Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERADILAN AGAMA PADA MASAPENJAJAHAN BELANDA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hukum acara perdata

Dosen Pengampu:ALIF PASAH FACHRUDIN.M.H.

MOCH PAHMI AL BAKRI:

ABDUL HASAN:

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIA’H

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL BADAR CIPULUS

PURWAKARTA 2024
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan ini
dengan penuh semangat dan kesungguhan.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT atas
segala nikmat-Nya, serta kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan
petunjuk dan contoh teladan bagi umat manusia.

Penulisan ini disusun untuk mengungkap peran serta peradilan agama dalam
konteks penjajahan Belanda di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah yang
panjang, sistem peradilan agama memiliki peran yang sangat penting dalam
menjaga keadilan dan keharmonisan dalam masyarakat. Namun, dalam masa
penjajahan Belanda, peradilan agama mengalami transformasi yang signifikan
sebagai akibat dari intervensi kolonial.

Dalam penulisan ini, kami berusaha untuk menyajikan gambaran yang sebenar-
benarnya tentang peradilan agama pada masa penjajahan Belanda. Kami
menyajikan analisis yang mendalam mengenai pengaruh, tantangan, dan
perlawanan yang dialami oleh peradilan agama dalam konteks kolonialisme.

Penulisan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dorongan, dukungan, serta masukan yang berharga selama proses penulisan ini
berlangsung.

Akhir kata, kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat dan pemahaman yang lebih
mendalam tentang peradilan agama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Daftar Isi

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Penjajahan Belanda di Indonesia

B. Rumusan masalah

II. Konteks Sejarah Penjajahan Belanda di Indonesia

A. Periode Penjajahan dan Pengaruhnya Terhadap Sistem Hukum

B. Kebijakan Kolonial Belanda terhadap Agama dan Kehidupan


Masyarakat

III. Sistem Hukum Kolonial Belanda dan Peradilan Agama

A. Struktur dan Organisasi Peradilan Agama

B. Pengaruh Hukum Kolonial Terhadap Penyelenggaraan Peradilan Agama

C. Peran Pemerintah Kolonial dalam Penerapan Hukum Islam

IV. Proses Penanganan Kasus di Peradilan Agama

A. Tahapan-tahapan Penyelesaian Perselisihan

B. Peran Hakim dan Ulama dalam Pengambilan Keputusan

C. Contoh Kasus yang Ditangani di Peradilan Agama

V. Kajian Kasus dan Analisis

A. Studi Kasus: Pernikahan, Perceraian, dan Warisan

B. Analisis Terhadap Keputusan dan Implementasi Hukum Islam

C. Perbandingan dengan Sistem Peradilan Agama di Wilayah Lain


VI. Dampak Sosial dan Politik Peradilan Agama pada Masa Penjajahan
Belanda

A. Konsekuensi Sosial dan Budaya Terhadap Masyarakat

B. Implikasi Politik dari Penerapan Hukum Kolonial dalam Peradilan


Agama

VII. Perbandingan dengan Sistem Peradilan Agama pada Masa Setelah


Kemerdekaan

A. Kontinuitas dan Perubahan dalam Sistem Peradilan Agama Pasca-


Kolonialisme B. Tantangan dan Perubahan Signifikan setelah Kemerdekaan

VIII. Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Latar belakang peradilan agama pada masa penjajahan Belanda merupakan suatu
periode yang kompleks dan penuh tantangan. Pada masa penjajahan Belanda di
Indonesia, sistem hukum dan peradilan agama mengalami transformasi yang
signifikan, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor politik, sosial, dan budaya.
Beberapa poin latar belakang yang relevan untuk memahami konteks peradilan
agama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia antara lain:

1. Penetrasi Kolonial Belanda: Penjajahan Belanda di Indonesia dimulai pada abad


ke-16 dan mencapai puncaknya pada abad ke-19. Selama periode ini, Belanda
melakukan ekspansi politik, ekonomi, dan budaya di wilayah-wilayah jajahannya,
termasuk pengaruhnya terhadap sistem hukum dan peradilan.
2. Kolonialisme dan Agama: Agama memiliki peran penting dalam kehidupan
masyarakat Indonesia sebelum kedatangan Belanda, baik sebagai landasan moral
maupun sistem nilai. Namun, kedatangan Belanda membawa perubahan
signifikan dalam praktik keagamaan dan organisasi keagamaan di Indonesia.
3. Kehadiran Islam di Indonesia: Indonesia memiliki sejarah panjang Islam
sebagai agama mayoritas. Penyebaran agama Islam di Indonesia terjadi melalui
berbagai cara, termasuk perdagangan dan misi dakwah. Peradilan agama Islam
telah ada sejak masa sebelum kedatangan Belanda, dan sistem ini mengalami
transformasi selama periode penjajahan.
4. Pengaruh Hukum Kolonial Belanda: Belanda membawa sistem hukum Eropa
mereka ke Indonesia, yang pada awalnya didasarkan pada hukum Romawi dan
hukum gereja. Sistem hukum ini secara bertahap diperkenalkan dan diterapkan di
wilayah jajahan Belanda, termasuk dalam urusan peradilan agama.
5. Pertentangan Budaya dan Hukum: Masuknya hukum kolonial Belanda sering
kali bertentangan dengan sistem hukum dan nilai-nilai tradisional Indonesia,
termasuk sistem peradilan agama. Hal ini menciptakan konflik budaya dan hukum
yang kompleks, yang memengaruhi perkembangan peradilan agama pada masa
tersebut.

Dengan memahami latar belakang ini, kita dapat melihat bagaimana peradilan
agama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia dipengaruhi oleh dinamika
politik, sosial, dan budaya pada waktu itu. Hal ini menjadi penting dalam
memahami evolusi sistem peradilan agama dan peran agama dalam masyarakat
kolonial pada masa tersebut.
B.RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perubahan dan transformasi sistem peradilan agama Islam di


Indonesia akibat penetrasi kolonial Belanda?
2. Apa pengaruh hukum kolonial Belanda terhadap institusi peradilan agama Islam
pada masa penjajahan?
3. Bagaimana respons dan adaptasi masyarakat terhadap perubahan dalam sistem
peradilan agama pada masa penjajahan Belanda?
4. Apa konflik dan tantangan yang muncul antara hukum kolonial Belanda dan
sistem peradilan agama Islam tradisional?
5. Bagaimana peran ulama dan tokoh agama dalam menjaga otonomi dan
keberlangsungan peradilan agama Islam pada masa penjajahan Belanda?
6. Apa dampak sosial, politik, dan budaya dari perubahan dalam sistem peradilan
agama pada masyarakat Indonesia di bawah penjajahan Belanda?
7. Bagaimana perubahan dalam prinsip-prinsip keadilan dan penegakan hukum
dalam sistem peradilan agama Islam akibat dominasi kolonial Belanda?
8. Bagaimana transformasi sistem peradilan agama setelah kemerdekaan Indonesia
dan apa warisannya dari masa penjajahan Belanda?

Rumusan masalah ini dapat menjadi panduan untuk menyelidiki berbagai aspek
tentang peradilan agama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, serta
mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dan penting untuk diteliti
dalam konteks tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian konteks peradilan agama pada masa penjajahan belanda

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai konteks sejarah penjajahan Belanda


di Indonesia:

1. Awal Penjajahan: Penjajahan Belanda di Indonesia dimulai pada abad ke-17,


diawali dengan kedatangan perusahaan-perusahaan perdagangan Belanda seperti
Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) dan West-Indische Compagnie
(WIC). Mereka awalnya berusaha mengendalikan perdagangan rempah-rempah,
terutama di wilayah Maluku.
2. Perebutan Kekuasaan: Seiring dengan keberhasilan VOC dalam perdagangan,
Belanda mulai memperluas pengaruhnya ke berbagai wilayah di Indonesia.
Mereka melakukan perang-perang untuk merebut kekuasaan dari kerajaan-
kerajaan lokal dan kerajaan-kerajaan Islam yang ada di kepulauan tersebut.
3. Pembentukan Hindia Belanda: Pada tahun 1800-an, Belanda berhasil
memperluas wilayah kekuasaannya di Indonesia dan membentuk Hindia Belanda
(Nederlands-Indië) yang merupakan koloni jajahannya. Hindia Belanda menjadi
salah satu koloni terbesar Belanda di luar Eropa.
4. Eksploitasi Sumber Daya: Selama masa penjajahan, Belanda secara ekstensif
mengambil keuntungan dari sumber daya alam Indonesia seperti rempah-rempah,
kopi, dan minyak. Mereka juga menerapkan sistem tanam paksa (cultuurstelsel)
yang menyebabkan eksploitasi yang berat terhadap petani pribumi.
5. Pembangunan Infrastruktur dan Administrasi: Meskipun kepentingan utama
Belanda adalah eksploitasi ekonomi, mereka juga melakukan pembangunan
infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan perkeretaapian untuk mendukung
kepentingan kolonial mereka. Mereka juga mendirikan sistem administrasi
kolonial yang kuat.
6. Perlawanan dan Pemberontakan: Selama periode penjajahan, terjadi berbagai
perlawanan dan pemberontakan dari berbagai kelompok masyarakat Indonesia,
baik dari kalangan bangsawan, ulama, maupun rakyat jelata, yang menentang
kekuasaan colonial
Belanda. Contohnya adalah Pemberontakan DI/TII dan Pemberontakan Pangeran
Diponegoro.
A. Periode Penjajahan dan Pengaruhnya Terhadap Sistem Hukum

Periode penjajahan Belanda di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan


terhadap sistem hukum di wilayah tersebut. Berikut adalah beberapa poin
mengenai periode penjajahan dan pengaruhnya terhadap sistem hukum:

1. Pengenalan Sistem Hukum Kolonial: Selama masa penjajahan Belanda,


pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan sistem hukum kolonial yang
didasarkan pada hukum Eropa, terutama hukum Romawi dan hukum sipil
Belanda. Sistem hukum ini diterapkan di wilayah jajahan Belanda, termasuk di
Indonesia.
2. Penerapan Hukum Kolonial: Pemerintah kolonial Belanda menerapkan hukum
kolonialnya secara luas di Indonesia, baik dalam aspek perdata maupun pidana.
Hal ini meliputi pembentukan peraturan-peraturan kolonial yang berlaku di
seluruh wilayah Hindia Belanda serta pengadilan yang mengikuti prosedur hukum
kolonial.
3. Pembatasan Otonomi Hukum Lokal: Salah satu dampak utama dari penerapan
hukum kolonial adalah pembatasan otonomi hukum lokal, termasuk hukum adat
dan hukum agama. Meskipun beberapa aspek hukum adat dan hukum agama
diakui, namun keputusan akhir tetap berada di tangan otoritas kolonial.
4. Pengaruh Hukum Islam: Terkait dengan peradilan agama, pengaruh hukum
Islam diatur dan diawasi oleh pemerintah kolonial Belanda. Meskipun hukum
Islam diterapkan dalam beberapa perkara seperti pernikahan, perceraian, dan
warisan, namun keputusan akhir seringkali masih terpengaruh oleh interpretasi
hukum kolonial.
5. Pengadopsian dan Integrasi: Selama masa penjajahan, beberapa aspek hukum
adat dan hukum agama lokal dapat diadopsi ke dalam sistem hukum kolonial,
terutama jika sesuai dengan kepentingan kolonial. Namun, adopsi tersebut
seringkali tidak menyertakan keseluruhan sistem hukum tradisional lokal.
6. Perlawanan dan Reaksi Masyarakat: Meskipun pemerintah kolonial Belanda
berhasil memperkenalkan dan menerapkan sistem hukum kolonialnya, namun
terdapat juga perlawanan dan reaksi dari masyarakat pribumi terhadap sistem
hukum tersebut. Beberapa gerakan perlawanan dapat mencakup penolakan
terhadap pengadilan kolonial atau pembentukan organisasi-organisasi hukum
alternatif.

B.Periode Penjajahan dan Pengaruhnya Terhadap Sistem Hukum:


Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, terjadi transformasi besar dalam
sistem hukum yang berdampak pada struktur dan pengaturan hukum di wilayah
jajahan. Beberapa pengaruh utama dari penjajahan Belanda terhadap sistem
hukum Indonesia adalah:

1. Adopsi Hukum Kolonial: Belanda menerapkan hukum kolonialnya di Indonesia,


yang terutama dipengaruhi oleh hukum Eropa, terutama hukum Romawi dan
hukum Belanda. Ini mengakibatkan pembentukan sistem hukum yang berbeda
dari tradisi hukum adat dan Islam yang sudah ada sebelumnya di Indonesia.
2. Pembentukan Institusi Hukum Barat: Belanda mendirikan institusi-institusi
hukum yang didasarkan pada sistem hukum barat, seperti pengadilan, jaksa, dan
polisi. Ini menyebabkan penghapusan atau penekanan terhadap institusi-institusi
hukum tradisional yang ada sebelumnya di masyarakat Indonesia.
3. Penetapan Hukum Kolonial: Belanda menetapkan undang-undang kolonial yang
mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk bidang hukum pidana,
perdata, dan administrasi. Hal ini menyebabkan adopsi beberapa konsep hukum
Barat dan peningkatan pengaruh hukum formal dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pengaruh Hukum Islam dan Adat: Meskipun hukum kolonial Belanda menjadi
landasan hukum formal, hukum Islam dan hukum adat masih memegang peranan
penting dalam kehidupan masyarakat. Beberapa perkara hukum Islam dan adat
diakui dan ditangani dalam sistem hukum kolonial, terutama yang berkaitan
dengan hukum keluarga dan warisan.

1.1.1 Kebijakan Kolonial Belanda terhadap Agama dan Kehidupan


Masyarakat:
Kebijakan kolonial Belanda terhadap agama dan kehidupan masyarakat di
Indonesia mencakup berbagai aspek, termasuk:
1. Penguasaan dan Pengawasan Terhadap Agama: Belanda berusaha mengontrol
dan mengawasi praktik keagamaan di wilayah jajahannya, termasuk agama Islam,
Kristen, Hindu, dan Buddha. Mereka mendirikan institusi-institusi pendidikan
agama dan mendukung penyebaran agama Kristen di kalangan penduduk pribumi.
2. Peran Gereja dalam Administrasi Kolonial: Gereja-gereja Kristen, terutama
Gereja Protestan, memiliki peran penting dalam administrasi kolonial Belanda di
Indonesia. Mereka terlibat dalam pendidikan, pelayanan kesehatan, dan
pembangunan sosial di wilayah jajahan.
3. Pengaruh Terhadap Budaya dan Tradisi Lokal: Kebijakan kolonial Belanda
juga mempengaruhi budaya dan tradisi lokal di Indonesia. Beberapa aspek budaya
tradisional disesuaikan atau bahkan dilarang, sedangkan unsur-unsur Barat seperti
bahasa, arsitektur, dan mode gaya hidup mulai diperkenalkan dan diadopsi.
4. Eksploitasi dan Penindasan: Meskipun Belanda mempromosikan citra
kolonialisme yang adil dan pencerahan, kenyataannya kebijakan mereka sering
kali menindas dan mengeksploitasi masyarakat pribumi. Ini termasuk
pengambilan tanah secara paksa, pemberlakuan kerja paksa, dan penindasan
terhadap perlawanan masyarakat lokal.

Anda mungkin juga menyukai