Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK 1

TUGAS GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Disusun Oleh:

• Sukma Margayanti F422277


• Astri Sulastri F422276
• Yustin Sri Ramdawati F422292

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

FAKULTAS KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2023
Kasus 1

1. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan keluhan tersebut adalah perubahan


hormon setelah melahirkan, kelelahan dan stres karena bekerja dan merawat
anak-anak, serta penggunaan kontrasepsi IUD yang dapat mempengaruhi
tingkat hormon dalam tubuh.
2. Fisologi seksual pada wanita melibatkan beberapa tahap, yaitu gairah
(excitement), plateau, orgasme, dan pemulihan.
Siklus respon seksual pada wanita dapat dipengaruhi oleh faktor fisik,
emosional, dan psikologis.
3. Ada perbedaan antara respon seksual wanita dan pria.
a) Pada pria, siklus respon seksual melibatkan tahap gairah, ereksi,
orgasme, dan pemulihan. Selain itu, pria cenderung memiliki respon
seksual yang lebih linier dan mudah terangsang secara fisik.
b) Pada wanita, siklus respon seksual melibatkan tahap gairah
(excitement), plateau, orgasme, dan pemulihan. Tahap gairah ditandai
dengan peningkatan aliran darah ke daerah genital, pengembangan
klitoris, dan lubrikasi vagina. Tahap plateau adalah tahap di mana
gairah seksual mencapai puncaknya dan vagina menjadi lebih sensitif
terhadap rangsangan. Tahap orgasme adalah saat puncak kenikmatan
seksual tercapai, ditandai dengan kontraksi otot-otot genital dan
perasaan kenikmatan yang intens. Setelah orgasme, terjadi tahap
pemulihan di mana tubuh kembali ke keadaan normal.
4. Kondisi ibu yang sedang menyusui dapat mempengaruhi respon seksual karena
perubahan hormon yang terjadi selama menyusui. Produksi hormon prolaktin
yang tinggi selama menyusui dapat mengurangi gairah seksual dan
menyebabkan vagina menjadi kering.
5. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi respon seksual wanita dan pria
meliputi faktor hormonal, kesehatan fisik, kelelahan, stres, emosi, hubungan
interpersonal, pengalaman seksual sebelumnya, dan faktor budaya atau
lingkungan.
Kasus 2

1. Dalam kasus ini, sebagai bidan, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan:
a) Memberikan dukungan emosional: Penting untuk memberikan dukungan
emosional kepada perempuan tersebut dan memastikan bahwa ia merasa aman
dan didengar. Mendengarkan dengan empati dan memberikan dukungan dapat
membantu perempuan merasa lebih nyaman untuk berbagi informasi.
b) Menjelaskan proses: Bidan harus menjelaskan kepada perempuan dan ibunya
mengenai langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya, termasuk
pemeriksaan fisik, pengumpulan bukti, dan pelaporan ke pihak berwenang.
c) Mengarahkan ke pihak yang berwenang: Bidan harus mengarahkan perempuan
dan ibunya untuk melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang, seperti
kepolisian atau pusat krisis perkosaan. Pihak berwenang memiliki peran penting
dalam menyelidiki kasus perkosaan dan memberikan perlindungan kepada
korban.

2. Dalam hal ciri perkosaan, pemeriksaan fisik dapat memberikan beberapa petunjuk,
tetapi tidak selalu dapat memberikan bukti yang pasti. Beberapa ciri perkosaan yang
dapat diamati melalui pemeriksaan fisik adalah:
a) Luka fisik: Adanya luka atau cedera pada area genital atau tubuh lainnya dapat
menjadi tanda adanya kekerasan fisik.
b) Robekan atau perdarahan: Adanya robekan pada selaput dara atau perdarahan
yang tidak biasa pada area genital dapat menunjukkan tanda-tanda perkosaan.
c) Keputihan atau cairan tidak normal: Adanya keputihan atau cairan tidak normal
pada area genital dapat menjadi tanda adanya kontak seksual yang tidak
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai