Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

KASUS GANGGUAN SEKSUALITAS DAN DISFUNGSI SEKSUAL

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah “Gangguan Sistem Reproduksi”
Dosen Pembimbing : Maria AD Barbara, S.S.T.,M.Kes

Disusun oleh

Vidie Astuti F 422355

Elsa Yulia Rahman F 422365

Yayang Gumilang F 422388

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG TAHUN AJARAN 2022/2023


JAWABAN

Kasus I
1. Penyebabnya bisa dikarenakan oleh perubahan hormon ataupun adanya benda asing
yang ada dalam rahim, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan benda asing
tersebut, bisa juga karena salah pemasangan ataupun salah perawatan pasca
pemasangan IUD sehingga dapat menyebabkan efek nyeri dan tidak nyaman saat
melakukan hubungan seksual.
2. Fisiologi seksual dan siklus respon seksual
I. Fase dalam orgasme dibagi menjadi empat tahapan, yakni:
a. Excitement, tubuh memperlihatkan tanda-tanda keterangsangan.
Ciri-cirinya pada perempuan adalah diameter klitoris membesar, lubrikasi
pada dinding pada dinding vagina, bagian dalam vagina meningkat dalam
panjang dan lebar, uterus elevate dan mendorong cervix menjauh dari vagina
dan vagina memanjang. Nafas menjadi lebih cepat dan kerja jantung dan
tekanan darah pun demikian. Aliran darah menuju dinding vagina, labia
minor, dan labia major. Nipple dan payudara membesar. Sex flush tampak
pada bagian dada, leher, dan wajah. Gerakan reflek dari lengan dan tangan.
Vokalisasi
b. Plateau, gairah seksual meningkat dan dipertahankan.
Pada tahapan ini reaksi pada excitement berlanjut dan menjadi semakin intens.
Ukuran payudara menjadi lebih besar dan sex flush menjadi semakin terlihat.
Muscular tension meningkat, demikian halnya dengan vokalisasi.
c. Orgasme, mencapai klimaks dan melepaskan sexual tension.
From greek to swell or be lustful.
Pada perempuan biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 menit setelah
penetrasi awal. Orgasme adalah ekspresi intens dan wujud dari kondisi
kenikmatan yang luar biasa dari manusia. Biasanya bergradasi dari sangat
intense ke less intense. Pelepasan oksitosin dari kelenjar pituitary dan
mengontrol respon berikutnya. Kontraksi biasanya mencakup strong muscular
reaction pada vagina dan rhythmic contraction pada uterus. Nipple biasanya
menjadi keras. Biasanya dibarengi dengan gerakan pada kaki dan tangan.
Beberapa perempuan dapat mencapai multiple orgasm. Beberapa perempuan
lainnya mampu meencapainya, namun seringkali tidak disadari.
d. Resolution, relaksasi dan kembali ke kondisi non klimaks.
Badan kembali ke kondisi non klimaks. Klitoris mengecil dan unreacted.
Sebagian orang menjadi sangat talkactive, sebagian lagi biasanya langsung
tertidur.
II. Perbedaan Antara Respon Seksual pada Wanita dan Pria
a. Pria banyak memikirkan seks
b. Pria lebih aktif mencari pelampiasan hasratnya disbanding wanita
c. Gairah wanita sulit dibangkitkan
d. Hasrat seks wanita sangan dipengaruhi oleh lingkungan social dan budaya
3. Menyusui dapat mempengaruhi kepuasan seksual. Masalah seksual yang dialami oleh
ibu menyusui diantaranya berkurangnya cairan vagina yang dipengaruhi oleh hormon
prolaktin. Hormon prolaktin dapat menyebabkan pemanjangan suspensi hormon
estrogen sehingga cairan vagina berkurang
4. Faktor yang mempengaruhi respon seksual wanita dan pria adalah pengetahuan,
meningkatnya libido seksual, media informasi, norma agama, orangtua, dan pergaulan
semakin bebas (Sarwono, 2003)

Kasus II
1. Anamnesa dilakukan
 Setelah korban tenang
 Didampingi oleh keluarga/orang terdekat
 Didampingi perawat/bidan yang memberikan dukungan mental pada korban.

Selain itu, pemeriksaan dilakukan dengan hati-hati dan mengedepankan kondisi


mental korban. Pastikan juga untuk melakukan informed consent sebelum
pemeriksaan fisik dilakukan. Sebagai korban atau pendamping, penting untuk tahu
pengertian informed consent, proses, tujuan, hingga risiko dari pemeriksaannya.

Langkah-langkah pemeriksaan fisik secara umum, yaitu:

 Kondisi secara umum.


 Lengan atas, lengan bawah, serta tangan.
 Muka, telinga, bibir.
 Kepala dan leher.
 Payudara.
 Perut.
 Paha dan kaki.
 Pinggang dan pantat.

Hal ini untuk memperhatikan jika terdapat luka atau memar yang disebabkan
peristiwa tersebut. Tanda-tanda perlawanan juga perlu dipastikan, seperti gigitan,
cakaran, dan lainnya. Pemeriksaan adanya jeratan pada tangan atau kaki juga
diperlukan.

2. Bisa
Ciri-ciri nya adalah
 Sperma yang menempel : Sperma yang ada pada tubuh korban dapat menjadi
bukti jika persetubuhan terjadi
 Rambut kepala : Jika terdapat sisa-sisa rambut pada tubuh korban, pemeriksaan
DNA bisa dilakukan pada rambut tersebut
 Darah : Umumnya, korban akan melawan saat mendapatkan serangan terkait
seksual, seperti mencakar.
 Rambut kelamin : Jika terdapat sisa rambut kemaluan pada rambut korban,
pembuktian dengan pemeriksaan DNA bisa dilakukan

Anda mungkin juga menyukai