Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Penyakit cacar yang kita kenal saat ini merupakan salah satu penyakit umum

yang disebabkan oleh virus yang sering menyerang anak-anak namun tidak berarti

penyakit ini tidak dapat menyerang orang dewasa. Penyakit ini juga merupakan

salah satu jenis penyakit yang mudah menular, tidak semua penderita yang

mengalami penyakit cacar dapat sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan

medis. Komplikasi akibat terserang penyakit cacar perlu diwaspadai kerena dapat

berakibat fatal sehingga sangat penting untuk mengetehui gejala awal yang timbul

dari penyakit ini.

Cacar air merupakan penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja,

terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Varisela (Cacar air,

“chicken pox”) ialah penyakit akut, menular yang ditandai oleh vesikel di kulit

dan selaput lender yang disebabkan oleh virus varicella.

Cacar api atau bisa di kenal dengan penyakit Impetigo Krustosa adalah penyakit

infeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes atau keduanya

yang terjadi pada kulit. Impetigo krustosa ditunjukan dengan terdapat makula atau papula

menyendiri berwarna merah yang secara cepat berubah menjadi vesikel. Vesikel ini

mudah pecah sehinggah membentuk sebuah erosi, dan ketika isi dari vesikel ini

mengering terbentuk sebuah krusta dengan warna kekuningan seperti madu.

1
2

Sistem pakar ini berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer

agar komputer dapat menyelesaikan seperti yang dilakukan para ahli. Sistem

pakar akan memberikan gejala-gejala yang bisa mengidentifikasi suatu objek

berdasarkan jawaban yang diterima. Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan

nantinya bisa memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat untuk dapat

mengetahui tentang penyakit cacar air dan cacar api. Ada berbagai macam

penalaran dengan model yang lengkap dan sangat konsisten, tetapi pada

kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat terselesaikan secara lengkap

dan konsisten. Ketidak konsistenan tersebut adalah akibat yang seperti itu disebut

dengan penalaran non monotonis. Untuk mengatasi ketidak konsistenan tersebut

maka dapat menggunakan penalaran dengan teori Dempster shafer.

Teori Dhempster Shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian

berdasarkan belief functions and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan

pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan

informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu

kejadian kedalam sebuah sistem (Muhammad, dkk : 2013).

Berdasarkan latar belakang tersebut untuk mengetahui penyakit cacar air

dan cacar api yang mungkin diderita oleh seorang, maka peneliti menggunakan

keilmuan sistem pakar yang menerapkan metode dempster shafer sebagai cara

untuk melakukan penelusuran terhadap penyakit cacar air dan cacar api yang

mungkin diderita beserta solusinya, sehingga dalam skripsi ini peneliti

mengangkat judul “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Cacar Air dan

Cacar Api dengan Metode Dhempster Shafer”


3

I.2. Ruang Lingkup Permasalah

I.2.1 Identifikasi Masalah

Adapun masalah-maslah yang penulis identifikasikan adalah :

1. Dalam mendeteksi penyakit cacar air dan cacar api belum di

implementasikan metode Dempster Shafer.

2. Diperlukannya sebuah aplikasi sistem pakar yang dapat mendiagnosa

penyakit cacar air dan cacar api.

3. Masyarakat atau user kesulitan dalam mendiagnosa penyakit cacar air dan

cacar api.

I.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menerapkan metode Dempster Shafer untuk mendiagnosa

penyakit cacar air dan cacar api ?

2. Bagaimana membangun aplikasi yang dapat mendiagnosa cacar air dan

cacar api dengan menerapkan metode Dempster Shafer ?

3. Bagaimana membantu masyarakat dalam mendiagnosa penyakit cacar air

dan cacar api?

I.2.3. Batasan Masalah

Untuk mendapatkan pembahasan semaksimal mungkin dan agar mudah

dipahami serta menghindari pembahasan yang terlalu meluas maka batasan

masalah yang akan diuraikan sangat dibutuhkan. Adapun batasan masalah dalam

penelitian ini adalah:


4

1. Program aplikasi ini hanya digunakan untuk mendiagnosa cacar air dan

cacar api.

2. Data yang diuji adalah data yang berasal dari sumber pengetahuan dokter

spesialis kulit yang hanya menyangkut penyakit cacar air dan cacar api.

3. Laporan yang dihasilkan adalah mengenai penyakit cacar air dan cacar api

dan solusi penanganannya.

4. Pengolahan data diagnosa penyakit cacar air dan cacar api dengan

menggunakan metode Dempster Shafer.

I.3. Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan metode Dempster Shafer untuk mendiagnosa penyakit cacar

air dan cacar api.

2. Untuk menghasilkan aplikasi yang dapat mendiagosa penyakit cacar air

dan cacar api dengan menerapkan metode Dempter shafer.

3. Membantu masyarakat dalam mendiagnosa penyakit cacar air dan cacar

api.

I.3.2. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memudahkan dalam mendiagnosa penyakit cacar air dan cacar api.

2. Meminimalisasi korban dan kerugian akibat kelalaian dalam

menanggulangi penyakit ini dengan pencegahan sejak dini.


5

3. Sebagai informasi kepada masyarakat tentang penyakit cacar air dan cacar

api.

