Gambar 1 :
Scale
Legend Compass
Status Bar
Gambar 2 :
3. Lalu klik menu show navigation dan pilih never (Gambar 3). Maka pada layar
tampilan Google Earth menjadi seperti pada Gambar 4.
Gambar 3 :
Gambar 4 :
Jika kita perhatikan pada tampilan masih terdapat dua informasi yang belum
hilang. Tetapi pada hasil download dengan Stitchmap dua informasi tersebut
akan hilang.
Dengan selesainya tahap persiapan materi pada Google Earth Pro, maka
tahapan mendownload image (citra) wilayah yang dipilih siap dilakukan
menggunakan software Stitchmap.
Tahapan mendownload image (citra) dengan Stitchmap
Apabila wilayah yang akan kita download telah dipersiapkan dengan mengikuti
langkah-langkah di atas, maka tahapan selanjutnya adalah mendownload wilayah
tersebut menjadi image (citra) untuk bahan digitasi dengan software image
downloader yaitu Stitchmap.
Perlu diperhatikan, koneksi komputer dengan jaringan internet masih dan harus
dalam keadaan sempurna dan selama proses ini berlangsung, jangan melakukan
akses apapun terhadap komputer yang sedang dalam menjalankan proses.
(sebagai pembelajaran coba berikan gangguan kepada komputer anda yang sedang
menjalakan proses download. Bagaimana hasilnya?)
1. Buka software Stitchmap. Tampilan pada layar adalah sebagai berikut (Gambar
5). Pada saat melakukan mengakses/membuka software Stitchmap, software
Google Earth Pro masih dalam keadaan siap dan aktif, karena pada saat awal
Stitchmap akan melakukan koneksi langsung dengan Google Earth Pro. Dan ini
akan berlangsung hingga proses download selesai.
Bagaimana tampilan pada stitchmap apabila software Google earth yang
dipakai bukan versi Pro?
Gambar 5 :
Klik
2. Klik menu “Stitch and calibrate Google Earth image” pada sudut kanan bawah
(Gambar 5). Tunggu beberapa saat (saat loading image) hingga muncul
jendela “Step 2” yang menampilkan image wilayah yang dipilih pada Google
Earth sebelumnya (Gambar 6). Pada dasarnya, saat itu stitchmap menampilkan
kembali wilayah yang dipilih sebelumnya dan memberi kesempatan untuk
memperbaiki, menggeser, atau mungkin mengganti wilayah sebelum dilakukan
eksekusi (proses download). Saat proses ini berlangsung, secara otomatis
layar Google Earth akan menghilang untuk sementara waktu.
Gambar 6 :
Saat tampilan tersebut, masih dapat dilakukan perubahan pada image seperti :
memperbaiki, menggeser, zooming, atau mengganti wilayah.
Pada kanan atas terdapat tiga menu : Break, Setting, dan Map. Break berfungsi
untuk membatalkan proses atau kembali ke menu utama (Gambar 5). Setting
berfungsi untuk merubah setting proses, dan Map berfungsi untuk
menampilkan peta foto sementara hasil proses nantinya. Selama proses
download, kita akan gunakan Setting dan Map. Kita juga dapat melihat
ketinggian mata kita seandainya kita melihat lihat dari atas secara tegak lurus.
Contohnya, foto udara diatas diambil dari jarak 807 meter secara tegak lurus.
3. Setelah ditampilkan seperti Gambar 6, kita lakukan Setting hasil proses yang
kita kehendaki.
Klik Setting, maka akan muncul tampilan seperti berikut (Gambar 7).
Gambar 7 :
Dari tampilan menu tersebut biarkan pada status “Plus”. Set pada jendela
menu .tersebut seperti tampilan di atas.
View area : Pilih “Medium (512x512)”
Map image directory : folder tempat menyimpan file pekerjaan kita
Save format : Pilih “jpg”
Pixel format : Pilih 24 bit
Calibration format : Pilih “Global Mapper 1.0 “, artinya menggunakan
software Global Mapper.
Kemudian klik “Accept”.
