Anda di halaman 1dari 26

Oleh : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

PELAKSANAAN PROGRAM SURVEILANS

KESEHATAN
SURVEILANS MANFAAT

1. Data (1,2…….) 1. SKD


Penyakit a. Cpt ident 2. Alert
b. Cpt catat (respon) 3. KLB
a. P2B2 c. Cpt Lapor 4. Besar masalah
2. Pengolahan 5. Luas masalah
b. P2ML 3. Analisis 6. Tren kasus
c. PD3I 4. Intepretasi
d. PTM 5. Rekomendasi
6. Sosialisasi

Kasus 1. Kasus meningkat


managemen
Pemberantasan 2. Alert
PELAKSANAAN PROGRAM SURVEILANS

Kasus
Kesehatan Pemberantas
Kasus meningkat
Respon Alert
an
1.Penyakit
2. Manag. SURVEILANS

1. Data (1,2…….)
a. Cpt ident
b. Cpt catat (respon)
c. Cpt Lapor
2. Pengolahan
3. Analisis
4. Intepretasi
5. Rekomendasi
6. Sosialisasi
KEJADIAN KASUS PENYAKIT
1. Hasil pelayanan
TAU 2. Informasi masy
ADANYA 3. Informasi yankes
KASUS dibawahnya
1. Pelatihan (Pustu, Bidan)
2. Pembahasan bk 4. Rumor
3. Pengadaan 5. Pers
4. Reword
5. Alat informasi 1. SDM(tanggap,
6. Hardwar/sofwars trampil, susten)
Proses
2. Buku pedoman
pencatat
3. Form baku
an
4. Jejaring jelas
5. Alur jelas
HASIL PENCATATAN KASUS
MENINGKAT

Respon alert
Kejadian 1
kasus 2
2
diatas 1. Ferifikasi sumber ks KLB
3
ambang 2. Kunjungan lap. (PE) Tatalaks
3. Penanggulangan ana
4. Penyuluhan Protab
5. Koordinasi KLB
6. Pelaporan
Kegiatan yg dibutuhkan
1. Pelatihan
2. Onthejob training
3. Biaya (PE, Pengobatan, Lab=pengambilan, kirim,
4. Alat pelaporan
5. Alat komunikasi
STRATEGI PENCAPAIAN ELIMINASI CAMPAK-
RUBELLA
PENEMUAN KASUS
1.Meningkatkan sensitifitas penemuan kasus dengan merubah definisi operasional suspek
campak menjadi “demam dan ruam maculopapular”
2.Melibatkan pelayanan kesehatan swasta yang potensial seperti RS, klinik dan praktek
mandiri (dokter, bidan, perawat) dalam penemuan dan pelaporan kasus.
PENGAMBILAN SPESIMEN
1.Spesimen darah : 100% suspek yang ditemukan diambil spesimen darah dan dikirimkan ke
laboratorium yang disepakati
2.Spesimen urin : minimal diambil 1 spesimen urin dari suspek campak dengan
gejala tambahan batuk, pilek atau conjuctivitis per kab/kota/tahun.
DUKUNGAN LOGISTIK PENGIRIMAN SPESIMEN
1.Menyiapkan dana untuk pengambilan dan pengiriman spesimen

12/09/22 dr. Cornelia Hesadarma 6


KLB dengan SKD KLB
Deteksi Tindakan
DINI CEPAT

90
80 Kasus
70 potensial yang
60 dapat dicegah
50
40
30
20
10
0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31

35
37
33

39
HARI
DASAR PERENCANAAN SURVEILANS
TAHUN 2017

1. Pembangunan kesehatan pada level 2


tentang peningkatan akses dan pelayanan
mutu kesehatan : Penguatan sistim
informasi, manajemen dan Litbang
kesehatan
2. Pengembangan pelayanan kesehatan
berbasis tehnologi informasi
3. Penyediaan , penyebaran dan peningkatan
kualitas tenaga kesehatan.
DASAR HUKUM
1. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1984
Tentang Wabah Penyakit Menular
2. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992
Tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun
2000 Tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah
Otonomi.
4. SK Menkes No.30 Tahun 2000 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Depkes
Surveillance

INFORMASI
untuk
TINDAKAN
Surveillance
Surveiller = “ To watch Over”

Surveillans adalah suatu kegiatan yang


systematis pengumpulan, pengolahan
analisa dan interpretasi data; dan
penyebarluasan informasi kepada
siapa saja yang memerlukan
untuk diketahui dan
mengambil tindakan
OBSERVASI/PENGAMATAN TERUS MENERUS THD
ORG YG DIDUGA SAKIT--> PENGAWASAN MEDIS

MEMPELAJARI PENYAKIT PADA WAKTU, KELOMPOK


POPULASI TERTENTU DAN FAKTOR DETERMI
NANNYA
• Kunci keberhasilan surveilans adalah memberikan
umpan balik kepada sumber-sumber data surveilans
agar mudah memberikan kesadaran kepada sumber
data tentang pentingnya proses pengumpulan data.
Bentuk umpan balik biasanya ringkasan infomasi
atau korektif laporan yang dikirimkan.

• Penggunaan infomasi epidemiologi yang dihasilkan


surveilans oleh semua pihak yang mungkin dapat
melakukan tindakan pemecahan masalah
kesehatan dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan
surveilans
KEGUNAAN SURVEILANS
Surveilans dapat untuk menentukan luasnya infeksi
dan faktor risiko penularan penyakit sehingga
tindakan pencegahan dan penanggulangan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien,pada
perkembangan selanjutnya surveilans harus
digunakan dalam manajemen kesehatan untuk
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat
secara luas.
Kegunaan surveilans yang
penting adalah :
1. Mengamati kecenderungan dan memperkirakan besar
masalah kesehatan
2. Mendeteksi serta memprediksi adanya KLB
3. Mengamati kemajuan suatu program pencegahan dan
pemberantasan penyakit yang dilakukan
4. Memperkirakan dampak program intervensi yang ada
5. Mengevaluasi program intervensi
6. Mempermudah perencanaan program pemberantasan
1. SEBAGAI DASAR PERENCANAAN

2. MONITORING

3. EVALUASI

4. DASAR KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENANG

GULANGGAN
POIN 4 MELIPUTI :
1. PERENC PROG. PEMB PENYAKIT
2. EVALUASI PROG. PEMB PENYAKIT
3. PENANGGULANGAN WABAH

SUATU PROSES KEGIATAN: PENCATATAN, PENGUM


PULAN, PENGOLAHAN DATA SECARA TERUS MENE
RUS, ANALISA --> INFORMASI = REKOMENDASI
SUMBER DATA SURVEILANS:

1. HASIL PELAYANAN PUSKESMAS

2. PENCARIAN AKTIF PETUGAS DILAPANGAN

(SURVEI, PENELITIAN)

3. LAPORAN MASYARAKAT
JEJARING SURVAILANS :
Adalah pertukaran data/informasi
epidemiologis, analisis dan peningkatan
kemampuan SE yang terdiri dari jaringan
kerjasama antara :

1. Unit survailans dengan Yankes, laboratorium dan


unit penunjang lainnya
2. Unit survailans dengan Puslit/kajian/program
intervensi kesehatan lainnya
3. Antara Kab/Kota, Provinsi dan Pusat
4. Berbagai Sektor terkait Nasional, Bilateral, Regional
dan Internasional
Beberapa indikator kinerja
surveilans yang penting adalah :

• Kelengkapan laporan
ke DKK (90%)

• Ketepatan laporan ke
DKK (80%)

• Kecepatan pelaporan
( 1 x 24 jam)
YANG DIKERJAKAN PKM
LAPORAN RUTIN DG KEBIJAKAN
1. W-2 /Ewars (w-1) 1. W-2/Ewars (w-1)
2. STP 2. STP
3. AFP (FP-1)
4. Integrasi pd3
5. C-1/CKLB/SE KLB

S K D  PWS
Ketetapan pelaksanaan Surveilans

 KepMenKes No. 1479/MENKES/SK/X/2003


tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
dan Penyakit Tidak Menular (Surveilans
Terpadu Penyakit-STP)
 Ruang Lingkup asal pelaporan:
– STP berbasis Puskesmas
– STP berbasis Rumah Sakit
– STP berbasis Laboratorium
– STP berbasis KLB
– STP berbasis Puskesmas Sentinel
– STP berbasis Rumah Sakit Sentinel
 Ruang Lingkup Penyakit:
– SE Penyakit Menular (PD3I)
– SE Penyakit Tidak Menular
– SE Kesehatan Lingkungan
– SE Masalah Kesehatan
– SE Kesehatan Matra

 Pelaksanaan program perlu disusun :


– Surveilans khusus (penyakit dan faktor
risiko)
KLB tanpa SKD KLB
Kasus Deteksi Tindakan
Pertama Lambat Lambat

90
80
70 Kasus
kasus

60 yang
tertangani
50
40
30
20
10
0
11

15
17

23
25

31
33

39
13

19
21

27
29

35
37
1
3
5
7
9

hari
KLB dengan SKD KLB
Deteksi Tindakan
DINI CEPAT

90
80 Kasus
70 potensial yang
60 dapat dicegah
50
40
30
20
10
0
1
3
5
7
9
11
13
15
17

21
23
25
27
29
31
33
35

39
19

37
HARI

Anda mungkin juga menyukai