Anda di halaman 1dari 18

Perbedaan kompetensi bidan DIII,S1,S2 dan

Doktoral Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

DARADWI
F422285

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan Kebidanan merupakan Pendidikan yang sangat diminati kaum


perenpuan terutama bagi mereka yang sudah lulus pendidikan SMA. Hal ini
disebabkan berbagai macam hal mulai dari memang niat dari cita-cita, dorongan
orang tua, dorongan diri sendiri bahwa memang menyukai profesi yang bersifat
kemanusiaan sampai mungkin mengidolakan profesi yang sangat berjasa ini.
Dalam hal ini tentunya diperlukan suatu pengetahuan tentang bagaimana
jenjang pendidikan bidan sesungguhnya, melanjutkan pendidikan bidan baik yang
masih akan memulai atau pun akan melanjutkan alih jenjang dapat dengan baik
memahami materi ini, dan perbedaan kompotensi yang dimiliki setiap jenjang
yang telah didapatkan/
B. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permaslahan:
1. Apa perbedaan kompetensi yang dimiliki Bidan D3,S1,S2,dan S3?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Bidan
Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan program
pendidikan kebidanan baik dalam negeri maupun di luar negeriyang diakui secara
sah oleh pemerintah pusat dan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan
praktik kebidanan. (UU Kebidanan, 2019).
Bidan adalah seorang perempuan yang tangguh, kuat, pantang menyerah,
berjasa dalam bidang kesehatan Ibu dan anak, remaja, serta kesehatan reproduksi
wanita, yang juga disebut bidadari idaman. (pendapat mimin)\
B. Perkembangan Pendidikan Bidan di Indonesia
1) Tahun 1981 Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi tidak berlangsung lama
2) Tahun 1902 Pendidikan Bidan Bagi wanita pribumi dibuka kembali
3) Tahun 1954 Dibuka sekolah guru bidan
4) Tahun 1975-1984 sekolah Bidan ditutup, dan IBI terus berjuang agar sekolah
Bidan dibuka kembali
5) Tahun 1985 dibuka Program Pendidikan Bidan Swadaya
6) Tahun 1989 Crash Program Pendidikan bidan dan Penempatan Bidan di Desa
7) Tahun 1993 Program Pendidika Bidan B, Akper+1 tahun hanya 2 angkatan
8) Tahun 1993 Program Pendidikan Bidan C, SMP+3TH DI 11 Propinsi. Pada
congress VIII IBI di Surabaya, IBI mengeluarkan rekomendasi, agar dasar
pendidikan bidan SMU terus diperjuangkan
9) Tahun 1994 Program Bidan PTT
10) Tahun 1996 Dibuka D-III Kebidanan
11) Tahun 2000 Dibuka Program D-IV Pendidik
12) Tahun 2006 dibuka S2 Kebidanan di Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran
13) Tahun 2008 dibuka S1+Profesi Kebidanan di Fakultas Kedokteran
14) Universitas Airlangga Surabaya
15) Tahun 2009 dibuka S1+Profesi Kebidanan di Fakultas Kedokteran
16) Universitas Brawijaya Malang
17) Tahun 2011 dibuka S2 Kebidanan di Universitas Andalas Padang dan
Universitas Brawijaya Malang
18) Tahun 2012 dibuka S2 Kebidanan Universitas Hassanudin Makassar
19) Tahun 2013 dibuka S1+Profesi Kebidanan di Universitas Andalas Padang
20) Tahun 2014 dibuka S2 Kebidanan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta •
Hingga tahun 2018 sudah berdiri 32 Program studi Profesi Bidan (ibi.or.id)
C. Pendidikan Bidan
Untuk menjadi bidan harus mengikuti pendidikan kebidanan. Pendidikan
Kebidanan sebagaimana dimaksud terdiri atas:
1) Pendidikan Vokasi
Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang menyiapkan
Mahasiswa untuk pekerjaan penguasaan keahlian terapan tertentu sampai
program sarjana terapan. Pendidikan vokasi dapat dikembangkan oleh
pemerintah sampai program magister terapan atau doctor terapan. Pendidikan
Vokasi yang dimaksud di sini adalah D-III Kebidanan (A.Md.Keb.), D-IV
Kebidanan (S.Tr.Keb.). Lulusan Pendidikan vokasi akan mendapatkan gelar
vokasi yang ditulis di belakang nama penyandang gelar yang berhak dengan
mencantumkan singkatannya.
Pendidikan Vokasi dapat dianalogikan dengan SMK, yaitu pendidikan
yang utamanya mengutamakan pada skill based atau keterampilan. Lulusan
Pendidikan Vokasi selanjutnya disebut Bidan Vokasi. Untuk menjadi Bidan
Vokasi mahasiswa kebidanan pada akhir masa pendidikan Vokasi harus
mengikuti uji kompetensi yang bersifat nasional.
2) Pendidikan Akademik
Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan pada
penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan atau
seni tertentu, yaitu mencakup program pendidikan sarjana (S-1), Magister (S-
2), dan Doktor (S-3). Pendidikan Akademik yang dimaksud terdiri atas:
a) Program Sarjana Kebidanan (S-1)
Program Sarjana Kebidanan (S.Keb.) adalah Program pendidikan
akademik yang bertujuan menyiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang
menguasai disiplin(keilmuan) Kebidanan. Program sarjana menyiapkan
Mahasiswa menjadi Intelektual dan/ilmuwan yang berbudaya, yang
mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu
mengembangkan diri menjadi professional.
b) Program Magister Kebidanan (S-2)
Program Magister Kebidanan (M.Keb.) adalah Program
pendidikan akademik yang bertujuan menyiapkan mahasiswa menjadi
lulusan yang menguasai disiplin(keilmuan) Kebidanan dan
Pengembangan Ilmu. Program Magister mengembangkan mahasiswa
menjadi intelektual, ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki
dan/atau menciptakan lapangan kerja serta mengembangkan diri menjad
profesionl.
c) Program Doktor Kebidanan (S-3)
Program Doktor Kebidanan (Doktor/Dr.) adalah Program
pendidikan akademik yang bertujuan menyiapkan mahasiswa menjadi
lulusan yang menguasai disiplin (keilmuan) Kebidanan, Pengembangan
Ilmu, dan Penemuan Ilmu.
Lulusan Pendidikan Akademik akan mendapatkan gelar akademik
sesuai peraturan perundang-undangan.
d) Pendidikan Profesi (Bd.)
Pendidikan Profesi adalah system pendidikan tinggi lanjutan
setelah program pendidikan setara sarjana atau program pendidikan
sarjana yang menyiapkan peserta didik untuk keahlian khusus. Lulusan
pendidikan profesi mendapatkan gelar profesi. Pendidikan Profesi bidan
merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana/sarjana terapan
yang menyiapkan peserta didik dalam menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan sesuai sebagai seorang bidan ahli professional, bekerja
secara mandiri, mampu mengembangkan diri dan beretika. Bidan lulusan
pendidikan profesi selanjutnya disebut Bidan Profesi. Untuk menjadi
Bidan Vokasi mahasiswa kebidanan pada akhir masa pendidikan Vokasi
harus mengikuti uji kompetensi yang bersifat nasional.
D. Tahap Atau Jenjang untuk menempuh Pendidikan Bidan
Jika ingin menjadi seorang Bidan, seorang perempuan setelah lulus SMA
harus menempuh Pendidikan Kebidanan yang bisa dipilih antara Pendidikan
Vokasi maupun Pendidikan Akademik. Sesuai dengan tujuan apa yang ingin
dicapai. Untuk Pendidikan Vokasi dari lulusan SMA dapat dipilih Program
Diploma III Kebidanan (D-III) yang bergelar A.Md.Keb. (Ahli Madhya
Kebidanan) atau Program Diploma IV Kebidanan (D-IV) yang dulunya bergelar
S.ST (Sarjana Sains Terapan) dan sekarang gelarnya menjadi S.Tr.Keb. (Sarjana
Terapan Kebidanan). Untuk Pendidikan Akademik yang bisa dipilih setelah lulus
SMA adalah Program Pendidikan Sarjana Kebidanan (S-1) yang memiliki gelar
S.Keb.( Sarjana Kebidanan) dan dilanjutkan dengan program pendidikan profesi
bidan yang memiliki gelar Bd.(Bidan) yaitu gelar akan ditenpatkan di depan
nama seseorang yang telah meyelesaikan program pendidikan profesi Bidan.
Berikut adalah Jenjang Pendidikan Bidan yang harus ditempuh seorang wanita
setelah tamat dari Pendidikan Sekolah Menengah atas:
1) Program Pendidikan Diploma III Kebidanan (A.md. Keb)
Setelah lulus Pendidikan SMA/SMK, lulusan berjenis kelamin wanita
dapat melanjutkan pendidikan Bidan dengan memilih Program Pendidikan D-
III Kebidanan. Program Pendidikan D-III Kebidanan ada di 600 lebih institusi
Di Indonesia (Data Resmi dari Dikti). Tidak lah sulit menemukan Program
Studi D-III Kebidanan ini.
Program Studi D-III Kebidanan ini masuk ke dalam pendidikan
Vokasi. Yang artinya adalah Pendidikan yang lebih menonjolkan aspek
keterampilan tertentu. Program Studi D-III Kebidanan merupakan pendidikan
vokasi yang menghasilkan bidan pelaksana dengan gelar Ahli Madya
Kebidanan (A.Md. Keb) yang dapat bekerja di fasilitas kesehatan, atau Bidan
Terampil pada formasi CPNS dengan golongan ruang II/a sampai III/c. Beban
studi yang ditempuh sekuarang-kurangnya 108 SKS dan sebanyak-banyaknya
120 SKS yang didistribusikan dalam 6 semester dan dapat ditempuh dalam
waktu sekurang-kurangnya 6 semester dan selambatlambatnya 10 semester
setelah pendidikan SMA.
2) Program Pendidikan Diploma IV Kebidanan (SST/SSiT/S.Tr.Keb)
Program Pendidikan D-IV Kebidanan ini juga termasuk dalam
pendidikan Vokasi. Program Studi D-IV Kebidanan dapat berupa lanjutan dari
Program Studi D-III Kebidanan,ataupun D-IV Reguler mulai nol tahun dari
lulusan SMA. Program Studi D-IV Kebidanan meruapakan pendidikan vokasi
yang menghasilkan bidan mahir dengan gelar Sarjana Sains
Terapan(SST/SSiT) atau yang sekarang disebut dengan Sarjana Terapan
(S.Tr.Keb). Program Studi D-IV sekarang sudah berada pada level yang sama
dengan Program Sarjana.
Lulusan Program Studi D-IV Kebidanan ini dapat bekerja di fasilitas
Kesehatan atau Bidan Ahli pada formasi CPNS dengan golongan ruang III/a
sampai IV/c. Beban Studi yang ditempuh untuk program D-IV Kebidanan alih
jenjang(transfer) adalah 40 SKS dengan paket kurikulum 2 semester, dan lama
studi 1 tahun setelah lulus dari Program Studi Diploma-III Kebidanan. Untuk
Program D-IV Kebidanan nol tahun(dari SMA) harus menyelesaikan mata
kuliah sekitar 150 SKS dengan 8 semester lama kuliah 4 tahun.
Setelah menyelesaikan Program Studi D-IV Kebidanan dapat
melanjutkan ke jenjang Profesi jika ke depan ingin membuka Praktik Mandiri
Bidan. Dan jika tujuannya ingin berkontribusi dalam dunia Pendidikan
Kebidanan bisa melanjutkan ke jenjang Magister.
3) Program Pendidikan Sarjana Kebidanan/Strata 1 Kebidanan (S.Keb.)
Program Pendidikan Sarjana Kebidanan termasuk dalam golongan
Pendidikan Akademik. Program Pendidikan S-1 Kebidanan dapat berupa
lanjutan dari Program Studi D-III Kebidanan maupun mulai dari lulusan SMA
yang disebut dengan Reguler(Nol Tahun). Program Pendidikan Sarjana
Kebidanan menghasilkan Bidan Mahir dengan gelar Sarjana Kebidanan
(S.Keb.)
Lulusan Program Pendidikan Saerjana Kebidanan ini dapat bekerja di
fasilitas kesehtan atau Bidan Ahli pada formasi CPNS dengan golongan ruang
III/a sampai IV/c. Beban Studi yang ditempuh pada Program Alih jenjang
adalah 60 sks (3 semester) dan 144 sks (8 semester pada Program regular dari
lulusan SMA). Untuk Program Pendidikan Sarjana Kebidanan setelah selesai
Program Sarjana wajib mengikuti Progran Pendidikan Profesi Bidan.
Untuk Program Alih jenjang ditempuh dalam waktu hampir 3 tahum,
dengan perincian 3 bulan matrikulasi, 1,5 tahun kuliah, dan 1 tahun profesi.