4. Langkah berikutnya, klik “Map”, maka muncul tampilan seperti pada Gambar 8.
Gambar 8 :
Pada tampilan di atas (Step 3), terdapat menu “Image”. Fungsinya adalah
untuk mengeksekusi (memulai) proses download image. Tetapi sebelum
eksekusi perlu diperhatikan kolom kanan bawah, yaitu blok pengaturan jumlah
scan image yang berpengaruh terhadap tingkat resolusi image (citra). Semakin
banyak jumlah scanning image, maka resolusi citra semakin baik, artinya
stitchmap semakin detail dalam mendownload citra.
Pengaturan jumlah image dinyatakan dalam baris dan kolom. Kita dapat
mengatur bahwa jumlah baris sama dengan jumlah kolom, yaitu apabila kita
memasukkan nilai pada isian baris maka secara otomatis isian kolom akan
sama nilainya.
Baris = kolom
= Baris x kolom
Ukuran Areal
yang akan
didownload
Selain tampilan “Step 3” di atas, juga terdapat “overview” (Gambar 9a), yaitu
jendela yang menunjukkan hasil akhir perkiraan proses download dan akan
menyajikan blok scanning proses download apabila kita mengklik “Image”
(Gambar 9b). Tampilan “overview” berberangan dengan tampilan Gambar 8.
Gambar 9a :
Gambar 9b :
Pada tahap ini lakukan perubahan terhadap jumlah baris dan kolom, apa yang
terjadi pada jendela “Step 3”?. Misalnya kita tentukan nilai 4. Apa yang terjadi?
Coba masukkan dengan nilai yang berbeda-beda.
Tingkat resolusi dapat dilihat pada jendela tersebut sebelum dilakukan “Scan”.
Jika masih ingin melakukan perubahan, maka klik “Back”. Pada isian “Map
name”, isilah nama peta, misalnya : Pelatihan 1. Secara otomatis akan
tersimpan dalam folder yang dibuat pada step sebelumnya. sedangkan pada
isian-isian yang lain akan terisi sesuai dengan nilai setting yang kita masukkan
pada step sebelumnya.
6. Jika isian sudah sesuai, proses download bisa dimulai dengan mengklik menu
“Scan” pada kanan atas. Tampilan menjadi seperti Gambar 11. Perhatikan apa
yang terjadi saat proses download ini berlangsung.
Hal ini akan dijelaskan dalam presentasi.
Gambar 11 :
Perhatikan
Perhatian :
Saat proses scanning (download) berlangsung, software Google Earth
tetap aktif dan jaringan internet harus dalam kondisi aktif sempurna.
Tidak diperbolehkan melakukan akses apapun terhadap komputer
yang digunakan.
Coba akses seperti membuka file berformat .jpg, bagaimana hasilnya?
Jika proses telah selesai maka jendela akan menampilkan hasil sebagai
berikut.
Gambar 12 :
7. Langkah selanjutnya adalah menyimpan hasil proses dengan mengklik “Save
map”. Muncul tampilan seperti berikut. Simpan file pada folder yang jelas dan
mudah dicari. Kemudian klik “Save”.
Gambar 13 :
8. Setelah klik “Save”, muncul dialog box berikut.
Gambar 14 :
Klik “Calibrate now”. Maka akan muncul dialog box seperti berikut.
Gambar 15 :
Gambar 16 :
2. Pada tampilan tersebut klik “Open Your Own Data Files”. Selanjutnya muncul
tampilan window explore seperti Gambar 17, dan pilih file hasil download
menggunakan Stitchmap dalam format .jpg yang akan dilakukan rektifikasi,
kemudian tekan “Open”.
Gambar 17 :
Sebagai contoh dalam pelatihan ini, sebelumnya kita telah mempunyai file data
hasil download dengan Stitchmap yang akan direktifikasi (registrasi) yaitu :
Pelatihan 1.
Sebelum Global Mapper menampilkan image yang dicari, akan ditampilkan
dialog box seperti berikut.
