Anda di halaman 1dari 3

Nomor 1

Jelaskan filsafat positivistik menurut Francis Bacon? Gunakan referensi lain yang
relevan dan cantumkan referensinya.
Positivisme berakar pada empirisme, prinsip filosofik tentang positivisme
dikembangkan pertama kali oleh empiris Inggris Francis Bacon (sekitar 1600). Tesis
positivism adalah: bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid, dan
fakta- fakta sejarah yang mungkin dapat menjadi obyek pengetahuan.
Pemikiran Bacon mengenai ilmu pengetahuan termasuk dalam
pemikiran positivisme karena menggabungkan fakta dengan kemampuan indra.
Bacon membuat rumusan bahwa segala sesuatu dapat diketahui dengan
menetapkan pertanyaan pengamatan awal. Kemudian, percobaan hanya dapat
dilakukan setelah manusia menghilangkan segala jenis prasangka, keinginan dan
kepentingan pribadinya, Pengetahuan yang benar kemudian dapat diperoleh melalui
pemikiran induktif. Ilmu yang dihasilkan dari positivisme bersifat bebas nilai dan
objektif.
Referensi:
Hidayat, R., dan Patras, Y. E. (2015). Berani Bicara Pendidikan: The Findings of
Educational Research (PDF). Lembaga Penelitian dan Pengembangan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan. hlm. 20. ISBN 978-602-70002-
1-6. BICARA-PENDIDIKAN-(YUYUN-DAN-TIM).pdf Diarsipkan Periksa nilai |archive-
url= (bantuan) (PDF) dari versi asli tanggal 2021-12-28. Diakses tanggal 2021-12-
28.
Nomor 2
Jelaskan substansi filsafat positivistik Auguste Comte? Gunakan referensi lain
yang relevan dan cantumkan referensinya.
Comte menuangkan gagasan positivisnya dalam bukunya the Course of Positivie
Philosoph, yang merupakan sebuah ensiklopedi mengenai evolusi filosofis dari
semua ilmu dan merupakan suatu pernyataan yang sistematis yang semuanya itu
tewujud dalam tahap akhir perkembangan. Perkembangan ini diletakkan dalam
hubungan statika dan dinamika, dimana statika yang dimaksud adalah kaitan
organis antara gejala-gejala ( diinspirasi dari de Bonald), sedangkan dinamika
adalah urutan gejala-gejala (diinspirasi dari filsafat sejarah Condorcet). Bagi Comte
untuk menciptakan masyarakat yang adil, diperlukan metode positif yang
kepastiannya tidak dapat digugat. Metode positif ini mempunyai 4 ciri, yaitu:
1. Metode ini diarahkan pada fakta-fakta
2. Metode ini diarahkan pada perbaikan terus meneurs dari syarat-syarat hidup
3. Metode ini berusaha ke arah kepastian
4. Metode ini berusaha ke arah kecermatan.
Metode positif juga mempunyai sarana-sarana bantu yaitu pengamatan,
perbandingan, eksperimen dan metode historis. Tiga yang pertama itu biasa
dilakukan dalam ilmu-ilmu alam, tetapi metode historis khusus berlaku bagi
masyarakat yaitu untuk mengungkapkan hukum-hukum yang menguasai
perkambangan gagasan-gagasan.
Filsafat positivistik Comte tampil dalam studinya tentang sejarah perkembangan
alam fikiran manusia. Matematika bukan ilmu, melainkan alat berfikir logik. Aguste
Comte terkenal dengan penjenjangan sejarah perkembangan alam fikir manusia,
yaitu: teologik, metaphisik, dan positif. Pada jenjang teologik, manusia memandang
bahwa segala sesuatu itu hidup dengan kemauan dan kehidupan seperti dirinya.
Jenjang teologik ini dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu (Muhadjir, 2001 : 70).
a. Animism atau fetishisme. Memandang bahwa setiap benda itu memiliki
kemauannya sendiri.
b. Polytheisme. Memandang sejumlah dewa memiliki menampilkan
kemauannya pada sejumlah obyek.
c. Monotheisme. Memandang bahwa ada satu Tuhan yang menampilkan
kemauannya pada beragam obyek Meski Comte sendiri seorang ahli
matematika, tetapi Comte memandang bahwa matematika bukan ilmu, hanya
alat berfikir logik, dan matematika memang dapat digunakan untuk
menjelaskan phenomena, tetapi dalam praktik, phenomena memang lebih
kompleks(Wryani Fajar Riyanto, 2011 : 413).
Referensi:
Hardiman, Budi, Melampaui Moderenitas dan Positivisme., Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 2012
Wibisono, Koento, Arti Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Aguste Comte.,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1982
Nomor 3
Jelaskan maksud objek ilmu sosial layaknya benda?
Objek ilmu sosial meliputi objek material dan objek formal. Obyek Material dari ilmu
sosial adalah manusia, khususnya tingkah laku manusia dalam kelompok. Obyek
Formal dari ilmu sosial adalah tinjauan dari aspek mana dan dalam rangka
kepentingan apa tingkah laku manusia tersebut dipelajari. objek adalah benda atau
hal yang dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan dan sebagainya. Kata baku
objek ini kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata objek sendiri memiliki
arti sebagai suatu hal atau benda yang menjadi fokus dari perhatian. Sedangkan,
benda adalah segala yang ada dalam alam yang berwujud atau berjasad. Karena