Untuk Program Reguler ditempuh dalam 5 tahun, dengan perincian 4 tahun
kuliah dan 1 tahun profesi. Setelah menyelesaikan tahapan sarjana Kebidanan
memperoleh gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb.), namun tidak dapat digunakan
untuk melaksanakan praktek Kebidanan. Jadi, memang harus dulanjutkan
dengan pendidikan profesi yang ditenpuh 2 semester (1 tahun) dan
memperoleh gelar Bidan (Bd.), serta memiliki kewenangan untuk
melaksanakan praktek Bidan.
4) Program Pendidikan Profesi Bidan (Bd.)
Program Pendidikan Profesi Bidan adalah program lanjutan dari D-IV
Kebidanan maupun S-1 Kebidanan, yang mana untuk kurikulumnya Program
S-1 Kebidanan sudah satu paket dengan Program Pendidikan Profesi.
Sedangkan pada kurikulum lama D-IV Kebidanan Profesi dan pendidikannya
terpisah, untuk kurikulum baru D-IV Kebidanan sudah sepaket dengan
Profesi, yang artinya program pendidikan baru pada D-IV Kebidanan(Sarjana
Terapan) sudah berlanjut dengan profesi.
Tujuan Pendidikan Profesi ini adalah tertuju pada penguasaan teori
aplikasi bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu, mengelola sumber
daya mengevaluasi secara komprehensif untuk pengembangan strategis
organisasi, menyelesaikan masalah bdengan pendekatan monodisiplin.
Pendidikan Profesi lanjutan dari S-1 Kebidanan ditempuh dengan 2
semester yaitu 1 tahun. Sedangkan Program Profesi lanjutan dari D-IV
Kebidanan ditempuh dalam 3 semester, yaitu 1,5 tahun. Setelah
menyelesaikan tahapan Program Profesi Bidan akan memperoleh gelar Bidan
(Bd.) yang diletakkan di depan nama, serta memiliki kewenangan untuk
melaksanakan praktik Bidan baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun
Praktik Mandiri Bidan..
5) Program Pendidikan Magister/Pasca Sarjana Kebidanan (M.Keb.) dan
Program Magister Terapan Kebidanan (M.Tr.Keb)
Program Magister Kebidanan (M.Keb) merupakan pendidikan
akademik yang diperuntukkan bagi lulusan Program Sarjana atau sederajat
sehingga mampu mengamalkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan/atau Teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah. Program
Magister sebagaimana tersebut mengembangkan mahasiswa menjadi
Intelektual, Ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau
menciptakan lapangan kerja serta mengembangkan diri menjadi professional.
Program Magister Kebidanan dapat ditenpuh dengan minimal 1 semester
matrikulasi untuk
lulusan D-IV Kebidanan ditambah 3 semester untuk menyelesaikan studi, dan
maksimal adalah 6 semester untuk menyelesaikan studi. Untuk lulusan dari S-
1 Kebidanan tidak perlu matrikulasi jadi langsung masuk pada tahap studi
yang dapat ditenmpuh dengan minimal 3 semester dan maksimal 6 semester.
Program Magister Terapan Kebidanan (M.Tr.Keb) merupakan
kelanjutan dari pendidikan vokasi yang diperuntukkan bagi lulusan program
sarjana terapan atau sederajat untuk mampu mengembangkan dan
mengamalkan penerapan Ilmu Pengetahuan dan/atau Penalaran melalui
teknologi dan penalaran ilmiah. Program Magister Terapan sebagaimana
dimaksud mengembangkan Mahasiswa menjadi ahli yang memiliki kapsitas
tinggi dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada profesinya.
6) Program Pendidikan Doktor Kebidanan (Dr.) dan Doktor Terapan Kebidanan
Program Doktor merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan
bagi lulusan program magister atau sederajat sehingga mampu menemukan
atau menciptakan dan/atau memberikan kontribusi kepada pengembangan,
serta pengamalan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran dan
penelitian ilmiah. Lulusan Program Doktor berhak menyandang gelar doctor.
Program Doktor Terapan merupakan kelanjutan bagi lulusan program
magister terapan atau sederajat untuk mampu menemukan, menciptakan,
dan/atau memberikan kontribusi bagi penerapan, serta pengamalan Ilmu
pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran dan penelitian Ilmiah. Program
Doktor terapan sebagimana tersebut mengembangkan dan memantapkan
Mahasiswa untuk lebih bijaksana dengan meningkatkan kemampuan dan
kemandirian sebagai ahli dan menghasilkan serta mengembangkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi melalui penelitian yang komprehensif dan akurat
dalam memajukan peradaban dan kesejahteraan manusi
E. Kompotensi Bidan
1) Kompotensi Bidan D3
a) Kompetensi Utama
(1) Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari
ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk
dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk
wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
(2) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan
yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di
masyarakat dalam rangka untuk meningaktkan kehidupan keluarga
yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
(3) Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi
dini, pengobatan atau rujukan dari omplikasi tertentu.
(4) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan
yang bersih dan aman, menangani situasi kegawat daruratan tertentu
untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
(5) Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu
tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
(6) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada
bayi bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan
(7) Bidan memberikan asuhan yang bermtu tinggi, komprehensif pada
bayi dan balita sehat (1 bulan-5 tahun).
(8) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif
pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya
setempat.
(9) Bidan melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan
gangguan sistem reproduksi.
b) Kompetensi Pendukung
(1) Bidan dapat memberikan asuhan kebidanan berdasarkan prinsip
evidence-based.
(2) Bidan dapat melakukan Komunikasi Interpersonal dan Konseling
(KIP/K) dengan baik.
(3) Bidan dapat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris baik secara pasif
maupun aktif dalam konteks pelayanan kebidanan.
(4) Bidan dapat mengoperasikan komputer dengan segala program
aplikasinya untuk kepentingan pendokumentasian kebidanan dan
penulisan karya penelitian dan pengabdian masyarakat.
(5) Bidan memiliki kemandirian dalam mengembangkan karirnya
sebagai bidan melalui jiwa wirausaha (entrepreneurship) sehingga
mampu menyusun busines plan sebagai prasyarat bagi pembukaan
Bidan Praktek Swasta (BPS).
(6) Bidan memiliki sikap, perilaku, dan kebiasaan yang berorientasi pada
pengembangan Kecerdasan Emosional – Spiritual (ESQ) untuk
mendukung terciptanya bidan yang etis, profesional, dan akuntabel.
Kompetensi Utama. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan
keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik
yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai
dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya
dan Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan
kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan
menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningaktkan
kehidupan
2) Kompotensi Bidan S1 dan profesi

Profil Deskripsi Singkat


Care Provider Lulusan profesi bidan mampu memberikan
asuhan kebidanan secara komprehensif dan
profesional yang berfokus pada keunikan
perempuan, untuk mencapai reproduksi sehat,
pencapaian peran ibu dan kualitas masa
pengasuhan anak.
Lingkup praktik meliputi masa remaja,
pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan,
nifas dan menyusui bayi baru lahir, bayi dan
balita, pelayanan kontrasepsi, dan kesehatan
reproduksi.
Asuhan kebidanan berfokus pada upaya
promosi, edukasi dan konseling termasuk
deteksi dini masalah dan komplikasi,
penanganan awal kegawatdaruratan, rujukan,
konsultasi dan kolaborasi.
Pelayanan tersebut melibatkan keluarga dan
masyarakat, didukung dengan kemampuan
komunikasi, pengambilan keputusan
berdasarkan pemikiran kritis, kepekaan, prinsip
partnership, standar dan kode etik profesi dan
penggunaan teknologi tepat guna yang
mendukung proses kealamiahan.
Communicator Lulusan profesi bidan berperan sebagai
komunikator dalam memberikan informasi dan
edukasi, mengkomunikasikan kebijakan,
menyampaikan argumen/pemikiran atau karya
inovasi yang bermanfaat bagi keluarga,
masyarakat dan pengembangan profesi.
Community Lulusan profesi bidan berperan sebagai
Leader penggerak dan pemberdaya masyarakat untuk
peningkatan kualitas hidup masyarakat
khususnya perempuan, ibu dan anak dengan
memanfaatkan potensi dan sumber daya yang
tersedia.
Decision Maker Lulusan profesi bidan berperan sebagai
pengambil keputusan yang independen dalam
menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan
pemikiran logis, kritis, etis dan sistematis.
Manager Lulusan profesi bidan berperan sebagai
pengelola pada layanan kesehatan ibu dan anak,
kesehatan reproduksi perempuan, keluarga
berencana dengan memperhatikan potensi dan
sumber daya secara efektif.

Pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


369/MENKES/III/2007 Standar Lulusannya adalah :
1. Lulusan pendidikan bidan sebelum tahun 2000 dan Diploma III
kebidanan, merupakan bidan pelaksana, yang memiliki kompetensi untuk
melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik
perorangan.
2. Lulusan pendidikan bidan setingkat Diploma IV I S1 merupakan bidan
professional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya
baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat
berperan sebagai pemberi layanan, pengelola, dan pendidik.
Daftar keterampilan dibedakan:
1. Sampai dengan tahun 2026. Keterampilan yang dimiliki oleh Bidan dan
ahli madya kebidanan, dalam beberapa keterampilan klinis yang fisiologis
sama, sehingga lulusan profesi bidan maupun ahli madya kebidanan dapat
melaksanakan Praktik Kebidanan esensial secara mandiri di Tempat
Praktik Mandiri Bidan terhitung sebelum Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2019 tentang Kebidanan diundangkan sampai dengan 7 (tujuh)
tahun setelah Undang-Undang tersebut diundangkan.
2. Setelah tahun 2026. Keterampilan yang harus dimiliki oleh Bidan dan ahli
madya kebidanan dibedakan sehingga praktik Kebidanan secara mandiri
hanya dapat dilakukan oleh lulusan pendidikan profesi Bidan di Tempat
Praktik Mandiri Bidan terhitung 7 (tujuh) tahun setelah Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan diundangkan.
3) Kompetensi Bidan S2
Selain care giver, provider, decision maker, bidan dengan lulusan S2
mempunyai kompetensi yang berbeda dengan S1, D3 maupun profesi
kebidanan diantaranya :
a) Mampu memahami sistem informasi kesehatan dan kebidanan serta
mampu mengkomunikasikannya kepada masyarakat
b) Mampu mengelola program pendidikan bidan atau program kesehatan ibu
dam anak di Indonesia
c) Mampu melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik secara profesional
pada institusi pendidikan bidan
d) Mampu melakukan penelitian ilmiah bekerjasama sengan bidang keilmuan
lain dalam rangka pengembangan pendidikan dan pelayanan kebidanan di
Indonesia
e) Mampu melakukan program kemitraan dengan stakeholder dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan untuk
memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia
f) Mampu mengembangkan asuhan kebidanan berbasis kebutuhan
masyarakat dengan memanfaatkan berbagai perkembangan teknologi
4) Program S3 Kebidanan/Doktoral
Perjuangan berikutnya adalah melahirkan jenjang pendidikan akademik
tertinggi di bidang ilmu kebidanan yaitu melalui lahirnya Program Studi Ilmu
Kebidanan (Doktor Ilmu Kebidanan) pertama di Indonesia. Mungkin saja
sebagian besar M.Keb. sudah bercita-cita untuk melanjutkan pendidikannya
hingga jenjang doktoral, tetapi karena prodi tersebut tidak tersedia di dalam
negeri maka terpaksa harus menempuh pendidikan di luar negeri. Prodi S3
Ilmu Kebidanan (Doctor of Midwifery) sudah banyak ditawarkan oleh
perguruan tinggi di luar negeri. Ketika saya melakukan penelusuran di google
dalam waktu cepat ditampilkan beberapa Prodi S2 Ilmu Kebidanan antara lain:
Doctor of Midwifery dari Jefferson (Philadelphia University - Thomas
Jefferson University) (Amerika Serikat), Midwifery PhD dari The
University of
Manchester (Inggris), Clinical Doctorate in Midwifery dari University of
Stirling (Skotlandia), Doctorate in Midwifery dari National University of
Ireland Galway (Irlandia), dan lain-lain.
Kompotensi bidan lulusan S3 kebidanan atau doctoral adal:
1. kebidanan merupakan sub bidang dari profesi kesehatan yang berkaitan
dengan pelayanan bagi ibu hamil, serta kesehatan ibu dan bayinya. Perawat
dan bidan bersertifikat terlibat dalam perawatan medis prenatal dan
pascanatal, dalam konseling dan menawarkan dukungan, dan dalam
mempersiapkan keluarga untuk menjadi orang tua. Bidan profesional biasanya
bekerja di rumah sakit umu Etik legal dan keselamatan klien. Kompetensi
intinya Mampu melaksanakan praktik kebidanan dengan menerapkan etika,
legal, dan keselamatan klien dalam seluruh praktik dan pelayanan kebidanan
untuk perwujudan profesionalisme Bidan.
