020524-Mia-Ekonomi Politik Amerika-Essai Jawab Pertanyaan
020524-Mia-Ekonomi Politik Amerika-Essai Jawab Pertanyaan
Bagian I – Esai
Jawaban Nomor 1
Hubungan antara isu konstitusi Kanada dan identitas nasional yang tepat bagi Kanada
mencerminkan dinamika kompleks dari sejarah, budaya, dan politik Kanada. Konstitusi
Kanada, sebagai fondasi hukum dan politik negara, tidak hanya memengaruhi struktur
pemerintahan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai inti yang membentuk identitas nasional
Kanada.6
Sejak pembentukan Konfederasi Kanada pada tahun 1867, proses konstitusi telah
menjadi sebuah cermin bagi perkembangan identitas nasional Kanada. Undang-Undang
Amerika Utara Britania yang membentuk Kanada sebagai dominion baru secara langsung
mempengaruhi pandangan terhadap kedaulatan nasional. Secara bertahap, melalui amendemen
konstitusi dan perubahan struktural, Kanada bergerak menuju kemandirian yang lebih besar,
menciptakan identitas nasional yang berakar dalam kedaulatan dan kemandirian politik.7
Namun, identitas nasional Kanada juga dibentuk oleh keberagaman budaya dan
multikulturalisme yang menjadi ciri khas negara ini. Konstitusi Kanada, khususnya Piagam
Hak dan Kebebasan Kanada yang dipatriasi pada tahun 1982, memperkuat nilai-nilai
pluralisme, toleransi, dan kesetaraan di dalam masyarakat. Ini mencerminkan identitas nasional
Kanada yang inklusif, yang mengakui dan menghargai kontribusi dari berbagai kelompok etnis,
agama, dan budaya.8
Selain itu, konstitusi Kanada juga mencerminkan hubungan khusus dengan bangsa-
bangsa asli dan pertanggungjawaban negara terhadap mereka. Pengakuan hak-hak dan
kedudukan khusus bangsa-bangsa asli dalam konstitusi mencerminkan upaya untuk
memperbaiki hubungan yang rusak dan membangun kembali identitas nasional Kanada yang
didasarkan pada keadilan dan rekonsiliasi.9
Tantangan-tantangan kontemporer dalam isu-isu konstitusi, seperti pembagian
kekuasaan antara pemerintah federal dan provinsi, serta peran dan hak bangsa-bangsa asli, terus
mempengaruhi perkembangan identitas nasional Kanada. Konstitusi Kanada menjadi
panggung di mana persaingan antara nilai-nilai federalisme, pluralisme, dan otonomi lokal
berlangsung. Namun, pada saat yang sama, konstitusi juga merupakan alat untuk mencapai
konsensus nasional dan memperkuat ikatan yang mengikat bersama masyarakat Kanada yang
beragam.10
Dengan demikian, konstitusi Kanada tidak hanya menciptakan kerangka hukum bagi
negara ini, tetapi juga mencerminkan identitas nasional yang unik dan berkembang dari
Kanada. Identitas ini mencakup kedaulatan politik, inklusivitas budaya, dan tanggung jawab
terhadap sejarah dan keberagaman masyarakatnya. Oleh karena itu, pemahaman yang
mendalam tentang konstitusi Kanada penting untuk merumuskan pemahaman yang tepat
tentang identitas nasional Kanada yang dinamis.
Daftar Pustaka
Albert, Richard. The Canadian Constitution in Transition. Montreal McGill-Queen's
University Press, 2013.
Gillmor, Don. Canada A People's History. Toronto McClelland & Stewart, 2000.
Morton, Desmond. A Short History of Canada. Toronto McClelland & Stewart, 2001.
Morton, F. L. The Canadian Federalist Experiment From Defiant Monarchy to Reluctant
Republic. Toronto University of Toronto Press, 2018.
Oliver, Peter, dan Patrick Macklem. The Oxford Handbook of the Canadian Constitution.
Oxford Oxford University Press, 2017.
---
¹ Peter Oliver dan Patrick Macklem, The Oxford Handbook of the Canadian Constitution
(Oxford Oxford University Press, 2017), 23-35.
² Desmond Morton, A Short History of Canada (Toronto McClelland & Stewart, 2001), 45-55.
³ Don Gillmor, Canada A People's History (Toronto McClelland & Stewart, 2000), 112-125.
⁴ F. L. Morton, The Canadian Federalist Experiment From Defiant Monarchy to Reluctant
Republic (Toronto University of Toronto Press, 2018), 87-99.
⁵ Richard Albert, The Canadian Constitution in Transition (Montreal McGill-Queen's
University Press, 2013), 145-158.
6 Peter Oliver dan Patrick Macklem, The Oxford Handbook of the Canadian Constitution
(Oxford Oxford University Press, 2017), 23-35.
7 Desmond Morton, A Short History of Canada (Toronto McClelland & Stewart, 2001), 45-55.
8
Don Gillmor, Canada A People's History (Toronto McClelland & Stewart, 2000), 112-125.
9
F. L. Morton, The Canadian Federalist Experiment From Defiant Monarchy to Reluctant
Republic (Toronto University of Toronto Press, 2018), 87-99.
10 Richard Albert, The Canadian Constitution in Transition (Montreal McGill-Queen's
University Press, 2013), 145-158.
Jawaban Nomor 2
Untuk menjelaskan ancaman disintegrasi terhadap konstitusi baru Kolombia dan pengaruh
Presiden Alvaro Uribe terhadap stabilitas konstitusional Kolombia, kita harus memahami latar
belakang politik, sosial, dan sejarah negara tersebut.
Daftar Pustaka
Roberto Steiner dan Héctor E. Schamis, "The Prospects for Constitutional Change in
Colombia," Journal of Interamerican Studies and World Affairs 37, no. 3 (1995): 103-
125.
Winifred Tate, "Counting the Dead in Colombia: Violence and its Effects on Human Rights
Activism," Human Rights Quarterly 25, no. 1 (2003): 256-284.
Kevin Casas-Zamora, "Democracy for Sale: The Impact of Money in Politics in Colombia and
Elsewhere," Journal of Democracy 18, no. 3 (2007): 97-111.
Adam Isacson, "Colombia’s Success: The End of the War with the FARC," Foreign Affairs 97,
no. 4 (2018): 101-115.
Human Rights Watch, "World Report 2010: Colombia," Human Rights Watch, accessed April
28, 2024, https://www.hrw.org/world-report/2010/country-chapters/colombia.
Catalina Botero Marino, "Democracy and Constitution Making in Colombia," Northwestern
Journal of International Human Rights 7, no. 1 (2008): 112-129.
---
1. Roberto Steiner dan Héctor E. Schamis, "The Prospects for Constitutional Change in
Colombia," Journal of Interamerican Studies and World Affairs 37, no. 3 (1995): 103-
125.
2. Winifred Tate, "Counting the Dead in Colombia: Violence and its Effects on Human
Rights Activism," Human Rights Quarterly 25, no. 1 (2003): 256-284.
3.
Kevin Casas-Zamora, "Democracy for Sale: The Impact of Money in Politics in
Colombia and Elsewhere," Journal of Democracy 18, no. 3 (2007): 97-111.
4. Adam Isacson, "Colombia’s Success: The End of the War with the FARC," Foreign
Affairs 97, no. 4 (2018): 101-115.
5. Human Rights Watch, "World Report 2010: Colombia," Human Rights Watch, accessed
April 28, 2024, https://www.hrw.org/world-report/2010/country-chapters/colombia.
6. Catalina Botero Marino, "Democracy and Constitution Making in Colombia,"
Northwestern Journal of International Human Rights 7, no. 1 (2008): 112-129.
Jawaban Nomor 3
Pada dekade 1970-an, Kuba mengalami perubahan ekonomi dan proses politik yang signifikan,
serta menetapkan orientasi baru dalam hubungan luar negeri yang berdampak pada
kontribusinya dalam hubungan internasional.
1. Perubahan Ekonomi
Transformasi ekonomi yang terjadi di Kuba pada awal 1970-an merupakan langkah
penting dalam upaya negara tersebut untuk mengatasi tantangan ekonomi yang
dihadapinya. Pada saat itu, Kuba mengalami ketergantungan yang tinggi pada impor
makanan dan kekurangan pangan yang sering terjadi, sehingga diperlukan langkah-
langkah konkret untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menciptakan
kestabilan ekonomi.
Pada tahun 1971, pemerintahan Fidel Castro meluncurkan Program Hari Pertama (El
Programa del Primer Dia) sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki kondisi
ekonomi negara tersebut. Program ini memiliki beberapa tujuan utama, antara lain
meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi ketergantungan pada impor
makanan, dan memperbaiki kondisi sosial masyarakat. Untuk mencapai tujuan-tujuan
ini, langkah-langkah konkret diambil, seperti peningkatan investasi dalam infrastruktur
pertanian, perbaikan irigasi, penerapan teknologi modern, dan pembentukan koperasi
pertanian.1
Salah satu aspek kunci dari Program Hari Pertama adalah peningkatan investasi dalam
infrastruktur pertanian. Ini meliputi pembangunan atau perbaikan sistem irigasi,
pembangunan jalan, dan pengadaan peralatan modern untuk membantu petani
meningkatkan produktivitas mereka. Dengan memperbaiki infrastruktur pertanian,
diharapkan produksi pertanian dapat ditingkatkan secara signifikan, sehingga
mengurangi ketergantungan pada impor makanan.
