Anda di halaman 1dari 9

Sinopsis:

Alvin Arnata adalah ketua osis di sekolah menengah pertama. Populer,


ganteng, dan banyak penggemar. Sementara Clara adalah wakil ketua osis,
serta Cewek paling Galak. Mereka bersaing untuk menjadi yang terbaik
disekolanya. lalu tanpa diduga Clara dan Alvin saling jatuh cinta.

Bell jam istirahat berbunyi. Clara dan Senja duduk di bangku kantin.
“Bi, baksonya dua ya” Ujar kela sambil mengangkat tangan.
“Siap non”
“Eh Ra, menurut lo, kira-kira siapa ya yang akan menjabat sebagai ketua
osis?!”
“Ya udah pasti gue lah”
“Yeh, ke geeran bangat sih lo—Eh btw menurut lo Alvin cocok kali ya,
menjabat sebagai ketua osis”
Tiba-tiba penjual kantin menghampiri Clara dan Senja.
“Nih non, baksonya udah jadi”
“Wih, mantep bi, terimakasih ya bi”
“Iya non”
Merekapun melanjutkan pembicaraannya.
“Eh Btw, kalau menurut gue sih, Alvin cocok buat menjabat sebagai
ketua osis. Yakan lo tau sendirilah, dia itu orangnya Ganteng, tinggi, populer.
Dan klw gue yang terpilih untuk menjadi calon ketua osis, gue rela kalah
deh.”
“Dih, Gila kali lu ya, Alvin. Orang kaya Alvin lo bilang Ganteng?! —
asal lo tau ya ja, dia itu Cuma modal Ganteng doank, dan gak akan becus jadi
ketua osis.”
Selang beberapa menit kemudian, Putri datang menghampiri mereka
berdua.
“Kak Clara, Tadi dipanggil pak Hakim tuh di kantor “
“Duh, apaan lagi sih, Bentar ya ja
“Eh btw, ini bakso lo gimana?!”
“Udah gampang itu mah”
“Dih, padahl baksonya masih banyak — Gue coba satu gak masalah kali
ya” ujar senja sambil menyendok bakso dan melahapnya.
Clarapun bergegas menuju kantor untuk menemui pak hakim dikantor.
***
"Clara, bapak minta tolong sama kamu, untuk temui Alvin—dan suruh ke
kantor temui bapak sekarang"
"Iya pak!"
"Ohya satu lagi, nanti setelah kamu temui Alvin, bapak minta sama
kamu untuk mengumpulkan semua anggota pengurus Osis/Dewan
kepramukaan ke Ruangan osis"
"Baik pak!"
Clarapun, bergegas pergi mencari Alvin. Lalu Clara berpas-pasan
dengan Mutiara pada saat berjalan di lorong sekolah.
"Eehh! stop-stop, lu Buru-buru amat mau kemana Ra ?!"
"Mau nyari Alvin. Eh, mut, Btw. Lu tau Alvin dimana gak?"
"Ouh, iya tadi gue lihat Alvin sama komplotannya, lagi di warkop depan
Ra" ujar senja
"Ouh, oke. Makasih ya mut"
Tak perlu banyak omong Clara mulai bergegas kembali mencari Alvin.
Namun pada saat Clara menuruni tangga, Clara bertemu dengan Pellandi,
anak kelas 10-F
"Hay Clara!" Sapanya sambil memberi kiss bye kepada Clara.
Clara pun merasa geli dengannya "Ih, apaan sih luh!" Ujarnya.
Pelan adalah siswa kelas 10-F. Ia adalah satu-satunya murid autis di
sekolah. Dengan berpakaian seperti bayi, memakai kacamata bulat, serta
bedak di pipinya dan Rambut tengahnya yang terkuncir.
Clarapun segera turun tanpa meladeni Pellan, dan bergegas pergi
mencari Alvin.
***
Dari kejauhan Gibran melihat Clara sedang berjalan menghampirinya
"Weh-weh, ada kingkong weh, matiin-matiin rokoknya cepatan!" Ujar
Gibran sambil mematikan Rokonya.
"Waduh, kalau ketahuan tuh kingkong, bisa mati kita cok!!" Ujar
Reygan sambil mengisap rokok dan langsung mematikan Rokonya tersebut
dengan digesek di tempat ia duduk.
"Et dah, padahal mah nie rokok udah mau abis bentar lagi. Tar dulu dah,
gua isep sekali lagi" ujar Alfa sambil mengisap rokok yang ada di antara
sela-sela jarinya.
Namun, tiba-tiba pundak Gibran ada yang menepuknya dari belakang.
Dan...
"Cok!?"
"Kenapa?!.."
"Nie perasaan pundak gua ada yang megang dah" ujar gibran sambil
meraba-raba pundaknya — "tuhkan, bener. Eh, tapi kok, nie kaya tangan ya,
lembut banget cok!"
"Hah?!"
Mereka bertigapun perlahan menoleh kebelakang. Dan tiba-tiba!
"Wwahhh!!"
"Aaaaaaa!"
Mereka terkejut tanpa kepalang
Pada saat mereka menoleh, ternyata itu adalah tangan nya Clara yang
memegang pundaknya Gibran. Sontak mereka pun kaget.
Dan kala itu Alfa masih memegang rokok di sela-sela jarinya, dan
karena kaget, serta reflek, Alfa tanpa ragu melempar Rokok di tangannya ke
muka Clara.
"Anjing lu!" Ujar Alfa sambil melempar Rokoknya.
"Duh, mampus deh gua!" Ujarnya.
"Alfaaa!!!! — Ih, benar-benar lu ya!"
"Emm, ya maaf, gw gak sengaja"
"Waduh, kayaknya perang dunia kedua udah mau dimulai nih" ujar
Reygan
"Perang dunia ketiga (G)blok!" Ujar Gibran
"Eh iya!"
"Nih, lu makan nih Rokok!" Ujar Clara sambil menyodorkan Rokok ke
mulut alfa.
"Eeehh, udah-udah!" Ujar Reygan
"Lagian lu ngapain disini, gak ada kerjaan bangat si lu"
"Lah ini kerjaan kita, Ngerokok. Ya gak Broo!" Ujar Alfa
"Yoiii!!"
"Yeeeh, gila kali lu yak. Lu bilang Ngerokok kerjaan, gabut bangat sih
lo, yang namanya kerjaan tuh Belajar, Kerja dikantor, tuh namanya kerjaan.
Kalo macem, kaya lu lu pada mah, paling Jadi tukang becak!"
"Yeee, asal lu tau ya dek, cita-cita gue tuh pengen jadi orang Jujur,
karena kenapa ?!—" ujar Alfa
"Karena Indonesia itu bukan kekurangan Orang pinter, tapi orang jujur
yang anti Tidur!! — Hmm Jadi masinis juga asik kali ya dibanding jadi
koruptor" Sambungnya
"Yeuh"
"Lah emang kenyataannya" ujar Alfa.
"Iya juga sih—hehe" ujar Clara — "Ohya, ngomong-ngomong Alvin
dimana ?!—“ Sambungnya.
"Ngapain nyariin gua ?! — lu kangen sama gue" ujar Alvin yang tiba-
tiba muncul dari dalam Warkop.
"Dih, najis bangat gua kangen sama lu. Dan asal lo tau ya, gue kesini tuh
Gara-gara disuruh sama pak hakim buat manggilin lu"
"Ngapain?!"
"Ya mana gue tau, dah intinya, lu disuruh kekantor sama pak hakim bye"
Ujar Clara dan langsung pergi meninggalkan Alvin dan teman-temannya.
***
Alvin mengetuk pintu kantor.
"Permisi!"
"Ya, masuk!"
"Bapak manggil saya ?!"
"Hmm"
"Ngapain pak?!"
"Alvin, ikut bapak sekarang!"
"Kemana pak ?!"
"Ke Kamar mayat!. Pakai nanya lagi, Udah, ikuti bapak saja"
***
Alvin dan pak hakimpun berjalan melalui lorong sekolah, hingga
sampailah mereka di Ruang osis.
"Baik, bapak ucapkan terimakasih atas kehadiran kalian semua disini,
selanjutnya bapak ingin mengumumkan Nama-nama yang akan dilantik
sebagai calon ketua Osis tahun ini. Baik berikut nama-nama nya yang akan
dibacakan oleh Kak Assyifa selaku calon mantan ketua osis" ujar pak Hakim
"Ya baik, jadi inilah nama-nama yang akan menjadi calon ketua osis
berikutnya ad—”
“Eeh, tunggu-tunggu—” ujar pak hakim sambil berbalik membuka pintu
“Hey Alvin ayo masuk kamu”
“Ngapain pak?!”
“Mandiin jenazah, pake ngomong lagi, udah ayo masuk”
“I-iya pak!”
Alvin pun membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan osis, dengan
berpenampilan tidak dikancingkan bagian atas kancingnya, sehingga dadanya
terlihat, serta baju yang dikeluarkan, dan tas yang menggantung di salah satu
pundak tangan disebelah kirinya.
“Lah, Alvin ngapain disini pak?!” ujar senja
“Hak donk, lah lu ngapain disini?!”
“Lah gue osis, lu siapa ?!”
“suka-suka gue donk—“ Perkataan Alvin terjeda
“Hus, udah-udah. Kamu ini. Baik, untuk kak syifa silahkan dilanjut”
sambung pak Hakim
“Ya baik, saya ulang sekali lagi. Untuk nama yang terpilih sebagai calon
ketua osis adalah :
Nomor 01 : Mutiara - Reygan
Nomor 02 : Senja - Gibran
Nomor 03 : Bella - Alfa
Nomor 04 : Dinda – Alvin.
Nah, saya ucapkan selamat kepada nama-nama yang terpilih” ujar kak
syifa
"Lho pak, Kok Alvin masuk nominasi sih pak, diakan bukan Anggota
Osis, gak sah itu pak, pasti dia gak bakal becus jadi ketua osis, yakan Vin ?!”
Ujar Clara sambil melototi Alvin.
"Hmm!!” ujar Alvin
“Yakan Vin” ujar Clara sekali lagi sambil melototi Alvin.
“Boleh juga tuh pak, saya setuju untuk mencalonkan diri sebagai calon
ketua osis”
“Ih, Alvin!!” ujarnya sambil melotot
Alvin hanya tersenyum tipis.
“Sini lu ikut gue!”
“e-eh mau kemana?!”
“Udah, ikut aja ayo” Ujar Clara
Clara menarik tangan Alvin hingga ke rooftop sekolah.
***
“Sini lo ikut gue!–“ ujar Clara
“Bisa-bisanya lo mau mencalonkan diri sebagai calon ketua osis?!”
Sambungnya
“Lah emangnya kenapa kalau gue mau mencalonkan diri?!”
“Lo tuh, pasti gak bakalan becus vin!”
“Ya itu hak gue donk!”
“Ih Alvin!! Seriuss. Ini tuh bukan buat bercandaan vin”
“Kalau iya kenapa?!—Gak boleh?!”
“Ya enggak lah. Orang kaya lo tuh gak seharusnya jadi calon ketua osis.
Dan lagian ya, lu tuh pasti gak bakalan becus ngurusin sek—“
Seketika Alvin menutup mulut Clara dengan telunjuk nya.
“Shutt!! Clara sayang, asal lo tau ya—“
“Ihh, apaan sih lo!”
“Asal lo tau ya, gw tuh sebenernya gak pengen jadi ketua osis”
“Ya terus kenapa lu Bilang iya tadi?!”
“Ya bagus donk, kalau gue ikut organisasi”
***

Anda mungkin juga menyukai