Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KUNJUNGAN KEBIPAAN KE BALAI BAHASA

JAWA TENGAH TAHUN 2022

Disusun untuk memenuhi syarat Tugas UAS mata kuliah BIPA

Semester Genap 2022

Disusun oleh:

Nuri Hidayati

192110069

PBSI 6B

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

TAHUN 2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ............................................................................................ 1


2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 2
3. Ruang Lingkup Kunjungan ...........................................................................2

B. GAMBARAN UMUM

1. Sejarah Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah ............................................... 3


2. Lokasi Balai Bahasa .................................................................................... 5
3. Tugas dan Fungsi Organisasi Balai Bahasa Jawa Tengah .......................... 6
4. Visi dan Misi Balai Bahasa Jawa Tengah ................................................... 7

C. PEMBAHASAN

1. Alu-Alu (Pembukaan Wacana) .................................................................. 11


2. Regulasi Kebahasaan ................................................................................. 11
3. Potensi BIPA .............................................................................................. 14
4. Kebijakan dan Strategi Program Bipa ........................................................ 16

D. PENUTUP

1. Simpulan .................................................................................................... 19
2. Saran ........................................................................................................... 19

LAMPIRAN

ii
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Balai Bahasa Jawa Tengah mulai berdiri pada bulan April tahun
2000 dengan nama Balai Bahasa Semarang. Meskipun baru memulai
kegiatannya pada tahun 2000, proses pendirian Balai Bahasa Semarang
sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Embrionya berawal dari
Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jawa
Tengah yang dilaksanakan sejak tahun 1980-an dan menginduk di
Kantor Wilayah Depdiknas Provinsi Jawa Tengah (sekarang Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah). Balai Bahasa
Provinsi Jawa Tengah berlokasi di Jalan Elang Raya No. 1
Mangunharjo, Sendangmulyo, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa
Tengah 50272. Usaha pendirian Balai Bahasa Semarang dirintis pada
akhir tahun 1990-an, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
Tugas pokok Balai Bahasa Jawa Tengah adalah melaksanakan
penelitian, pengembangan, dan pembinaan, serta pelayanan kebahasaan
dan kesastraan di daerah. Salah satu program kerja Balai Bahasa Jawa
Tengah adalah sebagai penunjang bahan ajar BIPA (Bahasa Indonesia
bagi Penutur Asing). Hal ini sangat berguna khusnya bagi yang berminat
dan mempunyai peluang untuk mengajar BIPA yang nantinya bisa
disalurkan ke berbagai negara untuk menajarkan Bahasa Indonesia bagi
penutur asing.
Kunjungan ini adalah program akhir pada mata kuliah BIPA di
semester 6. Adapun maksud kunjungan ke Balai Bahasa Jawa Tengah
diantaranya agar mahasiswa mengetahui kegiatan apa saja yang
dilakukan di Balai Bahasa Jawa Tengah serta menambah wawasan
tentang ke-BIPAan. Dengan demikian mahasiswa termotivasi untuk
menggali potensi tentang bahasa dan sastra Indonesia juga ke- BIPA an.

1
2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyususnan laporan kunjungan BIPA antara lain


sebagai berikut.

1. Memberikan penjelasan terkait informasi ke BIPA-an.


2. Mengetahui kegiatan yang dilakukan di Balai Bahasa Jawa Tengah.

Adapun tujuan laporan kunjungan BIPA antara lain sebagai berikut.

1. Menambah wawasan tentang informssi ke BIPA-an.


2. Meningkatkan pemahaman tentang kegiatan yang dilaksanakan di
Balai Bahasa Jawa Tengah.

3. Ruang Lingkup Kunjungan


Penulisan laporan kunjungan BIPA dibatasi pada pelaksanaan
di Gedung Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah.

2
B. Gambaran Umum
1. Sejarah Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah

Balai Bahasa Jawa Tengah merupakan Unit Pelaksana Teknis


(UPT) Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan (sebelumnya
bernama Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa), Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menangani
kebahasaan dan kesastraan di Jawa Tengah. Balai Bahasa Jawa Tengah
mulai berdiri pada bulan April tahun 2000 dengan nama Balai Bahasa
Semarang. Meskipun baru memulai kegiatannya pada tahun 2000,
proses pendirian Balai Bahasa Semarang sebenarnya sudah berlangsung
sejak lama. Embrionya berawal dari Proyek Pembinaan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah Jawa Tengah yang dilaksanakan sejak
tahun 1980-an dan menginduk di Kantor Wilayah Depdiknas Provinsi
Jawa Tengah (sekarang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Tengah).

