Anda di halaman 1dari 7

Journal of Indonesian History 10 (2) (2021)

Journal of Indonesian History

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih

Hierarki Pada Rumah Limas Palembang Hasyim Ning

Rama Agas Hidayat, Iqbal Fajri, Supriyanto, & Syarifuddin 


Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya
Info Artikel Abstrak
________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Hierarki merupakan elemen sentral pada penelitian mengenai Rumah Limas Palembang. Adat istiadat mem-
Diterima November 2021 iliki keterkaitan antara pola ruang dan kehidupan yang termaktub pada masyarakat Palembang terdahulunya
Disetujui Desember 2021 hingga di masa sekarang. Beberapa golongan atau kelas sosial sudah tidak terdengar asing, baik itu lingkungan
Dipublikasikan Januari keluarga maupun masyarakat. Berfokus pada penelitian kali ini bagaimana rumah limas tersebut melahirkan
2022 kelas sosial masyarakat di Palembang. Pemaknaan khusus terhadap pola ruang merupakan simbol dari per-
________________ wujudan hierarki tersebut. Pola ruang terbilang merepresentasikan hierarki atau tingkatan dari setiap masing-
Keywords: masing sosial masyarakat yang ada di kota Palembang. Karena di dalam rumah limas itu sendiri memiliki
Runas Limas, Palembang, lima tingkat atau lima ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda. Maka dari itu keadaan inilah yang disebut
Hasyim Ning dengan hierarki/suatu tingkatan pada penelitian kali ini.
____________________ .
Abstract
___________________________________________________________________
Hierarchy is a central element in research on Rumah Limas Palembang. Customs have a relationship between
the patterns of space and life embodied in the previous Palembang society to the present. Some social groups or
classes do not sound strange, be it family or community environment. Focusing on this research on how the limas
house gave birth to the social class of the people in Palembang. The special meaning of the spatial pattern is a
symbol of the embodiment of this hierarchy. The spatial pattern represents the hierarchy or level of each social
community in the city of Palembang. Because the limas house itself has five levels or five rooms with different
functions. Therefore, this condition is called a hierarchy/a level in this research.

© 2021 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6633
Ruang Jurnal Sejarah, Gedung C5 Lantai 1 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: : syarifuddin@fkip.unsri.ac.id

165
Rama Agas Hidayat, Iqbal Fajri, Supriyanto, & Syarifuddin / Journal of Indonesian History 10 (2) (2021); pg.
165-171

PENDAHULUAN atau publik itu berada di lantai paling rendah.


Makna dari kekijing tersebut akhirnya berubah
Secara historis rumah limas sebagai wujud seiring berjalannya waktu. Yang pada awalnya
dari tempat tinggal kelompok priyayi dan bang- diperuntukkan bagi kalangan priyayi dan bang-
sawan palembang yang pada permukaannya be- sawan dengan status sosial dan kelompok mas-
rada di daratan. Rumah limas Palembang meru- ing-masing, kini berubah pada entitasnya sebagai
pakan rumah panggung dan berangka yang penghormatan orang yang lebih tua (Siswanto,
dibangun di atas arus maupun surut sungai musi. 2009).
Dari wujud tersebut mengandung nilai sosial dan Dalam hal ini memiliki faktor-faktor
keindahan sejarah Kesultanan Palembang yang obyektif tertentu, seperti kesamaan politik, sosial
termaktub dalam entitas rumah limas, penga- dan budaya pada masyarakat (Murod, 2011:47).
yaannya dan jalannya gerak ruang-ruangnya Studi Rumah Limas Palembang sudah banyak
yang erat kaitannya dengan kerangka keyakinan, dilakukan, namun yang secara spesifik mengenai
tingkat kelas sosial masyarakat, kebutuhan ling- hierarki pada Rumah Limas Palembang Hasyim
kungan dan cara hidup sebuah kelompok. Wujud Ning belum dilakukan. Seperti pada penelitian
rumah limas pada masa Kesultanan Palembang, Dina yang membahas tentang filosofi terhadap
diambil setelah adanya rangkaian tindakan spa- bangunan arsitektur terkhususnya rumah limas
sial yang disesuaikan dengan penyesuaian pada Palembang (Dina, 2015).
budaya masyarakat Palembang. Dengan perbe- Adapula Tondi mendeskripsikan nilai
daan pada ketinggian lantai bengkilas, pada de- dan makna kearifan lokal rumah tradisional li-
wasa ini merupakan gambaran menjembatani mas Palembang sebagai kriteria masyarakat me-
seseorang berdasarkan gelar bangsawan pada layu. Tondi mendeskripsikan Rumah Limas Pa-
masa Kesultanan Palembang. Tatanan ruang da- lembang dengan menganalisis hubungan antara
lam bangunan Rumah Limas Palembang men- rumah limas Palembang pada denyut jantung
cakup desain yang tidak salah lagi, khususnya masyarakat melayu, dalam hal ini merupakan
naik dan turun. Konsep pengantar penyusunan pengembangan mendetil daripada sintesis
progresi spasial didasarkan pada keyakinan dan mengenai kearifan lokal. Serta merupakan titik
konvensi individu Palembang yang terkena imbas sentral pada kajian yang lebih mendalam
Buddhisme di tengah-tengah Domain Sriwijaya. bagaimana sosial masyarakat menjadi acuan
Karena Palembang adalah pusat penyebaran pada tatanan kehidupan tersebut (Tondi, 2018).
agama Buddha terbesar di Nusantara. Kehadiran Selanjutnya, Zahrial membahas tentang
Rumah Limas dalam penyelenggaraannya saat study pencahayaan alami pada Rumah Limas Pa-
ini masih bisa dilihat meski kondisinya tidak lembang. Pada sejumlah penelitian tersebut dapat
hanya seperti keunikannya. Rumah Limas Pa- kita telisik tidak ada penelitian mengenai Hier-
lembang dulunya memiliki ruangan dan jendela arki Pada Rumah Limas Palembang Hasyim
yang sangat luas dan sangat banyak bagiannya. Ning. Dengan demikian, novelty pada penelitian
Saat ini banyak rumah panggung Limas yang ini dapat dipertanggung jawabkan (Zahrial,
mengalami perubahan baik dari penataan ruang 2016).
dan bentuk rumah pada dasarnya (Amin, Adapula penelitian yang terkait dengan
2015:233). perihal tersebut ialah studi penelitian oleh Diem.
Dari entitasnya terlihat, kekijing yang Diem mengkaji wisdom of the locality (sebuah
merupakan tingkat pembeda dari ketinggian lan- kajian: kearifan lokal dalam arsitektur tradisional
tai rumah limas tersebut. Kekijing merupakan Palembang) menurutnya kearifan lokal ialah ba-
lambang dari status sosial keluarga. Anggota gian dari tradisi budaya suatu bangsa, dalam ling-
keluarga yang memiliki status sosial yang tinggi kungan geografis nasional nusantara, kearifan lo-
berada pada lantai paling tinggi serta bersifat kal seakan-akan telah ditempatkan pada struktur
pribadi dan tidak ada yang boleh melewati bata- fisik bangunan (gedung) dan wilayah (kota). Per-
san tersebut, sedangkan untuk kalangan biasa mukiman tradisional dalam materi komposisi

166
Rama Agas Hidayat, Iqbal Fajri, Supriyanto, & Syarifuddin / Journal of Indonesian History 10 (2) (2021); pg.
165-171

pada wilayah asuhan, serta tercapai pelbagai daripada pengetahuan sebuah sosial masyarakat
corak kearifan, pada bagiannya ialah corak dan di masa lalu. Beberapa hal yang memiliki tingkat
cara penataan permukiman. Menurut keragaman status sosial terkait hieraki rumah limas Hasyim
etnis daerah atau wilayah yang diduduki, kualitas Ning.
dan kuantitas yang menghasilkan tradisi dan adat Dengan sumber primer yang meliputi
berbeda dengan nilai dan norma pada pulau-pu- arsip, wawancara dan dokumen, kemudian
lau tersebut (Diem, 2012). sumber sekunder yang meliputi penelitian
Pada penelitian ini yang merujuk pada terdahulu yang relevan dan pustaka, dengan
Hierarki atau sistem tingkatan dalam sebuah menggunakan pendekatan, berklasifikasi serta
kehidupan, yang mana Hierarki pada Rumah berakumulasi antara sumber satu dan yang
Limas Hasyim Ning ini merupakan sebuah lainnya, ini merupakan bentuk daripada sintesis
entitas yang pernah ada sebelumnya. Berdasar- serta interpretasi pada bentuk entitas historis
kan informasi di atas timbul pertanyaan mengenai hierarki rumah limas Hasyim Ning.
mengenai bagaimana hierarki yang ada pada Ru- .
mah Limas Palembang Hasyim Ning. Salah
seorang pemilik rumah, yakni Hasyim Ning, HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian menjadikan Rumah Limas tersebut Rumah Limas
berada pada sistem hierarki menurut pola ruang Dari zaman kesultanan Palembang rumah
itu tersendiri, berdasarkan tradisi dan nilai his- limas merupakan suatu kemunculan pada
toris yang ada di Kota Palembang. Kini sekarang kalangan bangsawan palembang saat itu
sudah berpindah tangan kepada anaknya yang (Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan,
sekarang tidak dipakai lagi sistem hierarki terse- 2006:39). Sejak tahun 1932, rumah limas dikenal
but. pula dengan nama Rumah Bari, yang artinya
Dari beberapa hal yang telah ditelisik, rumah lama atau tua. Pemberian nama Bari
kajian ini bertujuan menjelaskan bagaimana setelah pemerintah kolonial mengubah fungsi
Hierarki pada Rumah Limas Hasyim Ning rumah limas milik seorang Kapiten Arab
Palembang karena dilihat dari beberapa faktor bernama Pangeran Syarif Abdurahman Alhabsi
mengenai sistem tingkatan kasta atau dalam hal menjadi musium dan diletakkan di Jalan Rumah
ini disebut hierarki, masih dipakai atau tidaknya Bari (Pemprov Sumsel, 2006:17-18).
penelitian ini menekankan pada nilai historis, Motif dan lambang dari kelima emas
dalam artian penelitian ini akan mengkaji lebih tersebut, terdapat pada: (1) lima tingkatan
dalam bagaimana sistem hierarki yang pernah kekijing yang melambangkan lima
dipakai saat itu, tepatnya di Rumah Limas kemasyarakatan yang beradat, yaitu tertib dan
Palembang Hasyim Ning itu sendiri beraturan, rukun, damai, aman, dan makmur; (2)
pada bagian atap rumah yang berbentuk
METODE piramida yang agak curam (acap kali melebihi 45
Metode dalam penelitian ini peneliti derajad), berikut kelopak-kelopak lembaran
menggunakan metode sejarah. Pendekatan bunga dan budi pekerti, tata krama serta
penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah keindahan terangkai pada simbol bunga melati
pendekatan historis yang merekonstruksi sesuatu pada simbar (Akib dkk, 1980:19).
yang sudah terjadi pada masa lalu, dan
menjelaskan mengapa peristiwa itu dapat terjadi.
Pendekatan pada penelitian ialah
menggunakan pendekatan antropologi yang
berfokus pada studi historis dengan berbagai
kehidupan sosial masyarakat, sejarah, budaya
serta nilai-nilai kearifan lokal yang terhubung
antara masa sekarang dan sebagai cerminan

