Anda di halaman 1dari 1

Sumber: Anthropologica, VIII, BKI tahun 1966 jilis 122

THE STRUCTURAL
AND FUNCTIONAL APPROACH
IN CULTURAL ANTHROPOLOGY

REFLEKSI TEORITIS DENGAN MERUJUK PADA PENELITIAN


DI DUNIA BARAT

Perbitan disertasi Doktor Van Logchem yang disampaikan di Universitas Utrecht


(dibahas di tempat lain dalam penerbitan ini) menandai akhir dari suatu penelitian
antropologi dan linguistik yang dilakukan oleh kantor pribumi di Hollandia dari tahun
1951-1962. Dalam bentuknya yang relative singkat, kantor ini telah memberikan banyak
sumbangan secara langsung dan tidak langsung untuk memperluas dalam pengetahuan
kita mengenai apa yang biasa dikenal atau tidak dikenal sebagai budaya Papua. Dalam
kaitan ini kita bisa merujuk pada suatu karya yang dilakukan oleh Anceaux, Van Baal, de
Bruyn, Galis, Van der Leiden, Oosterwal, Power dan Schoorl. Jangkauan penelitian ini
dan penyelidikan luas yang dilakukan di New Guinea Timur lebih luas daripada
monografi dan etnografi regional. Dalam hal ini antropologi budaya bisa memperoleh
banyak kemajuan yang sering dengan susah payah dikumpulkan. Pertanyaan mendesak
adalah; apa yang bisa kita lakukan dengannya? Laporann ini bisa menguntungkan teori
umum.
Semakin jelas dan semakin banyak diakui bahwa data New Guinea sangat sesuai
untuk menguji nilai teoritis dan manfaat operasional tentang konsep dan metode analisis,
sintesis dan perbandingan yang khususnya berlaku dalam antropologi social. Saya
merujuk pada konsep seperti percabangan saling melengkapi (Meyer Fortes), keturunan
unilineal dan non-unilineal, masyarakat berlapis, satuan kerja, keturunan, kumpulan,
kerabat, deme dan berbagai perkawinan yang dikelompokan menurut aturan tempat
tinggal dan modal sifat-sifat pertukaran (130). Saya juga merujuk pada metodologi yang
mendasari penentuan tipe-tipe organisasi social (Murdock) dan metode komparatif
fungsional (Kobben).

Anda mungkin juga menyukai