Usaha pendirian Balai Bahasa Semarang dirintis pada akhir


tahun 1990-an, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Setelah mengalami proses yang panjang dan melalui penggodokan yang
matang oleh tiga pihak, yakni Pusat Bahasa Depdiknas, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Men PAN), usaha tersebut
menunjukkan hasil dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 226/O/1999
tanggal 23 September 1999 tentang Pembentukan Balai Bahasa di Enam
Provinsi. Enam balai bahasa tersebut adalah Balai Bahasa Bandung di
Jawa Barat, Balai Bahasa Semarang di Jawa Tengah, Balai Bahasa
Banda Aceh di D.I. Aceh, Balai Bahasa Medan di Sumatera Utara, Balai
Bahasa Palembang di Sumatera Selatan, dan Balai Bahasa Pekanbaru di
Riau. Bersamaan dengan SK tersebut, keluar pula SK Mendikbud
Nomor 227/O/1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Bahasa,

3
yang di dalamnya memuat keputusan pembentukan empat kantor
bahasa, yakni Kantor Bahasa Pontianak di Kalimantan Barat, Kantor
Bahasa Palangkaraya di Kalimantan Tengah, Kantor Bahasa Manado di
Sulawesi Utara, dan Kantor Bahasa Palu di Sulawesi Tengah.

Sebelum terbit kedua surat keputusan itu, terlebih dahulu keluar


SK Mendikbud Nomor 022/O/1999 tanggal 28 Januari 1999 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa. Dalam SK tersebut juga
termuat pembentukan empat balai bahasa baru, yakni Balai Bahasa
Padang di Sumatera Barat, Balai Bahasa Banjarmasin di Kalimantan
Selatan, Balai Bahasa Jayapura di Irian Jaya, dan Balai Bahasa Surabaya
di Jawa Timur.

Dengan keluarnya SK Mendikbud Nomor 226/O/1999 dan


disusul dengan keluarnya Daftar Isian Kegiatan (DIK) Nomor
003/23/2000 tanggal 1 April 2000, secara resmi beroperasilah Balai
Bahasa Semarang. Dengan demikian, beroperasinya Balai Bahasa
Semarang secara otomatis bersamaan dengan balai-balai dan kantor-
kantor bahasa di seluruh Indonesia.

Karena belum memiliki gedung sendiri, untuk melakukan


kegiatannya Balai Bahasa Semarang menyewa sebuah bangunan di
Jalan Kanfer Raya Blok O Nomor 14, Banyumanik, Semarang. Balai
Bahasa Semarang menempati gedung tersebut selama dua tahun.
Selanjutnya, pada tahun 2002 Balai Bahasa Semarang menyewa
bangunan di Jalan Jati Raya Blok A Nomor 12. Pada tahun 2003,
Gubernur Jawa Tengah menyediakan tanah milik Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah untuk dijadikan lahan pendirian gedung Balai Bahasa
Semarang. Untuk itu, dimulailah pembangunan gedung baru yang
terletak Kelurahan Mangunharjo, Tembalang, Semarang. Pembangunan
gedung tersebut selesai pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tanggal 28
Januari 2004 penggunaan gedung Balai Bahasa Semarang diresmikan
oleh Kepala Pusat Bahasa, Dr. Dendy Sugono. Seluruh pimpinan beserta

4
pegawai pun melakukan boyongan ke gedung baru ”milik sendiri” di
Jalan Elang Raya 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang, tersebut.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Bahasa di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tanggal 17 April 2012, nomenklatur Balai Bahasa
Semarang berubah menjadi Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah.
Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Bahasa di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tanggal 31 Desember 2015, nomenklatur Balai Bahasa
Provinsi Jawa Tengah berubah menjadi Balai Bahasa Jawa Tengah.