167
Rama Agas Hidayat, Iqbal Fajri, Supriyanto, & Syarifuddin / Journal of Indonesian History 10 (2) (2021); pg.
165-171

Ketika seseorang akan bertamu, ia akan


menaiki tangga terlebih dahulu. Tangga ini
biasanya berjumlah ganjil. Menurut kepercayaan
orang Palembang bahwa jumlah ganjil bermakna
membawa keberuntungan bagi yang menempati.
Di samping tangga biasanya disediakan gentong
atau tempayan untuk mencuci kaki sebelum
masuk rumah. Setiap lantai pasti memiliki
tingkatan yang dinamai bengkilas. Bentuk seperti
ini secara arsitektur mengikuti bentuk atap yang
terus menurun pada bagian depan, sehingga
lantaipun menyesuaikan dengan tinggi atap.
Gambar 1. Rumah Limas Palembang Hasyim Tingkatan dalam rumah limas dibagi menjadi
Ning. tiga bagian utama, yaitu: (1) bengkilas, berfungsi
Sumber. Dokumentasi Penulis, 2020 untuk menerima tamu dan hajatan. Bengkilas
terdiri dari tiga tingkatan, yaitu atas, tengah dan
Ciri khas rumah limas, yaitu atapnya bawah. Bengkilas itu sendiri dibatasi dengan
berkonstruksi piramid terkerat pada derajat papan yang disebut kekijing, dengan panjang
condong 45 hingga 60. Cucuran atapnya sesuai dengan lebar rumah dengan tebal kurang
memanjang ke muka dengan bagian belakang lebih 5 cm dan tinggi 30 cm; (2) pedalon
lebih pendek (Nawiyanto, 2016:133). Pada atap merupakan inti rumah, biasanya terdapat 1 – 3
tersebut, biasanya ditutup dengan genteng model kamar; (3) pawon yaitu dapur dan letaknya
belah buluh. Nama ini diberikan karena bentuk terpisah dari rumah (Nawiyanto, 2016:134).
genteng mirip dengan bambu dibelah dua dengan
fungsi saling mengkait. Sebagai pengkokoh atap Hierarki
rumah dan sebagai pementas rumah, maka pada Hans kelsen mengemukakan pendapat
bagian bumbungan tiga tanduk kambing terbuat bahwa hierarki merupakan teori sistem hukum,
dari beton. Begitu pula di tiap-tiap ujung atap dan yang menunjukkan sistem yang bertingkat
pada tempat pertemuannya. Berdasarkan nilai dengan aturan golongan. Koneksi di sekitar
filosofisnya, seni budaya tanduk kambing adalah konstelasi dalam hal ini diatur tingkah laku dari
kelopak bunga melati atau bunga teratai sebagai konstelasi yang bertolak belakang bisa disebut
lambang adab sopan dan santun atau lambang hubungan luar biasa serta hubungan subordinasi
kesucian. Di tengah-tengah bumbungan rumah dalam kerangka ruang. Tolak ukur pada
terdapat suatu hiasan bernama simbar berupa penentuan penciptaan tolak ukur lain lebih
rangkaian bunga melati yang sedang mekar. Pada unggul jika dibandingkan dengan inferior. Pada
kanan kiri simbar diberi ornamen berbentuk sistem hukum itu sendiri menjadi ke efektifan
tanduk kambing, ada juga yang diletakkan di kiri dalam rumusan penentuan konstelasi yang luhur
dan kanan tutup cucuran atap bagian depan dan (Asshiddiqie, 2006:110).
belakang rumah. Ornamen tersebut, selain Sistem hierarki merupakan alat paling
sebagai hiasan juga berfungsi untuk menangkal sederhana untuk memahami masalah kompleks,
petir. Ornamen tanduk kambing rumah limas di mana masalah diuraikan menjadi elemen
mempunyai jumlah tertentu. Jika berjumlah dua terkait, elemen disusun secara hierarkis, dan
menggambarkan Adam dan Hawa; jika akhirnya elemen dalam jenis komponen yang
berjumlah tiga menggambarkan matahari, bulan, sama dievaluasi dan disusun dari komponen-
dan bintang; berjumlah empat melambangkan komponen tersebut pada tingkat hierarki yang
sahabat nabi; dan jika berjumlah lima sesuai. Struktur hierarki juga merupakan
melambangkan rukun Islam (Akib dkk, 1980: abstraksi dari struktur sistem, digunakan untuk
26). mempelajari fungsi interaktif antar komponen

168
Rama Agas Hidayat, Iqbal Fajri, Supriyanto, & Syarifuddin / Journal of Indonesian History 10 (2) (2021); pg.
165-171

dan pengaruhnya terhadap sistem. Abstraksi ini b. Kalangan atas ke bawah


memiliki bentuk yang saling berhubungan dan c. Kalangan menengah ke atas
memiliki struktur tertentu, puncak atau tujuan d. Kalangan menengah ke bawah
utama (ultimate goal) akan mengarah pada e. Kalangan bawah ke atas
pembentukan bagian-bagian, kemudian f. Kalangan bawah ke bawah
kebijakan dan strategi. Oleh karena itu, struktur
hierarki adalah sistem yang tingkat pengambilan 4). Di Eropa sendiri terdapat 4 kategori yaitu:
keputusannya dilapisi oleh beberapa elemen a. Kategori atas
pengambilan keputusan di setiap tingkat b. Kategori menengah terdidik serta kelas
pengambilan keputusan (Malingkas, 2010:9). menengah ekonomi
c. Kategori pekerja
Pembagian Hierarki d. Kategori budak (Heriyanto, 2004:6).
a. Berdasarkan Status Ekonomi.
1) Berdasarkan perekonomian Aristoteles b. Berdasarkan Status Sosial
membagi kelas sosial masyarakat, yaitu: Social class terjadi ketika suatu hal terlihat
a. Kelas sangat makmur; kontras seperti rasa hormat dan status sosial
b. Kelas makmur dan; masyarakat. Seperti, kelompok masyarakat
c. Kelas rendah. dianggap dihormati berdasarkan status sosialnya
2) Adapula tiga jenis masyarakat menurut Karl lebih tinggi, juga kelompok masyarakat dilihat
Marx: rendah berdasarkan status sosialnya.
a. Borjuis atau kapitalis: penguasaan terhadap Misalnya dapat kita ambil contoh seperti
tanah dan produksi. masyarakat Bali, yang pembagiannya kelas
b. Kelas menengah: sering dikenal sebagai masyarakat menjadi empat kasta/golongan,
pegawai yakni Brahmana, Ksatria, Waisia dan Sudhra.
c. Proletariat: masyarakat bawah, kaum buruh Triwangsa merupakan tiga kasta pertama.
dan petani. (Heriyanto, 2004:7).
Karl Marx berpendapat bahwa kelas Bisa kita telisik kembali bagaimana
kapitalis tidak hanya diisi oleh kalangan atas saja masyarakat Bali melalui stratifikasi sosialnya
namun juga kelas menengah tersebut masuk membentuk tatanan masyarakat hingga
dalam kelas kapitalis karena pada kenyataannya sekarang, melalui kasta/golongan kita dapat
kelompok ini adalah pembela kapitalisme yang mengetahui dimana penempatan diri seorang
gigih. Oleh karena itu, dalam masyarakat manusia dalam kelas sosial masyarakat masing-
sebenarnya hanya ada dua kelompok, yaitu masing.
kapitalis atau borjuis dan proletar (Heriyanto,
2004:5). Rumah Limas Hasyim Ning dalam Hierarki
Sejak Marx dan seterusnya, kesadaran Rumah Limas Hasyim Ning sebuah entitas
hierarki telah dipelajari dengan menganalisis bersejarah pada rumah limas Palembang yang
proses secara menyeluruh yang mana hierarki berlokasi di Kecamatan Ilir Barat II Palembang
menjadi dasar akan kepentingannya. Dalam RT 02/RW 01 Jalan Temon Lorong Kuto Batu.
sosiologi, konsep kesadaran hierarki adalah Sekitar 1778 Masehi pembangunan rumah ini
kuncinya untuk memahami mekanisme melalui perdana kali oleh Masagus H Nanang dan
kelas mana ketidaksetaraan menyebabkan sekarang umur rumah tersebut mencapai angka
konflik kelas dalam masyarakat kapitalis (Perez, 200 tahun lebih. Kemudian rumah ini di pindah
2014:57). tangankan kepada Mat Cek Ong dan diberi
kepada penerusnya yaitu Cek Ebek. Sebuah
3). Dalam masyarakat Amerika, stratifikasi bentuk dari kesepakatan akhirnya rumah ini
hierarki dibedakan menjadi enam kategori, yaitu: dibeli langsung oleh Hasyim Ning. Ada beberapa
a. Kalangan atas hal yang ditelisik pada perubahan rumah limas

169
Rama Agas Hidayat, Iqbal Fajri, Supriyanto, & Syarifuddin / Journal of Indonesian History 10 (2) (2021); pg.
165-171

Hasyim Ning sekarang, mulai dari penambahan pengertiannya, maka kalau dia memakai gelar
kolong konstruksi yang digunakan tempat usaha raden dia harus meninggikan dirinya sendiri
mebel dan fungsi kolong konstruksi lainnya. bukan sombong tetapi dengan meninggikan
Pada pola ruang Rumah Limas Hasyim orang lain otomatis dia akan meninggikan
Ning ini terdapat lima tingkat, tingkatan inilah dirinya sendiri begitupula gelar-gelar lain. Dan
yang disebut sebagai hierarki karena dalam gelar yang dipakai oleh orang-orang Palembang
bentuk serta pola ruang khusus setiap itu adalah gelar yang mulia (Wawancara Ahmad,
personalitas yang mendudukinya. Dalam 23 Oktober 2020).
wawancara, Ahmad, salah seorang pengurus
Rumah Limas Hasyim Ning beliau mengatakan SIMPULAN
sebenarnya dalam masalah ini ada dua pendapat Rumah Limas Palembang Hasyim Ning
dari para sesepuh mengenai hierarki Rumah merupakan entitas yang telah lama ada dan
Limas Hasyim Ning, dilihat dari nama dengan memiliki catatan panjang pada masa kesultanan
gelaran Palembang seperti Raden. Maka nama Palembang Darussalam, maka dari itu entitas
dengan gelaran Raden tersebut itu ditempatkan tersebut tidak terlepas pada nasab serta zuriat itu
pada gegajah atau sisi tengah, lalu pendapat yang sendiri. Bagaimana gelaran palembang tersebut
lainnya, ini merupakan bentuk penghormatan berkorelasi pada pola ruang yang menjadi satu
kepada orang yang lebih tua atau bisa juga para kesatuan terhadap Hierarki. Dalam hal ini juga
priyayi dan juga alim ulama. Serta ada tempat sistem kelas tersebut masih tetap terpakai, bukan
khusus untuk rakyat biasa yang biasanya bentuk pembeda antara yang kaya ataupun
ditempatkan di bagian bawah (Wawancara miskin, melainkan sebuah bentuk penghormatan
Ahmad, 23 Oktober 2020). untuk orang yang lebih tua dan juga alim ulama.
Palembang mempunyai gelaran nasab Berkaca pada harkat hierarki tersebut diharapkan
bangsawan, gelaran-gelaran yang ada di tercapai pada kehidupan, guna menjadi fondasi
Palembang itu seperti, baik raden, kiagus, kemas awal pada perkembangan moral masyarakat
dan masagus sudah jelas, masyarakat Palembang kelak di masa yang akan datang.
mengenal identitas mengenai gelaran-gelaran
tersebut. melihat dan membandingkan DAFTAR PUSTAKA
bangsawan Palembang itu sama di Jawa, ada Ahmad. 23 Oktober 2020. Wawancara
klasifikasi, ada kelas dan sebagainya. Padahal Pribadi
sebenarnya dalam praktek sehari-hari itu tidak
ada, jadi kita memberikan pemahaman yang jelas Akib, dkk. 1980. Sejarah dan Kebudayaan
Palembang Jilid I. Jakarta: Departemen
dalam perspektif kita bahwa gelar bangsawan di
Pendidikan dan Kebudayaan.
Palembang tidak ada kelas.
Amin, Abdul Rachmad Zainal. 2015.
Selain itu perspektif masyarakat melihat Konteks Perwujudan Nilai Kearifan Lokal.
kijing-kijing rumah limas itu simbol dari gelar- Jurnal Local Wisdom and Cultural
gelar bangsawan Palembang dan itu salah, Sustainability.
karena pada kenyataannya kijing yang pertama Asshiddiqie, dkk. 2006. Theory Hans Kelsen
bukan untuk raden saja tapi untuk orang-orang In Law, Cetakan I. Jakarta: Sekretariat
yang cakap didalam keagamaan yaitu cakap Jendreral & Kepaniteraan Makamah
mengaji, cakap ceramah, cakap dalam Konstitusi RI.
Diem, Anson Ferdiant. 2012. Wisdom Of The
memimpin tahlil dan berdoa. Sehingga orang-
Locality (An Study: Local Wisdom in
orang yang dianggap mempunyai kecakapan
Traditional Palembang Architecture).
maka duduk di kijing atas. Gelar-gelar itu sendiri Palembang: Periodic Journal of Engineering.
adalah mandat dari leluhur memakai gelar itu. 2(4).
Kita tahu raden itu diturunkan dari Abdurahman Dina, Rizki Rahma. 2015. Makna Dan Nilai
, beliau adalah sultan yang alim sampai ke SMB Filosofis Masyarakat Palembang Yang
II yang alim dan yang ditinggikan dalam Terkandung Dalam Bentuk Dan Arsitektur

170
Rama Agas Hidayat, Iqbal Fajri, Supriyanto, & Syarifuddin / Journal of Indonesian History 10 (2) (2021); pg.
165-171

Rumah Limas. Padang Panjang: Jurnal


Ekspresi Seni. 17(2)
Heriyanto, Arief. 2004. Social Class, Social Status,
Social Role and Influence. Jakarta: Modul
Malingkas, Grace. 2010. Sistem Hirarkis. Jurnal
Tekno Universitas Sam Ratulangi 8(54)
Murod, Abdul Choliq. 2011. Nasionalisme Dalam
Perspektif Islam. Jurnal Sejarah Citra
Lekha. 16(2).
Nawiyanto. 2016. Kesultanan Palembang
Darussalam-Sejarah dan Warisan
Budayanya. Jember: Jember University
Press.
Pemprov Sumsel. 2011. City Guide: South
Sumatera Highlight. Palembang:
Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. 2006.
Gelar Kebangsawanan Kaitannya
dengan Rumah Limas Palembang.
Palembang: TP.
Perez, Pablo. 2014. Class consciousness in a
mature neoliberal society: Evidence from
Chile. Journal Elsevier Science Direct.
38.
Siswanto, A. (2009). Local Wisdom of Traditional South
Sumatra Architecture for the Development of
the Built Environment. Local Wisdom
Journal. 1(1).
Tondi, Muhammad Lufika. 2018. Nilai Dan
Makna Kearifan Lokal Rumah
Tradisional Limas Palembang Sebagai Kriteria
Masyarakat Melayu. Tanjungpura: Jurnal
Langkau Betang. 5(1).
Zahrial, Abdul Rachmad. 2016. Study
Pencahayaan Alami Pada Rumah Limas
Panggung Palembang (Simulasi Dengan Program
Ecotect 5.0). Jurnal Teknoin Universitas
Islam Indonesia. 22 (9).

171

Anda mungkin juga menyukai