Bab ini peneliti akan membahas tentang teori-teori yang digunakan dalam
tesis ini. Adapun teori yang digunakan adalah teori yang berhubungan dengan
pemasaran jasa, strategi pemasaran jasa serta yang berhubungan dengan objek
penelitian.
Menurut Malayu S.P Hasibuan (2017:1), Manajemen berasal dari kata “to
manage yang artinya mengatur”. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur
mendefinisikan:
“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk
mencapai tujuan tertentu”.
Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh Stoner, Freeman dan Gilbert
19
20
David (2019: 3)
tujuannya. Manajemen strategik terdiri atas tiga proses : (1) pembuatan strategi,
peluang dan ancaman dari luar, serta kekuatan dan kelemahan perusahaan,
usaha untuk memasarkan (menjual) barang atau jasa dari produsen kepada
menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai
kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan dan kebutuhan melalui proses
pertukaran.
23
berkembang dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan agar tetap bisa bertahan
menurut para ahli : AMA (American Marketing Association yang dikutip oleh
Kotler dan Keller (2016:27) menjelaskan bahwa “Marketing is the activity, set of
exchanging offerings that have value for customers, client, partners, and society
large” yang artinya bahwa pemasaran merupakan suatu fungsi organisasi dan
nilai kepada pelanggan, klien, rekan, dan cakupan sosial yang lebih luas dan untuk
what they need and want through creating, offering, and freely exchanging
products and services of value with others”. Artinya pemasaran adalah sebuah
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan secara bebas
saling bertukar produk dan jasa yang bernilai satu sama lainnya.
24
from customers and build strong customers relationship in order to capture value
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan
yang dilakukan untuk memberikan intformasi mengenai produk yang dijual oleh
jasa, tetapi untuk menciptakan nilai kepada konsumen dari barang atau jasa yang
dengan jalan menjalin relasi dengan pelanggan utama (valued customers) dan
bisnis yang berusaha menyelaraskan antara sumber daya manusia, finansial dan
fisik organisasi dengan kebutuhan dan keinginan para pelanggan dalam konteks
Salah satu kebutuhan manusia antara lain seperti, makan, pakaian, tempat
tinggal dan lain-lain. Seperti yang kita ketahui, kebutuhan dan keinginan
mempunyai suatu produk bukan dilihat dari fisiknya akan tetapi dilihat
kita membeli microwafe bukan untuk dicintai akan tetapi untuk memasak
barang maka mereka akan saling bertukar barang (barter) sesuai dengan
uang karena pada zaman dahulu belum ditemukannya uang. Dari hal
26
dengan baik
penjual. Di pasar kita dapat menemukan barang yang kita butuhkan dan
yang memiliki kebutuhan, punya sumber daya yang diminati orang lain,
dan mau menawarkan sumber daya itu untuk ditukar untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
mengoptimalkan segala sumber daya yang ada. Kinerja pemasaran yang kuat
didukung oleh strategi yang tepat, kreativitas yang baik, analisa yang akurat, dan
Berikut merupakan beberapa fungsi pemasaran (Sudaryono, 2016: 50) antara lain:
1. Fungsi pertukaran
menukar uang dengan produk untuk digunakan sendiri atau dijual kembali.
3. Fungsi Perantara
satu pihak kepada pihak lain. Pengertian tersebut merupakan pengertian umum
dari jasa. Pengertian luas dari jasa yaitu kegiatan yang dapat diidentifikasi, dengan
sifat tidak dapat diraba, yang direncanakan sebagai pemenuhan kepuasan dari
konsumen.
contoh kita membutuhkan baju sebagai pakaian yang kita kenakan dala sehar-hari,
untuk mendapatkan sebuah baju kita membutuhkan seorang penjual baju yang
memberikan jasa pelayan maupun jasa dari seorang penjahit, dan banyak contoh
jasa. Adapun pengertian jasa menurut para pakar sebagai berikut: Menurut Kotler
dalam Lupiyoadi (2014:7) “Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
28
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan
consumed at that time it is produced, and provides added value in forms (such as
ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang
Pada dasarnya, jasa merupakan sesuatu yang diberikan oleh satu pihak
kepada pihak lain yang tidak berwujud dan tidak memiliki dampak perpindahan
hak milik. Hal tersebut erat hubungannya dengan karakteristik jasa yang perlu
dari:
29
1. Intangibility
Jasa bersifat intangibility, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
2. Heterogeneity/Variability/Inconsistency
artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada
3. Inseparability
4. Perishability
Perishability berarti: jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak
dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, di jual kembali, atau
dikembalikan.
tidak terpisahkan, bervariasi, tidak tahan lama serta tidak dalam kepemilikan.
30
Oleh karena itu, karakteristik jasa ini dapat pertimbangan dalam merancang
program pemasaran.
Berkaitan dengan jasa pendidikan, karakteristik jasa pendidikan yang dikutip dari
pernyataan Bitner, dkk (1993) serta Tadepalli dan Hayes (2000) dalam Wijaya
pendidikan yang telah terima. Oleh karena itu, tugas sekolah selaku
kualitas, dan jenis yang bergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa
pendidikan yaitu:
pendidikan;
tidak dapat disimpan. Sifat tidak tahan lama berarti jasa pendidikan tidak
dapat disimpan yang berarti jasa pendidikan memiliki sifat yang mudah
5. Kepemilikan (ownership).
perpustakaan.
jasa pendidikan ini meliputi jasa tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, beraneka
Produk jasa bagaimanapun juga tidak ada yang benar-benar mirip antara
yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, untuk memahami sektor ini, ada
harus menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contoh: jasa
kontak rendah, konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem untuk
menerima jasa. Contoh: jasa reparasi mobil dan jasa perbankan. Konsumen
tidak harus dalam kontak pada saat mobilnya yang rusak diperbaiki oleh
teknisi bengkel.
menjadi tiga kelompok: jasa murni, jasa semimanufaktur, dan jasa campuran.
Jasa murni (pure service) merupakan jasa yang tergolong kontak tinggi, tanpa
persediaan atau dengan kata lain sangat berbeda dengan manufaktur. Contoh:
jasa tukang cukur atau ahli bedah yang memberikan perlakuan khusus (unik)
dan memberikan jasanya pada saat konsumen ditempat. Sebaliknya jasa semi
34
harus menjadi bagian dari proses produksi jasa. Contoh: jasa penghantaran,
udara, pipa.
7. Jasa hotel
35
8. Personal service
9. Business services
dan sebagainya.
pokok menurut Evans dan Berman dalam Tjiptono dan Chandra (2016: 16-19),
yaitu:
1. Segmen Pasar
kriteria spesifik dalam memilih jasa dan penyedia jasa, kuantitas jasa
2. Tingkat keberwujudan
tiga macam:
a. Rented-good services
b. Owned-good services
c. Non-goods services
arsitek). Kedua, non- professional service (seperti jasa supir taksi, tukang
penyewaan mobil, biro iklan, dan hotel) dan non-profit services (seperti
5. Regulasi
memerlukan banyak tenaga ahli dan apabila penyampaian jasa itu harus
penyedia jasa juga akan bersifat padat karya apabila proses penyampaian
jasa kepada satu orang pelanggan memakan waktu cukup lama, sehingga
canggih yang dapat dikendalikan dan dipantau secara otomatis atau semi
kontak tinggi dan jasa kontak rendah dapat dikaitkana dengan perbedaan
tabel ringkasannya.
kebanyakan bersifat langsung dari produsen ke konsumen. Hal ini karena sifat
dari perusahaan yang menghasilkan jasa yaitu jasa tidak dapat ditimbun,
lainnya. Pride dan Ferrell (1985) yang dikutip oleh Buchari Alma (2018:242)
yaitu
“Pemasaran jasa adalah mengenai janji yang dibuat pelanggan dan harus
dijaga”.
42
kesimpulan bahwa pemasaran jasa merupakan konsep dari pemasaran untuk lebih
“Cara untuk melakukan sesuatu dimana siswa, orang tua siswa, karyawan
sekolah, dan masyarakat menganggap sekolah sebagai institusi pendukung
masyarakat yang berdedikasi untuk melayani kebutuhan pelanggan jasa
pendidikan”.
