Anda di halaman 1dari 12

PENILAIAN RISIKO

PENYAKIT INFEKSI EMERGING

Tim Kerja Penyakit Infeksi Emerging


Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
23 Juni 2022
INDIKATOR 2020 - 2024
TARGET TARGET BARU
LAMA
JUMLA
JUMLA INDIKATOR TAHU PERSE
TAHU PERSE H
H N N
N N KAKO
INDIKATOR KAKO Persentase kab/kota yang

Persentase kab/kota yang 2020 5 26


melakukan respon KLB/wabah
(PE,Periksa Lab, tatalkasana TARGET 2020 5 26
Kasus)
memiliki peta risiko 2021 10 51
penyakit infem 2021 10 51
2022 100 514
2022 21 108
DEFINISI OPERASIONAL DEFINISI OPERASIONAL
2023 100 514
2023 31 160
2024 100 514
2024 42 216
Jumlah kab./kota yang melakukan pemetaan
1. Deteksi Dini dan Respon : Kab/Kota melakukan respon
risiko Peny. Infem minimal 2 kali dalam sinyal yang muncul pada SKDR 80%
setahun dibandingkan dengan jumlah 2. Pemetaan Risiko Penyakit Infem : Kab/Kota yang
kab./kota di Indonesia pada tahun yang sama, melakukan pemetaan risiko untuk sekurangnya 3
penyakit infem yang sudah ditentukan 1 kali
dinyatakan dalam persen dalam setahun
3. Pengendalian vector : kab/Kota yang memiliki minimal
25% puskesmasnya melakukan surveilans/pengendalian
vector
DETEKSI DINI MELALUI
PEMETAAN/PENILAIAN RISIKO
Setiap Kab/Kota wajib memiliki peta
risiko penyakit infeksi emerging

Tujuan:
 Memberikan panduan dalam
melakukan pemetaan risiko
penyakit infem di daerahnya;
 Mengoptimalkan penanggulangan
kejadian penyakit infem di suatu
daerah yang difokuskan pada
upaya penanggulangan beberapa
parameter risiko utama yang
dinilai secara objektif dan terukur
12/09/2022 3
DEFINISI:
Adalah proses sistematis dan dilakukan
terus menerus untuk mengumpulkan,
Penilaian Risiko
menilai, dan mendokumentasikan
informasi untuk menentukan tingkat
Metode Formal Risk Asessment
risiko suatu kejadian yang mengancam
- Penilaian mingguan/bulanan
kesehatan masyarakat, selama satu
masa dan pada lokasi yang ditentukan. - Sudah ada variabel2 penilaian
- Kuantitatif (numerik dengan
Metode Rapid Risk Asessment (RRA) angka)
- Penilaian Cepat (48 Jam) - Untuk penilaian/perencanaan
- Diawali dengan pertanyaan risiko kesiapsiagaan
- Kualitatif
- Untuk respon cepat terhadap situasi MERS, DIFTERI, POLIO

berkembang
Konsep Umum
Analisis Risiko Penyakit Infeksi Emerging
∑ Nilai x Bobot
Kategori Kerentanan

Indeks Kerentanan
Indeks
Risiko Penyakit Infem = x
Ancaman
Indeks Kapasitas

∑ Nilai x Bobot ∑ Nilai x Bobot


Kategori Ancaman Kapasitas Kategori
ALUR BERPIKIR
RISIKO =

Penetapan Penilaian Pembobotan Penghitungan Nilai


Nilai Risiko
Kategori Kategori Kategori Risiko

Judgment Expert
KONSEP PEMETAAN RISIKO
TIM PENILAIAN RISIKO
• Penilaian risiko dapat dilakukan secara
cepat (kualitatif) maupun formal
(kuantitatif)

Kerentanan Ancaman
Karakteristik
penyakit dan
Lingkungan dan dampaknya
kondisi rentan
Kapasitas
Kemampuan
pemerintah dan
masyarakat

KAREKTERISTIK RISIKO

REKOMENDASI
7
KATEGORI PENYAKIT MERS

Ancaman Kerentanan Kapasitas


SUBKATEGORI
SUBKATEGORI Kebjakan publik
SUBKATEGORI
Kelembagaan
Karakteristik Perjalanan penduduk ke
penyakit wilayah terjangkit Rumah Sakit Rujukan
Pengobatan Kapasitas Laboratorium
Pencegahan Transportasi antar Surveilans Rumah Sakit
Risiko importasi provinsi dan antar Surveilans wilayah oleh Puskesmas
kab/kota Surveilans pintu masuk oleh KKP
Attack Rate
Kepadatan penduduk Promosi peningkatan kewaspadaan
Risiko penularan
dan kesiapsiagaan
setempat
Dampak Proporsi penduduk usia Kompetensi penyelidikan
ekonomi >60 tahun epidemiologi MERS-CoV
  Tim Gerak Cepat
Rencana Kontijensi
Anggaran penanggulangan
KATEGORI PENYAKIT DIPHTERI
Ancaman Kerentanan Kapasitas
Kebijakan Publik
SUBKATEGORI SUBKATEGORI
Kelembagaan
Karakteristik Transportasi antar
penyakit Kapasitas Laboratorium
provinsi dan antar
kabupaten/kota Tatalaksana Kasus di RS
Pencegahan dan
pengobatan Analisis ancaman Difteri di
Risiko importasi Kepadatan penduduk wilayah
Deteksi dini Difteri di Fasyankes
Risiko penularan Cakupan imunisasi
Penyelidikan epidemiologi
setempat DPT3
Sumber penularan Cakupan imunisasi Ketersediaan Anti Difteri Serum
Dampak Ekonomi DPT-HB-Hib Ketersediaan vaksin
Dampak Cakupan imunisasi
Anggaran penanggulangan
Wilayah/Lama KLB DT
Endemisitas/Riwayat Cakupan imunisasi
kasus sebelumnya Td
KATEGORI PENYAKIT POLIO
Ancaman Kerentanan Kapasitas
SUBKATEGORI SUBKATEGORI SUBKATEGORI
Karakteristik Penyakit Kepadatan Penduduk Kebijakan publik
Pengobatan % cakupan imunisasi polio 4 Kelembagaan
Metode Penanggulangan % perilaku sehat Vaksinasi (Rutin, rantai dingin, dsb)
Penularan Penyakit Pengobatan
Jumlah Penduduk
Pencegahan Penularan Berkunjung Ke Daerah Pengendalian lingkungan dan Perilaku
Penyakit Perorangan Berjangkit Antar Negara Kualitas program pencegahan dan pengendalian
Frekuensi Transportasi PIE
Pencegahan Penularan
Penyakit di Masyarakat Massal ke negara berjangkit Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Transportasi Antar Wilayah Surveilans (SKD)
Risiko Importasi Sasaran deteksi dini kasus Polio (human diseases
Berdasarkan Deklarasi Kabupaten/Kota/Provinsi
surveillance)
PHEIC – WHO
% akses air bersih Pelaksanaan Deteksi Dini Polio di Fasyankes
Risiko Importasi berdasarkan (Puskesmas)
adanya laporan berjangkit % akses jamban keluarga
penyakit infeksi emerging di Pelaksanaan Deteksi Dini Polio di Fasyankes
daerah tertentu di Indonesia (RS)
Pelaksanaan Deteksi dini Polio di Lingkungan
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan
RENCANA TINDAK LANJUT

1. Kabupaten/Kota mengumpulkan Tools Pemetaan Risiko di


Bulan Juli 2022 untuk periode Januari-Desember 2021
2. Hasil pemetaan risiko yang dibuat oleh Kabupaten/Kota
menjadi dasar rekomendasi pengendalian dan pencegahan
penyakit infeksi emerging
3. Dinas Kesehatan Provinsi Memastikan Kabupaten/Kota
Mengumpulkan Tools pemetaan risiko

11
TERIM
A
KASIH
SALAM SEHAT
TETAP Niat baik Kerja keras Rasional Ikhlas
12/09/2022 NASIR UNTUK KAB NATUNA 2019 12

Anda mungkin juga menyukai