DINAS KESEHATAN
Jalan Gajah Mada Nomor : 55 (0366) 21150
E-Mail : dinkesklungkung55@gmail.com, Website : dinkes.klungkungkab.go.id
SEMARAPURA
Pendahuluan
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) atau Early Warning Alert and Respons System (EWARS)
merupakan sebuah sistem yang memiliki kemampuan untuk melakukan deteksi dini terhadap
ancaman KLB penyakit menular. Dalam SKDR dilakukan pengamatan gejala penyakit yang mengarah
ke suatu penyakit potensial KLB secara mingguan dengan format tertentu (surveilans berbasis
indikator). Bila dalam pengamatan mingguan ditemukan sinyal peningkatan jumlah gejala penyakit
yang mengarah ke suatu penyakit potensial KLB, dilakukan respon untuk memverifikasi kebenaran
kejadian peningkatan dan respon lain yang diperlukan termasuk penyelidikan epidemiologi (surveilans
berbasis kejadian).
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan disampaikan bahwa Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
merupakan prasyarat program kesehatan dan bertujuan untuk:
a. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor risikonya serta masalah
kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan
keputusan;
b. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/Wabah dan
dampaknya;
c. Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah; dan
d. Sebagai dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang berkepentingan sesuai
dengan pertimbangan kesehatan. Sasaran penyelenggaraan Surveilans dilaksanakan oleh Instansi
Kesehatan Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Instansi Kesehatan di pintu masuk negara dan
Puskesmas. .
Penyelenggaraan surveilans berbasis indikator dan berbasis kejadian diaplikasikan antara lain dalam
bentuk PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) yang didukung dengan pencarian rumor masalah
kesehatan. Setiap unit penyelenggaraan Surveilans Kesehatan melakukan Pemantauan Wilayah
Setempat dengan merekam data, menganalisa perubahan kejadian penyakit dan atau masalah
kesehatan menurut variable waktu, tempat dan orang (surveilans berbasis indikator). Contoh aplikasi
dalam penyelenggaraan surveilans adalah operasionalisasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
(SKDR), atau yang biasa disebut dengan Early Warning Alert Response and System (EWARS) adalah
sebuah sistem yang berfungsi dalam mendeteksi adanya ancaman indikasi KLB penyakit menular yang
dilaporkan secara mingguan dengan berbasis komputer, yang dapat menampilkan alert atau sinyal
peringatan dini adanya peningkatan kasus penyakit melebihi nilai ambang batas di suatu wilayah, dan
Alert atau sinyal peringatan dini yang muncul pada sistem bukan berarti sudah terjadi KLB tetapi
merupakan pra- KLB yang mengharuskan petugas untuk melakukan respon cepat agar tidak terjadi
KLB. Implementasi SKDR di Kabupaten Klungkung dimulai dari Tahun 2009, dengan unit pelaporan dari
puskesmas yang ada di Kabupaten Klungkung Provinsi Bali yaitu sebanyak 9 puskesmas dengan
periode laporan adalah mingguan.
Kinerja SKDR
Kelengkapan dan ketepatan laporan merupakan indikator dalam pelaksanaan SKDR,
dimana target Nasional tahun 2022 adalah sebesar 80 %.
Grafik 1. Kelengkapan dan Ketepatan Laporan SKDR Minggu Ke-30 Tahun 2022
- 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00
Ketepatan Kelengkapan
Pada minggu ke-30, kelengkapan laporan SKDR Kabupaten Klungkung mencapai 100 % dan ketepatan laporan
mencapai 100 % dan telah mencapai target Nasional. Seluruh Puskesmas di Kabupaten Klungkung sudah
melaporkan tepat waktu dan telah mencapai target Nasional untuk ketepatan laporan.
Grafik 2. Kelengkapan dan Ketepatan Laporan SKDR Kumulatif Mg Ke-1 s/d Mg 30 Tahun 2022
Kelengkapan Ketepatan
Secara kumulatif minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-30, kelengkapan laporan SKDR Kabupaten
Klungkung mencapai 100 % dan ketepatan laporan mencapai 98, 89 % dan telah mencapai target
nasional. Seluruh Puskesmas di Kabupaten Klungkung juga telah mencapai target nasional dimana
seluruhnya telah mencapai > 80 % kelengkapan dan ketepatan laporan.