Gambar 18 :
Gambar 19 :
Gambar di atas adalah tampilan layar Global Mapper untuk pelaksanaan
rektifikasi secara manual.
Gambar 20 :
Maka akan ditampilkan :
Gambar 21 :
4.3. Perhatikan dialog box seperti Gambar 21. Pada pilihan “Projection”, klik
tanda panah, kemudian cari dan pilih “UTM”.
Gambar 22 :
4.4. Kemudian pada pilihan “Zone”, pilih dan cari zone wilayah image yang
akan direktifikasi. Contohnya, untuk wilayah Wonogiri adalah termasuk
dalam zone = -49 (108˚E - 114˚E – Southern Hemisphere)
Gambar 23 :
4.5. Kemudian tentukan datum referensi tinggi yang digunakan. Untuk wilayah
Indonesia digunakan datum World Geodetic System 1984 (WGS 84).
Gambar 24 :
4.6. Untuk kolom pilhan lainnya biarkan apa adanya, kemudian klik “OK”.
Perhatikan perubahan apa yang terjadi? (UTM Zone -49 / WGS84 /
meters).
Masih dalam tampilan layar untuk proses rektifikasi (Gambar 20). Pada
tampilan tersebut terdapat tiga buah jendela yang terdiri dari :
- Jendela Entire Image : Jendela ini menampilkan image secara
keseluruhan
- Jendela Zoomed View (Click for Pixel Coordinates) : Jendela ini
menampilkan perbesaran image untuk memposisikan GCP pada image
dengan bantuan tracer pada posisi yang betul-betul tepat dan akurat.
Posisi tracer setelah diklik akan merekam koordinat posisi pixelnya.
Pixel adalah satuan terkecil dari representasi sebuah gambar yang
masih dapat dilihat oleh mata.
- Jendela Reference Image (Load into Main View First) : Jendela ini
menampilkan gambar image yang telah diberi GCP secara keseluruhan.
Fungsinya untuk melakukan pengecekan posisi GCP yang telah
terpasang.
4.7. Selanjutnya kita perhatikan blok “Ground Control Point (GCP) Entry”. Blok
ini berisi kolom-kolom yang harus diisi dengan data koordinat sesuai
dengan proyeksinya yaitu UTM. Sebelumnya kita telah melakukan konversi
koordinat titik-titik GCP image menggunakan GeoCalc. Hasil yang
diperoleh sebagai berikut :
Satu persatu data tersebut diinputkan pada kolom yang sesuai. Perhatikan
contoh berikut :
Gambar 25 :
4.8. Ssetelah menginput data koordinat dengan benar, kemudian kita arahkan
perhatian kita pada tiga jendela di atasnya.
Perhatian pertama pada jendela Entire Image (kiri atas). Arahkan kursor
pada posisi GCP sesuai yang telah ditentukan. Dan lakukan scanning. Apa
yang terjadi?
Gambar 26 :
Kemudian perhatikan kolom tengah atas, Zoomed View (Click for Pixel
Coordinates). Pada bagian ini posisikan kursor tepat pada sudut image
(Gambar 26a). Apabila kurang jelas, maka lakukan perbesaran dengan
menscanning sekitar sudut image. Cara ini dilakukan untuk menambah
tingkat penampakan yang lebih detil dan dapat dilakukan berulangkali
untuk mendapatkan posisi yang paling akurat (Gambar 26b).
Gambar 26a :
Gambar 27 :
Jika sudah “OK”, maka dalam daftar akan tertulis GCP yang dibuat lengkap
dengan koordinat pixel, koordinat UTM, dan koordinat geodetiknya
(Gambar 27). Lalu perhatikan pada jendela-jendela di atasnya. Pada sudut
image telah tergambar tanda silang dan nomor titiknya. Perhatikan
pemberian nama secara otomatis berurutan pada titik-titik GCP yang
dibuat.
Gambar 28 :
Gambar 29 :
Setelah selesai pemberian nama file, secara otomatis Global Mapper
menampilkan image yang telah direktifikasi pada layar utamanya (Gambar
30).
