Anda di halaman 1dari 3

Dalam konsep dan sistem ini, Psikologi strukturalisme dari Wundt dan Titchener memiliki 3 tujuan

(Adeyulia, 2020) :

Menggambarkan komponen-komponen kesadaran sebagai elemen-elemen dasar,

Menggambarkan kombinasi kesadaran sebagai elemen-elemen dasar tersebut, dan

Menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan sistem saraf.

Wandt memfokuskan pada upaya untuk menemukan unsur dasar dalam proses proses mental.
Perkembangan Strukturalisme dari masa ke masa antara lain:

Prasistematik: persepsi dan perbedaan antara perasaan dan sensasi penginderaan didasarkan pada
doktrin (unconscious inference)

Elementisme, Sensasionisme, Assosiasionisme. Merupakan permulaan meninggalkan konsel doktrin


(unconscious inference). Jiwa terdiri dari elemen penginderaan, perasaan danyang berhubungan dengan
asosiasi.

Fase Empirisme: memunculkan teori 3 dimensi dari perasaan yaitu: Lust- Unlust (senang- tak senang);
Spannus- losuns (tegang- tak tegang); Erreguns- beruhigung (semangat- tenang)

Pada tahun 1902- 1903 (Vilker Psycology): konsep merupakan hal yang penting. Setiap rangsangan yang
didapat mannusia dipersepsikan namun hanya secara aktif. Dalam bukunya, Volker Psycologie yaitu The
Higher Mental Processes menyatakan bahwa proses proses mental itu lebih tinggi dari penginderaan,
perasaan, persepsi, ataupun apersepsi.

Tokoh Strukuralisme

William Wundt

Edward Bradford Titchener

Herman Ebbinghaus

Aliran Psikologi Fungsionalisme

Fungsionalisme merupakan satu aliran psikologi yang pada masanya merupakan hal utama yang perlu
untuk dipelajari dalam keilmuan psikologi. Aliran fungsional ini sangant berbeda dengan aliran
strukturalisme. Aliran Fungsionalisme merupakan sebuah reaksi terhadap aliran strukturalisme tentang
tanda – tanda keadaan mental. Tokoh psikologi sebagai pelopor fungsionalisme yaitu Wiliam James,
yang beranggapan bahwa pendapat Wundt dan dan rekannya tentang kesadaran manusia. Aliran
fungsional terlahir dari pragmatism sebuah filsafat.

Beberapa tokoh aliran fungsionalisme antara lain:

Willian james,

J. R. Anggell,

James Mc. Keen Cattell dan

John Dewey.

Pengertian fungsionalisme sendiri yaitu orientasi psikologi yang menekankan pada proses kejiwaan yang
sedang dihadapi dan menghargai manfaat psikologi. Selain itu juga mempelajari fungsi kesadaran
sebagai jembatan penghubung antara manusia dengan lingkungannya. Aliran fungsonalisme
memandang masyarakat sebagai sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan dan
tidak dapat dipisahkan. Fungsional juga menghubungkan antara pikiran dan perilaku manusia dan
mengaitkannya dengan hubungan antara manusia dengan lingkungannya (Lina, 2017).

Konsep Dasar

Fungsionalisme memandang bahwa manusia harus dipandang secara menyeluruh. Apa yang dilakukan
manusia sebagai aksi adalah hal yang sangat kompleks, dan merupakan manifestasi dari jiwa, serta
mempunyai maksud tertentu bukan hanya disebabkan oleh sesuatu hal. Menurut teori ini pikiran,
proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organisme biologis. Sesuai dengan
namanya, fungsionalisme mempelajari tentang fungsi dari tingkah laku serta proses mental, tidak hanya
berhenti hanya pada struktur mental saja (Abraham, 2019).

Drevere 1988, menyatakan bahwa fungsionalisme merupakan jenis psikologi yang membawahi fungsi
fungsi dan bukan fakta fenomena mental. Aliran fungsionalisme ini juga mendoktrin bahwa proses
kesadaran merupakan kehendak dan keinginan bebas, berfikir, emosi, persepsi, dan hubungan fisik
dengan lingkungan. Pandangan dalam aliran fungsionalisme yaitu antara lain (Lina, 2017):
Fungsionalisme merupakan psikologi tentang ‘ mental operation’ atau aktivitas bekerjanya jiwa sebagai
lawan dari psikologi mengenai elemen elemen.

Fungsionalisme merupakan kegunaan dasar dari kesadaran dimana jiwa sebagai perantara antara
lingkungan dan kebutuhan manusia atau organisme lain. Pada kondisi emergency yang berlaku adalah
kebiasaan.

Fungsionalisme merupakan psikofisik yaitu psikologi mengenai keseluruhan organisme termasuk


didalamnya badan dan jiwa. Kesadaran juga dipelajarinya dan juga hal diluar kesadaran seperti
kebiasaan atau kondisi setengah sadar.

References

Abraham, G. (2019, May 21). Aliran-aliran Psikologi. Retrieved from GUNABRAHAM.COM:


https://www.gunabraham.com/aliran-aliran-psikologi/

Adeyulia, V. (2020, April 22). Psikologi strukturalisme. Retrieved from https://www.academia.edu/:


https://www.academia.edu/9985421/Psikologi_strukturalisme

Dharmawan, I. (2014, Agustus 30). ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI. Retrieved from Kompasnia:


https://www.kompasiana.com/irfandharmawan/54f98e29a33311a13d8b5786/aliranaliran-psikologi

Lina. (2017, Agustus 29). Aliran-Aliran Psikologi Lengkap dengan Penjelasan. Retrieved from
DosenPsikologi.com: https://dosenpsikologi.com/aliran-aliran-psikologi

Sarwono, S. W. (2012). PSIKOLOGI ULAYAT. Jurnal Psikologi Ulayat, 1-16.

Anda mungkin juga menyukai