Sejak berdiri pada tahun 2000 Balai Bahasa Semarang dipimpin


oleh Prof. Dr. Soenardji. Selanjutnya, pada bulan Oktober 2000 Kepala
Balai Bahasa Semarang dijabat Drs. Widada, M.Hum. sampai Desember
tahun 2011. Pada Januari 2012 sampai Agustus 2017, Balai Bahasa
Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh Drs. Pardi, M.Hum. Mulai Agustus
2017 sampai 2020, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dinakhodai oleh
Dr. Tirto Suwondo, M.Hum. Selanjutnya, mulai 2020 hingga sekarang
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh Dr. Ganjar
Harimansyah.

2. Lokasi Balai Bahasa


Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah berlokasi di Jalan Elang
Raya No. 1 Mangunharjo, Sendangmulyo, Kec. Tembalang, Kota
Semarang, Jawa Tengah 50272.

5
3. Tugas dan Fungsi Organisasi Balai Bahasa Jawa Tengah

Tugas pokok dan fungsi Balai Bahasa Jawa Tengah adalah


melaksanakan penelitian, pengembangan, dan pembinaan, serta
pelayanan kebahasaan dan kesastraan di daerah. Adapun fungsi Balai
Bahasa Jawa Tengah adalah (1) melaksanakan kebijakan teknis Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bidang pembinaan dan
pengembangan bahasa dan sastra Indonesia, (2) merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis di bidang pembinaan dan
pengembangan bahasa dan sastra Indonesia di daerah, dan (3) bekerja
sama dengan pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan teknis di
bidang kebahasaan dan kesastraan daerah.

1) Struktur Organisasi
Balai Bahasa Jawa Tengah dipimpin oleh kepala balai.
Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah membawahi bagian tata usaha
dan kelompok jabatan fungsional. Adapun jabatan fungsional terdiri
atas bidang pengembangan dan bidang pembinaan.

Bagan Struktur Organisasi Balai Bahasa Jawa Tengah:

6
2) Program Kerja
Program kerja dibagi menjadi dua yaitu program kerja
bidang pengembangan dan pembinaan.
Bidang Pengembangan:
1. penelitian bahasa dan sastra;
2. penerbitan jurnal ilmiah Jalabahasa dan Alayasastra;
3. penerbitan kamus dwibahasa Indonesia-Jawa;
4. penyusunan soal-soal UKBI;
5. penyusunan bahan ajar penunjang BIPA;
6. penyusunan ensiklopedia sastra;
7. pengelolaan perpustakaan.

Bidang Pembinaan:

1. penyuluhan bahasa dan sastra;


2. bengkel sastra;
3. seminar bahasa dan sastra;
4. siaran pembinaan bahasa dan sastra di media massa;
5. uji Kemahiran Berbahasa Indonesia;
6. kerja sama dengan berbagai pihak/instansi/lembaga/organisasi
profesi.
4. Visi dan Misi Balai Bahasa Jawa Tengah
a. Visi
Visi Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah tahun 2020—2024
mengacu kepada visi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
dan Visi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi yang diturunkan dari visi Presiden, yaitu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan
Misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila
yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada

7
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan
berkebinekaan global.
b. Misi
Untuk mencapai visi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang telah ditetapkan, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa lima tahun ke depan adalah sebagai berikut.
Terwujudnya ekosistem pengembangan dan pembinaan bahasa yang
mendukung budaya riset dan inovasi kebahasaan yang kreatif,
budaya literasi masyarakat yang tinggi, penguatan praktik diplomasi
kebahasaan yang maju, dan pelindungan bahasa dan sastra yang
dinamis berdasarkan politik dan perencanaan bahasa baru.
Indikator keberhasilan:
1) Terciptanya ekosistem riset dan rekayasa kebahasaan dasar dan
terapan yang kondusif untuk menghasilkan karya-karya inovatif
yang dapat dijadikan rujukan dalam teori dan praktek
kebahasaan.
2) Terciptanya budaya literasi masyarakat yang maju dengan
kompetensi yang tinggi sejalan dengan perkembangan teknologi
digital.
3) Menguatnya kerja sama institutional dan profesional para
pemangku kepentingan pengembangan dan pembinaan bahasa
dalam konteks pemanfaatan kepakaran kebahasaan untuk
menunjang pemberdayaan masyarakat.
4) Menguatnya peran bahasa Indonesia dalam praktik diplomasi
kebahasaan di luar negeri.
5) Terpeliharanya praktik-praktik bahasa dan sastra daerah yang
dinamis oleh komunitas penutur bahasa sebagai wujud
pelindungan kearifan lokal.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Badan Pengembangan Dan


Pembinaan Bahasa akan berupaya untuk menyusun beberapa
langkah awal sebagai acuan pelaksanakan program dan kegiatan

8
selama periode 2020—2024 yang terangkum dalam beberapa
produk acuan sebagai berikut.

1) Tersusunnya dokumen Politik dan Perencanaan Bahasa baru


sebagai pedoman pengembangan dan pembinaan bahasa menuju
Indonesia maju.
2) Dihasilkannya dokumen tentang peta jalan baru riset kebahasaan
dan kebijakan pendidikan literasi sebagai landasan untuk
penyelenggaraan riset kebahasaan dan praktik pendidikan
literasi di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3) Tersusunnya bahan ajar literasi dan model-model
pembelajarannya yang dapat digunakan oleh masyarakat yang
didukung teknologi digital inovatif.
4) Terbentuknya dan beroperasinya forum mitra literasi sebagai
wadah pembinaan penggerak literasi di masyarakat untuk
mengembangkan pendidikan literasi yang didukung oleh
teknologi digital.
5) Terbentuknya dan beroperasinya forum komunikasi
penyelenggara pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing
(BIPA) di dalam negeri dan tersedianya pusat-pusat
pembelajaran BIPA di perwakilan strategis Indonesia di luar
negeri.

Dengan pertimbangan tersebut, berikut ini misi Badan


Pengembangan dan pembinaan Bahasa yang diturunkan kepada
Misi Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah:

1) Mewujudkan ekosistem pengembangan dan pembinaan bahasa


dan sastra yang mendukung budaya riset dan inovasi kebahasaan
yang kreatif.
2) Mewujudkan praktik-praktik pendidikan literasi di masyarakat
untuk meningkatkan budaya literasi yang tinggi yang ditopang
oleh teknologi digital.

9
3) Mewujudkan penguatan diplomasi kebahasaan yang maju.
4) Mewujudkan pelindungan bahasa dan sastra yang dinamis
berbasis kekuatan masyarakat.
5) Mewujudkan layanan profesional kebahasaan.

Dalam bidang kebahasaan dan kesastraan misi tersebut


dijadikan pijakan untuk mengembangkan, membina, dan
melindungi bahasa dan sastra sebagai sarana peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang didukung oleh tata kelola yang efektif.

10
C. Pembahasan
Pada kunjungan yang dilakukan pada 9 Juni 2022 di balai bahasa
Jawa Tengah aktifitas yang dilakukan adalah mendengarkan serta
menyimak materi ynag disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah
Bapak Dr. Ganjar Harimansyah. Adapun materi yang disampaikan
mengenai kebiasaan kebahasaan di Indonesia dan program BIPA di Jawa
Tengah.

Pokok bahasan kebijakan kebahasaan di Indonesia dan program


BIPA di Jawa Tengah terdapat empat pembahasaan di antaranya yaitu alu-
aluan (pembuka wacana), regulasi kebahasaan di Indonesia, potensi BIPA,
kebijakan dan potensi program BIPA.

1. Alu-Aluan (Pembuka Wacana)

Bahasa sebagai cermin diri yaitu pola bahasa tertentu sesuai


dengan perilaku tertentu, termasuk bagaimana bahasa memengaruhi
keputusan seseorang atau memengaruhi kecendekiaan dan penggunaan
logika komunikasi sehari-hari. Memahami bahasa diperlukan untuk
memahami pengaruh bahasa dalam berbagai ranah penggunaan. Bahasa
bukan sekedar sekumpulan kata atau seperangkat kaidah tata bahasa,
melainkan khazanah berbagai refleksi pemikiran dan pengetahuan.
Bahasa mencerminkan daya kreativitas dan keberagaman intelektualitas
sebagai realisasi kemanusiaan. Bahasa tidak sekedar alat komunikasi.
Manusia terkungkung oleh bahasa. Manusia tidak dapat berpikir dan
berkomunikasi kecuali dengan bahasa yang dikuasainya

2. Regulasi kebahasaan

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki bahasa


daerah yang terbanyak di dunia (718 bahasa) dan tersebar dari Sabang
dititik barat hingga ke Merauke di titik timur serta dari Miangas di titik
utara hingga ke Rote di titik selatan.

