Anda di halaman 1dari 4

Edward Bradford Titchener (1867 – 1927)

1.Biografi

Edward Bradford Titchener lahir di Chichester, Inggris tahun 1867. Dia lahir di kalangan
keluarga yang sederhana. Titchener adalah anak dari John Bradford Titchener yang merupakan
seorang ahli bahasa. Titchener adalah seorang pengikut Wilhelm Wundt yang menciptakan aliran
psikologi yang dikenal sebagai “Strukturalisme.” Sejak kecil, Titchener berusaha semaksimal
mungkin untuk meningkatkan derajat keluarganya dengan kemampuan intelektualnya. Dia
akhirnya mendapatkan banyak beasiswa. Titchener sangat suka dengan ilmu filsafat dan juga
tentang Fisiologis. Titchener sebenarnya adalah murid dari Wundt. Dia sangat tertarik dengan
Psikologi Wundtian di kampusnya walaupun di kampusnya tidak ada yang tertarik. Dibawah
bimbingan Wundt sendiri akhirnya dia berhasil memperoleh gelar doktornya di Liepzig. Setelah
itu dia terus melakukan riset dan mengembangkan banyak hal dari ajaran Wundt.

Aliran Strukturalisme awalnya diperkenalkan oleh Wundt, namun kenyataannya label


Strukturalisme lebih tepat digunakan untuk ajaran Psikologi yang dikembangkan oleh Titchener.
Perbedaanya adalah Wundt berfokus pada pengelolaannya, yaitu sintesisnya menjadi proses –
proses kognitif tingkat tinggi melalui apersepsi. Yakni dimana pikiran memiliki kekuatan untuk
mengelola unsur – unsur mental secara sukarela. Sedangkan pandangan Titchener berfokus pada
unsur dan konten mental serta tautan mekanisnya melalui proses asosiasi tetapi dia
menghilangkan konsep apersepsi.

2. Kontribusi

- Konten pengalaman sadar

Pokok yang dikaji oleh Titchener adalah pengalaman sadar karena pengalaman sadar tersebut
tergantung pada orang yang mengalaminya. Titchener menggambarkan kesadaran sebagai
rangkuman dari seluruh pengalaman kita ketika ia terjadi pada waktu tertentu. Pengalaman kita
akan tersimpan sepanjang usia kita. Di dalam kesadaran melibatkan proses – proses mental yang
terjadi pada saat itu sedang dipikirkan. Di dalam proses pengalaman sadar, Titchener juga
memperkenalkan apa yang disebut stimulus eror. Yaitu yang dimaksud dengan kebingungan
membedakan antara proses mental yang dipelajari dengan stimulus atau objek yang diamati. Jadi
observasi yang kita lakukan tidak boleh digambarkan dalam bahasa sehari – hari tetapi harus
dalam istilah – istilah lain yang merujuk pada objek yang kita amati.

- Intropeksi

Menurut pandangan Titchener bentuk intropeksi adalah mengandalkan pada pengamat yang
dilatih secara ketat untuk menggambarkan unsur – unsur kondisi sadar mereka dan bukan
melaporkan stimulus yang mereka amati dan alami dengan sebutan yang familier. Disinilah
perbedaan Titchener dan Wundt terlihat jelas. Titchener tertarik dengan analisis pengalaman
sadar kompleks menjadi bagian – bagian komponennya. Sedangkan Wundt berfokus pada
keseluruhan.

