Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH

MBK 625 - PERENCANAAN DAN PENILAIAN BISNIS

Astrid Bella Mulyanti

202100100006

PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI BISNIS

UNIKA ATMA JAYA JAKARTA

2022
I. RESEARCH GAP
Gap yang terdapat pada penelitian tersebut adalah
 Population gap
Populasi pada penelitian ini hanya terbatas pada 106 Taiwanese listed companies dari 20 industri,
sedangkan hasil temuan belum pasti konsisten jika penelitian yang sama diaplikasikan ke industry lain
di negara lain.
 Empirical gap
Hasil temuan penelitian ditemukan agak tidak terduga karena bertentangan dengan persepsi umum
dalam literatur yang ditinjau oleh peneliti, yaitu “organizational risk dan supply risk masing-masing
memiliki dampak yang tidak signifikan terhadap demand risk dan kinerja keuangan perusahaan”.
 Methodological gap
Hanya sedikit peneliti yang meneliti bagaimana supply chain risk mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan dari perspektif marginal financial performance (MFP) dengan menggunakan metode
gabungan survei dan laporan keuangan.

II. RESEARCH NOVELTY

Kebaruan (novelty) penelitian adalah


 Para peneliti telah lama belum sepenuhnya mengajukan klaim tentang bagaimana supply chain risk
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan untuk pengawasan teoretis dan empiris. Sedangkan
makalah ini menyelidiki hubungan antara risiko SC dan kinerja keuangan perusahaan sebagai bagian
untuk mendukung penelitian lain penelitian terkait supply chain risk.
 Penelitian menghasilkan temuan yang tidak terduga, yaitu “organizational risk dan supply risk
masing-masing memiliki dampak yang tidak signifikan terhadap demand risk dan kinerja
keuangan perusahaan”. Hasil ini terjadi karena persepsi umum dalam literatur yang ditinjau
menunjukkan bahwa organizational risk memengaruhi demand risk dan kinerja keuangan secara
signifikan tunduk pada supply risk.
Hal ini terjadi mungkin karena skala item yang pada dipertahankan untuk konstruk organizational risk
lebih relatif terhadap perspektif sisi supply, seperti persaingan sumber daya yang langka dan
membayar pemasok tanpa penundaan.
Selain itu, meskipun organizational risk berpotensi penting untuk permintaan produk perusahaan,
perusahaan di industri Taiwan dapat memisahkan permintaan produk dari risiko ini melalui
manajemen hubungan pembeli-pemasok yang efektif.
Alasan lainnya ialah karena adanya kesenjangan persepsi antara bagaimana responden merasa
variabel SCR mempengaruhi kinerja keuangan vs bagaimana variabel SCR benar-benar
mempengaruhi kinerja keuangan.
Penjelasan lain mungkin bahwa meskipun supply risk merupakan faktor penting dari permintaan
produk perusahaan, perusahaan di industri Taiwan mungkin dapat memisahkan kinerja keuangan dari
jenis risiko ini melalui manajemen hubungan sisi supply yang proaktif.

III. FINDINGS & IMPLICATIONS


Temuan dan implikasi penelitian sebagai berikut:
 Hipotesa terkait pentingnya industry-specific risk, internal business process risk, dan demand
risk pada kinerja keuangan perusahaan didapati konsisten dengan penelitian sebelumnya (Cao
dan Zhang, 2011; Kache dan Seuring, 2014; Miller, 1991; Rao dan Goldsby, 2009; Selviaridis dan
Norrman, 2014; Simangunsong et al., 2012; Stratton dan Warburton, 2003). Hasil penelitian ini dapat
memperluas pengetahuan tentang bagaimana risiko supply chain mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan secara kuantitatif.
 Secara khusus, penelitian sebelumnya (misalnya Bavarsad et al., 2014; Cao dan Zhang, 2011; Tracey
et al., 2005; Zhao et al., 2013) berfokus pada deskripsi kinerja SCRM dan karakteristik masukan yang
mempengaruhi kinerja perusahaan. Sedikit yang meneliti bagaimana risiko SC mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan dari perspektif MFP dengan menggunakan metode gabungan survei dan laporan
keuangan.
 Peningkatan industry-specific risk menghasilkan peningkatan supply risk dan demand risk,
menyebabkan penurunan kinerja keuangan perusahaan. Hasil mengenai efek penting dari
industry-specific risk pada supply risk dan demand risk adalah konsisten dengan penelitian
sebelumnya (Fynes et al., 2005; Jiang et al., 2009; Schoenherr et al., 2008; Selviaridis dan Norrman,
2014; Simangunsong et al., 2012).
 Demikian pula, peningkatan supply risk dan demand risk menyebabkan penurunan kinerja
keuangan perusahaan. Hasil mengenai pentingnya internal business process risk pada supply
risk dan demand risk adalah konsisten dengan penelitian sebelumnya (Kache dan Seuring, 2014;
Rao dan Goldsby, 2009; Stratton dan Warburton, 2003).
 Peningkatan demand risk menyebabkan penurunan kinerja keuangan perusahaan. Temuan ini
menunjukkan bahwa supply chain risk tidak langsung dapat menghasilkan efek interaksi sinergis
yang lebih signifikan daripada risiko langsung.
 Pengujian H2 dan H4 mengungkapkan bahwa organizational risk dan supply risk masing-masing
memiliki dampak yang tidak signifikan terhadap demand risk dan kinerja keuangan
perusahaan, yang mana berlawanan dengan hasil penelitian dan literatur lain yang ditinjau.

IV. LIMITATION
Penelitian ini mengkaji bagaimana supply chain risk (SCR) mempengaruhi marginal financial
performance (MFP) melalui penggabungan data survei dan laporan keuangan. Estimasi MFP yang
dilaporkan tidak berlaku untuk semua bisnis di negara lain. Namun, penelitian di masa depan dapat
melakukan triangulasi temuan penelitian ini.

V. SUGGESTION
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi hasil yang tidak terduga sehubungan dengan hasil
penelitian yaitu “organizational risk dan supply risk masing-masing memiliki dampak yang tidak
signifikan terhadap demand risk dan kinerja keuangan perusahaan”.

Anda mungkin juga menyukai