Dosen Pengampu :
Lailatul Mustaqiah SH., MH
Disusun oleh:
-Selly Hestiani Sinta (11215761910013)
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
tuntunan-Nya, makalah mengenai “Perkembangan Hukum di Indonesia” ini dapat diselesaikan
tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak
lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum Ibu
Lailatul Mustaqiah SH., MH yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi mengenai bagaimana perkembangan sejarah di Indonesia mulai dari sebelum
kemerdekaan hingga sekarang. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah
ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih
baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga
yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran
dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………….……… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………….………... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 1
C. Tujuan………………………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH HUKUM DI INDONESIA SEBELUM KEMERDEKAAN …………. 1
DAFTAR BACAAN………….…………………………………………………………... 6
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah merupakan kewajiban bagi manusia diciptakan oleh Tuhan untuk hidup bersama
dengan manusia lainnya maupun lingkungan sekitarnya untuk bermasyarakat serta saling menjaga
hak dan kewajiban diri atas sesama manusia. Dalam hidup bermasyarakat ini kita saling menjalin
banyak hubungan dengan orang lain, masing-masing dari kita memiliki kepentingan tersendiri
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Adakalanya kepentingan-kepentingan ini dapat
menjadi sengketa dan pertentangan antara kepentingan kita dan orang lain. Untuk menghindari hal
tersebut kita ingin menyelesaikan semua sengketa kita dengan tertib dan damai maka dari itu kita
akan membuat ketentuan atau kaidah hukum yang harus ditaati oleh seluruh anggota masyarakat.
Dengan begitu kepentingan anggota masyarakat akan lebih terjaga dan terlindungi, apabila kaidah
hukum itu dilanggar, maka yang bersangkutan akan diberikan sanksi atau hukuman . Hukum di
Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat.
Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa
kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan
wilayah jajahan dengan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, karena
sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari’at Islam
lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan.
Proses meneruskan segala bentuk sisa-sisa tertib hukum masa lalu di Indonesia hingga
dewasa ini sangat sulit dihindari karena lebih dari satu abad tatkala Indonesia ini masih disebut
Nederlandsch-Indië (Hindia Belanda) “telah berlangsung proses introduksi dan proses
perkembangan suatu sistem hukum asing ke/di dalam suatu tata kehidupan dan tata hukum
masyarakat pribumi yang otohton. Sistem hukum asing yang dimaksud tidak lain adalah sistem
hukum Eropa (khususnya Belanda) yang berakar pada tradisi-tradisi hukum Indo-Jerman dan
Romawi-Kristiani, dan yang dimutakhirkan lewat berbagai revolusi, mulai dari ‘Papal Revolution’
hingga Revolusi kaum borjuis-liberal di Perancis pada akhir abad 19.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sejarah hukum di Indonesia saat Pra Kemerdekaan?
2. Bagaimana perkembangan sejarah hukum di Indonesia dilihat dari Pasca Kemerdekaan?
C. Tujuan
Untuk memenuhi tugas Pengantar Ilmu Hukum dan menjawab pertanyaan yang
ada pada rumusan masalah. Serta manfaat dari penulisan makalah ini yaitu meningkatkan
pengetahun penulis dan pembaca mengenai sejarah hukum pra dan pasca kemerdekaan di
Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Periode Kolonialisme
Periode kolonialisme terbagi ke dalam tiga tahapan besar, yakni: periode VOC, Liberal Belanda
dan Politik etis hingga penjajahan Jepang.
a. Periode VOC
Pada masa pendudukan VOC, sistem hukum yang diterapkan bertujuan untuk:
1) Kepentingan ekspolitasi ekonomi demi mengatasi krisis ekonomi di negeri Belanda;
2) Pendisiplinan rakyat pribumi dengan cara yang otoriter; dan
3) Perlindungan terhadap pegawai VOC, sanak-kerabatnya, dan para pendatang Eropa.
Hukum Belanda diberlakukan terhadap orang-orang Belanda atau Eropa. Sedangkan bagi
pribumi, yang berlaku adalah hukum-hukum yang dibentuk oleh tiap-tiap komunitas secara
mandiri. Tata pemerintahan dan politik pada zaman itu telah meminggirkan hak-hak dasar rakyat
di nusantara dan menjadikan penderitaan yang mendalam terhadap rakyat pribumi di masa itu.
2
3) Penataan organisasi pemerintahan, khususnya dari segi efisiensi;
2) Penggolongan rakyat ke dalam tiga golongan; Eropa dan yang disamakan, Timur Asing,
Tionghoa dan Non-Tionghoa, dan Pribumi.
Masa pendudukan Jepang pembaharuan hukum tidak banyak terjadi seluruh peraturan
perundang-undangan yang tidak bertentangan dengan peraturan militer Jepang, tetap berlaku
sembari menghilangkan hak-hak istimewa orang-orang Belanda dan Eropa lainnya. Beberapa
perubahan perundang-undangan yang terjadi:
1) Kitab UU Hukum Perdata, yang semula hanya berlaku untuk golongan Eropa dan yang setara,
diberlakukan juga untuk orang-orang Cina;
2) Unifikasi kejaksaan;
3
2) Mengurangi dan membatasi peran badan-badan pengadilan adat dan swapraja, kecuali badan-
badan pengadilan agama yang bahkan dikuatkan dengan pendirian Mahkamah Islam Tinggi.
4
3) Pembaruan sistem ekonomi.
Penyakit lama orde baru, yaitu KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) masih kokoh
mengakar pada masa pasca orde baru, bahkan kian luas jangkauannya. Selain itu,
kemampuan perangkat hukum pun dinilai belum memadai untuk dapat menjerat para
pelaku semacam itu. Aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa, dan hakim (kini
ditambah advokat) dilihat masih belum mampu mengartikulasikan tuntutan permbaruan
hukum, hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan Kejaksaan Agung meneruskan proses
peradilan mantan Presiden Soeharto, peradilan pelanggaran HAM, serta peradilan para
konglomerat hitam. Sisi baiknya, pemberdayaan rakyat untuk menuntut hak-haknya dan
mengembangkan sumber daya hukumnya secara mandiri, semakin gencar dan luas
dilaksanakan. Walaupun begitu, pembaharuan hukum tetap terasa lambat dan masih tak
tentu arahnya.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam sejarah sistem hukum di Indonesia pada masa kerajaan sebelum VOC datang
adalah menggunakan hukum adat sebagai hukum positip di tiap-tiap daerah nusantara
Indonesia yang ditaati dan dilaksanakan sebagai suatu adat kebiasaan, yang secara turun
temurun dihormati oleh masyarakat sebagai tradisi bangsa indonesia.
B. Saran
Sebagai Negara hukum sudah sepatutnya hukum itu harus dipatuhi dan ditaati agar terciptalah
Negara yang sejahtera, agar demikian masyarakat yang ada didalam dapat terlendungi hukum dari
hal-hal yang meresahkan dan tidak mengenakan, sebagai Negara hukum Indonesia adalah salah
satu Negara yang menjunjung hukum agar ketentraman dinegara Indonesia senantiasa terjaga dan
terpelihara agar terciptalah kesejahteraan dan ketentraman dalam bermasyarakat, oleh karena itu
sudah seharusnya pemerintah juga turut turun langsung meninjau apakah seluruh masyarakat
sudah mendapatkan hak-nya. Karena hukum itu adalah bagian dari masyarakat juga dan
masyarakatlah yang berhak dijamin atas hukum, sebab hukum yang berekembang telah ada
sebelum kemerdekaan hingga sekarang, dan kita perlu mengisi kemerdekaan dengan meneggakan
hukum dengan baik sebagai orang yeng berilmu dan beriman.
6
DAFTAR BACAAN
https://indomacca.blogspot.com/2016/12/sejarah-hukum-di-indonesia.html
https://http716.wordpress.com/2016/10/29/sejarah-hukum-indonesia/
Bisri, Ilham , 2004, Sistem Hukum Indonesia (Prinsip-Prinsip & Implementasi Hukum di Indonesia),
Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada