Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KELOMPOK

PEMANFAATAN ASET PENGOLAHAN SUMBER DAYA ALAM


(IKAN TUDE) MELALUI PEMBENTUKAN UMKM KECAP IKAN UNTUK
MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT
DI KELURAHAN SULAMADAHA – KECAMATAN TERNATE BARAT
I

DISUSUN OLEH:
Junaida Sapta Irsani : 19137017
Nurma Yunita : 19145021
Hasnawati Umaternate : 19131027
Nurafni A. Bayau : 19140063
Asmila Hasan : 19133090
Syamsul Hamri : 19136022
Agil Tatapa : 18147023
Asgar Abd Manaf : 17131037
Candra Sillia : 19148055
Rati Salmun : 19131067
Al Ahdallah K. Rumkel : 19149011
Suwi L : 19146002
Sani Tatapa : 16141008
Mardiyah R. Djen

KEGIATAN MAHASISWA KKN ABCD TAHAP II


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE
KELURAHAN SULAMADAHA
TAHUN 2022
A. Metode ABCD
Metode ABCD memiliki beberapa beberapa tahapan diantaranya discovery,
dream, design, define dan destiny.
1. Discovery (Penemuan)
Tahap pertama ini dilakukan dengan mendalami hal-hal positif yang pernah
dicapai meliputi pengalaman, keberhasilan atas sesuatu yang diinginkan.
Adapun metode yang digunakan dalam tahap discovery yakni dengan
menggunakan wawancara appreciative inquiry, transect, observasi,
pemetaan wilayah.
2. Dream (Mimpi)
Hasil dari tahapan discovery menjadi modal untuk memulai tahap
berikutnya yakni dream, pada tahapan ini dibentuk sebuah grup inti untuk
membangun mimpi masa depan dengan melihat aset-aset yang ada.
3. Design (Perencanaan)
Pada tahapan ini mengacu pada mimpi yang telah di bangun oleh kelompok
inti dengan menrancang sebuah strategi, proses dan mekanisme untuk
merealisasikan mimpi yang telah dibagun. Dalam proses ini, kelompok inti
harus aktif untuk memberikan ide dan gagasan dalam menyusun
perencanaan program atau kegiatan.
4. Define (Eksekusi)
Tahap ini berisi Tindakan berdasarkan temuan aset dan perencanaan yang
telah dibuat. Kelompok inti akan bergerak bersama dengan menggunakan
aset mereka untuk mencapai visi yang telah mereka rumuskan.
5. Destiny (Takdir)
Tahap ini merupakan serangkaian proses bergotong royong untuk
mewujudkan mimpi, pada tahap ini dilakukan juga evaluasi atas apa yang
telah di lakukan. Jika mengalami perkembangan maka dapat melangkah
tujuan yang lebih besar, dan mengevaluasi kekurangan yang dilakukan
sebelumnya.
Berikut ini merupakan desain metode pengabdian masyarakat yang akan dilakukan :

Inkulturasi terhadap
masyarakat desa : Pemetaan aset :
Kelompok inti
membangun wawancara
membangun
kesepahaman dan appreciative, transect,
mimpi
kesepakatan mapping, dan observasi

Kelompok inti
Monitoring Pelaksanaan atau Merencanakan strategi
dan Evaluasi realisasi program dan proses untuk
mewujudkan mimpi.

a. Discovery (Penemuan)

Program pengabdian masyarakat diawali dengan proses inkulturasi.


Inkulturasi merupakan sebuah proses peleburan kedalam suatu budaya dan kebiasaan
masyarakat. Inkulturasi ini bertujuan untuk membangun kesepahaman antara
mahasiswa KKN dan Masyarakat Kelurahan Sulamadaha. Inkulturasi dilakukan
dengan menjalin interaksi dengan beberapa pihak mulai dari pemerintah desa, tokoh
agama, ibu-ibu PKK, pemuda desa, dan warga sekitar.

Inkulturasi bersama perangkat desa dilakukan dengan melakukan Focus


Group Disscucion (FGD). Pada diskusi itu kami memperkenalkan diri dan
menyampaikan maksud dan tujuan mahasiswa KKN. Inkulturasi yang kami lakukan
sekaligus menambah wawasan kami tentang Kelurahan Sulamadaha baik dari aset,
sejarah dan seputar kegiatan yang dinaungi pemerintah kelurahan. Selain bersama
pemerintah kelurahan, kami juga berinteraksi dengan para tokoh yang ada mulai dari
tokoh agama, pemuda dan tokoh masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang ada di
masyarakat juga kami ikuti seperti; kerja bakti, membantu masyarakat memanen hasil
kebun. Beberapa partisipasi seperti mengajar ngaji dan mengajar disekolah juga kami
lakukan dalam rangka menjalin silaturrahmi dan berbagi pengetahuan. Hal tersebut
kami lakukan tidak terlepas dari memahami adat istiadat Kelurahan Sulaadaha dan
membangun kedekatan antara mahasiswa KKN.

Gambar 1. Inkulturasi bersama masyarakat Kelurahan Sulamadaha


Setelah proses inkulturasi selanjutnya kami melakukan proses menemukenali
aset yakni tahapan discovery, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi maupun
data yang akan kami gunakan dalam pemetaan aset. Dalam hal ini kami melakukan
beberapa cara diantaranya dengan transect (pemetaan wilayah), wawancara apresiatif,
dan mapping. Adapun hasil dari proses tersebut yakni :

Aset Alam Aset alam tahunan :


 Cengkeh
 Kopra
Aset Alam bulanan :
 Singkong
 Pala
 Kelapa
 Pisang
 Holtikultura
Aset Fisik  Jalan Besar (utama)
 Masjid = 1
 Mushollah = 3
 Gereja = 2
 SD = 2
 SMP = 1
 SMA = 1
 PAUD/TK= 1
 Kantor kelurahan = 1
 Puskesmas = 1
 Gedung UPTD = 1
 Pelabuhan = 1
 Toko / Kios = 30 kios
 Tower = 1
Aset Finansial  Anggaran Dana Kelurahan
Aset Individual  Petani = 15 %
 Pegawai Negri Sipil = 10 %
 Buruh tani = 10 %
 Pedagang = 45 %
 Kariawan Perusahaan Swasta = 10 %
 Bidan dan perawat swasta = 10 %

Transect kami lakukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai aset alam
yang ada di Kelurahan Sulamadaha, berikut ini adalah tabel hasil transect :

Tata Guna Pemukiman Kebun Pantai


Lahan

Kondisi  Tanah dan  Tanah Merah  Batu dan pasir


Tanah bebatuan kecil  Tanah berbatu
 Warna gelap dan  Subur
cukup subur
Jenis  Pisang, Pala,  Cengkeh, Pala,  Kelapa, Bambu.
Vegetasi Kelapa, Singkong, Singkong, Jeruk,
Tanaman Jeruk, Mangga, Kelapa, Bambu,
Rambutan, Pepaya, Pisang, Mangga,
Jambu, Langsa, Nanas, Langsat,
dll. Salak, Durian,
dll.
Manfaat  Mendirikan  Untuk  Air untuk irigasi
bangunan penghijauan  Batu dan pasir
 Sumber mata untuk bahan
pencarian bangunan
 Bahan bangunan  Sumber daya
dan bahan bakar alam
Masalah  Jalan disebagian  Musim kemarau  Jalan menuju
daerah masih mengakibatkan pantai Holl
dalam proses tanah menjadi lumayan terjal
renovasi. kering  Ombak yang
 Tanah lumayan besar
mengandung dan tinggi
banyak batu pernah
sehingga sulit mengakibatkan
untuk digali naiknya
bebatuan
dipermukaan
ppantai
sehingga
bangunan
disekitar pantai
tersebut menjadi
ambruk dan
rusak.
Tindakan  Perbaikan jalan  Bantuan  Perbaikan
yang  Perbaikan saluran pemerintah dalam swering atau
pernah air yang mampet pengembangan pembatas
dilakukan  Perbaikan hasil kebun pantai.
bangunan masjid  Menggunakan
asset alam
(perairan)
sebagai bahan
makanan
Harapan  Jalan lebih baik  Penghijauan  Dapat menjadi
 Suasana lebih kebun tempat wisata
kondusif yang layak,
aman dan
nyaman
dikunjugi.

Potensi  Warga kompak  Tanah subur,  Tempat wisata
 Ada keinginan cocok untuk
untuk maju penghijauan
 Air untuk warga  Hasil kebun
cukup cukup banyak
untuk menopang
ekonomi warga

Berdasarkan hasil pemetaan aset, dapat diketahui bahawa aset yang paling
potensial untuk dikembangkan yakni pada aset alam. Kemudian berdasarkan aset
alam tersebut, kami mahasiswa KKN ABCD Tahap II IAIN Ternate mempunyai
inisiatif untuk mengembangkan kembali produk UMKM yang berasal dari aset alam
tersebut yang telah mandeg sebelumnya, yakni kecap ikan.

b. Dream (Mimpi)
Melihat potensi yang dimiliki komunitas sekelompok ibu-ibu yang dahulunya
memproduksi kecap ikan, namun nyatanya pada saat ini telah mandeg karena terdapat
beberapa kendala dalam internal kelompok tersebut. Maka dari itu, kami berdiskusi
dengan salah satu anggota komunitas yang dimaksud, untuk bagaimana
mengembangkan kembali produk kecap ikan.

Diskusi bersama salah satu anggota komunitas tersebut memunculkan harapan


dan sekaligus dream (mimpi) bahwa masyarakat khususnya yang sudah pernah
memproduksi kecap ikan namun mandeg, agar dapat memproduksi dan memasarkan
kembali prouk tersebut dengan berkolaborasi bersama mahasiswa KKN ABCD Tahap
II IAIN Ternate. Karena dari dulu sampai saat ini, kualitas kecap ikan masih banyak
diminati.

Selanjutnya, kami melakuakan Focus Group Discussion (FGD) untuk


mengidentifikasi peluang dan kesempatan yang dapat dengan mudah diraih dengan
merujuk pada aset dan potensi yang dimiliki.
Gambar 2. Proses FGD dalam menumbuhkan dream

c. Design (Perencanaan)

Setelah mengetahui dream yang muncul dari FGD tersebut, kami merancang
design yang merupakan tahap lanjutan dari proses ABCD. Dalam tahapan Design ini
mulai menyusun strategi, mekanisme dan proses untuk mengembangkan kembali
produk yang dimaksud. Diantara Design yang telah dibentuk diantaranya adalah :

Program Langkah yang di lakukan Aset yang dimanfaatkan

 Melakukan observasi dan

Mencari informasi wawancara terhadap


 Aset Individual
produk salah satu anggota
komunitas pembuat
produk
Mempersiapkan alat  Mengadakan pencarian  Aset Individual
dan bahan pembuatan
anggaran
produk

 Menyusun perencanaan
Melakukan produksi  Aset alam (ikan)
kecap ikan produksi dan
 Aset Individual
perlengkapan
Pengadaan kemasan  Membeli packaging dan
dan brand  Aset Individual
membuat logo

 Membuat akun media


sosial untuk pemasaran
online
 Aset Sosial
Pemasaran produk  Sosialisasi di masyarakat
 Aset individual
sekitar
 Branding produk melalui
kegiatan expo kampus

d. Define (Eksekusi)

Setelah membuat perencanaan tersebut, langkah selanjutnya yakni Define yang


merupakan acting on findings yakni kelompok UMKM akan bergerak bersama
dengan menggunakan aset mereka untuk mencapai visi yang telah mereka rumuskan.
Dalam kata lain, tahap ini merupakan proses pelaksanaan program kerja yang telah
disusun.

1. Mencari Informasi Produk


Kami melakukan diskusi bersama salah satu anggota komunitas pembuat
kecap ikan untuk mencari informasi dan menyusun strategi produksi. Pada hari
Minggu, tanggal 09 Oktober 2022 kami mengadakan tukar pikiran dan diskusi
berkaitan dengan pencarian informasi mengenai produk yang akan dirancang
(design), dan berlangsung di kediaman Ibu Rohati.

Gambar 3. Proses pencarian informasi produk

2. Persiapan Alat dan Bahan Pembuatan Produk


Kegiatan yang kami lakukan untuk mempersiapkan alat dan bahan
pembuatan produk kecap ikan dengan cara mencari anggaran dengan membuat
bazar kacang hijau pada hari Selasa, tanggal 11 Oktober 2022 bertempat di
rumah ibu Nuraini Kasman.

Gambar 4. Kegiatan Pencarian Anggaran


3. Produksi Kecap Ikan
Dalam proses produksi terlebih dahulu kami membuat perencanaan terkait
anggaran dana yang akan digunakan untuk menjadi modal. Hasil perencanaan
produksi yang telah dilakukan untuk produksi pertama ini menggunakan modal
dari anggaran yang telah dicari, mulai dari bahan dasar yakni ikan, gula merah,
gula pasir, dan bumbu penyedap lainnya serta alat-alat yang digunakan. Kami
melakukan produksi untuk pertama kali pada hari Rabu, tanggal 12 Oktober
2022.
Gambar 5. Kegiatan Produksi Kecap Ikan

4. Pengadaan Kemasan dan Pelabelan (Branding)


Setelah memproduksi kecap ikan, kami dari mahasiswa merekomendasikan
kemasan yang telah kita kami survey dan pembuatan brand untuk produk kecap
ikan. Untuk kemasan kami menggunakan standing pouch karena lebih simple
dan mudah di dapatkan. Kami melakukan pengadaan kemasan dan brand yang
telah disepakati bersama. Adapun brand atau logo dari produk kecap ikan adalah
sebagai berikut:
Gambar 6. Foto Produk Kecap Ikan yang Telah Ada Brand dan dikemas

5. Pemasaran produk
Dalam berusaha tidak akan terlepas dengan persoalan marketing. Ada
beberapa strategi pemasaran produk yang digunakan diantaranya dengan
menggunakan media sosial, salah satunya Instagram. Media sosial yang lainnya
masih dalam tahap pembuatan akun. Strategi pemasaran lainnya adalah sosialisasi
serta expo produk. Tahap ini termasuk dalam tahap capaian (destiny). Tahap destiny
adalah tahap dimana masing-masing anggota kelompok mengimplementasikan
berbagai hal yang sudah dirumuskan pada tahap perancangan (design), atau dalam
penyebutan lain destiny merupakan proses evaluasi dan pemasaran.
Gambar 7. Pemasaran Produk Kecap Ikan

Anda mungkin juga menyukai