, Uji Manwhitney, Uji KSZ)

5. Variabel
 Variabel adalah suatu karakteristik yang dapat berubah atau bervariasi atau
mempunyai nilai yang berbeda untuk individu yang berbeda.
 Variabel dapat berubah karakteristik yang berbeda antara satu individu dengan
individu lainnya, seperti tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, IQ, kepribadian,
suasana hati, dan perilaku.
6. Variable – variable dalam penelitian
 Variabel Bebas (Independent : Variabel yang dianggap penyebab beberapa efek,
istilah ini biasanya digunakan dalam penelitian eksperimental untuk
mendeskripsikan variable yang telah dimanipulasi oleh pelaku eksperimen.
 Variabel Terikat (Dependent) : Variabel yang diduga dipengaruhi oleh perubahan
variable bebas “Variabel Hasil”
 Variabel Prediktor : Variabel yang dianggap memprediksi variable
hasil, Istilah ini pada dasarnya : “Variabel Independen”
 Variabel Hasil (Outcome) : Variabel yang dianggap berubah sebagai fungsi
perubahan dalam variable produk “Variabel dependen”
7. Penelitian yang melihat relasi antar variable
 Satu Kelompok dengan 2 variabel diukur untuk setiap individu. “Metode
Korelasi”
 Dua variable berbeda diamati untuk mengetahui apakah ada hubungan di
antara keduanya.
 Metode yang membandingkan Dua (atau lebih) kelompok. “Metode
Eksperimental dan Metode Non Eksperimental”
 “Metode Eksperimental”, satu variable dimanipulasi, sedangkan variable lain
diamati dan diukur. Untuk menetapkan hubungan sebab-akibat antara dua
variable, percobaan mencoba untuk mengontrol semua variable lain agar tidak
mempengaruhi hasil.
 Individu dalam kelompok control tidak menerima perlakuan
eksperimental. Sebaliknya, mereka tidak menerima pengobatan atau
menerima pengobatan netral, placebo.
 Tujuan kelompok control adalah untuk memberikan dasar perbandingan
dengan kondisi eksperimental. Individu dalam kondisi menerima
perlakuan eksperimental.

Pre Test Kelompok Kelompok Kontrol Pre Test


Eksperimen

Pre test Mendapat Tidak mendapat Pre test


Perlakuan perlakuan

Pre test Intervensi Perlakuan Pre test


(panggung boneka) konvensional

Pre test Post test Post test Pre test

Intervensi panggung boneka


- Metode non eksperimental “variable bebas” = membuat kelompok skor yang berbeda
(variable semu)
8. Tipe Variabel
 Variabel Kualitatif
Variabel Kualitatif didasarkan atas sebutan verbal sebuah/beberapa obyek
pengukuran, dibedakan menjadi 2:
a. Tanpa Peringkat:
 Sebutan verbal obyek dengan tidak dapat membuat peringkat obyek mana
yang lebih tinggi dan atau lebih rendah.
 Misalnya suku: suku Jawa, Sunda, Batak, dll; jenis kelamin: laki-laki &
perempuan; pekerjaan: Pegawai Negeri, TNI, Swasta, Buruh, Dagang, dll.
b. Dengan Peringkat:
 Sebutan verbal obyek dengan menggolongkan menjadi tingkatan dari yang
paling tinggi sampai yang paling rendah, namun jarak antar tingkatan tsb
tidak teratur & tidak jelas.
 Misalnya sangat cantik, cantik, kurang cantik: sangat baik, baik, & jahat.

 Variabel Kuantitatif
Variabel kuantitatif didasarkan atas angka & sebagai hasil pengukuran terhadap
obyek yang diukur, dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Diskrit (Perhitungan)
Bilangan ini selalu bulat & tidak pernah pecah karena didasarkan atas
penghitungan terhadap obyek bulat, misalnya: rumah, orang, binatang, dsb.
b. Kontinyu (Pengukuran)
Variabel ini didasarkan atas hasil pengukuran, sehingga hasilnya dapat bulat
& pecahan misalnya berat, suhu badan, tinggi, inteligensi, dsb.
9. Jenis Data
 Data Nominal
 Berfungsi sebagai lambang.
 Data nominal tidak berlaku hukum aritmatika, tapi angka-angka yang ada
hanya melambangkan saja, data nominal hanya untuk menamai objek.
 Lambang aitmatika adalah (=)
 Data Ordinal
 Peringkat Kualitas yaitu lebih atau kurang (>, <) misalnya sangat baik, lebih
baik, kurang baik, jelek, sangat jelek.
 Jarak peringkat lebih dan kurang (>, <) mempunyai jarak yang tidak sama.
 Dalam hampir semua masalah psikolgi, ketepatan perbedaan antara interval
tindaklah ada, sehingga paling sering seseorang menggunakan pengukuran
skala ordinal ini.
 Missal juara 1,2,3 memiliki jarak yang berbeda : juara 1 = 87,5 juara 2 = 8 dan
juara 3 = 6,8
 Data Interval
 Memperlihatkan jarak interval dengan lambing aritmatik misalnya 2, 4, 6, 8,
…. Memperlihatkan penambahan 2 angka.
 Tidak mempunyai harga mutlak 0, misalnya suhu 0 derajat Celcius tidak
berarti tidak mempunyai panas, karena masih ada suhu dibawah 0 derajat.
 Data Rasio
 Data Rasio merupakan data dengan bilangan murni, yaitu bilangan
matematika sehingga mempunyai harga mutlak 0.
 Bilangan yang sering dipakai adalah bilangan eksak untuk pengukuran
barang-barang yang sifatnya mutlak.
 Misalnya hasil pengukuran gravitasi bumi, bila menunjukkan angka 0 berarti
memang benar-benar tidak ada gravitasi bumi sehingga orang dapat
melayang-layang di udara tanpa bantuan alat apapun.
10. Notasi Statistik
 Huruf “X” digunakan untuk merepresentasikan skor untuk variable.
 Huruf “Y” merepresentasikan skor variable kedua.
 Huruf “N” digunakan sebagai lambing jumlah skor dalam suatu populasi
 Huruf “n” adalah simbol untuk sejumlah skor dalam sebuah sampel.
 Huruf Yunani sigma (∑) digunakan untuk menjumlahkan.
 ∑X dibaca “jumlah skor”
Chapter 2

1. Distribusi Frekuensi
 Distribusi frekuensi adalah tabulasi yang terorganisir dari jumlah indivisu yang
terletak di setiap kategori pada skala pengukuran
 Distribusi frekuensi mengambil serangkaian skor yang tidak teratur dan
menempatkannya dalam urutan dari yang tertinggi ke terendah, mengelompokkan
individu-individu yang semuanya memiliki skor yang sama.
2. Rata-rata Hitung
 Apabila sebuah populasi berukuran N mengukur variable X yang tingkat
pengukurannya X1, X2, X3, ….., Xn, maka rata-rata hitung untuk variable X
tersebut operasionalnya adalah: ΣΧ
μΧ=
Ν

Keterangan:
i : 1, 2, 3 …. Dst
µ : Mu = Mean (Rata-rata Populasi)
∑ : Sigma/Jumlah
N : Banyaknya subjek
Xi : Karakteristik

Rata – rata sampel adalah: −¿¿


Σ Xi
¿
X n
Keterangan:
i : 1, 2, 3 ….. dst
X : Mean (Rata-rata Sampel)
∑ : Sigma/ jumlah
n : Banyaknya subyek
Xi : Karakteristik/nilai yang ke i

 Perhatian:
 Melakukan pernghitungan dalam table berfungsi dengan baik untuk ∑X tetapi
dapat menyebabkan kesalahan untuk rumus yang lebih kompleks.
 Apapun metode yang digunakan untuk mencari ∑X, poin pentingnya adalah
harus menggunakan informasi yang diberikan di kolom frekuensi sebagai
tambahan informasi di kolom X.

3. Grouped Frequency Distribution Tables


 Jika data sangat banyak dan lebar jaraknya maka skor dikelompokkan dalam
interval (interval class).
Beberapa panduan dalam membuat interval kelas:
 Tabel distribusi frekuensi yang dikelompokkan sebaiknya kurang lebih sekitar 10
interval kelas. Tujuan penyajian table: relative mudah dilihat dan dipahami.
 Lebar setiap interval harus berupa angka yang relative sederhana.
 Skor terbawah di setiap interval kelas merupakan kelipatan dari lebar.
 Semua interval harus memiliki lebar yang sama. Mereka harus mencakup rentang
skor sepenuhnya tanpa celah dan tumpang tindih, sehingga skor tertentu berada
tepat dalam satu interval.
 Ingat, ketika skor adalah bilangan bulat,
Bilangan baris = tertinggi – terendah + 1
4. Rata-Rata Hitung Berbobot
 Apabila dari sebuah populasi berukuran n kita menghitung atau mengukur
variabel x yang tingkat pengukurannya interval atau rasio, dengan pengukuran
X 1 , X 2 , X 3 , X 4 ,…. Xn. Masing-masing dengan B1 , B2 , B 3 , B 4 ,…. Bn. Maka rata-
rata hitung bobot untuk variabel x didefinisikan secara operasional.
μBx = Bi
∑ Xi
μBx =
∑ Xi∑BiBi
∑ Bi
5. Median
 Jika skor dalam suatu distribusi disusun secara berurutan dari terkecil sampai
terbesar, mediannya adalah titik tengah dari daftar.
 Median adalah titik pada skala pengukuran di bawah 50% dari skor dalam
distribusi berada.
 Hitung Indeks Median (IM)
IM = 0,5 (N+1)
6. Kuartil
 Kuartil adalah bilangan – bilangan yang membagi rentetan bilangan tersebut ke
dalam empat bagian yang sama.
 Jadi kuartil ada tiga yaitu kuartil 1 (K1), kuartil 2 (K2), dan kuartil 3 (K3).
IK1 = 0,25 (N+1)
IK2 = 0,50 (N+1)
IK3 = 0,75 (N+1)
7. Presentil
 Persentil atau peringkat persentil dari skor tertentu definisikan sebagai presentase
individu dalam distribusi dengan skor pada atau di bawah nilai tertentu.
 Saat skor diidentifikasi oleh peringkat persentilanya, skor tersebut disebut dengan
presentil.
 Peringkat atau presentil seseorang menggambarkan posisi persis orang tersebut
dalam distribusi.
 Presentil bergerak dari 0% - 100%
 Susun bilangan dari yang terkecil – terbesar
 Rumus:
IP (X%) = X/100 (N+1)

8. Modus
 Apabila kita mempunyai serentetan bilangan yang tingkat pengukuran nominal,
ordinal, dan interval atau rasio, maka modus untuk serentetan bilangan adalah
bagian bilangan yang paling banyak atau sering muncul atau bilangan yang
frekuensi kemunculannya besar.
Chapter 3

1. Definisi
 Variabilitas: ukuran kuantitatif dari perbedaan antara skor dalam suatu distribusi
& menggambarkan sejauh mana skor tsb tersebar atau dikelompokkan bersama.
 Jika skor dalam suatu distribusi sama = tidak ada variabilitas.
 Makin besar bilangan ukuran variabilitas, makin tidak seragam bilangan-bilangan
yang ada.
 Jika ada perbedaan kecil antar
 skor = variabilitasnya kecil,
 Jika ada perbedaan besar antar skor = variabilitasnya besar
2. Range
 Langkah pertama yang jelas untuk menentukan dan mengukur variabilitas adalah
rentang.
 Rentang merupakan jarak yang dicakup oleh skor dalam suatu distribusi, dari skor
terkecil hingga skor terbesar.
 Rumus rentang: R=R=
Xterbesar-Xterkecil
Xterbesar-Xterkecil
 Rumus pengukuran rentang untuk variable kontinyu = range = URL for X – URL
for X
 Xmax– –Xmin
Rumus pengukuran rentang untuk variable diskrit = Xmax Xmin+1+1
 Rentang merupakan uukuran variasi yang sangat lemah sebab hanya
memperhatikan 2 bilangan (terbesar & terkecil) = sebaiknya hindari
menggunakan rentang.
3. Varians
 Apabila dari sebuah populasi berukuran N. Kita mengukur variable X yang
tingkat pengukurannya minimal Interval dengan hasil pengukuran X1, X2, …,
XN, maka varians variable X didefinisikan:
 Rumus:
2 2
(Ε Χ ι )Χ

2 ι)
ΣΝ − 2
 Varian Populasi: 2 2 Σ Ν ι −N Nι
σ X=
σ X= N
N
2
2 (Σ Χ i )
 Varian Sampel: ΣΧ −
i
2 n
σ X=
n−1

4. Simpangan Baku atau Standard Deviation (SD)


 Simpangan baku menggunakan rata – rata distribusi sebagai titik referensi dan
mengukur varibilitas dengan mempertimbangkan jarak antara setiap skor dan rata-
rata.
 Secara sederhana, standar deviasi memberikan ukuran standar, atau rata-rata,
jarak dan mea, dan menjelaskan apakah skor-skor tersebut dikelompokkan di
sekitar mean atau tersebar luas
 Rumus:
Standard Deviasi Populasi:

σ x =√ Σ X 2t −¿ ¿ ¿ ¿
σ x =√ Σ X t −¿ ¿ ¿ ¿
2

 Standard Deviasi Sampel:


σ x =√ Σ X 2t −¿ ¿ ¿ ¿

σ x =√ Σ X t −¿ ¿ ¿ ¿
2

Anda mungkin juga menyukai