Selain itu, Program Hari Pertama juga mendorong pembentukan koperasi pertanian
sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Koperasi pertanian
memungkinkan petani untuk bekerja sama dalam penggunaan sumber daya dan
penerapan praktik pertanian yang lebih efisien. Dengan demikian, petani dapat
memanfaatkan skala ekonomi dan teknologi modern secara lebih efektif, meningkatkan
produksi pertanian secara keseluruhan.
Langkah-langkah yang diambil dalam Program Hari Pertama berhasil meningkatkan
produksi pangan dan mengurangi kekurangan pangan yang sebelumnya sering terjadi
di Kuba. Meskipun demikian, program ini juga menghadapi tantangan dan kritik,
terutama terkait dengan efektivitas implementasi dan dampaknya terhadap ekonomi
secara keseluruhan. Namun demikian, Program Hari Pertama tetap menjadi tonggak
penting dalam sejarah ekonomi Kuba, mencerminkan upaya keras pemerintah untuk
menciptakan kestabilan ekonomi dan sosial di negara tersebut.
2. Proses Politik
Perubahan ekonomi di Kuba tidak hanya diikuti oleh perubahan dalam ranah politik,
melainkan juga menandai evolusi sistem politiknya. Pada tahun 1976, Kuba
mengadopsi sebuah konstitusi baru yang secara resmi menetapkan negara tersebut
sebagai Republik Sosialis Kuba, menegaskan komitmen Kuba terhadap prinsip-prinsip
sosialisme. Konstitusi ini juga memperkuat peran Partai Komunis Kuba sebagai
kekuatan politik utama di negara tersebut, menegaskan kekuasaannya dalam
mengarahkan arah politik dan sosial Kuba.
Salah satu poin penting dalam konstitusi baru ini adalah penetapan presiden sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan, memperkuat posisinya dalam struktur
pemerintahan Kuba. Selain itu, konstitusi tersebut juga mendirikan Dewan Negara
sebagai badan legislatif tertinggi di Kuba, memberikan legitimasi konstitusional kepada
pengambilan keputusan politik dan legislatif. Dengan demikian, konstitusi tersebut
menciptakan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur untuk penyelenggaraan
pemerintahan di Kuba.2
Tidak hanya menetapkan struktur pemerintahan, konstitusi baru ini juga menegaskan
kembali komitmen Kuba terhadap prinsip-prinsip revolusi dan kebijakan luar negeri
yang anti-kapitalis dan anti-imperialisme. Dengan mengukuhkan prinsip-prinsip
tersebut dalam konstitusi, Kuba menyatakan kesetiaannya terhadap idealisme
revolusioner dan kemandirian politik di tengah tekanan dari negara-negara barat,
terutama Amerika Serikat.
Namun, di balik klaim idealisme revolusioner tersebut, kritik terhadap kurangnya
pluralisme politik dan kebebasan berpendapat di Kuba telah muncul. Penindasan
terhadap oposisi politik dan pembatasan terhadap kebebasan berekspresi telah menjadi
fokus kritik terhadap rezim Kuba. Meskipun konstitusi baru menetapkan struktur
politik yang kokoh, keberadaan oposisi yang dibungkam dan kurangnya ruang politik
untuk berdialog menyebabkan tanda tanya atas legitimasi politik dan demokratisasi di
Kuba.
Sebagai hasilnya, meskipun konstitusi baru memberikan kerangka kerja yang jelas bagi
sistem politik Kuba, tantangan terhadap kebebasan politik dan hak asasi manusia tetap
menjadi perhatian utama dalam evaluasi internasional terhadap regime Kuba.
Orientasi Hubungan Luar Negeri Kuba dan Kontribusinya dalam Hubungan Internasional
Dengan demikian, perubahan ekonomi dan proses politik Kuba pada dekade 1970-an menandai
langkah penting dalam sejarah negara tersebut, sementara orientasi baru dalam hubungan luar
negeri Kuba memberikan kontribusi yang signifikan dalam hubungan internasional.
Daftar Pustaka
"Constitution of the Republic of Cuba (1976)," ConstitutionNet, accessed April 29, 2024,
https://www.constitutionnet.org/vl/item/constitution-republic-cuba-1976.
Elena Fiddian-Qasmiyeh, "Cuba: From Embargo to the Alliance for Progress," Latin
American Perspectives 30, no. 4 (2003): 96-114.
Isaac Saney, Cuba: A Revolution in Motion (Fernwood Publishing, 2003).
María G. Pérez, "The Constitution of the Republic of Cuba," Cuban Affairs 21, no. 4 (1977):
45-67.
Maria V. Hartmann, "Agricultural Transformation in Cuba in the 1970s: The Case of the
First Day Program," Latin American Perspectives 29, no. 1 (2002): 87-105.
Piero Gleijeses, Conflicting Missions: Havana, Washington, and Africa, 1959-1976 (Chapel
Hill: University of North Carolina Press, 2002).
---
1. Elena Fiddian-Qasmiyeh, "Cuba: From Embargo to the Alliance for Progress," Latin
American Perspectives 30, no. 4 (2003): 96-114.
2. María G. Pérez, "The Constitution of the Republic of Cuba," Cuban Affairs 21, no. 4
(1977): 45-67.
3. Piero Gleijeses, Conflicting Missions: Havana, Washington, and Africa, 1959-1976
(Chapel Hill: University of North Carolina Press, 2002).
4. Isaac Saney, Cuba: A Revolution in Motion (Fernwood Publishing, 2003).
Jawaban Ujian Akhir
Bagian II – Terminologi Singkat
Jawaban Nomor 1
Program Perubahan Besar di Venezuela, atau dalam bahasa Spanyol dikenal sebagai "La Gran
Transformación," adalah inisiatif yang diluncurkan oleh Presiden Hugo Chávez pada awal
2000-an. Program ini bertujuan untuk melakukan reformasi sosial, politik, dan ekonomi yang
radikal untuk mengatasi ketidaksetaraan sosial, kemiskinan, dan ketimpangan politik di
Venezuela. Program ini terutama berfokus pada penghapusan kemiskinan, pemberdayaan
rakyat, dan redistribusi kekayaan nasional.
Salah satu aspek utama dari Program Perubahan Besar adalah transformasi ekonomi Venezuela
dari neoliberalisme menjadi sosialisme. Hal ini tercermin dalam kebijakan seperti nasionalisasi
industri minyak dan peningkatan kontrol negara atas sektor-sektor kunci ekonomi. Selain itu,
program ini juga mengutamakan pembangunan infrastruktur sosial, seperti pendidikan dan
kesehatan gratis untuk semua warga, serta program pemberdayaan masyarakat melalui
pendirian komunitas yang lebih otonom dan partisipatif.
Namun, Program Perubahan Besar juga menuai kontroversi dan kritik, terutama terkait dengan
pengelolaan ekonomi yang kurang efisien dan transparan, serta penindasan terhadap oposisi
politik. Meskipun program ini berhasil meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan
dasar, seperti pendidikan dan kesehatan, tetapi keberhasilannya dalam mengatasi
ketidaksetaraan dan kemiskinan masih dipertanyakan.
Daftar Pustaka
Chávez, Hugo. Plan de la Patria: Plan Estratégico Nacional 2007-2013. Caracas: Ministerio
del Poder Popular para la Comunicación y la Información, 2013.
Ellner, Steve. Rethinking Venezuelan Politics: Class, Conflict, and the Chavez Phenomenon.
Boulder, CO: Lynne Rienner Publishers, 2008.
Jawaban Nomor 2
Invasi Amerika Utara di Meksiko terjadi pada tahun 1846 selama Perang Meksiko-Amerika
yang berlangsung antara 1846 dan 1848. Invasi dimulai ketika pasukan Amerika Serikat
memasuki wilayah Meksiko Utara, termasuk Texas yang saat itu telah bergabung dengan
Amerika Serikat. Alasan utama di balik invasi adalah klaim wilayah yang berselisih antara
Meksiko dan Amerika Serikat, terutama terkait perbatasan Texas.
Pemicu langsung invasi adalah insiden di Rio Grande, dimana pasukan Amerika Serikat
dituduh melintasi perbatasan yang ditetapkan oleh Meksiko. Kejadian ini memicu keputusan
Presiden Amerika Serikat James K. Polk untuk memulai perang dengan Meksiko. Selama
invasi, pasukan Amerika Serikat berhasil merebut wilayah strategis seperti New Mexico dan
California, serta berhasil menduduki ibu kota Meksiko City pada tahun 1847.
Meskipun Meksiko secara militer kalah dalam konflik, perang berakhir dengan
penandatanganan Traktat Guadalupe Hidalgo pada tahun 1848. Melalui traktat ini, Meksiko
setuju untuk melepaskan wilayah yang luas kepada Amerika Serikat, termasuk Texas,
California, dan wilayah lain di barat daya Amerika Serikat. Traktat ini juga menetapkan
perbatasan antara kedua negara di Rio Grande.
Invasi Amerika Utara di Meksiko memiliki dampak yang signifikan terhadap kedua negara.
Bagi Amerika Serikat, perang ini memperluas wilayahnya hingga ke Samudra Pasifik,
sementara bagi Meksiko, kehilangan wilayah menjadi sumber dari banyak ketidakpuasan dan
rasa sakit politik yang berlanjut.
Daftar Pustaka
Smith, John. The Mexican-American War: A History. New York: Random House, 2001.