Morbiditas Kasus
Secara keseluruhan cenderung terjadi kenaikan jumlah kasus yang dilaporkan pada minggu ke-30,
terutama penyakit diare akut, GHPR, Suspek Dengue, dan suspek HFMD dibandingkan dengan Minggu
29. Sedangkan untuk kasus ILI (penyakit serupa Influenza) dan suspek Covid-19 terjadi penurunan
kasus begitu juga dengan jumlah kunjungan ada penurunan jumlah kunjungan.
Tabel 1. Jumlah Kasus yang Dilaporkan dalam 4 minggu Terakhir
Mg 27 Mg 28 Mg 29 Mg 30
No. Penyakit
1 Acute Flacid Paralysis (AFP) 0 0 0 0
2 Diare Akut 35 43 42 53
3 Diare Berdarah/ Disentri 0 0 0 0
4 Gigitan Hewan Penular Rabies 31 46 40 48
5 ILI (Penyakit Serupa Influenza) 15 22 46 34
6 Kluster Penyakit yang tidak 0 0 0 0
lazim
7 Malaria Konfirmasi 0 0 0 0
8 Pertussis 0 0 0 0
9 Pnemonia 0 1 1 1
10 Sindrom Jaundice Akut 0 0 0 0
11 Suspek Antrax 0 0 0 0
12 Suspek Campak 0 0 0 0
13 Suspek Chikungunya 0 1 0 0
14 Suspek COVID-19 0 0 5 0
15 Suspek Demam Tifoid 0 0 0 0
16 Suspek Dengue 2 4 1 3
17 Suspek Difteri 0 0 0 0
18 Suspek Flu Burung Pada 0 0 0 0
Manusia
19 Suspek HFMD 0 0 0 2
20 Suspek Kolera 0 0 0 0
21 Suspek Leptospirosis 0 0 0 0
22 Suspek 0 0 0 0
Meningitis/Encephalitis
23 Suspek Tetanus 0 0 0 0
24 Suspek Tetanus Neonatorum 0 0 0 0
I. Rekomendasi.
1. Kasus GHPR yang terjadi di 9 puskesmas supaya dilakukan penanganan sesuai protap dan
selalu berkoordinasi dengan Dinas Pertanian.
2. Kasus Suspek HFMD di Puskesmas Nusa Penida III sebanyak 2 kasus, untuk itu penanganan agar
dilaksanakan sesuai protap, dan pencegahan secara dini disampaikan agar menjaga
kebersihan perorangan dan lingkungan penderita serta membiasakan mencuci tangan
hingga bersih, terutama setelah buang air besar, mengganti popok anak, menyiapkan
makan, dan sebelum makan
SUSPEK DENGUE
4,5
Untuk penyakit Suspek Dengue terjadi
4
Kenaikan jumlah kasus dan kasus ini
3,5 pada minggu ke-30 hanya dilaporkan
3 oleh Puskesmas Banjarangkan I dan
2,5 Nusa Penida II.
2
1,5
1
0,5
0
M-27 M-28 M-29 M-30
PKM. NUSA PENIDA II 2 4 1 2
PKM. BANJARANGKAN I 0 0 0 1
KAB.KLUNGKUNG 2 4 1 3
Respon dan Rekomendasi Tindak Lanjut
❖ Pada masa masih dalam pandemi Covid-19 ini agar setiap kasus ILI dan pneumonia serta
suspek Covid-19 yang ditemukan di puskesmas untuk dilakukan pengambilan swab untuk
pemeriksaaan Covid-19, mencantumkan jumlah kasus ILI, pneumonia dan suspek Covid-19
yang dilakukan pengambilan swab untuk pemeriksaan Covid-19.
❖ Dalam rangka kewaspadaan dini terhadap Kasus Hepatitis akut yang etiologinya belum
diketahui, maka apabila ditemukan adanya kasus sindrom jaundice akut agar dilakukan
investigasi berdasarkan formulir yang sesuai dan pemeriksaan laboratorium terhadap
hepatitis A, B, C, D dan E.
❖ Agar puskesmas selalu melakukan koordinasi dan komunikasi efektif dengan puskesmas
pembantu dan melakukan bimbingan teknis secara berkala terutama untuk pelaporan
penyakit yang dilayanai di puskesmas pembantu maupun sama petugas puskesmas yang
tugas di Poli Umum,
❖ Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor terkait dalam upaya respon dan tindak lanjut
terhadap alert yang muncul
❖ Petugas Puskesmas melakukan analisis data dan membuat grafik trend kasus 4 minggu
terakhir sebagai unit pelapor kepada pimpinan dan lintas program dan sektor terkait sebagai
desiminasi informasi dan dasar untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit diwilayah puskesmas.
.
·
·