Perlu diperhatikan bahwa hasil proses rektifikasi harus disimpan dalam
format .tiff atau .tif, agar dapat dieksekusi oleh program grafis AutoCad
Map.
Gambar 30 :
5.1. Pada tampilan Gambar 30, tekan menu file, kemudian pilih Export
Raster/Image Format .... (Gambar 31).
Gambar 31 :
Setelah diklik akan muncul dialog box seperti Gambar 32, dan pilih format
GeoTIFF, lalu tekan Ok. Apa beda image format Geotiff dan jpg/jpeg?
5.2. Selanjutnya akan muncul dialog box seperti Gambar 33 berikut.
Gambar 33 :
Kemudian pilih Export Bounds, lalu pilih All Loaded Data (Gambar 34). Lalu
“Ok”.
Gambar 34 :
Maka akan muncul dialog box “Save As”. Tampilan ini Globa Mapper
meminta untuk memberi nama file dan tempat penyimpanannya. Misal
untuk pelatihan ini beri nama file : Pelatihan 1 – Citra TIFF. Lalu tekan
“Save”. Selanjutnya proses penyimpanan berlangsung (Gambar 35).
Gambar 35 :
5.3. Setelah proses penyimpanan selesai, maka berakhirlah proses rektifikasi
dengan software Global Mapper. Lakukan pengecekan apakan file dalam
format .tiff atau .tif telah tersimpan dalam window explorer.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyisipkan data citra format .tiff ke
program grafis AutoCad Map adalah sebagai berikut :
1. Buka paket program grafis AutoCad Map. Pastikan bahwa pulldown menu
“Map” telah terinstall.
2. Klik menu “Map”, kemudian pilih “Image” lalu “Insert”.
Gambar 36 :
3. Setelah klik “Insert”, muncul dialog box Insert Image seperti berikut.
Gambar 37 :
Pilih file image yang akan disisipkan. Dalam pelatihan ini digunakan nama
file : Pelatihan 1 – Citra TIFF.tiff. lalu tekan “Open”.
4. Selanjutnya akan muncul box “Image Correlation” seperti berikut.
Gambar 38 :
Biarkan setting pilihan dan isian apa adanya. Lalu tekan “Ok”.
5. Selanjutnya tampak di layar AutoCad hanya kosong saja, kemudian ketik
pada kolom perintah : Zoom, lalu ketik “E”, seperti gambar berikut.
Gambar 39 :
Pada layar akan muncul image hasil rektifikasi yang telah menempati posisi
dengan koordinat sesuai koordinat bumi (sebenarnya) (Gambar 40).
Gambar 40 :
6. Lalu beri nama file, dan image (citra) siap untuk digunakan sebagai peta foto
terkoordinat (teregistrasi). Apabila di dalam image tersebut kita klik ”ID” pada
suatu obyek tertentu, maka koordinat obyek tersebut akan sama dengan
koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
Apa maksudnya?
Definisi digitasi secara umum dapat dikatakan sebagai proses menjiplak sebuah
gambar dalam bentuk hardcopy (bentuk lembaran kertas) ke bentuk softcopy dalam
hal ini file komputer. Pada awalnya sarana yang dipakai adalah meja digitasi dalam
hal ini gambar berbentuk lembar kertas, tetapi saat ini proses digitasi dapat dilakukan
dari sebuah file (softcopy) yang ditampilkan di layar komputer dan didigit secara on
screen menggunakan program grafis AutoCad.
Banyak sumber data peta untuk dilakukan digitasi, seperti : peta analog, image
remote sensing (penginderaan jauh), dan image hasil scanning.
Dalam pelatihan ini sumber data peta yang digunakan adalah data dalam bentuk
image. Data image adalah data hasil proses remote sensing (penginderaan jauh)
berupa citra satelit atau foto udara
Apa perbedaan citra dan foto?
Apa perbedaan citra satelit dan foto udara?
Syarat-syarat untuk membuat peta digitasi adalah sebagai berikut :
a) Memiliki Koordinat Acuan yang Jelas dan akurat