Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN PADA NY.

EDENGAN GANGGUAN

VOMITUS (MUNTAH) DO RUANGAN PRABU SILIWANGI

RSUD GUNUNG JATI CIREBON

Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Belajar Lapangan (PBL) II

Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Di susun oleh :

SRI AENI

NIM : 742003.S.21037

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA CIREBON

TAHUN AKADEMIK 2020 / 2023

Jalan Kalitanjung, Situgangga, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat

Telp (0231) 8804901 website : www.dharmahusadacrb.ac.id email :


kontak@dharmahusadacrb.ac.id
A . PENDAHULUAN

Muntah adalah suatau refleks kompleks yang diperantarai oleh pusat muntah di
medullaoblongata otak.Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadisecara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan
abdomen.Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut dengan
bantuankontraksi otot- otot perut. Perlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi,
ataupunrefluesophagus. Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan kembali kemulut akibat
gerakan peristaltic esophagus, ruminasi adalah pengeluaran makanan secra sadar untuk
dikunyahkemudian ditelan kembali. Sedangkan refluesophagus merupakan kembalinya isi
lambungkedalam esophagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter
eshopagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan esophagus dengan kardial atau
pengosongan isilambung yang lambat.( dipiro cf 2015 )

Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut dengan bantuan
kontraksiotot- otot perut. PeRegurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan kembali kemulut
akibat gerakanperistaltic esophagus, ruminasi adalah pengeluaran makanan secra sadar untuk
dikunyah kemudianditelan kembali. Sedangkan refluesophagus merupakan kembalinya isi
lambung kedalam esophagusdengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter
eshopagus bagian bawah, posisiabnormal sambungan esophagus dengan kardial atau
pengosongan isi lambung yang lambat.rludibedakan antara regurgitasi, ruminasi, ataupun
refluesophagus. (brunner & sudard.2014)

Muntah adalah Keluarnya kembali sebagian besar atau isi lambung yang terjadi secara paksa
melalui mulut di sertai dengan kontraksi Lambung dan abdomen ( Nanda 2015 )

B. ETIOLOGI
Muntah adalah gejala dari berbagai macam penyakit, maka evaluasi diagnosis
mutahtergantung pada deferensial diagnosis yang dibuat berdasarkan faktor lokasi stimulus,
umurdan gejala gastrointestinal yang lain. Kelainan anatomik kongenital, genetik, dan
penyakitmetabolik lebih sering terlihat pada periode neonatal, sedangkan peptik, infeksi, dan
psikogenik sebagai penyebab mutah lebih sering terjadi dengan meningkatnya
umur.Intoleransimakanan, perilaku menolak makanan dengan atau tanpa mutah sering
merupakan gejala dari penyakit jantung, ginjal, paru, metabolik, genetik, kelainan
neuromotor.Penyebab muntah bisa karena :

1., Penyakit infeksi atau radang di saluran pencernaan atau di pusat keseimbangan .

2.Penyakit-penyaki karena gangguan metabolisme seperti kelainan metabolismekarbohidrat


(galaktosemia dan sebagainya), kelainan metabolisme asam amino/asamorganic (misalnya
gangguan siklus urea dan fenilketonuria)

3.Gangguan pada system syaraf (neurologic) bisa karena gangguan pada struktur
(misalnyahidrosefalus), adanya infeksi (misalnya meningitis dan ensefalitis), maupun
karenakeracunan (misalnya keracunan syaraf oleh asiodosis dan hasil samping
metabolismelainnya)

4.Masalah sensitifitas

5. Keracunan makanan atau Toksin di saluran pencernaan

6.Kondisi fisiologis misalnya yang terjadi pada anak-anak yang sedang mencari perhatiandari
lingkungan sekitarnya dengan mengorek kerongkongan dengan jari telunjuknya.Penyakit
gastroenteritis akut merupakan penyebab muntah yang paling sering terjadi pada anak-anak.
Pada kondisi ini, muntah biasanya terjadi bersama-sama dengan diaredan rasa sakit pada perut.
Pada umumnya disebabkan oleh virus dan bakteri patogen.Virus utama penyebab muntah
adalah rotavirus, sementara bakteri patogen mencakupSalmonella, Shigella, Campylobacter dan
Escherichia coli.C.

C . MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala Vomiting atau Muntah antara lain:

1. Keringat dingin

2. Suhu tubuh yang meningkat


3. Mual

4. Nyeri perut

5. Akral teraba dingin

6. Wajah pucat

7. Terasa tekanan yang kuat pada abdomen dan dada

8. Pengeluaran saliva yang meningkat

9.Bisa disertai dengan pusing

D. PATOFISIOLOGI

Impuls

– impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan simpatis.Impuls- impuls
aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul sebagai responterhadap distensi
berlebihan atau iritasi, atau kadang- kadang sebagai respon terhadaprangsangan kimiawi oleh
bahan yang menyebabakan muntah.Muntah merupakan respon refleks simpatis terhadap
berbagai rangsangan yang melibatkan berbagai aktifitas otot perut dan pernafasan.Proses
muntah dibagi 3 fase berbeda, yait :

a. Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan
padaorgan dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh retching atau munta.

b.Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic dengan
glottistertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada dan diafragma
sehinggamenimbulkan tekanan intratoraks yang negatif
.c.Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai dengankontraksi
kuat otot perut, diikuti dengan bertambah turunannya diafragma disertai dengan penekanan
mekanisme antirefluks. Pada fase ini, pylorus dan antrum berkontraksi, fundusdan esofagus
berelaksasi dan mulut terbuka.

E. PATHWAY KEPERAWATAN

GANGGUAN KEKESEIMBANGANCAIRAN DAN ELEKTROLIT

NUTRISI KURANG DARIKEBUTUHAN TUBUH


F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan awal pada pasien dengan keluhan muntah adalah mengkoreksikeadaan


hipovolemi dan gangguan elektrolit. Pada penyakit gastroenteritis akut denganmuntah, obat
rehidrasi oral biasanya sudah cukup untuk mengatasi dehidrasi.Pada muntah bilier atau suspek
obstuksi intestinal penatalaksanaan awalnya adalahdengan tidak memberikan makanan secara
peroral serta memasang

nasogastic tube

yang dihubungkan dengan


intermittent suction. Pada keadaan ini memerlukankonsultasi dengan bagian bedah untuk
penatalaksanaan lebih lanjut.Pengobatan muntah ditujukan pada penyebab spesifik muntah
yang dapatdiidentifikasi. Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui
penyebabyang jelas tidak dianjurkan. Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak
dengangastroenteritis sekunder atau kelainan anatomis saluran gastrointestinal
yangmerupakan kasus bedah misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis

(HPS), apendisitis, batu ginjal, obstruksi usus, dan peningkatan tekanan intrakranial. Hanya
pada keadaantertentu antiemetik dapat digunakan dan mungkin efektif, misalnya pada mabuk
perjalanan (motion sickness), mual dan muntah pasca operasi, kemoterapi kanker,muntah
siklik, gastroparesis, dan gangguan motilitas saluran gastrointestinal.Terapi farmakologis
muntah pada bayi dan anak adalah sebagai berikut:

1. Antagonis dopaminTidak diperlukan pada muntah akut disebabkan infeksi gastrointestinal


karena biasanya merupakan

self limited

. Obat-obatan antiemetik biasanya diperlukan padamuntah pasca operasi, mabuk perjalanan,


muntah yang disebabkan oleh obat-obatansitotoksik, dan penyakit refluks gastroesofageal.
Contohnya Metoklopramid dengandosis pada bayi 0.1 mg/kgBB/kali PO 3-4 kali per hari. Pasca
operasi 0.25 mg/kgBB per dosis IV 3-4 kali/hari bila perlu. Dosis maksimal pada bayi 0.75
mg/kgBB/hari.Akan tetapi obat ini sekarang sudah jarang digunakan karena mempunyai
efekekstrapiramidal seperti reaksi distonia dan diskinetik serta krisis okulonergik.Domperidon
adalah obat pilihan yang banyak digunakan sekarang ini karenadapatdikatakan lebih aman.
Domperidon merupakan derivate benzimidazolin yang secarainvitro merupakan antagonis
dopamine. Domperidon mencegah refluks esophagus berdasarkan efek peningkatan tonus
sfingter esophagus bagian bawah.

2 . Antagonisme terhadap histamine (AH1)Diphenhydramine dan Dimenhydrinate (Dramamine)


termasuk dalam golonganetanolamin. Golongan etanolamin memiliki efek antiemetik paling
kuat diantara antihistamin (AH1) lainnya. Kedua obat ini bermanfaat untuk mengatasi mabuk
perjalanan (motion sickness) atau kelainan vestibuler. Dosisnya oral: 1-1,5mg/kgBB/hari dibagi
dalam 4-6 dosis. IV/IM: 5 mg/kgBB/haridibagi dalam 4 dosis.

3. Prokloperazin dan KlorpromerazinMerupakan derivate fenotiazin. Dapat mengurangi atau


mencegah muntah yangdisebabkan oleh rangsangan pada CTZ. Mempunyai efek kombinasi
antikolinergik danantihistamin untuk mengatasi muntah akibat obat-obatan, radiasi dan
gastroenteritis.Hanya boleh digunakan untuk anak diatas 2 tahun dengan dosis 0.4 – 0.6
mg/kgBB/haritiap dibagi dalam 3-4 dosis, dosis maksimal berat badan <20>
4. AntikolinergikSkopolamine dapat juga memberikan perbaikan pada muntah karena
faktorvestibular atau stimulus oleh mediator proemetik. Dosis yang digunakan adalah
0,6mikrogram/kgBB/ hari dibagi dalam 4 dosis dengan dosis maksimal 0,3mg per dosis.

5. 5-HT3 antagonis serotoninYang sering digunakan adalah Ondanasetron. Mekanisme


kerjanya didugadilangsungkan dengan mengantagonisasi reseptor 5-HT yang terdapat pada CTZ
di area postrema otak dan mungkin juga pada aferen vagal saluran cerna. Ondansentron
tidakefektif untuk pengobatan motion sickness. Dosis mengatasi muntah akibat kemoterapi 4 –
18 tahun: 0.15 mg/kgBB IV 30 menit senelum kemoterapi diberikan, diulang 4 dan8 jam setelah
dosis pertama diberikan kemudiansetiap 8jam untuk 1-2 hari berikutnya.Dosis pascaoperasi: 2–
12 yr <40>40 kg: 4 mg IV; >12 yr: dosis dewasa8 mg PO/kali

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan laboratoriuma

a. ) Darah lengkap

b. ) Elektrolit serum pada bayi dan anak yang dicurigai mengalami dehidrasi.

c) Urinalisis, kultur urin, ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya infeksi ataukelainan
saluran kemih atau adanya kelainan metabolik.

d) Asam amino plasma dan asam organik urin perlu diperiksa bila dicurigai adanya penyakit
metabolik yang ditandai dengan asidosis metabolik berulang yang tidak jelas penyebabnya

.e.) Amonia serum perlu diperiksa pada muntah siklik untuk menyingkirkankemungkinan defek
pada siklus urea .

f. ) Faal hepar, amonia serum, dan kadar glukosa darah perlu diperiksa biladicurigai ke arah
penyakit hati.

g.) Amilase serum biasanya akan meningkat pada pasien pankreatitis akut. Kadarlipase serum
lebih bermanfaat karena kadarnya tetap meninggi selama beberapahari setelah serangan
akut.h) Feses lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai gastroenteritisatau
infeksi parasit.

2. UltrasonografiDilakukan pada pasien dengan kecurigaan stenosis pilorik, akan tetapi dua
pertiga bayi akan memiliki hasil yang negatif sehingga menbutuhkan pemeriksaan bariummeal.

3. Foto polos abdomena)


a.) Posisi supine dan left lateral decubitus digunakan untuk mendeteksi malformasianatomik
kongenital atau adanya obstruksi.

b.) Gambaran air-fluid levels menandakan adanya obstruksi tetapi tanda ini tidakspesifik karena
dapat ditemukan pada gastroenteritis

c.) Gambaran udara bebas pada rongga abdomen, biasanya di bawah diafragmamenandakan
adanya perforasi.

4. Barium mealTindakan ini menggunakan kontras yang nonionik, iso-osmolar,


sertmenggunakan kontras yang nonionik, iso-osmolar, serta larut air.Dilakukan bila curiga
adanya kelainan anatomis dan atau keadaan yangmenyebabkan obstruksi pada pengeluaran
gaster.

5. Barium enemaUntuk mendeteksi obstrusi usus bagian bawah dan bisa sebagai terapi pada
instutepi .

H . SUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a.) Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan

b.) Riwayat kesehatan

1.) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian): mual,muntah.

2) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masukrumah sakit).

3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lainyang pernah
diderita oleh pasien).

4) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lainyang pernah
diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atautidak).

2. Pemeriksaan fisika) Tanda-tanda vital sign

b) Tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa mulut kering, kelopak mata cekung, produksi
urine berkurang)

c.) Tanda- tanda shock

d.) Penurunan berat bada

3. Pemeriksaan Penunjang
a.) Pemeriksaan laboratorium : analisis urine dan darah

b.) Foto polos abdomen meupun dengan kontras

c.) USG

d.) Pyelografi intravena/ sistrogram

e.) Endoskopi dengan biopsy/ monitoring PH esophagus

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

2.Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya rasa mual danMuntah

3.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengangangguan


absorbs

J. RENCANA KEPERAWATAN

1. DIAGNOSA :

.Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan output
cairan yang berlebihan.

Tujuan :

Devisit cairan dan elektrolit teratasi

Kriteriahasil : . Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan
seimbang.

2. Intervensi :

- Observasi tanda-tanda vital.

- Observasi tanda-tanda dehidrasi.

- Ukur infut dan output cairan (balanc ccairan)

- Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 –
2500 cc per hari.

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan, pemeriksaan lab elektrolit.-
Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.
DIAGNOSA :

2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya rasa mual danmuntah

Tujuan

: Mempertahankan keseimbangan volume cairan.

KRITERIA HASIL : Klien tidak mual dan muntah

INTERVENSI :

- Monitortanda-tanda vital

Rasional : Merupakan indicator secara dini tentang hypovolemia.

- Monitor intake dan out put dan konsentrasi urine.

Rasional : Menurunnya out put dan konsentrasi urine akanmeningkatkan kepekaan/endapan


sebagai salah satu kesanadanya dehidrasi dan membutuhkan peningkatan cairan.

- Beri cairan sedikit demi sedikit tapi sering.Rasional : Untuk meminimalkan hilangnya cairan.

Diagnosa :

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun. Nafsu makanmenurun
Berat badan menurun Porsi makan tidak dihabiskan Ada rasa mual muntah.

- Kaji sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi klienRasional : menganalisa penyebab


melaksanakan intervensi.

- Perkirakan / hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsumakan sampai Minimal

Rasional :

Mengidentifikasi kekurangan / kebutuhan nutrisi berfokus pada masalah membuat suasana


negatif dan mempengaruhimasukan.

- Timbang berat badan sesuai indikasi

Rasional :

Mengawasi keefektifan secara diet.

- Beri makan sedikit tapi sering


Rasional :

Tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapatditingkatkan.

- Anjurkan kebersihan oral sebelum makan

Rasional :

v: Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan- Tawarkan minum saat makan bila toleran.

Rasional

: Dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas.- Konsul tetang kesukaan/ketidaksukaan


pasien yang menyebabkandistres.Rasional : Melibatkan pasien dalam perencanaan,
memampukan pasienmemiliki rasa kontrol dan mendorong untuk makan

- Memberi makanan yang bervariasiRasional : Makanan yang bervariasi dapat meningkatkan


nafsu makanklien.

yang didasarkan pada pengetahuan dan 25 penilaian klinis untuk mencapai luaran ).

3. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry,
2011).

4. Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah
ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan megukur hasil
dari proses keperawatan.

KESIMPULAN .

emperhatikan kondisi atau gejala-gejala penyakit di Vomitus atau mual muntah melakukan
pembangunan yang tepat dalam memberikan terapi danpengobatan yang sesuai bagi pasien
yang terserang penyakit tersebut. Kepadapihak rumah sakit diharapakan untuk lebih
meningkatkan mutu dan kualitasdari pelayanan kesehatan yang telah ada untuk
memudahkan dalampenanganan kasus
DAFTAR PUSTAKA

dewan pengurus Pusat Persatuan Perawatan Naisonal Indonesia : Jakarta Selatan .

Gloria M . Bulechek,dkk. 2013 Nuring interventoins Clasiffication . ( NIC )


Putra. Deddy Satriya, Muntah pada dewasa . Di sunting dan di terbitkan .Klinik . Dr Rocky .
bagian Ilmu kesehatan dewasa RSUD Ariffin Achmad/Fk. UNRI Pekan baru

suraatmaja . sudaryat 2005 Munta pada anak dan dewasa dalam kapita selekta gastroentologi
dewasa .CV sagung Seto . Jakarta

Tim Pekerja SDKI DPP PPNI 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai