98
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga Buku Petunjuk Teknis Penvelenggaraan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular di Puskesmasdapat diselesaikan.
Buku petunjuk teknis ini merupakan bagian dari Buku Pedoman Pengem
bangan Pelavanan Penyakit Tidak Menuiar di puskesmas, meliputi penatalaksa
naan faktor risiko secara terintegrasi di fasilitas pelayanan dasar yang mengadap
tasi dari protokol PEN (Package Essensial Non Communicable Diseases interven
tion in Primary Health Care) dari WHO yang telah mengalami penyesuaian dengan
situasi dan kondisi di Indonesia serta memperhatikan masukan dari berbagai pihak
( PDPI, PERKENI, PERKI, HOG I, POGI, kedokteran komunitas, dan lintas program)
Direktur PPTM
~~ • 0 ,
..
Dr. Ekowati RahaJeng,SKM, M.Kes
NIP 196006101982022001
ii
DAFTAR lSI
Halaman
KATAPENGANTAR ..
OAFTARlSI iii
Bab I PENDAHUlUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 4
1.3 Sasaran 4
1.4 Kebijakan operasional 4
Bab V PENUTUP 74
DAFTARPUSTAKA 75
TIM PENYUSUN 77
LAMPIRAN 80
iii
DAFTAR AlUR
iv
25. Alur-16 h. Thalasemia 51
OM non ulkus
35. Alur-24. Pelayanan dan rujukan kasus di puskesmas ...... ......... .......... ...... 68
v
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar-l. Distribusi penyebab kematian dunia 1
3. Gambar-2. Distribusi penyebab kematian akibat PTM 1
3. Gambar-3. KIEdan Konseling Kesehatan 9
4. Gambar-4. Pengendalian Faktor risiko terintegrasi . 19
5. Gambar-5. Merokok merupakan faktor risiko bersama terhadap PTM 21
DAFTAR TABEL
1. Tabell Gejala Kanker Tertentu yang prognosisnya baik jika dilakukan ...... 28
deteksi dini
2. Tabel 2 Angina Stabil, Riwayat Infark Miokard 34
3. Tabel 3 Nasehat kepada Pasien Asma dan Keluarganya 34
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Pencatatan dan Pelaporan 80
2. Lampiran 2 Pendekatan Faktor Resiko dan Gejala Penyakit 83
Tidak Menular
vi
BABI
PENDAHULUAN
.---..
PTMt..a:nnya ~tw!-t~'S me!itus
Pen.,.~\.itKardiOYlKUlar 16" 3"
MIA la!n1'lya 31"
33"
V', -
DIt~,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Pen~ \it K.rdiovlKu!.ar
48%
Gambar 1: Gambar2 :
Distribusi penyebab kematiandi DistribusLpenyebabkematian akibat PTM
dunia
1
Menurut berbagai penelitian epidemiologi, masalah penanganan PTM
dan faktor risikonya justru terjadi pada masyarakat golongan sosial ekonomi
rendah. Kematian akibat PTM di negara-negara maju terus menurun, seba
liknya di negaranegara berkembang justru meningkat.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa
10 besar penyebab kematian di Indonesia, enam diantaranya tergolong PTM.
Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi 15,4%, disusul Tuberkulosis
7,5%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, perinatal 6,0%, diabetes melitus 5,7%,
tumor 5,7%, penyakit hati 5,2%, penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit
saluran nafas bawah 5,1%.
Riskesdas2007 juga menyebutkan bahwa, prevalensi hipertensi umur >18
tahun di Indonesia mencapai 31,7%, namun hanya 23,9% kasus saja yang
terdiagnosis/minum obat. Prevalensi diabetes mellitus adalah 5,7%, sudah
terdiagnosis 1,5%, sedangkan 4,2% baru terdiagnosis saat penelitian
dilaku kan.
Penyaklt Maternal,
Perinalal dan
M,lnulnsi 28 %
Gamba, 3.
Menurut Data WHO 2011, prediksi kcmungkin<ln
kemanan tahun 2030 Indonesia, Penyaldt
K. rdrovaskular 30%. kanker 13 %, penya"it
respiraSt 7" , drabetes 3%. PTM lalnnya 10%
Cedera 9% dab Penyak,t Menul.r, maternal,
perin~tal, dan malnutrisi 28%.
DIabetes Gan88uan
3% Pern.pasan
".
2
WHO memperkirakan bahwa 90% penyakit diabetes tipe-2, 80% penyakit
kardioserebrovaskular dan 33% penyakit kanker sebenarnya dapat dicegah
dengan mengkonsumsi tinggi serat, olahraga cukup dan tidak merokok.
Maka, upaya prevensi dan promosi harus digalakkan dan diupayakan dapat
menjangkau seluruh golongan sosial ekonomi, termasuk golongan sosial
ekonomi rendah.
Dewasa ini, pelayanan kesehatan di negara-negara berkembang sangat
terbebani oleh peningkatan kebutuhan terhadap penanganan penyakit
jantung, stroke, kanker, diabetes, dan penyakit paru kronik. Upaya penarnba
han fasilitas di rumah sakit tersier yang disertai pengadaan alat-alat canggih
memakan sebagian besar anggaran kesehatan, padahal fasilitas semacam itu
hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil saja dad masyarakat. Akibatnya
upaya prornosi, preventif dan deteksi dini terhadap mereka yang mempunyai
faktor risiko PTM, tidak terlaksana.
Langkah-Iangkah yang dijalankan dalam Pengendalian PTM mencakup :
tujuan dan penetapan target nasional, penilaian hasil penanganan PTM,
memperluas jaringan kemitraan, dan melakukan pendekatan "kesehatan
dalam berbagai kebija:kan", memperkuat sistem kesehatan dan pelayanan
kesehatan di tingkat primer seperti pelayanan di Pusat Kesehatan Masyara
kat (Puskesmas), serta membentuk kapasitas nasional maupun institusional
yang mampu melaksanakan program pengendalian PTM.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan perlu direvital
isasi, agar mampu memberikan kontribusi besar dalam upaya pengendalian
PTM. Dibutuhkan komitmen yang tinggi dari semua pihak untuk meningkat
kan kualitas pelayanan puskesmas. Jejaring yang efektif dan efisien perlu
diciptakan, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia hendaknya dittng
katkan, tersedianya standar pelayanan minimum (SPM) yang komprehensif
(holistik) dan sarana/prasarana diagnostik, serta pengobatan sesuai dengan
standar pengobatan di Puskesmas,juga didukung oleh sistem informasi yang
memadai.
Puskesmas mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai : 1) pusat peng
gerak pembangunan berwawasan kesehatan, 2) pusat pemberdayaan
masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, 3) pusat pelay
anan kesehatan primer.
Dari penjelasan fungsi puskesmas ini, jelaslah bahwa puskesmas bukan
saja berperan menjalankan teknis medls, tetapi juga mengorganisasikan
modal sosial yang ada di masyarakat, agar terlibat dalam penyelenggaraan
kesehatan secara mandiri, sehingga pelayanan yang dilaksanakan oleh pusk
esmas dapat memberikan hasil yang lebih baik karena mampu menjangkau
masyarakat luas dengan biaya lebih rendah.
3
Kombinasi antara teknologi mengelola PTM yang sudah tersedia dengan
personil yang terlatih dan sistem rujukan yang terorganisir, memungkinkan
kebanyakan kasus PTM dapat ditangani dan dikelola di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar.
Berdasarkan hal tersebut perlu disusun petunjuk teknis PPTM sebagai
acuan dalam Penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan di puskesmas.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum :
Memberikan Petunjuk Teknis dalam Pelayanan Pengendahian PTIv1 yang
dilaksanakan secara berjenjang mulai dari Pusat, Provinsi, KabupatenjKota
dan Puskesmas, serta jajarannya.
Tujuan Khusus :
Dengan adanya Buku Petunjuk Teknis ini, diharapkan :
1. Terselenggaranya Pelayanan PTM di Puskesmas secara efektif dan efisien.
2. Terkendalinya faktor risiko dan PTM di masyarakat
1.3 Sasaran
1) Dinas Kesehatan Propinsi
2) Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
3) Puskesmas dan jaringannya
4
BAB II
UPAYA PELAYANAN PENGENDALIAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR 01 PUSKESMAS
5
Pencegahan Tersier adalah suatu kegiatan difokuskan kepada mempertah
ankan kualitas hidup penderita yang telah mengalami penyakit yang cukup berat
yaitu dengan cara rehabilitatif dan paliatif. Pencegahan tertier merupakan upaya
yang dilaksanakan pada penderita sesegera mungkin agar terhindar dari kom
plikasi yang lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang
lama ketahanan hidup. Pencegahan tertier dapat dilaksanakan melalui tindak
lanjut dini dan tata laksana kasus termasuk penanganan respon cepat menjadi hal
yang utama agar kecacatan dan kematian dini akibat penyakit tidak menular dapat
tercegah dengan baik.
Tatalaksana kasus dan respon cepat terhadap kondisi kegawatan PTM
harus dapat dilakukan oleh setiap petugas kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar. Penanganan pra rujukan yang memadai menjadi tolak ukur
keberhasilan setiap pelayanan kesehatan yang diberikan di fasilitas layanan
kesehatan dasar terhadap kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut di
rumah sakit.
Pengendalian PTM difokuskan terhadap faktor risiko PTM, jika sudah
men derita PTM maka akan sulit disembuhkan dengan sempurna, bahkan dapat
men imbulkan kecacatan dan kematian. Disamping itu, PTM memerlukan
perawatan dan pengobatan yang memakan waktu cukup lama dengan biaya
yang tidak sedikit.
6
Promosi kesehatan mengajak masyarakat untuk jargon "CEROIK" menuju
masa muda sehat dan hari tua nikmat tanpa PTM, yang secara harfiah adalah:
7
Alur-1
PENGENDALIAN PTM MULAI DARI POSBINDU
PTM, PUSKESMAS, DAN RUMAH SAKIT
............-.a:tMl_,.... '"f8falttftt'mllmtl~ttU~
pemeriksaan •Hiperglikemia
-+ - Pemeriksaan r+ - Diabetes Melitus
-Obesitas Penunjang - Kanker
- dan lain-lain - PPOK dan Asma
- Gakce dan tisan
- dan lain-lain
POSBINDU
PUSKESMAS
PTM
TATALAKSANA DINI
-Respon cepat
-Pengobatan dini
KONSELING : CERDIK
- Cek kesehatan secara berkala
1
RUJUKAN: - Enyahkan asap rokok
- Rajin aktifitas fisik KIE
RUMAH SAKIT - Diet sehat dengan kalori seimbang
-Istirahat yang cukup
- Kelola stress
8
Gambar 3 - KIE dan Konseling Kesehatan
Mendorong samoa masyarakat untuk mau memeriksakan diri untuk melakukan deteksi dini
khususnya bagi yang be(isiko tinggi PTM.
Manfaatkan pelayanan kesehatan terdekat, dengal) atau tanpa keluhan.
1. Perhatikan konsunsi garam (natrium klorida) dengan cara: membatasi sampai < 5 gram (lsendok
the) per hari, kuran~ garam saat memasak, dan membatasi makanan olahan dan cepat saji
2. Konsumsi buah -buahan dan sayuran : 5 porsi (400 -500 gram I buah buahan dan sayuran per
hari (satu porsi setara dengan 1 buah jeruk, apel,mangga I pisang atau 3 sendok makan sayuran
dimasak
3. Hindari makanan berlemak dengan cars: membatasi daging berlemak, lemak susu dan minyak
goreng « 2 sendok makan perharij, ganti minyak sawit menjadi minyak kelapa dengan zaitun,
kedelai,jagung, minyak bunga matahari dan gantidaging lainnya dengan avam (tanpa kulit)
4. Konsumsi Ikan: Makan ikan sedikitnya 3 kali per minggu, utamakan ikan berminyak sepern
tuna,makarel, salmon, dan kurangi kons umsi gula, dengan anjuran konsumsi gula tidak melebihi
dela'pansendok teh per hari
9
LAKUKAN AKTIVITAS FISIK SECARA TERATUR
Tingkatkan aktivitas fisik secara progresif untuk mencapai tingkat moderat (seperti jalan
cepat), sedikitnya 30 menit per-han ( lima hari dalam seminggu)
Kontrol berat badan dan hindari kelebihan berat badan dengan mengurangi makanan
berkalori tinggi dan melakukanak tivitas fisik yang cukup
KElOLA STRES
Berpikir positif, tidur yang cukup, tertawa, berolah raga, meditasi, dengarkan rnusik,
libatkan indera tubuh, lakukan pemijatan, miliki sikap mental pemenang, bangun
hubungan positif, seleksi yangkita baea,dengardanlihat, mendekatkan diri pada sangp
encipta
- Bila pasien diberi resep obat, maka ajarkan: cara rninum obat di rumah,
jelaskan perbedaan antara obat-obatan yang harus diminum untuk jangka
paniang (misalnya obat Hipertensi) dan pemakaian jangka pendek
menghilangkan gejala (misalnya pelega untuk mengatasi mengi) menjelaskan
efek samping obat, konsultasikan ke Dokter jika ada keluhan setelah minum
obat.
_ Jelaskancara kerja tiap-tiap obat, jelaskan dosis yang digunakan untuk
tiap obat dan berapa kali minum sehari, bungkus masing-masing tablet dan
berikan label.
- Memastikan pemahaman pasien sebelum meniggalkan tempat pengambilan obat.
Jelaskanpentingnya untuk menjaga kecukupan obat-obatan.
- Minum obat secara teratur seperti yang disarankan.
10
Sehubungan dengan pengendalian faktor risiko merokok, alur berikut digu
nakan sebagai pendidikan kesehatan dan konseling untuk berhenti merokok
(lihat Alur-2)
A1. Ask
(tanyakan)
[ Apakahandarnerokok?
B-? IngatJcan kembali banwa
meningkatkanrisikopenyakitjantung
merokoi
J
YA I
A2. Advice
1
(na.sihatkan) Nasihatkan untuk berhenti rnerokok dengan memberikan pandangan yang jernih,
kuat dan individualistis.
NTembakau meningkatkan fisiko serangan jantung, stroke, kanker paru, penyakit
respirasi. Berhenti merokok merupakan hal terpenting yang perlu anda lakukan untuk
melindungi
jantung dan kesehatan anda, stop merokok sekarang. "
'-¥
A3:ASSESS Apakaihanda ingin berhenti
(kajian) I merokok sekarang? I
W
~ ~
I
Va Tidak
I I I
I ~
Bantu mempersiapkan rencana berhenti
M enyediakan Informasi
merokok:
kesehatan tentang
A4: ASSIST - Tetapkan tanggal berhenri
(memberika . Informasikan kepada keluarga dan
bahaya merokok dan
n dukunqan) mernberiken leaflet-
teman
leaflet terkait kepada
- Meminta dukungan mereka
pasien
- Buang jauh-jauh rokok I ternbakau
. Singkirkan benda-benda I artikel yang
menimbulkan keinginan merokok
- Mengetur kunjungan tindak lanjut •
rd~alnya . kunjungan follow ·up kedua dianjurkan da/am bulan yang same, kemudian setiap bulan
sesudahnya se/ama empat bulan dal) eva/uasi setelah satu tahun. Jika tidak memungkinkan,lakukan
konse/ing setisp ka/i pasien da/ang unluk pemeriksaan tekanan darah
11
2.2 Upaya Penapisan dan Deteksi Dini
Dalarn perjalanan penyakit tidak menular selain faktor risiko perilaku,
faktor risiko antara dapat dikendalikan karena itu perlu dilakukan deteksi dini
dan diintervensi secara dini agar tidak berlanjut menjadi fase akhir terjadinya
penyakit TM yang akan memberikan beban biaya kesehatan sangat mahal.
Faktor risiko PTM ada yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat di modifi
kasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu riwayat penyakit dalam
keluarga, kelahiran prematur, usia, dan jenis kelamin. Faktor risko yang dapat
dimodifikasi antara lain adalah : kurang aktivitas fisik, pola makan yang tidak
sehat dan seimbang, gaya hidup tidak sehat {merokok, mengkonsumsi alko
hoi, kurang sayur dan buah, berat badan lebih, dan obesitas (obesitas umum
dan obesitas sentral), stres, dislipidemia (metabolism lemak yang abnormal),
hiperglikemia (kadar gula darah tinggi), dan perilaku yang berkaitan dengan
kecelakaan dan cedera, seperti perilaku berlalu lintas yang tidak benar. Sema
kin dini penyakit tidak menular ditemukan akan sernakin baik dalam penata
laksanaannya dan mengurangi terjadinya komplikasi yang bersifat fatal.
12
2) Pelayanan pas if
Skrining dapat dilaksanakan secara terintergrasi misalnya melakukan
pemeriksaan Tinggi Badan, B erat Badan, Tekanan Darah, Lingkaran
Perut, Index Masa Tubuh, disertai pemeriksaan Gula Darah Sewaktu
-waktu, kolesterol, albuminurin , IVA dan terintegrasi dengan program
lain (misalnya pemeriksaan Tekanan Oarah, Gula Darah Sewaktu dan
dalam pemeriksaan darah rutin untuk ibu hamil saat ANC(Ante Nata I
Care); pemeriksaan IVA sadari dan CBEbersama pad a ibu yang
berusia
30-50 tahun dengan kontrol KB, dan pemeriksaan mata pada pende
rita OM)
13
Alur 3a Uji tapis / Screening Kanker leher rahim
Tingkat Komunitas Mengajak ibu - ibu usia 30-50 tahun untuk melakukan penapisan kanker leher rahim
Tingkat Yankes Melakukan konseling. ttg kanker leher rahim, faktor risiko dan pencegahanova
Prime'r/Sekunder
lbu memilih
dirujuk
Langsung
Krioterapi
Evaluasi
-Apakab sudah bisa
Kembali setela h satu bulan pasea krioterapi melakukan hubungan seksual
-lesi sudah sembuh
1- L_K_e_m_ba_el_oi
_a_m_b_u_13_n_p_3s_c_a_k_r_io_t_e_ra_p_i_
lesi prakanker
Acetowbite (.) atau
.. 6 bulan ke-l
-··6 bulanke-II
IVA (-J f-. Ulangi setelah lima tahun bila tidak ada keluhan
Ket:
• lesi > 75% meluas ke dinding vagina atau leblh dan 2mm
dari diameter k(ioprob atau kedtrn saturan diluar jangkauan
krioprobc
•• 6 bulan I: 6 bulan pasca krio
pertama
••• 6 bulallil ; 6 bulall oasca kriQ kedu
a
14
Skrining kanker payudara dapat juga dilakukan secara terintegrasi dengan
leher rahim pada kelompok umur yang sarna, dengan menggunakan alur di
bawah ini (Iihat Alur-3b)
Mengajak ibu - ibu dalam kelompok usia ~O-50lahun uniuk melakukan penapisan kanker payudara
Tingkat Komunitas
Ajarkan SADARI
Keterangan:
RS yang betum memlliki fasilitas mammografi. cukup dllakukan USG olen Radiolog
15
2.2.2. Deteksi Dini
Melalui kegiatan deteksi dini faktor risiko PTM diharapkan dapat
dilakukan penanganannya sesegera mungkin, sehingga prevalensi
faktor risiko, angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat PTM
dapat diturunkan serendah mungkin. Deteksi dini faktor risiko PTM
dapat mencegah dampak yang memiliki konsekuensi sosial dan
ekonomi, karena untuk pengobatan PTM perlu waktu yang lama dan
dengan biaya mahal, misalnya miokard infark, stroke, gagal ginjal,
amputasi, dan gangguan penglihatan, PPOKderaiat berat.
Deteksi dini PTM dilakukan terhadap faktor risiko dan dengan men
genali tanda dan gejala, seperti pada :
a. Penyakit Kanker, dapat dilaksanakan pada beberapa jenis kanker,
dengan cara yang lebih mudah dan dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan di tingkat dasar sekalipun, yaitu: pada kanker leher rahim
menggunakan metode IVA (Inspeksi Visual dengan menggunakan
Asam asetat), kanker payudara (mengajarkan SADARI (PerikSA
payuDAra sendiRI) dan melaksanakan metode CBE=Clinical Breast
Examination), dan menggunakan senter atau pemeriksaan fundus
kepi untuk mendeteksi Retinoblastoma
b. Penyakit Jantung, dengan tanda utamanya adalah adanya keluhan
sakit dada yang khas disertai peningkatan enzim-enzim jantung
seperti CPK-CKMBtroponin, bila positif jelas terjadi suatu penyum
batan koroner.
c. Penyakit jantung-pembuluh darah dan DM (melalui pemeriksaan
kadar kolesterol dan gula darah), Obesitas (melalui pemeriksaan
IMT, dan lingkar perut).
Deteksi dini diabetes dan penyakit jantung-pembuluh darah dapat
dilaksanakan secara terintegrasi dengan mengikuti alur di bawah ini
(Lihat Alur-4)
16
d. PPOK dengan tanda utama adanya keluhan batuk/sesak, untuk
PPOK usia diatas 40 tahun dengan riwayat merokok disertai gang
guan pernapasan berupa batuk kronik yang berulang dan bersifat
progresif disertai perubahan warna sputum, asrna dengan tanda
utama sesak disertai mengi, gejala episodik, dengan riwayat alergi .