I.4. Metode Penelitian

Gambar I.1.Waterfall

I.4.1. Analisa Sistem

Didalam melakukan penelitian diperlukan beberapa cara untuk

mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini. Adapun

teknik dalam pengumpulan data ini adalah :

a. Studi Literatur

Yaitu aktivitas penelitian dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal,

paper, makalah dan berbagai referensi dari internet yang ada kaitannya

dengan judul penelitian.


6

b. Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya jawab

dengan pakar penyakit umum di rumah sakit Martha Friska.

c. Observasi

Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan

peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil.

Di dalam melakukan pengembangan sistem penulis menggunakan model waterfall

atau siklus hidup perangkat lunak, siklus hidup perangkat lunak mempunyai

tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak

Pada proses ini dilakukan penganalisaan dan pengumpulan kebutuhan yang

meliputi domain informasi tentang gejala-gejala penyakit cacar air dan cacar

api yang telah dirancang.

2. Desain Sistem

Desain sistem ini dirancang dengan permodelan UML menggunakan

Microsoft Visio yang digunakan untuk membuat desain sistem. Proses ini

berfokus pada struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface,

dan detail algoritma prosedural.

3. Penulisan Kode Program

Penulisan kode program menggunakan Visual Basic 2010 dan SQL Server

2008. Hal ini sangat memudahkan proses pasca perancangan kode program.

Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang
7

telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan

terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.

4. Pengujian Program

Berisi langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan sistem serta

tahapan-tahapan pengujian yang dilakukan untuk masing-masing blok sistem

yang dirancang

a. Menganalisis apakah decision support ini sudah sesuai dengan prosedur.

b. Melakukan pengujian aplikasi sistem ini .

c. Melakukan perawatan decision support.

5. Penerapan Program dan Pemeliharaan

Perangkat lunak yang merupakan suatu kegiatan untuk memelihara perangkat

lunak yang sudah dibuat, pemeliharaan tersebut dilakukan agar keutuhan

program dapat terjaga seperti validasi data, update data, dan integrasi data.

1.5. Keaslian Penelitian

Berikut adalah perbandingan antara sistem pakar dengan metode Dempster

Shafer yang pernah menjadi bahan penelitian sebelumnya.

Tabel I.1. Keaslian Penelitian

No. Penelitian Judul Hasil

1. Muhammad, dkk Sistem Pakar Dengan adanya aplikasi dengan


(2013) Metode Dempster
metode Dempster Shafer maka
STMIK Triguna Shafer untuk
orang awam dapat mengetahui
Dharma Medan Menetukan Jenis
Gangguan
8

Perkembangan gejala gangguan perkembangan


pada Anak
anak tanpa bertemu langsung

dengan dokter atau ahlinya.

2. Amanda dan Analisa Membuktikan bahwa metode


Cahaya (2015) Perbandingan
Dempster Shafer lebih tepat
Teknologi Metode Certainty
untuk diterapkan pada sistem
Informasi, Factor dan
Politeknik Negri Dempster Shafer pakar diagnosa penyakit diabetes
Malang pada Sistem Pakar
melitus karena memiliki tingakat
Diagnosa
kenyakinan lebih tinggi di
Penyakit Diabetes
Melitus banding metode Certainty

Factor.

3. Edi Faizal (2014) Penerapan Teori Sistem mampu mengenali

Teknik Komputer Dampster Shafer penyakit kandungan dengan

STMIK pada Sistem benar sebesar 100% dan

El Rahma Cerdas untuk memiliki tingkat akuransi 90%

Yogyakarta Mendeteksi dengan error rate sebesar 10%

Gangguan dan untuk menunjukan tingkat

Kesehatan kepercayaan terhadap hasil

Kandungan diagnosa sistem maka digunakan

metode Dempster Shafer.


9

1.6. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitiannya dilakukan pada Rumah Sakit Martha Priska yang

beralamat Jln. Kl Yos Sudarso Km.6 No.91 Medan.

1.7. Sistematika Penulisan

Agar dalam penulisan ini dapat lebih terarah, maka penulis berusaha sedapat

mungkin menyusun secara sistematis sehingga diharapkan tahap-tahap

pembahasan akan tampak jelas kaitannya antara bab yang satu dengan bab yang

lainnya. Adapun isi dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang permasalahan, merumuskan

inti permasalahan yang dihadapi, pembatasan masalah, menentukan tujuan dan

manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menjelaskan konsep tentang kecerdasan buatan dan sistem

pakar untuk pemecahan masalah tentang penyakit cacar air dan cacar api serta

prosedur, metode-metode, teori-teori, pengertian dan defenisinya.

BAB III : ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Bab ini berisi tentang analisis dan perancangan terhadap sistem yang

akan dirancang serta pembahasan mengenai tahapan-tahapan penyelesaian

masalah, mendesain arsitektur sistem, cara kerja sistem, desain database dan

interface.
10

BAB IV : HASIL DAN UJI COBA

Pada bab ini menerangkan hasil dan pembahasan program yang dirancang

serta kelebihan dan kekurangan sistem yang dirancang.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari

rangkuman hasil penelitian dan saran-saran yang perlu diperhatikan bagi

pengembangan sistem kedepanya.

Anda mungkin juga menyukai