11
Tiga isu kebahasaan di Indonesia

1) Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa
negara, dan identitas bangsa.
2) Bahasa daerah
Bahasa daerah sebagai identitas kedaerahan yang eksistensinya
berada di tengah ancaman kepunahan dan upaya pelestariannya.
3) Bahasa asing
Bahasa asing pemakaiannya oleh masyarakat sebagai bagian dari
masyarakat global.
Fungsi bahasa Indonesia, daerah dan asing yang di atur dalam
regulasi kebahasaan dan kesastraan.
a. Fungsi bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa, kebanggaan
nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, dan sebagai
sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.
b. Fungsi bahasa daerah sebagai pembentuk kepribadian suku
bangsa, peneguh jati diri kedaerahan, dan sarana pengungkapan
serta pengembangan sastra dan budaya daerah dalam bingkai
keindonesiaan.
c. Fungsi bahasa asing sebagai sarana pendukung komunikasi
antarbangsa, sarana pendukung penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, dan sebagai sumber pengembangan bahasa
Indonesia.

Ranah Wajib Bahasa Indonesia (UU No. 24 Tahun 2009)

a. Peraturan perundang- undangan


b. Dokumen resmi negara
c. Pidato resmi presiden, wakil presiden, dan pejabat negara yang
lain yang disampaikan didalam atau di luar negeri
d. Pengantar dalam pendidikan nasional
e. Pelayanan administrasi public di instansi pemerintah

12
f. Nota kesepakatan atau perjanjian yang melibatkan Lembaga
negara, Lembaga swasta Indonesia atau perseorangan warga
negara
g. Forum nasional atau internasional di Indonesia
h. Komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta
i. Laporan setiap Lembaga atau perseorangan kepada pemerintah
j. Penulisan karya ilmiah dan publikasi ilmiah di Indonesia
k. Nama geografi di Indonesia, nama bangunan atau Gedung, jalan,
apartemen atau pemungkinan, perkantoran, kompleks
perdaganagan, merek dagang, Lembaga usaha, Lembaga
pendidikan, organisasi yang dirdirikan atau dimiliki oleh warga
negara Indonesia atau badan hukum Indonesia
l. Informasi tentang produk barang atau jasa produksi dalam negeri
atau luar negeri yang beredar di Indonesia
m. Rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat
informasi lain yang merupakan pelayanan umum, dan
n. Informasi melalui media massa (UU 14/2009 Pasal 26- 39).

Ketetapan PBB: Pembakuan Nama

Pembakuan nama unsur geografi meliputi proses penetapan


dan pengesahan nama mengikuti ketetapan PBB yang mewajibkan
penamaan menggunakan bahasa local untuk mengekalkan sejarah
migrasi penduduk dan jatidiri penduduk setempat:

- Pemberian nama
- Pengubahan nama
- Penghapusan nama
- Penggabungan nama

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia sesuai


dnegan konteks berbahasa yang selaras dengan nilai sosial
masyarakat. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia

13
yang sesuai dengan kaidah atau aturan bahasa Indonesia. Kata dan
kalimat dalam susunan yang baik dan benar sesuai dengan kaidah
tata bahsa baku bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Ejaan bahasa indonesi sesuai dngan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai pedoman umum ejaan bahasa
Indonesia. Sumber rujukan bahasa Indonesia yang benar ada pada
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia, Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI), dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Tugas Lembaga kebahasaan menurut Undang- Undang nomor 24


Tahun 2009

1) Pengembangan dan perlindungan


Mengembangkan bahasa dn sasatra Indonesia dan daerah
melalui pengkajian bagi penyusunan program pengembangan
dan pembinaan bahasa dan sasta Indonesia dan daerah.
2) Pembinaan
Melaksanakan pembinaan bahasa dan sastra Indonesia dan
daerah melalui pembelajaran, pemasyarakatan, pengendalian,
dan penghargaan.
3) Peningkatan fungsi bahasa Indonesia
Melalui penginternasionalan bahasa dan sastra Indonesia
melalui kajian strategis tentang kebinekaan bahasa di Indonesia
dan diplomasi kebahasaan.
3. Potensi BIPA