Lebih lanjut, Wijaya memaparkan bahwa pemasaran jasa pendidikan meliputi
aktivitas dan alat untuk mempromosikan sekolah secara konsisten dan efektif
sebagai pilihan pendidikan terbaik bagi siswa dan orang tua siswa yang
Jasa berbeda dengan barang karena jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,
didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Konsumen tidak dapat
menilai hasil dari jasa sebelum mereka menikmatinya sendiri. Oleh karena
itu, untuk mengurangi ketidak pastian, konsumen akan mencari tanda atau
3) Variability (bervariasi)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Tidak seperti produk
barang, produk jasa tidak dapat disimpan untuk dikonsumsi diwaktu yang
akan datang.
5) Lack of Ownership
sesuatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas (misalnya kamar hotel, jasa
atau hubungan yang erat. Kualitas jasa sebagai sarana pengukuran baik tingkat
jasa/pelayanan dalam penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan yang sama
yaitu untuk mengemukakan kualitas jasa atau pelayanan yang dirasakan oleh
Bidang usaha berjenis jasa dewasa ini menjadi salah satu peluang yang
masalah dan karakteristik yang sama untuk diterapkan pada suatu bisnis jasa.
barang berwujud seperti sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak ada jasa yang
menyertai produk.
salah satu atau lebih jasa. Umumnya, semakin canggih sebuah produk
lebih luas. Jasa sering menjadi elemen penting dalam industri mobil,
3. Campuran (hybrid), penawaran terdiri dari bagian barang dan jasa yang
4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa kecil (major service with
accompanying minor goods and service), penawaran terdiri dari jasa utama
jasa. Jasa ini memerlukan barang bermodal besar, pesawat terbang agar
5. Jasa murni (pure service), penawaran murni terdiri dari jasa. Contohnya
peluang, tujuan, dan sumber dayanya. Ini adalah fokus perencanaan strategis
strategis antara tujuan dan kemampuan perusahaan serta peluang pemasaran yang
sedang berubah.
Menurut Cravens dan Piercy yang dikutip oleh Donni Juni Priansa
dilakukan secara aktif dan baik akan mengantisipasi perkembangan masa depan,
bahkan faktor diluar lingkungan bisnis akan dapat dikuasasi atau diramalkan lebih
dahulu.
Gambar 2.1
Proses Strategi Marketing
Sumber : Buchari Alma (2016:260)
pesaing.
dan pengawasan.
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah bauran pemasaran yang
menjadi pasar sasaran perusahaan. Terdapat empat unsur bauran pemasaran yang
sebagai berikut :
1. Strategi Produk
produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para
yang diberikan.
2. Strategi Harga
penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur bisaa saja. Peranan
pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Kebijakan penyaluran merupakan
4. Strategi Promosi
baik.
Berkaitan dengan kondisi pasar yang sangat luas maka suatu perusahaan
dapat mengidentifikasi segmen pasar yang paling menarik dan perusahaan dapat
Menurut Kotler dalam Susanto (2010 : 42) mengatakan bahwa jantung dari
Agar memudahkan dalam pemasaran, atau menyempitkan ruang pasar agar lebih
2.1.8.1 Segmenting
50
kelompok pembeli tertentu dan atau menurut jenis produk tertentu dan
fokus dalam bisnis utamanya sesuai dengan permintaan dari satu kelompok atau
variasi lainnya.
yang lebih tinggi, bukan hanya didasarkan atas kelas sosial ekonomi konsumen,
usia, dan jenis kelamin. Disamping itu, segmentasi dapat didasarkan pada benefit
atau manfaat yang diberikan produk atau jasa yang kita ciptakan, yang akan dapat
banyak hal, antara laun : geografis, demografis, perilaku atau gaya hidup,
2.1.8.2 Targeting
51
Targeting adalah kegiatan menilai dan memilih satu atau lebih segmen
pasar yang akan dimasuki. Targeting ini bertujuan untuk mempermudah mencapai
segmen yang ingin diraih dan memberikan kepuasan yang lebih kepada
konsumen. Sedangkan produk dari targeting adalah target market (pasar sasaran),
yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan
marketing. Penentuan target pasar sebagai dasar untuk menentukan tujuan dan
targeting yang tepat. Adapun targeting yang tepat antara lain : konsumen, nilai,
2.1.8.3 Positioning
jendela otak konsumen agar produk, merek, nama atau bisnis yang kita buat
keunggulan terhadap produk, merek, nama atau bisnis dalam hubungan asosiatif
menentukan posisi produk yang dapat memperoleh respon dari pasar sasarannya.
program pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
dalam pemasaran dibutuhkan sebuah alat pemasaran yang dapat dijalankan oleh
“perangkat/alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program
pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran
dan penentuan posisi yang ditetapkan dapat berjalan dengan sukses”.
Sedangkan menurut Ririn (2016:37) mendefinisikan:
perusahaan yang terdiri atas unsur-unsurnya. Alat bagi pemasar ini mampu
sasaran.
operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan
serta mengikut sertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung. Dengan
kata lain, terjadi interkasi langsung diantara keduanya (meski tidak untuk semua
adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk saja, tetapi membeli
manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut “the offer”. Utamanya,
seacara keseluruhan.
diterapkan
gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi. Ini berhubungan
dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi
yang strategis.
a. Periklanan (advertising);
5. Orang (People): Tipe kualitas dan kuantitas SDM yang akan terlibat dalam
berinteraksi dengan konsumen. Ada dua jenis bukti fisik yaitu bukti penting
dan pendukung.
57
“the traditional marketing mix does not cover the customer interface. We
therefore need to extend the marketing mix by adding three Ps assosiated
with service delivery – process, physical environment, and people.
Collectively, these sevenelement are referred to as the ‘7 Ps’ of service
marketing”.
Bekaitan dengan pemasaran jasa pendidikan, Kotler dan Fox dalam
disekolah.
harga yang dikenakan kepada pelanggan jasa pendidikan. Hal ini terlihat
nyata pada sekolah swasta karena pilihan pasar terbuka bagi calon orang tua
siswa, yaitu
58
“sekolah swasta yang mahal” atau “sekolah negeri yang bagus dan gratis”.
secara keseluruhan.
5. Orang (people), yaitu orang yang terlibat untuk menyediakan jasa pendidikan.
ujian).
7. Proses (process), yaitu sistem operasi sekolah untuk mengatur pemasaran jasa
dikenal dengan istilah 4P yaitu product, price, place, dan promotion. Sedangkan
bauran pemasaran jasa yang dikenal dengan istilah 7P yaitu product, price, place,
promotion, proces, people, dan physical evidence. Serta pada bauran pemasaran
jasa pendidikan, terdiri dari 7 unsur yaitu program (program), price (harga), place
(orang).
59
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa
(service) memiliki banyak arti, dari mulai pelayanan pribadi sampai jasa sebagai
suatu produk. Penyaluran jasa kebanyakan bersifat langsung dari produsen kepada
atau organisasi tersebut dapat memberikan manfaat bagi penerima jasa. Tindakan
atau perbuatan jasa sering kali melibatkan hal-hal yang berwujud, akan tetapi
pada dasarnya jasa tidak berwujud. Definisi jasa menurut William J. Stanton
“Any actor performance one party can offer to another that is essentially
intangible and does not result in the ownership of anything. Its production
may or not be tied to physical procduct”.
Sedangkan pengertian jasa menurut Valarie A. Zethaml dan Mary Jo Biner
ditawarkan oleh penyelenggarra layanan jasa kepada pengguna jasa yang tidak
keadaan yang berhubungan dengan aspek luar dan dalam perusahaan. Lingkungan
yang berhubungan ini saling terkait dan mempengaruhi sebuah strategi baik secara
kekuatan utama yang dapat menimbulkan peluang dan ancaman baru dan saling
beberapa lingkungan umum yang dapat menajdi peluang maupun ancaman bagi
perusahaan.
a. Lingkungan demografi
kebutuhan populasi disuatu kota, wilayah dan Negara, distribusi usia dan
c. Lingkungan ekonomi
pendapatan, biaya hidup, suku bunga, dan tabungan serta pola peminjaman
d. Lingkungan alam
yang diperlukan sebagai masukan bagi pemasar atau sumber daya alam
mempengaruhi satu sama lain. Pemasar juga harus mengetahui tren dalam
pemerintah.
e. Lingkungan teknologi
Salah satu aspek kesuksesan dari pemasar adalah dapat bersinergi dengan
perusahaan yang lain, para pemasok, perantara pemasaran, pesaing dan beragam
perusahaan.
a. Perusahaan
ungggul.
b. Pelanggan
Menurut Kotler terdapat lima jenis pasar pelanggan yang dapat dilihat
secara lebih dekat yaitu pasar konsumen untuk perorangan atau keluarga
64
yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Pasar bisnis yaitu
pembeli barang dan jasa untuk diproses kembali, sementara pasar penjual
perantara yaitu pembeli yang menjual kembali barang dan jasa untuk
mendapatkan laba. Pasar pemerintah yaitu pembeli barang atau jasa untuk
c. Pesaing
d. Masyarakat
Kondisi awal produk jasa menjelaskan tentang keadaan produk pada awal
secara langsung pada kinerja produk atau jasa. Kualitas produk memiliki
memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara efektif
untuk bersaing.
66
digunakan untuk produk baru maupun produk lama yang disesuaikan dengan
a. Skimming Price
Skimming Price yaitu dengan menetapkan harga yang tinggi pada produk
b. Penetration Price
keputusan atas saluran distribusi. Pentingnya lokasi untuk jasa tergantung pada
jenis dan tingkat interaksi yang terjadi. Interaksi antara penyedia jasa dengan
pelanggan tersebut terdiri dari pelanggan mendatangi penyedia jasa, penyedia jasa
67
yang terdapat dalam pemasaran jasa terdiri dari : jenis saluran, peramntara, lokasi
lokasi yang tepat bagi perusahaan adalah agar dapat beroperasi dengan efisien dan
merangsang pembeli produk tertentu lebih cepat atau lebih kuat oleh konsumen.
yakin, kemudian membeli dan selalu ingat akan produk tersebut. Promosi adalah
konsumen actual atau potensial mengenai kegunaan suatu produk atau jasa
departemen dalam suatu perusahaan yang dalam hal ini dapat di posisikan
jasa.
atau kesempatan, dan Threat atau ancaman. SWOT ini bisada digunakan untuk
menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat debuah rencana untuk melakukan
sesuatu.
69
sebagian besar dari target peningkatan jumlah peserta didik. Adapun yang lebih
penting yaitu fasilitas yang memadai, lingkungan yang mendukung pada kegiatan
sekitar.
peserta didik, pendidik, dan keterbatasan anggaran dana. dalam pemenuhan target
yang sudah ditentukan. Pada kegiatan penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang
menjadi kelemahan yaitu manajemen sekolah yang kurang aktif, merasa tidak
Margahayu masih mepunyai peluang karena dari beberapa hal terkait dengan
70
kualitas sekolah sudah sangat memadai baik dari sisi sarana prasarana ataupun
evaluasi serta tindak lanjut yang tidak dijalankan dengan manajemen yang baik
menentukan strategi apa yang akan digunakan dalam upaya meningkatkan peserta
kompetitor yang sudah lebih jauh merencanakan dan menentukan strategi dalam
Gambar 2.4
Matrik SWOT
Sumber : Freddy Rangkuti (2013: 78)
Keterangan :
b. Strategi WO (Weakness-Opportunity)
c. Strategi ST (Strength-Threat)
d. Strategi WT (Weakness-Threat)
72
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditujukan
2.1.16 Pesantren
ajaran agama Islam dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) adanya pengasuh, seperti
Kyai/Ajengan, Tuan guru, Buya, Tengku, atau Ustadz, (2) adanya mesjid sebagai
73
pusat kegiatan ibadah dan tempat belajar, (3) adanya santri atau siswa yang
adanya pengkajian kitab kuning atau kitab klasik tentang ilmu-ilmu ke-Islaman
berbahasa Arab gundul sebagai sumber belajarnya. (Departemen Agama RI, 2002:
11-12)
Indonesia setelah keluarga dengan ciri-ciri: (1) Ada kyai, (2) Ada pondok, (3) Ada
mesjid, (4) Ada santri, (5) Ada pengajaran membaca kitab kuning. (Ahmad Tafsir,
2014: 191).
yang unik. Tidak hanya unik dalam pendekatan pembelajaran tetapi unik dalam
pandangan hidup dan tata nilai yang dianut, cara hidup yang ditempuh, struktur
lainnya. Oleh sebab itu, tidak ada defenisi yang dapat secara tepat mewakili
kelembagaan.
74
Atas dasar itu, maka dalam tulisan ini dapat peneliti simpulkan bahwa
terdapat lima unsur pokok, yaitu: kyai, santri, pengajian, asrama, mesjid dan
bahwa pesantren adalah kreasi orisinil anak bangsa setelah mengalami kontak
independen yang awalnya mengisolasi diri di sebuah tempat yang jauh dari pusat
perkotaan (pegunungan). Terbukti sampai saat ini banyak sekali pesantren yang
menyatakan bahwa lembaga mandala atau asrama yang sudah ada semenjak
tekstual sebagaimana pesantren. Termasuk yang setuju dalam kelompok ini adalah
Martin van Brunessen, salah seorang sarjana Barat yang concern terhadap sejarah
Madrasah dan pusat kegiatan tarikat, bukan antara Islam dan Hindu-Budha.
75
dilepaskan dari keberadaan Maulana Malik Ibrahim (w.1419 H), atau yang
baik di Jawa maupun di luar Jawa tidak dapat dilepaskan dari inspirasi yang
2002: 3-10).
Hal terpenting yang perlu diingat dari dua pendapat yang saling
Indonesia. Tentu saja fenomena ini telah menunjukan puluhan ribu bahkan ratusan
Output pendidikan yang bersifat tradisional ini dikenal sebagai orang yang
kyai bukan ulama. Bagi Zamakhsyari Dhofier, realitas ini didasarkan pada
kenyataan para kyai di samping mengajar masalah keimanan Islam (tauhid) dan
hukum Islam fiqih) juga mengajar tasauf (sufi). Kecenderungan seperti inilah
pengetahuan ke-Islaman pada kyai tersebut. Santri sekitar daerah kyai tersebut
biasanya nglaju (santri pulang-pergi atau tidak menetap). Ia akan datang saat
Ketika nama seorang ulama semakin tersohor, santri yang berdatangan dan
hendak berguru kepadanya pun semakin banyak, tidak hanya sebatas penduduk
daerah sekitarnya saja, namun banyak yang datang dari luar daerah tempat tinggal
mulai tak tertampung lagi, maka pada akhirnya didirikanlah pondok pesantren
pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga penyiaran agama Islam, dan sosial
pengembangan Islam, seperti yang diakui oleh Dr. Soebardi dan Prof. Johns
lembaga pesantren itulah yang paling menentukan watak keislaman dari kerajaan-
kerajaan Islam, dan yang memegang peranan paling penting bagi penyebaran
usul sejumlah manuskrip tentang pengajaran Islam di Asia Tenggara yang tersedia
madrasah dan sekolah-sekolah umum bahkan perguruan tinggi yang diasuh oleh
pesantren yang bersangkutan. Hampir seluruh santri yang belajar di madrasah dan
sekolah umum juga belajar agama di pesantren, sedang mereka yang belajar
Pertama: Pesantren yang santrinya kurang dari 1000 orang dan pengaruhnya
Ketiga: Pesantren yang santrinya lebih dari 2000 orang dan pengaruhnya
berbahasa Arab.
maupun sekolah (SD, SMP, SMU, dan SMK). Pada pesantren tipe
yang juga memiliki sekolah umum (SD, SM, SMA, dan PT Umum).
79
Ketiga: Tipe III, yaitu pesantren yang mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam
Keempat: Tipe IV, yaitu pesantren yang hanya sekedar menjadi tempat
pengajian.
tetapi juga ilmu-ilmu umum yang diakomodasi dari kurikulum pemerintah, seperti
matematika, fisika, biologi, bahasa Ingggris, dan sejarah. Begitu juga pada
pesantren baru ini, sistem pengajaran yang berpusat pada kyai mulai bergeser.
kegiatan
sehari-hari
dengan
kegiatan yang
bermanfaat
dan bernilai
ibadah.
Pesantren Al
Multazam
memberikan
program
penunjang
bagi para
santrinya
2. Pesantren Al-
Multazam
berusaha
untuk
memenuhi
kebutuhan
dan
keinginan
masyarakat
serta
berusaha
membedakan
produk/jasan
ya dari
pesantren lain
dengan
menggunakan
atribut
khusus
riil santri
sebagai calon
pengguna
jasa berupa
produk /kitab
yang benar-
benar
dibutuhkan.
2. Menyusun
Lembaga Pendidikan Islam: buku
Pondok Pesantren Amtsilati khulasah
kan
Darul Falah Bangsri Jepara, (ringkasan) kualitatif
analisis
Nadwa: Jurnal Pendidikan Alfiyah yang deskriptif
SWOT dan
Islam Vol. 12, Nomor 1 kemudian analitik
Tahun 2018 QSPM
disebut
Amtsilati
3. Menggunaka
n amtsitai
sebagai
branding
dalam
memperkena
kan lembaga
pendidikan
Islam
1. Evaluasi 1. Sama -sama 1. Dalam
strategi mengevalua penelitian
pasar- si 7P yaitu: ini tidak
produk Product, mengguna
Akhmad Muadin, mengguna Price, Place, kan
Manajemen Pemasaran kan STP Promotion, analisis
Pendidikan Pondok 2. Evaluasi People, SWOT
Pesantren Tahfidz Qur’an,
taktik Physical dan
7 Ta’allum: Jurnal Pendidikan
pemasaran Evidence, QSPM
Islam Volume 05, Nomor
02, November 2017, yang dan Process
Halaman 293-308 mencakup
diferensias
i dan
strategi
marketing
mix 7P
Imam Faizin, Strategi 1. Perspektif 1. Membahas 1. Tidak ada
Pemasaran Jasa Pendidikan tentang tentang tempat
Dalam Meningkatkan Nilai bagaimana strategi penelitian
Jual Madrasah, Jurnal memasarkan pemasaran
8
Madaniyah, Volume 7 jasa
Nomor 2 Edisi Agustus
pendidikan
2017
madrasah
9 Afidatun Khasanah, 1. Peningkatan 1. Menggunaka 1. Peningkatan
Pemasaran Jasa Pendidikan mutu n bauran Mutu
83
pemasaran eksternal
TK amal
insani adalah
meningkatka
n animo
peserta didik
baru,
terciptanya
loyalitas
stakeholders
dan
terbentuknya
citra sekolah
positif
dimasyarakat
1. Tidak terdapat 1. Sama - 1. Bauran
perbedaan sama pemasaran
persepsi mengkaji di landasi
terdapat tentang dengan
kesenjangan bauran nilai-nilai
antara pemasara keagamaan
persepsi n ismlam
mahasiswa sedangkan
PTS dalam
dengan kajian
persepsi peniliti
Ratih Tresnati Et.All,
Manajemen bauran
Kajian Spiritual Marketing
PTS di kota pemasaran
Dalam Pendidikan Tinggi
Bandung umum
Swasta (Survei Pada
tentang
Unisba, Uninus, Al-Ghifari
12 pelaksanaan
Di Kota Bandung),
spiritual
Prosiding Snapp2011:
marketing,dal
Sosial, Ekonomi, Dan
am aspek –
Humaniora
aspek:
spiritual
product,
spiritual price,
spiritual
promotion,
spiritual
people,
spiritual
physical
Evidence”.
Hikmatuna Volume 3
deskriptif
Number 2 2017 umum
kualitatif
1.Kontribusi 1.Menggunakan 1. Analisis
strategi pendekatan menggunaka
marketing penelitian n matrik GE
Siti Aimah, Kontribusi kualitatif Analisis
Strategi Marketing Dalam dalam
peningkataka Analisis tidak
Mengembangkan Pesantren menggunakan menggunaka
Darussalam Putri Blokagung n kuantitas
SWOT n matrik
Tegalsari Banyuwangi, santri QSPM
14
Darussalam: Jurnal 2.Strategi
Pendidikan, Komunikasi, marketing
dan Pemikiran Hukum Islam yang
Vol 6, No. 2: 58-75. April dilakukan
2015. ISSN: 1978 – 4767 adalah
Strategi STP.
konsumen, b)
animo
pendaftaran
siswa ke MTs
Analisis SWOT:
1. Kekuatan/ Strength c. Peluang/ Opportunities
PROSES 2. Kelemahan/Weakness d. Ancaman/ Threats
Price
Product
Segmenting, Targetting, Positioning (STP) Marketing Mixed (7P) Place
Promotion
People
Proccess
Physical
evidence
OUTCOME
Peningkatan Jumlah santri Pesantren Tahfizh Daarul
Quran Bandung
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
88
Setelah peneliti memaparkan kajian teori dan kerangka pemikiran maka proposisi
penelitianna adalah
Bandung.
kemajuan Pesantren.