Hipotesa Frustasi-agresi
Frustasi adalah perasaan ketika segala sesuatu mencegah kita untuk mencapai tujuan yang kita
cari yang kemudian muncul juga perasaan untuk menyakiti orang lain
Frustasi selalu mengarah pada bentuk agresi dan agresi selalu berasal dari frustasi
Faktanya, individu tidak selalu merespons dengan agresi, sebaliknya banyak reaksi berbeda
mulai dari kesedihan, keputusasan, dan depresi, mencari upaya untuk mengatasi sumber
frustasi
Penyebab agresi tidak lagi berfokus pada factor naluri, dorongan, bahkan frustasi.
Salah satu teori yg terkenal yaitu perspektif pembelajaran sosial: manusia tidak dilahirkan
dengan respon agresif yg dimiliki, tetapi diperoleh melalui
1) pengalaman langsung
2) mengamati perilaku orang lain
3) budaya tempat mereka tinggal
1. faktor situasional
frustasi yg disebabkan oleh provokasi berupa penghinaan (cth. Supporter sepakbola
saling mengejek, menimbulkan rasa frustasi sehingga menimbulkan perilaku agresi)
paparan org lain yg berperilaku agresif
hal yg menyebabkan individu mengalami ketidaknyamanan (suhu yg tinggi, sakit secara
fisik, mendapatkan perlakuan yg tidak sopan)
2. faktor orang
sifat manusia yg berbeda-beda (mudah tersinggung)
sikap dan keyakinan tentang kekerasan (individu percaya bahwa dia layak mendapatkan
hukuman karena telah melakukan kesalahan)
merasa bermusuhan dgn orang lain
memiliki keterampilan khusus (cara bertarung atau menggunakan senjata)
gairah
pengertian
memengaruhi
tindakan bijaksana
tindakan impulsive (agresi)
menurut gam, agresi terbuka ini disebabkan oleh 3 proses dasar yaitu
variabel masukan yg berkaitan dengan situasi atau seseorang yg memengaruhi kognisi, afek, gairah,
menjadi faktor dalam memberikan penilaian atau mengambil keputusan.
1. provokasi, tindakan yg cenderung memicu agresi pada penerima dan sering dianggap berasal
dari niat jahat (provokasi fisik atau verbal). Ketika menerima provokasi maka kita akan
membalasnya dengan agresi
bentuk: sikap merendahkan, ekspresi arogansi, penghinaan pada pihak lain
2. menggoda, menarik perhatian pada kekurangan dan ketidaksempurnaan target. Membuat
komentar ringan yg dianggap lucu, membuat julukan
studi yg dilakukan pada peserta pria dan wanita diminta untuk menjelaskan alasan utama mereka
melakukan tindakan agresi terhadap orang lain. sekitar 48,3% pria dan 45,3% wanita merasa
terancam dan khawatir akan status dan reputasi mereka sehingga melakukan agresi.