Potensi BIPA sebagai sarana memartabatkan dan


menginternasionalkan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mempunyai
posisi yang penting dari suatu etnik yang mengglobal diantaranya yaitu
penuturnya lebih dari 200 juta (termasuk penutur yang berada di luar
Indonesia), tersebar dari Sabang sampai Merauke dan di luar Indonesia,
digunakan dalam aneka ragam bahasa. Bahasa Indonesia mempunyai

14
posisi tawar yang tinggi sebagai bahasa dari sebuah negara yang luas
dengan penduduk terbanyak keempat di dunia dan bahasa dari negara
yang kaya dengan sumber daya alam serta keberagaman budaya, agama,
bahasa, dan kepercayaan.

Program BIPA sebagai sarana penguatan bahasa Indonesia di


Kancah Dunia. Pengembangan program bahasa Indonesia bagi penutur
Asing (BIPA) dalam pasal 31 ayat (2) peraturan pemerintah nomor 57
tahun 2014 disebutkan bahwa peningkatan fungsi bahasa Indonesia
menjadi bahasa Internasional dapat dilakukan melalui:

1) Penggunaan bahasa Indonesia di forum Internasional.


2) Pengembangan program pengajaran bahasa Indonesia untuk orang
asing.
3) Peningkatan kerja sama kebahasaan dan kesastraan dengan pihak
luar negeri.
4) Pengembangan dan pemberdayaan pusat pembelajaran bahasa
Indonesia di luar negeri.
5) Upaya lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Tujuan, sasaran BIPA dan pengajarannya terdapat pada berikut ini:

Tujuan:

a. Menyebarkan bahasa Indonesia ke mancanegara : menambah


jumlah dan sebaran warga dunia yang mampu berbahasa Indonesia
dan memahami Indonesia.
b. Menguatkan fungsi bahasa Indonesia di dalam negeri.

Sasaran:

a. Penutur asing yang secara mandiri, kelompok, atau kelembagaan


berpotensi mendukung kepentingan Indonesia di negara setempat.

15
b. Penutur asing yang berminat untuk melakukan kegiatan produktif di
Indonesia. Penutur asing yang melakukan kegiatan produktif di
Indonesia (bekerja, berbisnis, belajar, berwisata).

Dampak:

Bahasa Indonesia menjadi jati diri bangsa yang berwibawa sehingga


dapat memperkuat keberadaan, peran, dan pengaruh Indonesia dalam
persahabatan dan persaingan antarbangsa dan antarnegara.

4. Kebijakan dan Strategi Program BIPA

Kebijakan dan strategi program BIPA yang dimandatkan kepada


Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Peran strategis badan
bahasa dan balai bahasa provinsi Jawa Tengah dalam pengembangan
program BIPA terdapat regulasi, koordinasi, dan fasilitasi. Regulasi
adalah penyediaan regulasi dan kebijakan sebagai acuan nasional dan
internasional program BIPA. Pengembangan dan penerapan norma,
standar, prosedur, dan kriteria program BIPA di dalam dan luar negeri
lintas sektor sebagai acuan nasional dan internasional.

Koordinasi adalah pengembangan jejaring kerja sama dan


kemitraan nasional dan internasional program BIPA diantaranya yaitu:

a. Pertemuan koordinasi antarpemangku kepentingan tingkat


nasional dan internasional.
b. Pengembangan kemitraan program dan anggaran lintas
kementerian dan lembaga.
c. Pengembangan kerja sama riset dan pengembangan lintas
kementerian dan Lembaga.

16
Fasilitasi adalah penyediaan data, informasi, bahan dan layanan
bagi penerima manfaat dan pemangku kepentingan program BIPA
diantaranya yaitu:

a. Penyediaan bahan fasilitasi pembelajaran.


b. Penyediaan pengajar BIPA (pengiriman pengajar BIPA,
beasiswa BIPA, dan BIPA teaching fellowship).
c. Penyelenggaraan pertemuan ilmiah dan bimtek.
d. Penyelenggaraan kegiatan apresiatif dan kompetitif.
e. Fasilitasi pengajaran jarak jauh daring.
f. Penyediaan akses layanan daring terintegrasi.