itu, benda bisa berwujud banyak hal dan bisa ditemukan di sekitar kita. Sehingga
objek ilmu sosial dianggap sebagai segala sesuatu yang ada dialam yang dapat
diteliti.
Nomor 4
Jelaskan apa yang dimaksud dengan empiris sensual dan beri contohnya?
Empati sensual adalah proses pengenalan dan pemahaman yang terjadi pada
tingkat keberadaan yang diwujudkan ketika satu tubuh yang hidup merasakan dan
merasakan kehadiran tubuh yang hidup lainnya dan mengikuti pengalamannya
secara spontan. Ketika saya melihat sebuah tangan diletakkan di atas meja, saya
segera melihat bahwa itu adalah tubuh hidup yang kurang lebih tegang atau rileks
dan yang menekan dirinya ke meja kurang lebih kuat berbeda dengan buku yang
terletak di sampingnya (Stein 2008: 75). Namun tidak hanya itu, sebagai tubuh yang
hidup, saya kemudian secara spontan mengikuti ketegangan dan kecenderungan
menekan tangan asing itu melalui tangan saya sendiri: dan dengan pemahaman
bersama ini tanganku bergerak sendiri ke tempat yang asing, ke dalamnya,
menempati posisi dan kecenderungannya, dan, sekarang, merasakan perasaan-
perasaan sensualnya, bukan dalam suatu dengan cara yang orisinal dan bukan
sebagai milik sendiri, melainkan dengan tangan asing tepatnya dalam cara proses
empati yang telah kita bedakan sebelumnya dari pengalamanpengalaman kita
sendiri dan segala bentuk kekinian lainnya. (Stein 2008: 75). Empati sensual
menjadi semakin kuat karakternya ketika kita melihat benda asing bergerak dengan
cara yang merupakan ciri khas perwujudan manusia, dan hal ini juga difasilitasi oleh
ekspresi emosional, khususnya melalui ekspresi wajah dan gerak tubuh yang
ditunjukkan dan dilakukan manusia. Stein mencatat bahwa dalam proses ini, benda
asing tersebut cukup berjenis sama dengan milik saya agar empati sensual dapat
muncul. Misalnya, saya mengenali tangan seorang anak yang sedang menekan
meja, meskipun ukurannya jauh lebih kecil milikku, dan bahkan cakar anjing pun
bisa (Stein 2008: 76). Faktanya, dalam banyak kasus saya akan langsung
mengenali tubuh makhluk hidup yang secara signifikan berbeda dari tipe manusia
sebagai tubuh hidup, namun saya akan mempunyai masalah dengan aspek-aspek
tertentu dari ekspresi tubuh yang tidak cukup mirip dengan bahasa tubuh manusia,
misalnya Misalnya, mengibaskan ekor anjing (Stein 2008: 104). Artinya, saya akan
mengenali kualitas hidup dari gerakan dan ekspresi anjing, tetapi saya akan
mengalami masalah setelah^ bahwa mengibaskan ekor adalah ekspresi
kegembiraan karena manusia tidak memiliki ekor dan tidak mengekspresikan
kebahagiaan dengan cara ini. Namun demikian, saya mungkin sampai batas tertentu
mengikuti gerakan tersebut, mungkin dengan cara yang empati merasakan seluruh
tubuh saya bergoyang. Atau saya dapat belajar dari pengalaman bahwa
mengibaskan ekor anjing berarti ia bahagia, yang dihasilkan melalui kesadaran
empati terhadap aspek-aspek lain dari bahasa tubuh anjing, yang kemudian
diasosiasikan dengan ekor yang mengibas.
Referensi
Svenaeus, Fredrik. (2018). Edith Stein’s phenomenology of sensual and emotional
empathy. Phenomenology and the Cognitive Sciences. 17. 10.1007/s11097-017-
9544-9.
Nomor 5
Jelaskan cakupan penelitian komunikasi ?
Penelitian komunikasi mencakup produksi dan penggunaan lambang-lambang
(verbal dan nonverbal). Dalam konteks sosial dan kultural yang memungkinkan
terciptanya dinamika masyarakat.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik itu secara
lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal paling banyak dipakai dalam hubungan
antar manusia, untuk mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, fakta,
data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran,
saling berdebat, dan bertengkar.
Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesanpesan
nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan atau simbol-simbol
nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada simbol verbal. Bahasa verbal
sealur dengan bahasa nonverbal, contoh ketika kita mengatakan “ya” pasti kepala
kita mengangguk. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau
diungkapkan karena spontan.
Referensi:
Widyo Nugroho, Modul Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Nomor 6
Beri contoh tiga variabel dari konsep komunikator, pesan, saluran komunikasi,
komunikan, dan efek. Contoh variabelnya tidak boleh yang sudah ada di bahan
kuliah pertemuan 2
Komunikator: pemerintah, aktor politik, politikus, lembaga, aktivis, LSM dan lainnya.
keahlian, dapat dipercaya dan dinamisme dan bisa bersifat individual.
Pesan: verbal, nom verbal, mix verbal & non verbal.
Saluran Komunikasi: Ceramah, Dialog, Demostrasi hasil
Komunikan: variabel deografis, psikologis, gaya hidup
Efek: citra positif dari organisasi, perubahan perilaku, keputusan inovasi

Anda mungkin juga menyukai