PPOKdan Asma
dapat dideteksi dengan pemeriksaan arus puncak ekspirasi (APE)
menggunakan peak flow rate meter dan dilanjutkan dengan pemer
iksaan spirom et rio
e. Hipotiroid (melalui pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone
(TSH) pada Wanita Usia Subur, Wanita hamil, dan Neonatus)
f. Osteoporosis, adanya faktor risiko riwayat patah tulang secara tiba
-tiba karena trauma ringan atau tanpa trauma, tubuh makin pendek
dan bongkok, skrining dengan tes 1menit
g. Gagal Ginjal Kronik
h. Thalasemia dengan adanya riwayat thalasemia dalam keluarga,
sering anemia tanpa perdarahan, pemeriksaan darah tepi ditemu
kan anemia mikro
i. Systemic Lupus Eritematous (SlE) dengan periksa Lupus sendiri
"SALURI"
Deteksi dini PPOKdan asma secara terintegrasi dapat juga dilakukan
di ouskesmas dan [ajarannva dengan memperhatikan alur di bawah
ini (Lihat Alur-6)
Subjek Perokok /
Mantan Perokok Oatang dengan infeks;
Deng"n Usia = 35 tahun Pcrnapasan akut / berulang
Pemeriksaan APE
Pemeriksaan Spirometri
dan Uji bronkoc!ilator jlk3
ada obstruksl sal. Napas
17
Catatan :
Perokok adalah subjek yang telah merokok minimal 100 batang
rokok dan sampai dengan penilaian dilakukan masih merokok.
Mantan perokok adalah perokok yang telah berhenti merokok mini
mal satu bulan sebelum penilaian dilakukan.
j. Faktor risiko kecelakaan pacta pengemudi (melalui pemeriksaan
tekanan darah, kadar gula darah, alkohol, amphetamin) dan tindak
kekerasan dalarn rurnah tangga (melalui pengenalan cedera tidak
wajar yang mengarah pada kekerasan dan pembuatan visum).
Berikut diberikan contoh alur pemeriksaan faktor risiko kecelakaan
pada pengemudi dimana pelaksanaannya melibatkan lintas sektor
terkait yaitu perhubungan dan kepolisian.
Berikut diberikan contoh alur pemeriksaan sektor risiko kecelakaan
pada pengemudi dim ana pelaksanaanya melibatkan lintas sektor
terkait yaitu Perhubungan dan kepolisian .
Pada pengendalian faktor risiko kecelakaan dan tindak kekerasan
di jalan raya dengan menggunakan alur di bawah ini (Lihat Alur-7)
A
(jI --~
R ~
M
A KendaraanJBus
0
A
1Pt
8 ,
... Pemulihan
a.Pendaftaran kondisi 1. Layak
~"iNg) Kelengkapan
adminislrasi
b.Pemeriksaan pasien
(Tekanan carat, gula Pemberian
2. Layak
dengan
Pengemudi (SIM, STNK) darah, alkohol dan obat catatan
l
Puskesmas atau Pos
18
Kegiatan pemeriksaan deteksi dini faktor risiko PTM, dapat dilak
sanakan dengan cara aktif (memberikan pelayanan kesehatan sedekat
mungkin ke masvarakat melalui kegiatan di luar gedung joutreach
activities) dan secara pasif (dengan melakukan kegiatan deteksi dini
pada Masyarakat Khususj Kelompok Khusus bahkan pada suatu event
atau kegiatan tertentu dimana berkumpul banyak orang seperti rapat
kerja, seminar, workshop, rnenunggu kunjungan masyarakat ke pusk
esrnas.
PENYAKITJANTUNG
DAN PEMBULUH DARAH
KANKER
DIABETES
KURANG
AKTIVITAS
FISIK
PENYAKIT PERNAFASAN
KRONIK
OSTEOPOROSIS
GAKTI
19
Oalam menentukan diagnosis dan selanjutnya untuk tatalaksana
penyakit tidak menular berdasarkan faktor risiko utarna ditambah
dengan keterangan mengenai keluhan dan gejala yang ada, sebagai
pengendalian faktor risiko teritegrasi.
l.3.2. Tatalaksana
Tatalaksana pengobatan dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.
Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilan
dasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi
pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan risiko sekecil mung
kin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengo
batan yang rasional.
wataupun pengendalian PTM lebih difokuskan pada faktor risiko
perilaku dan penyakit antara, namun fase akhir penyakit tetap menjadi
perhatian. Tatalaksana penderita PTM (kuratif-rehabilitatif) yang efek
tif dan efisien, yCing didukung kecukupan obat, ketenagaan,
sarana/prasarana. sistem rujukan, jaminan pembiayaan dan regulasi
memadai, untuk menjamin akses penderita PTM dan faktor risiko
terhadap tatalaksana pengobatan baik di tingkat pelayanan kesehatan
primer, sekunder maupun tertier.
Pengobatan yang tepat, cepat, efektif dan rasional dilakukan untuk
PTM beserta faktor risikonya, yaitu Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah, Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik, Kanker dan Penyakit
Kronis dan penyakit degeneratif lainnya ditambah dengan gangguan
cedera dan tindak kekerasan.
Tatalaksana PTM di puskesmas dapat dilaksanakan secara terinte
grasi mulai saat ditemukan faktor rislko sampai pada penatalaksa
naannva. merokok sebagai suatu faktor risiko bersama PTM dapat
menyebabkan PTM, maka jika pasien dengan riwayat merokok/bekas
perokok datang ke puskesmas dengan gejala pernapasan (Asma,
PPOKJcuriga kanker paru) maka dokter juga harus memikirkan
kemungkinan-kemungkinan apakah pasien tersebut juga memiliki
penyakit jantung/kardiovaskular atau metabolik (OM) atau kemungki
nan PTM yang lainnya. Demikian pula jika datang dengan riwavat
merokok dengan gejala sering makan, sering minum, sering kencing,
gemuk karena penyakit metabolik maka dokter juga harus memikirkan
apakah pasien juga memilikf kemungkinan PTM lainnya seperti penya
kit jantung.
20
Gambar 5. Merokok Merupakan Faktor Risiko
Bersama terhadap PTM
• BATUK
KRONIS
GANGGUAN
5ESAK
PERNAPASAN
- HIPEIHENSI ANGINA,
SESAK INFARK
- NYERI DADA GANGGUAN
JANTUNG OAN MIOCARD
HIPERKOLESTEROL
SAKIT KEPALA PEMBULUH DARAH
- OBESITAS
- SERING MAKAN
GANGGUAN
- SERING MINUM METABOLIK
- SERING
I'<ENCING
21
Untuk menilai risiko penyakit jantung dan pembuluh darah digu
nakan Carta prediksi faktor risiko. carta ini memprediksi seseorang
untuk berisiko menderita penyakit jantung dan pembuluh darah 10
tahun kemudian berdasarkan umur, jenis kelamin, tekanan darah.
merokok, total cholesterol dan ada tidaknya Diabetes Mellitus. Carta
ini dapat digunakan di Indonesia menggunakan carta sub regional B
(SEARB} seperti dibawah ini ;
Nama :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. Umur:
tahun
Umur
Tahun Laki - Laki Perempuan
m
Bukan Perokok Perokok Bukan Perokok Perokok
l~:~
" I,', I
140
• 120
4567845678 4 5 6 7 8 4 5 6 7 8
23
Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan dengan talaksana
yang harus dilakukan sesuai dengan ringkat, lihat alur 7 di bawah ini:
Alur-7
Tatalaksana hipertensi dan diabetes terintegrasi pencegahan seran
gan jantung, strok dan ginjal yang terintegrasi dengan hipertensi,
diabetes dan rokok sebagai faktor risiko sebagai pendekatan awal
(enterypoint)
Gunakan usia. jenis kelamin. status merokok. tekanan darah sislol, diabetes
A (kadar kolesl~rol darah bila ada)
Bila usia 50-59 tahun pilih kolom kelompok usia 50, bila 60-69 tahun pilih kolom kelompok usia 60 dst;
untuk usia c 40 tahun pilih kolom 40 tahun
24
- ,-----------------------------------------,
I Langkah 4.Tetapkan risiko ~rdi~~aSkUler bagi yang tidak dirujuk K Bila risiko < 20% :
r--+ Check ulang tiap 12 bulan untuk dinilai kembali risiko
------- -_._----------------, kardiovaskuler Konsultasi diet, aktifitas fisik, berhenti rnerokok
u
Semua subvek dengan tekanan darah >160/100 mmHg harus Ulangi langkah
diberikan obat anti hipertensi N 2,3,4. Bila risiko 20% - < 30% :
Semuapasien dengandiagnosisdiabetes dan penyakit Ikuti kriteria rujukan Lanjutkan seperti langkah 4 dan check ulang tiap 3 bulan
kardiovaskuler untuk semua
K kunjungan (sesuai
(penyakit jantung coroner, infark miokard, serangan iskemik
langkah-3) Bila risiko masih tetap > 30%
~ transien/TIA, penyakit cerebrovaskuler atau penyakit vaskuler
u perifer), bila stabll hendaknya terus minum obat yang sudah Tatalaksana
Setelah 3 - 6 bulan intervensi obat-obatan pada kunjungan pertarna,
u sebagai berikut lajutkan ketingkatberikutnya
diresepkan dan dianggap mempunyai risiko > 30%. Semua subyek
L
N dengan kadar kolesterol total> 320 mg/dl harus diberikan nasihat
N
pola hidup sehat dan terapi statin
Jangan tambahkan garam di meja makan dan hindari makanan asin, makanan cepat saji,
G
Risiko < 20% : makanan kaleng dan burnbu penyedap makanan
u
Ukur kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin anda secara teratur
- Perlu konsultasi diet, aktifitas fisik, berhenti merokok (alur A
N konseling faktor risiko PTM) NASIHAT KHUSUS BAGI PENDERITA DIABETES
- Bila risiko < 10% check kembali dalam waktu 12 bulan N
G - Bila risiko 10 - < 20% check kembali tiap 3 bulan hingga target Bila anda dalam terapi diabetes yang dapat mengakibatkan hipoglikernik, bawalah selalu
tercapai, selanjutnya tiap 6-9 bulan gula atau gula-gula, Bila memungkinkan periksakan mata teratur setiap tahun
Langkah 5.
A Jangan berjalan tanpa alas kaki atau kaos kaki, cuci kaki dengan air hangat dan jaga agar
Obati
r--.------- ------------------_,
sebagaimana 1----310 selalu kering terutama di sela-sela jari kaki
N
Risiko 20 - < 30% : K
Tercantum Jangan potong atau bubuhi bah an kimia pada callus atau corns
disamping: Perlu konsultasi diet, aktifitas fisik, berhenti merokok (alur
Periksa kaki anda setiap hari dan bila bermasalah atau ada luka segera temui dokter anda
konseling faktor risiko PTM) E
Langkah tambahan : Bila dengan diet diabetes kadar gula puasa tetap di atas normal, berikan
Tekanan darah menetap > 140/90 mmHg (pada DM dengan TD
p > 130/80 mmHg) pertimbangkan salah satu obat dosis rendah : o Obat hipoglikemik oral (metformin, sulfonilurea, glinid}, Titrasi metformin hingga kadar gula
Hydrochlorthiazide 25-50 rng perhari, Enalapril 5-20 mg mencapai target yang diingin kan (dosis maksimal 2 g/hari)
E perhari, Atenolol 50-100 mg perhari atau Amlodipine 5-10 mg
u Nasehatkan cara memelihara kaki: Check teratur tiap 3 bulan, bila sarana tersedia, berikan
perhari
statin bagi subyek usia> 40 tahun meskipun risiko kardiovaskuler rendah
R check teratur nap 3-6 bulan.
A Rujuk untuk pemeriksaan mata setiap dua tahun
L_
T
Risiko > 30% :
A Perlukonsultasidiet, aktifitas fisik, berhenti merokok (alur konseling) 2.3.1.2 Tatalaksana berdasarkan gejala dan Tanda
Tekanan darah menetap = 130/90 mmHg harus diberikan salah
M satu dosis rendah obat : thiazide, ACEinhibitor beta-blocker atau
Gambaran gejala dan tanda yang muncul dapat menjadi dasar
calcium channel blocker, PerlukonsuItasidiet, aktifitas fisik, berhenti
merokok (alur konselingFRPTM)) dalam menentukan kemungkinan diagnosis suatu penyakit penyakit,
Tekanan darah nrenetap = 130/80 mmHg : pertimbangkan salah khususnya pada penyakit kanker seringnya tanpa geja!a, bila sudah timbul
satu gejala kemungkinan sudah menderita stadium lanjut, untuk itu sangat
obat dosis rendah : Hydrochlorthiazide 25-50 mg perhari atau,
diperlukan pengetahuan yang benar terhadap dokter umum yang ada di
Enalapril 5-20 mg perhari atau, Atenolol 50-100 mg perhari atau
Amlodipine 5-10 mg perhari, Berikan golongan statin (Check teratur
puskesmas untuk mengerti tanda dan gejala,dapat dilihat seperti
tiap 3 bulan) dibawah ini (Lihat Alur-8)
25
Alur 8. KELUHAN/TANDA dan GEJALA YANG DIDUGA MENDERITA KANKER
TERTENTU:
Batuk kronik, berdarah sedikil, nyeri dada, sesak nafas, bendungan di leher, riwayal merokok
aklif atau pasif (curiga kanker paru)
Benjolan di payudara, retraksi kulit, puling susu mengeluarkan cairan f darah, payudara membesar
sebelah (curiga kanker payudara)
Keputihan,pendarahan per-vaginam: pasca coital, antar-menstruasi, pasca-menopause, nyen perut
bagian bawah'(curiga kanker leher rahim)
Perubahan kebiasaan buang air besar, perdarahan reklum (kanker kolorektal)
Kesulitan dalam buang air kecil, pancaran seni tidak beraturan. rasa ingin buang air kecil
terus rnenerusJ anyang-anyang (kanker prostat)
26
PERLU DIINGAT BAHWA:
Jenis Kanker ya ng geja lanya muncul hanya pada tahap lanjut dan tidak mem baik/prognosis-
nya buruk:
- Lambung (penurunan berar badan, disfagia, dispepsia, nyeri perut, cepat kenyang,
pencernaan terganggu, keasaman dan bersendawa, diare, berulang, sembelit, anemia
defisiensizat besi)
Paru (batuk kronis > 3minggu, dispnea, pneumonia berulang, hemoptisis, suara serak, nyeri dada)
Esofagus (disfagia)
Kantong erncedu/saturanernpedu (ikterik)
Ovarium (sa kit perut, distensi, penurunan berat badan, asites)
Hati (hipoglikemia, pendarahanintraperitoneal, mengangkatserumalfa - fetoprotein - diagnosis
banding: kan ker ovarium dan testis - asites, hepatomagali)
SSP /glioblastoma ( sakit kepala, kejang, muntah pagi dini hari, epilepsi )
Tabel1
GEJALA KANKER TERTENTU YANG PROGNOSISNYA BAlK JIKA DILAKUKAN
OETEKSI DINI
Tanyakan A : Dipahami oleh paslen
Dilakukan oleh
Kemungkinan
Kanker di Doktor Non Doktor
Organ
curetage
I
A: Diare persisten dan/atau Colorectal Adakah anemia Rujuk ke dokter
konstipasi, perubahan kebiasaan defisiensi zat besi,
buang air besar, obstruksi - Singkirkan infeksi dan
pendarahan per-rektum. berat badan haemorrhoid FOBT
turun drastis.
A,B: •Lesi kulil dengan wama merah- Kaposi sarcoma Rujuk ke Pelayanan Rujuk ke
sekunder Kesehatan
B:a infilirasl di kulit
sekunder
28
A, B: • Tumbuh tahi lalal baru atau !
Kesehatan Pelayanan
sekunder Kesehatan
sekunder
A,B : Kencing berdarah, lidak nyen, Kandung Singkirkan infeksi Rujuk ke dokter
strangury kencing
TANYAKAN :Beratnya sesak napas(saat beijalan, naik tangga, berbicara atau saat istirahat),
BercakJ batuk berdarah, nyen dada, riwayat TB/asmaiPPOK, gagal jantung. merokok
(ya/tidak).
.
CU.r Iga atau kanker paru-
Jika sesak na~as ringan dan Jika sesak napas berat Isesak saat
istirahat atau saat be~alan) den9an : '
sedal1g dengan : TBC
paru jika:
-Mengi alau dada rasa berni, ·Frekuensi napas >30per menn • Baluk> 2minggu atau sering,alau
dahak banyak 'Gelisah • Ada riwayalTB alau
-Frekuensi napas 20-30 kali ·Menggunakan 0101 banlu napas (oto! • penurunan berat badan tanpa
-Riwayat kekambuhan leher, otot peru!) alasan jelas
·Gejala kronis 'APE<50% • menderita HIVaiau
'Saturasi 02 (oximetry<90%) , Nyeri dada saat bemapas
• Batuk darah
,I,}
t
APE 50-80% ~
APE >80% ~
Asm~IPPOK Asma IPPOK -Mengi
eksaserbasi eksaserbasi -Suhu > 38°C
ada/tidak Edema Pemeriksaan lanjutan
ringan sedang • denganltanpa nyen
sama sekali kedu unluk TB atau Kanker
-dahak belwama
(silent chest), lungkai pau
·ronki kering (pitting
oedem)#
l
~I
Foto thorax dall
Infeksi saluran sputum BTA
napas bagian bawah
Kemungkinan
AsmafPPOK Sesuai alur
Alur tatalaksana Gagal jantung
( eksaserbasi latalaksana infeksi
AsmaJPl>OK Sesuai alur
berat saluran napas Jika T61
gagal jantung
Sesuai
tatalaksana TB
30
Bila ditemukan edema pada kedua tungkai (pitting oedem), maka
dokter umum di puskesmas perlu memikirkan beberapa kemung
kinan penyakit yang diduga oleh penderita, untuk memudahkan
beberapa kemungkinan penyakit dapat dilihat pada alur di bawah ini
(Lihat alur-10)
ALUR 10
PEMBENGKAKAN TUNGKAI
'W4iW··i
Ibu hamilatau
setelahmelahirkan
penyakitjantung,
cy
Peminum alkohol, keluhanpusing,
Sesak,
danlataudengan
orthopnea,
,
!
TANYAKAN
J
OM, hipertensi
Edema keduatungkai
~
Edema keduatungl<ai Edema keduatungkai
~
pandangankabur
Edema keduatungkai
!
PERIKSA
t
OIDUGA Ronkhl basah halus,
!
Ikterik, CVP Wajah ben9kak,CVP
1
Tekanan darah meningkal, perut meningkat. Ronkhi Hipertensi, Paru,
Pemeriksaan
! meningkat,
Takhikardia,CVP
meningkat, Bising
jantung
membuncit,
Ascites,
hepalomegali
basah di basal paru,
peningkatanTD,
pucal, infeksi kulit
pelvis,
Ukuran uterus
TEST
1 1 1
1
GagalJantung Gagal Hati Gagal Ginjal Pre - ekfampsi
TERAPI 1 1
AIbumin dalam Urin ~bumin dalamUrin
1
Albumin dalam Urine Albumin dalam
1
Serum creatinin Serum crealinin Serum crealinin Urin
Oikamemungkinkan) Uika memungkinkan) Oikamemungkinkan)
RUJUK 1
Satasikonsumsi
t
Batasi konsumsi
t
Batasi konsumsi Elevasikan tungkai,
ga garam dan air garam stocking, Batasi
ra Furosemide40-80 Furosemide 40-80 mg, konsumsi garam
m mg ACE dosis rencah
ACEdosisrendah
~ ~ t
RUJUK RS UNTUK KONFIRMASI DIAGNOSIS
31
Bila ditemukan terjadi penurunan berat badan pada penderita > 10%
dari berat badan sebelurnnva dan hal ini terjadi secara berturut-turut
dalam enam bulan terakhir, maka dokter umum di puskesmas perlu
memikirkan kearah diagnosis penyakit tidak menular dengan mern
bandingkan dengan diagnosis penyakit lainnya, seperti pada Alur 11
di bawah ini
ALUR 11
PENURUNAN BERAT BADAN
-~-----------------------
.1 TANYAKAN Tanyakan riwayat penyakit
kronik
:' 1
I Nafsu makan buruk I
/
PERIKSA
1
~
Batuk Demamtak
Sp{Jtum berdarah jelas Haus berlebihan
Berkeringat malam Penyebabnya
DIDUGA
~ 1
1
TIdak ada rasa nyen Tremor
Pembengkakan kelenjar Takillardja
TEST
I'" ,II
\
1
TUBERKULOSIS
KANKER_jl
HIVIAIDS I THYROTOXICOSI
S
TERAPI
! Gula Darah
1
RUJUK
\It
RlIJUK RUMAH SAKll' UNTUK KONFIRMASI DIAGNOSIS (Subyek del'lgan dialleles lebih mudah
'
terjangkitTB)
~, "
• ""
..
},,",
"
'_
"
32
2.3.1.3 Tatalaksana Berdasarkan PenyakitTatalaksana penyakit jantung,
membutuhkan penanganan yang cepat dan akurat dengan mern
perhatikan tabel 2 di bawah ini :
TABEL· 2
ANGINA STABIL, RIWAYAT INFARK MIOKARD
~------------------------------~
ANGINA STABIL
PASlEN YANG MEMILIKI RIWAYAT INFARK MIOKARO (OALAM 30 HARI) HARUS OILAKUKAN
FOLLOW-UP SETIAP 142 MINGGU
KRITERIA RUJUKA~ UNTUK PASIEN OENGAN ANGINA STABIL DAN RIWAYAT INFARK MIOKARO
- Nyeri yang persisten sehingga membatasi aktivitas sehari -hari pada pasien angina stabil atau riwayat infark
miokard
- Ny-eri angina pads pasien dengan riwaya! inlark miokard
• Gagal jantung
•Aritmia
- Tidak tersedianya pemeriksaan lanjutan unluk menilai faktor risiko
PERHATIAN/KONTRAI NDIKASI
- Aspirin: riwayat tuk~k larnbunq, pencaranan serebrt, alergi dan trauma mayor
• Penghambat reseptor : asma, penyakit paru obstruktif kr~nik, gagal jantung, blok janlung
atau bradikardia (nadi<20ximenit)
- Penghambat pompa kalsiu m (ca-channel blockers) : gaga I jantung
- Penghambat pompa angiotensin (ace-i) : alergi, hamil, intoleransi terhadap batuk
33
Pada kasus gagal jantung kronik, seorang dr.umum di
puskesmas harus cermat dalam melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik dengan memperhatikan alur 12 di bawah ini.
ALUR 12
GAGAL JANTUNG KRONIK
- Darah rutin
Ureum-krealin in,
EKG,
- Rolgen Thorax Uika memungkinkan)
--
EKG, ronlgen dada, Echokardiogram atau natriuretic peptide darah (pilih salah satu)
Tes darah: Hb, hilung darah lengkap, Gula Darah Puasa, Na+, K+. urea. Cr.
-
glikosa. liroid, lipid. enzim hati.
A~bumin urine
Tidak Gaga.1Jantung
Cari penyebab lain dari gejala Gagal Jantung
klinis Lakukan Tatalaksana
TATALAKSANA
NILAI KElEB!HAN CAIRAN: RESEPKAN DIURETIK JIKA TERDAPAT KELEBI'HAN
CAIRAN:
Rujuk RS Ike tilllgkat berikutnya untuk :ACE:·inhibitor (eek ele'ktrolit dan fungsi ,giojal)
-blocker (seleksi dosis)
34
Pada pasien asma yang harus diperhatikan dengan teliti adalah
anamnesis
tentang keluhan penyakit, pemeriksaan fisis, riwayat pemakaian
obat, dan menilai kontrol asma dengan jelas apakah dia termasuk
asma yang terkontrol, terkontrol sebagian atau tidak terkontrol,
dengan memperhatikan alur 13 di bawah ini
TATALAKSANAASMA
35
,
1. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa sering asma anda mengganggu anda untuk
melak ukan pekerjaan sehari-hari di kantor, di sekolah atau di rumah ?
Nilai
4. Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering menggunakan obat pel ega inhalasi ?
36
Penilaian Asma kontrol dengan Asthma Control Test(ACT)
37
Alur: 13 Tatalaksana Asma terkontrol dan tidak terkontrol
Tatalaksana I
I Tenkontrol (ACT 20-25) Tidak terkontrol (ACT< 19) I
I
Koreksi tekhnik pemakaian inhaler dan
pastikan kepatuhan pasien terhadap
Dalam pengobatan saar ini:
!
dengan dosis sesual yang digunakan
Gunaxan bronxooilator sebagai pelega
(Salbutamol), JllCA PERLU
Selum mendapatlcan Sudah mendapatkan pengontrol :
Nilai setelah 3 bulan
pengontrol : Tingkatkan dosis kortikosteroid
Komkosleroid inhalasi inh"Iasi (buclesonid) sesuai
dosis rendah (budesonid tah~pan pengoba tan,bila
2x 200 ug) mungkin gunakan kombinasi
Bronkodilator inhalasl kortikosteroid dan
(Salbutamol)J JIKA PERlU agonis ~2 kerja lama
Nilai setelah 3 bulan Bronkodllator (Salbutamol), JIKA
PERLU
I
Jika ada efak sampmg yang berarti
Inginmengurangiatau Jikadiagnosisragu-ragu
menghentikankortikosteroidin Jika Kortikosteroid inhalasi sudah mencapal 2x 400 ugJhari dan
belum terkontrol RUJUK
halasi
(pengontrol)
• Tujuan pengobatan
asma(denganACT)
spacer, koreksi oleh dokter
Penangananseranganasma di
rumah
perlu
dokter)
39
(Sambungan Tabel - 3)
Ajari dan oek cara penggunaan obat inhalasi: inhalasi dosis terukur (IOT)/
metered-doseinhaler (MDI) dan dry powder inhaler {DPI) Gunakan inhalasi melalui
40
Pada pasien dengan PPOK yang stabil perlu dilakukan tatalaksana
sesuai dengan tanda dan gejala, derajat PPOK,spirometri dengan
memperhatikan alur 14 ini:
Alur 14
TATALAKSANA PPOK STABIL
EDUKASI
SEMUA Berhenti merokok
DERAJAT Hindari faktor pencetus
Derajat I: Gejala batuk kronik YEP l/KVP < 70% Bronkodilator keqa singkat
PPOK Ringan dan produksi sputum VEP1 80 % prediksi (SABA, Antikolinergik kerja
ada tetapi tidak senng. Dengan atau tanpa gejala cepat, Santin) bila perlu
Pada derajat ini pasien
sering tidak menyadari
bahwa fungsi paru
mulai menurun
Derajatll: Gejala sesak mulai VEPt/KVP < 70% 1. Pengobatan reguler dengan
PPOK Sedang dirasakan saat aktivitas 50 % < VEPt< 80 % bronkodilator ke~a lama
dan kadang ditemukan prediksi, Agonis -2 keria (LABA)
gejala batuk dan Dengan atau tanpa gejala Antikolinergik ke~a lama
produksi sputum. Pada (LAMA)
derajat ini biasanya Simptomatik (SABA)
pasien mulai 2. Rehabilitasi paru (edukasi, nutrisi,
memeriksakan
latihan, dukungan psikososial)
kesehatannya
41
(Sambungan Alur 14)
Derajat IV; Gejala di atas Vt;,P, IKVP < 70% 1. Pengobatan reguter dengan 1
PPOK Sangat ditambah tanda-tanda VEP, < 30 % prediksi atau lebih bronkcdtlator:
Berat gagal napas atau gagal atau gagal napas atau Agonis -2 karja lama
jantung kanan dan gagal jantung kanan (LABA)
ketergantungan Anlikolinergik kerja lama
oksigen. Pada derajat (LAMA)
ini kulitas hidup pasien Pengobatan komplikasi
memburok dan [ika Kortikosteroid lnhalasi bila
eksaserbasi dapat memberikan respons klinis
mengancam jiwa atau eksaserbasl berulang
PDE-4 inhibitor
2. Rehabilitasi (edukasi. nutnsi,
Latihan , pslkososlal)
3. Terapi oksigen jangks ,panjang
bila gagal napas kronik
4. Ventilasi mekanis noninvasif
5. Pertimbangkan terapi intervensi
untuk mengurangi hiperinnasi paru
?
4Z
Pada penderita DM tipe-2, tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut
juga sebagai gikhohemoglobin, atau hemoglobin glikosilasi (disingkat
sebagai AieL merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek
perubahan terapi 8-19 minggu sebelumnya. Tes ini tidak dapat digu
nakan untuk menilai hasil pengobatan jangka pendek. Pemeriksaan
Al C dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan, minimal 2 kali dalam seta
hun, seperti pada Alur-15.
AlUR ·15
ALUR PENGELOlAAN OM TlPE ·2 TANPA OEKOMPENSASI
['-- D_M1 ,){'-- Ta_h_a_p _.I ,J ('-- Ta_h_a_p-_II _,J [._ Ta_h_3_p_-I_II_---'
GHS
GHS.
+
Monoterapi
GHS
+
Kombinasi 20HO
Catalan;
1. Gejala-gaya hid up sehat
2. Oinyatakan gagal bila
terapi selama 2·3 bulan GHS
pada nap tahap tidak +
mencapa i target terapi Kombinasi 2 OHO
HbA 1 c<7% Jalur pilihan alternative, bila : +
3. Sila tidak ada pemeriksaan Tidak terdapat insulin Basal Insulin
HbAlc dapat dipergunakan - Diabetisi betul-betul
pemeriks.aan glukosa menolak insulin
darah Kendali glukosa belum
Rat.a-Z hasll perneriksaan optimal
bsberapa kali gluko~a
darah sehari yang
dikonversikan ke HbAlc.
menurut kriteria ADA,
H
GHS
2010 + Rujuk
Kombinasi 3 OHO '----'
43
Selain 4 (empat)penyakit tidak menularseperti jantung dan pembu
luh darah, DM, Kanker pada orang dewasa, dan penyakit kronis pada
orang dewasa, Program pengendalian penyakit tidak menular juga
melaksanakan pengembangan kepada pengendalian penyakit kanker
pada anak, Thalasemia, dan SLE dengan memperhatikan Alur 16a
sampai dengan 16h, seperti di bawah ini
Alur 16 a
-- - - - - - - - -
PE NG END AL IAN KA NK ER
..,.. )
- - _ . _ .
AN AK PA DA L EU KEMI A
ANAMNESIS
Pucat} Demam tanpa sebab yang jelas} Perdara~an kulit, Nyeri tulang, Lesu, berat badan turun
PEMERIKSAAN filSIS
Pucat} Epitaksis/petekie/ekimosis, Pembesaran keleniar getah bening, Hepatomegali, Splenomegali
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
Darah rutin dan hitung jenis - Darah rutin dan hitung . Darah rutin dan hitung jenis
(perhalikan kadar haemoglobin jenis . Foto toraks AP dan lateral
dan trombosil yang rendah, - Folo toraks AP dan - Aspirasi sum sum lulang
lateral - Pungsi lumbal
kadar leukosit yang rendah atau - Aspirasi sumsum - Sitokimia sumsum tulang
meningkat > 100.000/~1, ada tulang - Imunofenoliping Silogenetik
tidaknya sel blast, dan hitung - Pungsi lumbal
jenis limfositer) 2 dari 3 kel - Sitokimia sumsum
darah lepi tulang
44
Alur 1Gb :
PENGENDALIAN KANKER ANAK PADA RE~I~BLASTOMA j
ANAMNESIS
1. Tampak bintik putih pada bagian hitam bola mata
2. Tampak mata seperti mata kucing
PEMERIKSAAN FISIS (pemeriksaan bola mala ekstemal, segmen anterior, dan funduskopi)
· Leukokoriafwhite pupil, cars eye
· Mata juling (strabismus)
· Proptosis/bola mata menonjol : Tanda stadium lanjut!!
· Red reflex fundus (.)
1
PEMERIKSMN PENUNJANG
45
Alur 16c
rnmuI
-
J,",,""'iI!t(f'M' 5 _. """" ..... .,J.'"'"
PENGENDALIAN KANKER ANAK PADA OSTEOSARCOMA
ANAMNESIS
Nyeri tulang, lebih terasa malam hari atau setelah beraktifitas
Pembengkakan, kemerahan dan teraba hangat pada daerah dimana terasa nyeri tulang
Terjadi gejala patah tulang setelah aktifitas rutin bahkan tanpa trauma
Gerakan terbatas pada bag ian yang terkena kanker
Nyeri tulang belakang yang persisten
Gejala lain adalah demam, cepat lelah, berat badan turun dan pucat.
PEMERIKSAAN FISIS
Pembengkakan pada tulang, lebih hangat, peningkatan vaskularisasi di kulit,
Gerakan terbatas,
Pembesaran getah bening,.
Sesak nafas bila metastase ke paru
PEMERIKSAAN PENUNJANG
I J
ANAMNESIS
Benjolan di perut
Kebiruan di sekitar mata
,r
PEMERIKSAAN FISIS
Teraba benjolan di perut
Proptosis
Perdarahan di sekitar mata (hematoma periorbita)
I
PEMERIKSAAN PENUNJANG
( ,). ,.
ANAMNESIS
Benjo~an (>2cm) tanpa rasa nyeri dan cepat membesar, Sesak nafas, Demam,
Keringat malam, Lemah, lesu, dan nafsu makan berkurang
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAANPENUNJANG
48
Alur 16 f
Systemic Lupus Eritematous (SLE)
Alur deteksi dini pada pasien SLE dapat dilakukan dengan mengingat 11 kriteria
berupa pertanyaan. yang terangkum di dalam SALURI (Periksa Lupus Sendiri):
1. Apakah Persendian anda sering terasa sa kit. nyeri atau bengkak lebih dari tiga
bulan?
2. Apakah jari tangan dan atau jari kaki pucat, kaku atau tidak nyaman di saat dingin?
3. Apakah anda pernah menderita sariawan lebih dari dua minggu?
4. Apakah anda mengalami kelainan darah seperti : anemia, leukositopenia, atau
trombositopenia?
5. Pernahkah pada waja'h anda terdapat ruarn kemerahan berbentuk kupu-kupu yang
sayapnya meiintang dari pipi ke pipi?
6. Apakah anda sering demam diatas 38° C dengan sebab yang tidak jelas?
7. Apakah anda pernah mengalami nyeri dada selama beberapa hari sa at menarik
nafas?
8. Apakah anda sering merasa sangat lelah dan sangat Iemas, bahkan setelah cukup
beristirahat?
9. Apakah kulit anda hipersensitif terhadap sinar matahari?
10. Apakah terdapat protein pada pemeriksaan urine and a?
11. Pernahkah anda mengalami serangan atau kejang?
stabil (pasien SLE tanpa keterlibatan organ vital dan atau terdapat komorbiditas)
49
Mengetahui saat tepat untuk melakukan rujukan ke ahli reumatik
pada kasus SLE.Melakukan kerjasama dalam pengobatan dan
pemantauan aktivitas penyakit pasien SLEderajat berat, merujuk ke
alur, di bawah ini:
Alur 16 9
Rujukan systemic Lupus Erltematous
(SLE)
OOKTER UMUM
PUSAT PEL. KES
PRIMER
c:============::::;:::::=-( KECURIGAAN SLE )
+
I Reumatologis/lnternist
I
- Penegakan diagnosis
- Kajian Aktivitas dan
derajat penyakit
- Perencanaan
pengobatan
- Pemantauan aktivitas
penyakit secara teratur
/terprogram
Alur 16 h Thalasemia
PEMERIKSAANFISIS:
ANAMNESIS
Adanya riwayat Ihalasemia -- Pucat
Infeksi berulang
----+
.-
dalam keluarga, riwayat Jantung berdebar-debar
anemia berulang lanpa
Tidak nafsu makan
pendarahan . Ikterus
- Benluk muka mongoloid
- Terdapat gangguan pertvmbuhan
- PerlJl membesar karena hepatomegali
Isplenomegali
J
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
Skrining anemia mikrositik
hipokrom
~
Rujuk ke RS
so
Orang tua dengan Orang tua dengan
Thalassaemia Traitj Thalassaemia Trait/
bawaan bawaan
, Darah
Thalassaemia
Trait/bawaan Normal
Thalassaemia Thalassaemia
Mayor Trait/bawaan
51
Pengendalian Faktor Risiko Thalassaemia
Thalessemia diartikan sebagai sekumpulan gangguan genetik yang
mengakibatkan berkurang atau tidak ada sama sekali sintesis satu
atau lebih rantai globin. Pengendalian faktor risiko dapat dimulai dari
seseorang yang memiliki thalessaemia trait/bawaan, pernbawa Thal
assaemia yang sehat, maka untuk mencegah terjadinya keturunan
yang menderita thalassaemia, hindarilah perkawinan sesama pern
bawa sifat thalassaemia, berikut adalah kernungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi jika terjadi tali perkawinan:
- Jika pasangan anda merniltki darah normal maka tidak mungkin
anak-anak anda akan menderita Thalassaemia Mayor
- Jika anda dan pasangan anda memiliki Thalassaemia Traitjbawaan
maka dalarn setiap kehamilan terdapat kemungkinan satu diban
ding empat, bahwa anak anda akan menderita Thalassaemia Mayor
----------------~--------------------------/
Eksaserbasi Ringan
Eksaserbasi Sedang
Kondisi: Kondisi: Eksaserbasi Berat
rnengi atau dada te rasa berat,
meogi atau dada Kondisi;
dahak banyak
terasa berat, dahal< Sesak napas berat (sesak saat istiranat atau
banyak
Frekuensi napas 2.0·30xjmenit, saat berjalan)
Frekuensi napas 20· menggunakan otot bantu Frekuensi napas: >30 per menit
30xlmenit napas Gelisah
Riwayat kekambuhan Meriggunakan otot bantu napas (otot leher &
Riwayat kekambu nan perut)
Gejala kranis
APE: < 50%
APE >80% Geiala kronis
Saturasi Oksigen < 90%
Ber~kan:
APE SO ·80%
02 kanula hldung Berikan:
13erikan;
Salbutamol
Inhalasi dapat Berikan oksigen 4liter/menit (30%)
diu lang setiap 20 02 kan ula hidung 3-4 melalui nasal kanul, dan dimonitor
menlt (3x dalam 1 IHer/menit monitor saturasi ) sampai dengan sat 02 diatas 90%
jam) 90%
Salbutamol nebullsasl 2,Sug
Neb ullsasi 2,5 ug Pasang infuse (iv line)
atau altematif lOT dapat diulang setiap 2.0 menlt
dengan spacer 400 (3 x dal'am seiam], Dapat
ug dikombinasi dengan Salbutamol 2,5 ug kombinasi dengan
Illra.tro!)ium brornida inhalasi lpratroplum Bromida lnhalasl solution
Jlka. suhu > 38 solution 10·20 tetes/ satu kali 10·20 tetes dapat diu lang setiap 20 menit
danlatau sputum
nebulisasl (3 x dalam sejam)
yang purulen
berlkan erltromlsln Berikan kortikosterobd
atau amoksilin sistemik : iriJeksl [iv] 1 Ji ka temperatur > 38 Cd an/atau
mg/kg BB metilprednisolon sputum yang purulen : 8erikan
atau analognya Eritromisin (2.50-
dexamethasone 5-
500 mg/6jam) atau Amoksisilin dengan
10mg/ kali pemberlan,
prednisone oral 1mg/kg88, asam klavulanat (Z50·S00mg/8jam)
selama Shari
Jika suhu >38 dan/atau Nilai ulang respon terhadap pengobatan
sputum yang purulen: berikan dalam sejam
antibiotik (erythromycin,
amoksilin dengan RUJUK
asam klavulanat)
Nilai ulang respon terhadap
pengobatan dalam 1 jam
53
(Sambungan alur 17 a)
Nflai gejala (sesak nafas dan mengi) dan tanda (frekuensi nafas. pemeriksaan paru, dan pulse
ox/melty)
Jlka TIDAl< ada perubahan, tatataxsana seba.gal eksaserbasl sedanglberat (Iihat di alas).
Jika tidak ada respon terhadap pengobalan. RUJUK.
Jika respon baik, lanjutkan pengobatan jangka panjang dan follow-up (gunakan alur)
Rokok dan polusi udara di dalam dan luar ruang adalah risiko mayor untuk PPOK
Hal penling untuk penderita PPOK harus bd'iperhalil<an adalah: bementi merokok. menghindari
debu. asap rokok, dan asap apapun
Kondisikan asap dari proses memasak dapat ketuar melalui jendela atau pintu
Memasak dengan menggunakan kayu atau karbon dilakukan di luar rumah
Jika memungkinkan. ban.gun oven dalam dapur dari batu bata dan terdapal cerobong asap yang
menghantarkan asap keluar
Gunakan masker untuk proteksi pernafasan atau pada area yang berdebu dan potusr
Rokok dan polusi udara di dalam dan luar ruang adalah risiko mayor untuk PPOK
Hal panting untul< panderita PPOK harus bdiperhallkan adalah: bementi msrokok, menghindari
debu. asap rokoK. dan asap apapun
Kondisikan asap dari proses memasak dapat keluar melalui jendela atau pintu
Memasak dengan menggunakan kayu atau karbon dilakukan di luar rumah
Jika memungkinkan. bangun oven dalam dapur dan batu bata dan terdapat cerobong asap yang
menghantarkan asap keluar
Gunakan masker untuk proteksi pernafasan atau pada area yang berdebu dan polusl
S4
Alur 17 - b Penanganan Asma Eksaserbasi
Penilaian awal
Riwayat dan pemeriksaan fisis (auskultasi. otot bantu napas,
denyut jantung. frekuensi napas) dan bila mungkin faal paru (APE
atau VEP1, seturasi 02). perneriksaan lain atas indikas!
Se,angan
Ringan
Asma II Serangan Asma Sedang/ Berat II Serangan As rna Mengancam Jiwa
1
~
P!i!ngQbak1n ~wal
Oksigenasi deng an kanul nasal
Inhalasi agonis beta-z keria sing kat (nebulisasl), seuap
20 me nil dalam satu jam) atau agonis oota·2 injeksi
(Terbutalin
0.5 ml subkutan atau Adrenarin 111000 0.3 ml
I RUJUK RUMAH SAKIT
subxutan)
Kor~kosteroid sistemik :
• sarangan asma berat
· Tidak ada raspon de n9an pengobatan bronkodilator
· Dalam kortikosteroid oral
· Tidak ada respons segera dengan eengobatan
brollkodilator d alam ~ortikosteroid oral
,l.
Resoons baik
J +
ResQQnstidak semQurna ResQ2ns buruk dalam
Respons balk dan
Risiko !ioUi dim es
1ill..ru
stabll dalam 60 Pern.fisls : .gejala Risikolinggi dtstres
me-nit riogan -s.daog Pern.filil : bem,
Pern.fists normal
APE> SO*.'etapi < gelisah dan
APE> 71m
70% kHadaran
prediksi/ nil.i menurun
Saturasi 0: tida" Pulang
t.rbaik perbalkan APE < 30S Bita APE> 60% prediksi I terbaik .
Saturasi Q, >
9<()l6
...
... Dirawat RUJUKRS
Tetap berikan pengcbatan oral
I
I
/
Inhalosi agonis beta·2 atau inhalasi
Pulang
Pengobatan di lanjutkan anti·l<ollne'gik
Korti~ostcroidststerntk
..
dengan inhalasi agonis
be,a·2
Mernbut uhkar.
AminofHin drip
Te",pi oks.gen
I Perbaikan I
kortikosteroid oral pertimbangkankanul
EduKasipenoerita naS3'
M~rnakai obat yang Pantau APE. Sat 0,. Nadi
b@nar
Ikoti rencana
pengcbatan selanjutnya
ss
Alur 17-c Serangan PPOK Eksaserbasi
56
lanjutan alur 17c
Nilai gejala (sesak natas, mengi) dan tanda (frekuensi nafas, pemeriksaan paru, pulse oximetry)
Jika TIDAKada perubahan, tatalaksana sebagai eksaserbasi sedangfberat (Iihat di atas). Jika
tidak ada respon terhadap pengobatan, RUJUK.
Jika respon baik, lanjutkan pengobatan jangka panjang dan/ollow-up (gunakan alur)
57
2) NYERI DADA
I Tanyakan Sifat nyeri: lokasi, menjalar, berat, kapan mulai dirasakan, berapa lama, apakah
berhubungan dengan aktifilas, apa gejala yang mengikuti (mual, muntah,
berkeringat, palpitasi, pusing)
· Riwayat serangan jantung sebelumnya, OM, Tekanan darah tinggi dan merokok
Riwayat keluarga: Penyakit jantung prematur «55 tahun pada pria; <65 tahun pada
wanita), diabetes atau strok.
6 Tekanan darah, Nadi : bradikardi, takikardi, tidak teratur, Gagal jantung : S3, gallop
EKG Oikamemungkinkan)
TanganV
Rujuk ke RS
dengan Infark Miokard • Akut dengan 8T
•
Infark Miokard Akut Angina Pektoris
fasilrlas elevasi tanpa ST elevasi TidakSiabil
58
ALUR 19 TIDAK SADAR ATAU SEMI TIDAK-SAOAR (LANJUTAN)
)
Konvulsi/kejang
Jika konvulsi/kejang pada kehamilan, berikan Magnesium Sulfat (MgS04) i.v,
selama 5-15 menit. Jika tidak berikan Diazepam 10 mg i.v atau rektal,
rujuk ke RS(kecuali diketahui Epilepsi)
Paralisis
Jaga jalan nafas, ruiuk ke RS
59
ALUR 20 TRANSLENT ISCHEMIC ATTACK (TIA) DAN STROKE j
Gunakan alur berikut jika pasien mengalami secara tiba-tiba :
- Kelemahan atau kehilangan sensori pada satu sisi tubuh atau
anggota gerak
- Kesulitan berbicara atau pemahaman
- Gangguan penglihatan
- Saki! kepala hebat atau yang tidak biasa
- Gangguan keseimbangan
- Kapan hal itu terjadi? Sedang berada dimana? Apa yang Jika pasien memiliki
sedang dilakukan? ----+ defisit neurologi yang
- Apakah mengalami kelemahan atau basal? persisten >24 jam
- Oapatkah berbicara seperti biasa?
- Apakah dapat melihat seperti biasa?
- Apakah mengalami sakit kepala?
- Apakah gejala masih terasa, atau sudah menghilang? RUJUK segera ke level
- Apakah pernah TIA atau stroke sebelumnya? berikutnya
- Apakah ada riwayat Hipertensi, Diabetes, Penyakit Jantung?
- Apakah merokok? Jika tidak, apakah sebelumnya pernah
merokok?
- Apakah mengkonsumsi alkohol?
- Apakah ada diagnosis lain?
- Apakah pernah ada riwayat Jatuh atau trauma sebelumnya?
Tatalaksana:
- Aspirin (dosis pertama:300-500 mg,
Jika defisit naurologi hilang selama 24 jam kemudian 75-150mg per hari)
~ - Antihipertensif jika TD 140/95 mm Hg atau
lebih
- Simvastatio (10-40 mg per hari)
60
Tin~a~an:
Barin~Kan~asien,~eriK~atanda vita" ~eKaligusailaKuKananamnesasin~Katla~ang ivline
Tinaakan : Tatalak~ana :
• UntuK nyeri oa~a nebat ~an~ belum teratasi oengan ooat ·ooat oi atas, beriKan Mor~nine ). W
61
4. TRAUMA
Pada klien yang mengalami trauma, baik kecelakaan lalu lintas,
jatun, tenggelam, danterbakar memerlukan tatalaksana
/llu, Zl
TATALAKSANA TRAUMA (KLL. JATUH. TENGGELAM. DAN TERBAKAR)
1'' ' ' ) ~rtJndak b,13keadaan tetah aman biJa tidak. pangs,I dihubungi
bantuan
Pashkan tida1l ada lagl korban Jumlah korban
Apa yang
1
tsrjadi.
tidak sadar. jatuh.Kll
1
Amali gerakan naik turun dado (look) Waklu penilaian ~ 5
Bo:Breathing d stlk svaluasi setiap
ftttout. ~Ias.,cI.tlentti.;a'fl
Dengan suara natas (IiSlen) 1 menU
8~J
Rasakan aoanva aliran udara (feet)
l Co I .. o /". .....
_ IN '
n~ln ib'tUJA
n>e<f4dmr!
~'''~I~n
KOfb.n{~>J+"
Din-y~,~ynmtnlnua1
Oithd~\t~r
62
Keterangan Pemberian:
63
B. Pembebasan [alan napas :
Tehnik chin lift adatah meletakkan dua jari dibawah dagu kemudian hati PI'()!)!;
- .:a1r';11!
,]inc~
hati angkat ke atas hingga rahang bawah terangkat kedepan.selama ,
tindakan ini perhatikan leMr jangan sampai menengadah berlebihan. (:~ t
nstlll1ter
Tehnik chin lift adalah meletakkan dua jan dibawah dagu kemudian hati -
hati angkat ke atas hingga rahang bawah terangkat
kedepan.selama tindakan ini perhatikan leher jangan sampai
menengadah berlebihan.
Pemberian napas :
Kelingking penolong disudut rahang bawah I [ari tengah dan jari manis
didagu dan mengangkat ke atas telunjuk dan ibu jari memegang face
mask agar hidung dan mulut pasien / korban tertutup dengan rapat (
C - E posisi ).
Tahap Penilaian :
• Kasuskegawatdaruratan jantung dan trauma,
I
Circulation - Airway - Breathing I
• Kasus asfiksia, misalnya karena tenggelam dan kegawatan nafas
karena terbakar,
I
Airway - Breathing - Circula.tion I
Selanjutnya dilakukan penatalaksanaan dan rujukan berdasarkan
hasil yang ditemukan. Demikian juga pada kunjungan kedua penilaian
terus dilakukan untuk ditindak lanjuti sebagaimana hasil yang dlternu
kan dan dilakukan rencana penatalaksanaan lebih lanjut serta dilaku
kan intervensi pada pasien maupun keluarga.
64
2.5 Sistem Rujukan PPTM
Mekanisme rujukan kasus secara timbal-
balik.
65
Alur 23 Pelayanan dan rujukan kasus di puskesmas )
RUjllkan Puskesmaslain
Rujukan masyarakat Rujukan Posbindu yang belum
Perorangan
mengembangkan
PelayananPTM
~\ I
Puskesmaspengembangan
pelayanan PTM
PemeriksaanFisik
dan Penunjang
_,.-------...
.>:
Kasusdapat dita- Kasusdapat dita- KasusTdk dpt dita-
ngani di Puskesmas ngani dgn ngani di Puskesmas Rujukan
tuntunan dari RS Barik
rujukan Ke
PPTM
~
Tindakan/Yankes SesuaisPa, / "'\
Tindakan/Yankes Dirujuk ke R5 Rujukan
SesuaiSOP& Bimbing dgn Bimbingan dari RS Rujukan Terdekat yang mempunyai
an Kemandirian Klg Terdekat, melalui Komunikasi Iasititas memadai sesuai
Radio-medik,TIp, atau e-Heaith dengan Kebutuhan ITPKB
\
Spesialis yg datang ke
I ~
Puskesmas
Monev hasHTindakanl
Yankes di Puskesmas
Hasil tindakan I
Yankes di RS baik,
Pasiendikembalikan
ke Puskesmas
66
2.6 Upaya rehabilitatif
67
Alur 24
UPAYA REHABILITATIF PERAWATAN KAKI
DIABETES UNTUK PENDEF{ITA OM NON ULKUS
ANAMNESIS
Identifikasi faktor risiko kaki diabetik (kalus, liMa pedis, deformitas jari, fisura, dan lain-lain
Riwayat pernakaian alas kaki dan kaos kaki sehari-hari
PEMERIKSAANFISIS(ISCHEMIK)
- Pemeriksaan ftsis umum
Kelainan arteriosklerotik
. Aritmia
I
I LESI KULIT NEUROPATI
J
SEPATU DEFORMITAS KELAJNAN VASCULAR
Pemakaian Deformitas jari -Refleks tendon achiles Pulsasi arteri
·Kalus,korn
-Persepsi vibrasi pedis
alas kaki yg - Pes cavus -Oeformitas kuku
-Persepsi tekanan AB(P)
sesuai Charcot foot -Tinea pedis
Hallus vagus -Fisura, lepuh - MCV, gelombang-~
Hallus rigidus -Ederna, bengkak -SCV
-CVak
Risiko
Risiko
Tinggi
Rendah
Perawatan kaki
Perawatan kaki non-ulkus
Edukasi perawatan kaki
Edukasi dan pembuatan Inspeksi
alas kaki yang sesuai
kakijenam bulan
68
BAB III
SARANA DAN PRASARANA
69
3.2. Peralatan medis untuk pelayanan PTM
• Beberapa contoh peralatan dasar tersedia dalam jumlahnya cukup, antara
lain:
- Sarana penyuluhan PTM untuk berhenti merokok, gizi sehat, aktivitas fisik
yang terdiri dari media cetak (flipchart, lembar batik), media elektronika
(CD, kaset,sound system, monitor), media wawancara tatap muka (diskusi
kelompok terarah, wawancara dan bermain peran/roleplay r konseling)
- Sarana deteksi dini : Tensimeter merkuri, alat pengukur: TB, BB, LP}
stetoskop, EKG, Rontgen paru, peak flow meter, IVA kit, glukometer, tes
albumin urin, tes cholesterol, amphetamine test, alcohol test
- Sarana penatalaksanaan kegawatdaruratan PTM: tabung oksigen, tabung
N20/C02, monitor 4 parameter (TD, nadi, EKG,pulseoxymetri), nebulizer,
trauma kit, spirometri, defibrillator, resusitasi kit, cryo-gun.
- Sarana pendukung seperti kreatinin, keton urine, dan troponin test,
Thiroid Check, HbA1C, CKMB (Creatine kinase Miyocardial Band), Mioglo
bin.
70
Ipratropium bromide Preduison
Ipratropium bromide +
Salbutamol
Tiotropium
Salbutamol tablet
Salbutamol inhaler
Beberapa daftar obat kemoterapi yang sering dipakai oleh orang dengan
kanker harus diketahui oleh dokter yang bertugas di puskesmas pelayanan
PTM, mengenal efek samping obat seperti dibawah ini:
Fluoro Uracil
MTX
71
BAS IV
SISTEM PENCATATAN DAN PElAPORAN PPTM
4.1. Pencat.atan
4.2. Pelaporan
72
BABV
PENUTUP
73
DAFTAR PUSTAKA
74
15. Ginsberg GM, Lauer JA, Johns B, Sepulveda C, 2009. Screening, prevention,
and treatment 'Ofcervical cancer: a global generalized cost -effectiveness
analysis, 27:6060-79.
16. Johns S, Baltussen R, Adam T, Hutubessy R, 2003. Programme cost in the
ecenomic evaluation 'Of health interventien. Cost effectiveness and Resource
allocation" :1.
17. Mason W.Freeman, M.D dan Christine Junge, 2008. Associate Professor The
Harvard Medical Scheel. Lewering Your Cholesterol, PT.BhuanaIImu Populer,
Jakarta.
18. Mendis S, Lindhelm LH, Anderson SGet a/., 2011. Total cardiovascular
risk approach to improve efficiency of cardiovascular prevention in
resource constrained settings. Journal of Clinical Epidemiology;Apr 27.
19. Murray Cj,Lauer JA, Hutubessy RC,Niessen L, Temijima N, Redgers A, Lawes
CM, EvansDB, 2003. Effectiveness and costs of interventions to lower systolic
blood pressure and cholesterol: a global and regional analysis en reduction of
cardiovascular disease risk. Lancet,361:717-2S
20. Ministry of Health, 2008. National list of essential medicines, Jakarta, The
Republic of Indonesia.
21. WHO, 2010. ~ackage 'Of Essential Non Cemmunicable Disease intervention
fer Primary Healt Care in Lew resouese settings, Ge neva, Wold Health
Organization
22. WHO, 2008. 2008 -2013 Action Plan for the WHO Global Strategy fer the
Prevention and Control of Noncommunicable Diseases.Geneva,World Health
Organization.
23. Willett WC, Koplan JK, Nugent R, Dusenbury C, Puska P,Gaz iano TA, 2006.
Prevention 'Ofchronic disease by means 'Of diet and lifestyle changes, In:
Jamison 0, Breman J, Measham A, Alleyne G.vans D.Jha P,Mills A,
Musgrove.Disease Control Priorities in Developing Countries (Second Edition),
New York, Oxford University Press.
75
TIM PENYUSUN
76
Yuli Hernita, Amd. Kep
dr. Rezavitawanti
dr. Mauliate DC Gultom
dr. Hernani Ojahrir (WHO-Representative to Indonesia)
dr. Daru Ameli Apt. MM (Oit Bina Yanfar)
dr. Yetty M.P Silitonga (Dit Bina Gizi Kemenkes)
dr. EM Yunir, SpPD, KEMD (PERKENI)
dr. Dianiati SpP (K) (Kepala Departemen Pulmonologi RS
Persahabatan/PDPI)
Prof. Faisal Yunus (RS. Persahabatan)
dr. Nella Abdullah (RS.Fatmawati)
dr. Herbert SpKj (Oir. Kes. Jiwa)
Yudiawati (Sudinkes Jakarta Pusat)
Tinexcelly MS, SKM, MKM (Dit BUKO, OJ Kemkes)
dr. Daniel P.L.Tobing, SpJP (K), FIHA, FICA (PERKI)
dr. Dafsah A. Juzar, Sp. JP (PERKI)
dr. Dara Amelia, Apt, MM (Dit Bina Kefarmasian dan Alkes)
dr. Astrid W. Sulistomo, MPH, SpOK (FKUI)
dr. Herbert.5, 5pKJ (Kasie Bina Pencegahan dan Penanggulangan
masalah NAPZA, Rokok, Alkohol)
dr. Yetty M.P. Silitonga (Oit Bina Gizi Klinik)
drg. Yudiawati (Sud in Kesehatan Jakarta Pusat)
drg. Syayadi, M. Kes (Pusat Promosi Kesehatan)
77
~ 'iii
VI
~ 0
c
c ~ «
>-
en
:
(II
~
:
8.
(II
-" iii
(II :::; en
Qj en
Q, : e
e ; IV
(II
"C .. .. ...... "
C
I1l
;
;v
u
C ~
Q) 'e
0-
~ zen
C: <~~...J
e I-<en<~
~:;UJ(!)w~
:x VI
'0. 2 ::l
E alt3i:5~O::O:: en iii
VI
.9
I1l ~w:::><
~Q.t-zz00 u; .0 IV
...J 0 E
0
z 2 .s!
'c
(ii e 'c;;
(II
a. 'c;; w -"
'c
E ~ VI (II
.0
(II
~ 0 ~ :;2
~ '" Q) (II .0
en
Qj
VI
::l
C.
e
-"
en >-
e (II
'"
'0 ::l
~ 'E ...J
iii E
-
1= en en V
'c
~(i
Q)
o, Q) 's .2 (II
c
VI .)£ Q) U IV
en 'E
Q) Q)
:Q~ Q) co (Q ~ :5
.0
Q)
0>
(Q
::l
IV Q) iii (.)
.0
EE 0 0 0> ...J E 0>
c ::l
~ ~
c3 ~ (Q
<f) a. a.
0 -c -cVI a. a. .J::: ~ o ...J
~
C'O 0 Q) Q)
~
E'E~ I- (f) U l- I-
~~-o
: .. c
: en ,91
::::> ~
: ~ 0.
::~ 1::::>: VI
: ro 'iii
~=;~ 0
:::>
E <i en
:::> >- :c
Q "' iiien
~...,
en
~ c
(II
I-
"'E" ~ ~
~
S
Q)
(/)
"as" E 1
u; .:c E
~ 0>
(.)
1
:C 'O
0
z ~
c
::l ~
«
:; -e .. .
"" ""
e
z
<.!)
:5 C
« co 'c . ..
Q )
~
~ . .. ,
C'O
,~
z-
,:>t;
0 .J::: ~
.. .. > t;
::E ~ ~
en 0 -c (Q
E
(
"5 s
.. :;2 CD C Qj
Qj
< -e
"" "" ...
Q) 0
Q.
(Q
>- c
>
ro
sa ~ c
en
~
E c
Q 0
"e" c:::> ~
C
s
'c;; .;,,:.
u ..5 (Q
0
c:
a.
S
C
~ E ..., (Q
...
0
:::>
,~ (Q
Q)
Q)
,~ ~ IV iii c. ~
i= 't":: "0
Z (1)(1)'<: Q)
c
~ c
UJ E"" :::> en 0> 'c;; en E '0,
c. 's, e ~ (Q ro :::>
o_z"'a<.ll~i!l
a. o I ..5 ~ ~ii5 i:i) 0:
Q)
...J (f)
=>
I-
79
.... ... "'" ~ -.'".,'~
~
" ' B" :'g" :g :g c:
~ ~
'~ "
~
I--
-'"
-g ~ ~ -8 :'g"
<0
i
r- :B ""
."=
oX oX
:.!:
S
e,,e_,
'."... ~ ~ '",,_, > ;:
~ <:
', "_
.,., _,.. -'" .>< .>< .>< <0
.g i -E
l
<0
~ ~
~
:..:
~ ~ ~ ~ ~ e, ~
:g
.
'>"- .>< to
t
~
0;>
....
:B ~ 1 ;g : g :'g"
~
I--
:.:
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
:g
" "
.g
..,. -"" .>< . .. on
><:
i
i
e
~ ~ :g
,
".g"
><: I--
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ :..::
..,.
~ ~ .g :g~ .g
.>< e c -e-
-'" -""
-:
:g
'9
:..:: ~
B .~
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
... on
.g ~ ~ ::g~;g : cg
-'"
~
o n
>< : - s :
~ ~ ~ ~~ ~!
',"_
..,. .....
1:g~ :'g" ;B
t
-'"" oX
- ""
:B ~
~ r
B
-
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ :..::
.>< ... -'" ...;g o X -> <
:g :g ':i5"
,.,
:B ~ ~ i
I
<':'
"" ~ ~ ~ ~ ~ ~ :x::
'"
> -
-'"
..,. ..¥ .>< e-"" -e"e"
B ~ :8
e
:B
N
: g :g :g c:
-
'>"<:
~
ee
~ ~ ~ >'"
-
<,_
'0
'"I
>- ::>
:..::
~ ~ "'"" c:
I
I :s 15 :s ~
~ .~
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ :..:
1~ I
- . .
I
i
z
c:
!
~=
c-
.><
~ :>
0
0
.It !t l ... 2
s::>
.!9
~
:5 ~Ii Ii g> c:
~ ~
Si
~ t
j t :[I
S? C!. C ! .
f fI i
~ ~ c
=c: ~ '"=
4>
i 11
<0 ::> c:
~ s s; ~ §
~ ~l ~ j J1
l:" ~ ~ ~'" i .9/ .i!1
II
'"
I
0
:s~ , ,g ..Iii
to
~ .;:;;
= ~~ ~ ~~
~ ~ 'S u;
1I ~ :5 ~ u ..
a
~ "c
§'8 ~~=;o::"~~ -2
:::> '0
j1
~ 5::l < '0
< . .)~'C' v
~ 3
r: r: ~
~
g
3 ! ! j ~
~ lSi
J
~
ffi 0 ~ 19 '" i
- ~
(l.:": .... 0::
=-- ~ ~ s:.. ~ \.;>
::>
\.;> 0:: 1-' 0.. ><:0 <=
80
c:
m
'?i5
s:
(/)
m
§
~
C'Cl
'en
C'Cl
~
E
Q)
E
s:::
C
~
1l
: :
.:JS
'
, ....
I
, s:::
, C1l
.:.::
,
(/)
I
:::J '(j)
, ~ c:
CU
E
cu o
,......, E I;:
C'Cl
..¥.
c: 0> ..c
C'Cl s:: C'Cl
.:.:: cu is :::J
"'5 'iii .S 'S
..0 C1l ..0
Q) Q. ~C'Cl 'i5 VI
.e ..!.!! en 0
s:::
:::J
(/)
:::J
~
c:
:.c ~
c: C'Cl
>.
x:
..><:
s::: s:: ro a. c
ro
' .....J s::: ro ..0
0
:::l
.!:!1
C1l 0>
0 ...!.. ~
0
c.o '0, c: C'Cl .....
-e--'
C r .Q 0 Q)
.. I- 0 u.. o,
1l
c
81
....-- 1_-----,
o
...J
:J:
~
-
- --
«
-
'
~
-c
...J
=>
Z e/)
w e/)
:E lJJ
~ 0::
f0-
-c e/)
a
-
i=
-
l
i ro ro
:"' c
rtlCoo
:
« (/)
g" Q)
Z
w
> Ii: ::>
"
ro
a. "0 0)
Q) r o
~
z
(6
.>C
::> ro
ro c:
w "iii Q)
-'" Q.ctl
0.. .><:
W E (6
'"
ro
0... :E ~;-:::
D C/I :.>< "!'"
Q)
.
CI)
c:-'"
.
Q)
«
Q) "0
_ CI) ~ ro Q)
...J s:
CI) ::> ::> '" CI) .J::J
....,
w
o
-
z ~
ro
D
-
ro
c: ro Q)
ro
" ro 1:
o tel
"0
:; Q
C. Q)
D
~ 0c: E
Q) ro ro Co
:;c:
§ ~ U) .J::J CI)
.0
0= Z
0=
~
~ I
-
u..
z
«
SIS3NII\J'VN'V
~
w
a
z
U.J
0...
o
:::c::
o
0::
:::c::
-
..x
Q
)
-
e c: l}l
ro ~
Q ~ Q)
) E E
i
r
o
Q
)
U) ~
'v'1'Vr38 N'V8N3Q en
J:! -
0:: O>ilS3C1 ClOl.>fv=l
o
82