Ragam kegiatan fasilitasi pengembangan program BIPA dalam


pengembangan program BIPA, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa mengambil peran dalam ranah regulasi,
koordinasi, dan fasilitasi. Dalam ranah fasilitasi, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melaksanakan beragam
kegiatan yang dikelompokkan dalam tiga lingkup berikut ini.

a. Penyusunan Standar, Bahan Ajar, dan Bahan Pendukung


Pembelajaran BIPA.
b. Pengiriman dan Penugasan Tenaga Pengajar BIPA untuk Luar
Negeri.
c. Fasilitasi Pengembangan Program BIPA di Dalam dan Luar
Negeri.

Strategi Beasiswa dan Bestari BIPA (2023-2024) terdapat pada


berikut ini.

1) Beasiswa BIPA (BIPA Scholarship):


▪ Penyediaan beasiswa belajar bahasa Indonesia dan
pengajaran BIPA bagi WNA. Sasaran WNA yang memiliki
rencana program pengajaran BIPA di negaranya.

17
▪ Program 6 bulan belajar bahasa Indonesia, 6 bulan belajar
metodologi pengajaran BIPA di Indonesia.
▪ Kontrak dengan penerima beasiswa untuk mengajarkan
bahasa Indonesia di negaranya.
▪ Luaran (output) program Beasiswa BIPA akan menjadi salah
satu masukan (input) program Bestari BIPA sebagai
pengajar lokal.
2) Bestari BIPA (BIPA Teaching Fellowship):
▪ Rekruitmen dan penugasan pengajar lokal. Sasaran WNA
menerima beasiswa Indonesia (Darmasiswa, KNB, BSBI,
beasiswa PT Indonesia), WNI di negara setempat (diaspora
atau pelajar Indonesia), WNA lain yang memenuhi kriteria
(memiliki rencana program pengajaran BIPA).
▪ Pengiriman pengajar oleh Badan Bahasa. WNI pengajar
ahli/tamu dari Indonesia.
▪ Pembimbingan teknis dan penyediaan (supervisi) pengajar
lokal oleh pengajar ahli dari Indonesia.

Ada 4 kunci pengembangan bahan ajar BIPA diantaranya yaitu


variasi, capaian, silabus, dan peta materi. Variasi adalah
keberagaman variasi materi bahan ajar yang menyangkut
komponen bahasa (fungsi, diksi, kosakata, tata bahasa, dll.).
Capaian adalah penentuan capaian perlu dipertimbangkan agar
dapat digunakan sebagai acuan untuk bahan ajar acuan dan
bahan ajar pengayaan bermuatan lokal. Silabus adalah
keselarasan silabus untuk bahan ajar acuan dan pengayaan perlu
diperhatikan sebagai landasan penyusunan bahan ajar dan
capaian pembelajaran. Peta materi adalah (silabus) perlu
penjabaran yang akurat agar dapat memberikan gambaran
kepada pemakai (guru dan pembelajar) BIPA.

18
D. Penutup

Simpulan

1. Kunjungan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing oleh mahasiswa


semester 6 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Purworejo ini dilaksanakan di Balai Bahasa
Provinsi Jawa Tengah. Gedung ini terletak di Jalan Elang Raya No. 1
Mangunharjo, Sendangmulyo, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa
Tengah 50272. Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah saat ini adalah Dr. Ganjar
Harimansyah.
2. Hasil dari kunjungan BIPA di Balai Bahasa Jawa Tengah ada 4 point
penting didalamnya yakni:
a. Alu- aluan (pembuka wacana)
b. Regulasi ekbahasaan di Indonesia
c. Potensi BIPA
d. Kebijakan dan strategi program BIPA

Keempat materi tersebut disampaikan secara langsung oleh Kepala Balai


Bahasa Jawa Tengah bapak Dr. Ganjar Harimansyah yang beliau sendiri
pernah berpengalaman sebagai pengajar BIPA di beberapa negara dunia.

Saran

Kegiatan kunjungan di Balai Bahasa ini baiknya ditambah lagi untuk durasi
saat berkunjung di sana karena kemarin saat penyampaian materi menuju
slide akhir Bapak Ganjar terlalu terburu- buru mengejar waktu supaya bisa
cukup hingga sesi tanya jawab.

19
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai