Anda di halaman 1dari 2

Mengenal jenis-jenis perawat

Diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No 26/2019, perawat vokasi adalah
perawat lulusan pendidikan vokasi keperawatan serendah-rendahnya diploma tiga (D3)
keperawatan. Perawat vokasi dibekali kemampuan teknis keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.

Kewenangan yang dimiliki seorang perawat vokasi lebih terbatas dibandingkan perawat profesi.
Salah satunya, tidak punya kewenangan merencanakan tindakan keperawatan kesehatan
masyarakat. Perawat vokasi lebih difungsikan sebagai pelaksana.

Sementara itu, perawat profesi adalah perawat yang sudah menempuh pendidikan profesi
keperawatan dengan keahlian khusus dalam asuhan keperawatan. Gelar untuk perawat yang telah
melewati jenjang pendidikan profesi adalah ners.

Lulus pendidikan profesi, seorang ners tidak serta merta mendapat kewenangan klinis untuk
menangani pasien. Sama juga dengan perawat vokasi, ners terlebih dahulu harus melalui uji
kompetensi untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR).

Di level tersebut, seorang ners masih bersifat generalis seperti halnya dokter umum atau general
practician di kedokteran. Nah, pada jenjang berikutnya ia bisa melanjutkan lagi pendidikan
profesinya ke program spesialis keperawatan. Gelar untuk ners yang sudah menyelesaikan program
tersebut adalah ners spesialis.

Ada spesialisasinya juga

Dosen pengajar di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Dr Allenidekania, S.Kp, M.Sc,
menjelaskan ada sedikitnya 5 spesialisasi keperawatan yang dikenal di Indonesia saat ini:

Spesialis keperawatan maternitas

Spesialis keperawatan medical bedah

Spesialis keperawatan jiwa

Spesialis keperawatan komunitas

Spesialis keperawatan anak

Di tempatnya bekerja, seorang ners spesialis dapat menjadi koordinator sekaligus memberikan
konsultasi kepada ners generalis. Posisi ini dikenal sebagai Clinical Care Manager (CCM).
"Kita harapkan yang spesialis ini bertindak sebagai CCM, yaitu koordinator klinis buat pelayanan
keperawatan anak kalau di PICU (Paediatric Intensive Care Unit)," jelas Alleni, ditemui detikcom di
Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (6/2/2023).

Berbeda dengan kedokteran yang mengenal jenjang subspesialis atau konsultan, pendidikan profesi
di keperawatan hanya sampai spesialis. Namun demikian, saat ini mulai dikembangkan program-
program yang lebih spesifik seperti spesialis keperawatan onkologi.

"Fakultas Ilmu Keperawatan sudah membuat program yang lebih spesifik kayak misalnya spesialis
keperawatan onkologi (kanker). Tadinya keperawatan medical bedah, ambil pendalaman onkologi.
Sudah dihaslikan spesialis keperawatan onkologi," papar Alleni.

Bisa sekolah lagi sampai S3

Di luar pendidikan profesi, seorang ners juga punya peluang untuk mengembangkan diri melalui jalur
akademik. Jenjang pendidikan akademik untuk perawat dimulai dari program sarjana keperawatan
(S1), magister keperawatan (S2), dan doktor keperawatan (D3).

Bidang kepakaran yang bisa diambil oleh seorang ners di jalur akademik cukup beragam. Salah
satunya yang didalami Alleni, yakni onkologi pediatri atau kanker anak.

"Kalau saya pediatri onkologi, fokus pada manajemen kelelahan atau fatigue pada anak yang
mendapat kemoterapi," jelas Alleni yang saat ini merupakan Ketua IPANI (Ikatan Perawat Anak
Indonesia).

Anda mungkin juga menyukai