- Unsur kesadaran

Titchener mengutarakan 3 permasalahan esensial bagi Psikologi :

1. Memisah – misahkan proses sadar menjadi komponen – komponen yang paling


sederhana
2. Menentukan hokum yang digunakan untuk mengasosiasikan unsur- unsur kesadaran
3. Menghubungkan unsur- unsur dengan kondisi fisiologis

Titchener menemukan 3 kondisi kesadaran elementer yaitu : sensasi, citra, dan kondisi
afeksi. Sensasi adalah unsur dasar dari persepsi dan terdapat di dalam suara, penglihatan,
bau, dan pengalaman – pengalaman lain yang dibangkitkan oleh obyek – obyek fisik di
dalam lingkungan kita. Citra adalah unsur dari ide, dan ditemukan dalam proses – proses
yang mencerminkan pengalaman yang sebetulnya tidak ada pada saat itu, seperti memori
tentang pengalaman masa lalu. Kondisi afeksi adalah unsur – unsur emosi dan ditemukan
dalam pengalaman seperti cinta, sedih, dan benci.

Kontribusi Titchener terlihat pada beberapa sejarawan yang memberikan pengakuan terhadap
kajian yang dilakukan oleh Titchener. Bagaimana metode riset di dasarkan pada observasi,
eksperimentasi, dan pengukuran, merupakan salah satu tradisi sains tertinggi. Kesadaran
hanyadapat dipersepsikan oleh orang yang mengalami pengalaman sadar tersebut. Metode
yang dilakukan Titchener adalah suatu bentuk observasi terhadap diri sendiri. Metode
intropeksi sampai sekarang masih terus digunakan untuk menangani banyak kasus. Titchener
sukses memberikan suatu pondasi di bidang Psikologi agar aliran – aliran selanjutnya dapat
berkembang lebih baik. Selain itu dia juga mengembangkan laboratorium psikologi di
Universitas Cornell. Dia juga berhasil menerjemahkan buku ketiga Wundt tentang Principles
Of Physiological dari bahasa Jerman ke Inggris.

3. Kritisme terhadap Strukturalisme

Psikolog James Gibson dan juga banyak psikolog yang memandang Psikologi Strukturalisme
sebagai usaha yang sia- sia untuk menggenggam erat prinsip – prinsip metode yang sudah
usang. Gibson menganggap bahwa ajaran Titchener sudah tidak berguna lagi dan
pengaruhnya sudah menurun di abad ke 20.

Metode intropeksi juga banyak di kritisi oleh beberapa psikolog. Titchener dianggap
kesulitan dalam mendefinisikan dengan tepat metode instropektif. Selain itu juga pada
metodologi Titchener yang memunculkan pertanyaan tentang apa sebenarnya yang dilatihkan
kepada para introspektor strukturalis. Para mahasiswa yang dijadikan sebagai pengamat di
instruksikan untuk mengabaikan kelompok kata tertentu yang menjadi bagian pasti dari kosa
kata tersebut. Lalu timbul pertanyaan, Jika kata – kata biasa tidak boleh di jadikan kosa kata,
bagaimana seorang pengamat terlatih dapat menggambarkan pengalaman mereka? Apakah
harus diciptakan bahasa introspektif? Selain itu para pengamat yang mengikuti eksperimen
Titchener juga sering tidak sepakat. Dalam kondisi paling terkontrol pun, menghasilkan
kesimpulan yang berbeda - beda.

Para psikolog lain juga beranggapan bahwa introspeksi diri bukan satu – satunya target. Para
aliran Strukturalis dianggap hanya dangkal dalam menganalisis proses sadar menjadi unsur.
Karena keseluruhan pengalaman tidak dapat ditangkap kembali oleh suatu asosiasi. Mereka
juga berpendapat pengalaman tidak datang dalam bentuk sensasi, citra, ataupun kondisi
afektif tetapi dalam bentuk satu kesatuan menyeluruh. Ingatan juga menjadi kritikan karena
dapat menghambat proses observasi. Faktor kelupaan dan percampuradukan antara fantasi
dan ingatan. Kritikan ini banyak terjadi saat Titchener masuk di akhir – akhir hidupnya.

4. Sumber
Schultz, D. P. & Schultz, S. E. (2008). A History of Modern Psychology. Canada:
Wadsworth.

Anda mungkin juga menyukai