2. Komunikasi efektif. Kompetensi intinya Mampu melakukan praktik
kebidanan dengan menggunakan teknik komunikasi efektif untuk interaksi
dengan klien, Bidan, tenaga kesehatan lain, dan masyarakat dalam bentuk
anamnesis, konseling, advokasi, konsultasi, dan rujukan, dalam rangka
memenuhi kebutuhan klien, dan menjaga mutu pelayanan kebidanan.
3. Pengembangan diri dan profesionalisme. Kompetensi intinya Mampu
melakukan praktik kebidanan dengan memahami keterbatasan diri, kesadaran
meningkatkan kemampuan profesional, dan mempertahankan kompetensi
yang telah dimiliki, serta senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam memberikan pelayanan kebidanan yang
terbaik bagi masyarakat dan semua pemangku kepentingan.
4. Landasan ilmiah praktik Kebidanan. Kompetensi intinya Mampu melakukan
praktik kebidanan dengan mengaplikasi ilmu biomedik, kebidanan, ilmu
kesehatan anak, sosial budaya, kesehatan masyarakat, biokimia, fisika
kesehatan, dan farmakologi, perilaku, humaniora, hukum kesehatan,
komunikasi secara terintegrasi untuk pemberian asuhan kebidanan
komprehensif secara optimal, terstandar, aman, dan efektif.
5. Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan. Kompetensi intinya Mampu
mengaplikasikan ketrampilan klinis dalam pelayanan kebidanan
berlandasakan bukti (evidence based) pada setiap tahap dan sasaran pelayanan
kebidanan.
6. Promosi kesehatan dan konseling. Kompetensi intinya Mampu menerapkan
pengetahuan dan ketrampilan untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan
kualitas kesehatan perempuan, dan anak dalam bentuk-bentuk edukasi dan
konseling masalah-masalah kesehatan khususnya dalam bidang reproduksi
perempuan.
7. Manajemen dan kepemimpinan. Komoetensi intinya Mampu menerapkan
prinsip manajemen dan kepemimpinan dalam perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi dalam pelayanan kebidanan sehingga mampu
menetapkan prioritas dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan
sumber daya secara efisien. atau swasta, unit bersalin/BPM (bidan praktik
mandiri), atau klinik.
8. Lulusan pendidikan bidan setingkat S2 dan S3, merupakan bidan profesional,
yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi
pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan sebagai
pemberi layanan, pengelola, pendidik, peneliti, pengembang dan konsultan
dalam pendidikan bidan maupun system/ketata-laksanaan pelayanan
kesehatan secara universal.
9. Lulusan program kebidanan, tingkat master dan doktor melakukan praktik
kebidanan lanjut, penelitian, pengembangan, konsultan pendidikan dan
ketatalaksanaan pelayanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kompotensi Bidan yang dimiliki memiliki bebrrapa perbedaan, ditentukan sesuai


pendidikan yang telah digapai bidan tersebut.
Standar asuhan kebidanan berguna bagi para bidan dalam penerapan norma dan ti
ngkat kinerjayang diperlukan untuk mencapai hasil yang berkualitas sesuai dengn
kebutuhan pasien. Yang jelas akan melindungi masyarakat karena hasil asuhan y
ang diberikan sesuai denganyang telah ditetapkan sekaligus melindungi bidan ter
hadap tuntutan mal praktik. Penerapanasuhan kebidanan saat ini meliputi standar
kompetensi bidan dan standar pelayanan kebidananyang keduanya disesuaikan d
engan Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 369/MENKES/S
K/III/2007 Tentang Standa Profesi Bidan.dalam penerapan standar asuhan kebida
nan sangat tergantung kepada individubidan, organisasi profesi, sistem monitorin
g dan evaluasi yang diterapkan dalam pelayanankebidanan. Pada pelaksanakan as
uhan kebidanan tiap individu bidan diharapkan memahamifilosofi, kerangka kerj
a, manfaat penggunaan standar asuhan kebidanan serta evaluasipenerapan standar
pelayanan.Dengan adanya perbaikan yang berkelanjutan bagi standar asuhan keb
idahan yang disesuaikandengan perkembangan pelayanan saat ini diharapkan aka
n meningkatkan kepercayaanmasyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan kebida
nan.
B. Saran
Perlu adanya penelaahan lebih lanjut mengenai wewenang bidan dan
kompetensiyang tercantum dalam PERMENKES 149/2010 supaya kompetensi
yang harus dimiliki oleh bidan sesuai denganperaturan tersebut dan tidak berten
tangan dengan peraturan-peraturan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai