BAB I
UMUM
Pasal 1
Landasan Penyusunan
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota
1. Anggota Biasa IPSM adalah seluruh PSM yang menghimpun diri dalam wadah
IPSM.
2. Anggota Kehormatan IPSM adalah mereka yang dianggap berjasa dan disetujui
sebagai Anggota Kehormatan IPSM
Pasal 3
Penetapan dan Pengesahan Anggota
1
Pasal 4
Hak dan Kewajiban Anggota Biasa
Pasal 5
Hak dan Kewajiban Anggota Kehormatan
Pasal 6
Status Keanggotaan dan Pemberhentian Anggota
2
d). Penetapan pemberhentian anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
butir (c) dilakukan oleh pengurus setelah anggota yang bersangkutan
diberikan kesempatan untuk mengajukan pembelaan diri pada rapat pleno
pengurus.
2. Penetapan atau peninjauan keanggotaan dilaksanakan oleh :
a). Pengurus IPSM tingkat Nasional.
b). Pengurus IPSM tingkat Provinsi.
c). Pengurus IPSM tingkat Kabupaten/Kota.
BAB III
PENGURUS IPSM
Pasal 7
Pengurus
1. Masa jabatan pengurus adalah 5 (lima) tahun, dan selanjutnya dapat dipilih
kembali.
2. Pengurus Pengurus IPSM disemua tingkatan bertindak secara kolektif kolegial,
demokratis dan penuh rasa persaudaraan
3. Pengurus IPSM berhak untuk :
a). Meminta laporan secara berkala kepada komite eksekutif
b). Mengingatkan anggota yang dianggap telah menyimpang dari Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, maupun ketetapan-ketetapan
Musyawarah Nasional.
c). Memberhentikan Anggota yang melanggar setelah diberikan peringatan.
4. Pengurus IPSM berkewajiban untuk :
a). Menjalankan dengan penuh tanggung jawab segala ketentuan yang telah
ada dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Ketetapan
Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi, Musyawarah
Kabupaten/Kota, Musyawarah Kecamatan dan Musyawarah
Kelurahan/Desa IPSM.
b). Menyusun dan menjalankan program kerja sesuai tujuan, tugas dan
fungsi IPSM, yang disusun melalui Rapat Pengurus IPSM dan atau Rapat
Pleno
c). Menyusun anggaran berdasarkan program kerja Pengurus.
d). Menyampaikan laporan secara berkala kepada Pembina IPSM dan Tim
Motivator dan Dinamisator PSM.
e). Melaksanakan Musyawarah Nasional secara tepat waktu
f). Melaksanakan Munaslub bila dianggap perlu.
3
Pasal 8
Komposisi Kepengurusan IPSM
Pasal 9
Komposisi Kepengurusan IPSM Tingkat Provinsi
Pasal 10
Komposisi Kepengurusan IPSM Tingkat Kabupaten/ Kota
4
Pasal 11
Komposisisi Kepengurusan IPSM tingkat Kecamatan
Pasal 12
Komposisi Kepengurusan IPSM tingkat Desa/Kelurahan
Komposisi Pengurus kulurahan/ desa adalah Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan
Bendahara.
Pasal 13
Persyaratan Pengurus IPSM
Setiap PSM berhak untuk menjadi Fungsionaris IPSM dengan persyaratan tambahan
sebagai berikut :
1. Memahami AD/ART IPSM.
2. Memiliki kemampuan dan kesungguhan dalam mengendalikan IPSM.
3. Memiliki kecakapan kepemimpinan dan tatalaksana kelembagaan.
4. Bersedia menjadi Pengurus .
5. Mampu dan mau melaksanakan tugas kepengurusan IPSM dengan segala
konsekuensinya.
6. Dapat mengembangkan dan memobilisasi potensi-potensi yang ada untuk
pemberdayaan PMKS.
Pasal 14
Pemberhentian Fungsionaris
5
BAB IV
TIM MOTIVATOR DAN DINAMISATOR PSM
Pasal 15
Pembentukan Tim Motivator dan Dinamisator PSM
Pasal 16
Anggota Tim Motivator dan Dinamisator PSM
Pasal 17
Hubungan
1. Ketua Umum Pengurus Nasional IPSM, ketua IPSM Provinsi, Ketua IPSM
Kabupaten/Kota merangkap sebagai anggota tim Motivator dan Dinamisator
PSM pada setiap tingkatan kepemimpinan.
2. Pengurus IPSM mempunyai hubungan konsultatif dan saling mendukung
dengan Tim Motivator dan Dinamisator PSM pada semua tingkatan.
BAB V
PEMBINA
Pasal 18
Pembina IPSM Tingkat Nasional
6
3. Tokoh-tokoh Masyarakat yang peduli terhadap Penyelenggaraan Kesejahteraan
Sosial
Pasal 19
Pembina IPSM tingkat Provinsi
Pasal 20
Pembina IPSM tingkat Kabupaten/Kota
Pasal 21
Pembina IPSM tingkat Kecamatan
Pembina IPSM tingkat Kecamatan adalah Camat dan instansi terkait di tingkat
kecamatan serta tokoh masyarakat yang peduli terhadap Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial
Pasal 22
Pembina IPSM tingkat Kelurahan/Desa
7
BAB VI
BIMBINGAN DAN PELATIHAN PSM
Pasal 23
Bimbingan Teknis PSM
Pasal 24
Pelatihan PSM
8
Pasal 25
Sertifikat IPSM
BAB VII
KODE ETIK PSM
Pasal 26
Pelanggaran PSM
9
g). Setiap PSM haruslah ikut berperan dalam terjadinya perubahan
kebijaksanaan, pemberian pelayanan, kondisi sosial bagi taraf
kesejahteraan masyarakat yang memerlukan pelayanan sosial.
h). Setiap PSM haruslah menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan klien
hanya digunakan untuk kepentingan penanganan masalah.
i). Setiap PSM haruslah dapat menempatkan sesuai dengan pikiran, sikap
dan perasaaan klien.
j). Setiap PSM haruslah mengenal dirinya dan menyadari keterbatasan diri
dan profesinya sehingga memerlukan rujukan kepada pihak / profesional
lainnya.
k). Pelanggaran terhadap kode etik PSM akan dikenakan sanksi yang
ditetapkan oleh Pengurus IPSM Kabupaten/ Kota, IPSM Propinsi atau
Pengurus IPSM IPSM
Pasal 27
Pembelaan
Sebagaimana pasal 26 ayat (3) PSM yang dinyatakan bersalah melanggar kode etik
dapat melakukan pembelaan di Munas IPSM atau Musyawarah Kerja Nasional IPSM
BAB VIII
INSTITUSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 28
Kedaulatan IPSM
10
Pasal 29
Musyawarah dan Rapat
BAB IX
PENGESAHAN DAN PENGUKUHAN PENGURUS IPSM
Pasal 30
Pengesahan
11
e). Pengurus IPSM tingkat Desa/Kelurahan disahkan melalui Surat Keputusan
Pengurus IPSM tingkat Kecamatan.
Pasal 31
Pengukuhan
BAB X
TANDA PENGENAL
Pasal 32
Atribut IPSM
Tanda Pengenal IPSM terdiri dari Lambang, Bendera, Pataka, Kartu Tanda Anggota,
Jas dan Atribut lainnya yang ditentukan dalam Pedoman Tanda Pengenal IPSM.
12
BAB XI
QOURUM
Pasal 33
Qourum
1. Musyawarah dan Rapat-rapat IPSM sah apabila dihadiri oleh lebih ⅟₂ (setengah)
jumlah peserta.
2. Pengambilan Keputusan pada dasarnya diusahakan sejauh mungkin secara
musyawarah untuk mencapai mufakat, dan apabila ini tidak tercapai keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.
3. Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
a). Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah
Nasional yang dihadiri sekurang-kurangnya ⅔ (dua pertiga) dari jumlah
utusan.
b). Untuk Hal ini, keputusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya
2/3 (dua pertiga) dari jumlah utusan yang hadir.
BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 34
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
BAB XIII
PERATURAN TAMBAHAN
Pasal 35
Penutup
13
3. Untuk kepentingan dan kondisi khusus, Pengurus IPSM tingkat Provinsi dan
Pengurus IPSM tingkat Kabupaten/Kota dapat menerbitkan petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis IPSM sepanjang tidak bertentangan dengan
aturan diatasnya.
4. Semua Badan atau Lembaga yang menggunakan nama atau tanda pengenal
IPSM diatur dalam Pedoman pelaksanaan IPSM dan ditetapkan dalam
Musyawarah Nasional
BAB XV
PENUTUP
Pasal 36
Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur kemudian
dalam Pedoman-Pedoman pelaksanaan IPSM, Peraturan-Peraturan Operasional IPSM
dan Petunjuk Pelaksanaan IPSM sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran
Rumah Tangga.
Diputuskan di Yogyakarta
Pada tanggal 24 Agustus 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL III
IKATAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT
(Darius E Satali,S.Pd) (Willem Gesper) (Sukino, SE,SH,MH) (Sulasmono Dirjo,SE) (Edy Siswanto)
14