Anda di halaman 1dari 3

A.

ALIRAN PSIKOLOGI STRUKTURALISME


Aliran strukturalisme merupakan studi analisis tentang generalisasi pikiran manusia
dewasa melalui metode intropeksi. Hal ini bertujuan untun mempelajari isi (konten)
pikiran, sehingga sistem ini juga disebut dengan psikologi konten. Aliran ini berasal dari
pemikiran tokoh-tokoh psikologi strukturalisme, yaitu Wilhelm Wundt (1832 – 1920)
dan Edward Titchener (1867 – 1927).
Menurut Wundt dan Titchener sendiri, psikologi stukturalisme memiliki tiga tujuan,
yaitu : a) menggambarkan komponen-komponen kesadaran sebagai elemen-elemen
dasar, b) menggambarkan kombinasi kesadaran sebagai elemen-elemen dasar tersebut
dan c) menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan sistem saraf. (Dr.
Sumanto, 2014). Dan berikut ini adalah tokoh-tokoh dalam psikologi strukturalisme dan
ide atau gagasan teoritis dari masing-masing tokoh.
• TOKOH-TOKOH DALAM ALIRAN PSIKOLOGI STRUKTURALISME
a. Wilhem Maximilian Wundt (1832 – 1920)
Wilhem Wundt atau yang biasa dikenal dengan Wundt adalah seorang tokoh
fenomenal yang muncul pertama kali di Jerman. Produktivitas dan sumbangannya
terhadap dunia psikologi eksperimental membuat sejarah mencatatnya sebagai
salah satu Bapak Psikologi Modern dan tokoh kunci dalam upaya agar disiplin
ilmu spikologi diakui sebagai disiplin ilmiah. (Irwanto, 2018).
Menurut Wundt dan pendukung aliran strukturalis, dinamika psikologis
seseorang tersusun dari struktur psikologis yang lebih sederhana. Anggapan ini
berasal dari gagasan bahwa tugas psikologi adalah memahami aturan yang
mengatur penciptaan kesadaran dan merangkum struktur kesadaran (Ladidlaus
Naisaban, 2004).
Dari gagasan itulah Wundt selalu mengingatkan kepada muridnya bahwa
mempelajari proses mental yang sederhana atau fundamental merupakan bagian
penting dari pemahaman kita terhadap fenomena yang lebih kompleks.
b. Edward Bradford Titchener (1867 – 1927)
Titchener adalah murid dari Wilhelm Wundt dari Oxford, Inggris. Penjelasan
bahwa aliran strukturalisme adalah istilah yang digunakan untuk memberikan
label pada pemikiran tentang kesadaran manusia yang terdiri dari beberapa
elemen. Elemen yang di maksud di dalam penjelasan inilah yang akhirnya di
populerkan oleh Titchener di Amerika. Walaupun Wundt tidak pernah melabeli
pemikirannya sebagai strukturalisme. Wundt memandang pemikirannya sebagai
psikologi voluntasime karena studinya mengenai perhatian selektif, kehenda dan
tujuan hidup. (Irwanto, 2018).
Untuk mendapatkan elemen-elemen yang dimaksud pada penjelasan singkat
tentang aliran strukturalisme, Titchener telah melakukan observasi eksperimen
nya dengan menggunakan metode yang lebih kompleks dari Wundt.
Jika pada eksperimen Wundt, subjek melaporkan apakah ia merasa suatu
ransangan objek atau peristiwa yang dipicu dari luar diri subjek. Dalam observasi
eksperimen Titchener, subjek diminta untuk lebih berhati-hati dalam merespons
karena harus memilih aspek yang paling elementer dalam pengalaman
kognitifnya yang kompleks dan diminta untk memberikan arti pada ransangannya
(sensasi).
Dari observasi eksperimen tersebut Titchener menyimpulkan bahwa dalam
setiap pengalaman sadar terdapat tiga elemen mental yang saling berhubungan,
yaitu : sensasi (pengalaman indrawi dan dianggap sebagai elemen persepsi), citra
atau images (elemen ide) dan afeksi (elemen emosi). Setiap elemen dapat dikenali
melalui berbagai atribut atau cirinya.

B. ALIRAN PSIKOLOGI FUNGSIONALISME

Secara garis besar, aliran psikologi fungsionalisme adalah aliran yang mempelajari
bagaimana pikiran bekerja sehingga organisme dapat beradaptasi dengan lingkungan.
Proses atau keadaan sadar seperti kehendak bebas, berpikir, beremosi, persepsi dan
proses penginderaan adalah aktifitas dari sebuah organisme dalam hubungannya dengan
lingkungan fisik.

Namun secara istilah aliran psikologi fungsionalisme adalah sebuah studi tentang
operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi kesadaan dalam menjembatani antara
kebutuhan manusia dan lingkungannya. Seperti yang sudah disinggung diatas,
fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran dan perilaku. Dengan
demikian, hubungan antarmanusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi
dari pikiran dan perilaku.

Fungsionalisme juga lebih menekankan pada fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-
faktar dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental, atau berusaha
menafsirkan fenomena mental dalam kaitannya dengan peranan yang dimainkan dalam
kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Irwanto, Gunawan F.Y. (2018). Sejarah Psikologi : Perkembangan Perspektif Teoritis, Bab. 3
: Lahirnya Psikologi Esperimental, Awal Psikologi Modern : Strukturalisme sampai
Behaviorisme, Hal. 90-104. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Izzati N.W., Dkk (2023). Interpretasi Teiru Belajar Perspektif Psikologi Strukturalisme pada
Mahasiswa Abad 21, Hal. 473-474. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Surabaya.

Dr. Sumanto, M.A (2014). Psikologi Umum. Untuk Mahasiswa, Dosen & Masyarakat
Umum, Hal. 23-24. Media Pressindo. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai