Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,


DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
NUSA TENGGARA BARAT
Jalan Gajah Mada No. 173 Kel. Jempong Baru Kec. Sekarbela, Kota Mataram
Telpon (0370) 620870 Fax (0370) 620871, Kode Pos 83116

LAPORAN PENUGASAN
Nama Kegiatan: Nama Petugas : Mokhamad Romadoni
Identifikasi/studi pendahuluan pengembangan program
pendidikan masyarakat pada tanggal 19 s.d. 20 Maret 2020
di Kabupaten Lombok Tengah-NTB.
Dasar Penugasan:
Surat Tugas Kepala BPPAUD dan Dikmas Nusa Tenggara Barat Nomor: 2029/C7.7/KP/2020

Latar Belakang:
Jumlah penduduk buta aksara di Indonesia pada tahun 2018 usia 15-59 tahun
sebanyak 3.290.490 orang atau 1,93 %. Menurut persentase sebaran buta aksara Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebesar 7,51% dengan jumlah 227.888 orang. Nusa Tenggara Barat
buta aksara tetap tinggi menduduki peringkat ke dua setelah Papua. Masyarakat yang masih
menyandang status buta aksara merupakan sasaran utama dari pendidikan keaksaraan.
Pendidikan keaksaraan adalah layanan pendidikan bagi warga masyarakat buta aksara
latin agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung, berbahasa Indonesia, dan
menganalisa sehingga memberikan peluang untuk aktualisasi potensi diri. Pendidikan keaksaraan
di Indonesia memiliki dua jenis layanan yaitu pendidikan keaksaraan dasar dan pendidikan
keaksaraan lanjutan.
Pelaksanaan program pendidikan keaksaraan dasar telah diatur di dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 86 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraaan
Pendidikan Keaksaraan Dasar dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraaan Pendidikan Keaksaraan Lanjutan. Proses pembelajaran
keaksaraan dasar dilaksanakan dengan pendekatan tematik, terpadu, dan fungsional, yaitu proses
pembelajaran yang berintegrasi dengan permasalahan kehidupan sehari-hari bagi peserta didik,
meliputi agama, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, keterampilan, dan lingkungan.
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki kekayaan kesenian yang beragam dan potensi
pariwisata yang menarik. Nusa Tenggara Barat memiliki 3 suku yakni suku sasak, suku samawa,
dan suku mbojo. Masing-masing suku tersebut memiliki berbagai macam kesenian tradisional
yang sangat beragam baik dari seni tari, seni rupa, seni musik, seni sastra, dan seni teater.
Eksistensi kesenian tradisional harus tetap dilestarikan seiring sejalan dengan kemajuan
di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini diperlukan agar seni dan kebudayaan yang
sudah turun temurun dari nenenk moyang kita tidak menjadi punah.
Salah satu organisasi yang bergerak di bidang seni tradisional yang masih eksis sampai
saat ini adalah Rumah Budaya Paer Lenek. Lembaga ini berdiri pada tahun 2013 yang
diprakarsai oleh Gunaraya Sudiarsa bersama seniman-seniman dan sanggar seni yang berada di
sekitar Kecamatan Lenek, kabupaten Lombok Timur. Rumah budaya ini bergerak di pembinaan
seni tradisional yang meliputi seni tari, seni musik, dan seni teater, dan upacara adat.
Agenda tahunan yang diselenggarakan di Rumah Budaya paer Lenek adalah Festival
Budaya Paer Lenek dan Festival Ngejot. Festival Budaya Paer Lenek diselenggarakan pada bulan
September setiap tahunnya. Dalam festival ini menampilkan pementasan seni tari, seni musik,
dan seni teater yang bertempat di rumah budaya paer lenek. Sedangkan festival ngejot
merupakan tradisi budaya untuk silaturahmi dan berbagi antar masyarakat pada saat hari raya
idul fitri yang bertempat di lapangan desa lenek. Seni tari yang ditampilkan adalah tari tandak
geruk yang merupakan perpaduan seni tari dan musik yang menceritakan kehidupan masyarakat
lenek pada jaman dahulu.
Sedangkan seni teater yang dipentaskan adalah cerita rakyat cupak gerantang.
Pementasan teater cupak gerantang diperankan oleh 8-10 orang yang berusia 20-50 tahun. Para
pemain berasal dari Sanggar Cupumas sekaligus menjadi tempat berlatih. Naskah cerita dan
skript cerita pementasan sudah ada dan digunakan sebagai panduan selama proses latihan
sebelum pementasan. Pementasan seni teater cupak gerantang hanya dilaksanakan pada agenda
Festival Budaya Paer Lenek atau pada saat ada masyarakat yang memiliki hajat dan mengundang
sanggar untuk mementaskan teater.
Pembelajaran pada pendidikan keaksaraan dasar yang dilaksanakan secara tematik dan
fungsional dapat diintegrasikan dengan kebudayaan tradisional sebagai upaya pengentasan buta
aksara dan turut serta melestarikan seni budaya tradisional. Seni budaya seperti seni teater, aseni
sastra, seni musik didalamnya terdapat proses pembelajaran keaksaraan yang dapat
dikembangkan dalam proses belajar calistung peserta didik.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, tim pengembang memiliki pandangan untuk
mengembangkan model pendidikan keaksaraan dasar melalui seni teater tradisional. Model ini
disusun untuk program pendidikan keaksaraan dasar yang didalamnya memuat seni tradisional
yang dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran.

Tujuan Kegiatan
1. Memperoleh data kesenian tradisional yang aktif dan eksis.
2. Memperoleh data kesenian tradisional yang memiliki budaya tutur dan tulis.
3. Memperoleh gambaran pengintegrasian kesenian tradisional dengan Pendidikan keaksaraan
dasar.
4. Memperoleh data buta aksara pada lokasi yang dekat dengan tempat kesenian tradisonal
5. Memperoleh data tentang penyelenggaraan program keaksaraan dasar.
6. Memperoleh data tentang permasalahan penyelenggaraan program Pendidikan Keaksaraan
Dasar.
7. Memperoleh gambaran tentang strategi penyelenggaraan program Pendidikan Keaksaraan
Dasar yang terintegrasi dengan kesenian masyarakat.

Proses pelaksanaan kegiatan identifikasi:


Hari Pertama dengan langkah kegiatan
1. Mengumpul data yang berkaitan dengan kesenian tradisional dan menjajagi kemungkinan
pemanfaatan kesenian tradisional dalam membantu percepatan penuntasan buta aksara.

2. Memperoleh gambaran tentang strategi penyelenggaraan program Pendidikan Keaksaraan


Dasar yang terintegrasi dengan kesenian masyarakat
Hari Kedua dengan langkah kegiatan
1. Menghimpun data warga belajar calon peserta didik Program
Pendidikan Keaksaraan dasar.
2. Mengumpulkan data dengan mengisi instrumen tentang
penyelenggaraan, permasalahan yang dihadapi lembaga dalam menyelenggarakan program
Pendidikan Keaksaraan Dasar
3. Mengumpulkan data dan informasi mengenai penyelenggaraan serta
permasalahan di program Pendidikan Keaksaraan Dasar
4. Mengumpulkan data tentang lembaga mitra yang ikut terlibat dalam
mendukung program Pendidikan Keaksaraan Dasar

HASIL KEGIATAN
1. Dinas Pendidikan Lombok Tengah
Pada Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah telah melakukan pendataan
penduduk yang menyandang buta aksara. Pendataan relative lebih valid karena data yang diambil
sudah by name dan by address. Adapun komponen data yang diambil meliputi :
a) Nama
b) Jenis Kelamin
c) Nomor Induk Kependudukan (NIK)
d) Alamat Lengkap
e) Pekerjaan
f) Status Keberaksaraan (Keaksaraan Dasar atau Keaksaraan Lanjutan)
Data buta aksara yang telah dihasilkan sebagai dasar penetapan sasaran yang akan digarap oleh
SKB maupun PKBM. Kelebihan data yang sudah valid tidak akan terjadi tumpangtindih sasaran
program pemberantasan buta aksara. Dinas Pendidikan tinggal menetapkan SKB atau PKBM
yang akan menggarap sasaran pada satu desa tertentu dan Satuan Pendidikan tinggal
menggusulkan sasaran dengan menyantumkan nama, alamat dan NIK penduduk.
Dari pendataan tersebut diperoleh persebaran penduduk butu huruf berdasarkan usia sebagai berikut

USIA JUMLA
JUMLAH
NO KECAMATAN 15-24 25-34 35-44 45-55 56 KEATAS H
L P L P L P L P L P L P

1 PRAYA 4 70 9 72 45 307 130 891 225 1842 413 3182 3595

2 PRAYA BARAT 11 32 58 89 128 242 346 560 2290 3793 2833 4716 7549

3 JONGGAT 10 14 33 42 120 352 265 446 1176 2892 1604 3746 5350

4 PRINGGARATA 7 15 25 60 171 471 456 734 1588 4576 2247 5856 8103

5 KOPANG 6 15 52 110 180 357 364 509 1562 2161 2164 3152 5316

6 JANAPRIA 6 19 34 176 196 463 466 609 3709 3304 4411 4571 8982

7 BATUKLIANG 7 12 30 96 122 389 421 1022 101 3450 681 4969 5650

PRAYA BARAT
8 5 3 23 38 134 335 328 641 1614 3223 2104 4240 6344
DAYA
111
9 PUJUT 10 25 161 283 308 518 2105 2437 5710 4026 8641 12667
0

10 PRAYA TIMUR 5 11 47 96 134 378 248 549 1805 3394 2239 4428 6667

11 PRAYA TENGAH 12 28 126 372 356 596 613 1524 886 2449 1993 4969 6962

BATUKLIANG
12 7 20 47 100 112 318 313 787 611 1252 1090 2477 3567
UTARA

JUMLAH 1 90 264 645 1534 2006 4726 5060 10377 18004 38046 25805 54947 80752

JUMLAH 2 = JML 1 (L+P) 354 2179 6732 15437 56050 80752


 
2. PKBM Bimas
PKBM Bimas beralamatkan berdiri pada tanggal 1 Juli 2007 beralamatkan di dusun Teluk Bulan Desa
Rambitan kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Adapun program yang dijalankan meliputi :
a) Kesetaraan
 Paket A
 Paket B
 Paket C
b) Kursus – kursus dan Pelatihan Ketrampilan
 Kursus Menjahit
 Kursus Barista
 Dll
c) Keaksaraan
 Keaksaraan Dasar
 Keaksaraan Usaha Mandiri
PKBM Bimas berada di kecamatan Pujut yang merupakan kantong buta aksara di kabupaten Lombok Tengah.
Selain itu desa rambitan terkenal sebagai desa wisata terutama wisata budaya. Sebagai daerah wisata terutama
wisata budaya pengembangan keaksaraan yang berbasis kebudayaan belum pernah dilakukan.

A. Kesimpulan
1. Seni teater tradisional berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pendidikan keaksaraan dasar baik dalam
bahan ajar maupun metode pembelajarannya.
2. Minat masyarakat untuk belajar dengan tema kesenian cukup baik.
3. Terdapat banyak calon sasaran pendidikan keaksaraan dasar di wilayah Lombok Timur dan Lombok Tengah.
4. Kualifikasi pendidik keaksaraan yang ada di PKBM adalah lulusan SMA dan sarjana.
B. Rekomendasi
1. Pengembangan model fokus pada pendidikan keaksaraan dasar dengan pendekatan seni teater tradisional.
2. Merancang konsep pembelajaran seni teater tradisional yang terintegrasi dengan kurikulum pendidikan
keaksaraan dasar.

Mengetahui Mataram, 21 Maret 2020


Kepala Petugas Identifikasi

Drs Suka, M.Pd M. Romadoni, S.Pd


NIP 19660406199301003 NIP.196812071998031005

Anda mungkin juga menyukai